In The Forest [NC21/One Shoot]


 

 

 

 

KONTEN DIBAWAH INI MENGANDUNG UNSUR-UNSUR DEWASA

 

 

 

Cast :

Yunho [DBSK]

Yuri [SNSD]

Changmin [DBSK]

Jessica [SNSD]

 

.

 

Yuri POV

“Cih…” eluhku sambil mengerutkan bibirku melihat pemandangan itu. Aku kembali duduk dibangku paling depan bus, tempat semulaku duduk dengan rasa kesal yang besar.

“Yuri~ tunggu” teriak Changmin sambil menyusulku dari belakang, meninggalkan wanita yang sedang ia ajak bicara tadi.

“Tadi aku hanya mengobrol saja dengan Jessica, kita hanya berbincang biasa. Kau jangan marah seperti ini. Ayolah” bujuknya mencoba mengelak bahwa tadi ia berbicara sangat dekat sambil terawa bersama.

“Kau terlihat sangat dekat dengannya, sampai melupakan bahwa aku satu bus dengan mu. Berbicara apa kau sejak tadi pagi? Baru kali ini kau duduk disampingku seperti ini. Sudahlah~ kau tidak usah menjelaskan alasan seperti itu, aku sudah tau kelakuanmu itu” omelku dalam bus menuju gunung Sakgong, daerah barat Sungok. Daerah dimana sekolahku mengadakan acara tahunan mendaki gunung.

“tapi … “

“Aku sedang ingin sendiri” ucapku serius memotong ucapan Changmin. Dia bangun dari tempat duduknya dan kembali ke baris paling belakang, tepat disamping Jessica. Dasar… tidak punya perhatian. Pacar macam apa dia itu.

Dua jam berikutnya, bus berhenti tepat didaerah perbatasan gunung. Semua murid keluar dari bus. Terasa sengatan matahari terang, namun udara terasa dingin. Membuatku mengencangkan jaket yang kukenakan.

“Semua berkumpul disini!” Mr.Kim berteriak mengatur semua murid yang keluar dari bus. Selagi Mr.Kim menjelaskan segala hal, aku hanya bisa terlamun memandang pohon-pohon lebat. Memikirkan tingkah Changmin yang tak kunjung membaik. Dia bertingkah semaunya, dekat dengan setiap wanita yang dia inginkan. Sedangkan aku? Aku terlalu menghargai hubungan kami, terlalu penakut untuk kehilangan Changmin yang benar-benar sudah membuatku pecah kepala. Changmin adalah pria terbaik yang pernah kumiliki selama ini. Setidaknya dia lebih kaya daripada kekasih-kekasihku sebelumnya dan pria-pria disekolah. Karena itu aku cukup bisa menyampingkan tingkahnya yang agak playboy itu. Sedikit egois, atau materialistis? Aku tidak peduli. Aku tetap menyukai beberapa hal darinya. Walaupun tidak semuanya bagus.

Mr. Kim mengarahkan kami kedalam kamar-kamar kecil dipondok yang terbuat dari kayu dan bambu itu. Sangat hangat.

“Jessica, Yuri, kamarmu disini” ucap Mr.Kim sambil menunjukkan kamar disampingnya.

“Mwo?!” kagetku sambil terbelangak. Kulihat Jessica mendekat. Dengan cepat ku ubah mimik wajahku yang kaget tadi dengan berubah drastis menjadi sedikit biasa. Seperti tidak terjadi apa-apa.

Baiklah Yuri~ ini adalah sebuah cobaan, kau harus menerimanya dengan lapang dada. Anggap saja Jessica itu seperti Dongguk, anjing kecil milik ibumu yang tak pernah kau beri makan dan kau urus. Tak usah dihiraukan. Ucapku sendiri dalam hati.

Jessica itu tidak lebih cantik dariku. Dia hanya… hhmm… dia hanya sedikit lebih, tidak banyak, hanya sedikit lebih sexy. Gumamku dalam hati sambil terus melihat buah dadanya yang sangat besar dan bokongnya yang menonjol kebelakang seperti terdapat 4buah bantal kasur dibalik rok mininya itu. Sshhh! Sudah! Omelku sendiri dan membanting tas yang kubawa keatas kasur.

“Kau… kau sudah lama dengan Changmin?” tanyanya tiba-tiba memecahkan keheningan dikamar.

“Nde?” tanyaku kaget. Apa aku tidak salah dengar? Dia barusan menanyakan hubunganku dengan Changmin? Berani sekali dia!

“Bukankah baru tiga bulan? Iya kan?” tanyanya lagi dengan satu alisnya yang terangkat. Sangat menyebalkan!

“Memang kenapa?” tanyaku kehabisan akal.

“Tidak~ aku hanya meyakinkan bahwa hitunganku benar”

“heh?” apa-apaan dia?! Sampai menghitung hubunganku! Ggrr!

“Tiga bulan itu, waktu yang tidak terlalu lama, dan tak terlalu sebentar. Waktu dimana pasangan kekasih biasanya merasakan bosan dan jenuh. Kalau tidak hati-hati dan waspada, bisa hilang begitu saja” ucapnya dengan santai sambil melipat-lipat baju sexynya kedalam lemari. Satu-satunya lemari dikamar ini, dan sudah penuh dengan barang-barangnya yang seperti orang yang ingin pindah rumah.

Aku hanya bisa mengerutkan bibirku dan berbalik. Tak kuat kulihat wajahnya yang seperti toilet itu. Ingin ku jambak dan ku lempar dengan sepatu yang kukenakan sekarang, hingga membuat giginya yang putih rapih itu copot satu persatu.

Setelah selesai membereskan bawaanku, aku keluar dari kamar mencari air untuk menyiram hatiku yang sedang terbakar ini. Bukan karena aku takut denganya!

“Aahh~ dingin sekali anginnya” baru pukul 6 sore saja sudah dingin sekali seperti ini. Aish

Tak lama kudapatkan air, aku beranjak menuju kamar. Terdengar suara seperti Changmin… tunggu, Changmin? Didalam kamarku?

“Kau satu kamar dengan Yuri ternyata?” tanya Changmin. Dengan diam-diam aku menguping dari balik jendela kamar yang sedikit terbuka. Sedang apa dia disana.

“Kau kesini mencari Yuri, atau kau mencariku?” tanya Jessica. Cih! Dasar wanita jalang.

“Ah… sudah kubilang, aku tak tau kau satu kamar dengan Yuri. Dimana Yuri?”

“Dia sedang keluar, kau mau kemana? Sudah~ disini saja dulu, diluar sangat dingin.” Ujar Jessica sambil menarik tangan Changmin berusaha mencegahnya untuk pergi. Benar-benar tidak terampuni wanita ini! Saking kesalnya, kudobrak pintu kamar dengan tatapan langsung menusuk kearah mereka berdua yang sedang asik duduk diatas kasur. Hidungku kembang kempis dengan kerutan didahi dan dibibirku. Changmin dan Jessica kaget bukan main.

“Yuri~ kau sudah kembali.” Ucap Changmin berusaha lari dari kemarahanku.

Wajahku benar-benar memerah sekarang. Kalaupun aku mengomel atau apapun itu, pasti hanya akan membuat puas Jessica. Tak tau harus  berbuat apa, aku berbalik dan berlari keluar kamar dan pondok.

“Yuri!” teriak Changmin mengejarku dari belakang. Aku terus berlari menuju hutan lebat disamping pondok.

“Yuri! Ini sudah malam! Jangan masuk kehutan!” teriak Changmin dengan terus mengejarku. Aku tidak peduli! Aku yakin dia yang terlalu takut kehutan. Aku tau betapa pengecutnya dia itu! Menyebalkan!

“Yuri!” Changmin terus meneriakkan namaku. Langit sudah mulai gelap. Tak terlihat lagi jalan setapak atau lampu jalan yang tadi kulihat. Lama kelamaan aku berlari, suara Changmin mulai memudar. Aku ingin tau, seberapa pentingkah aku dihatinya. Apakah dia akan mencariku masuk kehutan mengikutiku?

Aku terus berlari tanpa henti. Tak kusangka ada jurang kecil didepan jalanku. Aku terperosok kedalam dan terguling-guling dengan hebat.

“Ah!” erangku kesakitan, terbaring lemah diatas daun-daun kering dan ranting ini. Kepalaku terlalu sakit. Hanya gelap yang bisa kulihat.

 

Yunho POV

Dari jauh kulihat seseorang terkapar tak berdaya dengan luka dikepalanya. Merasa penasaran, aku mencoba mendekat. Wanita? Dia seorang wanita! Sepertinya dia terjatuh dan terperosok lalu pingsan.

Aku sangat kaget dibuatnya. Dengan cepat kutaruh kayu-kayu bakar yang habis kukumpulkan tadi. Kuangkat dan ku gendong wanita itu dipunggungku, dan menuju rumahku meninggalkan kayu bakarku. Kasihan sekali wanita ini, sepertinya keningnya terluka parah.

Sesampainya dirumah, kubaringkan dia dikasurku. Lampu tua berwarna kuning menyinari wajahnya. Terasa seperti mimpi aku bisa menemukan seorang wanita secantik ini dihutan. Kuusap dengan lembut rambut hitam didahinya untuk melihat luka yang tergores jelas itu. Cantiknya.

Tiba-tiba matanya terbuka lebar menyadari ada orang yang menyentuh dahinya. Membuatku sangat kaget hingga dengan cepat kusingkirkan tanganku dari wajahnya. Kupalingkan mataku kesegala arah saking malunya.

“Hmm.. dimana ini?” tanya gadis itu sambil melihat keadaah rumah gubugku yang usang ini.

“Kau terjatuh tadi, aku hanya menolongmu. Ini dirumahku” gadis itu terlihat sedikit kebingungan dan ketakutan melihatku dan keadaannya yang ada diatas kasurku seperti ini.

“Tenang saja~ aku hanya menolongmu.” Kuulang lagi perkataanku tadi melihat mimik wajahnya yang seperti mengira aku ini adalah seorang penculik atau pencuri.

“terima kasih” ucapnya pelan.

Yuri POV

“Aku harus kembali kepondok.” Ucapku lemah. Rumah apa ini? Sangat mencurigakan. Hanya ada satu kasur, satu meja, satu bangku, dan perapian kecil. Terlihat seperti gudang daripada sebuah rumah.

“Dahimu terluka. Sebentar, aku bawakan obat dulu. Jangan sampai teman-temanmu mengira aku ini menolong tanpa mengobati lukamu. Itu bukan menolong namanya.” Ucapnya. Suaranya sangat pria. Terdengar sangat dalam namun lembut ditelinga. Baik sekali orang ini.

Tak lama pria itu kembali dengan kotak berisikan obat-obat seadanya. Dikeluarkannya kapas dan obat antiseptik. Diusapkannya perlahan dikeningku.

“Ahsh…” erangku pelan merasakan perih dari sentuhan obat itu.

“Perih? Maaf” ucapnya sambil melanjutkan. Dengan posisiku yang setengah tertidur diatas kasur, dan ia yang terduduk sangat dekat denganku, membuatku agak gerogi. Tubuhnya terlihat sangat berotot, dapat kulihat dari balik bajunya yang tak terlalu tebal. Sangat jauh berbeda dengan Changmin yang kurus tinggi seperti sebongkah bambu.

“Kau ini, kenapa bisa terjatuh seperti itu?”

“Hhmm… aku sedang melaksanakan kegiatan mendaki gunung dengan sekolahku, dan terjatuh” jawabku singkat. Sedikit berbohong, tapi tak apa, kita tidak saling kenal. Lagi pula aku tidak mungkin menceritakan bahwa aku kabur dari pondok karena kesal dengan Changmin.

“Kau… tinggal sendiri disini?” tanyaku mencoba basa-basi.

“Hm” Jawabnya singkat.

“Sekarang kau sudah boleh kembali kepondokmu” ucapnya sambil membereskan peralatan obatnya.

“Oh, sudah selesai. Terima kasih” aku bangun dari kasur dan menuju pintu keluar.

Tiba-tiba petir menyambar hebat dan hujan dengan deras. Hah?! Hujan?!

Tanpa kata-kata, aku kembali masuk kedalam rumah pria itu.

“Hujan~” ucapku kesal.

“Tunggu saja sampai hujan itu reda” ucapnya sambil mengambilkanku secangkir teh.

=

Satu dan dua jam berlalu. Hujan tetap saja deras, bahkan dengan angin yang besar. Kapan aku bisa kembali? Mulai takut rasanya lama-lama disini.

Yang terdengar disini hanyalah suara petir yang tak henti-hentinya mengaung.

“Kau tidak punya kayu bakar untuk dibakar? Terlalu dingin disini” ucapku melihat perapiannya yang berabu kosong.

“Tidak. Kutinggalkan kayu bakarku tadi dihutan” jawabnya sambil menegak soju.

“Oh” jawabku singkat sambil menyeruput teh yang sudah tidak hangat. Kulihat pria itu meminum soju, kuambil dan kutegak dengan cepat.

“Ahh…”

“Hei! Kau tidak boleh meminumnya!” teriaknya mengambil botol soju yang sudah kugenggam.

“Kenapa? Inikan hanya untuk menghangatkan tubuhku yang kedinginan! Salah sendiri tidak punya kayu bakar” omelku

“Aish… kau ini” omelnya kesal. Ku ambil lagi botol soju itu dari tangannya. Kutegak hingga habis, tak tersisakan. Kepalaku mulai pusing dan sedikit mabuk.

 

Yunho Pov

Apa-apaan dia itu, mengambil botol minuman orang tak dikenal begitu saja dengan mudah. Dasar, anak muda jaman sekarang, sangat berani.

Mukanya terlihat memerah, termabuk hanya karena beberapa tegukan soju. Tubuhnya mulai lunglai tak sanggup duduk dengan tegak. Tak lama setelah itu dia terjatuh dan terbaring dipundakku.

“Hei… bangun!” ucapku sambil mendorong kepalanya kearah tembok. Tapi ternyata kepalanya kembali jatuh kepundakku.

“Hei!” ucapku lagi menggoyangkan tubuhnya.

“Ahh! Sebentar saja! Aku kedinginan! Tembok itu dingin” ucapnya sedikit tak jelas.

Aku hanya bisa terdiam mendengarnya. Walaupun gadis ini sedang mabuk, tapi tetap saja aku merasakan sesuatu yang aneh. Udara memang sangat dingin, akupun memang merasa kedinginan juga. Tak ada salahnya kalau kita berdua saling menghangatkan. Hanya sebentar sampai hujan ini berhenti.

Kuambil selimut tebal disampingku, dan ku tutupi tubuh kami berdua yang terduduk bersandar didinding kayuku ini.

Jantungku hampir copot ketika gadis itu melingkarkan tanganya memeluk lenganku dengan erat. Apa yang dia lakukan?!

“Sebentar saja… aku kedinginan” ujarnya tak jelas. Aish, apa dia tau perasaan seorang pria dewasa ketika seorang gadis melingkarkan tangannya dilenganku, aku bisa sangat jelas merasakan kehangatan buah dadanya yang tertempel dilenganku?! Membuat orang susah saja gadis ini!

“Kau sudah lama tinggal disini? Sendirian?” tanya gadis itu. Ku kira dia sudah tertidur.

“Hm”

“Selama ini, sendirian saja? Tak ada yang menemani?”

“Hm”

“Apa kau tidak kesepian?” tanyanya lagi.

Sangat. Aku sangat kesepian. Ingin sekali ku menjawab pertanyaannya. Tapi aku terlalu takut membenarkan kesepianku ini. Akan terdengar bodoh pasti.

“Jawab aku” gadis itu mengangkat kepalanya memandangiku. Dengan mata beningnya itu, dan bibir mungil tebalnya yang memerah, ingin sekali aku… Hentikan! Hentikan pikiranku itu!

“Kau kesepian kan?” pandangan mata kami bertemu dengan hangat. Kami saling memandang. Terus memandang, dan saling mendekat. Tak terasa bibir kami bertemu dengan lembut. Rasa hangat ini terasa menghujam tubuhku yang kedinginan ini.  Tanpa terasa, dorongan bibir kami semakin kuat dan kuat. Bibir gadis itu terasa sangat lembut dan kenyal, seperti permen. Tak tahan rasanya diriku untuk lebih merasakannya. Kubuka bibirku, dan kulahap dengan semangat, kugigit dan kujilat tanpa henti. Sepertinya ia mulai menikmatinya. Dibukanya mulutnya dan mulai bermain dengan lidahku.

“Hhng” desahnya ketika kugigit dan kuhisap bibir bawahnya membuatku semakin bersemangat. Merasa permainanku sudah mulai berani, tangan kecilnya dengan tiba-tiba meremas juniorku dengan lembut.

“Akkhh” desahku tak tahan disela-sela permainan bibir kami. Kesalahan ada padanya, gadis ini yang memulai semua ini. Kau harus menanggungnya. Tak tinggal diam, tangan kekarku mencari dua buah gundukan itu. Kuremas dengan kuat keduanya. Membuat gadis itu kaget hingga sedikit terbangun.

“Hhnngg” kuremas lebih keras, kali ini dengan putaran-putaran lembut membuatnya tambah panas. Tanpa henti, dan terus mendorongnya kesudut dinding. Kali ini aku yang berkuasa. Kubuka kancing demi kancing yang ia kenakan tanpa melepas bibir kami. Setelah terlepas semua, tak sabar ingin kucicipi buah langka yang ada didepan mataku ini. Terlihat sangat ranum. Kulucuti seluruh baju yang yang ia kenakan. Tak ada penolakkan darinya.

Permainanku berlanjut, kugigit putingnya dengan jilatan yang lembut.

“Akkhh” kagetnya. Tapi tak kuhiraukan, kulanjutkan lagi permainanku. Sambil satu tanganku memainkan payudaranya, kumasukkan jari-jari besarku kedalam vaginanya.

“Aaahhh…” desahnya. Kumasukkan dan kukeluarkan dengan tempo cepat yang membuatnya tambah basah. Dapat kurasakan aliran air yang mengalir disela-sela jariku.

“Akkgghh~ hhmmm” suaranya menikmati perbuatanku. Kubuka kedua kaki rampingnya, dan ku gesekkan juniorku yang mulai mengeras, sehingga dia dapat merasakan betapa kuatnya juniorku ini mencoba keluar dari celanaku yang sudah mulai sempit ini.

Dengan kedua tangannya, gadis itu mencoba membuka celana yang kukenakan. Berani sekali dia.

Setelah selesai melucuti celanaku, dibukanya dengan paksa bajuku. Dengan keadaan kami tanpa busana seperti ini, aku bisa melakukan apapun dengan leluasa.

Tak selesai sampai disitu, diraihnya juniorku yang sedari tadi didiamkannya. Diraih dengan kuat dan meremasnya, menariknya dari pangkal hingga ujung, membuatku tak berdaya.

“Aaakkkhh~” teriakku tak mampu menahan gejolak ini.

“Masukkan~ masukkan…” pinta gadis itu tak tahan. Dapat kulihat tatapan matanya yang benar-benar telah menghipnotisku. Kau yang minta, kau yang memulai. Dengan perlahan kugoda kemaluannya dengan menggesekkan ujung juniorku membuatnya tambah tak tahan.

“Hhhmm… cepat” ujarnya. Melihatnya semakin tak berdaya, kumasukkan seluruh juniorku masuk dengan susah payah. Terasa hangat dan lembab.

“Aaakkhh” desahnya sambil menggigit bibir bawahnya. Keadaan ini membuatku tak tinggal diam. Kudorong keluar masuk juniorku perlahan. Terus perlahan hingga terdapat cairan yang cukup untuk mempermudah gerak juniorku. Sangat sempit… juniorku seperti terdesak masuk kelubang yang sangat kecil. Terasa seperti terpijat-pijat lembut.

Gerakan lambanku tadi membuatku tambah tak sabar. Panas tubuhku seperti naik 10 derajat. Otot-ototku terkadang mulai melemas. Kuenjot dengan cepat, dan makin cepat.

“Hhhmm… akkhhh~” desahnya tak henti merasakan tusukan-tusukan bertempo cepat yang kulakukan. Payudara indahnya menari mengikuti tusukanku. Membuatku ingin merasakan betapa kenyalnya buah itu. Kutarik dan kuremas payudara kanannya, kujilat dan kugigit sesekali hingga membuatnya kelabakan.

Genjotan pinggulku tak henti-hentinya menambah kecepatan. Terlalu cepat seperti mesin penjahit yang terus menusuk kain yang lembut. Tubuhku mulai melemas saking cepatnya tempo yang kukeluarkan. Terasa terlalu nikmat.

“Aaahhhhkk” teriakku tak tahan mengeluarkan cairan kental ini. Terasa sedikit hangat bercampur didalam lubang kecil ini. Dengan cepat tubuhku melemah, tanda akhir dari permainan ini. Tubuhku lunglai tak kuat melanjutkan.

Melihatku sudah tak berdaya dan terduduk dilantai, gadis itu bangun dan mendudukiku. Membuatku kaget bukan main, ia menarik dan mengarahkan juniorku kedalam kemaluannya. Dengan posisi dia diatas pangkuanku kini, dia terlihat ingin mendapatkan giliran berkuasa. Tanpa ada kata-kata yang keluar, hanya tatapan dan sorot mata kami yang tajam dan lembut, dia memancingku untuk untuk melanjutkan peperangan lagi.

“Hhhmmm… aakkhhh” desah kami menggema bersamaan ketika ia menggoyangkan pinggulnya maju mundur dan naik turun dengan semangat. Nafsu ini timbul kembali dengan cepat dan besar ketika ia memulainya lagi. Hujan yang deras dan dingin ini tetap saja tidak bisa mendinginkan suasana ini.

Dengan gerakan nakal, tanpa menghentikan genjotan pinggulnya, dijilat dan digigitnya telingaku membuatku geli.

“Aahh~” desahku kegelian. Servis menakjubkan ini membuatku tambah tak bisa diam. Aku tak mau tinggal diam dengan hanya terduduk bersandar didinding tanpa berbuat apa-apa.

Kuhentikan gerak nakalnya, ku tarik dan kuarahkan untuk membelakangiku. Kutusuk kemaluannya dari belakang, hingga membuatnya mendengakkan kepalanya tanda terangsang penuh.

“Aaahhh.. aakhh… hhmm” desahnya ketika kumulai mengenjot dan mendorongnya maju. Kudesak dan terus ku masukkan juniorku makin dalam. Kuraih dan kupegang erat lekukan pinggulnya yang indah. Dapat kulihat seluruh lekukan tubuhnya dengan jelas. Bokongnya yang besar berbenturan dengan pinggulku yang terus memukul bokongnya, menimbulkan suara benturan kulit yang kencang.  Tak hentinya kumasukkan dan mengeluarkan juniorku hingga terasa klimaks itu lagi untuk yang kedua kalinya. Juniorku mulai mengeras dan sedikit bergetar, tanda ingin mengeluarkannya lagi.

Dengan cepat kukeluarkan juniorku dari lubangnya. Tau bahwa kami telah mencapai klimaks, ia menarik juniorku yang siap mengeluarkan cairan dan melahapnya ganas. Dihisapnya juniorku yang membuatku tak tahan lagi mengeluarkan cairan itu. Cairan itu keluar deras didalam mulut kecilnya. Dihisapnya seluruh cairan kentalku  dan menjilati seluruh permukaan juniorku dari batang hingga ujung. Dengan jari lentiknya, dimainkannya twinballku sambil sesekali menggigit dan menjilatinya tanpa ampun.

“hhhnngg… aakkhh..” desahku nikmat. Kurapihkan rambut panjangnya agar kulihat betapa lahapnya ia menikmati juniorku. Aku tak percaya kejadian ini terjadi. Terasa seperti mimpi basah yang terasa nyata.

Ku gendong dan ku baringkan tubuhnya yang kelelahan setelah bermain tadi. Kami tertidur pulas diatas kasur kecilku dibawah selimut tebal tanpa busana.

 

Yuri POV

Aku mencoba membuka mataku yang terasa sangat berat ini. Kepalaku terasa seperti tertiban benda besar, sangat pusing. Dimana ini? Kulihat ruangan sekelilingku yang terbuat dari kayu berwarna coklat pekat.

“Ha!” kagetku melihat seorang pria berbadan kekar yang tertidur pulas disampingku. Dan kami tanpa busana?! Ya tuhaann~

Ah! Baru kuingat kejadian semalam! Kugigit bibirku sendiri sambil ketakutan. Dengan gerakan lamban tanpa suara, ku beranjak dari kasur dan memakai pakaian dalamku yang tercecer dilantai.

“Kau sudah bangun” kagetku mendengar suara dari belakang ketika aku sedang memakai pakaian dalamku.

“Kya!” teriakku sambil menutupi tubuh telanjangku dengan tangan seadanya.

“Ah! Maaf!” dengan cepat ia membalikkan kepalanya kebelakang. Aish! Memalukan sekali. Sempat-sempatnya aku merasa malu, padahal semalam pria itu telah menjelajahi seluruh tubuhku tanpa meninggalkan satu inchi pun.

=

“Minum teh ini dulu, udara pagi ini masih dingin dan lembab sehabis hujan lebat semalam” ujarnya menyodorkan secangkir teh hangat.

“Aku harus segera kembali ke pondok, mereka akan mencariku” ucapku buru-buru ingin beranjak dari rumah itu.

“Tunggu” pria itu meraih tanganku membuatku hampir terkena serangan jantung. Mau apa dia?

“Biar aku antar, hutan ini cukup lebat, kau bisa tersesat nanti” ucapnya melepaskan genggaman hangatnya. Aku terdiam mendengar tawarannya. Terserah ia ingin berbuat apa kepadaku. Dalam hatiku, ingin sekali melihat wajahnya untuk waktu yang lebih lama.

 

Yunho POV

Kami berjalan menyusuri hutan melewati kumpulan pohon-pohon besar. Suasana sangat hening. Dengan sengaja langkahku ku buat sedikit lamban agar dapat bersamanya lebih lama. Aku hanya tidak ingin menemukan pondok itu dan kehilangan sosok wanita ini.

“itu dia pondoknya!” teriaknya menunjuk kearah pondoknya dari balik semak dan pohon.

Ia berlari tak sabar. Aku mengikutinya dengan berjalan cepat dari belakang.

“Yuri!” teriak seorang pria bertubuh tinggi agak kurus dan memeluknya erat. Ternyata namanya Yuri, bodoh sekali aku baru tau namanya, padahal semalam kami telah berhubungan intim. Perasaan aneh menguasai otakku. Ternyata dia sudah mempunyai kekasih. Selesai sudah rasa berharap ini. Tak mungkin aku bisa memilikinya. Mustahil terjadi.

“Kami mencarimu keseluruh hutan” ujarnya terlihat khawatir. Yuri dengan segera melepaskan pelukan pria itu dengan paksa.

Semua mata orang-orang yang ada didepanku tertuju kepadaku dengan pandangan aneh dan penasaran. Mungkin mereka mengira aku telah menculik Yuri, atau mungkin yang lain?

Tatapan aneh terpancar tak terkecuali dari pria tinggi itu. Ia melihatku dari atas sampai bawah dengan tatapan yang sombong dan seperti mencemooh. Menyebalkan sekali dia itu!

“Siapa dia itu?” tanyanya kepada Yuri.

“Dia… dia telah menolongku”

“Yunho. Namaku Jung Yunho” jawabku memotong mereka. Lagi-lagi pria itu menatapku dengan sombong.

“Wah… jadi kau pahlawan pemberani yang telah menolongnya?” seorang wanita yang terlihat sedikit sexy itu beranjak cepat mendekatiku dengan pertanyaan yang seperti menggoda. Aneh sekali dia ini. Tak hanya wanita itu, semua murid wanita terlihat mulai mendekatiku dan bertanya hal-hal mendetail yang membuatku merasa risih.

“Cch..~” kutengok Yuri, dapat kulihat wajahnya yang sedikit kesal melihatku dikelilingi wanita seperti ini. Apa dia cemburu? Padahal semalam kita telah melakukan segalanya, apa yang ia cemburui?

 

Yuri POV

Dasar semua pria sama saja. Tak jauh beda ketika sudah didekati wanita, pasti mereka senang.

“Kau sudah selesai? Kalau kau sudah selesai, kau boleh pulang ke gubukmu dihutan sana” ujarku kesal melihat semua murid perempuan mendekatinya seperti itu. Dasar perempuan muda, melihat pria tampat berotot seperti itu saja sudah kelabakan.

Kulihat wajahnya yang sedikit kecewa mendengarku berkata seperti itu. Apa aku terlalu berlebihan? Semua orang mulai melihatku dengan tatapan aneh. Apa ucapanku barusan terdengar seperti mengusirnya pergi?

“Kau ini benar-benar tak tau malu~ kau ini sudah ditolongnya! Kau malah mengusirnya. Cih” ucap Jessica manusia iblis itu.

“Tidak apa-apa, aku memang sudah selesai menolongnya. Aku pergi dulu” ucapnya melangkah kembali masuk kehutan.

Ternyata aku ini memang benar-benar bodoh. Ucapanku barusan pasti sudah menyinggungnya. Bagaimana ini? Kalau dia pergi, tak mungkin aku bisa meminta maaf.

“Yuri, ayo kita masuk kekamarmu, kau terlihat sedikit pucat” suara Changmin tak kuhiraukan. Yang kupikirkan sekarang adalah bagaimana caranya agar aku berani meminta maaf.

 

Yunho POV

Memang seharusnya aku kembali ke rumah tuaku itu. Bisa-bisanya aku berfikiran bisa lebih lama bersama Yuri. Aku ini siapa? Pria aneh yang tinggal sendiri dalam hutan, yang setiap harirnya hanya mengumpulkan kayu bakar dan bertani ubi. Bodohnya aku ini.

 

Yuri POV

Aku tak mungkin dapat bertemu dengannya lagi setelah kejadian ini. Tak mungkin aku mengakhiri pertemuan ini seperti ini. Setelah apa yang kita lakukan semalam, ada perasaan lebih kepadanya. Seperti tak ingin kehilangan sosok pria seperti itu. Tidak. Aku tidak boleh meninggalkannya dengan perasaan perih seperti ini.

Aku berlari meninggalkan kerumunan orang banyak dipondok. Aku berlari kencang masuk kehutan berusahan mengejarnya.

“Yuri! Kau mau kemana?!” teriak Changmin. Tak kuhiraukan teriakkannya itu.

Setelah berlari kencang masuk kedalam hutan, tak lama dapat kulihat sosoknya. Punggung berbidang sempurna dari belakang. Ku berlari tambah kencang dengan mata yang sedikit berkaca.

Aku memeluk tubuhnya dari belakang menghentikan langkahnya.

“Maaf” ucapku pelan sambil memeluknya tambah erat. Ia menengok kaget. Tak kubiarkan tubuhnya berbalih. Ku peluk tambah kencang dan kencang tak mau lepas.

“Berhenti membuatku sesak nafas” ujarnya lembut.

“Ah, maaf” ucapku lagi melepaskan pelukanku. Ia berbalik dan tersenyum kecil. Tangan kekarnya lembut menyentuk rambutku. Membuatku teringat betapa hangatnya sentuhannya kepadaku semalam.

“Pulanglah” apa aku tidak salah dengar? Dia memintaku untuk pulang kembali ke pondok?

“Kau masih muda,  kembalilah dan lupakan kejadian semalam” ucapnya lagi menusuk jantungku yang sedang berdetak sangat kencang sehabis lari tadi. Aku hanya bisa terdiam tak bertenaga membalas perkataannya tadi. Ucapannya barusan bahkan lebih dalam daripada perkataanku tadi kepadanya.

“Aku akan kembali kerumahku, dan kau kembali kesana” ucapnya pelan. Ia mencium bibirku lembut sesaat, sangat berbeda dari ciuman kami berdua semalam yang penuh hasrat. Kali ini hangat, pelan dan lembut. Penuh dengan perasaan.

“Selamat tinggal, Yuri” ia melepaskan ciumannya dan kembali berbalik berjalan kedalam hutan.

Yang kulihat sekarang hanya punggungnya dan langkah kakinya yang jauh.

 


85 thoughts on “In The Forest [NC21/One Shoot]

  1. Aigo….pengen diterusin…pengen yul sama yunho aja….
    Yaampun cowo ganteng di hutan & gadis kota 😆 inget telenovela 😆 suka, author…mau lagi….

    Like

  2. yyunho wawwww banget ya kkkk, dibuat lagi dong, tapi ceritanya menceritakan kenapa yunho bisa tinggal di dalam hutan tersebut bisa dibilang si flashback nya gitu, terus bagaimana akhirnya si yunho sama yuri hahaha, pasti kalo dilanjutin seru banget ditunggu ya karya selanjutnya hehehe 😀

    Like

  3. iya… iya…
    setuju sm kyuseONE diatas, gk rela aq….
    kok sedih bgt sih endingnya….

    gk da sekuelnya nih….
    ayo dong thor…. bikin sekuel ya… ya… ya…. (tarik2 author)

    Like

  4. loh loh loh.
    kok end nya gini.
    sequel dong author yg baek hati.

    Ommo~
    YulYun NC boleh bgt.
    Feelnya dapet chinggu.
    Apalagi yuri nya sexy, yunho nya sixpack gt.
    Hwaaa sequel chinggu.

    Like

  5. thor.. bwt mrk bersatu donk. mentang* Yunho oppa lebih milih aku. ahahahaha. aku relain deh Yunppa bwt Yul eoni kkk ..
    Se
    quell
    H.O.T thor nc nya..

    Like

  6. Jaaah! Thor! cocok banget nih! Yunyul yunyul yunyul! Tapi ending nya gantung sekali. Hadeeh. Padahal ceritanya keren! Ayo buat lagi thor!

    Like

  7. wah!!!! Romance nya dapet bgt!!!! aku dapet feel cerita ini,, bagus,,!!!!! :’)
    NC nya juga HOT BANGETTTTT!!!!!!!!! 😉

    DAEBAK THOR!!!!!!!!!!!

    Like

  8. Lanjutin dong critanya thorr…yg chapter 2.. tpi udh bgus sih critanya..daebak daebak!cuman perlu sequel aj…

    Like

  9. ffnya udah lama tapi baru baca, ngarep bangett ini ada sequel… thor ayo bikin sequelnya ini gantung bangett, miris ngebayangin yunho yg tinggal dihutan sendirian ditambah perasaannya sm yuri, nyesekkk… ffnya bagus,feelnya dapet apa lg pas yunri moment, aku ngarepin bangett yg namanya sequel -_-

    Like

  10. Keren bangeetttt thor. Sad ending ya.ffnya keren, feelnya dapet banget. Ayo squel squel squel #seretauthornya

    Like

  11. Yah~ endingnya gitu bnget.. 😦
    Nice ff!! 🙂
    suka sama jalan critanya,,cara penyajiannya jga ga ngebosenin,, 🙂

    Like

  12. Baru baca dan baru tau ada pairing yunho ma yuri yunyul couple,,,suka juga ma couple ini,,,kira2 author yg baik hati mau bikinin seq or lanjutannya gak?soalnya nanggung dan gantung,,,sering2 ya buat ff yg pairingnya yunyul couple 🙂

    Like

  13. ini pertama kalinya aku baca ff yunri dalam bahasa indonesia OwO
    Sayang ceritanya ngegantung tapi udah pas sih sama endingnya 🙂

    Like

  14. Thor, lanjutin dong. Bikin gitu beberapa chapter! Ceritanya Yunhonya itu ketemu lagi sama si Yurinya. Atau apalah! Intinya ini ff bagus banget.. Keren.. Ga bikin bosen.. Pokonya perfect! Sukses yaaa bikin ffnya.. Semoga lebih banyak orang yang suka ff ini.. Dan juga.. Ffnya lain kali lebih digantungin biar lebih seru dan penasaran! Wkwkwkwk XD

    Like

  15. Thor,, jabaall di next dong… kan gak enak kalo akhirnya sad ending.. pengennya yuri sama yunho aja.. jadi yunho di bawa ke rumah yuri dan mereka hidup bahagia berdua….

    Like

Leave a comment