[Freelance] Back To Sleep #1


Title : A Back To Sleep Tight

Nama Author : Kinta-chan (@Sheeranoed)

Main Cast : Lee Jinki (25 yo), Jung Re Na (22 yo), Lee Taemin (23 yo)

Other Cast : Jung Yonghwa(25 yo), Lee Hyuk Jae (27 yo), Han Chae Rim (22 yo)

Length : Chapter

Genre : Romance, Family

Rating : PG -15

Disclaimer : Ide dan alur cerita hasil pemikiran saya selama berhari-hari bahkan di sela-sela ngerjain soal UAS #LOL. Semua castnya terserah milik siapa aja. Dan jika anda menemukan kesamaan alur yang benar-benar mirip dengan FF saya mohon complain via twitter (@Sheeranoed), karena saya tidak merasa pernah meng-copypaste ide siapapun.

Sebelumnya aku say thanks banget sama temanku tercinta @rahmassaseol yang udah buatin poster sama nebengin akunnya di FFIndo,  Luv ya full deh #cium pipi kiri kanan. Jasamu tidak akan terlupakan.

Ehem, tes tes. Okay para readers yang budiman, ini adalah FF pertama saya. Saya tidak meminta imbalan apa-apa dari pembuatan FF ini, hanya butuh respon/comment dari readers sekalian. Saya menerima segala bentuk apresiasi dari readers baik kritik, saran, hujatan (bukan bashing untuk para casts), dll. Respon positive dari readers akan selalu saya tunggu ^^. –KintaChan- (95liner).

 ~A Back To Sleep Tight [Chapter 1]~

Lee Jinki POV

Oppa, menikahlah denganku.“

Gadis mungil yang dihiasi pita bunga dengan bahan rajutan di rambutnya itu menatapku lekat. Aku tertegun sejenak, mengernyitkan keningku sehingga membentuk kerutan-kerutan aneh.

 “Hahaha. Apa kau begitu frustasi menunggu pacarmu yang tidak muncul-muncul?”

“Entahlah, tapi aku serius,” jawabnya mantap. Aku memang melihat keseriusan itu di wajahnya. Tapi ini terlalu tiba-tiba, maksudku aku laki-laki dan dia perempuan. Tapi kenapa malah dia yang mengajakku menikah dan tidak kupungkiri sebenarnya dari lama aku mencintainya –sangat mencintai- hanya saja tak pernah kukatakan.

“Serius tentang apa?”

“Ayolah Oppa, jangan berbelit-belit. Aku hanya akan bertanya padamu satu kali dan kau hanya perlu menjawab iya atau tidak. Arasseo?”

Gadis di depanku yang bernama Jung Re Na ini menatapku tidak sabaran. Dia mengaduk-aduk Chapuchinno nya sampai menimbulkan dentingan-dentingan kecil yang cukup memekakkan telinga. Dan itu lah dia, satu-satunya gadis yang tidak bisa aku ajak basa-basi.

Ara.. Ara.. Tapi aku perlu alasan Re Na-ya. Ini pertanyaan yang menentukan hidupku, kau tahu? Beri aku satu alasan dan satu janji baru aku akan menjawab.”

“Oke. Berikan kepadaku pertanyaanmu itu. Saat ini juga aku akan menjawabnya,” jawabnya seakan menantangku.

“Kenapa harus aku?” Re Na menatap ke dalam manik mataku sekilas lalu menegakkan posisi tubuhnya. Ia menyilangkan kedua tangannya dan menumpukannya di atas meja kafe. Memperkecil jarak pandang kami.

“Kau adalah satu-satunya namja –yang tidak ada hubungan darah- yang ku percayai. Sejak dua tahun lalu dimana Taemin menghilang meninggalkanku, kaulah orang yang setia berdiri di belakangku mendukung apapun keputusanku. Bukannya aku sok tau atau bagaimana, tapi sebenarnya aku tahu kau mencintaiku Oppa.”

Baiklah. Aku memang payah. Aku tidak bisa menyatakan dan menyembunyikan perasaanku sendiri. Dan kartu AS ku telah terkuak. Kenapa aku terlahir sebagai seorang pecundang begini? Bahkan orang yang paling tidak kuharapkan untuk mengetahui perasaanku saja mampu membaca dengan benar kenyataan bahwa aku memang sangat mencintainya selama bertahun-tahun.

Aigoo~ Bagaimana bisa kau bicara seperti itu? Atas dasar apa kau menuduhku mencintaimu?”

“Kau bilang aku hanya perlu menjawab satu pertanyaan.”

“Baiklah. Aku mau menikah denganmu asal apapun yang terjadi –jika Taemin kembali- kau akan tetap bersamaku sebagai istriku.” Aku menatapnya dengan posisi yang sama persis dengannya. Menyilangkan kedua tanganku dan menumupakannya pada meja. Re Na mengangguk mantap dan mengacungkan jari kelingking kanannya ke arahku.

“Itu sudah kupikirkan matang-matang sebelumnya. Baiklah. Jadi kapan kita melaksanakan pernikahan?”

Lee Jinki POV END

\(‘o’)~~(-_-“)~

Tiga bulan kemudian

Jung Re Na POV

Tanganku mendadak menjadi kebas, berulang kali kukeringkan dengan tisu tapi tetap saja beberapa detik kemudian berair lagi. Jangan mengira bahwa aku tidak gugup. Aku s-a-n-g-a-t gugup. Meskipun pernikahan ini tidak didasari cinta –tetapi aku menebak bahwa Jinki Oppa mencintaiku, entahlah dia tidak mengiyakan maupun tidak menolak penryataanku waktu itu- setidaknya aku akan berusaha mencintai Jinki Oppa.

“Re Na~ya… apa aku boleh masuk?” Suara Yyong Oppa terdengar di balik pintu. Kalau dia menyusulku berarti waktuku menjadi seorang lajang sudah habis. Dan marga Jung ku harus rela diganti dengan marga Lee. Mengikuti marga Jinki Oppa. Lee Re Na. Agak aneh kurasa.

“Ne, Oppa. Masuklah, aku sudah selesai.”

“Kau terlihat sangat cantik tetapi sedikit pucat. Apa kau merasa buruk?”

“Mungkin aku terlalu gugup, perutku kaku dan telapak tanganku berair sejak tadi. Bisakah kau memakaikan sarung tangan ini untukku?” Pintaku manja dengan mengeluarkan sinar mata bayi yang aku punya –senjata unutuk para lelaki agar mereka mengabulkan permintaanku-.

My pleasure, saengi.” Dia menarik tanganku lembut dan memasukkan satu per satu jari tanganku ke dalam sarung tangan putih beludru. Aku melihatnya mengambil nafas yang cukup berat. Kutautkan kedua alis dan memandangnya dengan tatapan ‘ada yang salah denganmu?’

“Re Na~ya aku tahu persis bahwa kau dan Taemin masih belum memutuskan hubungan kalian sampai saat ini dan itu membuatku sedikit khawatir bahwa hal itu suatu saat akan mengganggu rumah tangga kalian berdua. Kau dan Onew.”

“Hal itu pasti terjadi Oppa. Cepat atau lambat Taemin pasti akan kembali dan kupastikan saat dia kembali aku telah mencintai Jinki Oppa.”

“Onew itu teman baikku, jadi jangan sekali-kali kau membuatnya patah hati. Kajja! Kita sudah ditunggu banyak manusia diluar sana.” Seperti biasa dia mengerling indah seraya memberikan lengannya untuk ku pegang sampai nanti di altar. Sejujurnya tidak ada kendala yang pasti pada saat aku dan Jinki meminta restu yang sangat tiba-tiba untuk menikah pada kedua belah pihak keluarga kami.

Jung Re Na POV end

Lee Jinki POV

Dia sangat cantik. Sungguh, demi apapun dia memang cantik pada dasarnya. Tetapi dia tidak pernah sepeduli ini terhadap penampilannya. Rambut yang panjang dan liar itu kini dicepol kecil ke belakang dan bagian pinggir kanan kepalanya dilekatkan hiasan seperti bunga-buga kecil yang terbuat dari platina atau mungkin hanya dari perak yang mengkilau.

Gaun putih menjuntai apik di tubuhnya, bagaimana bisa aku tak menyadarinya bahwa orang yang kucintai selama ini mendekati sempurna. Dalam hal kecantikan menurutku dan semua orang tahu bahwa cantik itu relatif. Atau ini hanya aura sesaat yang dimunculkan oleh setiap pengantin perempuan?

Lee Jinki POV END

Author POV

Kedua mempelai yang sama-sama gugup itu dipertemukan pada sebuah pusat dimana semua undangan dapat melihat proses pernikahan yang mereka lakukan. Dan ketika seorang gadis bergaun putih panjang itu berkata ‘Ya, aku bersedia.’ Seorang pria dihadapannya tersenyum dan bernapas lega seperti telah selesai mengemban tugas yang berat. Dan momen yang paling ditunggu akhirnya datang. Bukan tukar cincin atau melempar bunga. Tetapi ciuman pertama setelah pengantin resmi menjadi suami istri.

Dan ketika momen itu akan datang yang paling gusar di bangku undangan adalah perempuan bergaun pendek merah jambu dengan rambut sebahu berhias bandana dari bunga-bunga liar. Sesekali perempuan yang sepantaran dengan Jung Re Na itu memeras tangan Lee Hyuk Jae, sang suami yang tidak lain adalah kakak Lee Jinki. Gadis bernama Han Chae Rim ini tahu benar bahwa sahabatnya –Jung Re Na- tidak main-main dengan pernikahannya ini tetapi tidak ia pungkiri juga bahwa sahabatnya telah menjebak dua orang pria dalam hatinya yang bahkan tidak seorang pun dapat menebak bagaimana salah satu diantara kedua orang tersebut dapat keluar dari lubang hati Re Na. Atau bahkan keduanya tak dapat keluar selamanya atau malah keduanya keluar secara bersama-sama. Gadis itu hanya berdoa yang terbaik untuk sahabat karibnya –yang sekarang menjadi adik iparnya- itu dan akan selalu mendukungnya di saat ia berada dalam ketidakpastian seperti dua tahun lalu.

Tentu saja daripada Han Chae Rim, Lee Jinki dan Jung Re Na lah yang paling gusar. Dua pasangan karbit ini tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Jujur saja momen ini luput dari pemikiran mereka berdua. Jinki menatap Re Na dengan tatapan ‘Apa yang harus kulakukan?’ dan Re Na membalasnya dengan memajukan rahangya seraya berkata ‘lakukan saja’. Dengan hati-hati ia memajukan rahangnya menuju wajah Re Na. Seakan merespon apa yang Jinki lakukan Re Na pun perlahan menutup matanya.

Chu~

Dan sedetik kemudian bibir itu bersatu dan tangan Jinki mulai membelai pinggang Re Na. Ciuman itu diluar kendali mereka, Jinki yang mulanya hanya berencana mengecup bibir istri barunya itu kini mulai terbuai. Meskipun tidak terlalu lama, tetapi ciuman itu lembut dan dalam seakan menyaratkan kerinduan diantara mereka. Para undangan seakan puas dengan tontonan itu, mereka bertepuk tangan dengan riuh ketika ciuman itu berhenti. Kedua pengantin bersemu merah, dan mungkin ini adalah awal yang indah bagi mereka.

Author POV end

\(‘o’)~~(-_-“)~

Jung Re Na POV

Demi apapun, kakiku terasa pegal sekali. Bayangkan saja sudah dua jam aku berdiri menyalami para undangan dan berfoto bersama mereka. Kalau saja aku tak tahu situasi, mungkin aku akan menekuk wajahku hingga menjadi beberapa lipatan sehingga mereka yang melihatku langsung pergi tanpa acara salam dan foto bersama.

Kulirik pria disebelahku ini, dia rupanya berbeda sekali denganku. Dari tadi matanya tetap tersenyum. Sungguh. Yang paling aku suka dari Jinki Oppa secara fisik adalah matanya. Bahkan dia dapat berekspresi hanya dengan matanya. Tersenyum, marah, bingung, sedih semua dia pancarkan melalui matanya.

“Apakah kau letih sampai memandangiku seperti itu?” Dia berbisik pelan di seberang telingaku. Aku hanya mengangguk pelan tanpa mengeluarkan suara apapun. Sebenarnya aku ingin bersuara, tetapi aku terlalu shock setelah tertangkap basah memandanginya.

“Sabarlah. Aku janji dalam waktu 30 menit, semuanya akan berakhir.”

Jinjja? Aku pegang janjimu.” Dia hanya mengangguk mantap dengan mata yang tersenyum. Kurasa sedikit mustahil pesta ini akan selesai dalam waktu 30 menit. Undangan masih berdatangan dan sebagian lagi masih memenuhi gedung sambil mengadakan reuni dadakan secara illegal.

Tapi benar saja, 30 menit kemudian acara ini benar-benar selesai. Tepatnya kami kabur duluan menuju belakang gedung. Dan disusul oleh Yyong Oppa, Hyuk Jae Oppa, dan Chae Rim…Eonni? Dia kan sahabatku tapi juga kakak iparku mulai sekarang. Dan semenjak saat ini aku benar-benar sadar bahwa dunia hanya selebar daun semanggi!

“Kalian mau kemana?”

“Kaki adikmu ini payah sekali Yyong. Baru dua setengah jam berdiri sudah KO,” ejek Jinki Oppa. Aku hanya memandangnya sekilas lewat ujung mata kemudian duduk pasrah di kursi. Sungguh, kalian juga tahu kan kalau dua setengah jam itu waktu yang lama? Bisa-bisanya dia mengataiku seperti itu.

“Ah, tidak masalah. Memang jam hadir para tamu sebentar lagi juga berakhir. Mending kalian siap-siap lalu berangkat ke rumah Halmeoni. Kalian akan berbulan madu!!” jelas Hyuk Jae Oppa bersemangat. Chae Rim yang ada disebelahnya juga tersenyum senang. Aku menatapnya melas kemudian memandang Jinki Oppa dengan tatapan ‘apa yang kau rencanakan?’ dan dia hanya menggeleng pasrah.

“Ayooo! Mobil pengantin telah menunggu di depan sana.” Chae Rim mendorongku dari belakang. Dengan ogah-ogahan aku bangkit dari duduk dan berjalan lemas menuju luar gedung.

“Aku tidak membawa baju sehelai pun Chae Rim~ah. Bagaimana kalau mampir ke apartemenku dulu?”

“Aku sudah menyiapkannya untukmu,” teriak Chae Rim girang seraya menunjuk bagasi mobil pengantin di depan kami.

“Dan aku telah menyiapkan pula untukmu Onew,” sekarang giliran suaminya yang berteriak kegirangan. Hyuk Jae Oppa ini sangat ekspresif. Lihat saja kalau dia tertawa, bibirnya terangkat lebar menampakkkan seluruh gigi dan gusinya lalu ada beberapa lipatan di ujung matanya. Kata Chae Rim lipatan di ujung matanya itu yang membuatnya luluh ketika ‘marahan’ dengan Hyuk Jae Oppa. Sedangakn Yyong Oppa hanya tersenyum manis disebelah Hyuk jae Oppa.

Sesaat kemudian kami –aku dan Jinki Oppa– masuk ke dalam mobil Mercedes Benz hitam. Ketika Jinki Oppa akan masuk ke dalam, Hyuk Jae Oppa membisikkan sesuatu pada Jinki Oppa tapi terdengar jelas di telingaku. “Buatlah istrimu bahagia malam ini.” Dan kau tahu? Mukaku langsung merah padam karena malu, tapi Jinki Oppa hanya tertawa mendengarnya. Dasar kakak ipar mesum! Bagaimana bisa Chae Rim tahan bersuami mesum sepertinya? Dan lagipula dia sama sekali tak pernah mengeluhkan masalah itu padaku.

Satu jam sudah aku berada di mobil ini. Kami sama-sama diam. Tenggelam dalam damai. Bukan diam karena canggung atau gugup tapi diam karena kami lelah. Jinki Oppa hanya memandang kosong mungkin sedikit resah ke arah luar jendela yang sedikit terbuka.

Oppa, kita kemana? Apakah rumah halmoeni masih jauh?”

“Kita akan ke desa Jangho di sekitar Gangwon sana, sekitar empat jam dari Seoul. Mungkin tiga jam lagi kita akan sampai kalau tidak macet. Hari ini kan weekend.”

“Apa di mobil mewah ini tidak ada AC Oppa? Kenapa kau membuka jendela mobil itu? Dan kenapa jendelanya transparan? Aku jadi tidak bisa tidur.” Aku menggembungkan pipiku sambil mengetuk-ketukkan jariku ke kaca jendela yang memang tranparan, sehingga pengendara yang berpapasan dengan mobil kami dapat melihat apa yang kami lakukan di dalam sini.

“Lalu kau juga akan protes tentang karangan bunga yang ada di kap depan mobil serta plat belakang mobil yang bertuliskan ‘just married’?” Jinki Oppa terkekeh. Sial. Dia menyindirku.

“Ya. Tapi kau sudah mengucapkannya.”

“Tidur saja istriku yang cantik, tiga jam lagi aku bangunkan. Apa perlu kunyanyikan sebuah lagu untukmu?”

“Tidak perlu. Aku akan tidur sendiri.”

Jung Re Na POV end

\(‘o’)~~(-_-“)~

Lee Jinki POV

Lima menit kemudian gadis itu tertidur setelah puas memprotes soal mobil sewa pernikahan kami. Berkali-kali keningnya itu terhuyung-huyung sampai terbentur kaca jendela mobil. Pantas saja dia protes masalah jendela mobil yang transparan. Lihat! Dia saja tidur sambil menganga begitu. Tapi lama-lama aku jadi tidak tega melihatnya. Bisa-bisa keningnya yang mulus itu merah-merah bahkan benjol-benjol setelah kami sampai di rumah halmeoni.

Sebenarnya aku malu melakukan ini. Tapi sedetik kemudian kutangkupkan tangan kiriku ke pipinya lalu menarik halus kepalanya sampai bersandar ke bahuku. Begini lebih baik. Sebenarnya aku punya alasan tersendiri dengan pemilihan mobil ini. Tapi kurasa tidak semua orang perlu tahu. Setengah jam kemudian aku mulai lelah dan tertidur di dalam mobil berkaca transparan ini.

Sepertinya hari ini tidak macet. Terbukti dengan kedatanganku di rumah halmeoni pukul delapan malam. Sang sopir sudah mulai menurunkan dua koper kecil yang ada di bagasi belakan mobil.

Tsk, gadis ini masih tidur rupanya. Kuslentikkan jariku ke keningnya dan tiga detik kemudian dia mengerjap-kerjapkan matanya. Menoleh ke kanan kiri dan tepat menuju detik ke 30 bibir itu mulai terbuka. Menguap.

“Sudah sampai ya? Kenapa perjalanannya cepat sekali?”

“Kenapa hari ini kau lebih polos daripada sebelumnya, hm? Jelas-jelas kau tidur di pundakku selama tiga jam. Bagaimana bisa tiga jam kau bilang cepat?”

“Kenapa hari ini kau jadi orang yang pemarah? Aisssh~ aku salah memilih namja untuk menikahiku.”

“Dan aku juga tidak pernah memaksamu untuk menikahiku.”

Lee Jinki POV end

Jung Re Na POV

“Dan aku juga tidak pernah memaksamu untuk menikahiku,” sergahnya sambil mengangkat kedua bahu. Ya, memang aku yang mengajaknya menikah. Tetapi juga tidak perlu diungkit-ungkit lagi kan? Tidakkah dia tahu bahwa hal itu adalah aib bagi seorang yoeja?

Seorang wanita baya –yang kuduga adalah nenek Jinki Oppa- sudah menanti di luar pintu rumah dengan ditemani seorang laki-laki paruh baya dan seorang gadis –yang kuduga juga anak dari laki-laki itu-. Wanita berpakaian hanbok tersebut tersenyum menyambut kedatangan kami. Melihatnya berpakaian seperti itu aku jadi sangat bersyukur tidak dipaksa menggunakan hwarot (pakaian pengantin Korea) dan tetek bengek upacara adat lainnya.

Hwanyeong Jinki~shi, Re Na~ya. Akhirnya kalian sampai juga. Apakah perjalanan kalian menyenagkan?” Sapa wanita berhanbok ramah.

Annyeong halmeoni!” Jawabku dan Jinki Oppa bersamaan. Dia menyikut lenganku dan kubalas dengan tatapan elangku. “mmm…tentu saja perjalanan kami menyenangkan. Bogoshippo~yo halmeoni.” Jinki Oppa memeluk neneknya seperti bayi. Kalian ingat satu scene di kartun SpongeBob Squarepants yang dimana SpongeBob berpelukan mesra dengan neneknya? Ya kira-kira seperti itulah adegan nenek-cucu yang ada di depanku ini.

“Pasti capek sekali setelah resepsi pernikahan langsung menempuh perjalanan jauh. Maaf halmeoni tidak bisa datang ke Seoul karena kalian tahu sendiri kan halmeoni sudah tua dan berumur. Tidak bisa bepergian jauh-jauh dari rumah.”

Gwenchana halmeoni,” jawabku dengan mengeluarkan senyum yang se-ra-mah mungkin. Tentu saja dibuat-buat karena kondisiku sekarang sangat lelah. Sungguh.

“Ya sudah. Ayo masuk ke dalam! Halmeoni sudah menyiapkan kamar untuk kalian berdua.”

Kamsahamnida.

Jung Re Na POV end

Author POV

Akhirnya kedua pengantin itu memasuki kamar setelah ditahan selama 30 menit oleh nenek Jinki untuk minum teh bersama. Karena ini sebuah desa yang lumayan jauh dari Seoul maka tidak heran jika kamar yang mereka tempati kali ini adalah kamar tradisional. Tidak ada springbed, tidak ada nakas, ataupun benda mewah lainnya. Re Na menatap Jinki seolah tak percaya melihat kamar yang baru dimasukinya benar-benar rata. Hanya ada beberapa lemari dan satu meja penghangat.

“Tidak ada tempat tidur?” Tanya Re Na dengan suara dan mimik mengiba.

“Tentu saja ada. Coba buka lemari yang ada di samping kananmu itu.” Segera Re Na berlutut dan membuka pintu almari yang terbuat dari rotan. Dan benar saja. Dia menemukan apa yang dicari dan dibutuhkannya saat ini.

“Kasur lipat? Dan…ottokhae? Hanya ada satu kasur?”

Author POV end

Jung Re Na POV

“Kasur lipat? Dan…ottokhae? Hanya ada satu kasur?” Omona~ bagaimana ini? Apakah ini berarti malam pertama ‘sungguhan’? Aniyo~ aku masih belum mau punya anak.

“Tapi selimut dan bantalnya ada dua. Kau tidur saja dulu di pojok sana. Nanti aku akan tidur di dekat meja penghangat ini. Sisakan satu selimut dan satu bantal untukku. Aku mau mandi dulu.” Dan ternyata ketakutanku –yang tidak beralasan- terjawab. Kita tidak akan melakukan malam pertama ‘sungguhan’. Lantai bambu ini dingin sekali. Semoga saja Jinki Oppa tidak membeku karena tidur tanpa alas.

Greeekk…” pintu kamar terbuka. Tampak sosok Jinki Oppa yang masuk dengan menggosok-gosokkan rambutnya dengan handuk supaya lekas kering.

“Apakah airnya dingin?” tanyaku. Segar sekali melihatnya dengan rambut basah itu. Aku jadi tergugah untuk mandi.

“Tidak. Kalau badanmu terasa lengket lebih baik kau mandi saja supaya tidak bertambah lelah.”

Tanganku dengan segera mengorek-korek isi koper. Syukurlah. Chae Rim tidak sekejam yang aku kira. Dia masih membawakan lima lapis baju untukku. Aku kira koper itu akan diisi lingerie semua olehnya. Kyaaa~ kenapa otakku tiba-tiba berfikir seperti ini? Aigooo~ Jung Re Na! bagaimana kalu Jinki Oppa seperti Edward Cullen yang bisa membaca pikiran manusia? Ah, tidak! Tidak mungkin. Aku hanya terlalu banyak menonton film fantasi.

Jung Re Na POV end

Author POV

Setelah membersihkan tubuh dan make up nya yang memakan waktu agak lama. Gadis yang bernama Jung Re Na itu kembali ke kamar. Dia menemukan suaminya telah tertidur dengan posisi meringkuk seperti trenggiling di pojok lain. Gadis itu menggerak-gerakkan ujung jari kakinya seakan gelisah. Sedetik kemudian kaki itu melangkah dan terhenti di belakang punggung suaminya.

Oppa… Ireona!” dia mulai menggoyang-goyangkan tubuh Jinki.

Unggh…wae?” tanya Jinki sambil mengerjap-kerjapkan mata sipitnya.

“Tidurlah disana. Tidurlah bersamaku…” ucapnya mengiba. Seperti anak kucing yang tidak tahu jalan pulang.

 

– T B C –

 

Annyeong readers! Akhirnya FF ini beredar juga. Alhamdulillah. Tahu gak? FF ini aku garap sewaktu UAS. Jadi ceritanya nih, di sela-sela aku belajar sama ngerjain soal UAS itu, tiba-tiba ada Jinki Oppa sama gadis –sebut aja Jung Re Na- berkeliaran di otakku. Risih gak? Akhirnya aku gak bisa konsen dan dengan sesegera mungkin menyelesaikan FF ini meskipun masih se-chapter #curhat.

Oh ya. Maaf, kalau banyak typo dan kesalahan tanda baca lainnya. Soalnya meskipun aku udah teliti berkali-kali tetep aja typo.nya nyangkut. Btw ada yang penasaran gak kenapa aku ngasih judul itu? Kalau ada yang penasaran, pertanyaannya aku jawab di chapter 2 yah~ 😛 Mmm… ayo dong comment! >0< biar aku semangat ngelanjutin FF ini.  Okay, please RCL to support me ^^

Kinta-chan

 

 


27 thoughts on “[Freelance] Back To Sleep #1

  1. Wah bagus!
    Jarang bgt ada Jinki jadi main cast!
    Taemin itu siapanya rena?
    Penasaran! Update soon,please! Hehe!

    Like

  2. Bagus nih , karakter cewenya lucu. pake ngajak nikah segala. aku suka Cast nya Dubu oppa~ hehehe
    ^^ lanjutkan yah, author 😀

    Like

  3. Daebbak chingu,,

    ahhh*frustasi
    hyuk oppa ngajarin yg gch bener nih sama jinki oppa,,,
    di otaknya masih aja beseliweran(?) hal” yg mesum,,,
    sabar ya chae rim,,

    lanjut chingu,..

    Like

  4. keren yawhh …sukses buat authornya ..and sukses buat ku iri ..ahahaha..#gebukin author …karena bnyak komen .. ahahaha ..mianhamnida …

    Like

      1. ahaha ..gak kok thor gk buat iri ..aku malah seneng ..hehe …iyaw …maafkan daku thor .kalo ada salah kata dalam komen ..hehe

        Like

Leave a comment