[Freelance] Don’t Your Realize? I Do Love You! [End]


Apa kabar readers SM Town Fanfiction? (^_^)

So, ini part ending yang ditunggu – tunggu, akhirnya datang juga 🙂 Sejujurnya, saya bener – bener stuck endingnya mau gimana, sampe beberapa kali edit. Finally, inilah hasil ending yang terbaik menurut saya. Saya harap feel – nya dapet ^^
Ini, FF pertama saya yang mencapai ending, haha. So, kalo boleh bagi pendapat, kritik sama sarannya ya…..semua itu bisa jadi inspirasi atau tambahan ilmu buat FF saya lain yang belum selesai, hehe…
Oke deh, pokoknya selamat membaca! I hope you like it ^^

DON’T YOU REALIZE? I DO LOVE YOU!
LAST PART

Author : Everlasting ( twitter : @dwiriella )

Main Casts : Seohyun (Girls’ Generation) & Kyuhyun (Super Junior)

Other Casts : Yoona (Girls’ Generation) & Siwon (Super Junior)

Genre : Romance, Friendship

Type : Two Shots

 ***

 KYUHYUN’S POV

Aku tidak membutuhkan siapapun, hanya dirimu

Meskipun kau bertanya lagi, jawabannya tetap dirimu

Walaupun kau sudah mencintai yang orang lain

Aku tetap tak mampu melupakanmu, tak mampu untuk berbalik darimu

 

Malam ini aku berdiri di balkon, di depan kamarku. Aku menikmati udara malam sambil terus memikirkan pertanyaan Seohyun tadi.

 

Apa aku benar – benar mencintai Yoona?

Apakah orang yang kucintai adalah benar Yoona?

 

Saat mataku menangkap sosokmu

Saat hatiku terjerat olehmu

Aku tak pernah menyesal karena memilihmu

Ya, kaulah orangnya

 

Sejujurnya, dulu waktu aku masih kecil, aku pernah jatuh cinta pada Seohyun. Ia sangat imut dan lucu dengan pipinya yang chubby itu, ia mengingakanku pada salah satu tokoh dalam game. Tapi, karena aku pikir ia tidak akan pernah mencintaiku. Aku mulai berhenti berharap padanya dan mulai mencoba menyayanginya sebagai sahabat. Lagipula, kupikir itu hanyalah cinta monyet dari seorang anak laki – laki berumur 6 tahun. Sampai suatu hari aku melihat Yoona. Dan aku jatuh cinta padanya.

 

Aku pikir aku mencintainya. Oleh karena itu, aku menyatakan perasaanku pada Yoona. Dan betapa senangnya hatiku, saat ia mengungkapkan perasaanya yang sama terhadapku. Aku pikir aku sudah menemukan cintaku dan aku bahagia.

 

Tanpa kusadari, aku mulai meninggalkan Seohyun sendiri di belakangku. Perlahan, melupakan sosoknya yang semakin memudar dalam benakku dan tergantikan dengan sosok baru yang kupikir adalah cintaku.

 

Apakah aku bahagia?

 

Ya. Seharusnya begitu. Namun, mengapa aku tak sepenuhnya merasa begitu? Aku selalu merasa ada yang hilang dari hidupku dan membuatku sebagian hatiku merasa sepi. Dan sayangnya aku tidak

tahu apa itu.

 

Apa mungkin aku dan Yoona kurang bersama? Tapi, mengapa aku masih merasakan perasaaan itu walaupun Yoona sudah ada disampingku?

 

Sungguh itu sangat menggangguku. Lebih mengganggu lagi, karena aku tidak tahu apa yang bisa membuatku merasa seperti itu. Sampai pada akhirnya, suatu hari aku menemukan jawabannya. Takdir membawaku melihat Seohyun bersama dengan laki – laki lain, Siwon. Choi Siwon memang sosok laki – laki  yang bisa membuat para gadis  jatuh cinta padanya dan mungkin juga Seohyun.

 

Seketika aku merasa cemburu. Aku tidak tahu kenapa. Bukankah aku mencintai Yoona? Tapi, kenapa aku cemburu pada Seohyun dan Siwon?

 

“Kau juga pasti merasakannya pada Yoona, kan?”

 

Benar, para namja banyak yang menyukai Yoona dan mereka sering mendekatinya. Tapi, mengapa aku tidak pernah cemburu? Mengapa aku tidak cemburu ketika melihat Yoona bersama namja lain?

Kini sebuah pertanyaan mengejutkan menerobos dalam benakku.

 

Apakah aku mencintai Yoona? Apa aku benar – benar mencintainya?

 

Tidak, tidak! Aku tidak boleh ragu. Aku memang mencintai Yoona. Ia sangat lembut, penyayang, cantik, sama seperti………..

 

Seperti…………….

 

Seperti…………….

 

Aku tercekat. Aku tersadar seketika.

 

Jadi inilah alasan selama ini aku mencintainya? Karena ia mirip…….

 

Seohyun?!

 

Apapun yang mereka katakan, aku tak peduli

Siapapun yang berkata – kata padaku, aku hanya akan tetap melihat dirimu

Meski aku terlahir kembali, orang itu tetap dirimu

Sampai kapanpun

 

DUG!

 

Sesuatu terlepas dari genggamanku. Kulihat, ternyata kotak itu terjatuh. Kotak yang berisi cincin persahabatan.

 

Aku memungut kotak itu dan mengeluarkan cincin itu.

 

Ini tidak mungkin!

 

Jadi, selama ini aku membohongi diriku sendiri?

 

Jadi, selama ini………..

 

Ku tatap cincin itu dan memakainya. Aku tersenyum kecut.

 

Kita tidak bisa memilih. Siapa yang akan kita cintai nanti.

 

Jatuh cinta itu bukan pilihan. Dan kini, aku harus menerima kenyataan bahwa aku memang mencintai sahabatku sendiri.

 

Selama bertahun – tahun….bahwa aku masih jatuh cinta padanya……

 

Kaulah orangnya

Aku tidak butuh kata – kata, hanya dirimu

“Semuanya sudah terlambat”, tapi tetap saja bagiku hanya dirimu

Meski aku tahu, cinta kita adalah sebuah kesalahan

Namun, aku tak pernah bisa menyerah, aku tak akan pernah bisa melepasmu

 

Tapi, bukankah itu semua sudah terlambat?

 

Terlambat untuk menyadari

 

Bahwa,

 

Seohyun – lah yang benar – benar kucintai.

 

It’s you

It’s only you

(It’s You by Super Junior)

 

END OF KYUHYUN’S POV

 

 

 

4 tahun kemudian….

 

Upacara kelulusan wisudawan sudah selesai. Semua wisudawan dan wisudawati mulai berkumpul dengan keluarga maupun kerabat mereka. Seohyun berjinjit mencari kedua orang tuanya. Begitu menemukan mereka, ia langsung menghambur memeluk ayah dan ibunya.

 

“Ibu! Ayah!” pekik Seohyun girang.

 

Ibu Seohyun membalas memeluk tubuh anaknya yang kini sudah lebih tinggi darinya sekarang. Beliau  pun tersenyum, sambil mengelus – elus rambut panjang Seohyun.

 

“Selamat ya, nak. Ayah dan Ibu sangat bangga padamu”, kata ayah Seohyun sambil menepuk – nepuk lembut punggung anak semata wayangnya itu.

 

“Ibu dan Ayah sangat menyayangimu. Kau tahu itu?” bisik ibunya lembut.

 

Tangis Seohyun semakin pecah. Ia pikir, betapa beruntungnya memiliki kedua orang tua yang sangat mencintainya dan mendukungnya. Namun, sekelebat sosok melintas dalam benaknya. Perlahan – lahan ia melepaskan pelukannya. Diedarkannya pandangan ke sekeliling aula.

 

“Ehem!”

 

Sebuah deheman berhasil mengalihkan perhatiannya ke sebuah sosok toba – tiba muncul di belakangnya. Perlahan – lahan dibalikkan tubuhnya. Dan….

 

“Siwon oppa!” pekik Seohyun girang.

 

Disana berdiri Choi Siwon dengan gagah, tampan dan berwibawa. Dengan senyumannya yang menawan, ia berjalan mendekati lingkaran keluarga kecil itu. Sementara, kedua orang tua Seohyun yang berdiri di belakang Seohyun hanya tertawa kecil melihat ekspresi anak mereka. Tak lama kemudian, kedua orang tua Seohyun sengaja meninggalkan mereka berdua, yang membuat Seohyun agak malu, sedangkan Siwon yang hanya tertawa kecil. Siwon pun meraih tangan Seohyun dan menautkan jari – jarinya dengan erat. Ia tersenyum pada Seohyun dan berkata :

 

“Aku akan memberimu sesuatu yang tak akan pernah kau lupakan……”

 

 

Kyuhyun menggenggam erat sebuah bingkai foto berukuran 4R. Didalamnya berisi foto dua orang remaja menuju dewasa yang sedang tersenyum lebar. Perlahan – lahan kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman kecil. Dirinya yang memakai toga sambil mengapit bahu seorang gadis sebaya yang jari – jari tangan kanannya membentuk tanda ‘peace’. Gadis itu tak lain adalah salah satu dari dua wanita yang sangat penting dalam hidupnya. Yang satu adalah ibunya dan yang satu lagi adalah Dia.

 

Kyuhyun menghela napasnya. Diletakkannya kembali bingkai foto tersebut diatas rak yang menyimpan foto – foto lainnya bersama gadis itu. Dirinya memandang keluar jendela gedung kantornya, sembari pikirannya melayang ke suatu kejadian di masa lampau.

 

Flashback :

 

Kyuhyun mengetuk – ngetukkan ujung kaki kanannya dengan tidak sabar. Tubuhnya sedang bersandar di dinding salah satu koridor di sekolahnya. Berkali – kali ia mengangkat tangan kirinya untuk mengecek waktu pada jam tangannya. Sudah hampir 30 menit ia disana untuk menunggu pacarnya, Yoona, selesai menjalankan ekstrakulikuler baletnya. Yang harusnya sudah selesai 20 menit yang lalu. Tak mau terlalu lama lagi menunggu, akhirnya Kyuhyun langsung berinisiatif menjemputnya langsung ke ruang baletnya.

 

Tak lama setelah sampai didepan pintu ruangan balet, dirinya merasa heran karena dari dalam terdengar sepi. Ia mengira mungkin Yoona kembali ke kelasnya. Ketika dirinya akan beranjak dari situ, tak sengaja didengarnya ada bisikan – bisikan dari dalam ruangan tersebut. Karena penasaran, ia pun meraih gagang pintu dan membuka pintunya perlahan. Dan betapa terkejutnya ia ketika melihat Yoona sedang berpelukan dengan seorang laki – laki. Dengan marah, Kyuhyun langsung menghempaskan pintu dengan kasar sampai terbuka lebar. Sambil melangkah cepat, dirinya berteriak dengan gusar.

 

“APA – APAAN INI, YOONA?!”

 

Yoona yang terkejut langsung mendorong tubuh laki – laki itu, ia lebih terkejut lagi ketika melihat siapa yang datang.

 

“Kyu – Kyuhyun oppa….” bisiknya dengan wajah yang pucat pasi.

 

Kyuhyun mengenali wajah laki – laki itu adalah Kim Kibum, orang yang pernah diceritakan Yoona sebagai mantan pacarnya sebelum ia berpacaran dengan Kyuhyun.

 

“Jadi inikah balasanmu terhadapku? Bermain dibelakangku dengan mantan kekasih yang kau bilang pernah mencampakkanmu, Yoona?” tanya Kyuhyun dengan sinis.

 

Yoona sangat terkejut mendengar tuduhan Kyuhyun yang menurutnya sungguh menyakitkan. Tanpa sadar, keduanya matanya terasa sangat panas dan bibirnya bergetar mencoba menahan air matanya yang mendadak siap untuk jatuh.

 

“O – oppa, b – bukan seperti itu…..k – kau salah pa – “

 

“ Ck..ck..ck..jadi percuma saja hubungan kita  selama 6 bulan ini yang ku sia – siakan bersamamu. Kau tahu? Kau cukup bilang padaku bahwa kau masih mencintai mantanmu, dibanding bermain dibelakangku seperti ini.” ucap Kyuhyun masih dengan nada yang sinis sambil menatap tajam Yoona yang tertunduk dengan kedua bahunya yang bergetar menahan tangis.

 

Melihat Yoona yang tetap diam, membuat Kyuhyun semakin yakin dengan kata – katanya. Sambil mengepalkan kedua tangannya untuk menahan amarah yang sudah sangat memuncak dalam hatinya, ia pun berbalik siap meninggalkan tempat itu. Namun, sebelum beranjak ia menghela napasnya. Dengan suaranya yang datar karena menahan emosi, ia berkata :

 

“Kalau itu yang kau mau……..baiklah! Kita akhi – “

 

“Kibum oppa, bisakah kau tinggalkan kami berdua?”

 

Kyuhyun terkejut namun tetap pada posisinya. Kibum pun memandang Yoona dengan tatapan tak percaya.

 

“Ta – tapi, Yoong…”

 

“Tolong tinggalkan kami, oppa. Ini adalah masalahku dengan Kyuhyun oppa. “ ucap Yoona dengan tegas, namun tak dapat disembunyikan kerapuhan di kedua bola matanya yang menatap Kibum dengan sayu. “Kumohon oppa….” ucapnya pelan.

 

Kibum menyerah. Ia tahu dirinya tak sanggup menolak kesungguhan yang terpancar kedua mata gadis itu. Perlahan ia mundur dan keluar dari ruangan tersebut. Kini tinggalah kedua orang yang masih hanyut dalam kesunyian di ruangan tersebut.

 

Setelah beberapa saat kemudian, Yoona menghembuskan napasnya perlahan sambil mengalihkan tatapannya yang sedari tadi menatap punggung Kyuhyun yang masih membelakanginya, ke arah lantai kayu dibawah kakinya.

 

“Sebaiknya kita akhiri hubungan ini. Itu kan yang ingin kau katakan tadi, oppa?” bisik Yoona pelan. Air mata yang tadi sempat hilang, kini kembali menyeruak di kedua mata indahnya.

 

Kyuhyun tetap diam tak bergerak. Pandangannya lurus ke depan. Kedua tangannya masih mengepal erat di samping tubuhnya. Melihat Kyuhyun yang masih diam, Yoona menghela napasnya dan dengan berat hati, kembali melanjutkan kata – kata yang sudah ia siapkan.

 

“Oppa, kau benar. Hubungan kita cukup sampai disini saja.” kedua bibirnya kembali bergetar. Dan kini, ia tak bisa lagi menahan air matanya. Sambil menggigit bibir bagian bawahnya untuk menghindari isakan, ia menangis pelan.

 

Akhirnya, Kyuhyun membalikkan tubuhnya dan menatap Yoona yang sedang tertunduk dengan air mata yang terus mengalir kedua sisi wajahnya. Melihat itu, perlahan – lahan kepalan tangan Kyuhyun terlepas dan kedua lengannya menggantung lemas di kedua sisi tubuhnya.

 

“Kenapa kau lakukan ini padaku, Yoona?” bisik Kyuhyun pelan.

 

Yoona mulai terisak. “Asal kau tahu oppa, aku tidak pernah bermain dibelakangmu dengan siapapun, baik itu Kibum oppa. Aku mencintaimu setulus hatiku. Namun, apa yang bisa ku perbuat, di saat aku membutuhkanmu, kau tak ada untukku dan sebagai pengganti, Kibum oppa – lah yang selalu datang padaku?”

 

Kyuhyun menatap Yoona terkejut. “Apa yang kurang dariku untukmu, Yoona? Aku selalu menemanimu. Bahkan, aku sampai melupakan sahabatku, Seohyun dan lebih memilih menghabiskan waktu bersamamu. Lalu, apanya yang aku tak ada untukmu, IM YOONA?!” teriak Kyuhyun frustasi.

 

Yoona mengangkat wajahnya dengan sentak. “ JUSTRU ITULAH MASALAHNYA! DI SAAT KAU DISAMPINGKU, HATIMU TAK PERNAH ADA UNTUKKU, CHO KYUHYUN!”

 

Kyuhyun tersentak. Ia menatap Yoona dengan tajam.

 

“Apa maksudmu?” desisnya.

 

Dengan air mata yang semakin mengalir deras di kedua sisi wajah cantiknya, ia menatap pemilik kedua bola mata hitam itu : “Kau tak mencintaiku, Kyuhyun oppa….”

 

Tanpa menghiraukan ekspresi syok yang tergambar jelas di wajah laki – laki itu, Yoona melanjutkan : “Kau tak pernah mencintaiku, oppa…………kau…………” sambil menghela napasnya yang ia tahu walaupun ini cukup menyakitinya, namun ia tetap harus mengungkapkannya, “……..mencintai orang lain, oppa….dan orang lain itu bukanlah aku…..”

 

Kyuhyun diam tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Bagaimana mungkin Yoona mengatakan hal itu? Darimana…..darimana ia bisa mengatakan hal itu?

 

Yoona melihat ekspresi wajah Kyuhyun yang ampur aduk. Bingung. Penolakan. Terkejut. Takut. Takut? Tanya Yoona dalam hati. Apa Kyuhyun takut melihat kebenaran yang baru saja  diungkapkannya?

 

Ia pun melangkah mendekati Kyuhyun yang mematung. Ditatapnya kedua bola mata Kyuhyun dengan lekat.

 

“Jika kau menyangkalnya, oppa…..sekarang….coba katakan padaku kau mencintaiku, oppa. Tatap kedua mataku dan katakan : aku mencintaimu, padaku.” Ucap Yoona pelan namun tegas.

 

Sekali lagi, Kyuhyun hanya bisa terdiam seperti kehabisan kata. Pikiran dan hatinya berkecamuk. Kini, hatinya benar – benar bimbang. Ketika Yoona menyuruhnya melakukan hal itu, sekelebat bayangan  menghampiri benaknya.

 

Seohyun.

 

Kini gantian Kyuhyun yang menundukkan wajahnya. Entahlah, tapi rasa bersalah pada Yoona begitu menyelimuti hatinya saat ini. Rasa bersalah yang sedari dulu telah muncul semenjak dirinya menyadari bahwa ia memang menaruh perasaan yang lebih pada sahabatnya itu. Dan bahwa akibat dari itu, ia tak bisa mencintai Yoona seperti yang seharusnya.

 

“Maafkan aku, Yoona……..”bisiknya pelan.

 

Yoona tersenyum getir. Sebenarnya dirinya sudah menyadari kenyataan ini sejak lama. Namun, ia tetap menunggu, membiarkan Kyuhyun agar bisa melihat padanya suatu saat nanti. Ia yakin bahwa pada akhirnya Kyuhyun akan bisa mencintai dirinya dengan tulus, seperti dirinya mencintai Kyuhyun. Namun, sayangnya Kyuhyun tak pernah bisa melakukan hal itu. Dan pada akhirnya dirinya pun sadar. Bahwa hati  Kyuhyun tak akan pernah menjadi miliknya

 

“Siapapun orang itu, oppa, tolong cintai dia dengan sepenuh hatimu. Jangan biarkan ia menunggumu, seperti aku. Jangan lepaskan cintamu sebelum kau berusaha untuk mendapatkannya, oppa….”

 

Kyuhyun mengangkat wajahnya dan menatap Yoona sendu. “Maafkan aku…….” bisiknya lagi.

 

Yoona melangkah lebih dekat lagi. Dan ketika dirinya sudah tepat didepan Kyuhyun, perlahan – lahan dilingkarinya kedua tangannya di pinggang Kyuhyun dan memeluknya erat.

 

“Biarkan ini menjadi pelukan yang terakhir kita, oppa…….”bisiknya lirih.

 

Kyuhyun membalas pelukan itu dengan erat. “Kumohon jangan membenciku, Yoona. Aku tak bohong saat mengatakan bahwa aku menyayangimu. Karena aku memang benar – benar menyangimu…”

 

“Sebagai seorang teman, bukan?”

 

Kyuhyun terdiam. Dapat dirasakan kemeja di bagian dadanya mulai basah. “Maafkan aku….” hanya itu yang bisa ia katakan.

 

Yoona menangis dalam diam. Kini ia bisa menyadari rasanya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Rasanya sungguh sakit memang. Tapi, ini lebih baik dibandingkan melanjutkan hubungan yang penuh dengan ketidak jujuran.

 

Perlahan, dilepaskannya pelukan itu. Dirinya tahu, jika ia memeluk Kyuhyun lebih lama lagi, pendiriannya untuk meninggalkan Kyuhyun bisa goyah. Ditatapnya dalam kedua bola mata hitam dengan dalam untuk terakhir kalinya.

 

“Berjanjilah padaku setelah kau mendapatkan cintamu, kau akan mengenalkannya padaku, oppa….”

 

Kyuhyun tersenyum sambil menepuk puncak rambut Yoona dengan lembut. “Kau juga…”

 

Yoona mengangguk pelan sambil tersenyum. Perlahan ia melangkah mundur. “Selamat tinggal, Kyuhyun sunbae……..”

 

Kyuhyun sedikit terkejut, namun membalasnya dengan tersenyum.

 

Akhirnya dengan segenap hatinya, Yoona membalikkan badannya dan mulai melangkah dengan cepat meninggalkan ruangan itu. Karena, tepat saat ia berbalik,tetesan – tetesan air mata mulai jatuh membasahi wajahnya. Dan ia tak ingin Kyuhyun melihatnya lagi.

 

“IM YOONA!”

 

Langkah Yoona terhenti. Ia hanya membalihkan sisi wajahnya, agar Kyuhyun tidak bisa melihat air matanya. Namun itu cukup memperlihatkan, bahwa ia menunggu kata – kata yang akan diucapkan Kyuhyun.

 

“Terima kasih.”

 

Yoona mengangguk sekilas dan membalikkan wajahnya lagi. Kini  air matanya semakin mengalir dengan deras. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, kakinya mulai berlari untuk meninggalkan tempat itu secepat mungkin.

 

Begitu sosok Yoona menghilang, Kyuhyun menghembuskan napasnya dengan lega. Belum pernah dalam hidupnya, ia merasa selega ini. Karena pada akhirnya ia bisa jujur pada Yoona dan pada dirinya sendiri. Namun, rasa bersalahnya pada Yoona tetap saja menyelimutinya. Dirinya merasa sangat jahat karena telah menyakiti hati seseorang yang mencintainya. Dan dirinya hanya bisa bisa berharap, suatu saat nanti Yoona akan menemukan orang yang mencintainya dengan tulus. Orang yang bisa membahagiakannya, yang 100X lebih baik dari dirinya.

 

Ketika ia baru melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu, dirinya berpapasan dengan Kibum yang sedang terengah – engah seperti mencari seseorang. Seketika, Kyuhyun langsung paham.

 

“Kejarlah ia…” kata Kyuhyun sambil tersenyum.

 

Kibum terkejut namun mengangguk sekilas sambi tersenyum tipis. Ia kembali berlari meninggalkan Kyuhyun.

 

Namun, perlahan senyum Kyuhyun yang tadi mengembang kembali memudar.

 

“Tapi, bagaimana jika ‘orang itu’ sudah memiliki orang yang dicintainya, Yoona…?” bisiknya lirih.

 

End of Flashback

 

Kyuhyun menghembuskan napasnya sambil kembali menatap sederet bingkai foto yang berisi dirinya dan Seohyun.

 

Bisakah kami berdua bersatu? Bisiknya dalam hati.

 

“……….Jangan lepaskan cintamu sebelum kau berusaha untuk mendapatkannya, oppa….”

 

Kata – kata Yoona kembali terngiang dalam  benaknya.

 

Bagaimana bisa ia mengungkapkan cintanya, sementara orang yang dicintainya itu sudah memiliki orang lain? Bukankah kesempatan itu sudah lepas dari awal?

 

Kyuhyun menghembuskan napasnya dan perlahan menjatuhkan dirinya diatas sofa. Kedua tangannya menutupi wajahnya.

 

Selama bertahun – tahun ini setelah Yoona, ia tak pernah lagi menjalin hubungan dengan siapapun. Sekeras apapun ia mencoba melupakan Seohyun, sosok itu terus menghantui benaknya lagi. bahkan pada saat ia mencoba membuka hatinya pada gadis lain, pada akhirnya hatinya tetap berlabuh pada Seohyun. Hal itu membuat Kyuhyun sadar, bahwa tak akan pernah ada gadis yang lebih baik darinya untuk dirinya. Hanya Seohyun.

 

Ya, hanya Seohyun yang dia inginkan.

 

Dering dari handphone – nya, segera menyadarkan Kyuhyun dari pikirannya. Dirinya menerima sebuah pesan dari ibunya.

 

Kyuhyunnie, jangan  lupa untuk mengunjungi Seohyunnie. Acara wisudanya kata Ibunya sudah selesai. Pulanglah sebentar dan bawa keranjang yang ada diatas meja mekan. Itu berisi kue kesukaannya.

 

Kyuhyun menepuk dahinya dengan pelan. Saking terlalu larut dalam pikiran, dirinya hampir saja lupa mengunjungi Seohyun untuk merayakan kelulusannya. Sebenarnya Seohyun sudah memintanya untuk datang pada acara wisudanya, seperti waktu ia wisuda dulu, ia mengundang Seohyun untuk datang. Namun, dirinya langsung menolak ketika Seohyun tanpa sadar mengatakan bahwa Siwon akan datang juga. Ia beralasan banyak urusan di kantor. Walaupun alasan sebenarnya adalah bahwa ia tak mau melihat sahabatnya itu bersama dengan kekasihnya.

 

Kyuhyun mendesah. Ia benar – benar sedang tidak mau memikirkannya saat itu. Ia hanya ingin menghabiskan waktu dengan gadis itu tanpa bayangan laki – laki itu.

 

 

Dengan langkah yang ringan, Kyuhyun berjalan menuju rumah Seohyun yg berjarak hanya beberapa meter dari rumahnya. Dirinya menenteng keranjang yang berisi kue kesukaan sahabatnya itu. Sepanjang perjalanan, Kyuhyun tak berhenti tersenyum, membayangkan reaksi Seohyun nanti. Membayangkan senyumnya yang selalu membuat hatinya ikut berbunga – bunga. Walau hanya sebagai sahabat, tak apa. Asal selalu membuatnya bahagia.

 

Setidaknya……..masih ada harapan, kan?

 

Dirinya baru sampai di depan rumah yang ditujunya, ketika matanya menangkap sesuatu yang membuat langkahnya seketika terhenti. Hatinya seketika berdegup kencang, sebelah tangannya yang menggenggam pegangan keranjang seketika mengerat.

 

Belum pernah hatinya sesakit ini.

 

Tenggorokan Kyuhyun sungguh tercekat.

Diam, tak mau bergerak.

 

Aku memang menyedihkan.

 

 

Seohyun melepaskan ciumannya dengan malu – malu. Sejujurnya, ini adalah ciuman pertamanya. Setelah menerima kejutan dari Siwon yang paling membahagiakan dalam hidupnya, Seohyun menjadi tak ragu lagi dan semakin yakin atas hubungannya dengan kekasih sejak SMA nya itu. Sementara Siwon pun tak kalah bahagianya dengan Seohyun saat ini. Penantiannya selama ini, susah dan senang yang mereka alami selama ini, semuanya terbayarkan hanya dengan satu kata.

 

Ya. Hanya satu kata dari gadis yang paling dicintainya itu.

 

“Aku mencintaimu. Sangat. Selalu. Dan selamanya.” Bisik Siwon lembut.

 

“Aku tahu, oppa. Karena  aku juga……”

 

Dan Seohyun semakin memperat pelukannya dan menyenderkan kepalanya di dada kekasihnya. Siwon tersenyum mendengarnya, sambil terus mendekap dan mengelus – elus rambut gadisnya.

 

Sepasang kekasih itu terus berpelukan, tanpa ada satu pun dari mereka yang menyadari sepasang mata merah dan berkaca – kaca, yang terus menyaksikan kemesraan mereka.

 

Tuhan, ini sungguh menyakitkan.

 

 

“Kyuhyun! sudah berapa lama kau disini?”

 

Mobil Siwon baru saja berlalu. Dan setelah beberapa detik mengambil napas dan menguatkan hatinya, Kyuhyun melangkah mendekati sahabat yang dicintainya itu. Dikembangkan senyumnya sebisa mungkin.

 

“Baru saja, Seohyun – ah. Hei, yang baru saja wisuda! Mana traktirannya?”

 

Seohyun tertawa. “Kau ini! memang waktu kau wisuda, aku minta traktiran! Dasar matre!” ujar Seohyun sambil menjulurkan lidahnya.

 

Kyuhyun mengerucutkan bibirnya sambil menyentil pelan dahi gadis dihadapannya itu. “Dasar pelupa! Waktu aku wisuda, aku langsung mentraktirmu makan di restoran tahu! Restoran italia lagi! Lalu kau makan seperti beruang kelaparan! Heh, kau mudah saja melupakannya?!” ujar Kyuhyun pura – pura marah.

 

“Itu tak bisa dihitung! Kau kan yang menawarkan, bukan aku yang mau!” kata Seohyun tak mau kalah.

 

“Tapi, kau tak menolaknya! Sama saja!”

 

Seohyun mendengus kesal dan membalikkan tubunhya. “Ya sudah! Kalau tak ikhlas, ku kembalikan uangmu!”

 

Diam – diam, Kyuhyun terkekeh tanpa suara dibelakang Seohyun. Ia senang sekali kalau Seohyun mudah termakan jahilannya seperti ini.

 

“Ya sudah! Aku pulang saja! Kue berasmu ku buang saja! Selamat malam!” ujarnya sambil pura – pura akan pergi dari situ.

 

Mulut Seohyun ternganga mendengar kata kue beras. Dengan kecepatan secepat cahaya, dirinya langsung membalikkan badannya dan berlari mengejar Kyuhyun.

 

“Tu – tunggu!” teriaknya, lalu menarik tangan Kyuhyun. “Mana kuenya?”

 

Kyuhyun pun menyeringai. “Tangkap aku dulu kalau kau bisa!”

 

 

Sepasang anak manusia itu sekarang sedang duduk di atas rumput taman belakang, tempat favorit mereka. Keduanya terus memandang langit malam tanpa memedulikan dinginnya cuaca yang terus menyelimuti . Saling diam. Terlalu larut dalam pikiran masing – masing.

 

“Kyuhyun….”

 

“Hm….”

 

“Dia……Siwon oppa……….”

 

Seohyun menarik napas panjang, lalu tersenyum. “……………melamarku…….”

 

Butuh satu detik bagi Kyuhyun untuk mencerna kata – kata Seohyun barusan. Butuh sepuluh detik bagi Kyuhyun untuk tersadar. Dan butuh satu menit bagi Kyuhyun untuk meresponnya.

 

“Begitu? Selamat ya……”

 

Dalam hati, Kyuhyun menertawakan dirinya sendiri yang sungguh garing memberikan respon untuk berita yang sebegitu dahsyatnya. Sebegitu dahsyatnya sampai menghancurkan hatinya yang sebelumnya sudah pecah sekarang menjadi semakin berkeping – keping.

 

Lagipula, balasan apalagi yang bisa ia katakan?

 

“Aku……aku tak tahu apa yang kupikirkan saat itu. Yang kutahu, bahwa aku cukup mencintainya untuk menghabiskan sisa hidupku dengannya……..” ucap Seohyun sambil menerawang.

 

“Aku sangat mencintainya, Kyuhyun. ia……ia lah satu – satunya  yang pernah mengeluarkan diriku dari kegelapan…..setelah cinta perta – “

 

Seketika Seohyun terhenti setelah sadar dari lamunannya. Dirinya hampir saja menyeruakkan rahasiannya. Rahasia yang harus ia sembunyikan terutama dari sahabat laki – lakinya itu.

 

Kyuhyun tercengang dan menatap Seohyun. Kedua mata besarnya menatap Seohyun dengan pandangan bertanya – tanya.

 

Seohyun hanya membalas tatapan tajam sahabatnya itu dengan senyuman lembut. “Tidak apa – apa. Hanya sepenggal kisah di masa lalu………”

 

Kyuhyun masih menatap Seohyun heran. Namun, tak lama ia memalingkan lagi wajahnya. “Oh…..”

 

Ah, andai Kyuhyun lebih memperhatikan lagi gadis itu lebih lekat, bahwa dibalik senyuman lembutnya, kedua ujung bibir gadis itu bergetar pelan dan matanya dipenuhi sirat kegugupan.

 

Setelah melewati bermenit – menit dalam keheningan. Keduanya memilih untuk membaringkan tubuh mereka diatas dinginnya rumput di malam hari. Masih dengan mata menerawang. Masih dengan kedua tangan mereka yang bertatut erat, seolah takkan pernah lepas. Walaupun tak ada satupun dari mereka yang berkata, namun didalam lubuk hati mereka masing – masing, mereka tahu.

 

Mereka membutuhkan satu sama lain.

 

Dan selamanya akan selalu begitu.

 

Hari pernikahan atau apapun namanya. Yang Seohyun tahu, bahwa hari ini ia akan meraih satu lagi kebahagiaan yang sudah ia nanti – nantikan selama ini. Memang, bukan pesta yang mewah. Bukan pesta yang mengahabiskan berton – ton uang emas. Namun, pesta yang sederhana dan mengesankan. Pesta yang takkan Seohyun lupakan seumur hidupnya.

 

Choi Siwon, calon suaminya, adalah seorang pengusaha muda yang mempunyai banyak kolega bisnis. Dirinya yang notabene mempunyai banyak rekan dan kenalan, tak mempermasalahkan keinginan Seohyun yang ingin pesta mereka tidak diadakan besar – besaran, seperti pesta – pesta pernikahan konglomerat lainnya. Selama itu membuat Seohyun bahagia, apapun ia lakukan. Tak masalah baginya, lagipula, bukankah kebahagiaan mereka di hari itu lebih penting dari segalanya? Begitulah pikir pemuda tampan itu.

 

Kini, dengan make up dan style khas sang pengantin, Seohyun berdiri didepan cermin yang ukurannya setinggi manusia. Dirinya merasa bagai seorang putri. Ia berterima kasih pada Tuhan. Apalagi yang bisa seorang wanita harapkan di dunia ini, selain menikah dengan orang paling dicintainya dan mencintainya tulus?

 

Seohyun yakin. Inilah keputusan dan langkah terbaik dalam hidupnya.

 

Menikah dan membangun kebahagiannya dengan Choi Siwon.

 

Sekali lagi ia yakin. Bahwa semua itu bisa ia raih dalam hitungan beberapa menit lagi.

 

*********

 

“Terima kasih, karena mau menjadi best man untukku, Kyuhyun – ssi.”

 

Kyuhyun memasukkan kedua tangannya ke saku celana hitamnya. Dirinya mengenakan setelan formal dengan jas hitam dan kemeja biru langit yang kedua kancing atasnya dibiarkan terlepas tanpa dasi. Rambutnya yang semula berwarna coklat, kini sengaja ia kembalikan ke asalnya, yaitu berwarna hitam, walaupun masih ada bekas warna kecolatannya. Sejujurnya, jika menilik dari pandangan semua wanita, pasti semuanya akan mengatakannya SANGAT tampan dan keren, walau hanya dengan satu kali lirikan.

 

Namun, Kyuhyun berpendapat sebaliknya. Setidaknya sampai ia memandang iri penampilan Siwon kali ini.

 

Rambut hitam dipangkas rapi dan diberi sedikit gel. Setelan jas dan celana krem, beserta kemeja putih yang dihiasi dasi kupu – kupu hitam. Sepatu hitam yang tak kalah matching – nya. Senyum indah maskulinnya dengan dihiasi kedua lesung pipit dalam, yang sedari tadi tak pernah lepas dari wajahnya.

 

Tak pernah dalam seumur hidupnya, Kyuhyun merasa sangat minder pada dirinya sendiri. Merasa sangat menyedihkan dan iri pada seseorang.

 

Tak bisa ia pungkiri. Calon suaminya sahabatnya itu, JAUH sangat gagah dan menawan bagi siapapun yang memandangnya. Baik laki – laki maupun perempuan.

 

Namun, fakta yang paling membuatnya iri adalah, bahwa dalam beberapa waktu lagi, laki – laki gagah itu akan memiliki seseorang yang sangat berharga baginya. Seseorang yang jika ia bisa, ia akan membawanya pergi dan menjalani hidup dengannya sampai akhir hidupnya.

 

Entah apa yang ia pikirkan saat itu, saat ia menawarkan dirinya untuk menjadi best man sang pengantin pria. Dirinya baru sadar, ketika tanpa keraguan sedikitpun, Siwon langsung mengiyakan dan mengatakan bahwa ‘Seohyun pasti akan senang mendengar hal ini’.

 

Sungguh menyedihkan, bukan? Hanya bisa menjadi seorang best man untuk gadis yang dicintainya.

 

Dengan gaya yang bersahabat, Kyuhyun menepuk pundak Siwon, tersenyum dan sembari berkata : “Selamat, karena sudah berhasil merebut hatinya.”

 

Betapa beruntungnya dirimu…..

Andaikan itu aku…..

 

Takdir adalah keputusan mutlak milik Tuhan. Benar – benar mutlak, karena tak satu pun makhluk yang bisa menghalanginya saat takdir itu tepat menghampiri.

 

Setidaknya, Seohyun tak pernah benar – benar memikirkannya sejauh itu. Setelah bertegur sapa dengan teman – teman dekatnya yang masuk ke ruang gantinya sebagai pengantin wanita dan mengucapkan selamat padanya, kini ia sedang sibuk mengatur napasnya. Beberapa detik lagi. ya. Beberapa detik lagi, ia akan berdiri didepan altar dan mengucapkan janji paling sakral dalam hidupnya.

 

Hhh….tenang…..semuanya akan baik – baik saja……

Bukankah begitu?

 

Suara pintu terbuka terdengar perlahan – lahan. Dan Seohyun tahu….inilah saatnya…..ini sudah saatnya ia menjemput kebahagiaannya. Seketika, jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Dirinya tahu ayahnya kini sedang  berdiri menunggunya di depan pintu untuk menjemputnya menuju altar.

 

“Ayah….kumohon beri aku waktu sebentar….” ujarnya sambil memejamkan mata dan menarik napas, menghembuskannya. Menarik napas, menghembuskan……..begitu seterusnya.

 

Beberapa detik…….tidak. Beberapa menit berlalu, akhirnya Seohyun membuka kedua matanya.

 

Merasa tak enak dengan ayahnya, yang pasti sudah berdiri tidak sabar dari tadi menunggunya, Seohyun pun berbalik sambil mengembangkan senyumnya.

 

“Aku sudah siap, Ay – “,

 

Namun begitu, bukan ayahnya yang sedari tadi berdiri disana, melainkan….

 

 

“Kyuhyun?”

 

Kyuhyun tersenyum tipis. Dilangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan. Seohyun tak mengerti, mengapa Kyuhyun yang ada disini, bukankah seharusnya ayahnya yang datang menjemputnya?

 

Masih dengan raut wajah kebingungan, Seohyun terus menatap Kyuhyun yang terus melangkahkan kakinya sampai berada tepat didepannya.

 

Kyuhyun menatap Seohyun dengan pandangan yang sulit diartikan. Dirinya hanya bisa terdiam. Mereka berdua terus saling menatap tanpa sepatah kata pun yang keluar.

 

“Kyuhyun, ada apa?”

 

Kyuhyun hanya diam, namun pandangannya kini berubah menjadi sendu. Dengan satu tangannya tiba – tiba terangkat dan menyentuh pundak Seohyun.

 

Seohyun semakin bingung melihat ekspresi Kyuhyun yang sayu begitu. Dirinya yakin pasti ada sesuatu yang terjadi.

 

“Kyuhyun…”

 

Dengan satu gerakan yang cepat & tiba – tiba, Kyuhyun meraih tubuh Seohyun dan mendekapnya erat. Seohyun sungguh terkejut. Dirasakannya pelukan Kyuhyun yang semakin erat padanya.

 

Seketika waktu terasa berhenti, ketika Kyuhyun mengucapkan itu.

 

“Seohyun……….

 

 

 

 

……….menikahlah denganku.”

 

 

Seohyun tersentak kaget dan langsung melepaskan pelukan dari Kyuhyun. Bola mata coklat indahnya melebar dan penuh keterkejutan.

 

“Apa maksudmu, Cho Kyuhyun!”

 

Kyuhyun tertunduk tak berani menatap gadis yang sangat dicintainya itu. Hatinya pun pilu. Sejenak ia berpikir dirinya bisa hidup tanpa Seohyun, bisa ikut bahagia apabila gadis itu pun bahagia, meskipun bukan ia sendiri yang membahagiakannya.

 

Namun…..

 

Ketika dirinya membayangkan sahabatnya itu bersanding dengan pria lain………Tersenyum dan tertawa bahagia dengan laki – laki lain…… membangun kebahagiannya sendiri dengan sosok lain……

 

dan sosok itu bukanlah dirinya…..melainkan orang lain.

 

dan Kyuhyun akhirnya sadar…… ia tak akan sanggup untuk itu.

 

dirinya tak akan sanggup bila suatu saat ia terbangun tak ada Seohyun disisinya.

 

bila suatu saat ia membutuhkan seseorang, bukan Seohyun yang menemaninya.

 

bila suatu saat Kyuhyun menginginkan kehangatan, bukan Seohyun yang memberikannya.

 

bila suatu saat kedua matanya mengerjap, bukan Seohyun yang ia lihat.

 

bila suatu saat ia membutuhkan kekuatan, bukan Seohyun yang menggenggamnya.

 

“Maafkan aku, Seohyun…..aku mencintaimu.”

 

Bagai waktu yang tiba – tiba serasa berhenti berputar. Seohyun terdiam kaku di tempatnya. Ekspresi wajahnya shock seolah sesuatu telah membuatnya menjadi patung es yang tak mampu menggerakkan semua anggota tubunya. Serasa jarum – jarum menusuk membuatnya ngilu seketika.

 

Kyuhyun menutup kedua matanya. Dirinya harus mengatakan ini sekarang atau tidak sama sekali. Walaupun ia tahu jelas, bahwa kedua pilihannya akan membawanya jatuh ke dalam jurang yang bernama Penyesalan Seumur Hidup. Mengatakan sekarang berarti menghancurkan ikatan persahabatan yang telah terjalin selama ini dengan Seohyun. Tidak mengatakannya, artinya dirinya siap untuk hidup dalam kesengsaraan dan jebakan atas perasaan cintanya yang tak pernah tersampaikan, yang bahkan bisa menghantuinya sampai ia mati.

 

Kyuhyun tahu……tak akan ada yang lebih sakit daripada saat – saat ini. saat – saat dimana dirinya akan kehilangan segalanya yang ia pertahankan selama ini.

 

Ya, segalanya.

 

Karena, Seohyun adalah Hidupnya.

 

Nafasnya.

 

Cahayanya.

 

Bisa kau bayangkan, bila kau kehilangan semua itu?

 

“Kyuhyun……kau…kau – “

 

Seohyun tak bisa melanjutkan kata – katanya, ketika tiba – tiba saja Kyuhyun menarik bagian belakang lehernya dan menekankan bibirnya pada bibirnya sendiri. Kyuhyun menciumnya dengan paksa dan penuh penekanan. Semakin dalam dan intens. Kyuhyun terus menekankan bibirnya seperti orang yang putus asa, seolah ia tahu bahwa ia akan kehilangan Seohyun. Dan ia tak akan bisa mendapatkan Seohyun. Tanpa ia sadari, air matanya telah mengalir perlahan di wajahnya.

 

Seohyun tak mengerti. Mengapa ini terjadi padanya? Mengapa Kyuhyun mencintainya? Dan mengapa Kyuhyun mengatakannya sekarang? Lalu bagaimana dengan perasaannya sendiri yang dulu sempat amat mencintai Kyuhyun, namun Kyuhyun meninggalkannya terpuruk oleh perasaannya sendiri?

 

Tiba – tiba, Seohyun menjadi sangat marah. Sangat marah pada sahabat satu – satunya itu. Sangat marah, karena ia merasa Kyuhyun memainkan perasaannya. Dengan kasar dan sekuat tenaga, didorongnya Kyuhyun, hingga ciuman mereka terlepas.

 

“KAU PIKIR, APA YANG KAU LAKUKAN, KYUHYUN!” bentaknya dengan amarah. Sebelah tangannya menghapus kasar bibirnya. “TEGA – TEGANYA KAU MELAKUKANNYA, KYUHYUN! KAU SAHABATKU!” tanpa disadarinya, kedua matanya perlahan berkaca – kaca.

 

Kyuhyun menunduk lemah dan berbisik. “Aku tak pernah menganggapmu sahabat……kau adalah wanita yang selalu ku puja dan ku cintai, Seohyun…..”

 

Mendengar itu, entah mengapa membuat hati Seohyun teriris perih. Semakin menghadirkan , bayangan dirinya yang dulu jatuh cinta setengah mati pada pria bermata coklat hangat itu.

 

Seohyun tersenyum getir. “Kau keterlaluan, Cho Kyuhyun. Kau lelaki terkejam yang pernah ku temui, kau…..kau……..selalu membiarkan hatiku terluka tapi kau tak pernah sadar akan itu……”

 

Kedua mata indahnya kini menangis, make up nya kini mulai luntur. Gaun pengantin yang ia kenakan kini, seolah tak berarti apa – apa lagi. dirinya terus menggigit bibir bawahnya untuk meredam isakannya.

 

“Kau telah menghancurkan hatiku saat kau berpacaran dengan Yoona dan meninggalkanku yang saat itu amat teramat mencintaimu………….dan kini………….apa kau mau menghancurkan lagi hatiku dengan pengakuan cintamu di hari yang seharusnya menjadi kebahangiaanku?”

 

Kini Kyuhyun mengangkat wajahnya dan menatap Seohyun terkejut. “A – apa kau bilang?”

 

Seohyun mencengkeram gaunnya, lalu menatap Kyuhyun sendu. “Aku…..pernah mencintaimu, Kyuhyun…..kau….kau adalah orang pertama yang menyentuh hatiku……..namun kau juga orang pertama yang menghancurkan hatiku, saat kau menjalin hubungan dengan…nya…..dan tak pernah melihatku lagi….”

 

Tiba – tiba, Kyuhyun meraih Seohyun dalam pelukannya. Dirinya tak mampu mendengarnya lebih jauh. Tak mampu mendengar apabila Seohyun berkata bahwa ia dulu mencintainya dan kini melupakannya. Ia tak mau menerima kenyataan tersebut. Ia hanya ingin mendengar bahwa gadis itu masih mencintainya. Seohyun yang semakin terisak tak mendorong Kyuhyun, maupun membalas pelukan tersebut.

 

Dalam beberapa waktu lamanya, mereka terdiam dalam posisi tersebut.

 

Sambil membelai – belai rambut gadisnya itu, dengan suara bergetar, Kyuhyun berbisik, “Maafkan aku, Seohyun……maafkan aku…….” terus berulang – ulang ia membisikkan kalimat itu dengan lembut.

 

Seohyun tak membalasnya, karena ia tahu, mereka berdua pun tahu, bahwa kalimat apapun tak akan bisa mengubah segalanya. Tak akan bisa mengembalikan waktu dimana mereka berdua selalu menjadi sepasang yang tak akan pernah terpisahkan. Karena kini semuanya akan berbeda.

 

“Kita mulai dari awal lagi, Seohyun. Kau dan aku. Hanya kau dan aku……sebagai sepasang kekasih…..

 

karena aku…..karena aku tak akan sanggup melepasmu lagi, Seohyun. Tak akan pernah.

 

Aku mencintaimu, Seohyun. Izinkan aku memperbaiki lagi ini semua, izinkan aku membangun kembali cinta di hatimu untukku. Aku tak akan pernah meninggalkanmu lagi, Seohyun. Percayalah padaku.”

 

Kyuhyun semakin memperat pelukannya. Dirinya benar – benar tak mau melepaskan lagi gadisnya itu. Maka dari itu, betapa terkejutnya ia ketika Seohyun membebaskan dirinya dari pelukan itu.

 

“Maaf, Kyuhyun, aku tak bisa!”

 

Kyuhyun sangat terkejut dan mengangkat sebelah tangannya berusaha menggapai gadis itu, namun Seohyun langsung menepisnya.

 

Seohyun tahu ini salah. Sesaat dirinya sempat terlena dengan semua pengakuan cinta pertamanya itu. Sempat membiarkan perasaannya hanyut akan memori rasa cintanya terhadap Kyuhyun dulu. Namun, tiba – tiba selintas wajah hadir dalam benaknya.

 

Wajah itu.

Wajah yang selama ini selalu ada untuknya. Memberikan kekuatan. Mengeluarkannya dari kegelapan. Mencurahkan hari – harinya selama ini dengan semua cinta yang diberikannya.

 

Wajah itu. Yang selalu memberinya harapan. Menghangatkan hatinya hanya dengan senyum dari wajah rupawannya.

 

Wajah itulah masa depannya saat ini. Mimpinya. Dan harapannya.

 

Wajah itulah satu – satunya yang membuatnya berjanji pada dirinya sendiri tak akan menghianatinya. Yang telah ia cintai sampai saat ini, dan akan ia cintai sepenuh hati sampai akhir hidupnya.

 

“Maaf, Kyuhyun…..semuanya sudah benar – benar terlambat. Aku yang dulu pernah mencintaimu, itu dalah benar. Namun…….saat ini aku hanya bisa mencintai satu orang……..”

 

Kyuhyun menatap Seohyun dengan nanar. Hatinya terasa semakin remuk hanya dengan melihat semua kenyataan pahit yang harus alami. Keputus asaaan untuk mendapatkan cintanya kian detik kian melebar. Namun, cukup sudah penantiannya selama ini. Nasi sudah menjadi bubur, diantara peluang hancurnya persahabatan yang semakin besar, bersamaan dengan kesempatannya mendapatkan gadisnya semakin kecil, Kyuhyun terus maju. Dirinya benar – benar sudah tidak memikirkan apapun resiko yang ia akan hadapi, semua sudah terlanjur hancur, biarkanlah semuanya semakin hancur dan hilang dari jangkauannya. Sakit akibat rasa penasaran lebih dari sakit karena kehilangan.

 

“Kumohon….Seohyun…..”

 

“Aku sangat mencintai Siwon oppa…..”

 

Kyuhyun menjatuhkan kedua lututnya dihadapan Seohyun. Air mata kian membanjiri wajahnya dan begitu pun Seohyun.

 

“Aku mencintaimu, Seohyun…….aku sungguh tak bisa hidup tanpamu…..”

 

Seohyun menutup kedua matanya, membiarkan air matanya yang semakin mengalir. “Jika, kau benar – benar mencintaiku………

 

…………mengapa kau tak pernah membuktikannya dari dulu, Kyuhyun?”

 

Kyuhyun terdiam. Kata – kata Seohyun begitu telak, seolah menamparnya. Benar. Ia sungguh – sungguh merasa semakin pengecut. Mengapa tak pernah ia perjuangkan cintanya dari dulu? Mengapa ia hanya menggantungkan cintanya pada takdir? Padahal sudah jelas, bahwa takdir akan bermain sesuai dengan apa yang manusia itu lakukan, bukan?

 

“Mengapa kau tak merebutku dari Siwon oppa dari dulu?”

 

Kyuhyun tak bisa berkata apa – apa. Yang bergemuruh dalam hatinya saat ini, hanyalah penyesalan tak berarti yang pasti akan selalu menghantuinya seumur hidupnya. Penyesalan akibat tak pernah mengejar wanitanya sejak dulu, tak pernah jujur atas perasaan cintanya yang begitu melimpah untuk sang gadis………dan yang terpenting membuat cinta dari sang gadis untuknya memudar dan hilang tak berbekas dan tak akan pernah kembali.

 

Dirinyalah penyebab semua itu. Dan kini dirinyalah yang memetik akibatnya. Oleh karena itu, pantaskah ia memohon gadisnya untuk kembali di saat sang gadis telah menemukan kebahagiaan bersama pria lain? Pria lebih hebat yang bukan pengecut seperti dirinya?

 

Tuhan, seandainya waktu berputar kembali. Harapan kosong yang terus bergema dalam hatinya.

 

Dengan satu langkah akhir, langkah yang ia putuskan untuk mengakhiri semua penyiksaan batin ini, Seohyun menyentuh kedua sisi lengan Kyuhyun dan menuntunnya untuk berdiri. Ketika, mereka berdua telah berdiri dengan sempurna, dengan satu gerakan yang cepat dan tak terduga, Seohyun menutup jarak diantara mereka berdua dengan satu ciuman. Satu ciuman yang paling panjang dan emosional yang pernah mereka berdua lakukan. Dan juga satu ciuman yang tak akan pernah lupakan seumur hidup.

 

Karena di dalam di hati keduanya, mereka tahu, bahwa ini adalah sebuah akhir paling pahit dari kisah mereka. Yang mau tak mau harus mereka terima.

 

Dan Seohyun lah yang pertama kali mengakhirinya.

 

“Terima kasih karena sudah mencintaiku, Cho Kyuhyun.

 

…….aku pun mencintaimu.

 

 

………….dan selamanya akan tetap begitu.”

 

Meskipun rasa cinta kita berbeda.

 

10 tahun kemudian…….

 

SEOHYUN’S POV

 

Aku terbangun karena kurasakan seseorang tengah mengecup lembut dahiku. Tanpa kubuka mata pun, aku sudah tahu siapa yang melakukannya. Diam – diam kedua sudut bibirku membentuk seulas senyuman.

 

“Aku melihat senyummu, sayang. Kau sudah bangun…..” ujar sosok itu sambil tertawa kecil.

 

Perlahan akhirnya kubuka kedua kelopak mataku demi melihatnya. Pria yang menikahiku 10 tahun yang lalu. Dia tersenyum menatapku dengan tatapan hangatnya yang selalu ia berikan padaku.

 

“Kau tahu kan, hari ini?” tanyanya dengan lembut.

 

Aku tersenyum padanya sambil mengangguk. Siapa yang bisa mengabaikan hari ini?

 

3 Februari.

 

Ulang tahun malaikat kecilku.

 

Dan juga……..

 

Ulang tahunnya.

 

“Tak terasa sudah 10 tahun, benarkan sayang?” ujarnya sembari memelukku.

 

Benar, 10 tahun.

 

Bagaimana kabarmu selama 10 tahun ini?

 

Aku hanya mengangguk pelan dalam pelukannya. Perlahan ia melepaskanku dan mengecup bibirku singkat.

 

“Baiklah, sesuai tradisi seperti tahun – tahun lalu, kau akan merayakannya berdua dengannya dulu, baru nanti malam kita rayakan bersama – sama, oke?”

 

Lagi – lagi aku hanya mengangguk padanya.

 

“Semoga harimu indah, sayang.” Ucapnya sambil tersenyum, sebelum ia pergi berlalu dari hadapanku.

 

Tentu. Karena seperti yang pernah ku katakan padanya dulu, bahwa hari ini selalu menjadi salah satu hari terpenting dalam hidupku.

 

END OF SEOHYUN’S POV

 

Seorang pria bertubuh tinggi dan agak sedikit kurus sedang bersandar disebuah pohon yang berada di hamparan rumput puncak sebuah bukit. Rambut coklat ikalnya sedikit tertiup angin, membuat beberapa helai jatuh menutupi sebelah matanya, namun ia suka itu. Musim semi dimana merupakan favorit seseorang yang dikasihinya.

 

Diangkatnya sebelah tangan kanannya ke depan wajahnya, membuah kelima jarinya menghalangi silau matahari yang menerpa wajah putih rupawannya. Mata coklat hazelnya menatap hangat sesuatu yang berkilauan akibat menghalau langsung sinar sang surya, di jari manisnya.

 

Sebuah cincin yang tak akan pernah pudar kilaunya meskipun telah dimakan waktu. Lebih tepatnya, arti dan makna cincin itu baginya yang tak akan pernah hilang.

 

Sebuah cincin persahabatan, begitu yang dikatakan sang pemberi. Namun, kurang tepat baginya. Karena, bukan hanya persahabatan saja yang mengikat mereka, namun rasa cinta pun ikut membuat ikatan itu semakin kuat.

 

Mereka berdua mungkin bukan sepasang sahabat lagi. Namun, ikatan batin diantara mereka berdua akan tetap ada. Tak akan pernah putus sampai kapanpun.

 

Bibirnya kian detik kian pucat, namun senyumnya selalu merekah di wajahnya, yang juga semakin lama semakin pucat. Pria itu menutup matanya kira – kira 10 detik. Kemudian, dibukanya lagi kedua matanya meskipun dirasanya agak berat baginya.

 

“Seohyun –ah……aku sudah make a wish seperti yang biasa kau ingin aku lakukan bila hari ini tiba. Kau pernah ingin tahu bukan, permintaan apa yang selalu aku panjatkan di setiap hari ulang tahunku?”

 

Pria itu kembali tersenyum,namun berbeda dengan sebelumnya, senyumannya kali ini semakin lemah. Nafasnya pun tanpa sadar semakin pendek. Namun, dipaksakannya untuk tetap kuat.

 

Setidaknya untuk sebentar lagi.

 

“Aku……. selalu ingin……membahagiakanmu……sampai akhir hidupku…….”

 

Dengan susah payah, akibat fisiknya yang semakin lemah, diangkatnya sebelah tangan kanannya.

 

Cup.

 

Dikecupnya benda berkilauan di jari manisnya itu. Cukup lama, sambil memejamkan kedua matanya yang memang sudah sangat berat sejak tadi. Namun, dengan sisa tenaganya tetap dibukanya kembali. Dengan berusaha mengumpulkan nafasnya yang dirasanya kian hilang, ia kembali bergumam.

 

“Meskipun aku…..tak ada di sisimu…..untuk selau…..membahagiakanmu…, namun aku…..selalu berdoa…..untuk kebahagiaanmu. Karena…..hanya dengan…..begitu…..aku bisa…..menyalurkan rasa cinta…..dan kerinduanku padamu.”

 

Perlahan kedua matanya tepejam kembali. Dadanya yang sejak tadi naik turun dengan cepat, karena berusaha bernafas, kini perlahan mulai melambat. Tangan kanannya kembali jatuh terkulai di sisi tubuhnya. Dengan satu tarikan nafas terakhir, dibisikkannya kalimat itu.

 

 

“Aku selalu mencintaimu, Seo Joo Hyun…….”

 

 

Dan semuanya pun hening.

 

 

Tuhan,tolong sampaikan padanya

Pada wanita yang kucintai dengan seluruh hidupku

Dengan seluruh jiwa dan ragaku

Bahwa aku mencintainya

Bahwa aku tak bisa hidup tanpanya

 

Karena itu aku pergi

Aku akan menuju suatu tempat dimana aku bisa selalu melihatnya

Tanpa ia tahu

Tanpa ia bisa melihatku

 

Tuhan, tolong hapuskan air mata yang mengalir di wajahnya

Karena setiap tetes air matanya adalah seribu tetes penderitaanku

Berikan kebahagiaan untuknya

Karena kebahagiannya adalah impian bagiku

 

 

Seorang anak laki – laki yang kira – kira berusia 9 tahun, berlari – lari kecil menghampiri seorang wanita berambut coklat panjang. Anak itu kemudian menarik – narik ujung baju wanita tersebut.

 

“Ibu! Ayo pulang! Aku tak sabar ingin liat kado dari ayah!” pekik anak kecil itu dengan riang.

 

Sang wanita tersenyum lembut sembari mengusap – usap puncak kepala anaknya.

 

“Baiklah, sayang, kita pulang…….” ujar wanita itu.

 

Dengan saling berpegangan tangan, kedua ibu dan anak itu mulai berjalan. Sambil berjalan sang ibu menatap anaknya dengan tatapan lembut yang sarat dengan suatu kerinduan yang tak tersirat.

 

Mata coklat hazelnya. Rambut coklat ikalnya. Serta kulitnya yang seputih susu.

 

Membuatnya selalu merasa de ja vu apabila melihat anak satu – satunya itu. Walaupun ia tahu bahwa semua itu diturunkan dari dirinya sendiri.

 

“Kyuhyunnie……”panggil wanita itu dengan lembut.

 

Anak laki – laki itu pun mendongak menatap ibunya. “Kenapa ibu?” tanyanya polos.

 

Sang ibu tersenyum. “Tidak, hanya saja kau sangat mengingatkan ibu pada seseorang penting yang sangat ibu cintai.”

 

Sang anak hanya memandang polos ibunya. “Apakah itu ayah?”

 

Sang ibu menggeleng masih tersenyum. “Bukan. Orang ini dulu pernah menjadi sahabat ibu. Kau tahu, bahwa namamu sebenarnya diambil dari namanya.”

 

Mata sang anak seketika berbinar – binar. “Apakah namanya juga Choi Kyuhyun?”

 

Sang ibu tertawa kecil. “Hmm……marganya tidak sama denganmu, Kyuhyunnie sayang…………………..namanya Cho Kyuhyun.”

 

 

THE END

Thanks for reading, comment or like! Sampai jumpa di “What If You Believe Me” !(^_^)


34 thoughts on “[Freelance] Don’t Your Realize? I Do Love You! [End]

  1. Hikz seokyu ga bersama….bisa ga buat versi seokyu bersatu???tapi nie ff feel’nya dapet banget cuma pas ending,,hikz seokyu ga bersatu..jadi sesek deh

    Like

  2. Endingnya bukan SeoKyu T.T

    Ini ceritanya bagus banget nget nget… Feelnya dapet. Tapi, sayangnya bukan SeoKyu…

    Like

  3. huuuwwaaaaa seokyu’y mna??????????
    hiikkss hikkss,.
    tp feel’y krsa bnget,.
    DAEBAAKK!!!!!!! ff’y saeng,.
    miriss bnget jlan cerita,
    poor kyu,. hikss hikss,.
    saeng bikin lg donk yg seokyu’y,.
    suka ma ff’y, pemakaian kata”nya pas bnget jd krsa feel’y, n gk terlalu trbru” jlan cerita’y,.
    pokok’y DAEBAKKK!!!!!

    Like

  4. kyuppa memderita dsini. kyuppa ga berani ngungkapin perasaannya sendiri.
    sampai pada akhirnya kyuppa menutup mata.
    daebak chingu..

    Like

  5. hiks hiks sad ending
    kok ending bkn seokyu
    huwaaaaaaaaaa 😥
    kyuppa kasian bgt
    keren cerita’y bkn q nangis

    Like

  6. hwaaaaa!!! >,,<

    apakah author ff ini ( @dwiriella ) sama dengan author ff 'What If You Believe Me'???
    aku sangat sangat sangat sangat menunggu kelanjutan cerita itu looooohhh ^^
    lanjutkan dong yang itunyaaa kekekekeke~

    Like

  7. DAEBAK!!!! KEREN!!!!!
    ff terkeren yang pernah aku baca!!!!! sampe bingung mau komen apa~
    bahasa yang dipake bener2 keren, ga bikin bingung dan mudah dimengerti…
    feel nya apalagi.. ngena banget!!!! >.< beribu2 jempol aku kasih!! hehe

    Like

  8. seokyu gk bersama,,,, T,T
    sedih aku bacanya,,,,
    ff nya bagus,,, kata” cintanya nyentuh bgt k hati,,,
    eonn lain kali bwt ff seokyu yg bahagia terus ya, hehe,,,
    seokyu jjang !!!

    Like

  9. Sumpah sedih bangett 😦 hikss.hiks..
    Kyuhyunnya benar2 mncintai sampe mati, sebenernya mau seokyu bersatu. Tapi kasian sama siwon oppa.
    Pas seo terpuruk emng siwon oppa yg ada..
    Makanya kyuppa jangan menyia2kan cintanya 😦
    huhuhu, ditunggu FF-mu yg WIYBM..

    Like

  10. huwaaaaaa,,,,sedihnya….
    seokyu tidak bersatu dalam kehidupan tapi hati mereka selalu menyatu….
    tapi endingnya bagu uga kq, sagala sesuatu yang akan kita alani gx selamanya sama dengan yang kita harapkan, itulah nilai yang ku dapat dari cerita ini….

    Like

  11. T,T

    .
    .
    .
    AAAA Bagus thorrr cuma….. KENAPA GA SEOKYU AJA SIIH??!! #maksa *readers bawel*
    Canda thorr ._.V Bagus kook~ cukup membuat aku meneteskan air mata di malam hari #alah
    What If You Believe Me itu apaan thor ? Sequelnya ?

    Di tunggu deh 😀

    Like

  12. Sedih bangat crtnya, kasihan kyunya tp salah dia jg seh napa gk ngerebut seo dr dulu nah giliran seonya dh mw nikah malah ruw ngungkapin cintanya.
    Seo jg dulunya kasihan cintanya bertepuk sblah tangan.
    Aih thor suka sekali ma jln crtnya ngalir bngt dpt bngt fellnya.
    Ditunggu WIYBM nya segera dulu janji cuma 3 mg neh dh lewat.
    Daebakk buat authornya….

    Like

  13. bnr2 cerita yg bgs, mnyentuh hati
    hiks hiks thor knp km pshin seokyu
    kyu bnr2 hny mencintai seo spai mati
    ya wlu seokyu ga bs hdup bersama tp hati mereka bersatu
    dtgu ff lainya tp seokyu bersatu n happy end ya….

    Like

  14. Hiks hiks hiks *ngelap ingus *keabisan tisu
    kyunya kasian banget 😥 kalo tau gini harusnya kyu sama yoona aja *plak
    seo nikah ama siwon, wahahaha asal seonya bahagia gak papa deh. Tapi kenapa anak seo mirip kyu o_O?
    Ffnya bagus nih *ngelap ingus hiks hiks

    Like

  15. yahh seokyunya ga bersatu, tapi ini ff nya bgs bgt, bahasanya daebakk!
    aku kirain tadi seo bakalan batalin pernikahanya eh ternyata engga hiks.
    tp ini ff bgs bgt kkk 😀

    Like

  16. Kyuuuu… #hug kyuppa
    Kasihan banget, kenapa sad ending author? Kenapa? Kenapa? #abaikan
    Huuuuaaaaaaa….. Seokyuuuuuuu….
    Eomma appa… Kenapa takdir begitu kejam ? Author juga kejam, memisahkan seokyu..
    Tpi bagus, tapi nya lagi kenapa harus sad ending?
    Huuaaaa… Nice ff… 😥

    Like

  17. itu akhirnya kyuhyunnya mati ya? huaaaaaaaa 😥
    ceritanya sedih bgt.. ada crita lain tentang seokyu gak?

    Like

  18. Kyaaaaa!
    Kerennnn

    Meski SeoKyu ngga bersatu sih, 😦
    Tp ceritanya hebat!

    Kapan kapan bikin yg SeoKyu dong, ehehe

    Like

  19. annyeong (T.T) huuhuhuhuhuuuuuhuhuhuuuu (T.T) (T.T) (T.T ) (T.T) ayo author tanggung jawab, banjir nih di sini… hhahahahahahaha
    wuah, chukae yah, ini adalah ff ketiga setelah ff kepunyaan githa goetary (scandal) and ada 1 ff lagi yang castnya siwon-sooyoung (wedding dress) yang isa bikin aku trenyuh and akhirnya nangis bombay di kamar tadi malem pas baca ndirian.
    mian baru isa komen karena ff ini sebenernya dari hari pertama publish udah langsung aku save loh, cuman baru isa full dibaca dari part 1-end tadi malam gara2 kerjaan kantor numpuk kemaren2 (T.T) *lha kok curcol?*
    whaatt????komennya gag sampe 50???what is so wrong with this perfect ff anyway??
    you know what, may be it’s because of the sad and unwanted ending by WIRES-including me-huahahahaha
    but thats the ‘thing’ anyway and you’re doing great in your writing this time so, I LOVE THIS FF and you!!(your writing) hhahahahaha
    aku harap kamu bikin ‘sesuatu’ lagi dengan pairing yang beda yah, phaiting!!

    Like

  20. Hueee thor T.T
    hiks hiks sedih bgt baca ny ni:'(

    kirain ending ny bakal seokyu, tp ternyata-_-

    tapi ff ny kerenn tetep keren kok thor(y)

    tp sampai kapan pun SEO MILIK KYU, KYU MILIK SEO!!!:D

    SEOKYU JJANG!!!!

    nice ff^^

    Like

Leave a comment