Because I Love You Chapter 5


“Because I Love You Chapter 5” 

Author : Gracia Kristin / Jung Gracia

Cast :

Jung Jessica

Lee Donghae

Kwon Yuri

Kim Jonghyun

dsb

 

Genre : Friendship, romance, Family

Donghae P.O.V

Ya ampun, ada apa dengan eomma? Kenapa belum kenal Jessica tapi langsung tidak merestuinya. Memangnya ada yang salah ya dengan penampilan Sica.

 

“Eomma! Eomma chakkaman! Eomma!” teriakku terus menerus. Tapi eomma sudah terlanjur masuk ke mobilnya dan melaju pergi.

Ya sudah harus apalagi, aku akan bicara dengan eomma dirumah saja.

Oh iya, yeojachingu ku Jessica. Dia pasti sedih skali.

Aku menyusulnya kedalam restoran dan ternyata dia sudah menghilang. Benar kan dia pasti sakit hati karna perlakuan eomma tadi. Aduh sebenarnya eomma ini punya dendam apa pada Jessica? Membuatku bingung saja.

 

“Jessica, are you ok?” tanyaku saat Sica menjawab telpon ku.

‘Ne oppa.’ Ia menjawab baik-baik saja tapi suaranya sama skali tidak menunjukkan hal yang sama. Aku tau skali kalo dia sedang menangis skarang.

“Sica, mianhae atas perlakuan eomma tadi. Aku juga bingung kenapa eomma bersikap seperti itu. Tapi aku pikir tadi kalian sudah saling kenal. Apa ada hubungannya dengan masa lalumu?” tanyaku panjang lebar.

‘Ani~ aku memang mengenal ibumu. Tapi tenang kami tidak punya masalah apapun. Lebih baik skarang kau menenangkan dia dulu ya.’

Setelah berkata begitu, Sica langsung menutup telponnya. Mungkin benar, aku harus tanyakan ini pada eomma langsung.

 

Jessica P.O.V

Sampai saat ini aku masih belum percaya bahwa Lee Donghae oppa adalah saudaraku. Apa ini semua hanya mimpi? Apa ini hanya khayalan?

Kenyataannya tidak. Semua ini benar-benar terjadi.

 

Aku memang tidak pantas untuk bahagia bersama Hae oppa. Mungkin ini memang takdir. Karna yang pasti aku tidak bisa merubah kenyataan kalau aku dan dia tidak bisa bersama.

 

Tadi sengaja aku belum bilang yang sebenarnya pada Hae oppa. Biarkan ia mendengar sendiri dari mulut eomma nya yang tak lain ahjumma ku.

Rasanya sakit mengingat semua ini.

 

“Kim Jonghyun, bisa bertemu?”

 

***

Selain Jonghyun aku tidak bisa cerita pada siapapun lagi. Mau bilang pada Yuri tapi dia saat ini sedang ikut kejuaraan dance bersama Minho. Tidak mungkin aku menghancurkan konsentrasinya hanya karna masalah ini.

 

“Sudah lama kau tidak curhat padaku sejak kita berbaikan, hehe. Skarang ada apa? Wajahmu sungguh tidak senang.” Kata Jonghyun saat bertemu di taman denganku.

 

“Langsung saja ya, ternyata Hae oppa adalah saudaraku. Eomma nya adalah ahjumma ku. Dan kami masih saudara dekat. Aku bingung harus berbuat apa Jjong. Aku sudah terlanjur sangat menyayanginya.” Balasku sambil menangis.

 

Jonghyun yang tidak tega melihatku langsung menarikku ke pelukannya.

“Sica, saat ini aku benar-benar kaget dan belum bisa memberi saran padamu. Tapi, menangislah dulu dan lepaskan bebanmu. Kau akan lebih lega nantinya.” Ujar Jonghyun.

 

Tidak tanggung-tanggung aku pun langsung menangis selepas mungkin. Benar skali kata orang bahwa masalahmu jangan disimpan sendiri. Cerita pada sahabat akan lebih membuatmu tenang.

 

“Jjong, trimakasih banyak sudah mau ada disampingku disaat seperti ini. Aku benar-benar merasa lega.”

 

Jonghyun P.O.V

“Jjong, trimakasih banyak sudah mau ada disampingku disaat seperti ini. Aku benar-benar merasa lega.” Ujar Jessica padaku sambil terisak.

 

“Jess, aku bukan sahabatmu jika membiarkan mu tersiksa sendiri.” Balasku.

 

Aku sama skali tidak mengerti harus bagaimana skarang. Apa aku harus sedih karna Sica kehilangan kebahagiaannya atau harus senang karna itu artinya Sica dan Hae hyung tidak bisa bersama.

 

Aku juga mempertanyakan perasaanku pada Jung Jessica skarang. Aku sudah mulai menerima ia jadian dengan Donghae hyung. Tapi dengan keadaannya skarang apa aku bisa menahan diriku untuk kembali mengejarnya?

 

“Aku akan mengantarmu pulang ya.” Tawarku. Mengingat ini sudah malam. Namja pabo yang tidak akan mengantar yeoja secantik ini pulang ditengah malam begini.

 

Diperjalanan Sica hanya diam. Aku tau ini bukan waktu tepat untuk tertawa-tawa. Dia pasti sangat terpukul. Cita-citanya jadi pacar Donghae hyung sudah tercapai ehh malah begini ujungnya.

 

“Sudah ya, aku masuk dulu. Gamsahamnida Jjong.” Katanya lemas.

 

“Masuklah. Istirahat dan jangan terlalu banyak pikiran.” Pesanku.

Jessica, andai saat itu kau lebih memilih bersamaku. Aku yakin, skarang kau tidak akan mengalami hal begini.

 

***

Donghae P.O.V

Aku tidak bisa menahan diri lagi. Semua rasa penasaranku sudah terkumpul menjadi satu. Aku perlu dan harus tau kenapa eomma bersikap begitu pada hubunganku dengan Sica.

 

Knock…knock…

‘Masuklah…’ ujar suara dari dalam kamar yang ku ketuk.

“Eomma, aku ingin tau…” belum sempat melanjutkan kalimatku, eomma sudah memotong.

“Ya! Kalau kau ingin bertanya tentang hal itu, lebih baik keluar dari kamarku skarang juga.” Sahut eomma tegas.

“Tidak. Aku akan tetap disini sampai eomma menjelaskan semuanya. Eomma tidak bisa menyimpan ini semua dariku. Ceritakanlah yang sebenarnya eomma.” Kataku sedikit memaksa.

“Baiklah kalau kau memaksa.”

 

Aku segera duduk di tempat tidur eomma. Sedangkan eomma duduk dimeja riasnya.

“Aku tak mau berbelit-belit, intinya kau dan Jung Jessica yang kau sebut ‘yeojachingu’ mu itu tidak bisa bersama karna kalian adalah SAUDARA.” Jelas eomma sambil menekankan pada kata ‘saudara’

 

“MWO? Eomma kau tidak sedang bercanda kan?” tanyaku kaget. Apa-apaan ini. Alasan macam apa ini?

“Untuk apa aku bercanda. Kan eomma sudah katakan padamu kalau kau lebih baik tidak tau hal ini. Karna eomma tidak yakin kau bisa menerimanya.”

“Bagaimana mungkin aku dan Sica bisa bersaudara?” tanyaku lebih dalam.

“Kau pasti bertanya kan, kenapa aku bisa kenal Jessi? Karna beberapa hari yang lalu aku mengunjungi rumahnya untuk bertemu dia dan eomma nya yang tak lain adalah ahjumma mu. Nenekmu dan nenek Jessi itu kakak-beradik. Sudah puas Donghae?” kata eomma panjang lebar.

 

Aku hanya memandang ke lantai skarang. Pikiran ku blank tidak karuan. Masih tidak percaya dengan semua ini.

“Kau boleh keluar skarang. Aku ingin istirahat.” Ujar eomma.

 

Aku tidak bisa tidur sama skali. Jung Jessica orang yang aku cintai tapi dia ternyataaa arghhhh! Kenapa ini semua harus terjadi?

Aku ingin skali mengubungi Sica. Sudah ku telpon dan sms berkali-kali tapi dia mengabaikan semua itu. Apa dia mulai menjauhi ku karna takut akan berbuat dosa?

 

Yuri P.O.V

Kami adalah pemenang dance competition ini. Ini adalah lomba dance pertamaku bersama Choi Minho. Kami senang skali dan rasanya seperti mimpi.

 

“Ayo ikut aku.” Ajak Minho sambil menarik tanganku.

“Ya! Ini sudah malam. Kau mau mengajakku kemana?”

“Anggap saja perayaan kemenangan kita okay? Jangan membantah.”

 

Terpaksa aku ikut saja dengan Minho. Ya aku sudah menganggapnya sahabat biasa skarang. Tidak punya perasaan apapun lagi padanya. Karna aku tau, kami berdua hanya cocok bersahabat.

 

“Nah sampai deh.”

“Wow! Indah skali. Bagaimana kau bisa tau ada tempat seindah ini disini?” tanyaku sambil mengagumi pemandangan yang tersaji didepan mataku.

“Siapa dulu dong Minho.” Aku tersenyum kecil melihatnya membanggakan dirinya.

Tempat ini benar-benar indah dimalam hari.

 

“Tapi tunggu dulu, tujuan mu kesini hanya untuk merayakan kemenangan?” tanyaku kurang percaya. Karna aneh skali ada yang merayakan kemenangan dengan cara begini. Biasanya kan menraktir direstoran.

“Ani ani…tidak hanya itu. Tapi aku juga ingin bilang kalau, aku menyukaimu Kwon Yuri!”

 

Aku kaget setengah mati. Anak ini bercanda atau apa. Beberapa minggu yang lalu katanya tidak suka. Jangan-jangan dia sedang mengerjaiku.

“Ya! Kau kira aku akan percaya begitu saja? Bercandamu tidak mempan.” Ujarku.

“Yul, aku sedang tidak bercanda. Aku benar-benar serius.” Balasnya lembut sambil menatapku dalam-dalam.

“Percayalah padaku Yuri. Memang dulu aku bilang tidak suka padamu. Tapi tidak tau mengapa, hari-hariku bersamamu membuatku menjadi suka padamu. Kumohon, kali ini percayalah.” Jelas Minho.

 

Aku juga tidak bisa melawan perasaanku untuknya. Aku juga mencintainya.

Namun disaat begini, wajah Kim Jonghyun terbersit dibenakku. Apa aku masih ada rasa pada Jjong? Aku harus bagaimana?

 

“Kwon Yuri, Yuri!” panggil Minho menyadarkanku dari lamunan tentang Jonghyun.

“Nado saranghae Minho-ssi.” Balasku akhirnya.

Aku hanya menerima saja dengan landasan cinta walaupun tidak 100% untuk Minho. Tapi lama-lama aku juga pasti melupakan Jonghyun.

 

Aku harus segera mengabari Jessica. Ah tidak, ini sudah malam. Yeoja itu pasti sudah terlelap skarang. Besok saja baru aku ceritakan.

 

Jessica P.O.V

Mataku sembab sekali. Apa bisa aku pergi sekolah dengan wajah begini?

 

*vibra handphone*

Hae oppa calling

 

Aku tidak mengangkatnya. Untuk pertama kalinya semenjak menjadi kekasih Hae oppa aku tidak ke sekolah bersama dengannya.

 

***

“Morning Jessica! Wah, apa yang terjadi padamu? Kenapa matamu sembab? Kau menangis ya.” Tanya Yuri bertubi-tubi saat melihatku.

 

“Nanti saja ya kuceritakan.” Balasku singkat.

“Ya sudah. Oh ya, aku skarang resmi menjadi kekasih Choi Minho lho.” Ceritanya dengan berbinar-binar.

“Iya selamat ya.” Balasku lemas dengan senyum kecil yang bisa dibilang dipaksakan. Tapi aku senang kok mendengar Yuri dan Minho jadian.

 

“Kenapa ekspresimu hanya begitu?” tanyanya kecewa.

“Aku sedang tidak mood. Sudah kubilang, nanti akan kuceritakan.”

 

Saat berjalan dikoridor skolah bersama Yuri, aku berpapasan dengan Hae oppa. Aku berusaha menahan diri untuk tidak menyapanya. Padahal wajahnya terlihat skali ingin bicara denganku.

 

Mianhae oppa, aku tidak bisa bersama mu lagi skarang.

“Sica, kau ada masalah dengan Donghae oppa ya? Kenapa tadi tidak menegur? Bukannya kalian biasanya mesra skali.” Tanya Yuri melihat kejanggalan diantara kami.

“Ne. aku memang sedang tidak mood bicara dengannya.”

 

Donghae P.O.V

Nona Jung benar-benar ingin menjauhiku. Menyapaku atau sekedar tersenyum padaku saja dia tidak mau. Jessica, andai saja kau tau aku tidak ingin jauh darimu.

 

“Jinja? Aku sangat tidak percaya!” itulah ekspresi Eunhyuk saat aku menceritakan semuanya.

“Ne. mau bagaimana lagi, semua ini kenyataan. Aku tidak bisa mengubah kalau kami tidak bersaudara.”

“Mianhae Hae, aku tidak bisa membantu apa-apa.” Ujar Eunhyuk sedih.

“Aku mengerti. Kau mau mendengar ceritaku saja aku sudah merasa sedikit lega.”

 

Aku harus bicara denganmu Jessica, skarang juga. Istirahat, kau tidak mau keluar kelas. Dan skarang kau tidak bisa kemana-mana.
“Jessica!” teriakku saat melihat rambut blondenya didepan perpustakaan. Sendirian.

“Tolong dengarkan dulu. Bicaralah dulu denganku.” Kataku sambil menahan lengannya.

“Oppa…” isaknya.

“Kau menangis?”

“Aku…tidak bisa begini oppa? Otthoke?”

 

Aku mengajaknya ke taman belakang. Sampai disana, aku segera memeluknya erat.

“Oppa…aku tidak percaya semua ini.” Ujarnya disela tangis.

“Aku juga. Tapi kau tau, entah kenapa aku begitu yakin bisa melewati semua ini.”

“Itu karna kau seorang namja yang kuat oppa. Mungkin kau bisa secepatnya move on dan melupakanku. Tapi aku? Apa yang harus kulakukan dengan perasaanku oppa?”

“Jangan bicara begitu Jessica yang cantik. Aku tidak akan meninggalkanmu.”

“Kumohon jangan memanggilku begitu oppa. Itu semua akan mengingatkan ku pada masa lalu kita. Oppa…” panggilnya lembut seperti biasa.

“Waeyo?”

“Daripada melakukan hal yang terlarang. Lebih baik kita berdua putus saja. Aku tidak bisa melanjutkan ini. Seiring waktu, kita akan saling menerima sebagai saudara dan akan menemukan pengganti kita masing-masing.”

 

Jessica, kenapa kau memutuskan hal ini? Kau tidak tau aku masih sangat mencintaimu sebagai kekasih?

 

“Sica, kenapa berkata begitu?”

“Lalu harus bagaimana oppa? Lama kelamaan kita tetap akan terpisah.” Ujarnya dan langsung berlari meninggalkan aku.

 

Aku benar-benar pasrah. Tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Satu hal yang pasti, Jung Jessica, kau akan selalu menjadi satu-satunya orang yang kucintai. Entah sebagai kekasih atau saudaraku.

 

Yuri P.O.V

“MWO??” teriakku saat mendengar cerita Hyukjae oppa tentang Sica dan Hae oppa.

“Begitulah, awalnya aku juga sulit untuk percaya. Tapi mau bagaimana lagi?” balas Hyukjae oppa.

“Kasian mereka berdua. Padahal baru saja merasakan kebahagiaan.” Sahutku.

 

“Pantas saja, Hae hyung dan Jessica wajahnya cemberut begitu. Oh iya, aku tadi melihat mereka berbincang di taman belakang. Kira-kira apa yang terjadi ya?” timpal Minho.

“Taman belakang? Ayo kita susul kesana.” Usulku.

 

Kami bertiga segera menuju taman belakang. Takut terjadi pertengkaran hebat antara mereka.

Pas sampai kesana…

“Hae, apa yang terjadi?” tanya Hyukjae oppa. Disana tinggal Hae oppa sendirian. Mungkin Sica sudah pulang duluan.

Wajah Hae oppa sedih skali. Aduh apa yang terjadi ya? Aku jadi takut.

 

“Hyung…hyung…kau tidak apa-apa kan?” panggil Minho karna daritadi Hae oppa hanya memandangi tanah saja dan tidak menoleh pada kami.

 

“Oppa, apa yang sudah terjadi antara kau dan Sica? Ceritalah pada kami oppa.” Ujarku membujuk.

“Dia memutuskan ku.” Balas Hae oppa singkat. Masih tetap menatap ke arah yang sama.

 

Kami bertiga shock bukan main. Hae oppa pasti sangat terpukul saat ini. Aku tau cintanya pada Sica melebihi apapun. Dan skarang, semuanya berakhir karena kenyataan pahit ini.

 

“Hae, kau adalah namja yang kuat. Jangan terpuruk begini. Aku tau ini sulit. Tapi, kau harus berusaha menerimanya.” Ujar Hyukjae oppa menghibur sahabatnya itu.

“Namja yang kuat katamu?” tanya Hae oppa balik.

“Ne. memang benar kau adalah namja yang kuat hyung. Wae?” balas Minho.

“Jessica pernah mengatakan hal yang sama.” Balas Hae oppa sedih.

 

Ternyata semua hal dihidupnya, akan tetap dihubungkan dengan Sica. Yang tegar ya Hae oppa.

 

Jonghyun P.O.V

Jessica hari ini mengajakku pulang bersama. Di perjalanan dia juga bercerita tentang kejadian putusnya hubungan dengan Donghae hyung.

Aku tidak bisa apa-apa. Hanya bisa memberinya motivasi agar tetap kuat menjalani hidup.

 

“Oh ya Jjong…” katanya lagi saat masih dalam perjalanan pulang.

“Ada apa lagi?”

“Yuri sudah jadi yeojachingu nya Choi Minho lho skarang.” Ujar Jessica.

 

Aku kaget. Kenapa tiba-tiba aku jadi ingin marah? Apa aku menyukai Kwon Yuri yang dulu selalu ku marahi? Tidak mungkin!

 

“Jonghyun, kau mendengarku kan?” tanya Sica lagi.

“Ah ne. benarkah? Kalau begitu aku turut senang.” Balasku.

“Ne. Dan Yuri terlihat bahagia skali. Minho itu juga anaknya baik dan sopan. Senang rasanya sahabatku mendapat kekasih seperti itu.” Jawab Sica.

 

Kim Jonghyun, apa yang sedang kau rasakan heh? Apa kau cemburu dan marah karena Kwon Yuri skarang menjadi milik orang lain?

Dasar pabo kau, Jjong! Dulu saat ia bisa kau dapatkan dengan mudah, kau malah menyia-nyiakannya. Skarang saat kesempatan itu hilang, kau menyesal kan?

 

“Aaaaarrrrrggggghhhh!” teriakku didalam kamar. Orang rumah sedang tidak ada semua. Jadi aku bisa leluasa mengeluarkan unek-unek perasaanku *uya kuya kali :p*

 

Bodohnya aku ini. Mencintai orang yang tak mencintaiku dan skarang, orang yang dulu mencintaiku malah meninggalkanku. Apa dewi fortuna tidak berpihak padaku?

 

***

Aku memutuskan untuk pergi beli kue ke toko kue di jalan depan kompleks rumah ku. Lapar skali, orang rumah pergi tanpa meninggalkan sesuatu yang bisa kumakan.

 

Oh damn! Kulihat Yuri dan si Minho sialan itu di toko kue yang sama. Untuk apa mereka kesini? Memangnya di kompleks rumah mereka tidak ada toko kue apa. Atau sengaja ingin pamer padaku? Cihh…

 

“Jonghyun-ssi, apa kabar?” ternyata ia mau menyapaku.

“Aku baik Yul. Kau datang dengan anak itu?” tanyaku sambil menunjuk Minho yang sedang memilih kue disudut berbeda. Aku pura-pura tidak tau hubungan mereka.

“Ne. Dia adalah namjachingu ku skarang.”

 

Apa-apaan ini heh? Kau sengaja pamer dihadapanku. Cukup jawab saja kau datang dengannya tidak perlu memberitahu kau adalah pacarnya.

“Kalian kenapa bisa sampai kesini?” tanyaku lagi mencari bahan pembicaraan.

“Mau mengunjungi Sica. Kau pasti tau kan keadaannya skarang. Sekalian saja kami bawa kue untuknya. Eh sudah ya Jjong aku duluan.” Ujarnya mengakhiri pembicaraan saat melihat si Minho itu memberi kode ‘ayo, kita pergi skarang’ atau mungkin ia memberi kode ‘jangan dekat-dekat pada pria itu’

 

Ahhh, cemburu rasanya tidak enak. Selalu saja aku yang merasakannya. Dulu Jessica dan Donghae hyung. Skarang, Kwon Yuri dan Minho.

 

Yuri P.O.V

Tidak sengaja bertemu Jonghyun saat bersama Minho. Entah kenapa, tadi aku lebih ingin berlama-lama dengan Jjong ketimbang dengan Minho. Apa aku memang masih sangat mencintainya?

 

“Yul, kau saja yang mengetuk.” Kata Minho membuyarkan lamunanku.

“Ah ne.”

Aku pun mengetuk pintu rumah Sica diiringi salam dari Minho.

“Jangan-jangan Sica sedang keluar ya.” Ujarku putus asa karna daritadi tidak ada jawaban dari dalam rumah.

“Tidak mungkin. Disaat begini, ia pasti lebih betah tinggal dirumah.” Jawab Minho.

 

Benar saja, tak lama kemudian Nyonya Jung atau eomma nya Sica membukakan pintu untuk kami.

“Eh Yuri…” sapanya.

“Annyeong ahjumma. Apa Sica ada didalam?”

“Ne. langsung ke kamarnya saja. Oh ya Yul, sebenarnya apa yang terjadi padanya? Habis pulang skolah dia langsung ke kamar dan tidak keluar-keluar. Aku takut dia ada masalah.” Tanya nyonya Jung khawatir.

“Ani~ mungkin dia hanya lelah saja.” Balasku. Tidak mungkin aku menceritakan kejadian sebenarnya pada eomma Sica. Nanti masalah akan lebih rumit.

 

Aku dan Minho mengetuk kamar Sica.

“Sebentar!” ujar suara dari dalam kamar.

Jessica membuka pintu kamar dan…ya ampun, Sica kau menyedihkan skali. Matamu sembab, rambut acak-acakan dan tissue berantakan dimana-mana.

 

“Sica, apa yang kau lakukan? Kau seperti habis berperang saja.” Kata Minho saat melihat keadaan Sica.

“Tidak tau. Aku sudah tidak tau lagi harus menghadapi semua ini dengan cara bagaimana.” Balasnya dengan suara parau.

“Sica kumohon, jangan terus terpuruk seperti ini. Aku tau sulit melewati ini semua, tapi aku juga tau dan percaya kalau kau adalah gadis yang tegar. Kau tidak mungkin kalah pada masalah kan?” ujarku memberinya semangat.

 

Tapi, orang yang kuberi semangat malah menangis menjadi-jadi.

Rupanya, kau sangat menyayangi Donghae oppa.

 

“Yul…apa aku tidak pantas bahagia? Apa hidupku memang harus selalu susah?” tanyanya semakin putus asa.

“Ahaa, Jessica tadi kami mampir ke toko kue didepan kompleks mu. Ini, kami bawakan untukmu.” Ujar Minho berniat menghibur.

 

Jessica membuka kotak kue tersebut yang berisi brownies coklat dan kue pandan.

Ia semakin menangis.

“Sica waeyo?” tanyaku khawatir.

“Kenapa kalian membawakan kue ini? Brownies coklat adalah kue favoritku dan kue pandan adalah favorit Hae oppa. Huaaaa….”

 

Aku dan Minho bertatapan. Kami ternyata sudah salah melangkah. Ya ampun kenapa kami harus membeli dua jenis kue yang membuat Sica semakin sakit hati??!

 

Donghae P.O.V

“Ya! Hati-hati kalau berkendara!” bentak seorang ahjussi padaku.

“Mianhae ahjussi, jeongmal mianhae…” balasku.

Donghae, apa yang kau lakukan tadi? Hampir menabrak orang karna masalahmu. Pabo Lee Donghae!

 

Aku betul-betul tidak konsentrasi dijalan menuju rumah. Seluruh pikiranku hanya tentang: bagaimana hubunganku dengan Sica? Apa yang harus kulakukan agar tetap bersama Sica? Apakah Sica tidak sakit hati saat ini? Mungkinkah Sica akan segera mendapatkan penggantiku?

 

Semuanya membuatku semakin bingung saja.

“Kau sudah pulang?” sapa eomma saat melihat ku masuk rumah.

“Lalu yang eomma lihat ini siapa kalau aku belum pulang.” Balasku dingin.

“Jadi kau sudah berani menyahut ku ya?”

Aku tidak menghiraukannya.

“Ya! Lee Donghae! Berani skali kau. Hanya gara-gara seorang yeoja kau jadi melawan ibumu? Toh kalian tidak akan bisa bersama!” kata-kata eomma sungguh kejam.

“Eomma! Yeoja itu punya nama, namanya Jessica. Dan kalau memang dia adalah saudara kita, bersikaplah baik padanya. Jangan menyalahkannya. Karna kami berdua sama-sama tidak tau apa-apa.”

 

“Ada apa ini ribut-ribut? Kalian tidak malu tetangga mendengarnya?” tegur appa yang baru pulang entah darimana.

“Yeobo, lihatlah anak lelakimu itu! Bisa-bisanya dia melawanku eomma nya sendiri.”

Aku langsung beranjak kekamarku. Bisa-bisa akan menjadi lebih panas suasananya jika aku tetap disana.

“Dan skarang, kau mengabaikanku?” bentak eomma melihatku segera pergi.

“Sudahlah chagi, biarkan saja dia. Sudah dewasa kok. Lebih baik kau buatkan aku kopi saja.”

 

Aku pasrah. Takdir memang sudah berkata lain. Kita berdua memang tidak bisa bersama.

Aku mengemas foto-foto ku dan Jessica. Termasuk semua barang yang berhubungan dengannya, akan ku simpan dikardus saja. Lebih gampang melupakan seseorang, jika kita mulai melupakan kenangan bersamanya.

 

Ternyata sulit juga melupakanmu Jessica Jung ‘yeoja telat’. Ah, aku akan merindukan panggilan itu. Walaupun kau tidak menjadi yeoja telat lagi saat jadian denganku. Aku kan selalu mengantar jemputmu.

 

Benarkan, aku sudah mulai bernostalgia lagi. Lee Donghae, fighting! Kau bisa melupakannya! Fighting!

 

No Someone P.O.V

Jonghyun sedang menyusuri lorong sekolah. Pikirannya skarang hanya tentang bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan Yuri. Yeoja yang dulu disia-siakannya.

 

Saat melewati ruang klub dance, ternyata pintu terbuka. Jonghyun pelan-pelan mengintip ruangan tersebut. Kali saja ada Yuri disana.

 

“Ada dia tidak ya. Ah, Kim Jonghyun. Kalau dia sedang bermesraan dengan Minho disana bagaimana?” kata Jonghyun pada dirinya sendiri.

 

Namun Jjong tetap memberanikan dirinya.

Alhasil, Yuri ternyata berada di ruangan itu sendirian.

 

“Permisi….annyeong…” ujar Jonghyun menyapa Yuri. Yeoja dengan lekuk tubuh indah itu segera menghentikan gerakannya.

 

“Jjong, ada perlu apa?”

“Ani~ kebetulan lewat dan melihatmu sedang menari. Aku jadi terpesona melihatnya.” Jawab Jonghyun.

“Haha, kau membuatku malu saja.”

 

“Tapi sebenarnya memang ada yang ingin kukatakan.” Lanjut Jonghyun lagi. Kali ini wajahnya menatap Yuri dengan serius dan lembut.

Tanpa disadari, wajah Yuri semakin memerah.

Wajah mereka berdua semakin berdekatan dan…

*cup*

Jonghyun mendaratkan sebuah ciuman pada Yuri. Yuri mematung. Tidak tau harus bagaimana.

 

“Saranghaeyo Kwon Yuri.” Bisik Jonghyun.

“Nado saranghaeyo Kim Jonghyun.” Balas Yuri tiba-tiba.

 

Tanpa mereka sadari, Minho menyaksikan kejadian tersebut didepan pintu. Kedua telapak tangannya dikepalkan karna kesal dengan kejadian itu.

 

“Kwon Yuri, kau benar-benar….” Ujar Minho menahan emosinya.

“Minho, yang kau lihat itu bukan…”

“Sudahlah aku tau kalau kau memang tidak mencintaiku dan masih mencintainya! Toh kau sudah dapatkan apa yang kau mau skarang. Jadi kita putus saja.” Kata Minho dan pergi meninggalkan Yuri dan Jonghyun.

 

Saat Yuri ingin mengejar, Jonghyun menahan tangannya.

“Kumohon, tinggalah. Kau tak cinta padanya kan?” ujar Jonghyun penuh harapan.

Yuri pun tetap tinggal di ruangan itu. Hanya bisa terisak dan menyesali apa yang telah ia lakukan terhadap Minho.

 

“Sudahlah, ada aku disini. Aku lebih baik darinya.” Kata Jonghyun meyakinkan.

 

***

“MWO?? Ini semua karna ulahmu, pabo Yuri!” Yuri terus menyalahkan dirinya setelah membaca sms dari Minho.

 

From : Choi Minho J

Yuri, maaf ya sudah membentak mu kemarin. Dan maaf juga aku hanya bisa mengatakan ini semua lewat sms. Aku harus pergi ke Amerika skarang. Selain tidak ingin mengganggu hubunganmu dengan namja itu, aku juga sudah disuruh appa untuk melanjutkan skolah disana. Trima kasih atas semua kebahagiaan yang kau berikan padaku selama kita bersama J

 

Yuri semakin larut dalam tangisannya.

“Menangislah jika membuatmu lebih baik. Tapi kumohon, mungkin ini semua adalah yang terbaik bagi kita.” Kata Jonghyun.

“Yul, kalau kau bilang aku adalah gadis yang tegar mungkin kau keliru. Karna aku tidak bisa tegar jika melihat sahabatku begini.” Sambung Jessica yang sedari tadi juga bersama mereka.

“Tapi ini semua adalah salahku. Kenapa aku mau menerima cintanya dulu? Padahal aku tau kalau ujungnya akan begini.” Isak Yuri.

“Karna ini semua memang sudah direncanakan Tuhan, Yuri. Hidup tidak akan sepenuhnya mulus.” Sambung Jessica.

“Aku tau pernah terpuruk dalam masalah berat. Tapi kau tau, aku skarang bangkit dan belajar dari itu semua.” Ujar Sica lagi.

 

“Gomawo. Kalian berdua memang orang-orang yang paling berarti dihidupku.” Balas Yuri tersenyum kecil.

 

***

“Sebenarnya apa masalahmu dengan Hae, chagi?” tanya seorang namja agak tua.

“Dia masih saja memikirkan Jung Jessica atau Jung Soo Yeon.” Balas seorang yeoja seumuran dengan namja yang tadi.

“Jung Soo Yeon? Bukankah dia keponakan kita?”

“Ne. Tapi kau tau chagi, anak lelaki kita itu berpacaran dengan Jung Soo Yeon. Yang berarti ia memacari saudaranya sendiri.” Balas sang yeoja dengan penuh kekesalan.

“Dunia ini memang sempit ya.” Tanggap suaminya.

“Mwo? Kenapa kau malah komentar begitu? Kenapa kau tidak marahi anakmu? Itukan dosa.”

“Aku rasa kau sudah harus tau hal yang sebenarnya.” Balas namja itu yang tak lain adalah appa Lee Donghae.

“Hal sebenarnya apa? Ada yang kau rahasiakan dariku ya?”

“Aku akan cerita. Tapi berjanjilah kau tidak akan marah.”

“Ne.”

 

*TBC*

 

 


13 thoughts on “Because I Love You Chapter 5

  1. Wah,, appa’nya Donghae bakal ngomongin apaan tuh chingu??, ahh jdi pnasaran… Hmm, Haesica kcian jg tuh… yaa Moga aja mreka gak jdi sodara beneran,,, ;)….. Ok, lanjutin chingu…

    Like

  2. Waaaah ud lama bgt nie ffny bujugbuneng dh ckckcckckckckk

    wah hyung sbar aj psti ad jlon kok klo u mmg suka ma sica, nti bkal ad ssuatu yg bkin u sng…

    Tuh kn ad ap tu ma appany hyung?nampakny ad big secret, ga tw donghae anak angkat??haaaaah??

    Chingu updet

    Like

    1. Iya mian ya klo kelamaan. Author lg sibuk skolah soalnya, mianhae chingu 😀
      Tggu next chapter nya ya n keep comment 😉

      Like

  3. akhhhhhhhh apa ini?
    knpa hubungan haeoppa n sicaeonni jadi rumit gini? *galaw modeon

    mudah”an appanya haepa ngomong law sica eon itu bukan keponakan kandungnya/apa gituh (kejam).
    biar haepa bisa jadian gitu ma sica eon>,<

    pokoknya Haesica harus tetap bersatu,walau badai mnghadang *lebay.
    next chap jngn lma" yah chingu^^

    Like

    1. Author jg bingung knpa crtanya jd kyk gini :p
      Tunggu next chapt nya yaa di jamin mkin seru *menurut author* 😀
      Keep comment~

      Like

  4. Aku bisa nebak! Mungkin Donghae itu anak tiri kan?! Jadi bukan sodara kandung Jessi?!
    Oya mian ya Thor aku baru comment di part ini, baru liat ada fict ini langsung nyari part – part sebelumnya keke ~
    Hmm, udah kalo begitu akhirnya jadian aja lagi, wkwkwk

    Like

Leave a comment