Never Hate You


NEVER HATE YOU

Cast :

• Im Yoon A

• Lee Dong Hae

• Kwon Yuri

• Yesung

• Jessica Jung

• Seohyun

Author: Mitha Lutvita

Genre: Romance, Friendship

Rating: PG 13

Author P.O.V.

Yoona dan Donghae, adalah dua pemuda yang tak saling kenal. Mereka berdua sering sekali terlibat dalam suatu pertemuan secara tidak sengaja. Suatu hari Yoona akan menemui Seohyun di sebuah tempat. Seo Hyun adalah sahabat lamanya. Mereka sudah sangat lama tidak bertemu sejak Yoona pindah ke Belanda mengikuti appa nya.

“ Unnie, aku akan bertemu dengan Seohyun.” Katanya kepada Yuri.

“ Ne, tapi jangan lama-lama, karena kau baru saja pindah kesini, siapa tahu kau lupa jalannya,” canda Yuri.

“ Haha… tidak mungkin aku lupa. Kalau begitu aku berangkat dulu ya!” jawab Yoona.

Yoona pun berangkat untuk menemui Seohyun. Di lain keadaan, Donghae sedang terburu buru untuk bertemu dengan kekasihnya, Jessica.

@jalan raya

“Aduh bagaimana ini? Aku sudah terlambat 30 menit untuk menjemput Sica,” keluh Donghae.

Karena terburu-buru, Donghae menaiki mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi.

“Akhirnya, aku bisa bertemu dengannya setelah lama sekali tidak bertemu.” Yoona berkata dengan hati bahagia.

“Aku harus cepat sampai di rumahnya, kalau tidak dia bisa bertingkah seperti orang gila.”kata Donghae sambil menyyetir.

Ponsel Donghae berdering.

“Matilah aku… Telepon dari Sica!!!” ia segera menjawabnya.

“Oppppaaaaa…. Kemana saja kau…????” bentak Sica dari seberang sana. (seberang mana neng? Seberang sungai?)

“Mian… Sica, aku harus mengantar eomma ku ke dokter.”(alasannya gak kreatif puol!!)

“Kau ini selalu saja mencari alasan. Cepatlah datang!!!”

Karena sibuk dengan teleponnya, Donghae sampai tidak sadar ada becak di depannya.(emang di sono ada becak?)

Dia segera menghindari becak itu dan akibatnya, dia menyerempet seorang yeoja yang ada di depannya.

Srrreeett…..(emangnya gitu ya suaranya?)

“Awww…” keluh Yoona.

“Aahh…sialaaan…

Sudah dimarahi orang gila, malah peke acara nyerempet orang lagi” Donghae mengumpat.

“Oppa,,, apa katamu?” ternyata Sica masih tersambung dengan Donghae.

“Anu, bukan apa-apa. Ada masalah sebentar, nanti aku hubungi lagi.” Donghae mematikan teleponnya.

“OPPPAAAAA….!!!!”

“Awas kau kalau bertemu denganku.” Omel Sica.

“Hai, kau… bisa nyetir nggak? Kalau nggak bisa nggak usah nyetir. Nggak bisa nyetir pake nyetir segala, ngebut lagi. Nggak liat apa kalau ada orang di depan? Main serempet serempet aja. Di pikir nggak sakit apa?” Yoona ngomel nggak jelas.

“Mian, aku nggak sengaja!”

“Enak aja cuma bilang nggak sengaja.” Kata Yoona dengan nada tinngi.

“Aku kan sudah minta maaf.”

“Kau pikir cukup dengan cuma bilang maaf. Kata maafmu itu nggak akan menyembuhkan lukaku.”

“Kalau begitu ini, kau pergi ke rumah sakit sendiri.aku sedang terburu buru.” Kata Donghae sambil menyodorkan sejumlah uang kepada Yoona dan segera masuk mobil.

“Hey, apa maksudmu? Aku tak membutuhkan uang ini!”teriak Yoona sambil melempar uang pemberian Donghae.

“Huu..hh, sial sekali aku hari ini bermasalah dengan orang seperti dia. Dasar namja aneh!” omel Yoona.

Sesampainya Yoona di tempat Seohyun ia menceritakan kejadian yang dialaminya kepada sahabatnya itu.(males nyritainnya;D)

Setelah berbincang bincang dengan Seohyun, Yoona pulang dengan hati yang masih membara(api kale..).

Keesokan harinya…

Krrriiiinggg……

Jam beker Yoona berdering dengan kencang.

“Hmmm… hari ini aku harus mendafatar ke Universitas M.”

Yoona segera bergegas ke kamar mandi dan bersiap siap menuju Universitas M.

Dengan hati ceria, ia menyusuri jalaanan di kota Seoul menuju Universitas M. ketika sedang berjalan, tiba tiba ada sebuah mobil yang melewati sebuah genangan air yang ada di samping Yoona. Dan jjrrreesss…(bayangi aja suaranya kyk gitu)

“Aish… apa-apaan ini??”

Pemilik mobil kemudian keluar. Ternyata, ia adalah Donghae, orang yang telah menyerempet Yoona kemarin.

“Aahh… namja itu lagi.”

“Hey kau kalau jalan hati-hati dong! Kau.. kau adalah gadis yang waktu itu kan!” kata Donghae tanpa menyadari kesalahannya dan mencoba mengingat kembali wajah Yoona.

“Apa kau bilang? Ini semua salahku? Kau ini memang benar benar aneh!”

“Memang kau yang salah. Salah sendiri berjalan di dekat genangan air.”

“Kau ini jelas-jelas salah bukannya minta maaf malah menyalahkanku.”

“Haa? Minta maaf katamu. Aku tidak akan minta maaf kepadamu.”

Tiba-tiba seorang yeoja turun dari mobil.

“Ada apa sih Oppa?” tanya Sica.

“Siapa lagi kau ini? pacarnya? Lihatlah kelakuan pacarmu ini.”

“Hey wanita tak tahu sopan santun, aku bertanya pada Dongghae Oppa bukan kepadamu.”

“Cukup-cukup…! Ayo kita pergi saja.” Ajak Donghae kepada Sica.

“Baiklah Oppa.”

“Awas kau kalau sampai bertemu denganku lagi.”

Yoona segera pulang dan tidak jadi mendaftar ke Universitas M karena pakaiannya basah kuyup.

“Sial,sial,sial, mengapa aku bisa bertemu dengan namja itu lagi? Gara-gara dia aku tidak jadi mendaftar ke universitas. Huh.. tak apalah, pendaftaran kan masih ada dua hari lagi.” Gerutu Yoona di sepanjang jalan.

Dua minggu kemudian, Yoona mulai masuk ke universitas M, tempat kakaknya dan juga Seo Hyun bersekolah.

Yoona P.O.V.

Aku Im Yoona, aku kembali ke Korea setelah 4 tahun di Belanda. Hari ini aku mulai masuk kampus. Sebenarnya aku ingin masuk ke universitas lain. Tapi, demi memenuhi keinginan kakakku, aku rela masuk ke universitas ini.

Sepertinya hari ini aku bangun agak kesiangan karena semalam sibuk mempersiapkan peralatan kampus.

“Huuaaemm… jam berapa ini?” keluhku sambil melihat jam.

“Appaaaa??? Jam 7.00? Aduh, bagaimana ini. mengapa unnie tidak membangunkanku?”

Aku segera mani dan bergegas untuk pergi ke kampus.

@kampus

Aku berlari dengan tergesa-gesa. Hari pertama saja aku sudah hampir terlambat, bagaimana dengan hari berikutnya? Aku menggerutu dalam hati. Kudengar ponselku berdering. Dengan sejumlah buku di tangan ku, aku segera mencari ponselku di dalam tas.

Dan tiba-tiba,

DUGG….

Aku menabrak seseorang bertubuh tegap. Aku terjatuh bersama buku-bukuku.

“Aduuuhh…”keluhku. Kulihat namja itu masih berdiri di depanku. Aku segera merapikan bukuku dan berdiri menatapnya.

“Hah, kau lagi!” katanya sambil tersenyum sinis. Ternyata di adalah orang itu lagi.

“Aish, kau ini! mengapa kau selalau mencari masalah dengan ku?”semprotku. aku berlagak tidak bersalah karrena dia juga pernah melakukan itu kepadaku.

“Aku? Mancari masalah denganmu? Hoey, ngaca dong! Jelas-jelas kau yang menabrakku. Sekarang, cepat minta maaf kepadaku!”bentaknya.

“Cih, sampai kapanpun aku takkan mau melakukan hal konyol itu.”

“Ooh, begitu rupanya!!! Kau ini muri baru tapi sudah berani melawanku.”

“Kalau kau tak memita maaf terlebih dulu kepadaku, aku juga tidak akan meminta maaf padamu.”

“Enak saja kalau bicara, aku juga tidak sudi meminta maaf padamu.”tolaknya

KRRIIINNG….

Bel kampus berbunyi.

“Ingat, urusan kita belum selesai!”ancam ku. Dan segera meninggalkannya.

Mengapa aku selalu sial jika bertemu dengan dia.

Pelajaran telah usai, aku berbincang bincang dengan Seohyun di taman belakang kampus.

Kulihat namja itu lagi sedang bermain basket.

“Seo, apa kau tahu dia siapa?”tanyaku.

“Dia? Dia itu Lee Donghae, salah satu siswa terpopuler di kampus ini. dia sangat kaya, tampan, perhatian, baik hati, pintar bermain basket, dan tentunya pintar dalam bidang akademik juga. Semua yeoja pasti ingin menjadi kekasihnya.”jelas Seohyun sambil memandangi Donghae.

“Tapi, dia sudah mempunyai kekasih bernama Jessica, cewek kaya, centil, gila shoping dan…yah, lumayan cantik.”wajah Seo Hyun tiba-tibba berubah saat menyebut nama Jessica. “Dia juga bersekolah di sini.”

“OOO… Lee Donghae.”kataku sambil mengangguk anggukan kepala. Tunggu, apa katanya? Baik hati? Namja sialan seperti dia Seo bilang dia perhatian dan baik hati? Aduh, udah gila kali ya ni anak!

“Hey, mengapa kau melamun? Dan,,, mengapa kau bertanya tentangnya? Apa kau menyukainya? Mmm… tapi wajar saja kalau kau menyukainya.”pertanyaan Seohyun membangunkanku dari lamunanku tentangnya.

“Ha… mmm, ani, aku tadi pagi bertabrakan dengannya. Ah tidak mungkin aku menyukainya. ”jawabku.

“Bertabrakan? Bagamana itu bisa terjadi?”tanyanya.

“Ne, tapi tidak hanya hari ini saja. Ini sudah ketiga kalinya dia mencari gara-gara denganku. Aku sangat membencinya.”

“Ah, kau jangan berkata begitu, bisa bisa saja kau jadi jatuh cinta padanya.”ungkap Seohyun.

“Sudahlah Seo, jangan membahasnya lagi! Lebih baik kita pulang saja.”pintaku.

“Kajja!”

Aku dan Seohyun pun pulang.

Tak ada yang istimewa di hari hari berikutnya. Suatiu hari aku ingin membeli novel yang baru saja terbit. Aku ingin mengajak Seohyun pergi ke toko buku. Aku segera meneleponnya.

“Seo, mau nggak ikut aku ke toko buku? Aku mau beli novel yang baru terbit.”

“Ne, aku juga lagi nggak ada kerjaan nih!”

“Kalau begitu, setengah jam lagi aku jemput ya!”

“Oke..”

Aku bergegas untuk mandi dan meminjam mobil unnie ku.

“Unnie, aku pinjam mobilmu ya!”pintaku.

“Mau kemana Yoong?”

“Ke toko buku bersama Seohyun.”

“Baiklah, hati-hati ya!”

“Sip!”

Aku segera tancap gas ke rumah Seohyun.

Setelah menjemputnya, kami malanjutkan perjalanan ke toko buku.

@toko buku

“Seo, lama sekali ya, kita tidak bersama sama seperti ini.”

“Iya, aku juga sangat merindukan kebersamaan kita.”

“Seo, aku mencari novel dulu ya!”

“Oke,”

Kami berpisah. Aku mencari novel, sedangkan Seohyun mencari ballpoint keroro kesukaannya.

Saat seddang asik mencari cari novel, aku mendengar suara dua orang yang pernah ku dengar.

“Oppa, lama sekali mencari bukunya!”kata seorang yeoja.

“Kau ini dari tadi mengeluh terus!”namja itu menjawwabnya.

“Ayolah, Oppa, aku sudah bosan di tempat ini! lebih baik kamu antarkan aku ke salon.”

“Ah, ani. Kau ini… pekerjaanmu setiap hari hanya ke salon saja!”

Aku mendengarkan perdebatan dua orang itu. Karena penasaran, aku mencoba untuk mlihatnya. Aku segera berjalan menuju barisan nuku di sampingku.

Aah, betul dugaan ku. Dia lagi. Ya, Lee Donghae lagi, dan sepertinya dia yang bernama Jessica. Ops, dia mulai berbalik dan berkjalan kearahku. Jangan sampai dia mengetahui keberadaanku. Tapi sepertinya dugaanku salah.

“Hey kau, kenapa kau ada di sini?” tanyanya sambil menghampiriku. Aku segera berpura pura membaca buku seolaholah tak mendengarkan pertanyaannya.

“Nona, aku bicara denganmu!”

“Ah, mm.. oh kau! Terserah aku mau berada dimana. Lagian ini kan tempat umum.”balasku.

“Hmm, mengapa aku selalu bertemu denganmu secara tidak sengaja? Apa jangan-jangan kau mengikutiku?”

“Apa? Aku mengikutimu? Cih, memangnya aku tidak mempunyai kerjaan lain selain mengikutimu?”semprotku.

“Kau kalau bicara yang sopan sama Oppa ku.”cewek centil itu mulai memasuki pembicaraan di antara kami.

“Maaf ya nona, saya tidak mempunyai urusan dengan anda! Dan kau namja sialan, jangan berpikir kalau aku mengikutimu!”kataku dengan nada sinis.

“Oh, begitu! Tapi, ngomong-ngomong bukumu terbalik tuh! Berarti kau benar-benar mengikutiku.”katanya dengan santai.

“Mmm.. buku ini memang segaja kubalik kok!”(bego banget yah!)aduh, bodohnya aku!

Kulihat Seohyun segera mengahampiriku.

“Yoong, ada apa? Oh, Oppa!”tanyanya.

“Ooo jadi dia tamanmu! Jaga temanmu ya agar tidak semena mena kepada Oppa ku!”kata Sica dan segera menarik Donghae keluar.

“Huuh… awas kau ya nenek lampir!”ancamku.

“Sudah Yoong, jangan diladeni!”Seohyun berusaha menenangkanku.

“lebih baik kita pulang saja Seo!”

“Oke.”

Aku sudah mendapatkan novel yang kucari dan segera pulang.

Sesampainya di rumah, aku masuk ke dalam kamar meletakkan tas dan buku-buku yang telah kubeli dengan sekenanya. Aku berbaring di atas tempat tidurku.

“Huuhh… mengapa akhir akhir ini aku selalu sial? Apa lagi setiap dengan namja itu mmm.. Donghae, ya Donghae. Kalau begini jadinya lenih baik aku tidak pindah kesini.”aku mengomel sendiri di dalam kamar.”Benar-benar hari yang melelahkan.”

“Hmmm… kalau dilihat lihat si Donghae itu menarik juga.”

Plakk… ku pukul jidatku.

“Awww…”

“Apa apaan aku ini malah berkata kalau dia menarik? Apa aku sudah gila! Tidak..aku tidak boleh menyukainya. Bahkan aku harus membencinya.”

Aku berusaha untuk menenangkan kembali pikiranku.

Sudah seminggu lebih aku tidak betemu dengannya lagi. Aku bersyukur karena jika aku melihatnya tiap hari, bisa membuat mataku rabun. Hari hari kulalui kuhabiskan dengan mengerjakan tugas, menulis, dan bermain game.

Tok…tok…tok…

Seseorang mengetuk pintu kamarku.

“Ya, unnie masuklah!”

“Yoong, aku mau bertemu dengan Yesung Oppa. Apa kau mau ikut?”

“Apa tidak masalah jika aku ikkut denganmu?”

“Tidak, sekalian kau mau kuperkenalkan dengan temannya.”

“Mmm… baiklah aku ikut denganmu, 15 menit lagi aku turun.”

“Okke, aku tunggu.”

Yesung Oppa, kekasih kakak ku. Sekampus dengannya juga denganku. Mereka sudah 1 tahun berpacaran.

Aku segera bersiap siap

Author P.O.V.

Mereka dan Yesung akhirnya bertemu di sebuah café. Tapi tidak hanya mereka bertiga. Ada sahabat Yesung dan Yuri yaitu Donghae. Ya, Donghae adalah sahabat Yesung.

@cafe

“Annyeong semua…”sapa Yuri.

“Yuri, kau rupanya.”kata donghae.

“Oppa, sudah lama menunggu?”tanyanya kepada Yesung.

“Ani, baru satu jam!”goda Yesung.

“Ah, kau ini Oppa.”

Yoona yang sedari tadi bermain ponsel, kini mulai menatap keadaan di sekelilingnya. Terkejut? Pasti! Dia sangat terkejut dengan keberadaan Donghae di café itu.

Yoona P.O.V.

Aku sangat terkejut saat melihatnya. Mengapa aku harus bertemu dengannya lagi?

“Mengapa kau bisa ada di sini?”tanyaku.

“Seharusnya aku yang bertanya mengapa kau ada disini? Benarkan kalau kau mengikutiku?”

“Hey, apa kalian sudah saling kenal?”tanya Yesung Oppa.

“Tidak, aku tidak kenal dengannya. Kami hanya pernah bertemu.”jawab Donghae.

“Ya, dia selalu mencari gara gara denganku.”kataku kepada Yesung oppa.

“Apa aku tidak salah dengar? Bukannya kau yang selalu mencari gara-gara denganku?”Donghae tidak mau kalah denganku.

“Sudah sudah, sebenarnya ada masalah apa dengan kalian?”tanya unnie ku.

“Iya, padahal aku dan Yuri mau memperkenalkan kalian berdua.”kata Yesung oppa.

“Aish, tidak perlu oppa, bertemu dengannya saja aku sudah mau muntah, apalagi berkenalan dengannya.”tolakku.

“Sudahlah Yoong, Donghae ini adalah sahabatku dan Yesung!”unnnie menenangkanku.

“Ini Yoona, adik Yuri.”Yesung oppa memperkenalkanku kepada Donghae.

“Dia baru pindah dari Belanda setelah empat tahun berada disana.”sambung unnie.

“Kau bisa memanggilku Donghae oppa.”katanya sambil tersenyum miring dan menugguku menyambut jabatan tangannya. Kuakui dia memang tampan, sangat tampan bahkan tapi juga sangat menyebalakan. Apa-apaan aku ini! segera kuhapus bayangannya dalam otakku. Kujabat tangannya dengan berat hati.

Kami berempat segera duduk dan memesan makanan. Meskipun perdebatan itu sudah selesai, tapi aku tetap saja manggerutu di dalam hati.

“Hae, apakah kau masih berpacaran dengan gadis centil itu?” tanya Yesung oppa tiba-tiba.

“Ne, aku sebenarnya juga sudah malas berpacaran dengannya.”jawabnya.

“Kenapa oppa?”tanya unnie.

“Bagaimana nggak malas? Pekerjaannya hanya pergi ke salon dan berbelannja ke mall.”

“Kalau begitu, mengapa tidak kau putuskan saja dia?”Yesung oppa bertanya lagi.

“Aah, aku tidak mempunyai alasan untuk memutusakannya.”

Hmmm….

Sepertinya aku disini bagaikan obat nyamuk yang tidak ada artinnya. Mendengarkan orang-orang di depanku berbicara dan tentunya aku tak tahu apayang sedang mereka bicarakan. Aku merasa bosan tentunya. Sangat bosan.

Setelah kami makan aku dan unnieku segera pulang. Begitu juga dengan Yesung oppa dan Donghae oppa. Oppa? Tidak nyaman aku dengan panggilan itu.

Sesampainya di rumah, aku dan unnie berbincang-bincang sejenak sebelum masuk ke kamar masing –masing.

“Unnie, sejak kapan kau dengan Donghae oppa bersahabat?”

“Sudah lama Yoong,aku sudah mengenalnya sejak pertama masuk kampus. Dia juga yang memperkenalkanku dengan Yesung oppa.”

“Ooo…bagaimana sifatnya?”

“Jangan ditanya lagi. Dia sangat baik hati dan perhatian terhadap semua orang.”

“Ooo… begtu.” Mengapa semua orang berkata kalu namja sialan itu baik hati? Apa dia bersikap aneh hanya padaku saja? Apa ada yang salah denganku? Haa..h, tak perlu memikirkan hal itu. Tidak penting.

“Yoong, sebenarnya ada apa dengan kau dan Donghae oppa?”

“Aah.. masalah? Mmm… ani. Tidak ada apa-apa.”aku terkejut dengan pertanyaanya.

“Jawab yang jujur Yoong. Aku ini unnie mu.”

“Mmm..itu unnie, au memang tidak ada masalah dengan Donghae oppa. Tapi aku pernah berkalikali bertemu dengannya tanpa sengaja. Dan dia itu selalu membawa sial untukku. Aku pernah hampir saja terlambat mendaftar ke Universitas M karena dia.”jawabku.

“Oh, begitu ceritanya. Tapi kau tidak boleh menyebutnya sebagai pembawa sial, hanya saja kau belum menganalnya.”unnieku memberi nasehat.

“Baiklah unnie, aku masuk kamar dulu.”

“Ne…”

Kami lalu memasuki kamar masing-masing.

Author P.O.V.

Setelah mereka masuk ke kamar, Yuri bermaksud untuk menelepon kekasihnya.

“Oppa, apa kau sudah pulang?”

“Sudah. Ada apa meneleponku?”

“Mmm… oppa, apa kau melihat sikap Yoona dan Donghae tadi?”

“Ne, sebenarnya ada apa diantara mereka berdua?”

“Tidak ada apa-apa oppa, mereka hanya pernah mengalami beberapa kejadian tanpa sengaja.”

“Hmm… bagaimana kalau kita menjodohkan merekaberdua?”tanya Yesung.

“Tapi, Donghae oppa kan sudah mempunyai kekasih?”

“Ahh… aku tidak pernah menyatujui dia dengan Sica. Lagipula dia sudah tidak tahan berpacaran dengan Sica.”

“Mmm… baiklah kalau begitu, aku setuju. Tapi oppa, bagaimana caranya?”

“Kita pertemukan saja mereka secara diam-diam. Tapi, aku juga harus memikirkan terlebih dahulu bagaimana caranya agar Donghae bisa berpisah dengan Sica.”

“Oke oppa, kalau sudah ada kabar tentang mereka telepon aku ya!”

“Sip!”

Mereka akhirnya sepakat untuk menjodohkan Yoona dengan Donghae.

Donghae P.O.V.

Aku mulai memikirkannya. Aku tak tahu mengapa bayangan dirinya selalu ada dalam benakku. Apakah aku menyukainya? Sepertinya itu mustahil. Aku justru sangat membencinya. Tapi aku tidak dapat menyembunyikan perasaan itu.

Aku tahu aku sudah mempunyai kekasih. Selama aku berpacaran dengan Sica, aku jarang sekali menemukan kebahagiaan yang selama ini aku inginkan saat bersamanya. Malahan aku sangat senang bila aku bertemu dengan Yoona, bermasalah dengannya, berdebat dengannya, mendengarkan celotehnya, dan melihat sikap-sikapnya yang konyol.

Ya, aku menyukai Yoona…

Apakah dia juga menyukaiku? Molla..

Author P.O.V.

Setelah berbicara dengan Yuri, Yesung segera menelepon Donghae.

“Yoboseo, aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu.”kata Yesung.

“Ne, bertanya apa? Aku juga ingin membicarakan sesuatu kepadamu.”jawab Donghae.

“Hmm… kau ingin bicara apa?”

“Ani, kau dulu saja kan kau yang meneleponku terlebih dahulu.”tolak Donghae.

“Pertanyaanku tidak terlalu penting. Sebaiknya kau dulu.”(mbulet ae:p)

“Baiklah, kalau begitu, mmm…kau mau membantuku agar aku bisa cepat berpisah dengan Sica?”

“Ne… tentu saja. Tadinya aku ingin menanyakan hal yang sama kepadamu. Apakah kau masih ingin berpisah dengannnya?”tanya Yesung.

“Tapi aku tidak mempunyai alasan apapun untuk berpisah dengannya.”

“Tenang saja, aku tahu caranya.(blablablabla…)”jelas Yesung.

“Oke, akan kucoba usul darimu. Dan… aku ingin mengatakan sesuatu lagi padamu.”

“Mwo?”

“Sepertinya aku menyukai Yoona.”jawab Donghae.

“Hahaha… benakah? Wah, kebetulan sekali, aku dan Yuri ingin menjodohkan kalian berdua. Bagaimana?”tawar Yesung.

“Aku sangat setuju dengan rencana kalian berdua.”

Yoona P.O.V.

Tak tahu mengapa hari ini aku sangat bersemangat untuk masuk kampus. Sebelum berangkat ke kampus, aku sempat berpikir sejenak. Semoga saja aku tidak bertemu dengan Donghae lagi. Tunggu, mengapa aku selalu teringat dengannya? Sekali lagi, apakah aku menyukainya? Tidak, aku tidak boleh menyukainya. Tidak boleh. Tapi, mengapa aku terus memikirkannya? Lagipula kalau aku menyukainya, dia juga tidak mungkin menyukaiku. Aku benar-benar bingung dengan apa yang sekarang ini aku rasakan.

“Yoong, apa kau ingin berangkat bersamaku?”unnie membuka pintu kamarku sekaligus membuyarkan lamunanku tentang Donghae.

“Mmm… boleh!”

“Kajja!”

Aku dan unnie segera berangkat ke kampus.

@mobil

“Yoong, apa perasaanmu pada Doghae oppa?”

Mengapa dia menanyakan hal itu padaku? Aku berusaha untuk menjawabnya dengan tenang.

“Mwo? Perasaanku? Apa maksud unnie?”

“Apakah kau menyukai Donghae oppa?”

“Jelass…”

“Jadi, kau menyukainya?”

“Ani… jelas tidak maksudku.”

Pabo…bodoh sekali aku ini. Mengapa aku bisa menjawab kalau aku menyukainya?

“Ah, kau ini Yoong, yang benar saja! Donghae oppa adalah idaman setiap yeoja di kampus, terkecuali aku. Bagiku, Yesung oppa tetap yang terbaik!”(kaya slogannya apa yak?)

“Sudahlah unie, aku tidak menyukainya.”

Akhirnya kami sudah sampai di parkiran kampus. Aku dan unnie segera turun dari mobil. Kukeluarkan tas dan beberapa buku dari dalam mobil.

“Ah, berat sekali buku-buku ini!”

Aku berjalan cepat mengikuti unnie ku sambil merapikan buku-buku yang ku bawa. Tanpa melihat kanan kiri, aku menyebrang di antara deretan mobil perkiran kampus. Dan…

BBRRAAAKKK….

Seseorang menaiki sepeda menabrakku. Seketika itu juga, bukuku berhamburan lagi, namun pengendara sepeda itu malah melarikan diri.

“Hey… awas kau sampai bertemu denganku lagi!”teriakku sambil merapikan buku yang jatuh.

“Apa kau baik-baikk saja?”tanya seorang namja.

Ketengok ke atas. Donghae dan mmm…si nenek lampir Sica. Mengapa aku selalu bertemu dengannya secara kebetulan ?

“Aniyo… aku baikbaik saja.”

“Oppa, ayo kita pergi! Kau tidak usah memperdulikan gadis aneh ini.”rengeknya.

“Tidak Sica, kau pergi saja dulu! Aku mau membantunya.”kata Donghae.

“Kau tidak perlu membantuku.”tolakku singkat.

“Oppa dengar sendiri kan kalau dia tidak memerlukan bantuan. Lebih baik kita pergi saja.”

“Aku bilang kau pergi saja dulu!” ucap Donghae dengan nada tinggi.

“Baiklah oppa! Kau gadis aneh, jangan sekali kali mengganggu Donghae oppa.”ancamnya padaku tapi tak kupedulikan. Donghae segera membantuku merapikan buku-bukuku yang terjatuh.

“Mengapa kau membiarkan dia pergi dan malah membantuku? Bukannya kau membenciku? Hmm.. aku tahu, pasti setelah kau tahu kalau aku adik dari sahabatmu kau ingin bersikap sok baik padaku! Kau ini memang benar-benar licik.”aku berbicara panjang lebar tapi dia sama sekali tak merespon ku dan malah merapikan bukuku. Ada apa dengannya?

“Ini bukumu!” dia memberikan buku-buku itu padaku sambil berdiri dan berjalan menjauhiku.

“Hey, kau ini! aku ini berbicara denganmu! Mengapa kau tak menjawab paertanyaanku?”teriakku. Dia lalu berbalik lagi ke arahku.

“Aku tidak pernah membencimu. Dan aku tidak bermaksud untuk bersifat sok baik padamu.“katanya.

Aku terdiam mendengar jawabannya.

“Go..Gomawo… oppa!”kataku dengan terbata bata.

Dia tidak menjawabku dan malah berbalik arah meninggalkanku. Aku sangat kebingungan dengan keadaan ini. apa benar dia tidak membenciku? Tapi mengapa dia selalu mencari gara-gara denganku? Tidak, semua kajadian-kajadian yang tanpa sengaja kualami dengannya bukan sepenuhnya dia yang salah. Kuakui aku pernah berbuat kesalahan kepadanya. Tetapi karena sebelumnya dia tidak mau meminta maaf kepadaku, aku juga enggan untuk meminta maaf kepadanya. Lagi, mengapa aku selalu memikirkannya??? Sebernarnya dia tidak terlalu menyebalakan, dia juga baik hati. Buktinya dia menyuruh pacarnya pergi terlebih dahulu dan memilih untuk membantuku. Apa dia menyukaiku? Helloo… darimana pikiran itu berasal? Tidak mungkin dia menyukaiku. Apa dengan membantuku sekali aku bisa menyimpulkan kalau dia menyukaiku? Ah, mungkin dia memmbantuku kerena aku adik dari sahabatnya, tidak lebih dari itu.

“Yoong, apa yang sedang kau lakukan disini?”aku tiidak sadar kalau Seohyun sudah ada di depanku.

“A..ani, ayo kita masuk kelas.”ajakku.

Aku dan Seohyun segera masuk kelas.

Donghae P.O.V.

Setelah pelajaran berakhir, seperti biasa, Sica selalu menghampiriku.

“Oppa, antarkan aku pergi ke salon!”pintanya padaku.

Hmm… sepertinya aku mempunyai alasan untuk mengakhiri hubungan ini.

“Ani, setelah ini aku harus latihan basket kerena minggu depan ada pertandingan dengan kampus lain.”tolakku.

“Ayolah oopa, aku sudah tiga hari pergi ke salon.(idih,,,lebay banget sih Non?)”rengeknya.

“Aku bilang tidak! Pertandingan minggu depan lebih penting daripada harus mengantarkanmu ke salon.”

“Oppa, ada apa denganmu? Tidak biasanya kau menolak ajakanku.”

“Sica, tolonglah kau mengerti! Setiap hari aku selalu menuruti permintanmu. Tapi, mengapa kau tidak bisa menuruti permintaanku sekali ini saja?”

“Aku tidak peduli! Pokoknya hari ini kau harus mengantarku pergi ke salon!”(mbuleeet ae! Cepetan boo…)

“Kalau kau tidak bisa mengerti akan keadaanku, lebih baik kita berpisah. Mian!”(naah, gitu dong!)

“Oppa, apa-apaan kau ini?”

“Sudahlah Sica, aku sudah malas mendengarkan rengekanmu. Carilah namja lain yang bisa menjadi pengawalmu di setiap waktu.”kataku mengakhiri pembicaraan, dan segera meninggalkannya. Aku masih dapat mendengarkan suaranya memanggil namaku. Tapi, biarlah, memang begini adanya.

Setelah memutuskan Sica, aku pergi menemui Yesung di taman belakang kampus untuk membicarakan rencananya menjodohkanku dengan Yoona.

@taman

Sesampainya aku di taman, aku melihat Yesung tidak sendiri, tetapi bersama Yuri. Bagaimana ini bila Yuri menngetahui kalau aku menyukai adiknya? Ah, biarlah! Aku harus berjuang demi gadis yang kusukai saat ini.

“Annyeong…”sapaku.

“Eh, Donghae oppa, duduklah!”

“Ayo kita bicarakan rencana kita menjodohkanmu dengan Yoona. Lagipula kau kan sudah mengakui kalau kau menyukainya, jadi kita lebih mudah untuk melaksanakan rencana kita.”jelas Yesung.

“Ooo… jadi oppa menyukai Yoona?”tanya Yuri.

“Anu, emm, eh, iya, mmm bagaimana ya?”

“Yang jelas oppa…!”

“Iya, aku menyukainya!”kataku dengan lantang.

“Hahaha… baguslah kalau begitu.”kata Yuri sambil tertawa.

“Tapi, aku tidak yakin kalau dia menyukaiku.”

“Tenang saja oppa, sepertinya dia juga menyukaimu.ya, aku yakin dia menyukaimu!”

“Lalu, bagaimana agar aku bisa bertemu dengannya?”tanyaku.

“Sepertinya kita membutuhkan bantuan Seohyun.”

“Seohyun? Apa dia mau membantu kita?”tanya Yuri.

“Kita coba saja! Biar aku hubungi.”Yesung lalu menghubungi Seohyun menggunakan ponsel Yuri.(cowok gak modal:D)

“Seo, ini aku Yesung.”

“Oh, Yesung oppa. Ada apa meneleponku?”

“Aku dan Yuri ingin meminta bantuanmu untuk mempertemukan Donghae dengan Yoona, karena aku dan Yuri berencana untuk menjodohkan mereka berdua. Bagaimana?”

“Wah, aku sangat setuju dengan rencana kalian! Mereka berdua sangat cocok.”

“Jadi, kau seolah olah mengajak dia untuk bertemu denganmu di Namsan Tower. Dan aku akan membawa Donghae kesana.”jelas Yesung.

“Ssip, akan kulaksanakan.”

Yesung pun menutup pembicaraannya.

“Bagaimana? Apakah dia mau membantu kita?”tanyaku pada Yesung.

“Tentu saja!”ucapnya bangga.

“Kalau begitu, kapan aku bisa bertemu dengannya?”

“Besok, karena dia besok berulang tahun.”kata Yuri.

“Besok kau datang ke Namsan Tower jam 4 sore.”perintah Yesung.

“Baiklah, terima kasih atas bantuan kalian berdua.”

“Cheonma..”jawab mereka serentak.

Author P.O.V.

Setelah mendapat telepon dari Yesung, Seohyun segera menelepon Yoona.

“Yoong, apa kau besok sore ada acara?”tanya Seohyun.

“Mmm… sepertinya tidak Seo. Ada apa?”

“Aku mau bertemu denganmu di Namsan Tower jam 4 sore.”

“Oke.”

Yoona P.O.V.

Mengapa Seoohyun tiba-tiba mengajakku utuk bertemu di Namsan Tower?

Ah, mungkin ada sesuatu yang penting.

Keesokan harinya,

Pukul 3 sore, aku segera mandi dan bersiap siap menuju Namsan Tower.

Suasana Namsan Tower hari ini cukup sepi. Aku tidak melihat Seohyun disana. Ah, mungkin dia belum datang, pikirku. Aku berjalan jalan di sekitar Namsan Tower. Aku sempat melihat beberapa gembok yang ada disana. Hmm.. kapan ya, aku bisa ikut meletakkan gembok disini? Kataku dalam hati.

Setelah cukup lama berjalan, aku melihat seorang namja yang kukenal. Dia Donghae. Aku masih tidak terbiasa memanggilnya dengan sebutan ‘oppa’. Hari ini dia berpakaian rapi. Rambut agak acak-acakan, dan yahh, dia terlihat tampan. Harus kuakui itu. Kulihat dia menoleh ke arahku dan menghampiriku.

“Rupanya kau sudah datang!”katanya.

“Mengapa kau berada disini?”tanyaku.

“Aku datang untuk menemuimu!” aku heran dengan jawabannya barusan. Mengapa dia berkata ingin menemuiku? Dan mengapa aku selalu bertemu dengannya secara kebetulan?

“Tapi aku datang bukan untuk menemuimu. Akau datang untuk menemui Seohyun.”

“Seohyun menyuruhku untuk menggantikannya untuk menemuimu. Dan dia menitipkan surat ini untukmu.”

Hmm… sepertinya Seohyun sedang merencanakan sesuatu.

Kubuka surat itu dan kubaca,

“Yoong, Donghae oppa sangat menyukaimu. Sejak awal dia tidak pernah membencimu. Dia merasa nyaman bila berada di dekatmu. Dia merasa sangat senang bila bertemu denganmu. Dia ingin memberikan segenap cintanya kepadamu sebagai kado terindah dalam hidupmu. Seohyun.”

Aku ternganga saat membaca surat itu. Aku tidak percaya kalau dia menyukaiku.

“Mengapa Seoohyun menulis ini semua?”tanyaku.

“Karena seperti itulah perasaanku padamu.”katanya lembut.

“Lalu, bagaimana dengan Sica?”

“Aku sudah berpisah dengannya!”

Benarkah hal itu? Dia memutuskan Sica demi aku?

“Yoong, apakah kau mau menerima cintaku ini?”

Jantungku berdebar sangat cepat, apa yang harus kulakukan? Menerimanya? Menolaknya? Tidak mungkin aku menolaknya, karena sesunggguhnya hatiku mengatakan kalau aku juga menyukainya. Sepertinya aku memang harus membuka diriku untuk menerima cintanya.

“Mmm…. Aku juga menyukimu oppa. Sejak awal sebenarnya aku sudah tertarik padamu.”

“Semoga segenap ini bisa menjadi kado terindah dalam hiupmu!”

“Oppa saranghae…”kataku sepenuh hati.

Aku memejampakan mata, dia mengecup bibirku dengan penuh kelembutan.

Ya, dia telah memberiku kado terindah dalam hidupku.

-THE END-

Credit : http://twinklesupergeneration.wordpress.com/2011/08/18/oneshoot-never-hate-you/


15 thoughts on “Never Hate You

  1. kok crtanya kyk menjelekan sica yaa ??
    maaf, tapi sy bnar” enggk trima kalo karakter sica di bkin kyk gini !!
    ca di bkin kyk gini !!

    Like

Leave a comment