Escape from the Undead Land [ Part 2]


Tittle                : Escape from the Undead Land [ Part 2]

Author             : Jung Yeonmin

Cast                 : Lee Hyukjae, Kim Youngwoon, Lee Donghae, Jo Youngmin

Genre              : Horror, Thriller, Friendship, Family, Fantasy

Rating              : PG-13 (yang ini aku rating PG-13 soalnya rada sadis *mungkin* hehe ^^)

A.N                  : Annyeong, maaf aku main bekel sama onewnya kelamaan #plak xD. aku kembali dengan part 2 nya~ harap dimaklumi kalau fanficnya jelek dan sama sekali ga ada thriller atau horrornya soalnya aku masih newbie hehe, oh iya kalo udah baca please banget yaa like atau comment. Aku butuh banget comment dari kalian semua untuk review buat tulisanku berikutnyaa >< dan jangan lupa visit wordpress aku:

http://www.thedreamerstory.wordpress.com

kalau kalian ngerasa pernah ngebaca fanfic ini ditempat yang lain dengan author yang beda tolong hubungin aku yaa di twitter (@viqivi)

Kamsahamnida *bow*

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

EunHyuk POV

“Axphrote?? Kota mayat hidup?? Maksutmu zombie?? Ayolah jangan bercanda! Para penduduk desa ini sedang membuat kejutan untukku??

“Tidak, mereka mayat hidup namun bukan zombie.. Mereka semua disebut Aphr, Mereka adalah jiwa yang tidak dapat kembali ke alam sana, mereka terjebak penuh dengan dendam dengan penderitaan yang mereka alami selama hidup, namun tak jarang ada jiwa yang tersasar kesini namun sayang.. Begitu jiwa yang tersasar itu datang maka ia tidak dapat keluar.. Mereka seperti terikat.. Para Aphr itu memaksa jiwa yang tersasar itu untuk menjadi bagian dari mereka..”

“Ha.. Ha ha ha ha kau tak pintar melawak lee donghae!”

“Tidak.. Aku serius.. Tadinya kufikir kau sama dengan ku..”

“Apa?? Manusia kan?? Kita memang sesama manusia! Pabo!”

“Tidak tidak, kalau aku manusia… Sudah sejak lama aku menjadi tumbal pemimpin mereka” katanya sambil menggelengkan kepalanya cepat. Aku tercengang mendengar perkataannya.

“Lihat ini..” Lanjutnya dan iapun menggulung baju kemeja putih panjangnya hingga aku dapat melihat sebuah tanda yang terdapat di lengannya.

“Kau… Apa itu? Aku.. Tidak mengerti..”

“Ini adalah tanda yang mereka berikan untukku dan memaksaku untuk menjadi bagian dari mereka..”

“Itu hanya tato”

“Ya.. Memang karena tidak sepenuhnya aku berubah menjadi Aphr, aku hanya akan berubah menjadi Aphr seutuhnya jika mereka memberikan kekuatan yang cukup untuk raja mereka.. Tapi.. Aku akan berubah menjadi Aphr dikala bulan menghilang di balik awan.. Inilah kenyataannya aku tidak berbohong”

Aku menatap lekat donghae, dan berusaha mencerna semua ini.. Aku menarik nafasku panjang dan memejamkan mataku.

“Oke.. Tapi.. Kau memiliki fisik yang sempurna tidak seperti para Aphr itu..”

Donghae menatapku dan tersenyum pahit.

“Sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini.. Tapi ini hanyalah satu-satunya cara untuk membuatmu percaya”

Iapun membuka kancing baju kemeja putihnya. Aku dapat melihat jelas di wajahnya, ia terlihat ragu melakukannya. Kini semua kancing kemeja putihnya telah terlepas, dengan perlahan iapun membuka bajunya. Aku terbelak melihat pemandangan dibalik kemeja putihnya. Bukanlah sebuah perut dan dada yang dilapisi daging, aku mendapati kulit daging yang terbakar sehingga menyebabkan lubang-lubang besar dimana-mana. Aku dapat melihat jelas tulang rusuknya yang telah berwarna kehitaman, salah satu rusuknya patah namun tidak sepenuhnya patah. Rusuk tersebut bergelayutan menggantung sehingga setiap kali ia bergerak rusuk yang menggantung itu akan mengenai jantungnya yang sudah tidak lagi berdetak.

Menyebabkan jantung itu tercabik-cabik sehingga terlihat banyak sobekan-sobekan namun tidak ada darah yang keluar. Aku juga dapat melihat ususnya yang menyembul keluar menyebabkannya untuk memegang dengan tangannya agar usus tersebut tidak berceceran. Paru-parunyapun menciut, menjadi kecil dan kering bagai daun yang telah kering.

Tidak henti-hentinya mataku membelak melihat pemandangan itu. Tidak.. Aku tidak mengerti, apa sebenarnya ini semua?? Aku pasti bermimpi! Ya, aku pasti sedang bermimpi buruk dan besok.. Aku pasti akan terbangun di kamarku, di rumahku, bersama orang tuaku. Perlahan aku merasakan gelap disekitarku, gelap, sunyi, senyap.

……~……

“Bodoh, masa hanya terjatuh saja kau menangis.. Kaukan 3 menit lebih tua dariku! Harusnya kau lebih dewasa dariku..”

“Aku menangis bukan karena kesakitan”

“Lalu?”

“Dulu.. Sewaktu appa dan eomma masih bersama kita.. Ia selalu meniup lukaku dengan lembut dan membacakan mantra-mantra untuk menyembuhkan lukaku.. Tapi sekarang tidak lagi..”

“Sini biar aku yang melakukannya!”

“Tidak! Pasti akan berbeda.. Aku rindu appa dan eomma”

“Kau pikir aku tidak merindukan mereka..”

“Hey… Apa ada tempat kita untuk pelarian?”

“Maksutmu?”

“Ya.. Pelarian dari hidup ini..”

“Kau ingin menyusul appa dan eomma?? Jangan bodoh!”

“Hehe.. Dunia ini membenci kita.. Tapi aku tidak ingin mati.. Aku ingin ke suatu tempat dimana kita dapat menghukum orang-orang yang telah jahat kepada kita.. Orang-orang yang telah menyakiti appa dan eomma…”

“Tidak ada tempat seperti itu..”

“Ada!”

“Kau gila”

“Tidak.. Aku serius ayo ikut aku..”

“Kemana?”

“Ke surga yang sesungguhnya..”

…..~……

Donghae POV

            Dia membuka matanya perlahan, dibawah siraman matahari yang samar. Ia terlihat sangat shock, harusnya aku tahu aku tidak boleh menunjukan itu tapi.. ini adalah satu-satunya jalan untuk membuatnya percaya. Ia menyentuh kepalanya dan menarik nafas berkali-kali, wajahnya terlihat sangat tegang dan jiwanya masih tidak bisa menerima semua itu. Tapi dia mencoba untuk mempercayainya. Ia menekukan kedua kakinya dan melingkarkan tangannya di dengkulnya. Ia juga memijit-mijit jidatnya. Tidak banyak yang bisa kulakukan, aku hanya bisa menatap kasihan kepadanya.

“maafkan aku.. “ kataku dengan suara tercekat.

“baiklah.. jadi ini bukan mimpi.. jelaskan kepadaku semuanya dengan jelas!”

“kau yakin sudah siap?”

“ya..” jawabnya singkat

“baiklah.. tadi aku sudah menjelaskan apa itu aphr, dan jiwa yang tersesat untuk bergabung menjadi bagian dari mereka… kau tahu orang yang kau sebut `bibi hyeon`? dia sebenarnya bukan bibi hyeon-mu, dia hanya meminjam jasadnya pasti sebenarnya bibi hyeonmu sudah meninggal..”

“apa??? Jadi.. maksutmu di balik tubuh bibi hyeon itu adalah aphr??”

“benar, para aphr itu sangat setia kepada raja mereka.. pasti itu suruhan raja Hactrex..”

“berarti.. sejak awal mereka semua sudah merencanakan ini??? Apa jangan-jangan mereka sengaja membunuh bibi hyeon untuk melancarkan ini semua?? Kenapa harus aku?? Apa tujuan mereka???”

“well, aku juga tidak mengerti… bagaimana mereka memilih tumbal, mungkin kau mempunyai `sesuatu` yang membuatmu menjadi tumbal.. para aphr itu akan mencari mangsa untuk menjadi tumbal untuk raja mereka.. raja Hactrex, ia adalah raja yang membutuhkan `makanan` berupa jiwa manusia yang masih hidup dan memiliki sesuatu itu, ia memakan jiwa manusia itu untuk kelangsungan keabadian semua aphr dan juga membuat makhluk sepertiku menjadi aphr seutuhnya, namun untunglah manusia yang mempunyai sesuatu itu sangat sedikit dan sulit mencarinya, sedangkan para aphr itu.. akan meminum darah segar manusia layaknya dracula dikala mereka lapar”

“kenapa mereka menginginkan keabadian??? Bukankah lebih baik jika mereka langsung pergi ke alam sana?”

“mereka hidup abadi demi memusnahkan manusia-manusia yang telah mengganggu hidup mereka selama di dunia beserta keturunannya, setiap hari aphr selalu bertambah karena makin banyak jiwa yang menyimpan dendam pada akhir hayat mereka.. makanya, bentuk fisik para aphr ini tidaklah sempurna..”

“oke.. itu artinya aku tidak aman disini??? Bagaimana aku bisa keluar dari sini?”

“iya itu benar, untunglah aku berhasil mencium keberadaanmu dan membawamu kemari, disini aman kita sudah jauh dari tempat `bibi hyeon-mu itu` lagipula.. kalau kau berhasil diserahkan kepada raja Hactrex.. aku akan menjadi aphr untuk seutuhnya.. aku tidak mau itu terjadi..”

“raja Hactrex? Siapa sebenarnya dia?? “

“raja Hactrex adalah raja yang membuat tempat ini, kudengar.. ia adalah manusia setengah iblis, ia meminta bantuan kepada para iblis untuk menjadi bagian dari mereka.. Memberhentikan detak jantungnya, itu akan terus berlangsung selama ia memakan jiwa manusia hidup”

“berarti.. dia masih hidup?”

“dia tidak mati, namun juga tidak hidup.. dia sama seperti youngmin.. si kembar yang kau temui waktu itu…”

“aku tidak mengerti bagaimana bisa tidak mati namun juga tidak hidup! Dan youngmin itu.. bukannya dia adalah aphr????”

“ini sulit untuk dijelaskan kepadamu, begini intinya.. kau baru bisa keluar dari sini dengan dua cara. Kau akan mati dengan layak dan pergi ke alam sana dengan tenang, atau kau yang membunuh raja Hactrex. Tapi aku yakin membunuh raja Hactrex kemungkinannya 0,01%.. terlalu berbahaya, jangankan mendatanginya, memasuki wilayahnya saja kau sudah tercium oleh para pengawalnya, kau akan langsung diserahkan kepada raja Hactrex dan ia akan memakan jiwamu.. dan aku akan menjadi aphr seutuhnya..”

“lalu.. tidak ada cara lain??”

“ya.. satu-satunya cara hanyalah.. mengirimu ke alam sana.. tenang saja ini tidak akan sakit aku akan melakukannya dengan cepat”

akupun beranjak dan mulai mengeluarkan taring beserta cakar dari kedua tanganku. Ia hanya terdiam dan tak bergeming sesentipun. Ia terdiam, dan menatapku ia tidak terlihat ketakutan tidak seperti manusia yang sebelumnya.

“aku tidak ingin mati, aku akan melawan raja Hactrex itu!” katanya tiba-tiba ia terlihat tidak gentar sedikitpun telah mengatakan itu.

“maafkan aku, ini yang terbaik untukmu ini terla—– “

“aku tidak mau mati! Aku ingin kembali! Aku akan mengalahkan raja Hactrex! Aku akan membunuh raja Hactrex, dan para aphr ini akan ke alam sana dengan tenang, mereka tidak akan mengganggu manusia lagi dan tidak perlu membunuh manusia lagi, dan kau.. kau tidak perlu menjadi aphr! Aku berjanji semuanya akan baik-baik saja jika kau mau berjuang bersamaku! Apa kau tidak pernah memikirkan itu??”

“itu terlalu beresiko, kita terlalu sedikit..”

“lalu.. kau akan terus membunuh manusia-manusia yang akan menjadi tumbal untuk membuatmu tidak menjadi aphr seutuhnya???? Sampai kapan kau akan seperti itu??? Untuk apa kau melakukan itu! Itu percuma! Kau akan selalu abadi, hidup dalam pelarian”

Aku terdiam mendengar ucapannya. Aku benci mengakuinya tapi ia benar, tidak ada gunanya aku membunuh para manusia itu.. toh mereka tidak akan pernah berhenti mencari manusia-manusia lainnya yang memiliki sesuatu itu dan aku tidak tahu sampai kapan mereka akan berhenti. Dan.. aku juga tidak akan pernah bisa ke alam sana dengan tenang.

“kita hanya berdua, dari ribuan aphr yang ada disini..” kataku

“kita bertiga! Youngmin.. ia manusia kan? Aku merasakan nafasnya dan darah yang mengalir di tubuhnya..”

“tapi ia dijaga oleh para aphr itu..”

“kenapa ia tidak dijadikan tumbal?”

“dia adalah manusia special, dia adalah jiwa kedua dari raja Hactrex… bisa dibilang setengah jiwa raja Hactrex merasukinya, youngmin yang dingin adalah raja Hactrex sedangkan youngmin yang menangis adalah youngmin yang asli.. kita tidak mungkin meminta bantuannya..”

“kenapa raja Hactrex merasuki youngmin?”

“mungkin untuk memantau secara langsung mangsa yang telah didapat oleh para aphr tanpa menimbulkan kecurigaan.. tapi..”

“tapi apa?”

“yaah.. mungkin youngmin bisa menjadi youngmin jika kita mengeluarkannya dari rumah itu”

Akupun memasukan kembali taringku dan juga cakar dari kedua tanganku. Ia tersenyum.

“baiklah, kuanggap itu persetujuan darimu”

Youngmin POV

“gawat.. manusia itu menghilang!! Kita menghilangkannya lagi, pasti kerjaan arwah itu lagi!”

“cepat cari manusia itu, sebelum arwah itu membunuhnya lagi!’

“tuan Hactrex akan marah besar!”

“tidak sebaiknya kita mencari manusia yang baru saja!”

“sangat sulit, aku yakin manusia itu masih hidup.. aku masih bisa merasakannya!’

“pergi lagi..” kataku pada diriku sendiri.

Aku menatap ke arah  jendela kecil yang berada di kamarku. Seperti hari-hari pada biasanya, cahaya matahari yang samar, berkabut, dan banyak aphr mengerikan berlalu lalang. Mereka bilang.. manusia itu masih hidup? Mungkin tidak lama lagi ia akan sama seperti manusia lainnya, ia akan mati. Itu mungkin jalan terbaik untuknya tapi.. kalau seperti itu terus sampai kapan aku akan hidup begini? Aku lebih memilih mati sekalian daripada hidup tersiksa seperti ini.  Akupun memijat-mijat keningku, dan memejamkan mataku.

Krssk krssk

Aku membuka mataku secara tiba-tiba, suara apa itu tadi? Seperti ada seseorang. Suara itupun terdengar lagi kini lebih jelas. Akupun menatap kesekelilingku. Mungkinkah ada aphr yang mendekati kamarku? Suara itu semakin terdengar jelas ketika aku mendekati jendela. Akupun mengambil pedang yang terletak didekatku, pedang yang selalu melindungiku untuk menghancurkan aphr itu dikala mereka mencoba membunuhku.

“sia—-“

“youngmin-ssi, jangan takut aku bukan aphr..”

Aku mengerutkan dahiku dan mendekati jendela dengan perlahan

“sst, jangan keras-keras nanti kita ketahuan..”

“nugu-ya?”

“aku lee donghae, arwah yang tersasar yang sedang menjadi buronan.. aku akan mengeluarkanmu dari sini”

“jinjja?” Kini aku sudah tepat berada di depan jendela namun aku masih tidak berani melihat sosoknya.

“iya, aku punya rencana begini …”

Iapun menjelaskan panjang lebar rencananya, aku mendengarkan dengan seksama. Semua yang dikatakannya memiliki resiko tinggi, aku tidak yakin rencana ini akan berhasil. Ia berkali-kali mengatakan bahwa ini akan berhasil dan dia tidak akan menghianatiku. Entahlah sangat sulit untuk percaya pada siapapun disini, tidak ada satu orangpun yang aku percaya lagi semenjak kejadian-kejadian buruk menimpaku. Setelah ia selesai mengatakan rencananya, aku memikirkannya hingga berkali-kali dan ia terus menunggu jawabanku.

“kenapa kau tiba-tiba ingin aku keluar? Bukannya selama ini kau egois, kau selalu memikirkan keselamatanmu!”

“ini permintaan anak manusia itu, aku juga ingin terbebas selamanya dari sini..”

“kau ingin aku membantumu melakukan perlawanan?”

“kita akan keluar bersama-sama dari tempat aneh ini aku berjanji”

“bagaimana aku bisa percaya kepadamu?”

“kau tadi dengar pembicaraan para aphr itu kan? Manusia itu belum mati.. ialah yang mencetuskan semua ide gila itu”

“kenapa kau menurutinya?”

“karena aku—“

Kalimatnya terputus karena tiba-tiba saja seseorang mendekati kamarku. Akupun membalikan badanku, oh tidak aphr lagi. Kali ini adalah aphr yang berjalan dengan sebelah kaki yang patah dan menggantung. Di tangan kanannya, aphr tersebut dengan nikmatnya mengisap darah segar dari lengan manusia. Ia menghisap dan menjilati dengan nikmat tulang yang menyembul dari lengan manusia tersebut. Aku hanya bisa menelan ludah, aku benci melihat pemandangan ini.

“Ada apa?” Tanyaku.

 

Ia melepaskan mulutnya dari hisapan ke lengan manusia itu, iapun menjilati darah yang berceceran di sekitar bibirnya. Barulah ia mulai berbicara.

“Kau mau?” Katanya menyodorkan lengan manusia yang terdapat darah yang menetes-netes kepadaku.

“Tidak, cepat katakan ada apa?”

“Anak manusia itu hilang lagi”

“Aku tahu”

“Oh”

“Hanya itu?”

“Hemm, kau butuh bantuan?”

Aku terdiam sejenak, aku teringat oleh rencana yang diberikan arwah itu. Akupun terdiam, aphr itu kembali mengisap lengan manusia itu.

“Tidak ada? Baiklah aku pergi”

“T-t-tunggu!! Ada! Aku ingin meminta bantuan!”

Iapun mengangkat salah satu alisnya menandakan ia menyetujui permintaanku.

“Ehem begini.. Boleh aku meminta pedang lagi? Karena.. Belakangan ini banyak aphr yang sangat kuat mendatangi kamarku.. Satu pedang saja tidak cukup..”

“Hemm baiklah..”

“Dua! Aku butuh dua buah!”

Aphr itu menatapku sejenak. Oh tidak dia curiga apa yang harus aku lakukan??

“Oke” katanya singkat dan aphr itu beranjak menutup pintu kamarku.

“Tunggu!!!”

“Apa lagi?”

“Boleh aku ikut? Aku ingin memilih sendiri pedang itu..”

“Kau yakin? Ini kali pertamanya kau keluar dengan sadar dari kamar.. Kau akan bertemu aphr..”

“Aku sudah terbiasa melihatnya dibalik jendela”

“Baiklah ayo, kalau ada aphr yang ingin menghisapmu langsung tebas saja dengan pedangmu”

“Oh.. Oke..”

 

Jujur aku takut

 

         Aku mencoba bersikabpsebiasa mungkin agar tidak terlihat mencurigan. Berbagai macam aphr yang menyeramkan dapat kujumpai di sepanjang lorong menuju penyimpanan benda-benda keramat. Syukurlah, mereka telah terbekali oleh darah segar manusia sehingga tidak ada aphr yang lapar dan akan menghisap darahku. Akhirnya kami sampai disebuang lorong sempit dan sepi. Disepanjang lorong tersebut terdapat obor api yang menyala dengan redup. Kini kami berdiri tepat di depan sebuah pintu besi yang sangat kokoh dan besar tidak ada satu celah-pun disana. Setelah aphr tersebut berbicara sebuah kalimat yang sangat aneh, pintu tersebutpun terbuka. Kami melangkahkan kaki kedalam tempat itu.

Cahaya dari obor api terlihat remang-remang. Dindingnya terbuat dari batu yang lembab. Terdapat benda-benda aneh yang disusun dengan berantakan di rak-rak di dalam ruangan tersebut. Aku tertarik dengan beberapa benda yang terdapat disana.

“Apa ini?” Tanyaku menunjuk sebuah panah yang tumpul ujungnya.

“Ooh itu juga memiliki fungsi yang sama dengan milikmu, hanya saja panah ini mempunyai kelebihan bisa menghabisi lima sampai enam aphr sekaligus”

“Ohh.. Kalau ini?” Kataku sambil menunjuk sebuah kotak.

“jangan sentuh itu!” bentaknya tiba-tiba, aku terbelak mendengar larangannya.

“dan jangan Tanya aku kenapa, sudah kemari cepat pilih pedangmu yang baru lagi..” lanjutnya lagi.

“b-b-bisa kau keluar sebentar? Aku tidak bisa konsentrasi memilih jika kau masih terus disini..”

Dia seperti memikirkan kata-kataku

“tapi.. kau harus berjanji tidak akan menyentuh sesentipun barang lainnya kecuali pedang-pedang itu!”

“baiklah aku mengerti..”

“jangan lama-lama!” tukasnya sembari membalikan badan dan berjalan terhuyung-huyung kearah pintu keluar.

Iapun membuka pintu besi yang terlihat berat itu dan menutupnya rapat-rapat. Kini aku sendirian didalam ruangan itu dengan berbagai macam barang-barang aneh didalamnya. Akupun melemparkan pandanganku kesekliling arah, benar-benar tidak ada celah sedikitpun! Kalau begini bagaimana aku bisa keluar dari sini? Akupun berfikir keras.

“hey sudah selesai belum?” aphr itu memecahkan lamunanku.

“belum! Aku masih bingung memilihnya..”

Akupun segera memilih pedang yang kiranya mungkin akan berguna. Akupun melihat sebuah pedang yang unik, terbuat dari tembaga yang terdapat tulisan-tulisan aneh di tembaganya, namun gagangnya hanya berwarna polos. Akupun mengambil pedang tersebut dan memasukannya ke dalam sebuah kantung yang sudah aku persiapkan tadi. Kemudian aku teringat akan panah yang kutanyakan tadi, akupun juga mengambil panah tersebut dan memasukannya kedalam kantung. Sekarang aku sudah mendapatkan dua senjata itu, dan sekarang bagaimana caranya agar aku bisa kabur? Tiba-tiba kilatan cahaya melintas di benakku, aku tahu apa yang harus aku lakukan.

BRAAAAKKK PRAAANNNGG TUIING

Aphr itu segera memasuki ruangan. Alangkah terkejutnya ia melihat keadaan di dalam ruangan ini berubah menjadi kapal pecah. Semua jenis barang berjatuhan, barang yang pecah belah terpecah dan cairan-cairan aneh berserakan. Sangkin terkejutnya ia, kakinya yang patah namun tidak sempurna menjadi menggantung kini telah sepenuhnya patah menyebabkan ia terjatuh ke lantai karena tidak dapat menjaga keseimbangan. Iapun mengerang dan meneriakan namaku, akupun menarik nafas panjang dan mengambil ancang-ancang, seketika itu juga aku melesat berlari dan menginjak tubuhnya yang rentan hingga benar-benar remuk. Akupun berlari dan berlari, para aphr itu menatapku heran. Dari kejauhan aphr yang tadi kuinjak berteriak seperti meminta bantuan temannya. Kini para aphr itu mengejarku. Ada juga yang mencoba mencegatku namun aku berhasil menebasnya dengan pedangku.

Akupun mengingat kembali kata-kata arwah tadi, “dari arah kamar belok ke kiri dan terus berlari sampai ujung sampai kau menemui sebuah pintu masuklah disana terdapat jendela yang besar aku menunggumu disana untuk menjemputmu” begitulah katakatanya. Sulit bagiku untuk keluar melompati jendela, yaa aku memang tidak tahu berapa tinggi dan ukuran jendela itu tapi aku tidak yakin bisa melewatinya dengan mudah. Kalau arwah itu tidak ada disana untuk membantuku aku tidak akan bisa keluar dari sini.. aku pasti akan tertangkap, ini sangat beresiko.

Aku terus berlari dan berlari menerobos dan menebas para aphr yang berusaha mencegatku. Kini rasa takutku pada para aphr yang mengerikan itu telah sirna. Yang kutahu sekarang aku ingin terbebas dari tempat mengerikan ini. Aku sangat ketakutan dan membuatku nyaris gila melakukan hal senekat ini. Akupun melihat sebuah pintu pada ujung lorong ini. Akupun berlari sekuat tenaga mencapai pintu tersebut. Aku tidak menyangka ternyata salah satu dari aphr itu bisa berlari lebih cepat daripada yang kuduga. Tangannya sudah berhasil mencengkram bahuku, padahal tinggal satu senti lagi aku dapat mencapai gagang pintu. Namun aku tidak mau menyerah akupun memaksakan diri untuk menggapai gagang pintu tersebut.

Cakar-cakar yang telah rusak pada tangan aphr yang menyentuh bahuku itu kini mulai menancap kedalam bahuku. Namun tepat saat itu juga aku berhasil membuka kenop pintu akupun segera masuk dan membanting pintu. Hingga dengan sukses aku membuat telapak tangan aphr itu terpisah dari tubuhnya dan menempel pada bahuku. Akupun bergidik dan segera menyingkirkannya. Secercah cahaya remang-remang memenuhi ruang kecil itu. Akupun mendapati sebuah jendela yang cukup besar dan cukup tinggi. Akupun mendekatinya dengan perlahan. Dengan takut-takut akupun mulai mengintip di balik jendela tersebut, aku hanya mendapati semak-semak belukar. Tidak lebih dari itu. Kemana arwah itu? Jangan bilang dia… membohongiku?? Tidak, aku bisa tamat. Kenapa aku bisa bodoh sekali mempercayainya. Akupun menyenderkan tubuhku ke dinding dan menundukan kepalaku, lalu sekarang apa?

“kau mau kemana youngmin-ah?”

Tidak.. sekarang dia datang

Akupun terdiam, sekujur tubuhku merinding aku tidak menjawab pertanyaannya.

“kau mencoba kabur?”

Aku masih terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya, mulutku benar-benar terkunci rapat. Tiba-tiba dengan sendirinya kakiku melangkah menjauhi jendela dan menuju pintu. Tidak, aku tidak ingin kembali. Sekuat tenaga aku berusaha untuk tidak melangkahkan kakiku. Akupun mencengkram kusen jendela, namun kakiku terus memaksa untuk berjalan. Dia mengendalikan tubuhku lagi. Kumohon aku tidak ingin kembali aku ingin terbebas dari tempat aneh ini.

“kumohon jangan..” kataku setengah menangis

“kau mencoba mengkhianati ku?” kini ia berbicara dengan tubuhku membuat diriku seperti gila berbicara pada diri sendiri.

Akupun menguatkan cengkramanku pada kusen jendela namun sayang, kusen jendela itu telah lapuk sehingga cengkramanku terlepas. Akupun mencakar dinding-dinding batu berharap aku bisa bertahan namun sayang, aku hanya dapat meninggalkan goresan-goresan dari kukuku pada dinding batu itu. Kakiku masih melangkah dengan sendirinya menuju pintu, aku masih berusaha untuk menolak langkah demi langkah yang dilakukan kakiku tanpa keinginanku. Terus melangkah hingga aku menginjak tangan aphr yang tadi mencengkram bahuku hingga hancur dan berserakan. Kini aku semakin dengan dengan pintu. Sekarang tidak hanya kakiku yang dikendalikannya tetapi tangankupun mulai menggapai kenop pintu dengan sendirinya. Aku dapat mendengar dari luar suar para aphr yang sepertinya telah berkumpul di balik pintu. Tidak aku tidak ingin kembali, kumohon jangan.

“TOLOOOOOOOOONNNNNNNGG” kini suara yang sedari tadi tertahan ditenggorokanku akhirnya bisa aku keluarkan.

Tiba-tiba seseorang melompat dari jendela yang besar itu. Akupun menengokan kepalaku ke arah jendela tersebut dan kakiku berhenti melangkah. Aku mendapati seorang namja yang terlihat seperti manusia, tidak seperti aphr lainnya yang memiliki bentuk fisik yang menjijikan sekaligus mengerikan. Namja itu terlihat berantakan, iapun mencoba mengatur nafasnya.

“maafkan aku, aku telat datang tadi para aphr itu mencegahku..”

“ah.. to—“ kata-kataku terputus karena ia kembali mengambil alih seluruh tubuhku.

“akhirnya kau datang, arwah yang selama ini menyulitkanku..” katanya dengan tubuhku dan mengeluarkan pedang dari dalam kantung yang sedaritadi kupegang di tanganku.

“tidak.. jangan!! LARI!! CEPAT LARI!” kataku sekuat tenaga

“tidak, aku sudah berjanji padamu, kita akan keluar bersama-sama dari tempat ini” kata arwah itu sambil menggeleng cepat.

Tubuhku dengan sendirinya mengarahkan pedang itu kearahnya. Arwah itupun hanya terdiam ia terlihat sedang berfikir keras. Kakiku mulai melangkah mendekatinya, tidak aku tidak ingin melakukan ini. Dengan cepat tanganku mengambil ancang untuk menebasnya.

“kumohon lari..” kataku namun ia tidak bergeming.

Kini tanganku bergerak dengan sendirinya menebasnya dengan rancau tapi ia berhasil kabur. Kakikupun melangkah menuju dirinya dan tanganku bergerak untuk menebasnya dengan pedangku, dan lagi-lagi ia berhasil menghindarinya. Tangan dan kakiku bergerak dengan sendirinya di luar kemauanku. Aku nyaris kehilangan kesadaranku.

JLEEEPP

            Hal yang tidak aku inginkan. Pedang itu kini menancap di dadanya. Ia terdiam dan memejamkan matanya. Pedang itu nyaris menembus tubuhnya, tidak mengeluarkan darah setetespun dari dalam tubuhnya. Kini kedua tangannya memegang pedangku. Aku terkejut melihatnya, ternyaa ia masih mempunyai sisa tenaga. Iapun mundur secara perlahan sambil terus memegang pedangku ia melangkah mundur menuju jendela. Perlahan pedang itu mulai keluar dari dadanya, namun tanganku berusaha membenamkan pedangnya kembali. Sekuat tenaga aku mencegah tanganku untuk melakukan itu, iapun menahan pedang itu terbenam kembali kedalam dadanya. Kini pedang tersebut berhasil terlepas dan iapun sudah berada tepat di depan jendela tersebut.

Iapun menarik nafas panjang dan mengambil ancang-ancang. Saat itu juga tanganku bergerak kembali dan nyaris mengenai dadanya kembali untunglah ia sempat meloncat dan membuat pedangku menancap pada kusen jendela. Ia melompat dan berdiri tepat diatas pedang. Iapun menarik tanganku sehingga tanganku terlepas dari pedang dan menggendongku di balik punggungnya, akupun dibawanya keluar meloncat melalui jendela. Perlahan aku mulai bisa menggerakan tubuhku kembali. Iapun berlari sambil menggendongku, berlari dan menjauhi rumah itu. Sudah bertahun-tahun aku menunggu waktu ini. Waktu dimana aku bisa keluar dari neraka itu, namun tetap saja.. aku masih belum bebas sepenuhnya. Dari kejauhan aku masih bisa melihat rumah itu yang terlihat rancau. Hingga rumah itupun menghilang dibalik kabut.

“maafkan aku…”

Kataku pada diriku sendiri dan perlahan aku memejamkan mataku.

~To Be Continued~

.

.

.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

[ Teaser Part 3 ]

 

Berilah aku kekuatan, untuk menghabisi seluruh umat manusia. Merekalah setan yang sesungguhnya, jadikan aku bagian dari kalian. Biarkan aku memusnahkan mereka, biarkan aku menyiksa mereka. Dan biarkan aku menumbuhkan rasa dendam ini.

Mereka semua harus MATI

Gimana? Aneh kan? Jelek kan?? Tolong di comment yaa tentang tulisan akuu, please bangett oke? Tunggu part 3-nya yaa ^^ Kamsahamnidaa *bow* 😀

 

 

 


14 thoughts on “Escape from the Undead Land [ Part 2]

  1. Author !!!
    Ceritanya bnr” qren ..
    Ud jrg ad yg mau buat cerita fantasy kek ini 😀
    lanjutkan thor !
    Tp klo bs lbh panjang lg di part selanjutnya #plak! #readergataudiri
    oya, ngm” ini sampe berapa part y ?

    Like

  2. Thor, (emang motor?) Lanjutannya mana lagi? Cepet yaaaaa~!

    Sesuai janji disuatu tempat, saya udah baca + langsung comment nih. Mana ucapannya? Kkkkk~ :p

    Like

  3. sumpah seru banget ! 10 jempol buat author.. hehe

    cepetan thor lanjutannya.aku berasa baca buku horror… klo dijadiin novel pasti laris *sok tau*

    hwaiting auhtor ^^

    Like

  4. ho?
    anjrit!
    knpa bsa kyk gni?
    jgn2 yg rja ntu s kwangmin ya?
    apa iya?
    ayok ksh tau q thor,..
    ih seru bngd ni ff.
    smpet jga q ngerasain pnyeslan nya s youngmin…

    Like

Leave a comment