[ ONESHOT ] Up To The Sky


UP TO THE SKY

“music is passion but being with you is my sweetest dream , ever…  “

 UP TO THE SKY

Title                      : Up To The Sky

Author                  : Fidhasoo

Main Cast              : Kim Jongin

Jung Soojung

Genre                   : Angst, Friendship, Romance.

Length                  : Oneshot

Desclaimer            : This is just a PURE fiction story. I do not own Them. This is MY story and imagination. I shared this in some blog. Don’t ever try to copy my story!!

Copyrighted. ©fidhasoo 2012. All right reserved

Distribution of any kind of prohibited without the written consent of fidhasoo.

 

“Menemukanmu di tengah suramnya hidup adalah anugerah terbesar yang kusyukuri hingga detik ini.” – KJI

###

            Dengusan napas kembali memenuhi ruangan itu. Bisik – bisik kecil terdengar begitu kencang , akibat begitu banyak orang yang berbisik pada saat yang bersamaan. Peluh keringat bercucuran hingga akhirnya mereka berhenti untuk menghapus peluh mereka dengan beberapa lembar tisu. Mereka terlalu lelah untuk sekedar menghapus beberapa tetes air yang mengucur dari dahi mereka.

“Demi tuhan Kim Jongin , tak bisakah kau mendengarkan perkataanku? Aku bilang menarilah dengan tajam bukan lemah seperti itu.” Lagi , Kim Jongin hanya dapat menundukkan kepalanya. Ia tak menjawab ataupun membalas omelan sang pelatih. Toh , ia memang tak sepantasnya membalas bukan ?

Kim Jongin berjalan menuju sudut ruangan dengan kepala yang masih tertunduk lesu. Ia lelah akan semua hal monoton yang biasanya begitu ia sukai. Sangat lelah , hingga ia tak tahu lagi bagaimana rasanya menghilangkan rasa lelah itu. Lelaki berkulit agak gelap itu terduduk di sudut ruang dengan peluh yang masih bercucuran.

Ini adalah tahun pertamanya menjadi trainee(1) di sebuah perusahaan terbesar di Korea Selatan , yaitu SM Entertainment. Seharusnya ia berbangga diri dapat mengalahkan beribu – ribu orang yang memiliki keinginan besar untuk menjadi seorang idola di bawah naungan perusahaan besar itu. Namun , nyatanya perjuangannya begitu berat ketika ia telah menginjakkan kaki di dalam perusahaan itu dengan berstatuskan trainee.

Mungkin saat ini Jongin sedang berada di titik kejenuhan , dimana ia merasakan semua usahanya sia – sia. Sempat terlintas di benak Jongin , bahwa ia tak seharusnya berada di jalur seperti ini. Ia seharusnya tak memutuskan untuk menjadi penyanyi , sehingga ia tidak akan mengajukan dirinya di dalam sebuah audisi pencarian bakat. Seharusnya ia menuruti saja saran ayahnya untuk mendalami berbagai jenis dance , bukan memutuskan menjadi penyanyi seperti para idola itu.

“Baiklah , aku rasa latihan kali ini cukup sampai disini. Dan kau , Kim Jongin latihlah tarianmu lagi. Aku tahu kau memiliki bakat lebih pada bidang seni tari jadi jangan kecewakan kami yang sudah melatihmu.” Ujar sang pelatih menutup sesi latihan tari pada malam itu. Sedangkan Jongin di lain pihak masih tertunduk di sudut ruangan sendirian.

Satu persatu peserta latihan meninggal ruangan studio tari dan mengucapkan salam perpisahan mereka. Di lain sisi , Jongin masih terduduk dalam diam dan memandang bayangan dirinya yang tergambar oleh kaca di hadapannya. Seakan lelaki itu tersedot ke dalam sebuah dunia yang tak terlihat. Atau mungkin lelaki itu masih merenungi kesalahannya pada sesi kelas tari tadi . Entahlah tak ada yang mengetahui pasti apa yang ada di pikiran lelaki yang jarang berbicara itu.

Jung Soojung masih membereskan barang – barangnya. Seperti biasa ia yang akan paling terakhir meninggalkan ruang studio tari SM Entertainment. Perlahan ia pun melangkah menuju pintu ruangan tersebut dan hendak mematikan lampu yang ada di ruangan tersebut. Namun , gerakan tangannya berhenti ketika ia menyadari , bahwa ia bukanlah satu – satunya orang yang masih berada di dalam ruangan itu. Matanya pun memandang Kim Jongin yang masih duduk dengan posisi yang sama di sudut ruangan.

Mendengar langkah kaki yang berjalan mendekatinya , Jongin mengangkat kepalanya perlahan dan mendapati salah satu gadis yang juga ikut dalam kelas tari yang sama dengannya. Gadis yang selalu jadi perbincangan banyak lelaki karena statusnya yang merupakan adik dari salah seorang member Girls Generation yang baru saja debut tahun kemarin. Siapa lagi , kalau bukan Jung Soojung – gadis dengan tatapan dinginnya terhadap semua orang– . Mata Jongin balas menatap mata bulat milik gadis tersebut.

“Apa?” Tanya Jongin akhirnya memecah perang saling tatap menatap yang baru saja mereka lakukan. Namun sayangnya , Soojung tak membalas pertanyaan Jongin. Ia hanya menggedikkan bahunya dan duduk tepat di hadapan Jongin.

Ada perasaan aneh yang saat itu muncul di dalam diri Jongin. Baru kali ini ia menatap Soojung sedekat dan selekat itu. Biasanya , ia tak memperdulikan Soojung meskipun nama gadis itu selalu di sebut oleh teman – temannya. Diantara percakapan temannya mengenai gadis itu yang ia ingat adalah mata milik soojung yang katanya sangat indah. Baru beberapa menit yang lalu ia membuktikan kebenaran perkataannya temannya itu dengan mata kepalanya sendiri. Mata milik Soojung memang sangat indah bagaikan sebuah kristal yang berkilau.

Jongin juga baru menyadari bahwa kulit Soojung begitu putih bagaikan salju. Bukan hanya itu ia juga baru menyadari bahwa gadis yang duduk di hadapannya itu sangatlah cantik. Memiliki hidung mancung yang sepertinya jauh berbeda dengan hidung mancung orang Asia pada umumnya. Dan mata hitam milik Soojung begitu mempesona bagi Jongin. Ia bahkan masih terpaku menatap kedua bola mata hitam tersebut.

“Ada yang aneh dengan wajahku?” ujar Soojung pelan , menghentikan berbagai macam pikiran yang terlintas di benak Jongin. Jongin bersumpah bahwa itu adalah kali pertamanya mendengar gadis di hadapannya ini berbicara sepanjang itu. Dan lagi , ia baru menyadari bahwa suara Soojung terdengar begitu lembut dan feminism.

“Tidak.” Jawab Jongin cepat sembari mengalihkan pandangannya dari wajah Soojung. Aneh , saat itu ia yakin bahwa jantungnya berdetak dengan sangat tidak normal. Bukan hanya itu , ia tak tahu mengapa ada keringat dingin yang muncul di telapak tangannya. Apa ia gugup ?

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun Soojung hanya duduk manis di hadapan Jongin. Gadis itu bahkan hanya memainkan telepon selulernya , dan terkadang balik menatap Jongin dengan kedua bola mata bulatnya. Di lain sisi Jongin hanya terdiam tak berhenti menatap gadis manis di hadapannya dengan sedikit kebingungan yang terpanjar di wajah lelaki itu.

“Lupakan apa yang pelatih katakan.” Gumam Soojung pelan. Matanya masih menatap telepon selulernya. Jongin mengerutkan keningnya. Ia tak menyangka , Soojung akan mengatakan hal seperti tadi.

“Ia memarahimu karena kau yang paling berbakat di antara kita semua. Ia hanya ingin kau menunjukkan bakat spesialmu itu.” Lanjut Soojung. Kali ini gadis itu memberanikan diri untuk menatap Jongin , sekedar untuk melihat reaksi lelaki itu.

“Kau menghiburku?” tanya Jongin dengan tatapan tak percaya. Bagaimana mungkin ia percaya , jika selama setahun terakhir ia berada di perusahaan ini gadis di hadapannya tersebut bahkan tak pernah berbicara dengannya. Sungguh anaeh bukan? Jelas sudah Jongin merasa seperti sedang bermimpi.

Menurutmu?” Soojung justru balik bertanya. Sebelah alisnya terangkat tanda ia balas menantang Jongin dengan pertanyaannya. Jongin untuk pertama kalinya dalam hari itu , tersenyum lebar. Lelaki itu bahkan tertawa terbahak sembari memegangi perutnya.

“Cih!”

Soojung berdiri dengan wajah kesalnya. Ia pun berjalan meninggalkan Jongin yang masih tertawa terbahak tanpa sebab. Meskipun , dalam hati ia tahu Jongin tengah menertawai dirinya yang sok menghibur Jongin. Well(5) , tentu saja Jongin akan tertawa . Soojung bukanlah tipe gadis yang banyak bicara dan tadi adalah kalimat terpanjangnya hari ini. Terlebih lagi itu adalah kalimat penghibur pertama yang Soojung pernah ucapkan. Jadi , jangan salahkan gadis itu jika kalimatnya terdengar aneh atau terlalu memaksa.  

Masih dengan wajah kesalnya Soojung berjalan menuju pintu ruangan. Kali ini tanpa piker panjang ia segera mematikan lampu ruangan tersebut , menghasilkan teriakan kesal dari Jongin. Ia bahkan dapat mendengar Jongin menggerutu sembari memasukkan barang – barangnya. Soojung tersenyum kecil , tanda kekesalannya sudah terbalaskan. Gadis itu pun merapatkan sweater-nya dan mulai berjalan meninggalkan ruangan tari tersebut.

“Hey hey!!!” suara Jongin memenuhi lobi gedung perusahaan yang sudah sangat sepi itu. Bisa di tebak bahwa para peserta latihan yang lain sudah pulang ke rumah masing – masing. Biasanya hanya akan ada beberapa peserta latihan yang memutuskan untuk kembali berlatih hingga menjelang pagi. Ya , hanya segelintir dari ratusan trainee yang ada.

Soojung masih terus melangkah dengan santainya meskipun ia tahu bahwa Jongin tengah berusaha memanggilnya. Gadis itu mengakui bahwa ia masih kesal dengan tawa ledekan Jongin. Seharusnya lelaki itu berterima kasih atas hiburan yang coba ia berikan , tapi nyatanya lelaki itu justru tertawa terbahak. Siapa pula gadis yang tidak kesal jika diperlakukan seperti itu?

“Kau marah ?” Tanya Jongin ketika ia berhasil menyejajarkan langkahnya dengan langkah kaki Soojung. Gadis itu bahkan tak menoleh sama sekali. Jongin , tentu saja merasa bersalah teramat dalam.

Soojung menghentikan langkahnya sesaat. Ia memandang langit malam itu yang diisi dengan rintikan air hujan. Sialnya gadis itu tidak membawa payung dan kedua orang tuanya tak ada yang bisa menjemputnya , karena keduanya tengah berada di San Fransisco menghadiri suatu acara. Soojung menggerutu kesal sembari menghentakkan kakinya tanda frustasi , mengabaikan keberadaan Jongin yang juga terpaku menatap rintikan air hujan.

“Kau pulang sendirian?” Tanya Jongin mencoba memecah keheningan di antara mereka. Soojung menolehkan wajahnya untuk menatap Jongin sesaat , sebelum akhirnya ia kembali menatap rintikan air hujan.

“Iya.” Balas Soojung singkat. Percakapan diantara mereka terasa begitu canggung. Sangat canggung , terlebih lagi keduanya masih menggunakan bahasa formal. Padahal Soojung dapat dikatakan adalah senior dari Jongin , mengingat gadis itu masuk lebih dulu sebagai peserta pelatihan SM Entertainment dibandingkan Jongin.

Aku minta maaf untuk yang tadi. Lagipula hiburanmu berhasil. Aku sudah merasa lebih baik sekarang.” Ujar Jongin lagi. Soojung dengan cepat kembali menatap Jongin. Ia tak menyangka bahwa Jongin , justru akan meminta maaf dengannya. Tak lama kemudian sebuah senyum manis terukir di wajah Soojung. Gadis itu tersenyum kecil.

Well , tak ada ucapan terima kasih?” ujar Soojung mengejek. Bukan maksudnya mengatakan hal itu dengan nada mengejek. Hanya saja ia sudah terbiasa dengan nada dingin yang terkesan mengejek. Bahkan kepada kakaknya sendiri ia terkadang disangka bersikap dingin , meskipun sebenarnya tidak.

“Terima kasih , senior cantik.” Ujar Jongin sembari tersenyum lebar.

Malam yang ditemani dengan rintik hujan itu , mereka habiskan dengan perbincangan yang berawal dari kecanggungan dan berakhir dengan selingan tawa. Tak ada yang pernah mengira diantara keduanya memiliki banyak kesamaan yang kasat mata. Jongin dengan gaya santainya terlihat begitu nyaman dengan Soojung yang terkesan cuek. Tentu saja sang Ice Princess ( Putri Es ) – Jung Soojung – seakan mulai menemukan mesin penghangat yang menghangatkannya. Gadis itu terlihat mudah tertawa dengan lelucon Jongin yang kadang terdengar garing. Malam itu pula menjadi saksi di mana sebuah pertemanan antara keduanya mulai berjalan.

###

“Aku membutuhkannya untuk terus berada di sisiku untuk menyemangatiku , karena dengannya aku bisa bertahan melewati rintangan untuk mencapai langit.” – JSJ

###

Maret , 2008

Sebuah pengumuman di pajang di dinding loby utama gedung perusahaan SM Entertainment. Selembar kertas yang sekiranya berukuran kertas folio itu menarik setiap mata para peserta pelatihan. Mau tak mau mereka berhenti di depan dinding tersebut sembari membaca isi pengumuman dengan seksama. Tak terkecuali Soojung , yang kala itu baru saja sampai untuk melakukan kegiatan rutinitasnya. Kedua mata bulatnya membaca dengan seksama isi pengumuman itu , dan tak berapa lama kemudian senyum kecil merekah di bibir gadis tersebut. Dengan langkah seribu ia mencari sesosok manusia yang pasti akan bahagia mendengar kabar tersebut.

Seperti dugaannya , ia menemukan sosok yang tengah dicarinya tersebut di dalam sebuah ruang studio tari di lantai enam gedung tersebut. Ia tahu sosok tersebut akan langsung menuju ruangan kecil tersebut untuk sekedar melatih gerakannya bahkan sebelum kelas tari yang sebenarnya dimulai. Ya , memang seperti itulah Jongin. Begitu mencintai menari hingga di waktu luang pun ia hanya akan mencari tempat untuk menari dengan bebas.

Jongin-ah!!!” teriak Soojung antusias. Gadis itu segera berlari menghampiri Jongin yang masih dalam sesi menarinya. Jongin menghentikan kegiatannya untuk mendapati senyum lebar yang tersungging di wajah Soojung .

‘Deg!’

Jongin terpaku sesaat , sebelum akhirnya ia sadar akan situasinya. Lagi , jantungnya seakan berdetak tak kompromi ketika Soojung ada di sekitarnya. Bukan hanya itu , akhir – akhir ini semenjak Soojung datang ke dalam hidupnya semuanya terasa berbeda. Bukan dalam artian buruk. Hanya saja ia merasakan perubahan itu teramat drastis dari hal kecil sekalipun. Ia ingat bagaimana ibunya akan dengan susah payah membangunkannya setiap pagi , tapi hanya dengan satu pesan singkat dari Soojung ia sudah bisa bangun pagi. Jauh berbeda bukan?

“Kau tahu? Akan ada showcase(2) untuk pemilihan member boyband baru. Ini bisa jadi kesempatanmu untuk debut , stupid.” Ujar Soojung sembari meloncat – loncat kecil. Jongin yang mendengarkan perkataan Soojung , masih dengan tatapan datarnya. Lebih tepatnya Jongin sedang dalam keadaan bingung.

Stupid(6) adalah panggilan Soojung untuk Jongin , mengingat kemampuan berbahasa inggris Jongin yang jauh di bawah rata – rata. Nama panggilan itu mengalir begitu saja dari bibir mungil Soojung , ketika mereka berdua tengah meminum milkshake di kantin SM Entertainment. Anehnya , meskipun Jongin mengerti arti dari kata stupid itu , ia tak menolak untuk di panggil bodoh oleh Soojung. Baginya mendapat sebuah panggilan dari Soojung sudah mampu membuatnya tersenyum tersipu. Tentu saja ia tidak akan secara terang – terangan mengatakan pada Soojung bahwa ia menyukai nama panggilan itu. Biasanya ia akan balas memanggil Soojung babo sebagai gantinya.

“Apa? Showcase untuk pemilihan member boyband baru?” tanya Jongin setelah ia mencerna semua kata yang di ucapkan Soojung. Gadis yang ada dihadapannya itu dengan semangat mengangguk.

“Kau harus ikut!! Aku yakin kau akan debut. Lagipula siapa yang tidak mengakui bakat tarimu?” ujar Soojung sembari menepuk punggung Jongin semangat. Jongin terdiam sesaat. Bukannya ia tidak ingin ikut. Hanya saja , di dalam hatinya ada sesuatu yang mengganjal. Lagipula apa tujuannya selama ini untuk terus mengikuti sistem pelatihan di SM Entertanment? Ia sendiri masih tak tahu.

Soojung dapat melihat perubahan raut wajah Jongin. Kening gadis itu ikut berkerut ketika Jongin mengerutkan dahinya. Tangan gadis itu ikut beristirahat di bawah dagunya sama seperti Jongin yang juga melakukan hal yang sama. Mata gadis itu ikut menatap mata Jongin , ketika Jongin menatap Soojung bingung. Lalu , tak lama kemudian tawa Soojung meledak ketika ekspresi wajah Jongin begitu lucu.

“Kenapa kau mengikuti gerak – gerikku?” tanya Jongin sebelum akhirnya ia ikut tertawa bersama Soojung. Ini juga salah satu kekuatan Soojung. Tawa gadis itu mampu membawa Jongin untuk ikut tertawa meskipun ia tak  tahu alasan Soojung untuk tertawa.

“ Wajahmu terlihat begitu speechless(3).” Jawab Soojung setelah ia menghentikan aksi tawanya. Sedangkan Jongin kembali menunjukkan wajah bingungnya , setelah ia ikut berhenti tertawa.

“Lagipula apa yang kau pikirkan? Ini kesempatanmu untuk debut.” Jongin tak membalas perkataan Soojung. Benar memang perkataan Soojung. Apa yang ia pikirkan ? Bukankah selama ini ia berlatih untuk debut ?  Lalu apa yang ia tunggu jika ada kesempatan yang harus diambil ? Soojung tersenyum lebar ketika melihat senyum kecil yang terulas di wajah Jongin. Gadis itu lalu menarik lengan Jongin kembali menuju tengah ruangan tari tersebut.

“Mulai sekarang kau harus berlatih giat hingga hari showcase tiba. Tunjukkan pada mereka bahwa kau berhak untuk debut.” Ujar Soojung sembari menatap kaca dan mengepalkan tangannya membentuk tanda semangat. Gadis itu lalu kembali tersenyum kepada Jongin. Dan saat itu Jongin tahu , ia akan mencapai langit demi gadis yang ada di sisinya itu.

###
“Awalnya aku hanyalah burung yang belum belajar untuk mengepakkan sayap. Sendirian , menanti bantuan untuk mengepakkan sayap yang selama ini tak bisa kugunakan.Namun kau datang bagaikan bidadari , mengajariku cara termudah untuk terbang.” – KJI

###

            “Jongin-ah , kenalkan dia adalah Lee Taemin. Senior kita yang terkenal akan kemampuan menarinya.” Ujar Soojung sembari menunjukkan lelaki berbadan mungil yang berdiri di sampingnya. Jongin menatap dengan seksama laki – laki tersebut. Entah kenapa ada rasa panas yang muncul di dada ketika ia melihat Soojung menyunggingkan senyum manisnya kepada lelaki mungil itu.

“Taemin Oppa , kenalkan dia adalah Jongin si stupid yang biasa aku ceritakan padamu.” Ujar Soojung sembari menunjuk Jongin dengan tangan kanannya. Jongin mengerucutkan bibirnya sekilas , ketika ia mendengar Soojung memanggil lelaki mungil itu dengan sebutan oppa. Meskipun Jongin lebih tua beberapa bulan , Soojung tak pernah sekalipun memanggilnya dengan sebutan Oppa.

“Lee Taemin.” Ujar lelaki mungil itu dengan senyum merekah dan mengulurkan tangannya. Jongin dengan rasa tak karuan menyambut uluran tangan tersebut.

“Kim Jongin.”

Senyum di wajah Soojung segera merekah ketika melihat kedua lelaki tersebut saling bersalaman. Ia memiliki rencana tersembunyi yang mungkin dapat membantu Jongin berlatih menari. Ia sudah meminta bantuan Taemin untuk mengawasi latihan menari Jongin , agar temannya itu bisa lulus showcase dan terpilih sebagai salah satu member baru yang akan di debutkan. Sedangkan , Lee Taemin yang memiliki perasaan lebih terhadap Soojung dengan senang hati menerima tawaran bantuan dari gadis yang disukainya itu. Lagipula , ia memang tengah membutuhkan teman menari yang cukup jago. Ia memang sering mendengar kabar burung bahwa Kim Jongin memiliki kemampuan menari yang luar biasa.

“Kalian bisa berlatih bersama bukan untuk penampilan di showcase nanti?” tanya Soojung dengan mata memohon. Jongin seberapa keras keinginannya untuk menolak permintaan Soojung juga tahu bahwa ia sama sekali tidak dapat menolak permintaan gadis tersebut. Alhasil , ia hanya mengangguk lemah yang kemudian diiringi senyuman manis Soojung.

Hari berlalu dengan kesibukan Jongin dan Taemin berlatih bersama. Terkadang Soojung akan menemani keduanya hingga tengah malam. Ia dengan senang hati mengomentari kesalahan – kesalahan yang dilakukan Jongin ataupun Taemin. Dan Taemin saat itu mengakui ,  bakat menari Jongin memang bukan main hebatnya. Lelaki mungil itu bahkan sekarang terlihat begitu dekat dengan Jongin. Ya , kedua lelaki itu memiliki begitu banyak kesamaan. Bukan hanya bibir mereka yang sering dibilang sama oleh banyak orang. Juga bukan hanya kemampuan mereka di bidang menari yang sama – sama luar biasa. Tapi , mereka juga memiliki selera yang sama. Keduanya sama – sama menyukai Soojung.

Meskipun Taemin ataupun Jongin tak pernah bilang secara langsung , tapi keduanya tahu bahwa keduanya memang jatuh hati pada gadis yang sama. Meskipun hubungan mereka yang sudah terlihat seperti saudara kandung , tapi mereka terkadang iri dengan perhatian yang di dapat dari gadis yang mereka sukai. Sayangnya , gadis yang mereka sukai sangat tidak peka terhadap perasaan kedua lelaki itu. Soojung seakan tak merasakan hal – hal itu , meskipun terkadang keduanya sudah berusaha menunjukkan perasaan suka mereka terhadap gadis manis itu.

“Jongin-ah , apa kau memiliki gadis yang kau sukai?” tanya Taemin , ketika keduanya tengah beristirahat dari latihan rutin yang biasa mereka lakukan. Tangan kanan Taemin memegang erat botol air mineral yang baru saja ia teguk sebelumnya. Takut – takut tebakannya selama ini benar , Taemin sudah mempersiapkan pendengarannya ekstra tajam. Jongin diam sesaat ketika ia mendengar pertanyaan Taemin. Ia ragu , dengan apa yang dapat ia katakan sebagai jawabannya.

“Mungkin iya. Kalau kau? Apa kau memiliki gadis yang kau sukai?” Jongin balas bertanya. Ia tahu , bahwa Taemin pasti akan menjawab iya. Sudah jelas sekali bahwa Taemin menyukai Soojung. Gosip yang beredar bahkan sudah sering mengatakan hal itu. Bukan hanya itu , perlakuan Taemin kepada Soojung sangat berbeda dengan gadis lain. Jelas bukan bahwa Taemin menyukai Soojung?

“Iya. Aku sangat menyukai gadis itu.” Jawab Taemin. Belum sempat Jongin  untuk lanjut bertanya , Soojung datang dengan membawa seorang teman dan beberapa makanan ringan. Senyum gadis itu yang pertama kali Jongin tangkap. Dan sama sepeti waktu – waktu sebelumnya , Jongin hanya dapat menatap senyum itu dan merasakan jantungnya berdetak di luar jangkauan.

Hari itu dihabiskan dengan tawa dan candaan yang di lakukan antara Jongin , Taemin , Soojung dan Jinri – teman yang dibawa Soojung – . Ke-empat remaja tersebut membicarakan berbagai macam hal. Namun , Soojung tak pernah tahu bahwa mata Jongin terlihat begitu sedih ketika Soojung tertawa lebar dan memukul Taemin pelan atas andaan Taemin. Gadis itu tak tahu bahwa sepasang mata milik Jongin selalu mengawasi gerak – geriknya dengan seksama.

###

April , 2008

Showcase yang sudah menjadi pembicaraan seluruh peserta pelatihan SM Entertainment hampir tiba. Hanya tinggal menghitung hari dan showcase itu akan di gelar dengan berbagai macam antusiasme. Di lain sisi Jongin justru meratapi kaki kanannya , yang akhir – akhir ini terasa berbeda. Kaki kananya terkadang akan terasa begitu ngilu jika ia gunakan untuk berlari cepat. Sungguh tak biasanya.

Bahkan kadang di kelas tari jazz – kelas tari kesukaan Jongin – ia akan melakukan kesalahan tak berarti di karenakan kaki kanannya itu. Ia tahu seharusnya ia pergi kontrol ke rumah sakit. Namun , waktu tak mengijinkannya. Lelaki itu sibuk mempersiapkan pertunjukkan untuk showcase mendatang. Lagipula , ia yakin bahwa kaki kanannya akan kembali seperti semula jika ia banyak istirahat.

Demi menunjukkan penampilan yang terbaik , Jongin tidak hanya berlatih di siang hari. Bahkan ketika di malam hari sebelum lelaki itu pergi tidur pun , ia melatih gerakan yang akan ditunjukkan dalam showcase tersebut. Ia sangat berjuan keras demi showcase itu. Ia ingin menunjukkan pada Soojung bahwa ia bisa. Ia ingin memberikan hadiah terindah kepada malaikatnya itu.

Hari itu , rintik hujan kembali membasahi permukaan bumi. Tidak begitu deras juga tidak begitu kecil , cukup untuk membasahi taman yang ada di seluruh Seoul. Jongin yang masih terjebak di dalam stasiun bawah tanah merutuk kesal. Seharusnya ia sudah sampai di gedung SM Entertainment untuk kembali melatih gerakannya sebelum kelas vokal dimulai pukul 7 nanti. Tapi nyatanya , hingga pukul 6 ia masih terjebak di dalam stasiun bawah tanah.

Merasa sedikit kesal , lelaki itu pun memutuskan untuk menunggu hingga hujan mulai reda. Jongin pun duduk di sebuah bangku yang tersedia di dekat sebuah toko majalah. Matanya menatap lautan manusia yang baru saja turun dari kereta bawah tanah. Begitu banyak orang hingga mereka berebutan untuk keluar dari pintu kereta. Jongin merasa iba terhadap seorang gadis mungil yang berusaha keluar dari jebakan lautan manusia itu. Mata Jongin seketika membesar ketika menyadari siapa gadis mungil yang terjebak di antara lautan manusia itu.

Dengan gerakan cepat Jongin berusaha menerobos lautan manusia itu demi mengulurkan tangannya untuk si gadis mungil. Kekuatan penuh ia keluarkan demi menarik gadis mungil itu keluar dari lautan manusia yang berebut keluar dari pintu kereta yang saat itu penuh sesak. Dan setelah beberapa kali mendorong beberapa orang keduanya pun hampir bebas dari kerumanan tersebut. Jongin dengan segera mendorong gadis mungil itu untuk keluar lebih dulu , dan benar saja gadis itu dengan mudah terbebas dari lautan manusia itu. Namun , belum sempat Jongin keluar dari kerumunan tersebut. Ada orang yang secara tak sengaja menendang kaki kanan Jongin. Rasa sakit itu kembali muncul. Jongin dengan tertatih mencoba berjalan dan keluar dari kerumunan tersebut. Beruntung saja ia masih bisa terbebas dari lautan manusia itu.

Soojung – gadis mungil yang tadi terjebak – itu menatap Jongin khawatir. Ia tentu saja sangat berterima kasih atas bantuan Jongin. Namun , matanya segera membulat ketika melihat Jongin berjalan tertatih menghampirinya. Terlihat jelas di wajah Jongin rasa sakit yang lelaki itu rasakan. Dengan segera Soojung menghampiri Jongin dan menuntunnya menuju bangku terdekat.

Gadis itu tanpa banyak bicara menuntun Jongin. Sedangkan Jongin dengan mati – matian menahan rasa sakit yang semakin menjadi. Dalam benaknya ada dua kemungkinan yang ia yakini menjadi penyebab rasa sakit kaki kanannya itu. Antara kaki kanannya retak atau otot kakinya robek. Ia tak mengerti yang ia inginkan adalah kesembuhan sebelum showcase yang akan dilaksanakan esok harinya.

###

            Jongin hanya dapat terduduk lemas ketika sang dokter membungkus kakinya dengan gips berwarna coklat. Benar dugaannya bahwa otot kaki kanannya robek. Saat itu penyesalan timbul mendera lelaki berkulit agak gelap tersebut. Seharusnya sejak ia merasakan rasa sakit itu ,  ia segera menghubungi dokter agar mendapatkan penangan pertama. Kini ketika ototnya yang robek sudah semakin besar ia justru baru memeriksakannya ke dokter.

Ia menggerutu kesal , karena akan hal ini sudah pasti ia tidak dapat berdiri di panggung showcase esok hari. Tentu saja lelaki itu sangat menyesal. Ia sudah berusaha mati – matian demi showcase tersebut. Tapi nyatanya , ia bahkan sudah harus kalah sebelum berdiri di atas panggung showcase tersebut.

Dengan langkah lunglai ia keluar dari ruangan dokter tersebut setelah mendengarkan penjelasan mengenai apa saja yang harus ia lakukan dan tidak ia lakukan demi kesembuhan kakinya. Matanya menemukan sosok Soojung yang tertunduk lemah di bangku berwarna putih. Perlahan gadis itu mengangkat wajahnya dan mata hitam gadis itu segera terpaku pada kaki kanan Jongin yang kini sudah berbalut gips.

Tanpa banyak kata Soojung menghampiri Jongin. Gadis itu memeluk erat Jongin. Dan tetes – tetes air mata pun turun dari mata cantik gadis tersebut. Saat itu hati Jongin bagaikan tersayat. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia melihat Soojung menangis dan itu adalah karenanya. Ia merasa sangat tidak berguna.

Maaf…Maafkan aku Soojung-ah.” Bisik Jongin sembari menahan tangis yang hampir saja ia keluarkan. Sedangkan Soojung justru memeluk Jongin semakin erat. Tangisnya teredam di pundak kiri Jongin. Malam itu Soojung habiskan untuk menangis di pundak Jongin untuk pertama kalinya.

###

            Beberapa bulan kemudian , kaki kanan Jongin sudah bisa lepas dari gips cokelat yang sudah penuh coretan khas Soojung dan Jongin. Kala itu Jongin berusaha mengikhlaskan kejadian itu , meskipun ia jadi tidak dapat berpartisipasi dalam showcase tersebut. Mungkin Jongin memang belum saatnya untuk debut. Suatu kebahagiaan bagi Taemin – yang kini menjadi sahabat Jongin – , karena lelaki mungil itu berhasil debut dengan empat orang lainnya yang terpilih dalam showcase tersebut. SHINee nama grup mereka dan langsung meledak di pasaran. Kini Jongin sudah jarang sekali melihat Taemin karena kegiatan barunya tersebut. Jongin bahkan jarang bertemu Soojung , mengingat gadis itu akhir – akhir ini sering sekali bolak – balik Seoul – San Fransisco akibat neneknya yang jatuh sakit.

Jongin dengan langkah santainya berjalan menuju ruang latihan yang berada di lantai enam. Ruang latihan kesukaannya , yang biasa menjadi tempat latihannya sendiri. Langkahnya terkesan begitu ringan. Mungkin akibat kaki kanannya yang baru saja lepas dari gips. Dengan sesekali siulan yang ia lakukan , Jongin melangkah menuju tangga yang ada di pojok lorong. Belum sempat ia sampai di pojok lorong. Lelaki itu mendengar suara isak tangis , di sebuah kamar mandi yang ada di lantai empat.

Jongin menghentikan langkahnya. Ia sangat familiar dengan suara isak tangis tersebut. Merasa penasaran , Jongin berjalan menuju pintu kamar mandi tersebut. Ia yakin benar bahwa orang yang berada di dalam kamar mandi tersebut adalah orang yang ia kenal. Dengan perlahan , mencoba untuk tidak menghasilkan suara Jongin membuka pintu kamar mandi tersebut.

Matanya terbelalak ketika mendapati Soojung yang terduduk lemah di pojok kamar mandi tengah memegang pisau kecil di atas nadi tangan kirinya. Air mata gadis itu sudah menutupi penglihatannya. Dengan sigap Jongin berlari dan mengambil alih pisau kecil tersebut. Lelaki itu lalu melempar kater tersebut ke tong sampah yang ada di dekatnya. Jongin masih dengan ekspresi kagetnya menarik Soojung ke dalam pelukannya. Membiarkan gadis itu menangis tiada hentinya. Membiarkan gadis itu memukul dadanya. Membiarkan gadis itu berteriak histeris. Membiarkan gadis itu memeluknya erat.

“Jongin….. Dunia sangat tak adil. Aku ingin mati saja.” Ujar Soojung di sela isak tangisnya. Jongin sesaat terdiam mendengar perkataan Soojung. Benar memang , dunia sangat tak adil. Ia ingat bagaiman kaki kanannya harus terbungkus gips ketika esoknya adalah showcase penting yang harus ia ikuti. Ia ingat bagaimana ia harus terduduk di kursi penonton sembari menggigit bibir bawahnya menahan amarah , ketika namanya di panggil untuk naik ke atas panggung.  Ia ingat betapa perihnya rasa sakit ketika ia mengucapkan permohonan maafnya di atas panggung. Ia ingat betul atas keadaan itu. Dunia memang sangat tidak adil.

“Kau tahu? Nenekku meninggal tadi malam. Ayah dan ibuku bertengkar. Sedangkan Jessica justru sibuk akan promosi grupnya yang bahkan terus di cecar anti-fans. Bukan hanya itu , aku menantikan waktu debutku , tapi kapan?? Sampai kapan aku harus menunggu?? Aku lelah untuk terus berlatih hingga larut malam. Aku lelah Jongin. Mengapa dunia begitu tidak adil?”

Jongin tak dapat membalas apapun dari pertanyaan Soojung. Ia tak tahu gadis itu mengalami depresi yang cukup tinggi.  Bukan hanya Soojung , ia yakin benar masih banyak peserta pelatihan yang sama depresinya dengan Soojung. Beruntung ia berhasil menghentikan aksi percobaan bunuh diri yang dilakukan Soojung. Jika tidak mungkin setelah mendengar berita itu Jongin akan mengikuti jejak Soojung.

Malam itu keduanya habiskan dengan isak tangis di dalam sebuah kamar mandi. Soojung masih memeluk Jongin dengan erat , berharap menemukan kekuatan baru untuk melewati semua tantangnya yang harus ia hadapi. Sedangkan Jongin balik memeluk Soojung erat , berharap bahwa Soojung tidak akan melakukan hal yang tidak – tidak. Karena lelaki itu tak mau kehilangan Soojung.

###

“Melihatmu dapat mengepakkan sayapmu dengan bebas , aku merasa begitu iri. Kapan waktuku tiba hingga akau dapat ikut terbang bersamamu?” – KJI

###

Juli , 2009

“Jongin-ah , aku akan debut!!!” Teriak Soojung , ketika mendapati Jongin tengah meminum milkshake(4)-nya di kantin SM Entertainment. Senyum di wajah gadis itu terlihat begitu menawan karena ketulusannya. Jongin mau tak mau ikut tersenyum lebar dan meloncat bahagia bersama Soojung.

Jongin merasa iri. Satu – persatu sahabatnya mulai meninggalkannya dan masuk ke dalam dunia baru yang mereka bilang sangat indah dan menantang. Menjadi idola yang dibanggakan banyak orang , itulah dunia baru yang mereka masuki. Bermula dari Taemin dan sekarang Soojung – gadis yang disukainya sejak lama – . Tentu saja ia sangat iri terhadap keduanya , namun sebagai sahabat yang baik ia tersenyum atas keberhasilan mereka.

“Selamat Soojung-ah. Akhirnya waktu yang kau nanti tiba juga. Selamat!! Selamat !! Selamat!!” ujar Jongin dengan nada riang sembari menarik Soojung masuk ke dalam pelukannya. Terasa sedikit menyedihkan , bahwa ini juga menjadi pertanda bagi Jongin mereka akan jarang bertemu. Sayangnya lagi , ia bahkan belum sempat mengucapkan rasa sayang yang selama ini terpendam rapih di dalam hatinya.

Jongin mengamati wajah Soojung dengan seksama. Mata , hidung , bibir , dan rambut lurusnya akan ia rekam dalam – dalam di benaknya. Ia akan mengingat masa – masa mereka tertawa , menangis dan beradu mulut. Ia akan mengingat masa – masa mereka akan membolos latihan tari dan berlari menuju atap gedung untuk sekedar menghirup udara segar. Ia akan mengingat masa – masa pesan singkat dari Soojung yang membangunkannya tiap pagi. Ia akan mengingat masa – masa ketika mereka menghabiskan milkshake kantin SM Entertainment bersama. Ia akan mengingat masa – masa Soojung dan dirinya menunggu kereta bawah tanah datang. Ia akan mengingat semua hal itu.

Tanpa Jongin sadari air mata menetes begitu saja membasahi pipinya. Soojung yang melihatnya ikut meneteskan air mata. Keduanya saling menatap lekat dengan air mata masing – masing yang masih menetes. Jongin dengan ibu jarinya menghapus perlahan air mata yang mengalir dari pelupuk mata cantik milik Soojung. Perlahan lelaki itu mencoba mengulaskan senyum di wajahnya meskipun masih ada beberapa tetes air mata yang mengalir di wajahnya.

“Selamat Jung Soojung atas debutmu. Jangan menangis lagi , karena aku benci melihatmu menangis.” Gumam Jongin pelan sebelum akhirnya kembali menarik Soojung ke dalam pelukannya. Jemari Jongin dengan lembut mengusap rambut hitam milik Soojung. Secara perlahan Jongin menguraikan rambut yang menutupi telinga Soojung.  Soojung dapat merasakan napas hangat Jongin , ketika lelaki tersebut mendekatkan wajahnya kepada wajah Soojung.

Musik adalah gairah hidupku , tapi Jung Soojung adalah harapan hidupku. Aku menyayangimu Soojung-ah.” Bisik Jongin pelan tepat di telingan kanan Soojung. Gadis itu seketika terpaku. Ia bahkan dapat mendengar detak jantung Jongin yang tak stabil. Bukan hanya itu ia bahkan dapat mendengar detak jantungnya yang juga tak karuan. Belum sempat ia mencerna dengan baik perkataan Jongin , sebuah kecupan manis mendarat di bibir mungil Soojung. Jongin menciumnya lembut tepat di bibir. Soojung bahkan tak dapat bereaksi dengan baik. Gadis itu mematung seakan membeku di tengah salju. Dengan gerakan spontan Soojung melepas ciuman tersebut.

Maaf.” Hanya itu yang dapat Jongin dengar dari bibir mungil Soojung sebelum akhirnya gadis itu berlari meninggalkan Jongin yang masih mematung. Gadis itu pergi meninggalkan hati Jongin  yang bagaikan terpecah belah. Gadis itu pergi membawa sebagian hati Jongin. Gadis itu pergi meninggalkan Jongin berbagai macam pertanyaan.

###

“Aku takut bahwa semua hal itu hanyalah mimpi belaka.” – JSJ

###

 

Desember , 2011

Soojung atau yang kini lebih dikenal dengan nama panggungnya , yaitu Krystal berjalan mondar – mandir di dalam ruang ganti artis SM Entertainment. Hatinya terasa gelisah. Bukan hanya itu jantungnya berdetak tak karuan. Sudah lama ia tak merasakan hal seperti ini. Seingatnya terakhir kali ia meraskan hal itu adalah dua atau tiga tahun yang lalu.

Semua anggota f(x) memandang anggota termuda mereka dengan tatapan bingung. Tak biasanya anggota yang biasanya duduk cuek di sofa kini terlihat gugup dibandingkan dengan anggota yang lain. Ini merupakan tontonan yang jarang sekali mereka lihat.

“Kau kenapa Soojung-ah?” tanya Jinri atau Sulli – sahabat perempuan yang kini juga berada dalam grup yang sama – kepada Soojung deangan tatapan bingung.

“Entahlah. Mungkin gugup.” Jawab Soojung dengan nada ragu. Jelas sekali bahwa gadis itu sangat gugup. Jinri memandang Soojung dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Kali ini Jinri tahu apa yang membuat sahabatnya itu gugup tak karuan seperti itu.

“Karena Jongin?” tanya Jinri pelan. Ia tahu satu – satunya hal yang dapat membuat Soojung melakukan hal – hal yang tidak biasanya adalah Jongin. Ia memang menjadi tempat curhat Soojung atas perasaannya akan Jongin. Selama ini ia yang menyimpan rahasia bahwa sebenarnya Soojung sangat menyayangi Jongin. Hingga pada suatu ketika Soojung bercerita akan kejadian hal itu , dimana menjadi hari terakhir bagi Soojung dan Jongin untuk bertemu sebelum sibuk dengan persiapan debut f(x).

“Entahlah aku tak tahu.” Jawab Soojung masih dengan nada ragunya. Belum sempat Jinri kembali bertanya , anggota SHINee dan Jongin serta beberapa lelki tak dikenal masuk ke dalam ruang ganti SM Entertainment.Sepertinya merka baru saja menyelesaikan latihan akhir dan tes kamera sebelum penampilan aslinya. Soojung saat itu hanya dapat memandang Jongin dari jauh. Gadis itu dapat merasakan napasnya yang tercekat.

Jongin akhirnya berhasil mengepakkan sayapnya secara perlahan. Lelaki itu berhasil debut setelah bertahun – tahun berlatih dengan sekuat tenaga. Segala jerih payahnya , berhasil ia jadikan sebuah memori manis untuknya. Kini , ia dapat berdiri sejajar dengan para sahabatnya. Kini , ia dapat berdiri berhadapan dengan gadis yang sampai saat ini disayanginya.

Mata Jongin menatap Soojung yang berdiri tak jauh darinya. Lelaki itu dapat melihat banyak perubahan yang baru ia sadari sekarang. Soojung sudah bertambah tinggi. Figurnya bahkan tak kalah dengan model pada umumnya. Soojung terlihat begitu cantik dan matang. Ia baru menyadari hal itu sekarang.

Soojung menatap lekat mata Jongin yang juga menatapnya. Ia dapat melihat begitu banyak perubahan yang terjadi. Kini , Jongin terlihat begitu tinggi. Bahkan hampir menyamai Choi Minho dari SHINee. Bukan hanya itu kulitnya terlihat semakin gelap namun justru semkain terlihat gagah. Ototnya bahkan semakin terbentuk. Jongin terlihat begitu tampan dan matang.

Seakan tak menyadari keberadaan orang lain yang masih berdiri di dalam ruang ganti SM Entertainment  , Jongin menatap Soojung lekat. Lelaki itu bahkan tidak berkedip dan menimbulkan suasana canggung. Perlahan Jongin berjalan menghampiri Soojung. Masih dengan terus menatapnya , tanpa sedikit pun melepaskan pandangannya dari Soojung.

“Senang berjumpa denganmu lagi , Jung Soojung.” Ujar Jongin sembari mengulurkan tangannya. Senyum kecil terulas di wajah lelaki itu. Sedangkan Soojung masih dalam keadaan terpaku. Mata gadis itu tertumbuk pada uluran tangan Jongin. Perlahan , ia kembali balas menatap Jongin.

“Kim Jongin.” Hanya dua kata itu yang terdengar dari bibir mungil Soojung sebelum akhirnya menghambur ke dalam dekapan Jongin. Tangis gadis itu akhirnya terpecah juga di dalam pelukan Jongin. Awalnya Jongin terpaku sesaat , namun dengan segera lelaki itu merengkuhkan kedua tangan kekarnya di atas pinggang Soojung. Jongin mengeratkan dekapan Soojung.

Semua mata menatap kejadian yang ada di hadapan mereka dengan tatapan terkejut. Sedangkan Lee Taemin justru menyunggingkan senyum manisnya. Ia harus mengakui bahwa ia menyerah akan Soojung. Jelas sudah gadis itu menyukai Jongin dari awal. Oleh karena itu Taemin sudah menyerah sejak beberapa tahun  yang lalu. Lagipula , baginya sebuah persahabatan lebih berharga dibandingkan dengan seorang gadis.

Dengan sigap Soojung mendaratkan sebuah kecupan tepat di atas bibir Jongin. Gadis itu lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia sangat malu. Wajahnya memerah di bawah telapak tangannya yang menutupi. Jongin yang masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi , terlihat begitu bingung. Sampai pada akhirnya ia dengan paksa mencoba melepaskan kedua telapak tangan Soojung yang menutupi wajahnya.

“Kau menyukaiku bukan?” bisik Jongin tepat di telinga kanan Soojung. Sedangkan Soojung menatap Jongin dengan wajah datarnya seperti biasa.

“Menurutmu?” tanya Soojung dengan sebelah alisnya terangkat. Dan saat itu Soojung dan Jongin tertawa terbahak mengingat pertemuan pertama mereka yang juga terkesan aneh. Alhasil malam itu keduanya habiskan dengan tawa dan saling sindiran. Setidaknya kali ini keduanya tahu bahwa perasaan mereka saling terbalaskan.

“Kau takkan pernah tahu kapan cinta akan tumbuh di dalam hatimu.” – JSJ & KJI

#TAMAT#

GLOSARIUM :

(1)       Trainee                        : Peserta pelatihan.

(2)       Showcase                    : Sebuah acara pertunjukan yang jauh lebih kecil dibandingkan konser.

(3)       Speechless                   : Tidak dapat berkata apapun.

(4)       Milkshake                    : Sebuah minuman yang terbuat dari susu.

(5)       Well                             : Baiklah.

(6)       Stupid                          : Bodoh.

 

###

Ini fanfic fidhasoo yang diikuti lomba di hyeahkim.wordpress.com sayangnya fanfic ini cuman lolos di 35 besar saja 😦 but itu udah jadi pengalaman yang paling berharga buat aku. Karena ini fanfic pertama yang aku ikutin lomba hehe ^^

Bagaimana menurut kalian tentang fanfic ini??


50 thoughts on “[ ONESHOT ] Up To The Sky

  1. kyaaaa kaistal xD
    i like it 😀
    bagus, entah kenapa baca fict ini jadi sejenis dapat pelajaran hidup (?)
    Kai yg harus gak ikutan showcase karena kakinya dan Krystal yg mau bunuh diri itu~ hehheu, sedih T.T
    tapi, salut sama Taemin yg tetap mengutamakan persahabatan dan mengikhlaskan Krsytal (y)

    Like

  2. Wolcome back thor. Aku suka bgt sama ff nya apa lagi sama kaistal, aku jadi tau t’nyata jadi trainee itu ga gampang ya. Hehehe
    oh iya thor fake dating for 99 days masih lanjut kan ? Di tunggu ya thor.

    Like

  3. bagusss… :”D
    gatau kenapa rasanya pengen nangis pas babyjung mau debut :”’D
    kalo aja aku jadi si item (baca : jongin) aku juga pasti ngerasa, “Kenapa ? kenapa perlahan-lahan sahabatku menghilang ?”

    daebakk thor!! keren deh udah bikin aku nangis :””D

    Like

  4. masa sih thor cuma ampe 35 besar
    padahal bgus ceritanya
    baru kali ini aku baca ff yg pesan moralnya byk
    ff ini bagus bgt tau thor
    author dapet ide dari mana si
    ko bisa tau seluk beluk kehidupan trinee SM
    tapi itu mungkin rahasia author
    tapi asli dah thor ini ff terbagus yg pernah aku baca

    pertahankan thor
    🙂

    Like

  5. Waaaa~ Sumpah, ini FF jjang banget author! Aku bersumpah ini FF yang paling bagus dari FF yang kubaca baca sebelumnya! Author JJANG! Daebak! 🙂 Lagi dong author bikin FF yang Kaistal maincastnya… Hehehe

    Like

  6. Feel di fic ini ngena banget. Aku bener2 ngerasa kalau di dunia nyata inilah yang terjadi diantara mereka berdua

    Betapa dekatnya jongin, soojung (plus taemin, jinri) saat mereka masih berstatus trainee. Ditambah lagi, saat soojung udah ga kuat sama semuanya; alasannya itu…. “nenek ku meninggal semalam. Ayah dan ibu bertengkar. Sedangkan jessica malah sibuk promosi bersama GRUPNYA YANG SDG DICECAR ANTIFANS” itu ngena. Bgt. Pas sama timing waktu nya (2008)
    aku ga tau mau ngomong apa lagi, yg jelas ini fic awexome. Two thumbs up!:D

    p.s; i love you!
    P.s.s; i love kaistal too><!

    Like

  7. Daebaaak! Ini ff kaistal pertama yg mnurutku terbaik! Bhasanya keren! Yg smangat y thor! Aq tggu ff kaistal’mu yg lainny. FIGHTING!

    Like

  8. ah, aku gatau mau komen apa.. yang jelas aku suka banget banget sama fanfic ini! ❤ karena banyak pesan moral yang aku dapat. trus juga tata bahasanya rapi, dan sepertinya typo tidak terdeksi 🙂 ah jadi tambah cinta sama kaistal ❤
    great job author-nim! keep writing! ^^

    Like

Leave a comment