[Freelance] Music and Lyric [chap. 5]


Title : Music and Lyric [chap. 5]

Author : @Idznimitsali (Idzni Mitsali) | Artworks : BabyJung

Genre : Romance, Friendship.

Cast : Krystal Jung, Choi Minho.

Other cast : Kim Jong-in, Shinee members, F(X) members, Jessica Jung, Choi Siwon and others.

Type : Chapter

 

“Astaga!! Key Berhenti!!”

Key lagi-lagi menginjak rem-nya spontan ketika mendengar Amber yang berseru serta-merta.  Amber langsung keluar setelah mobil Key berhenti tanpa memberikan penjelasan apa-apa. Key, Luna, dan Jonghyun memandang kepergian Amber dengan tatapan saling tanya.

“Jangan-jangan dia mau mengganggu Krystal dan Minho?” Ujar Jonghyun pelan.

Luna yang tersadar langsung membuka kaca jendela dan melongokan kepalanya, “Amber!! Kau jangan ganggu mere….. Ya Tuhan!!”

Mwol? Mwol? Mwol?” Tanya Jonghyun ketika Luna memekik sambil ikut melongok keluar jendela. (Apa? Apa? Apa?)

Jonghyun membulatkan matanya tak percaya, “Itu kan….”

 

 

“Maaf, kau siapa, ya?” Tanya Krystal bingung sambil berusaha melepas genggaman namja tidak dikenal itu. Genggamannya lembut, tapi kokoh. Namja itu terlihat kaget mendengar pertanyaan Krystal dan sedikit melonggarkan genggamannya.

“Hallo??” Krystal melambaikan tangannya yang bebas tepat di depan wajah si namja karena si namja tak kunjung menjawab pertanyaannya. Ketika melihat wajah itu lebih dekat, berbagai ingatan tiba-tiba berkelebat dikepalanya. “Maaf, bisa tolong lepaskan genggamanmu?” Tanya Krystal sambil memegangi kepalanya yang terasa pening. “Sakit.”

Sebelum namja itu sadar dari keterkagetannya, sebuah tangan lain sudah menarik Krystal lepas dari genggamannya. Krystal yang sama kagetnya langsung melihat siapa yang menarik tangannya dan membuatnya berdiri dibelakang orang tersebut. Minho.

Saat Krystal turun, Minho memandangikepergianyeojaitu. Dia langsung berseru spontan menyuruh key untuk berhenti ketika melihat seseorang menarik Krystal.

“Ajjushi..” Ucap Krystal pelan. Bingung kenapa Minho bisa tiba-tiba muncul. Minho tidak menjawab, dia hanya menggenggam jari-jemari Krystal, dan Krystalrefleks melakukan hal yang sama.

“Kausiapa?Beraninyamenarik Krystal darigenggamanku!”Tanya namjaitusambilmenatap Minho menantang.

“Kau sendirisiapa? Kenapa kau menarik Krystal seperti itu?” Tanya Minho dingin.

“Ck. Hei, dengar! Aku tidak punya urusan denganmu. Aku mau bertemu pacarku!” Jawab namja itu sambil kembali menatap Krystal. Krystal tercengang. Tak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Apa dia bilang? Pacar?

Namja itu sepertinya bisa membaca pikiran Krystal.

“Krys, jangnan hajima! Aku tahu ini sudah hampir dua tahun berlalu sejak kau meninggalkanku. Tapi bagaimana mungkin kau lupa padaku?” Tanyanya dengan wajah sedih. (Jangan bercanda!)

“AISH! YAA!Kau yang jangan bercanda! Aku tidak meninggalkanmu! Jangankan meninggalkanmu, mengenalmu pun tidak!” Jawab Krystal yang sekarang sudah menggigit bibir bawahnya dan memutar bola matanya kesal. Orang yang sedangmeracau yang tidak-tidakkan orang yang sekarangberadadidepannya, kenapajadidia yang dimintajanganbercanda?

“Aku Kai, Krys. Aku Kai! Pacarmu!” Namja itu berkata sambil memberikan penekanan. Dia melangkahkan kakinya perlahan mendekati Krystal. Tapi Krystal malah memeluk lengan Minho makin erat. Minho yang masih kaget langsung mendorong tubuh Kai yang tidak berbeda jauh dengan tubuhnya tanpa sadar, membuat Kai mundur beberapa langkah.

Kai mendengus kesal lalumendekati Minhohanyadengandualangkah, “Aku sudah bilang kalau aku tidak punya urusan denganmu!!” Ujarnya marah sambil melayangkan sebuah pukulan tepat dipipi Minho. Minho yang tidak siap mendapatbogemmentahitulangsung terhuyung-huyung dan jatuh.

Krystal memekik tertahan ketika dilihatnya darah segar mulai menetes dari ujung bibir Minho.

“Yaa! Neo wae irae!!” Krystal mendorong Kai sebal dan buru-buru berlutut untuk membantu Minho berdiri. (Kau apa-apaan!!)

“Gwenchanha?” Tanya Krystal dan menyentuh pipi Minho. Minho mengangguk sambil tersenyummenenangkan.

Kai yang melihat pemandangan itu merasa gerah dan langsung berkacak pinggang sambil mendengus.

“Jadi dia alasanmu? Dia yang membuatmu menjadi seperti sekarang?” Tanya Kai dengan nada tajam dan bersiap memukul Minho lagi. Tapi belum sempat dia mendaratkan pukulan telaknya, dua orang yang ternyata Key dan Jonghyun sudah menahan tangannya dan menjauhkannya dari Krystal dan Minho.

Amber langsung mendorong tubuh Krystal dan Minho pelanmemasuki pekarangan rumah.

“Cepatkedalam!” Ujar Amber. Krystal mengangguk dan cepat-cepat membawa Minho masuk.Membuat Minho bingung. Diayakinsekalikalauperintah Amber barusanditujukanuntuknya, dia yang seharusnyamembawa Krystal kedalam.Tapikenapamalahyeojaitu yang membawanyakedalam?

“Krys! Krystal! Kau mau kemana? Kita belum selesai bicara, Krys! Jung Soo-Jung!” Kai terus memanggil Krystal. Tapi yeoja itu hanya berjalan memasuki rumahnya tanpa memperdulikan teriakan Kai.

Sesampainya didalam. Krystal meninggalkan Minho di ruang tamu dan berlari untuk mengambil es batu serta kotak P3K yang biasa disimpan didapur. Saat Krystal kembali, dilihatnya Minho sedang memandang keluar lewat jendela besar disebelah pintu. Krystal menyimpan peralatan yang tadi dibawanya ke meja lalu menarik Minho untuk duduk.

“Aish, orang itu gila atau apa, sih? Datang-datang langsung meracau yang tidak-tidak.” Ujar Krystal sambil membungkus es batu dengan handuk dan menempelkannya pada sudut bibir Minho yang sedangtenggelamkealambawahsadarnya.

“Aaaaah!” Minho mengaduh dan menutup matanyasaatmerasakanbibirnyangilu. Krystal buru-buru menjauhakan es batu itudaribibir Minho.

“Yaa! Ini hanya luka kecil! Kenapa sampai berteriak seperti itu!Membuatkagetsaja!” Ujarnya sambil memukul lengan Minho pelan.

“Aku tidak berteriak!” Jawab Minho.”Aku jugakagettiba-tibaadasesuatu yang dinginmenempel di bibirku! Kau tidak lihat tadi aku melamun?” Minho mengambil es batu dari tangan Krystal, membuat gadis itu langsung merengut.

“Orang itubenar-benaraneh! Siapa tadi namanya? Kia? Eh, Kai?”

Minho tidak menjawab, dia kembali tenggelam dalam pikirannya.

Krystaljugatidakpeduli, dia merebahkan kepalanya disandaran kursi dan memejamkan mata. Saat kedua matanya menutup, berbagai pikiran berkelebat hebat dikepalanya. Beberapa ingatan berusaha masuk dan meminta Krystal untuk mengingatnya. Wajah namja yang baru saja ditemuinya di depan juga berberapa kali terlihat. Tapi yang mampu Krystal ingat sepenuhnya hanyalah kejadian saat kepalanya membentur kaca depan mobil. Napas Krystal langsung tersengal-sengal mengingatitudan membuat Minho langsung sadar dari lamunannya.

“Krys?” Minho memanggil Krystal sambil menyentuh bahu Krystal pelan. Krystal langsung membuka matanya sambil mengambil satu tarikan napas panjang.

“Gwenchanha?”

Krystal mengangguk sambil membetulkan posisi duduk santai-nya menjadi tegak. “Sedikit pening.” Ujarnya.

“Kau mengingat sesuatu?”

“Ani. Hanya sekilas-sekilas, seperti biasa.”

“Mau aku ambilkan obat?” Tanya Minho sambil beranjak dari duduknya. Krystal langsung menarik tubuh itu untuk duduk kembali dan menggeleng cepat.

“Sini biar aku obati lukamu.” Ujar Krystal mengalihkan pembicaraan.

 

 

“Noona cigeum eoddieyo?” Minho langsung menelepon Jessica tepat setelah tangannya menutup pintu rumah Krystal. Krystal baru saja tertidur. Tadi Minho memaksanya untuk meminum obat karena yeoja itu terus-terusan menautkan alis sambil berkeringat dingin.Sepertinyaingatantentang Kai benar-benaringinkeluardaritempatpersembunyiannyaselamaini.

Oh, Minho-ya? Wae geurae?” Jessica malah balik bertanya diujung sana.

“Noona sekarang dimana?” Ulang Minho lagisambil berjalan cepat menuju jalan besar untuk menyetop taksi.

Aku di Paris Bouquette dengan Siwon oppa. Kalian sudah pulang?” Tanya Jessica yang memang tahu bahwa Minho dan Krystal hari ini pergi bersama.

“Tunggu! Aku kesana sekarang.” Ujar Minho sambil masuk ke taksi yang baru saja diberhentikannya.

 

 

“APA?” Siwon yang tadi sibuk bermain game di ponselnya langsung menatap Minho setelah adiknya itu menceritakan kejadian tadi sore.

“Iya, Kai datang.” Ujar Minho lagi sambil membalas tatapan Siwon dan mengalihkan pandangannya sebentar kepada Jessica. Dilihatnya yeoja cantik itu menghembuskan napaspanjang.

“Aku tahu dia akan melakukan ini.” Ujarnya pelan sambil memutar-mutar sedotan pada gelas jus jeruknya.

“Maksud noona?” Tanya Minho bingung.

“Sebenarnya….”

 

 

Flashback on

“Oppa!!” Jessica berseru riang dan melompat kecil ketika melihat namjachingu-nya baru saja muncul.

Donghae langsung berjalan cepat menghampiri Jessica dan memeluk yeoja yang sudah hampir 8 bulan initidak dilihatnya.

Bogoshipeo.” Ujarnya tepatditelinga yeoja itu. (Aku rindu padamu.)

Nado.” Jawab Jessica seraya melepaskan pelukannya. (Aku juga.)

 Jessica baru saja akan berkata sesuatu ketika melihat seorang namja dibelakang Donghae tengah melihat kearahnya. Namja itu membuka kaca mata hitam yang dikenakannya, dan tersenyum senang ke arah Jessica. Jessica membelalakan matanya dan mencengkram keras jemari Donghae yang sedang menggenggamnya ketika sadar siapa namja yang sedang melihatnya.

“Sica, ada apa?” Tanya Donghae sambil mengikuti pandangan Jessica.Seorang namja sedang berjalan mendekati mereka dengan wajah gembira.

“Sica noona!” Panggil namja itu ketika sampai dihadapan Jessica dan Donghae. “Tidak disangka bertemu disini. Noona apakabar?”

Jessica yang masih belum pulih dari keterkagetannya tersenyum kikuk, “B.. ba.. baik. Kau?”

“Aku juga baik.”

“Bagaimana kakimu?”

“Sudah sembuh.” Ujarnya sambil memukul pelan pahanya untuk menunjukan bahwa kakinya sudah baik-baik saja.

“Sica?” Donghae yang sadar dirinya tidak dihiraukan langsung memanggil pacarnya dengan nada suara bertanya.

“Ah, mian oppa.” Jawab Jessica,“Hmm..Kai, ini Donghae oppa, pacarku. Oppa, ini Kai, hmm mantan pacar Krystal.”Ujar Jessica ragu. Donghae langsung tersentak mendengarnya, sedangkan Kai memandang Jessica bingung.

Donghae memandang Jessica sesaat dengan tatapan jadi-dia?

Jessica tidak menjawab, dia malah mengalihakan pandangannya pada Kai yang sudah akan meralat ucapan Jessica, “Kai, senang sekali bertemu denganmu. Tapi maaf kami harus buru-buru pergi, ada yang harus Donghae oppa kerjakan. Iya kan,oppa?” Jessica tersenyum penuh arti pada Donghae.

“Ah, iya. Aku harus bertemu dengan dosen pembimbingku sekarang. Ayo Sica kita pergi.”Donghae mengiyakan dan merangkul bahu Jessica untuk membawanya pergi.

“Sampai ketemu lagi!” Ujar Jessica sebelum meninggalkan Kai yang masih termangu dengan berbagai pertanyaan dikepalanya.

Flashback end

 

 

Kai duduk di depantelevisiruangtengahkamarhotelnyasambilmencobamelahapmakanmalam yang baru saja diantarkan oleh pelayansetengah jam yang lalu. Tayanganberita di televisitidakberhasilmenarikperhatiannya. Pikirannyaselalukembalikepadakejadiantadisiang. Saatdiamendatangirumahgadisitu dan berhasil menemuinya. Gadis yang paling diasayangi. Gadis yang diakirameninggalkannyasetelahmerekamengalamikecelakaan dua tahun silam. Gadis yang sekarangpastisedangberduadenganlaki-laki yang tadidiaberibogemmentah.

Saatdiabangun di salahsaturumahsakitswastaterkenal di Belandadengankepaladan kaki yang dibebatperbansertagipssekitar dua tahun yang lalu, ayahnyamengatakankalau Krystal pulanglebihduluke Korea. Beliaubilangkalau Krystal pulangkarenatidakinginmendampingi Kai yang saatituhampirsajalumpuh.

Mendengar hal tersebut, dia marah, dia kecewa pada Krystal. Bagaimana mungkin gadis itu bisa meninggalkannya setelah dua tahun mereka menjalin hubungan? Dia tidak percaya kasih sayang yang selama ini gadis itu berikan berakhir hanya karena keadaannya yang hampir lumpuh.

Sejak saat itu, dia berjanji sesuatu hal pada dirinya sendiri. Dia harus bisa sembuh dan akan datang kembali ke Korea. Kembali untuk menemui Krystal dan meminta penjelasan. Karena seberapa besarpun usahanya untuk membenci dan melupakan gadis itu, tidak membuahkan hasil apa-apa.

Setelah keadaannya pulih sekitar empatbulan lalu, dia meminta izin kepada kedua orangtuanya untuk pergi ke Korea. Awalnya mereka melarang, tapi Kai meyakinkan mereka dengan mengatakan kalau dia sudah melupakan Krystal dan hanyainginberlibursebelumperkuliahandimulai. Kai seharusnyasudahmengenyambangkukuliahsejaksetahunlalu, tapikarenakecelakaan yang menyebabkannyakakinya patah dan membutuhkan waktu satu tahun untuk penyembuhan, akhirnyakeduaorangtuanyamemutuskanuntukmenundakuliah Kai danfokusdalampengobatannya.

Setelah orangtuanya mengizinkan untuk pergi, Kai mendarat di Korea sekitar seminggu yang lalu. Dia langsung datang ke rumah Krystal sejak hari pertama dia sampai di Korea. Padahal hari itu dia juga bertemu Jessica, kakak Krystal, di bandara. Tapi, Krystal selalu tidak ada di rumah. Sampai akhirnyahariini, hari ke-8, diaberhasilbertemugadisitu. Bahkanmenemukanjawabandaripertanyaan-pertanyaannya.Amber menceritakansemuanya setelah Key danJonghyunmenariknyamenjauhi Krystal danlaki-lakiitu. Amber bilangkalau Krystal tidakpernahmeninggalkannya. Ayah Kai-lah yang membawa Kai pergi berobat ke Belanda. Sedangkan Krystal disini, bergelut dengan ingatannya yang hilang.

Tiba-tibaperasaankesal, marah, dansedihsekarangmenggerogotidirinya. Kesal karena dia begitu bodoh bisa mempercayai perkataan ayahnya tentang Krystal, padahal dia tahu betul ayahnya tidak menyetujui hubungan mereka. Marah karena dia baru mengetahui kebenarannya sekarang, dan kesal karena saat dia tahu kebenarannya, sudah ada seseorang yang mengisi tempatnya disisi Krystal.

“Krys…” Ucapnyalirihsambilmemandangisebuahipodberwarnamerahdisampingremotetelevisi.

 

 

Minho baru saja menghentikan sebuah taksi yang melintas didepannya dengan perlahan ketika ponselnya bergetar. Minho melompat masuk ke jok penumpang di belakang sambil mengapit ponselnya diantara pipi dan bahunya.

“Ajjushi, Seoul Senior High School, ya! Yeoboseyo..”

Kau dimana?” Suara Key terdengar diujung sana.

“Aku baru naik taksi. Aku terlambat.”

“Aish, ya sudah, cepat, ya! 15 menit lagi kita semua akan berangkat. Dah!” Key memutuskan sambungan telepon.

Minho langsung memasukan ponselnya ke saku celana.

“Ajjushi, tolong cepat sedikit, ya! aku sudah terlambat.” Pinta Minho sopan dan langsung mendapat anggukan dari sang supir. Minho tersenyum senang mendapatkan supir taksi yang pengertian.

Minho memandang keluar sambil menguap lebar. Dia mengantuk sekali pagi ini.Semalaman dia terjaga, sibuk memikirkan tentang Krystal. Entah kenapa kejadian kemarin sore menyita sebagian besar ruangan dikepalanya. Ada sesuatu yang mengusiknya ketika teringat namja yang bernama Kai itu. Ketika melihat sorot matanya yang menatap Krystal lembut. Ketika merasakan aura kebencian saat namja itu melihat Krystal berada didekatnya. Ketika teringat seberapa dalam hubungan mereka berdua sebelum kecelakaan itu terjadi.

Minho benci perasaan ini. Perasaan disaingi. Disaingi dalam hal apa? Minho sendiri tidak tahu.

Ponsel Minho kembali bergetar, menyadarkan dirinya dari lamunan. Kali ini giliran nama Jonghyun tertera di layar ponsel. Minho berdecak sebelum menekan tombol berwarna hijau untuk menjawab panggilan itu.

Yaa! Kau dimana?

Minho geleng-geleng kepala. Tak habis pikir dengan kebiasaan Key dan Jonghyun yang tidak pernah berkomunikasi secara baik. Sering sekali Minho mendapat pertanyaan yang sama dari mereka berdua selang beberapa menit, padahal mereka sedang berada di tempat yang sama.

“Aku di taksi. Sebentar lagi sampai.” Jawab Minho sambil memberi arahan pada supir untuk berbelok dan menutup teleponnya. Tak sampai lima belas menit, taksi itu berhenti di depan sekolah.

Minho segera keluar setelah memberikan beberapa lembar won dan sedikit tip pada supir taksi tersebut. Tapi sebelum kakinya melangkah melewati gerbang, terdengar suara klakson mobil yang sepertinya ditujukan untuknya. Minho kemudian berbalik untuk melihat siapa yang membunyikan klakson tersebut. Dilihatnya mobil Chevrolet biru milik Jessica berada beberapa meter dibelakangnya.

Jessica yang berada dibelakang kemudi tersenyum pada Minho. Beberapa saat kemudian Krystal keluar dari pintu belakang dengan tergesa-gesa menghampiri Minho.

“Kau terlambat?” Tanya Minho saat Krystal sampai dihadapannya.

“Kau juga?”Krystal balik bertanya. Minho mengangguk cepat dan menarik tangan Krystal untuk segera memasuki gerbang.

Hari ini, mereka akan menggelar bakti sosial dalam rangka merayakan ulang tahun sekolah.

Sesampainya didalam, mereka melihat tinggal dua bus yang ada disana, dengan Victoria dan Leeteuk sonsaengnim yang berdiri berdampingan  sambil berkacak pinggang. Mereka berdua segera berlari menghampiri kedua guru mereka tersebut.

“Jweisonghamnida, sonsaengnim. Kami terlambat.” Ujar mereka berbarengan sambil menundukan kepala meminta maaf. Victoria sonsaengnim mengangguk cepat dan langsung mendorong mereka pelan untuk segera masuk ke dalam bus.

“Leeteuk sonsaengnim, kami duluan tidak apa-apa?” Tanya Victoria.

“Iya, pergilah lebih dulu. Aku menunggu muridku yang lain.”

Krystal masuk lebih dulu dan langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari dimana Amber duduk. Tapi ternyata Amber sudah duduk bersama Luna. Sedangkan Sulli sudah duduk bersama Taemin sambil asik memakan cokelat.

Amber memandang Krystal dengan pandangan bersalah, sedangkan Luna memandang Krystal dengan padangan memohon sambil memberikan isyarat dengan matanya. Krystal mengenali isyarat itu. Dia melihat Jonghyun duduk dibelakang kedua yeoja itu bersama Luhan. Pasti tadi Jonghyun sudah akan duduk disamping Luna, makanya Luna langsung menarik Amber untuk duduk bersamanya.

Krystal mengangguk sambil tersenyum menenangkan dan kembali berbalik untuk mencari tempat kosong. Tapi ternyata tempat kosong itu hanya ada di samping Minho, dan berada tepat didepan pintu masuk.

Krystal mendekati Minho tapi tidak langsung duduk. Minho menoleh dengan pandangan bertanya saat merasakan seseorang berdiri disampingnya. Krystal hanya diam memandang Minho.Setelah mencerna diamnya Krystal selama beberapa detik, Minho berdiri dan menarik tangan Krystal untuk berjalan bersamanya menuju kursi ketiga yang diisi oleh Suzy dan Jiyeon.

Diam-diam, Krystal menyunggingkan senyumnya. Senang karena Minho selalu mengerti apa kemauannya hanya dengan melihat mata dan ekspresi wajahnya.

Suzy dan Jiyeon yang tadi sibuk dengan cermin dan bandonya menatap Minho dengan pandangan kaget.

“Ada apa oppa?” Tanya Suzy sambil tersenyum pada Minho yang menurut Krystal dibuat-buat. Yeoja ini memang memanggil Minho dengan panggilan oppa sejak mereka pertama kali bicara yang entah kapan tepatnya. Minho juga sepertinya tidak terganggu dengan hal itu.

“Suzy-ya, bisa tidak kalau kalian pindah duduk di depan?” Tanya Minho halus sambil memberikan senyum memikatnya.

“Duduk denganmu??” Suzy langsung gembira dibuatnya.

“Tidak, kau tetap duduk dengan Jiyeon. Aku ingin tidur, aku mengantuk sekali pagi ini, tapi aku tidak bisa tidur jika duduk didepan. Mau, kan?”

Walaupun Krystal tahu bahwa Minho berlaku manis pada Suzy semata-mata demi mendapatkan tempat duduk untuknya, entah kenapa dia sekarang merasa kesal. Kenapa Minho harus meminta tempat duduk Suzy? Padahal kan ada tempat lain.

Suzy menimbang-nimbang sebentar sambil memainkan rambutnya, membuat Krystal tambah kesal. Jiyeon kemudian membisikan sesuatu ke telinga Suzy yang membuat yeoja itu tersenyum gembira.

“Baiklah!” Dia akhirnya menjawab sambil beranjak dari kursi tersebut, dan tak lupa membawa serta tas-nya yang Krystal yakini berisi make-up dan segala perlengkapan kewanitaan yang lain.

“Terimakasih, Suzy-ya. Kau baik sekali.” Ujar Minho sambil membawakan tas Suzy menuju tempat mereka duduk sekarang.

Krystal menghempaskan pantatnya di kursi yang baru saja ditinggaljkan Jiyeon dengan sedikit keras, membuat Key dan Suho yang duduk di belakangnya keheranan.

“Krys, ini kursi bus. Bukan sofa. Duduklah pelan-pelan!” Ujar Suho sambil membuka camcorder­-nya. Krystal hanya diam, tidak menggubris perkataan Suho.

Key melongokan kepalanya kedepan dan membisikan sesuatu pada Krystal, “Kau kesal, ya, Minho berlaku baik pada mereka?”

Krystal langsung membalikan badannya, “Tentu saja tidak!” Elaknya, “Itu bukan urusanku. Terserah dia mau berlaku baik pada siapapun juga.”

Beberapa saat kemudian, Minho kembali dan langsung duduk disamping Krystal.

“Kenapa kau harus meminta tempat duduk Suzy?” Tanya Krystal langsung.

“Memangnya kenapa?” Minho malah balik bertanya.

“Masih ada tempat yang lain.”

“Tapi yang mudah hanya tempat duduk Suzy. Kau tahu dia menyukaiku. Tidak mungkin kan bagi seorang perempuan untuk menolak permintaan dari laki-laki yang disukainya?” Ujar Minho bercanda yang malah mendapat pukulan keras dari Krystal.

 

 

Mereka sampai di tempat tepat ketika jam menunjukan pukul 11 siang. Udarasejukseketikamenerpawajahmerekasaatmerekaberjalanturundari bus. Krystal langsung melakukan peregangan, 2 jam duduk di dalam bus membuat otot-ototnya terasa kaku.

“Krys! Lihat sini!” Ujar Suho yang berada di hadapannya sambil memegang camcorder. Krystal langsung menurunkan tangannya yang tadi terangkat ke atas.

“Yaa! Bagaimana bisa kau mengambil gambarku saat sedang seperti tadi!” Krystal menghentakan kakinya sebal. Sedangkan Suho hanya tertawa sambil masih terus mengarahkan camcorder-nya pada Krystal. Diasenangmelihat Krystal jikasedangsepertiitu. Menurutnya, Krystal sangat cantik jika sedang marah.

“Supaya natural!”Jawab Minho sambilmeletakantangannya di bahu Krystal danmengajakyeojaitumasuk. Krystal hanya mengerucutkan bibirnya sambil mengikuti kaki Minho melangkah.

Kunjunganbaktisosialini dibagi menjadi dua tempat, yaitu sebuah panti asuhan dan sebuah panti jompo. Kelas 3-A sampai dengan kelas 3-C mendapat jadwal kunjungan ke panti asuhan ini, sedangkan kelas 3-D sampai dengan 3-G mendapat jadwal kunjungan ke panti jompo yang memang membutuhkan lebih banyak tenaga disana.

Suasana ramai menyambut mereka ketika menjejakan kaki di halaman panti yang ternyata cukup besar tersebut. Anak-anak berumur sekitar 5 sampai 9 tahun sedang berlarian disana bersama siswa kelas 3-C yang tadi berangkat lebih dulu.

Seorang gadis kecil berumur sekitar 7 tahun berlari cepat ke arah mereka dan tanpa sadar menubruk Minho yang sedang memandang berkeliling.

“Ah, gwenchana?” Minho langsung berlutut khawatir ketika dilihatnya gadis kecil itu terduduk dan memegangi lututnya.

“Yaa! Ajjushi! Makanya hati-hati!” Ujar Krystal dan ikut berlutut, “Gwenchana?” Krystal mengusap pelan kepala gadis itu.

Gadis itu diam tak menjawab. Tapi perlahan dia membuka telapak tangannya.

“Astaga!” Wajah Minho langsung panik ketika melihat lutut gadis itu yang berdarah karena mencium tanah dengan banyak kerikil.

Minho melihat ke arah Krystal yang sedang menyentuh luka itu.

“Tidak terlalu dalam. Sakit?”

Gadis itu mengangguk takut-takut.

“Ajjushi, gendong dia sampai ke kursi taman yang ada disana!” Pinta Krystal sambil menunjuk kursi taman yang berada tidak jauh dari tempat mereka berada sekarang.

Minho mengangguk dan dengan cekatan menggendong gadis itu. Krystal mengikuti dibelakang mereka. Dia baru menyadarai bahwa bahu Minho terlihat sangat bidang.

Ireumi mwoya?” Tanya Minho mencoba mengajak anak itu bicara. (Siapa namamu?)

“Lee Yeon-Jae imnida.”

“Nama yang indah.” Puji Minho.

Cih,bahkananakkecilsajadiarayu!”Krystal mencibirsambilmelayangkantinjunya ke udara.

Sesampainya Mereka di kursi taman yang tadi ditunjukan Krystal, Minho mendudukan Yeon-Jae disana sedangkan Krystal kembali berlutut dan membuka ranselnya.

“Apa yang akan kau lakukan?” Minho keheranan ketika melihat Krystal mengeluarkan botol minum dan satu buah kotak kecil yang Minho tidak tahu apa isinya.

Krystal tidak menjawab, dia hanya membuka sendal Yeon-Jae dan tutup botol minumnya. Dia hendak menumpahkan air itu ke lutut Yeon-Jae tapi urung. Dia kembali mencari sesuatu di ranselnya. Setelah beberapa saat, tangannya keluar dengan memegang sebuah lolipop.

“Yeon-Jae-ya, eonni akan membersihkan lukamu. Ini mungkin sedikit sakit, tapi tidak apa-apa. Kau makan ini saja, ya? Jangan hiraukan kakimu!” Krystal memberikan lolipop itu pada Yeon-Jae dengan senyuman. Yeon-Jae menyambutnya dengan anggukan cepat. Terlalu senang karena mendapatkan lolipop yang ukurannya cukup besar untuk dia makan sendiri.

Minho membantu Yeon-Jae membuka plastik lolipop tersebut sambil memperhatikan Krystal yang sedang menumpahkan air minumnya pelan-pelan ke kaki Yeon-Jae. Yeon-Jae menutup matanya saat lukanya terasa perih, tapi dia tetap tidak bersuara.

“Wah, Yeon-Jae-ya, kau ternyata lebih kuat dari oppa ini!” Ujar Krystal sambil melirik Minho. “Kau lihat luka di sudut bibirnya itu?”

Yeon-Jae mengangguk dengan tatapan ingin tahu.

“Kemarin eonni membantunya mengobati luka itu, dan kau tahu? Dia berteriak keras sekali sampai-sampai membuat eonni terlonjak kaget!” Krystal berkata dengan nada meyakinkan, membuat Minho langsung memelototinya. Minho hendak protes tapi tiba-tiba dia mendengar tawa kecil dari mulut Yeon-Jae.

Tak urung, Minho akhirnya membiarkan dirinya menjadi bahan tertawaan kedua gadis dihadapannya itu.

“Nah sekarang, eonni akan memasang ini di kakimu.” Krystal memperlihatkan sebuah plester dengan gambar notnada yang baru saja dia keluarkan dari kotak kecil tadi lalu membuka kertas perekatnya. Usahanya sedikit terhalang karena rambut panjang yang menutupi area bedah kecilnya.

Tanpa di duga, Minho berjalan ke belakang Krystal. Dia menyelusupkan jari-jemarinya ke rambut Krystal yang tadi menghalangi gadis itu untuk melakukan kegiatannya dan memegangnya, membuat rambut Krystal terlihat seperti sedang diikat satu.

Krystal membeku beberapa saat saat menyadari apa yang dilakukan Minho.

“Krys, ayo cepat!” Ujar Minho mencairkan kebekuan Krystal.

“Ah, iya.” Krystal langsung menempelkan plester yang sudah dipegangnya ke lutut Yeon-jae.

“Sudah!” Ucap Krystal senang.

“Sepertinya kau cocok jadi dokter anak atau perawat.” Celetuk Minho. Krystal diam tidak menjawab.

Yeon-Jae meluruskan kakinya untuk melihat hasil kerja Krystal. Dia tersenyum ketika melihat plester itu sempurna menutupi luka di lututnya.

“Terimakasih eonni.”

Krystal menangguk sambil mencoba berdiri.

“Ajjushi! Kau bisa lepaskan rambutku sekarang!” Ucapnya dengan posisi setengah berdiri karena tangan Minho yang masih berada dikepalanya.

Minho yang inginbercandadengan Krystal malahlebihmeninggikanpegangannyapadarambut Krystal.

“Yaa! Ajjushi! Lepaskan rambutku!” Krystal protes lalu memukul pelan perut Minho, membuat namja itu akhirnya melepaskan pegangannya sambil tertawa-tawa.

Krystal hanya menatapnya keji sambil menyisir rambutnya dengan jari-jari tangan.

“Eonni..” Panggil Yeon-Jae yang masih duduk di kursi taman sambil memperhatikan mereka.

“Wae Yeon-Jae-ya?”

“Memangnya oppa ini paman eonni, ya? Kenapa eonni memanggilnya ajjushi?” Tanya Yeon-Jae lugu.

Krystal tidak bisa menjawab. Diahanyamenatap Minho yang masih memegangiperutnya. Minho yang sadar sedang diperhatikan langsung mengalihakn pandangannya pada Yeon-Jae.

“Diabilangoppaterlihattua.Makanyadiamemanggil oppasepertiitu.Padahaloppakantidaksetuaitu. Iya kan Yeon-Jae-ya?” Minho meminta persetujuan Yeon-Jae.

Yeon-Jae mengangguk cepat. “Iya. Oppa lebih pantas jadi kekasih eonni. Kalian cocok.”

PerkataanYeon-Jae membuatkedua orang itusalahtingkah.Minho langsung mengalihkanpandangannyadari Krystal sedangkan Krystal kembaliberlututdihadapanYeon-Jae.

“Yeon-Jae-ya, kau ini masih kecil. Belum saatnya kau membicarakan masalah seperti itu!” Krystal memberinasehat, “nah sekarangayosanakembalibermaindenganteman-temanmu!” Krystal menurunkanYeon-Jae darikursi dan Yeon-Jae seketika langsung melesat pergi menemui teman-temannya.

Krystal dan Minho mengikuti kemana kaki Yeon-Jae melangkah dalam diam sampai akhirnya Krystal bersuara.

“Anakjamansekarang,sudahpandaibicarasoal kekasih.”Krystal geleng-gelengkepalasambilmenyentuhtengkuknya.Perkataangadiskecilitusanggupmembuatnyagugup.

“MungkinumurYeon-Jae hampir sama seperti saat kau bilang kau menyukai hyeong.”Minho menjawab sambil melirik Krystal yang langsung membeku di tempatnya.

“I..It.. Itu kan hanya leluconku waktu kecil!” Ujar Krystal sewot.

“Eonni! Kau tidak boleh dekat-dekat dengan Siwon oppa! Dia milikku!” Ujar Minho sambil berkacak pinggang. Menirukan suara dan gaya Krystal saat dulu memarahi kakaknya sendiri karena mendekati Siwon.

Krystal membelalakan matanya, tak percaya Minho mengingat hal itu dan malah menirukannya. Minho yang mengerti jalan pikiran Krystal langsung melesat lari sebelum yeoja itu sempat mendaratkan sebuah aksi pada tubuhnya.

“Yaa! Ajjushi! Kesini kau! Beraninya mempermalukanku seperti itu!” Krystal berlari mengejar Minho yang sudah berada jauh di depannya sambil tertawa-tawa.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang memperhatikan mereka secara diam-diam.

 

 

Heydarling!”

“Ne eomma. Waeyo?”Jessica yang sedangmenontonlangsungmengecilkanvolume televisiketikatahu yang meneleponadalahibunya.

“Kau sedang kuliah?”

“Tidak. Hari ini jadwalku kosong. Akusedangmenonton dirumah. Eomma dimana?”

“Eomma sedang menunggu appa-mu selesai meeting.Membosankansekali. Setiap hari eomma hanya menunggunya meeting dan meeting.” Keluhibunyasambilmenghelanapas.

Jessica tersenyum, “Suruh siapa eomma mau di ajak kesana?” Ucapnya menyalahkan. “Memangnya appa tidak merencanakan liburan?”

“Justru itu eomma meneleponmu, Jess. Eomma dan appa sepertinya baru akan pulang dua bulan lagi.”

Jessica menautkankeduaalisnya, “Loh?Memangnyaeommadanappamaupergikemana lagi?”Tanyanyabingungkarenaseharusnya, kedua orangtuanya pulang bulan depan.

“Entahlah, appa-mu merahasiakannya.” Nyonya Jung berkata malu-malu.

“Eiiii, eomma dan appa inimemangtidakpernahmelihatumur.”Jessica geleng-gelengkepala.

“Appa-mu yang masih bertingkah seperti bocah SMA!”

“Eomma juga sama saja! Selalu cemburu tidak karuan!” Jessica masih mencoba mendebat ibunya, “Jadisaatacaraperpisahan Krystal, eommatidakada?”

“Itu pula yang mau eomma bicarakan. Nantikauharusmendandaninyayangcantik! Jangan biarkan dia merusak pengalaman sekali seumur hidupnya itu!”

“Dia memang sudah cantik eomma.”

“Maksud eomma, buat dia menjadi sosok yang lebih lebih lebih cantik!” Nyonya Jung menekankan.

“Ne, arasseo. Ehm.. Eomma, akumaumemberitahukan sesuatu.”

“Apa itu? Kau dilamar Donghae?” Eomma-nya berkata langsung.

“Eomma wae irae!! Tentu saja bukan!!” Jessica kelabakan sendiri menjawab ucapan ibunya.

“Hahaha…, lalu apa?”

“Ehm..Kai pulangeomma.”

“MWO?” Nyonya Jung seketika memekik dari seberang sana.

“Iya.Tapi eommajanganbilang-bilangappadulu! Kata Minho, Krystal tidak mengingatnya. Aku tidak tahu ini akan berlanjut kemana. Tapi yang jelas, aku akan mengatasinya dibantu Siwon oppa dan Minho.” Jessica menjelaskan panjang.

“Suruh saja Minho cepat-cepat mengutarakan perasaannya pada Krystal!” Celetuk nyonya Jung yang membuat Jessica terbelalak.

“Mana bisa begitu eomma! Lagipula kita tidak tahu Minho menyukai Krystal atau tidak.” Sanggah Jessica.

“Kau mungkin tidak tahu, tapi eomma tahu! Ah, Jess, appa-mu sudah keluar. Nanti kita bicara lagi soal ini. Eomma tutup dulu teleponnya, ya? Baik-baik disana!”

“Ne eomma. Eomma juga!”

 

 

Konsentrasi penuh Siwon yang sedang menggambar di kertas yang ada dihadapannya terpecah ketika seseorang mengetuk pintu studio. Begitupun dengan seorang pria setengah baya yang tadi sedang memperhatikan Siwon menggambar. Beliau mendongakan kepalanya ke arah pintu sambil sedikit mendelik, merasa terganggu.

“Masuk!” Pria itu berkata sedikit keras. Berharap seseorang yang mengetuk itu mendengarnya.

Perlahan pintu dibuka. Sejumput rambut panjang bergelombang dengan warna cokelat kemerahan milik seorang gadis muncul disana. Dia tersenyum lebar ketika melihat orang yang dicarinya ada di dalam.

“Sonsaengnim!” Ujarnya sambil berdiri tegak. Memperlihatkan tubuh rampingnya yang dibalut oleh pakaian sederhana. Sebuah kemeja berwarna kuning soft dan sebuah lightblue jeans panjang. Sepasang flat shoesdipilihnya menjadi alasnya untuk berpijak.

“Oh!” Pria tadi langsung mengumbar senyumnya, “Ayo masuk!”

Yeoja itu berjalan pelan sambil beberapa kali menganggukankepala kepada para mahasiswa yang merasa terganggu dengan keberadaannya. Dia juga menganggukan kepala saat berada disamping Siwon karena dosen mereka tadi, yang bernama Lee Soo-Man, sedang berada dihadapan namja itu.

Cantik. Itulah kata pertama yang terlintas dikepala Siwon ketika melihat gadis itu lebih dekat.

Siapa dia?” Ujarnya dalam hati.

“Ada apa Yoona-ya?” Tanya Lee Soo-Man yang membuat Siwon mendapatkan jawaban dari pertanyaanya.

“Saya mau mengumpulakan ini…” Dia menyimpan ponsel yang digenggamnya di meja gambar Siwon dan membuka tabung gambar yang bersandang dibahunya. Dia mengeluarkan sebuah karton berwarna putih dan langsung memberikannya pada dosennya itu.

“Tugas yang mana ini?” Lee Soo-man bertanya bingung sambil membuka gulungan itu.

“Tugas yang sonsaengnim berikan dua hari lalu. Perancangan menara.”

Siwon langsung terbelalak dibuatnya. “Dia telah menyelesaikan tugas yang diberikan dua hari lalu? Rajin sekali.

Lee Soo-Man tersenyum ketika melihat gambar yang ada di karton tersebut, “Bagus. Kau selalu bekerja dengan bagus!” Pujinya.

“Ah, anieyo sonsaengnim. Itu semua karena sonsaengnim yang mengajari saya.” Ujarnya mengelak.

Lee Soo-Man kembali menggulung karton itu, “Baiklah. Terimakasih, ya, sudah mengumpulkannya dengan cepat walaupun kau sibuk,kau selalu melakukannya.”

“Ne sonsaengnim. Kalau begitu saya permisi dulu.” Dia memberikan hormat pada Lee Soo-Man dan mengangguk singkat pada Siwon sebelum akhirnya keluar dari studio.

“Dia mengerjakan tugas dengan cepat dan tanpa pengulangan?Hebat sekali! Bahkan aku saja yang mengerjakannya dalam waktu seminggu selalu mengulang lagi.” Ucap Siwon pelan dan berusaha kembali berkonsentrasi pada tugasnya. Dia memang paling buruk dalam soal menggambar. Padahal jurusan yang diambilnya adalah arsitektur.

Baru saja dia akan membuat sebuah garis, tiba-tiba terdengar suara bel berdering.

“Ya, pelajaran kita hari ini dicukupkan sekian.” Ujar Lee Soo-Man dan langsung bergegas keluar studio.

“Siwon-ah! Kajja!”

Siwon yang sedang memasukan alat gambarnya ke tempat pensil melihat ke sebelahnya. Dilihatnya Eunhyuk sudah berdiri disana.

“Sejak kapan ponselmu berubah jadi warna merah muda?” Tanya Eunhyuk sambil mengambil ponsel yang ada di meja.

“Hah?Itu bukan milikku!” Jawabnya sambil merebut ponsel yang digenggam Eunhyuk.

“Lalu milik siapa?”

“Gadis yang tadi datang.”

“Hah? Benarkah? Ini milik Yoona?” Eunhyuk histeris seketika.

“Yaa! Kenapa kau sehisteris itu? Iya aku rasa itu miliknya. Tadi aku melihatnya menyimpan itu di meja ketika membuka tabung gambar.”

“Ayo cepat kita kembalikan! Aku tahu dia berada dimana sekarang!” Eunhyuk menarik Siwon dengan serta merta yang untungnya sudah memasukan semua peralatannya ke dalam tas menuju kantin.

“Dia angkatan berapa?” Tanya Siwon ketika dilihatnya Eunhyuk sedang tersenyum sendiri.

“Kau benar-benar tidak tahu dia? Kau sudah hampir setahun di Korea dan kau tidak mengenalnya??” Eunhyuk terbelalak tak percaya.

“Sejak kapan aku memperhatikan sekitar?” Ujar Siwon cuek.

Eunhyuk menghela napas, tak habis pikir dengan temannya ini. Orang pertama yang dia kenal paling cuek adalah Siwon.

“Namanya Im Yoon-Ah. Biasa dipanggil Yoona. Dia satu angkatan dengan kita. Tapi, dia tidak pernah masuk ke kelas. Dia seorang model. Kau akan melihat wajahnya terpampang di baliho-baliho besar yang ada di jalan jika kau sedikit peka.” Eunhyuk mencibir.

Siwon hanya mengangguk-angguk mengerti, “Pantas saja tubuh dan wajahnya sempurna.”

Eunhyuk menghentikan langkahnya ketika dia melihat Yoona yang sedang bercengkrama dengan seorang gadis. Dia langsung menarik tangan Siwon dan membisikan sesuatu.

“Siwon-ah, kau kembalikan itu pada Yoona! Aku mau mengobrol dengan orang yang ada di hadapannya.”’

Siwon yang langsung mengerti apa maksud Eunhyuk mengangguk dan berjalan mendekati Yoona.

“Cogiyo.” Ujar Siwon ketika sampai di hadapan Yoona. Yoona yang tadi sedang tertawa-tawa dengan gadis yang Eunhyuk maksud langsung menghentikan tawanya dan menatap Siwon ingin tahu.

“Annyeong, Yuri-ssi!” Eunhyuk menyapa gadis dihadapan Yoona tersebut. Gadis itu menajawab dengan senyuman ramah.

“Ini. Kau meninggalkannya di studio.” Siwon memberikan ponsel berwarna merah muda yang jadi terlihat kecil karena telapak tangannya yang besar.

“Ah!” Yoona langsung mengambil ponsel itu dari tangan Siwon.

“Yoona-ya, kau selalu saja ceroboh seperti itu!” Yuri menegur.

“Hehehe.. Mian.” Jawabnya sambil tersenyum lebar pada Yuri, “Ah, terimakasih, ya, hmm…?”

“Siwon. Choi Siwon.” Siwon mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Yoona dan tersenyum.

“Ah, terimakasih Siwon-ssi. Aku Yoona. Im Yoona.” Ujarnya sambil menyambut uluran tangan tersebut.

 

 

Suhoterbangunketika bus yang mereka tumpangi melewati sebuah polisi tidur. Dia melirik kesebelahnya, dilihatnya Key sudah tertidur pulas dengan posisi yang tidak terkontrol.

Dia menarik tirai disebelah Key. Hari sudah malam. Dia kemudian berdiri dan melihat hampir seluruh penumpang bus tertidur kelelahan. Kecuali Sohee yang duduk di kursi paling belakang yang sedang mendengarkan musik serta Taemin yang sedang memandangi Sulli tertidur.

Sebuah ide tiba-tiba muncul di benak Suho. Dia mengambil camcorder yang baterainya sudah merah. Menyalakannya dan mengambil semua gambar anak-anak dari bangku belakang.

Dimulai dari Sohee yang sedang memandang keluar, dilanjutkan dengan baekhyun, lalu Taemin yang malah tersenyum lebar ketika ketahuan membelai rambut Sulli.

Suho sudah tak sanggup lagi menahan cengirannya ketika dia tiba di bangkunya dan Key. Posisi Key sekarang sudah semakin tidak karuan dengan kaki berselonjor bebas karena Suho beranjak dan mulut terbuka. Suho buru-buru berjalan kedepan agar tidak meledakakan tawanya.

Ekspresinya langsung berubah menjadi senyuman lembut ketika dia melihat Krystal yang tertidur di bahu Minho dengan berbagi earphone. Tangan Krystal memegang ipod yang terhubung dengan earphone, sedangkan tangan Minho memegang komik yang dia baca sebelum tidur.

“Kenapa kalian membuatkuirisetengahmatihariini?”UjarSuhosambilmemperhatikancamcorder-nya yang mengabadikan moment Krystal dan Minho.

 

 

“Eonni aku pergi, ya!” Krystal berteriak dari halaman tepat ke arah jendela kamarnya.

Tidak ada jawaban dari Jessica. Dia yakin kakaknya itu masih tidur. Dia melanjutkan langkahnya menuju gerbang dan membukanya. Dilihatnya seseorang sudah ada disana. Namja. Namja yang beberapa hari lalu mengaku sebagai kekasihnya.

“Pagi Krystal!” Sapa namja itu ramah.

Krystal mendengus, “Ada apa kau kemari?” Tanyanya ketus.

“Ehm.. Aku mau meminta maaf padamu soal kemarin.”

Krystal menutup gerbang dibelakangnya, “Ya sudah aku maafkan.” Dia kemudian berjalan acuh, bersiap meninggalkan namja itu.

Namja itu malah menjajarkan langkahnya dengan Krystal, “Kita bisa mulai dari awal lagi?” Tanyanya.

Krystal menghentikan langkah dan mengerutkan dahinya, “Maksudmu?”

“Annyeong haseyo, Kai imnida!” Ujarnya sambil mengulurkan tangan dan tersenyum lembut.

 

To be continue 🙂

DON’T FORGET TO RLC! KAMSAHAMNIDA 😀 SEE YOU NEXT CHAPTER!

 


42 thoughts on “[Freelance] Music and Lyric [chap. 5]

  1. DAEBAK!
    Kai jadi pengganggu nih. Krystal jangan mau sm Kai ya, sm Minho aja ^^
    author, next chapt MinStal momentnya banyakin yaa. chapt ini kurang nih, kekeke~
    update soon ya, thor! ^^

    Like

  2. asik akhirnya publish juga~~

    oh ya author kok ini banyak yg gak di spasi ya? blm di edit atau gmn? tp kalau ceritanya tetep bagus kok 🙂
    waah krystal mulai cemburu ya? wkwk
    jadi.. siwon sama yoona? hahaha kirain bakal sama tiffany 😛
    next part jgn lama2 ya author 🙂

    Like

  3. Hallo 🙂 buat kalian-kalian yang ngerasa pusing karena ternyata paragraf yg ngga ada spasinya, bisa baca cerita ini di blog idznimitsali.wordpress.com
    Terimakasih
    Mohon dimaafkan ya, biasanya ada karena perbedaan ms.word yg dipake saya sama admin dan saya ngga bisa ngedit soalnya kan cuma freelance 😉 sekali lagi terimakasih banyak 🙂 semoga kalian ngga kecewa dan terus baca cerita ini 😀

    Like

  4. Thor, banyak banget yg gg di spasi, jadi bingung bacanya ini…
    Suho, ayo kita dukung MinStal!!!
    KAI, ini orang ngotot banget pengen balikan ama Krystal lagi… Ckckckck
    Bang Minho, cpt nyatakan perasaaanmu pada Krystal, sblm diambil ama Kereta KAI!!!

    Like

    1. aduh ya ampun aku ngakak gini baca komen kamu. kereta KAI :)))) iya niiiih, maaf yaaaa kalau pusing dan pengen baca yg bener nya bisa buka di blog pribadi aku ya 😉 maaf bgt sekali lagi 😦
      Sent from my BlackBerry®
      powered by Sinyal Kuat INDOSAT

      Like

  5. Itu Suho envy ya ? Hmm, mustinya ada diceritain lagi saat di panti asuhan . Alurnya kaya aga buru2 . Keep writing ^-^

    Like

    1. kecepetan ya? mungkin karena disini aku sisipin pov pov yang lain, kaya waktu kai di kamar hotel. obrolan jess sama ibunya. terus pertemuan siwon sama yoona kali ya jadi terkesan buru-buru cerita minstalnya? okedeh aku ganti di chapter selanjutnya ya. semoga ngga kecewa sama chapter 5 yg ternyata banyak kekurangannya ini 🙂 terimakasih komentarnya 😀
      Sent from my BlackBerry®
      powered by Sinyal Kuat INDOSAT

      Like

  6. Kasihan kai…
    Kai~ah noona jinja coahaeyo.. Kalo kris g mw sm kmu, sini sma noona aja #plaks! D gampar fans kai..

    Like

  7. komplit dech!
    kisah cinta Jung sister n Choi brother!!hahahaha
    Kai bkl mulai dri awal bgmna tanggapan Krystal??
    Minho???
    lanjuttt

    Like

    1. nah iya bener! aku lupa itu quotes siapa, makasih oppa udah dikasih tau 🙂
      Sent from my BlackBerry®
      powered by Sinyal Kuat INDOSAT

      Like

  8. makin mulai tumbuh benih2 cintaaa MinStal >__<
    sweet banget sumpah, thor.
    Taelli ini bikin iri ajah, astagaaa .
    Siwon Yoona nya ntar adain juga ya, thor. Eunhyuk ama Yuri bisa bisa !!! *semangat beud*
    Kaaaai , jangan ganggu Krystal. kenalan aje ama kembaran mu, si Tetem !

    Like

  9. Omooo..scene yg di bus itu manis bgt. Berarti akan terjadi persaingan antara Kai & Minho dlm memperebutkan Krystal ya. Dukung Minho deh hehehe 🙂
    Mian knp ada kalimat yg ga pake spasi ya? Jd sdkt bingung bacanya.
    Ok dtunggu part slanjutnya.

    Like

  10. Daebak banget ini thor. Suka banget sma pembawaan ilustrasinya. Trus sisipan pov povnya ngena banget!! Nggak ruwet (?) Kai jan ganggu minstal kuuuuu!! Oo yya, btw, min aku nunggu part next’nya we got merried yg yoona-siwon, pliss d lanjutin!!! ^^

    Like

  11. Keren!
    Tuh kan ada Kai! Kai jangan ganggu minstal!
    Aduh sweet deh minstal!
    Kok gak ada haesica?
    Yah kecewa deh siwon kalo sama yoona! Aku kira sama Tiffany!
    Lanjut!

    Like

  12. Daebak eoni!
    Akhirnya Kai keluar juga, terus ingatan Krystal bakal balik lagi gk?
    Minho gimana?
    Jadi makin membingungkan, tapi seru
    ralat benar benar seru

    Like

Leave a comment