[Freelance] Fallin’ Love With You


Fallin’ Love with You [Yoona’s side]

Author             : SparkFishy

Cast                 : Im Yoona x Lee Donghae

Genre              : Romance

Note                : Ide cerita ff ini berdasarkan true story, hanya ada beberapa bagian yang aku ubah. Enjoy readers ~

Lima tahun bukan waktu yang lama, juga bukan waktu yang bisa dibilang singkat, tapi cukup lelah untuk membuatku menunggu. Lee Donghae, namja itu membuatku harus merasakan bagaimana menunggu. Tapi namja itu pula yang membuatku merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta. Perkenalanku padanya bermula ketika aku dan dia berada dalam satu kelas yang sama di kelas dua Paran High School. Sosoknya yang sedikit misterius dan tidak terlalu banyak bicara membuatku ingin mengenal lebih jauh tentangnya. Itulah yang membuatku tertarik padanya. Beruntung takdir seperti memihakku. Saat perpindahan tempat duduk, kami duduk dalam satu barisan dan dia duduk tepat di depanku.

Bingung, satu kata yang mewakili diriku saat itu. Bagaimana harus mengawali pembicaraan dengannya, sementara detak jantung ini bekerja seperti tidak biasanya. Tapi kejutan datang darinya. Dengan gentle-nya dia mengulurkan tangan padaku, ‘Lee Donghae imnida’ mengenalkan dirinya dengan desahan suara yang entah kenapa terdengar begitu sexy di telingaku. Dengan gugup kusambut uluran tangannya ‘Im Yoona imnida.’

***

 

Lewat beberapa bulan, hubunganku dengan Donghae yang awalnya begitu canggung berubah menjadi akrab. Semakin mengenalnya, aku semakin tertarik dengannya. Aku selalu senang berada di dekatnya, bahagia melihat senyum dan tawa yang terukir di wajahnya, dan merasa bersyukur karena bisa mengenal sosok seperti dia. Boleh kuceritakan sedikit tentangnya? Oh..baiklah. Dia adalah tipe namja yang pendiam tapi berubah menyenangkan bila dia sudah merasa nyaman dengan lawan bicaranya, sedikit humoris dengan guyonannya yang terasa aneh tapi cukup membuatku terhibur, dan pembawaannya yang cool, membuat banyak gadis begitu terpesona padanya. Tentu saja ditunjang dengan wajahnya yang tampan, alis tebal yang menjulang, sorot mata yang tajam, serta garis rahang yang tegas, menyempurnakan bentuk fisiknya. Saat ini, aku mulai bisa mengendalikan diriku ketika di dekatnya. Mulai terbiasa dengan kehadirannya yang selalu berada di sampingku, yang sukses membuat para gadis di sekolah memandangku dengan sorotan sadis.

Kami sering menghabiskan waktu bersama untuk membicarakan tentang hal apapun, seperti mendiskusikan tugas sekolah, membicarakan tentang teman-teman dan guru-guru di sekolah atau hanya sekedar mengeluarkan candaan yang bisa membuat kami tersenyum sampai tertawa terbahak-bahak.

Saat kebersamaan itulah yang membuat perasaanku semakin dan semakin lebih kepadanya. Semakin ingin melihatnya, semakin memikirkannya dan semakin ingin terus berada di dekatnya. Bukan hanya fisiknya yang membuatku jatuh cinta padanya tapi juga sifat dan perilakunya. Donghae memang bukan termasuk deretan siswa berprestasi tapi catatan hasil belajarnya juga tidak buruk dan bagiku itu tidak penting. Saat kau merasa bahwa dia adalah orang yang bisa membuatmu menikmati hidup dengan keindahan yang mewarnainya, itu saja sudah cukup.

***

 

Sayangnya, tidak semua manusia selalu merasa cukup saat dia jatuh cinta. Adakalanya mereka juga ingin merasakan bagaimana saat cintamu terbalas dan dia -orang yang kau cintai- adalah orang yang akan menjadi takdir hidupmu, selamanya.

Hal itu pula yang menjadi harapanku. Aku ingin dia memiliki perasaan yang sama denganku, ingin mendengar ungkapan cinta darinya untukku, dan ingin melihat sorot matanya yang berbinar saat memandangku. Ahh…tapi, apa itu mungkin?

Sementara, dia pun tidak tahu tentang perasaanku yang sebenarnya. Dasar bodoh! Itu sama saja aku mengharapkan impianku terkabul tapi aku sendiri tidak mengatakan apa yang aku inginkan. Haruskah aku mengatakan padanya?

Lama, aku menimbang dan berpikir hingga akhirnya satu kata yang muncul dari hati kecilku, MENUNGGU. Ya..sebaiknya aku menunggu. Menunggu sampai perasaanku akan hilang dengan sendirinya dan membiarkannya berlalu. Mungkin saja, ini hanya perasaan sesaat yang akan kembali muncul saat aku akan menemukan sosok yang baru sebagai pengisi hatiku. Mungkin karena keterbiasaan ini yang membuatku terpesona padanya. Ego dan harga diri cenderung mendominasi suasana hatiku ketika itu.

Hingga setahun tlah berlalu, aku tetap dengan pendirianku. Kami naik ke kelas tiga tapi di kelas yang berbeda. Merasa begitu hampa dan kehilangan, saat kujalani ‘kehidupanku’ di kelas tanpa dirinya. Tapi kupikir ini semua pasti akan berakhir. Bayangan ujian kelulusan dan ujian masuk universitas kupaksa masuk untuk memenuhi pikiranku. Berusaha membuang jauh pikiranku tentang dia.

Sampai suatu ketika, aku melewati kelasnya yang berada persis di sebelahku, tak sengaja aku menolehkan kepalaku. Aku melihat tawa itu lagi, tawa yang merekah dari mulutnya. Begitu lebar dan menenangkan bagiku. Tapi berubah menyakitkan saat melihat lawan bicaranya, terlihat seorang yeoja yang duduk sebangku dengannya. Dengan jarak sedekat itu serta posisi mereka yang saling berhadapan, meyakinkanku bahwa hubungan mereka sangat akrab. Mengingatkanku kembali akan kebersamaan kami dulu.

Segera aku melarikan diriku ke kelas, berusaha mengubah raut wajahku agar tidak terbaca orang lain. Dada ini, kenapa terasa begitu sesak, kenapa begitu sakit saat aku berusaha mengatur nafasku. Apa ini yang disebut cemburu?

***

 

Komunikasi diantara kami masih terjalin dengan baik. Saat tak sengaja kami berpapasan, dia selalu menyapaku sambil menyunggingkan senyumnya. Sesaat kami terlibat pembicaraan singkat, walapun hanya saling meledek. Jam belajar sekolah yang full bagi siswa kelas tiga, membuat kami jarang menghabiskan waktu duduk bersama lagi untuk berbagi cerita. Aku berusaha mengembalikan semangatku, fokus pada masa depan. Meski kuakui ada sebagian dari diriku yang terasa tidak utuh tanpa dirinya disisiku.

Tidak terasa waktu yang kulalui berjalan begitu cepat. Ujian kelulusan yang kupersiapkan dengan baik tinggal di depan mata tapi mengapa bayangan dirinya masih memenuhi ruang dipikiranku, mengganggu aktifitasku saat di sekolah maupun di rumah. Tuhan..untuk sekali ini saja biarkan hidupku tenang, bantu aku untuk melupakannya. Doaku dalam hati yang selalu kuucapkan mengiringi hariku sampai tiba waktu ujian. Sepanjang hari itu, aku tidak pernah bertemu dengannya, hanya sekilas kulihat punggungnya dari kejauhan di antara hiruk pikuk keramaian saat jam pulang sekolah.

Lewat sebulan menunggu pengumuman kelulusan, aku sibuk mencari universitas mana yang tepat sebagai tempat pijakan pendidikanku selanjutnya. Selama itu pula, siswa kelas tiga diliburkan dan otomatis aku tidak bisa bertemu dengannya. Tentu saja itu bukan masalah bagiku, toh memang ini keinginanku untuk dapat segera melupakannya. Aku bertaruh, saat masuk universitas nanti, pasti aku sudah bisa melupakannya. Ah..ani bahkan sebelum itu, saat pengumuman kelulusan nanti, aku bahkan sudah mampu melupakannya.

Dan…kalah. Itulah yang kualami pada diriku sendiri. Saat kami kembali dipertemukan di sekolah, dengan suasana bahagia, karena semua siswa kelas tiga dinyatakan lulus dengan nilai yang baik. Aku berjalan mengelilingi sekolah, menemui teman-teman seangkatanku untuk kumintai kenang-kenangan dalam bentuk tulisan atau hanya sekedar tanda tangan dalam buku tahunan yang saat ini berada dalam genggamanku. Saat memasuki area kantin, aku melihat sosoknya duduk di sudut meja kantin, dikelilingi oleh teman-temannya. Ekspresi kebahagiannya seperti menghipnotisku untuk betah berdiri lama, memandangnya dari kejauhan. Saat sosok itu mulai menyadari keberadaanku dan bergerak mulai mendekatiku, yang bisa kulakukan hanya terpaku sambil menundukan wajahku.

Sekarang dia sudah berdiri di depanku, setidaknya harus ada sesuatu yang kulakukan atau aku akan menyesal nantinya. Akhirnya, tanpa sadar, aku menyerahkan lembaran kosong di buku itu dan sebuah pena untuk Ia torehkan. Tak ada kata yang terucap dari mulut kami ketika itu.

Setelah dia menyerahkan kembali buku itu ke hadapanku hanya ucapan terima kasih yang mampu kukatakan, sekilas aku memandang wajahnya dan Ia tersenyum. Tidak! Kau tidak boleh kalah lagi oleh perasaanmu, Im Yoona. Janjimu adalah untuk segera melupakannya atau kau akan merasa tidak sanggup untuk melepaskannya. Aku segera berbalik dan berlari sekencang-kencangnya untuk mempercepat laju jalanku. Kelopak mataku yang mulai berkedut, memaksa  mengeluarkan cairan bening, kupaksa untuk kutahan. Tapi yang kurasakan justru dada ini semakin sakit dan sesak.

***

 

Besoknya, pihak sekolah mengadakan acara promnight, acara tahunan yang biasa diadakan setelah kelulusan. Aku sudah menyiapkan dress terbaikku untuk kupakai. Tidak masalah jika aku harus sendirian pergi kesana. Karena yang kulakukan hanya ingin menikmati hari terakhirku sebagai siswa Paran High School bersama teman-temanku.

Aula gedung sekolah yang tertutup disulap menjadi tempat pesta yang cukup mewah. Hampir semua siswa kelas tiga memenuhi ruangan ini. Tiba-tiba pikiranku kembali tertuju padanya. Lee Donghae, akankah kau datang? Aku ingin melihatmu dalam balutan jas yang rapi. Pasti kau akan terlihat semakin tampan dan gagah. Pintu arah masuk ke ruang pesta menjadi pandangan yang istimewa bagiku. Dengan harapan, sosok yang aku inginkan akan muncul dari pintu itu.

Sejam, dua jam, tiga jam sudah berlalu hingga acara promnight berakhir, sosoknya tak juga muncul. Aku pasrah, mungkin pertemuan kami yang kemarin di sekolah adalah pertemuan terakhirku dengannya. Dengan tubuh lunglai, aku beranjak pulang meninggalkan tempat pesta. Tak lupa berpamitan dengan teman-temanku disana, sambil saling mendoakan untuk kesuksesan kami bersama. Sesampainya di rumah, aku bergegas membersihkan diri dan bersiap untuk tidur. Tapi dalam hati ini masih resah, seperti ada sesuatu yang masih mengganggu. Dengan sigap ku ambil handphone dan mengirim sebuah pesan singkat untuknya, menanyakan alasannya yang tak menghadiri acara promnight tadi. Tak lama handphone ku berdering sebentar, tanda ada pesan baru diterima. Bibirku tertarik sempurna membentuk senyuman, membaca balasan darinya. Dia meminta maaf padaku karena tidak bisa datang, ada urusan mendadak yang harus dihadirinya. Kata maaf bagiku sudah cukup menjelaskan padaku bahwa dia menganggapku penting. Karena pada awalnya memang tidak ada kesepakatan diantara kami untuk menghadiri promnight tersebut. Kutarik selimutku sambil memejamkan mata, tetap dengan senyum yang tak terlepas dari bibirku.

***

 

Setelah menjalani serangkaian tes dari beberapa universitas, akhirnya aku diterima di salah satu universitas yang cukup ternama, Inha University. Aku mengambil jurusan kependidikan karena memang aku suka mengajar, memberikan suatu ilmu yang bermanfaat yang kupunya kepada orang lain, bukankah hal itu cukup membanggakan?

Awal semester perkuliahan kujalani dengan baik. Aku sudah merasa akrab dengan situasi kampus, baik lingkungan, para dosen dan teman-teman yang ada disana. Bahkan aku juga mengikuti salah satu organisasi kemahasiswaan disana, tujuannya untuk memperluas pengalamanku dan pergaulanku. Kesibukan perkuliahan dan organisasi yang kuikuti cukup menyita waktuku. Jarang kuhabiskan waktu untuk bersenang-senang, seperti pergi ke mall, taman hiburan atau tempat lainnya.

Di satu sisi aku ingin bisa lulus tepat waktu, cepat mendapatkan kerja dan menghasilkan uang. Dengan begitu aku dapat membahagiakan orangtuaku. Namun, di sisi lain, rutinitas yang kujalani semata-mata hanya bentuk pengalihan dariku agar tak terlalu dalam memikirkannya. Meskipun aku sendiri masih berharap bahwa dia tidak melupakanku, dan suatu saat dia akan datang menemuiku untuk menyatakan cinta padaku. Menyedihkan..ketika kau mengharapkan sesuatu datang padamu tapi harapan itu terlalu jauh untuk datang sebagai kenyataan.

Tak kupungkiri aku semakin tersiksa dengan perasaan itu. Sesekali, sebelum tidur, airmata ini seringkali jatuh saat memikirkannya. Aku merindukanmu, Lee Donghae. Bagaimana kabarmu saat ini? Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau baik-baik saja? Apa kau masih mengingatku? Apa mungkin kita akan dipertemukan kembali? Dan mungkinkah kau mempunyai perasaan yang sama padaku?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus memenuhi pikiranku. Merasakan cinta yang hanya sebelah pihak memang sangat menyakitkan. Harus bagaimana, sepertinya aku sudah jatuh terlalu dalam.

***

 

Lewat tiga tahun aku menjalani masa perkuliahan, selama itu pula aku lost contact dengan Donghae. Terakhir aku berkirim kabar dengannya, saat malam setelah promnight waktu itu. Setelahnya aku tidak tahu lagi bagaimana kabarnya, karena setelah beberapa hari statusku berganti menjadi mahasiswa, aku sempat menghubunginya tapi gagal. Mungkin dia memang ingin melupakan semua tentang masa lalunya, termasuk aku.

Dan sampai saat ini, tetap tak ada seseorang yang mampu mengisi hatiku. Beberapa hanya sekedar mampir, menghampiri hatiku namun kemudian lewat begitu saja karena lagi-lagi aku kembali memikirkannya. Lagi-lagi aku terlalu terpaku pada sosoknya. Dirinya yang menurutku begitu sempurna, begitu ideal sehingga ku jadikan patokan untuk mencari tambatan hatiku selanjutnya. Dan bodohnya itulah yang ku lakukan pada laki-laki di luar sana, sungguh!

Jerat apa yang kau gunakan Lee Donghae, sampai membuatku seperti ini? Membuatku sulit melupakkanmu. Aku ingin tapi aku tidak bisa! Kau tidak hanya mengganggu pikiranku tapi kau juga mengganggu waktu tidurku dengan kemunculanmu dalam mimpiku. Entah itu hanya sekedar bunga tidurku atau memang keinginan alam sadarku yang tak terpenuhi, yang secara tidak langsung masuk ke dalam alam bawah sadarku. Hebat sekali kau Lee Donghae sampai membuatku seperti ini! Sementara disana, aku sendiri tidak tahu apakah kau juga memikirkanku? Apakah kau juga menderita sepertiku? Tuhan..apa yang harus kulakukan?

Orang-orang sekitarku tak ada yang tahu mengenai hal ini. Hanya orang-orang yang kuanggap bisa dipercaya, baru aku menceritakannya, dan selebihnya aku pendam sendiri. Untuk masalah seperti ini, aku tak pernah membicarakannya dengan kedua orangtuaku. Karena ku tahu mereka pasti akan mengingatkanku untuk tidak memikirkan hal-hal sepele seperti ini. ‘Lebih baik fokus pada kuliahmu’ itu yang akan mereka katakan. Akhirnya aku hanya dapat menceritakan pada sahabatku di kampus saja tapi mereka pun tak dapat berbuat banyak untuk membantuku karena mereka tidak mengenal sosok seorang Lee Donghae. Tapi tidak apa, cukup mereka menjadi pendengar setiaku, aku pun sudah sangat berterima kasih. Setidaknya ada orang lain yang juga ikut memikul bebanku.

***

 

Berita baik datang dari Yuri, sahabatku di Paran High School. Ia memberitahuku lewat sebuah SMS bahwa Lee Donghae telah memperbarui account cyworld-nya. Sepertinya dia sudah kembali aktif di dunia maya, tidak seperti dulu yang sangat jarang di update sehingga account lamanya sudah diactivated. Secara tak sengaja sahabatku menemukan account milik Donghae. Ya..sahabatku ini tahu persis bagaimana hubunganku dengan Donghae juga sangat tahu bagaimana perasaanku padanya.

Karena penasaran, langsung saja kubuka laptopku, kuaktifkan jaringan internetnya dan membuka account cyworld. Aku melihat cyworld-nya. Melihat begitu banyak foto yg di upload disana. Dia berubah dan aku sangat senang melihat perubahannya. Dia terlihat lebih tampan dan semakin dewasa. Syukurlah..setidaknya aku tahu kalau saat ini keadaannya baik-baik saja. Mematahkan kecemasanku yang sering bermunculan dalam otakku karena terlalu merindukannya. Lee Donghae kau benar-benar membuatku gila!

Tapi sampai saat ini aku masih belum tahu dia tinggal dimana. Karena kabar terakhir yang kudengar dari temannya bahwa dia sudah pindah rumah.

Kabar baik yang aku dapat dari Yuri, membawa perubahan yang cukup drastis bagi kehidupanku. Aku jadi lebih bersemangat mengikuti perkuliahan. Wajah kuyu dan aura muram yang lebih sering tampak dari raut mukaku, kuhilangkan. Kuubah dengan tarikan halus di sekitar mulutku, sesekali membukanya lebar-lebar agar aura positif lebih banyak datang menghampiriku. Hahaha dasar konyol!

Aku sudah tau keadaannya saat ini, jadi tidak menutup keinginan kalau suatu saat nanti aku bisa kembali bertemu dengannya. Aku berjalan, melangkahkan kakiku lebar-lebar sambil tersenyum menyapa orang-orang yang ku kenal. Beberapa di antara mereka terlihat mengerutkan keningnya. Mungkin tidak biasa melihat perubahanku yang sekarang. Biar saja, aku tak peduli, yang pasti bayangan pertemuanku dengan Donghae akan semakin jelas dan tidak akan lama lagi. Sebetulnya aku bisa saja mengontak teman terdekatnya mencari tahu segalanya tentang Donghae termasuk alamat dan nomor handphone-nya yang baru, tapi aku ragu melakukannya. Karena aku ingin semua ini berjalan, seperti mengalir apa adanya. Biar saja Tuhan memutuskan dengan cara bagaimana kami bertemu. Im Yoona, kau harus tetap semangat, hwaiting!^^

***

 

Setahun berlalu begitu cepat, mengantarkan diriku yang sudah mendapatkan gelar sarjana. Aku lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Dan sekarang aku bekerja sebagai guru TK di sebuah yayasan pendidikan swasta. Yayasan tempatku bekerja bukanlah milik pemerintah, tapi dibangun atas bantuan para donator yang bersedia menyumbangkan sebagian uangnya. Yayasan ini menampung murid-murid yang berasal dari keluarga kurang mampu, dari TK hingga SMA. Sambil menunggu panggilan kerja dari tempat lain, aku mengisi waktuku dengan mengajar disini karena selain aku suka mengajar, aku juga sangat menyukai anak kecil. Lingkungannya yang ramah dan murid-muridku yang sangat menggemaskan, membuatku merasa nyaman bekerja disini. Terkadang, saat melihat murid-murid di yayasan ini berkeliaran di sekitar sekolah, aku selalu teringat masa SMA-ku dulu. Paran High School, meski awalnya aku sempat menyesal masuk di sekolah itu karena tidak sesuai dengan keinginanku, tapi di sekolah itulah, aku merasa menemukan ‘hadiah terbesar’ dalam hidupku. Sebuah kenangan yang paling indah antara aku dengannya. Lee Donghae…hal terindah dalam hidupku adalah saat aku bertemu denganmu dan aku jatuh cinta padamu sampai saat ini.

Jika mengingat kenangan itu, aku jadi ingin mengunjungi Paran High Scool. Kurasa, sekarang adalah waktu yang tepat. Saat jam pulang sekolah seperti ini, biasanya tidak begitu banyak murid berada di sekolah karena sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing. Dengan mantap aku menaiki bus yang mengarah pada tujuan yang berbeda dari biasanya. Tiba di depan gerbang masuk, aku menatap sekilas. Sekolah ini tidak jauh berbeda kondisinya dengan yang dulu hanya saja sekarang bangunannya lebih diperbarui. Aku melangkah ke taman belakang sekolah, tempat di mana aku sering menghabiskan waktuku bersama dengannya. Sejenak, aku menghirup udara di sekitarku sambil menikmati hembusan angin sore yang menerbangkan sebagian rambutku, yang kubiarkan tergerai. Aku duduk di salah satu bangku taman, memandangi bukit kecil berisi pepohonan dan bunga-bunga di sekelilingnya yang terhampar di hadapanku. Indah..tapi tetap saja terasa ada  yang kurang bila hanya aku sendiri yang menikmatinya. Andai, saat ini, dia juga berada disini bersamaku. Kami duduk berdampingan, berdua kita menikmati suasana seperti ini yang sudah sangat lama terlewatkan. Diam-diam aku menangis. Butiran-butiran bening meluncur deras menuruni pipiku. Dengan tubuh sedikit berguncang, aku menangkupkan wajah di atas lutut dan kukeluarkan tangisku sampai lega. Aku tidak tahu butuh berapa lama lagi untuk mengakhiri tangis ini. Tuhan…aku benar-benar merindukannya.

Ketika akhirnya aku berhasil menuntaskan tangisku, aku mencoba mengangkat wajah dari lututku. Aku mengusap wajahku yang basah karena airmata. Tiba-tiba, sehelai kain berwarna biru laut terulur ke arahku. Aku mengambilnya tanpa mengindahkan siapa yang memberikan saputangan itu padaku. Saat aku menolehkan kepalaku, aku benar-benar terkejut mendapati Donghae telah berdiri di sampingku. Tubuhku serasa membeku, terpaku menatap wajahnya yang tak lepas memandangku. Benarkah sosok Lee Donghae yang kurindukan kini berada di hadapanku? Jika ini mimpi, lekas bangunkan aku! Tapi ini jelas bukan mimpi karena sosoknya begitu nyata dalam pandanganku. Aku beranjak dari tempat dudukku, perlahan, mendekatinya. Aku mengangkat wajahku untuk menatap matanya. Dia hanya diam saja menatapku. Mata yang penuh kelembutan saat menatapku, kini terlihat sedikit berbeda. Kali ini, aku seperti melihat sorot kerinduan yang begitu dalam di mata itu. Aku langsung menjatuhkan diri ke dalam pelukannya dan dia merengkuhku sedemikian erat. ‘I miss you, Yoong…I need you…’ Tak perlu banyak kata, dari ungkapannya, rasa ini sudah dapat tersampaikan ke dalam hatiku. Perasaan ini bukan perasaan yang terbangun sesaat begitu saja. Tapi, sesuatu yang tumbuh sedikit demi sedikit. Perasaan itu disebut CINTA.

 

_END_

Back with YoonHae again! My favorit couple ❤ YoonHae jjang!! Pyros jjang!!

Ayo comment..comment *wink*


76 thoughts on “[Freelance] Fallin’ Love With You

  1. ya ampun keren bnget….
    kirain tadi sad ending….
    untungnya happy ending…
    ^^
    ditunggu ff yoonhae yg lainnya…

    Like

  2. wah… Penantian yoona gk sia-sia..
    Ternyata donghae juga suka sama yoona. Semoga mereka bisa bahagia 🙂
    bagus author.. Good story 🙂

    Like

  3. daebakk , akhirnya penantian yoona eonnie tidak sia” juga :))
    keep writing , buat YH lgi chingu 😀

    Like

  4. Wah itu pengalaman autor sendiri ya?
    Bagian akhirnya kayak drama ya…
    Tapi dari awal sampai akhir… Kata2nya bagus bgt, kok tahan ya menunggu selama itu… ?? Wah daebak… Aku kagum sama ceweknya…

    Like

  5. aaaahh happy ending..
    buat sequelnya yaah..
    feelnya kerasa banget…
    great… bagus..
    ditunggu ff YoonHae lainnya 😀

    Like

  6. keren keren 😀
    sabar banget ya si yoona nungguin si donge -.- wkwkwk
    bener thor, ini ada donghae vers.nya ga? kalo ada post dong, kalo gakada bikin dong *eh hehehe
    pengen tau gimana perasaan donge sebenernya dari duru sama yoona gimana? kenapa dia pergi gak ngasih tau ke yoona? kenapa mereka bisa lost contact? ka kalo ganti nomer bisa kali di copy dulu no. yoona .-.

    hehehe keep writing! jangan lupa donge versionnya *maksa xD

    Like

  7. waaaah daaeebbaak bgt, tp kok kya curcol chingu??heheheee..

    waah tp ni ngambilny dr yoong doank y sudut pndangny, bkin yg dr hae hyung donk..

    ditunggu..

    Like

  8. Panjang Banget tpi nggak pp
    ceritanya dalem banget sampai ke-ikut Suasana
    DAEBAK
    ditunggu ff YoonHae Lainnya!!!
    :DYoonHae Jjang!
    :DPyros Jjang!

    Like

  9. nasib yoong kaya aku, bertepuk sebelah tangan. tapi yoong dibales, nah aku? 😦 /curcol
    btw, ff nya keren! kata-katanya bagus. ngefeel banget kalo pair nya yoonhae. kapan-kapan bikin haeppa yg ngejar yoong dong thor..keseringan kan yoong yg ngejar haeppa terus ;>
    YOONHAE JJANG! PYROS JJANG! ^^

    Like

  10. Perfect (y)
    Penyampain ceritanya dapet 😀
    wah jadi pengen baca versi donghae deh 🙂
    Good Job thor 😀

    Like

  11. Wah,,,,author daebakkkk,,,,,!!!!
    Tp akhirnya masih belum puas
    Terasa ngegantung,,,,,
    Bikin sequelnya dong,,,,,!!pleaseeeee

    Like

  12. Akhrinya penantian yoong eonni gk sia-sia 🙂
    Nyesek bacanya pas yoong eonni mendem perasaannya tp ff kyk ginilah yg aku suka (y) buat deg-degkan dulu tp berakhir happy 😀
    Ditunggu ff yoonhae selanjutnya
    Fighting!!!! 🙂

    Like

  13. authornya, minta yg ikan version dong…
    yg ini kan udh versinya crocodile nih alias yoong kkk~~~~
    authornya so sweet :3

    Like

  14. Kyaaa!!!
    Keren!!!
    Aku suka!!!!
    aku bingung hrs koment apa??
    Krn cerita ini terlalu indah untuk di ungkapkan dalam rangkaian kata-kata #eeeaa *bhs nya keren amat!!!* 🙂

    Like

  15. Wuaah daebak author!
    Ceritanya penuh penghayatan, mengiris, dan juga feels dari cerita ini dapet banget.
    Penyampaian kalimatnya juga bagus deh
    Sepuluh jempol buat author, bikin lagi ya YoonHae-nya, pyros Jjang:)
    Author kece badaaai deh^^

    Like

  16. Ending’a brdasarkan true story’a kan? Btw, ff ni trinspirasi dr kisah’a admin sndiri kah??
    Cinta’a Yoona gk brtepuk sblh tangan…^^

    Like

  17. Aaa.. kata2nya keren banget..!!
    Susunannya rapih.. :)) Ceritanya juga menarik.. ^^
    Keep Writing ya.. terus buat FF YoonHae, ditunggu FF YoonHae selanjutnya.. :))

    Like

  18. Akhirnya happy ending juga :’)
    Keren banget ceritanya,kasian yoong yang kesiksa sama perasaannya,tapi akhirnya terbalas juga 🙂

    Like

  19. kamu beruntung…masih bisa bertemu dengan sosok yg kamu idam2 kan…meski hrs menunggu lama….,, aku…hampir sama seperti yg km rasa….,,tp kenyataannya..sdh 11 thn kami tidak pernah bertemu lg selepas lulus SMA…,,aku sdh berkeluarga…dia pun sama…tapi ternyata begitu sulit menghapus cinta ku pd nya….,,dan semalam…dia datang dlm mimpi ku…,,dia bilang aku menunggu mu…tp betapa miris nya….aku hanya bisa berjumpa dlm mimpi rasa nya bagai mustahil aku bisa jumpa dengan nya….,, pd hal …aku cm minta satu sama tuhan…,,aku ingiiiiiin bertemu… Melihat wajah ny senyum ny walau cm…satu jam saja… mendengar suara nya….aku sadar cinta tak harus memiliki…..,,tp satu yg pasti….,, dia lah cinta sejatiku….

    Like

  20. hallo…aku pembaca baru! salam kenal, naega mirta imnida…
    I like it…pokoknya yang bersangkutan dengan couple YoonHae

    Like

  21. aaaa!! Kren bngt thor.. Brasa bngt feelnya 😀 aku sih maunya ada saquel nya hehehe.. YoonHae jjang!!
    Pyros jjang!! 🙂

    Like

  22. min, itu gambarnya bnrn yoonhaekah??
    wkwkwkk…
    Jujur ni ff Daebak bangetttt!!!!!!!!!!!!!!!
    aq suka banget ma YoonHAE couple,, pkoknya critanya tuu baguss+aqsukaCOUPLE’a jdnya DAEBAK bangeettt!!!!!!!

    Yoonhae JJang!!

    Like

  23. ketika cinta yg qta tnggu dan nntikan itu dtang akn bgtu sngt menyenangkan… wlaupun pda dsarny mnunggu adlh hal yg bgtu membosankn.

    Like

  24. Keren bgt. Kalimatnya baku walau kdg ada yg ‘gaul’ dikit. Keren pokoknya. Lanjutkan thor bikin ff yg lain dgn jalan cerita yg menarik

    Like

  25. author, demi allah deh, ini ff persis bgt sama kisah aku! Dmi allah. Kalau dstu du2knya depan blkang, aku sebelahan! Satu bangku! Dr dl ak skls sm dia, tp skrng udh beda, tapi sblahan.. Persis kan thor! Yap ak hnya menunggu. Smg d akhr crita, kisahku ky ff ini. Keep writing. I love yoonhae too..

    Like

  26. aku juga banjir air mata nih thor! Good job, baru kali ini ak bca crita yg prsis ky hidupku. Terus nulis ff yoonhae y

    Like

Leave a comment