[Freelance] Coagulation #1


Title                 :           Coagulation

Author               :           Simplelove

Maincast          :          Kim Heechul (Super Junior)Ahn Sohee (Wonder Girls)Park Hyun Ri (Imaginary Cast)

Support Cast    :          Super Junior member other Min Taera aka Tera Mistyvani

Genre               :           Romance, Friendship.

Rate                 :          PG16

Length             :          Twoshoot

Note                 :           Thx buat adminnya yang udah mau ngepost FF yang gaje ini. Thx juga buat babi unyu dan cebong anyut yang selalu dukung temennya yang nista ini buat berani ngepost FFnya.

Happy reading ~( ˘▼˘~)~( ˘▼˘)~(~ ˘▼˘)~

Sebagaimana hari biasanya, suara lonceng klasik yang tergantung didepan pintu itu berbunyi aku akan segera bangkit dan berkata “selamat datang…!!!!”. Kata-kata yang sudahku ucapkan berpuluh-puluh kali, bahkan ratusan kali pada hari ini membuat lidahku sedikit kelu. Jarum jam sudah menunjukan pukul 23.00, ini sudah lewat dari jam dimana biasanya cafe ini tutup. Hampir seluruh pegawai pun sudah pulang sedari tadi. Hanya tersisa aku dan Taera eonnie.

“Sohee~ah, aku pulang duluan yah!!! seseorang sudah menjemputku.” Ucapnya sebari berlari kecil meninggalkan café, bahkan aku belum sempat menjawabnya. aku hanya tersenyum simpul sambil memandang punggung eonnieku yang cerewet itu menghilang di pertigaan jalan.

“Permisi~” Suara berat seorang laki-laki berhasil membuatku terkejut.

“OMONA…” Aku mengarahkan tubuhku kesumber suara tadi. Bisa ku lihat sesosok laki-laki berpakaian aneh, dengan pakaian casual beserta topi juga kaca mata yang senada berwarna hitam.

“Eo~ mianhae, ada yang bisa saya bantu??”  Tanya ku pada pelanggan itu seramah mungkin.

“1 cup hot cappucino.”  Jawabnya. “Oh ok jadi 8.000won, ada yang bisa saya bantu lagi?” Tanya ku. “Anni, itu saja!!” Serunya seraya memberikan uangnya. “Kamshamanida, anda bisa tunggu sebentar.” Ucapku dan laki-laki itupun duduk di bangku pojok dekat kaca yang menghadap ke jalan.

Selesai meramu kopi pesanan pelanggan bergaya aneh itu, akupun mengantarkan kopi tersebut kemejanya. “Permisi tuan, ini pesanan anda. 1 cup hot cappucino. Ada yang bisa saya bantu lagi?”

“Kau tidak mengenaliku?” Tanya si pelangga tersebut. “Anniyo~” Jawabku polos.

“Aish~ jinja. Ini aku, Kim HeeChul.” Ucapnya seraya melepaskan kacamata dan topi hitamnya itu. “Eo~ oppa untuk apa datang ke sini dengan pakaian seperti seorang mafia?”

“Tadi aku habis bertemu dengan seseorang di daerah Pyeonchang, mana mungkin aku pakai pakaian biasa!!!” “Apa kau sudah boleh pulang?” Lanjutnya.

“Sudah, hanya tinggal membersihkan alat-alat yang kotor saja dan menutup cafe ini.”

“Baiklah, sekarang cepat kau bereskan pekerjaan mu itu dan kita tinggalkan tempat ini.” Katanya seraya menyesap kopi yang dipesan tadi.

“Mmmm…. Ini sudah hampir larut malam memang mau pergi kemana, oppa?”

“Sudahlah, cepat kau bereskan pekerjaan mu saja. aku akan menunggu disini. Arraseo?”

“Arraseo!!” seruku, lalu pergi menyelesaikan perkerjaanku.

Setengah jam berlalu, aku sudah membereskan semua sisa pekerjaanku. aku melirik kearah laki-laki yang setengah jam lalu tiba-tiba muncul dengan pakaian ala mafianya itu. Aku yang sudah bersiap pulang lantas menghampirinya, namun dia tertidur begitu lelap sekali. Aku enggan membangunkannya. Sepertinya dia kelelahan setelah seharian berkutat dengan jadwal keartisannya. Iya, dia seorang artis. Dia salah satu personil boyband yang sedang digandrungi banyak orang diseluruh dunia. Aku mengenalnya saat dia masih menjadi seorang trinee di agensinya sekarang.

“Eo~ kau sudah selesai?” Suara yang masih terdengar setengah sadarnya menyadarkanku. “Umm…” Jawabku singkat. “Kalau begitu kajja. Ini sudah hampir tengah malam.”  Dia menarik tanganku dan merebut kunci café dari tanganku. “biar aku yang menguncinya.” Aku hanya dapat menurut saja. sebenarnya aku agak sedikit heran, tiba-tiba dia mau menungguku sampai selesai bekerja. Biasa dia akan marah-marah bila disuruh menunggu.

“Oppa~ kau tidak marah padaku?” Tanyaku hati-hati. “Marah Untuk apa?” Tanyanya balik seraya memberikan kunci café padaku dan mulai berjalan menghampiri mobil Peugeot 307CC-Coupe putih yang terparkir tidak jauh dari café.

“Biasanya kau akan marah bila harus menunggu lama.”

“Kau tau suasana hatiku saat ini benar-benar sangat berbunga-bunga!!!” “Ayo~ cepat naik. Akan ku ceritakan kejadian yang membuat suasana hatiku berbunga-bunga .” Lagi-lagi aku hanya menurut.

++++++

Kini kami duduk disebuah bangku kayu di pinggir sungai Han, beberapa kali hembusan angin menerpa tubuhku yang hanya dilapisi kaos putih polos lengan panjang, celana jeans dan sebuah cardigan hitam tipis. Sedangkan Heechul oppa, masih dengan pakaian ala mafianya. Padahal sebelum turun dari mobil tadi aku sudah bilang padanya agar memakai pakaian normal saja, toh siapa juga yang akan berjalan-jalan di sekitar sungai Han ditengah malam seperti ini.

“Oppa~ aku merasa sedang jalan-jalan dengan seorang buronan.” Ucapku jujur memecah keheningan.

“Aigoo, ini hanya sebuah antisipasi saja. Siapa tau ada fans lewat dan memergoki kita lalu mempostingnya ke internet.” Katanya terlalu berlebihan. Aku hanya mengangguk saja, menghindari perdebatan.

“Sohee~ah, kau tau aku mengajakmu kesini untuk apa?” Tanyanya menghadapkan tubuh tegapnya kearahku. “Molla!!” Aku agak mengangkat bahuku keatas dan tetap pada posisi duduk menghadap kearah sungai Han yang tenang.

“Ya~ kau tau, tadi aku bertemu dengan Hyun Ri di café daerah Dong Daemun!!!” Seketika tubuhku menegang, seperti ada sebuah listrik tegangan tinggi mengenai kulit ku. Hawa disekitarku terasa lebih dingin dari sebelumnya. Hyun Ri, Park Hyun Ri yeoja yang umurnya hanya terpaut lima tahun dengan HeeChul oppa, seorang wanita berparas cantik, lembut, baik hati dan feminim bekerja dibidang fashion. Yeoja yang berhasil membuat Heechul oppa tergila-gila selama beberapa bulan belakangan ini. Membuat dirinya gemar menghayalkan masa depan yang bahagia bersama yeoja itu.

“Aku berhasil menyatakan perasaanku padanya dan kau tau apaaa… dia membalas perasaanku. Dia juga memiliki perasaan yang sama padaku, Sohee…!!!” Lanjutnya dengan penuh antusias. Tiba-tiba tubuhnya merengkuh tubuhku yang sudah seperti batu. Tak ada kehangatan atau apapun, yang ada hanya rasa sakit di dalam hatiku.

“Ya, Sohee kau kenapa diam saja? kau tidak senang melihat oppamu yang tampan ini baru saja mendapatkan yeoja yang ia sukai!!!” Ucapannya melepaskan pelukan kebahagiannya yang berhasil membuatku tersadar.

“Tidak, aku senang. Chukae oppa. Semoga langgeng.” Aku mencoba terlihat biasa saja dengan senyum yang amat dipaksakan.

“Kenapa senyummu itu terlihat seperti dipaksakan? Jujur saja padaku apa kau tidak senang?” Tanyanya yang sadar akan ketidak senanganku.”Anniyo oppa, aku senang. Hanya saja aku lelah hampir seharian ini berkutat dengan meja kasir.” Elakku setengah jujur.

“Jinja? Kalau begitu kajja kita pulang!!” Serunya lalu bangkit dan menariku.

++++++

Ini sudah lewat dari bulan ke tiga sejak Heechul oppa berstatus sebagai namjachingu Hyun Ri eonnie. Selama tiga bulan lebih ini juga, sikapnya berubah padaku. Tidak ada lagi perhatian yang dia berikan padaku, Dia tidak lagi menjemputku di kampus maupun di café tempatku berkerja paruh waktu dengan dandan ala mafia ataupun wanitanya. Aku rindu dengan semua sikap 4Dnya yang biasa dia perlihatkan setiap bersamaku. Aku benar-benar rindu padanya.

“Sohee~ah….!!!” Suara laki-laki yang sangat ku kenal, suara yang ku rindukan. Aku memutar tubuhku menghadap kearah sumber suara tersebut. Kini aku bisa melihat seorang namja tinggi, berkulit putih susu dengan senyum manisnya. Dia mengahampiriku, kini jarak kami hanya dua langkah kaki saja.

“Sohee~ah, neomu bogoshipeo…!!!” Katanya begitu manja dan langsung menarik tubuhku kedalam dekapannya. Dada bidangnya begitu terasa hangat, seperti kopi yang belum lama diseduh. Tunggu diseduhhhh…..!!!!

“Ya Sohee~ah, ada apa denganmu. Tiba-tiba melamun sambil tersenyum-senyum seperti itu. Apa kau sudah gila?!?!” Suara Taera eonnie, menarik ku keluar dari dunia khayalan. “Ah~ tidak!!!” Aku hanya dapat tersenyum aneh padanya.

“Mukamu itu terlihat seperti seorang yang sedang putus asa tau…!!!” Serunya seraya menyesap minuman yang tadi dia beli bersamaku. “Sohee~ah, apa kau tau malam ini akan ada pesta kejutan dari semua member SuJu untuk 100 hari hubungan Heechul oppa dengan Hyun Ri?” Tanyanya masih memegang erat cup kopinya. Aku hanya menggelengkan kepalaku. Aku kembali memandangi jalanan di depan café ini, terlihat bayak pasangan muda mudi menikmati weekend bersama. Cuaca hari ini juga lumayan cerah, cocok bagi mereka yang kini statusnya tak menjomblo untuk berjalan-jalan. Aku menatap bayanganku samar-samar di kaca sebelahku. Benar apa kata Taera eonnie terlihat menyedihkan, bertahun-tahun menyukai seorang laki-laki yang bahkan hanya menganggapku sebagai adiknya saja dan saat ini dia telah melabuhkan hatinya pada wanita yang begitu sempurna.

Cause you are so beautiful….

“Ne~ yeobseo…!!!” Ucap Taera eonnie saat menempelkan ponsel putihnya ke telinga. “Aku sedang di café tempat biasa oppa.”

“….”

“Aku bersama Sohee.”

“….”

“Arraseo oppa, aku akan segera kesana bersamanya.”

“….”

“Ne, annyeongg~ !!!” Kemudian ku lihat Taera eonnie memasukan ponselnya kedalam jaket tebal yang dia kenakan.

“Kajja, kita sudah ditunggu oppadeul di dorm….!!!” Serunya seraya menarikku paksa.

+++++

Heechul POV

Entah angin apa yang telah membuat seorang Cho Kyuhyun menelponku dengan suara yang sangat manis dan menyuruhku untuk ke dorm membawa Hyun Ri. Padahal si magnae kurang ajar itu sebelumnya tidak pernah berbuat seperti itu pada ku maupun pada para member Super Junior yang lain.

Ting….

Suara pintu Lift terbuka membuatku tersadar, lalu keluar dari dalam lift yang diikuti Hyun Ri.

“Oppa~ tidak apa-apa kalau aku ke dorm mu?” Tanya Hyun Ri ragu. “Anni, gwenchana. Kan sudahku bilang semua memberdeul menyuruhmu berkunjung ke dorm.” Jawabku seraya menepuk-nepuk lembut puncak kepalanya. Wanita di sampingku ini adalah pengisi hatiku saat ini. Dia berhasil membuat hatiku bertekuk lutut padanya. Seluruh yang ada pada dirinya terlihat begitu sempurna dimataku, seperti tak ada satu titikpun kecacatan pada dirinya. Wanita ini berhasil membuat ku menjadi gila.

“Oppa~ dimana dorm mu?”

“Oh~ itu di depan sana. Kajja, pasti yang lain sudah menunggu.” Aku menarik tangannya lembut agar jalan ku sejajar dengannya, menyatukan jari-jari lentiknya dengan jari-jariku. Ini benar-benar terasa hangat. “Chaa~ ini dia….!!!” Ucapku tepat di depan sebuah pintu apartemn. Aku menekan pin navigasi pada sistem pengaman. Pintu pun berhasil terbuka.

“Ayo masuk….!!!” Seruku padanya. Kulihat wajahnya sedikit tengang, karena setelah tiga bulan aku memacarinya untuk pertama kali aku membawanya ke dorm itupun atas undangan para member yang lain.

“Oppa~ kok gelap??” Tanyanya bingung dengan keadaan dorm yang gelap juga sepi dan kami masih berdiri mematung di dekat pintu. “Ne~ kemana para penghuni disini? tadi aku disuruh pulang cepat-cepat, kenapa sepi?” Akupun hanya dapat bertanya-tanya sendiri. “Chakaman, aku akan menghubungi Jungsoo dulu…” Aku mengambil ponselku dari balik jas hitam yang kugunakan.

“SURPRISEEEEEEEEEEE~~~” lampu pun menyala. Bisaku lihat disitu ada seluruh member Super Junior lengkap dengan sang Price manager serta Taera dan Sohee dongasengku yang sudah jarang kutemui. Bisa kulihat tubuhnya agak mengecil, pipi cabinya terlihat menirus. Ahhh~ aku rindu sekali padanya….. Batinku

++++++

Sohee POV

Disinilah aku sekarang, duduk bersama dengan kesepuluh namja berwajah tampan yang berstatus sebagai artis terkenal. Bisa kulihat mereka semua termasuk Prince manager oppa, dan Taera eonnie yang entah kenapa dia sekarang begitu akrab dengan Donghae oppa, sedang asyik menyantap makanan di pesta kejuatan untuk ChulRi couple. Sesekali mereka semua beradu mulut lalu tertawa bersama, terlihat sekali mereka semua sangat bahagia. Terutama ChulRi couple mereka terlihat mesra seperti sulit untuk dipisahkan, terpancar rona kebahagian dari mereka berdua. Sedangkan aku, hanya bisa berpura-pura tertawa. Bukan aku tidak senang dengan ini, hanya saja hatiku saat ini masih belum bisa menghapus namanya dari hatiku. Bila ada seseorang yang menanyakan, apa aku senang mereka bersatu? Aku akan jawab dengan jujur, aku senang tapi jauh didalam lubuk hatiku, aku tidak bisa berkata bahwa hati ini terasa tidak sakit. Aku iri pada Hyun Ri eonnie yang begitu sempurna. Cantik, feminim, pintar, penerus dari usaha keluarganya dan dia mempunyai keluarga yang utuh. Aku… aku hanya seorang anak dari keluarga yang hancur, tinggal dengan seorang ayah yang bekerja sebagai seorang buruh disebuah pabrik di desa.

Aku menatap kaleng colla yang sedangku genggam, sesekali menggoyangkannya. Aku sudah tak sanggup lagi harus menatap ChulRi couple bermesraan di ujung meja ini. aku takut pertahanan ku akan runtuh saat ini juga.

“Sohee~ah, kenapa kau hanya diam saja? kau sakit?” Tanya Donghae oppa menyadari keadaanku yang sedari tadi hanya diam. “Anni oppa, aku hanya terlalu keyang saja.” Sangkalku dengan memberikan senyum yang menyakinkan. “Jinja? Kalau kau sakit ayo kita pulang sekarang.” Kata Taera eonnie yang ikut angkat bicara. “Anniyo eonnie, nan gwenchanayo~” Ucapku lagi-lagi dengan senyum penuh kenyakinan serta kepalsuan. “Yah sudah, kalau ada apa-apa bilang pada eonnie. Arraseo?” “Arraseo eonnie!!” Taera eonnie kembali sibuk dengan obrolan tidak jelasnya bersama Donghae oppa. Aku semakin curiga dengan Taera eonnie dan Donghae oppa, sepertinya mereka ada hubungan lebih dari sebuah persahabatan. Tapi aku tidak akan menanyakan hal ini lebih jauh, toh mereka memang sudah dewasa dan waktunya menikmati masa-masa pacaran atau mungkin lebih.

+++++++++

Waktu sudah menunjukan pukul dua dini hari. Shindong, Yesung dan Sungmin oppa sudah terkapar di lantai ruang tengah. Sedangkan sisanya masih setengah tersadar, termasuk Taera eonnie. Hanya Donghae oppa, Heechul oppa, Hyun Ri eonnie dan aku yang otaknya masih dalam keadaan terkendali.

Aku berusaha membangunkan Taera eonnie, namun sayang alcohol membuatnya sedikit terjaga. “Eonnie~ kajja kita pulang…!!!” Aku masih saja berusaha membangunkannya padahal tahu hasilnya akan sama, menjawab dengan gumaman yang tak jelas. “Sohee~ah kau pulang saja dengan Heechul hyung. Biar aku yang mengantar Taera ke rumahnya!!” Serunya lalu berusaha mengangkat tubuh Taera eonnie. “Oppa, tidak perlu repot-repot biar aku saja. besok oppa pasti ada jadwal. Lagi pula Heechul oppa pasti hanya ingin berduan saja.” Kataku seraya mengambil alih memapah Taera eonnie.

“Badan mu tidak akan kuat memapah tubuhnya yang bahkan lebih besar darimu.” Donghae oppa kembali memapah Taera eonnie menuju pintu.

“Kalau begitu biar aku naik bis saja…!!!” Serukku seraya mengejar Donghae oppa.

“Sohee~ah, kau pulang dengan oppa saja. lagi pula ini sudah jam dua pagi mana ada bis. Biarkan eonnie mu itu pulang dengan pacarnya.” Heechul oppa yang sedari tadi hanya diam melihat ku beradu argument dengan Donghae oppa pun angkat suara.

“Iya, kau ikut aja dengan kita. Lagi pula tidak baik jika seorang wanita pulang jam segini, berbahaya.” Kini Hyun Ri eonnie yang angkat suara.

“Chakaman oppa, kau bilang apa? Pacar? Jadi….” Tiba-tiba tangan kanan panjang Heechul oppa sudah menarikku paksa. Sedangkan tangan kirinya bertautan dengan Hyun Ri eonnie. “Nanti saja di mobil ku jelaskan, arraseo?” Terdengar suara tawa geli dari Hyun Ri eonnie.

+++++

Atmosfer canggung pun tidak dapat ku hindari. Biasanya saat di mobil seperti ini aku akan duduk di samping Heechul oppa dan sesekali menjahilinya, sekarang… aku duduk di jok belakang melihat pemandangan kemesraan antara dirinya dengan Hyun Ri eonnie. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan ataupun kulakukan disituasi seperti ini. Mereka tertawa dan mengobrol berdua, seakan-akan dunia hanya milik mereka berdua. Sungguh aku benar-benar bahagia melihat Heechul oppa bahagia dengan senyum merekah indah di bibirnya. Namun ada sebuah rasa yang terus menjadi-jadi. Rasa yang aku tahu ini tidak seharusnya ada.

“Sohee-ah.” Namaku meluncur dari bibirnya, secara refleks dan tidak berpikir sama sekali, aku memejamkan sepasang mataku. Menundukan kepalaku, membiarkan rambut panjangku terkulai lemah. “Ia mungkin tertidur, oppa.” Ucap Hyun Ri eonnie lembut. Demi tuhan, suara Hyun Ri eonnie terdengar begitu lembut. Suaranya terdengar begitu indah ditelingaku. Sebuah point plus -lagi- yang aku berikan untuknya, sehingga menurutku amat masuk akal mengapa Heechul oppa mencintainya. Dia terlihat begitu sempurna , baik secara fisik maupun psikis, dia bukan… Aku, perbandingannya bagai bumi dan surga. Dia merupakan surga, dimana semua keindahan dan kemurnian berada. Sedangkan aku, bumi, tempat kumuh dengan kejahatan serta kepalsuan dimana-dimana. Ah… lagi-lagi aku menjelek-jelekan diriku sendiri. Heechul oppa sebaiknya bersyukur telah mendapatkan wanita baik macam dia.

“Ah.. sial, padahal aku ingin memberinya CD album baru Super Junior yang dulu ia pesan.” Aku membayangkan ekspresi wajah yang kesal dan tersenyum kepura-puraan ku.

“Oppa…”

“Iya?”

“Sohee-ssi, siapa dia bagimu? Apa dia special?”

“Tentu sajaaa… Jaggi, kau cemburu?”

“Anni.. aku hanya ingin tahu saja.”

“Iya dia memang special, dia sudah bersahabat sejak lama dengan ku.”

“Sahabat? Sebatas itukah?”

“Dia sudah ku anggap sebagai adik kandungku sendiri, itu saja.”

“Benar itu saja? Oppa janji?”

“Iya, aku berjanji.”

Airmataku… mengapa mereka terjatuh? Lagi, lagi, tidak, tidak… ini samasekali tidak boleh terjadi! Mereka tidak boleh menetes lagi. Benteng pertahananku harus tetap kuat. Aku mulai menggigit bibirku untuk menahan isak yang terasa akan keluar tanpa seizinku. Apa daya, hatiku… sakit sekali. Semua ini benar-benar terasa menyiksa, membuatku gila. Seakan-akan semua panca inderaku lumpuh hanya karena rasa sakit ini.

“Jaggi, kita sudah sampai!”

“Umm… Kajja. So… Ah, rupanya ia benar-benar terlelap.” Ucap Hyun Ri eonnie yang diikuti suara pintu mobil yang terbuka, lalu beberapa detik kemudian tertutup. Aku mengintip dengan ekor mataku, memastikan bahwa pasangan itu sudah keluar. Setelah yakin, aku mendudukan tubuhku dengan posisi yang lebih nyaman. Pura-pura tertidur dalam posisi yang tidak nyaman seperti tadi agak memberi efek pegal dibeberapa bagian tubuhku. Aku memijat-mijat tanganku perlahan sambil memperhatikan pasangan yang sedang dimabuk asmara itu. kegiatanku terhenti sesaat setelah aku melihat bibir gadis cantik itu mendarat dengan landai di bibir Heechul oppa. Dari semua waktu yang mereka miliki, kenapa harus sekarang!?

Heechul oppa…. Ayolah, keluarkanlah tanda-tanda penolakan… kumohon….. Heechul oppa melingkarkan lengannya disekeliling pinggang Hyun Ri eonnie, sementara tangan Hyun Ri eonnie bermain dengan rambut Heechul oppa dari belakang lehernya, sementara bibir mereka masih saling berpautan.

Hatiku… tak terasa sakit lagi, namun ini lebih sakit dari pada sebelumnya. Membuatku sulit untuk menghirup udara disetikarku dengan benar. Air mata tak dapat ku bendung, pertahanan ku runtuh seketika. Dadaku semakin sesak saat melihat Heechul oppa membalas ciuman itu. Aku membekap mulut ku, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sekecil apapun. Aku kembali pada posisi sebelumnya saat aku berpura-pura tidur tadi.

+++++++++++

Heechul POV

“Jaggi, kita sudah sampai!” Aku mematikan mesin mobil seraya turun dan membukakan pintu untuk Hyun Ri.

“Umm… kajja. So… Ah, rupanya ia benar-benar terlelap.” Hyun Ri turun dengan senyum masih terlukis dibibirnya. Dia terlihat sangat-sangat bahagia saat ini. “Masuklah ini sudah sangat larut.” Tangankku mengelus lembut puncak kepalanya. Senyum manisnya kini semakin merekah.

“Arraseo, oppa!!”

Aku mundur selangkah demi selangkah menuju mobil dan berbalik. Namun kegiatanku terhenti saat sebuah tangan kecil nan halus menahanku pergi.

“Wae ja-“ Kalimatku terputus karena satu hal yang tak kuketahui. Sesuatu yang lembut terasa memagut bibir bawahku, membuatku secara tak sadar membuka sedikit mulutku.

Hyun Ri… apa yang dia lakukan?? ini ciuman pertama kami, samasekali tak kusangka akan menjadi seperti ini. mataku terbelalak, masih sangat kaget dengan perbuatannya ini. Dia bukan wanita yang agresif, sejauh pengetahuanku. Apa aku salah?? Namun dia kekasihku bukan? Berciuman bukan merupakan sesuatu yang salah bagi kami? Mataku pun berangsur-angsur terpejam dan tanganku mulai bergerak melingkar dipinggangnya yang ramping.

1 detik…. 2 detik…. 3 detik… 4 detik… 5 detik… 6 detik… 7 detik… 8 detik….

Apa yang kulakukan?? Tidak, ini bahaya bila ada paparazzi melihat ini. Besok akan menjadi headline news dimedia masa. Aku mendorong pundaknya pelan, menghentikan ciuman yang hangat dan lembut ini. Aku tersenyum kearah Hyun Ri, dia membalas senyumku dengan senyuman mautnya itu.

Aku menoleh kearah mobilku, Sohee… ada Sohee disana. Dia mematung di dalam mobil ku. Terduduk dengan tatapan kosong memandang kearahku dan Hyun Ri berdiri sekarang. Matanya berkilauan memantulkan sinar lampu jalan yang menembus kaca jendela mobilku. Kedua tangannya membekap mulutnya, terlihat agak gemetar. Cuaca hari ini dingin, namun…..

“Op-oppa, aku akan masuk sekarang. Hati-hati dijalan.” Suara gugup Hyun Ri menyadarkan ku. “Ye?Ah, ne. Tidurlah yang nyenyak!” Hyun Ri hanya membalas dengan senyumannya saja, terlihat agak canggung. Dia membuka pintu Gerang besi yang menjulang tinggi itu dan menghilang dibaliknya.

Aku kembali ke mobilku. Ku lihat Sohee masih di tempatnya. Tapi….

‘Mungkin aku salah lihat. Ini efek terlalu lelah saja. tidak mungkin Sohee menangisi adegan ciuman ku dengan Hyun Ri tadi.’ Batinku mencoba menyakinkanku. Mesin Mobil ku nyalakan, melanjutkan perjalanan menuju flat kecil dimana Sohee tinggal.

Author POV

“ Terima kasih…” Sohee membungkukkan tubuhnya. Memberi ucapan terima kasih kepada pelanggan terakhir yang baru saja keluar menikmati suasana café tempatnya bekerja. Sohee melihat jam, sudah hampir pukul sepuluh malam. Dan dia harus segera pulang sebelum benar-benar kemalaman.

Sohee baru saja akan apronnya terdengar suara bel klasik khas café itu berbunyi. “Maaf, café ini sudah tu….” Kata-katanya terhenti saat melihat seorang wanita modis nan anggun tengah tersenyum hangat di ambang pintu.

“Eo~ Hyun Ri eonnie, ada apa datang kemari?”

“Kau sudah mau pulang?”

“Ini baru akan menutup cafe. Eonnie ingin minum kopi?”

“Anni, aku kesini mau mengobrol denganmu saja.” Sohee menggerutkan keningnya, tanda dia tidak mengerti.

“Aku ingin tau lebih dalam seperti apa Heechul oppa itu, yang ku tau, hanya kau satu-satunya wanita yang begitu dekat dengannya setelah ibu dan neneknya. Kau ada waktu?”

“Aku? Aku tidak sedekat yang eonnie fikirkan!!”

“Tidak mungkin kalian tidak dekat, setiap aku sedang berkencan dengan Heechul oppa pasti ada nama mu yang terselip dalam obrolan ku dengannya.” Sohee terdiam ditempatnya. “Sohee…!??” Hyun Ri memanggilnya.

“Ah Ne?”

“Kenapa kau masih bengong disitu?? Kau tidak akan kena pukul appa mu kan kalau pulang larut malam?” Hyun Ri maju beberapa langkah dari tempatnya tadi dan duduk dikursi yang tak jauh dari tempat Sohee mematung. “Bagaimana? Kau bisa?” Tanya Hyun Ri lagi. Sohee mengangguk dan segera membuka apron yang melingkar dipinggangnya lalu mengambil tasnya yang sudah dia siapkan sedari tadi dibalik meja kasir.

“Kajja eonnie!!” seru Sohee. “Cepat sekali, ku kira kau akan berdandan dulu.” Ucap Hyun Ri setengah terkekeh. Padahal dia tahu bahwa Sohee bukan wanita yang senang berdandan dari apa yang sering Heechul ceritakan.

++++++++

Kini Sohee dan Hyun Ri tengah duduk disebuah cafe 24jam yang tak jauh dari tempat kerja Sohee. Di depannya sudah ada 2 cup cangkir kopi lengkap dengan kepulan asap tipisnya mengapung indah di atasnya.

“Eonnie, hal apa yang mau kau bicarakan denganku?” Tanya Sohee to the point, memecah keheningan.

“Heechul oppa, dia orang yang seperti apa?” Tanya Hyun Ri balik, menatap manik mata Sohee dalam.

“Dia.. dia laki-laki yang penuh dengan kejutan. Dia bisa menjadi siapa saja diwaktu yang bersamaan. Dia bisa menjadi seorang sahabat, kakak sekaligus ayah bagi orang yang benar-benar sudah dekat dengannya. Di saat aku begitu lelah dengan dunia ini, dia mengajariku dengan kebahagiaan. Tapi sebenarnya dia seperti cangkang siput yang terlihat kuat namun rapuh. Cangkang siput yang mana bila diinjak ataupun dilempar akan hancur seketika. Itulah Heechul oppa yang sebenarnya, dia tampak kuat diluar tapi didalamnya dia tampak rapuh.” Jelas Sohee sambil menerawang sosok Heechul dalam pikirannya.

“Ternyata kau mengenalnya lebih dalam dibandingkan aku.” Gumam Hyun Ri namun Sohee masih bisa mendengarnya. Hyun Ri tersenyum tipis. “Bagaimana dengan perasaaan mu terhadap Heechul oppa?” Sohee tersentak, bingung harus menjawab apa. Hyun Ri terus memperhatiakn raut muka Sohee yang menegang.

“Perasaanku hanya sebagai seorang dongsaeng yang menyayangi oppanya saja. Hanya itu.” Sohee dengan cepat menyesap kopi yang sudah agak mendingin, menetralisir kegugupannya.

“Tak perlu berbohong padaku, sohee-ssi. Aku mengerti sorot matamu saat menatap Heechul oppa saat pesta kejutan kemarin. Dan sekarang diperkuat oleh tingkah gugupmu itu!!” Kata-kata Hyun Ri berhasil membuat Sohee kembali tersentak, namun dia berusaha untuk tetap tenang.

“Apa maksudmu, eonnie?” Sohee bertanya setenang mungkin, kontras dengan apa yang dia rasakan.

“Kau mencintainya bukan? Sudah kukatakan tadi, aku bisa melihat semuanya dengan jelas dari sorot matamu. Aku juga perempuan, aku tahu arti dari semua gerak gerik mu itu.” Sohee menundukan kepalanya. Kartu rahasia cintanya pada Heechul sudah terbongkar.

“Iya, aku memang mencintainya. Pada awalnya aku mengira ini hanya sebuah rasa kagum, tapi tidak ada rasa kagum yang diikuti dengan debaran detak jantung saat bertemu dengan seseorang yang kita kagumi. Aku menyadari ini sebuah kesalahan, aku ingin menghapus perasaan ini tapi nyatanya itu tidak semudah membalikan telapak tangan.” Tutur Sohee dengan kepala yang masih tertunduk.

Hyun Ri tersenyum masam menanggapi ucapan Sohee. “Ini bukan rasa yang salah,  jatuh cinta adalah hal yang wajar, seperti matahari yg selalu terbit dan terbenam.” Hyun Ri terdiam sejenak, mengambil nafas dalam-dalam “Kau tau kan cintamu itu hanya bertepuk sebelah tangan??”

“Ya, aku tau itu. Olehkarena itu, aku tidak berharap lebih dari sebuah perasaan ini.”

Lagi-lagi Hyun Ri tersenyum masam mendengar apa yang dikatakan Sohee. “Kalau kau tau hal itu, maka lupakan dan jauhi Heechul oppa. Jangan pernah datang kehadapnnya lagi. Perasaanmu itu akan menjadi penghalang untukku dengannya. Dan jangan pernah kau ungkap perasaan itu pada siapapun. Biar perasaanmu itu hanya kau, aku dan tuhan yang tau!!” Tutur Hyun Ri tegas.

“Hati seseorang bukan terbuat dari kertas, yang dapat dibuang dan disingkirkan dalam sekejap. Aku memang mencintai Heechul oppa, tapi aku sama sekali tidak berniat untuk menjadi penghalang bahkan menjadi penghancurkan hubungan kalian berdua. Ak… aku sama sekali tidak berniat mencuri kebahagiaan yang oppa miliki sekarang!!” Sohee mencoba mengangkat kepalanya menatap wanita yang kini terlihat egois dihadapannya. Matanya menahan sebuah gumpalan air mata.

“Sohee-ssi…” Hyun Ri terkejut melihat air mata Sohee yang akan meluap.

“Aku sadar siapa aku. Oleh sebab itu aku tidak pernah berniat untuk menjadi sesuatu yang lebih bagi Heechul oppa. Kalau memang aku menjadi penghambat dihubungan kalian baiklah eonnie, aku minta maaf. Aku berjanji akan melakukan permintaanmu. Tapi setidaknya beri aku waktu untuk meninggalkan Heechul oppa secara perlahan-lahan. Dan satu hal lagi, berjanjilah padaku kalau eonnie akan membuat Heechul oppa menjadi orang paling bahagia di dunia ini!!!” Sohee bergegas pergi dari café itu sebelum dirinya menjadi seorang yang egois dengan ribuan paku menancap seluruh organ tubuhnya.

“Sohee…. Sohee-ssi…!!!” Hyun Ri bangun dari tempatnya, mengejar Sohee yang sudah keluar dari café.

“Minhae, jeongmal minhae. Aku tidak bermaksud membuatmu susah. Aku… Aku hanya tak ingin kehilangan Heechul oppa. Bagiku dia adalah segalanya. Maafkan aku, aku memang egois hanya ingin Heechul oppa menjadi milikku seorang. Menjadi wanita yang merasa kesepian di dunia ini, adalah hal yang paling menyakitkan.” Hyun Ri menitikan air matanya, dia menyesal. Sohee yang sedari tadi membelakangi Hyun Ri, perlahan membalikan tubuhnya berjalan menghampiri Hyun Ri yang kini menangis.

“Gwenchana eonnie, gwenchana!!!” Sohee memeluk wanita yang tingginya hampir sejajar dengannya itu. Menepuk-nepuk punggung wanita itu dengan air mata yang masih dia tahan. Perlahan namun pasti, air matanya terjatuh. Tapi dengan cepat dia menghapusnya kasar dengan tangannya.

“Gwenchana eonnie, gwenchana!!!” Sohee terus berkata seperti itu.

-TBC-


3 thoughts on “[Freelance] Coagulation #1

  1. AAAAA!!!!! Lanjut, kak!!! Tapi aku maunya SoheeChul… :p
    Ini cuma twoshoot kan?? Hoho~
    Hyunri egois kelihatannya…
    Heenim masak nggak sadar sama perasaan Sohee ke dia sih??
    Aaaahh~ Pokoknya harus SOHEECHUL!!!! ^^

    Like

Leave a comment