[Freelance] I’ll Protect You


Judul FF : I’LL PROTECT YOU
Cast : CHOI HYORA
PARK JUNGSO
another member Suju but just be comeo *numpang lewat*
Genre : Romance
Tipe: Oneshoot
Author : Vivi
CHOI HYO RA’S POV
Aku berjalan dengan langkah gontai dengan beberapa tas belanjaan ditanganku. Mata ku memandang deretan pakaian yang dipajang dietalase toko. Tiba-tiba mata ku menangkap satu pakaian yang sesuai dengan seleraku. Ya meskipun itu baju namja tapi aku suka desain dan warnanya yang putih. Mungkin aku harus membelinya dan memnerikannya pada Seung Ri oppa.
Tanpa pikir panjang aku masuk kedalam toko tersebut. Dan saat aku akan mengatakannya pada pelayan “Aku ingin baju ini” dibarengi dengan suara namja disampingku yang juga sedang menunjuk kearah baju incaranku tadi. Pelayan itu mengambil manekin yang ada dietalase. “Maaf. Stock baju yang ini tinggal satu” katanya.
Tanpa pikir panjang mulut ku sudah terbuka sendirinya “Untukku saja” kataku. Bebarengan lagi dengan namja disampingku ini. aku mendengus kesal. Menggembungkan pipiku kuat-kuat.
“maaf tuan. Apa kau tak tau istilah lady’s first?” sindir ku.
Aku mendengar namja disamping ku ini mendengus pelan “Ya, seharusnya kau yang mengalah. Inikan baju namja. Untuk apa kau membelinya?” ujarnya tak mau kalah.
Aku berkacak pinggang “Maaf tuan itu bukan urusan anda. Jadi baju ini untuk ku saja” perintahku pada pelayan disampingku ini yang tengah mengamati wajah namja dihadapanku ini.
“Shireo. Untukku saja” selanya lalu menarik baju itu dalam genggamannya.
“Untukku saja” ujarku berusaha menarik baju itu dari genggamannya.
“Shireo. Untukku saja” katanya tak mau mengalah lagi. namja ini benar-benar egois. Jahat sekali dia. Namja macam apa itu yang tak mau mengalah dengan yeoja? *digampar angel*
Untuk beberapa waktu aku namja ini saling berteriak rebut untuk saling memiliki  baju ini. bahkan perdebatan kami hamper menyita seluruh perhatian pengunjung toko. Pelayan yang ada disamping ku tadi tak bisa berbuat apa-apa. Dia malah menjadi objek bentakanku dengan namja ini. ya walaupun tak sengaja juga.
“Ayolah tuan. Jebal! Ku mohon untukku saja ya?” pinta ku  sambil menunjukkan tampang aegyo ku. Bahkan aku sampai merelakan menurunkan harga diriku untuk memohon padanya. tak ada kata merajuk selama ini pada kamus Choi Hyo Ra. Tidak ada. Sampai kapan pun tidak ada. Namja ini bena-benar ingin menurunkan harga diriku rupanya.
Tapi usahaku sia-sia. Bahkan namja ini semakin ngotot untuk memiliki baju ini. hingga suara seorang pelayan memecah keributan ditengah-tengah kami sambil menghadapkan tubuh namja dihadapanku ini ke tubuhnya. “kyaaaa, benar dugaanku. Kau leader super junior. Benar ini kau Leeteuk oppa”.
Aku terdiam dengan menautkan kedua alis ku. Heran dengan jeritan histeris pelayan yang baru datang ini. Leeteuk? Nugu? Nama yang aneh. Batinku.
Namja dihadapanku ini tanpa sadar mengendurkan pegangannya pada baju ini, sontak saja saat aku menariknya langsung terlepas dari tangannya. Namja ini dia membenarkan letak topi dan kacamatanya lalu kabur begitu saja. Aku hanya memandangnya heran silih berganti dengan baju ditanganku ini. dengan berbagai pertanyaan yang menggantung diotakku. Pertanyaan yang sama. Leeteuk? Super Junior? Nugu?
******
Hari ini aku berencana menemui kekasihku, Seung ri oppa. Dengan tujuan akan memberikan pakaian yang ku belikan kemarin padanya.
Setelah dari butik milikku, aku bergegas memasuki mobilku. Ku lajukan mobilku dengan kecepatan rata-rata keapartemennya. Tak henti-hentinya bibir ku mengulas senyum. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku melihatnya. Apalagi ditambah aku baru saja pulang dari Paris untuk urusan butik. Ya beginilah nasib menjadi pemilik butik  didua Negara. Aku harus bolak-balik Korea-Paris demi mengurusi dua butikku yang cukup terkenal itu.
Belum sampai aku didepan apartemennya, baru saja mobilku melewati pertigaan jalan aku disuguhi pomandangan yang tak mengenakkan.. dia, Seung Ri oppa tengah berdiri berdua berhadap-hadapan dengan seorang wanita.. bahkan setelah itu aku melihat mereka berdua sedang menautkan kedua bibir mereka satu sama lain. Hati ku sakit, seperti dikoyak dengan beribu-ribu bilah samurai. Nafasku tercekat. Ku pegangi dadaku melihat adegan didepanku ini. air mataku menyeruak paksa keluar. Seung ri oppa, teganya kau melakukan ini padaku. Jadi selama aku tak di Korea ini yang kau lakukan? Kau diam-diam berkencan  dengan yeoja itu? Huh, pantas saja kau jarang menghubungiku. Rupanya ada yeoja lain yang kau aja bersenang-senang bersama. Apa kurang ku padamu, oppa? Apa? Nappeun…
Kuraih ponselku yang tergeletak dengan indahnya dikursi sebelahku. Ku pencet angka 1. Nama Seung ri terpampang disana. Ku atur nafasku sebelum menekan tombol call. Meredakan suara isakanku dan berdeham. Berharap suaraku yang parau karena tangisan tak terdengar.
“Yeoboseyo,oppa. Eodiga?”
“….”
“Ah,ne. ada sesuatu yang ingin ku berikan padamu.”
“….”
“arra. Kalau kau sibuk, besok saja bertemunya.”
“….”
“Ne. see you tomorrow, oppa”
Langsung saja ku banting ponselku ke dashboard mobil. Amarah ku memuncak. Berani-beraninya dia berbohong pada ku bahwa sekarang dia ada meeting dikantornya. Jelas-jelas aku melihatnya tengah berciuman dengan seorang yeoja didepan apartemennya dengan mata kepalaku sendiri. Dengan amarah yang masih meluap-luap, aku langsung memutar mobilku, melajukan mobilku tak tentu arah. Hingga tanpa sadar aku sudah ada ditepian sungai Han.
Aku turun dari mobil dengan menenteng kantong hadiah untuk Seung Ri. Beberapa menit yang lalu aku masih berkeinginan untuk memberikannya padanya. tapi  sekarang tidak. Lebih baik aku buang saja. Orang sepertinya tak pantas mendapatkan hadiah dariku. Entah setelah ini akan aku apakan barang ini. ingin ku bunuh saja mereka berdua. Biarkan saja jika esok hari aka nada judul yang terpampang dengan font besar “SEORANG YEOJA TEGA MENGHABISI NYAWA PACAR DAN SELINGKUHANNYA DIKARENAKAN CEMBURU” biar saja. Persetan dengan itu semua.
Aku duduk ditepian sungai Han sambil menitikkan air mata. Menggoyang-goyangkan kakiku hingga menimbulkan bunyi ketepakan air yang begitu menenangkan. Merasakan dinginnya aliran sungai Han yang menjalari kulit kakiku.
Ku ambil beberapa buah batu kecil disampingku lalu melemparkannya jauh-jauh dengan sekuat tenaga ketengah-tengah sungai. Meluapkan segala emosiku dan kekesalan yang memuncak dalam diriku. Hingga kurasakan beberapa tetes titik air jatuh mengenai wajahku. Ku tengadahkan tanganku merasakan guyuran gerimis mengenai tanganku.
Aku masih ditepian sungai Han tak bergeming sedikitpun walau kini gerimisnya sedikit berubah menjadi guyuran hujan. Tak perduli jika nanti bajuku basah kuyup karenanya. Yang aku butuhkan saat ini adalah ketenangan. Aku butuh ketenangan dan memulainya dari awal lagi.
Ekor mataku menangkap sosok orang yang tengah mengambil tempat duduk disampingku. Orang itu menyodorkan payungnya untukku. Ku palingkan wajahku padanya. aku memekik begitu melihat siapa orang itu.
Dia yang kemarin rebutan pakaian sialan itu denganku. Namja itu memandangku balik dengan senyumnya yang merekah. “Hai, kita bertemu lagi” ujarnya lembut.
*****
PARK JUNGSO’S POV
Aku berjalan keluar dari dorm. Didalam rasanya panas sekali. Dongsaeng ku sedang berkumpul disana untuk bermain game dengan si evil magnae itu. Aku yang dasarnya tak suka keramaian memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar ke sungai Han. Lagi pula sudah lama sekali aku tak kesana. Terakhir saat aku kesana ditemani Park Min Hyo, kekasihku yang 2 tahun lalu pergi meninggalkanku dan tak akan pernah kembali lagi.
Entah mengapa aku ingin kesana kali ini.  padahal kenyataannya selama ini aku selalu menghindari tempat ini karena takut mengingat segala sesuatu tentang Min Hyo. Ya, disanalah terakhir kali aku menemaninya duduk merasakan hujan gerimis bersamanya sambil menatap hamparan sungai Han. Dan setelah itu dengan teganya dia menghembuskan nafas terakhirnya disana dalam pelukanku karena penyakit yang dideritanya berapa tahun yang lalu. Namun sekarang dia telah bebas. Dia tak mengalami kesakitan lagi. tuhan telah menakdirkan sesuatu yang tepat baginya.
Kakiku melangkah begitu saja hingga ekor mataku menangkap sosok yeoja yang tengah terduduk ditepian sungai Han sambil sesekali melemparkan batu ke sungai. Gerimis mullah mengguyur sedikit deras. Aku berlari menghampiri yeoja itu dan menyodorkan paying padanya. sama-samar terdengar  yeoja itu memekik begitu melihatku. Yang ku lakukan saat mengenali wajah yeoja itu adalah tersenyum manis kearahnya sambil berkata “Hai, kita bertemu lagi”. dia hanya diam menanggapi ucapanku.
Ku lihat samar-samar pipinya ada bekas air mata. Dan matanya sedikit bengkak. Mungkin dia sedang dirundung masalah, tebakku dalam hati. “kau habis menangis?” sambungku.
Sepertinya aku sedikit lancang karena gadis itu langsung menyeka air matanya dengan kasar dan berkata ketus “tidak”.
Aku merasa ada yang salah dengan yeoja ini. mengingat diwajahnya ada bekas air mata, dan matanya yang bengkak. Pasti dia memang benar-benar menghadapi masalah yang pelik. Ku beranikan diriku untuk lebih dekat dengannya. Aku ingin sekali mengenalnya. Entah ada sesuatu dalam diriku yang memaksa ku, mendorongku untuk lebih jauh mengenalnya. Sepertinya dia akan jadi teman mengobrol yang baik.
“Agasshi,  boleh kita berkenalan?”. Dia menatapku dingin. Lalu berpaling lagi mengahadap sungai Han. “Hyo Ra. Choi Hyo Ra”.
Nama yang indah, gumamku. “Nama ku Leeteuk. Ani, maksudku Par Jungso” ku sodorkan tanganku. Tapi dia tak menyambut uluran tanganku. Hingga tanganku pun hanya melayang diudara menantikan jabatan tangannya. Lagi-lagi dia menatap sungai Han dengan tatapan nanar namun aku melihat ada kesedihan yang mendalam yang dirasakannya.
“Oh ya, ngomong-ngomong Hyo Ra ssi. Bagaimana nasib pakaian yang kemarin? Apa kau jadi membelinya?” dia hanya mengangguk singkat.
“Benarkah? Wah kau pasti senang sekali mendapatkannya” ujarku dengan riang. Padahal dalam hati aku iri sekali padanya. yak, park jungso apa yang kau pikirkan disaat seperti ini hah? Pabo.
“Kau ingin memiliki baju itu heh?” ujarnya sinis lalu menyerahkan kantong kertas  yang diambilnya dari samping tempat duduknya.
“ige mwoya?”
“bukankah kau menginginkannya? Aku sudah tak membutuhkannya. Ambil saja bila kau mau” ujarnya lalu pergi beranjak dari samping ku. Ku buka isi kantong itu dan ternyata isinya adalah pakaian yang kami ributkan kemarin.
“Yak. Hyo Ra ssi. Chakkamman” teriakku karena dia sudah berjalan cukup jauh dariku. Ku kejar dia dengan setengah berlari. Ku tarik pergelangan tangannya karena dia tak mau berhenti.
“Wae?” tanyanya dingin.
Aku mengatur nafasku sebentar. “Maaf sebelumnya. Bukankah kau kemarin sangat menginginkannya? Mengapa sekarang kau malah memberikannya padaku? Ini ambillah lagi. ini sudah jadi hakmu” gadis itu menyentakkan tanganku dengan sekali hentakan . ku pandangi wajahnya yang sedikit sayu dan matanya yang semakin bengkak.
“bukan urusanmu. Kalau kau tak mau. Kemarikan” ujarnya lalu mengambil kantong itu dengan paksa dan melemparkannya ketepian sungai Han.
Aku mengerutkan kening “Yak, nona. Kau tak perlu melakukan itu” kataku. Namun percuma detik itu juga dia kembali melanjutkan langkahnya.
**********
Aku pulang ke dorm dengan keadaan sedikit basah kuyup.
“Aku pulaaaang” seruku. Dan ku lihat dongsaeng-dongsaeng ku masih ada disini semua. Semakin sumpek saja dorm ku ini. dan kalian tau, saat aku baru saja masuk dorm. Tatapan mereka menatapku dengan penuh selidik, aneh dan khawatir.
“Hyung, eodiya? Kenapa baju mu basah kusup begitu?” aku melepaskan coat yang ku pakai dan menyampirkannya dilenganku. “hanya mencari udara segar. Diluar sedang gerimis” jawabku langsung masuk kedalam kamar.
Ku gantung coatku yang basah diujung kamar. Ku sambar kantong kertas tadi dan mengeluarkan isinya. Ku teliti pakaian putih itu. Namun ada sesuatu yang jatuh dari dalam sana. Ku pungut kertas kecil itu dan kubaca note yang ada diatasnya.
Dear Seung ri oppa

Oppa aku tau pakaian ini tidak mahal. Lain kali aku akan mendesainkan pakaian desainanku sendiri untukmu. Kau bisa memakai rancanganku secara langsung. Berbanggalah memiliki kekasih desainer sepertiku J J. Aku harap dengan pakaian ini selalu menghangatkanmu seperti dalam pelukanku.

Neo yeojachingu, choi Hyo Ra.

Darah ku berdesir dengan cepat. Oh jadi dia ingin membelikan ini pada pacarnya? Tapi kenapa dia malah membuangnya? Apa jangan-jangan dia menangis gara-gara ini? yak seharusnya namja bernama Seung Ri ini bersyukur meliki yeojachingu yang perhatian seperti Hyo Ra. Banyak sekali yang berkecamuk dalam benakku.
Ku masukkan kembali pakaian itu dalam katong dan meletakkan kembali kertas kecil itu didalamnya. Lalu menyimpannya didalam lemari.
Untuk mala mini entah mengapa aku memikirkan gadis itu. Sesuatu yang ada dalam hati mengatakan  bahwa dia kelak akan mewarnai hidupku. Benarkah? Semoga saja. Aku harap ini pertanda menyenangkan.
************
CHOI HYO RA’S POV
Aku menggeliat dan mengerang pelan dalam balik selimutku. Tangan ku menggapai-gapai mencari ponselku yang ku selipkan dibawah bantal. Ku kerjap-kerjapkan mataku pelan “Ah masih jam… astaga sudah hamper jam 9???? Omonaaa” pekikku. Dan langsung bangkit menuju kamar mandi dengan langkah cepat dan tak sadar beberapa aku menubruk benda yang berdiri didepanku.
15 menit kemudian.
Aku mematut didepan cermin dan mengikat rambut ku belakang. Ku oleskan lipgloss dibibirku merata. Asal kalian ingat aku tak suka memakai lipgloss dibandingkan lipstick. Jangan tanyakan kenapa, karena aku sendiri juga tak tau jawabannya (?)
Aku melirik sekilas kejam tangan yang ku pakai. Astaga sudah jam 9. Aku menepuk keningku menyadari kebodohanku. Aku kan hari ini aka ada meeting membahas model pemotretan musim dingin bulan depan. Apalagi ada Hyun Na eonni yang akan datang. lagi pula semalam aku tak sempat menata kembali laporanku. Ini semua gara-gara namja brensek itu. Awas saja. Kau berani membuatku kelimpungan seperti orang bodoh begini. Ya meskipun aku disini bos tapi aku masih dalam pengawasan Hyun Na eonni. Jadi disini aku bisa dikatakan bos sampingan. Entah istilah apa yang cocok untuk disematkan padaku.
Aku berlari keluar kamar dan menyambar highheels 5cm dari rak sepatu ku dan memakainya lalu bergegas masuk kedalam mobil dan melajukannya dengan kencang.
*****
“pagi, sajangnim” sapa karyawanku.
“pagi” jawabku.
Aku langsung melesat kedalam ruanganku yang didominasi warna putih ini. ya benar putih. Ini warna favoritku. Aku maniak sekali dengan warna ini. karena aku pikir warna putih ini melambangkan kejujuran, suci tanpa kebohongan apapun dan aku menyukai fakta itu.
Aku menyalahkan laptop didepan ku kemudian bergegas menyusun ulang laporan ku. Aku tak mau ada kesalahan sedikitpun karena dampaknya akan sangat fatal untukku. Hyun Na eonni itu orang yang sangat teliti, kalau kau salah sedikit saja kau akan di omelinya sepanjang hari. Dan utuk saat ini aku tak mau mendengarkan ocehannya yang panjang lebar itu.
Samar-samar terdengar suara ketukan dari luar.
“Masuk” kataku dan pintu langsung terbuka. Kepala Min Ra menyembul dari balik pintu. “Kau ingin segelas kopi panas? Ku pikir suasana hatimu sedang buruk” tawarnya.
Aku menghela nafas panjang. Min Ra ini sahabatku. Dia menjabat sebagai asisten pribadiku. Aku mengangguk “boleh juga. Aku juga ingin sandwich tanpa tomat” perintahku dengan cengiran. Minra mengangguk mengerti dan menutup pintunya kembali.
Ku pijit keningku yang sedikit pusing. Ini mungkin efek semalaman aku menangis. Dan setelah itu pula aku tak menghubunginya, walau biasanya aku akan menelponnya hanya untuk mengucapkan selamat malam. Dan hebatnya kini keadaan berbalik. Semalam dia gencar sekali menelponku dan mengirimiku pesan singkat namun sayangnya ku abaikan semua. Biarkan saja. Biar tau rasa dia. Siapa suruh berselingkuh tepat dihadapanku?. Aku juga manusia yang bisa merasakan sakit hati karena menerima kenyataan bahwa pacarku berselingkuh dan berani-beraninya dia berciuman dengan yeoja lain selain aku. Apa aku saja tak cukupnya baginya? Apa aku kurang menarik dimatanya? Apa kekuranganku? Apa aku kurang baik dan perhatian padanya? kau seharusnya mengatakan yang sejujurnya padaku Lee Seung Ri. Aku muak melihatmu Lee Seung Ri. Reflek tanganku melempar vas bunga kecil yang ada disamping mejaku.
5 detik kemudian kepala Min Ra muncul lagi dari balik pintu.
“Hyo Ra~a. gwaencanayo?”
Aku mengibas-ngibaskan tangan depan wajahku menyuruhnya keluar. Aku sedang tidak ingin diganggu. Hingga suara dering ponsel ku mengagetkan ku sendiri.
“Ne. yeoboseyo eonni.”
“Ne. waeyo?”
“….”
“Oh ne. arraseo. Akan ku tunggu” lalu sambungan telpon pun terputus. Diam-diam aku meghela nafas lega.
Baru saja Hyun Na eonni mengabariku kalau dia akan menunda  meetingnya selama 1jam karena suaminya membuat terlambat bangun. Aku lega sekali. Setidaknya aku bisa menyusun laporanku dengan sedikit santai.
*****
“Bagaimana kalau model kita member Super Junior?” sela Hyun Na eonni.
Aku menautkan alisku. “Super Junior? Nugu?”
Tak ayal pertanyaanku ku tadi mengundang tatapan shock dari semua yang ada dalam ruangan meeting ini.
Hyun Na eonni memutar kursinya. Sedikit berlebihan memang eonni ku ini. “Astaga adikku. Kau tak kenal siapa mereka?” pekik Hyun Na eonni. Aku menggeleng ragu karena sepertinya aku pernah mendengar nama itu.
“omona.. omonaaa. Apa saja yang kau lakukan selama pulang ke Korea huh? Percuma saja kau jadi lulusan terbaik tapi hal sekecil ini kau tak tau? Aigoooo….”
Aku masih menautkan alis bingung. Menatap Min Ra seolah meminta jawaban darinya. Dia berbisik ditelingaku lirih.
“Makanya sesekali kau harus menonton televise. Jangan buku sketsa dan majalan mode saja yang kau urusi” ledeknya. Sontak ku pelototi dia lalu menjitak kepalanya. “yak appo” erangnya kesakitan.
“bagaimana?” Tanya Hyun Na memotong perdebatanku dengan Min Ra, meminta perhatian semua yang ada dalam ruangan. Ku lihat mereka semua menganggukkan kepala tanda setuju.
“Baiklah. Rekomendasikan beberapa wanita untuk modelnya juga”
Kali ini Min Ra angkat suara. “bagaimana untuk modelnya kita mengambil Lee Donghae, Park Junso, Cho Kyuhyun dan lee Sungmin? Dan untuk model perempuannya kita ambil seohyun, yoona, dan Jessica”
“alasanmu?” tunjuk Hyun Na eonni dengan pulpen ditangannya.
“menurutku jika mereka berada dalam naungan satu lebel akan mudah bagi mereka untuk beradaptasi. Lagi pula kita tak perlu repot-repot mencari chemistry diantara mereka jika kita mengusung pakaian untuk keluarga”
“Ide bagus” jawabku sambil menepuk pundaknya yang dijawab dengan cengiran setan diwajahnya.
“Baiklah. Aku setuju. Jadi aku beri waktu kalian seminggu dari sekarang untu memulainya. Setelah itu kita baru mengadakan pemotretan. Hyo Ra~a?” panggilnya.
Aku menoleh kearahnya. “kau sudah menyiapkan semua desain pakaiannyakan? Aku harap kau pilih warna dan teman yang cocok untuk musim ini. karena sekarang saingan kita semakin banyak. Jadi aku harap kau melakukannya dengan baik”.
Aku mengangguk menanggapi ucapannya. “aku sudah menyelesaikan rancangannya sebagian. Kau bisa melihatnya. Akan ku suruh Min Ra memberikannya padamu”. Setelah itu ku lihat Hyun Na berjalan keluar dari ruangan sambil mengacungkan kedua jempolnya padaku. Dasar eonni, tingkah mu masih seenak perutmu saja.
“Yak, Min Ra~a. kau tau siapa orang-oarang yang kau sebutkan tadi?” Min Ra menyentuh keningku denga telunjuknya dan mendorongnya kebelakang. “Kau pabo sekali. Apa gunanya otak pintar mu ini huh? Kau kan bisa mencarinya di internet. Dasar pabo” lalu dia pun berjalan keluar sebelum aku sempat melemparkan semua berkas-berkasku padanya.
******
PARK JUNGSO’S POV
Hari ini adalah jadwalku belanja bahan makanan dengan Ryewook dan si ikan, Donghae. Dan sekarang kami sudah ada didalam supermarket besar didekat dorm.
Aku mengambil alih troli yang di dorong Ryewook. Membiarkannya mengambil apa saja yang dibutuhkannya untuk memasak seminggu kedepan. Karena aku tak tau apa saja yang dibutuhkannya. Sedangkan si Ikan itu tak tau sudah ngacir kemana. Dia sudah menghilang dari 5menit yang lalu.
Tanganku mencomot 2 kaleng biscuit coklat dan 3 bungkus kripik kentang pedas kedalam troli. Saat tanganku akan mengambil kripik kentang rasa rumput laut ini tanganku bersentuhan dengan tangan orang lain. Aku tersenyum begitu melihat siapa orang itu. Dia Choi Hyo Ra. Gadis yang ku pikirkan semalaman. “Ah Hyo Ra ssi. Annyeong”
“Annyeong” jawabnya lembut, membungkuk kearahku. Suaranya halus sekali saat terdegar ditelingaku. Sungguh berbeda sekali dengan Hyo Ra yang ku temui tadi malam. Sepertinya keadaannya hari ini sudah membaik karena ku lihat wajahnya tak secemberut semalam.
“Sedang apa kau disini?” Tanya ku.
“Aku belanja beberapa camilan untuk menemaniku lembur dibutik” aku tiba-tiba terlonjak. Aku ingat dia kan memang kerja dibutik. Jadi kutanyakan saja sekalian dibutik mana dia berkerja.
“Blossom boutique” jawabnya. Aku mengerjap-ngerjapkan mata. Dia bekerja dibutik yang terkenal itu. Aku tau, karena Heechul sering sekali membelikan gaun untuk kekasihnya di butik ini. dank u dengar juga saat pernikahan Sahabat ku kemarin dia juga memesan gaun pengantinnya disana. Menakjubkan sekali hasil rancangan butik itu. Mungkinkah dia juga yang mendesain gaun itu? Mengingat surat yang kubaca semalam dia menulis bahwa dia seorang desainer. Waw, daebak!!
“Waw, kau bekerja disana? Aku dengar butik itu sangat terkenal” pujiku.
Dia mengulum senyumnya, tapi masih terlihat lesung pipi di pipi kanannya. Neomu yeoppo. Kataku dalam hati.
“Kamsahamnida. Kapan-kapan mampirlah kebutik kami” ujarnya. Lalu terdengar teriakan dari belakang. Suara cempreng itu membuatku menoleh kebelakang. Ku lihat Wookie membawa beberapa sayuran ditangannya serta buah-buahan. Disusul dengan donghae dengan tangan kanannya menenteng banyak sekali kotak susu didalam keranjang jinjing dan tangan kirinya membawa keranjang jinjing berisi buah pisang dan beberapa ramyeon dan jajangmyeon instan. Dia ini hyung yang perhatian sekali dengan dongsaengnya. Aku pikir dia mengambil itu untuk pasangan monyetnya, eunhyuk dan ramyeon jajangmyeon itu untuk si setan kecil didorm kami. Siapa lagi kalao bukan si raja setan, Cho Kyuhyun.
Mereka melirik kearah Hyo Ra yang tengah berdiri dihadapanku.
“nuguya?” bisik donghae sambil menunjuk Hyo Ra dengan dagunya.
Aku menoleh kearah Hyo Ra yang tengah mengusap tengkuknya.
“Hyo Ra~ssi. Kenalkan ini dongsaeng ku. Ini donghae” tunjukku pada donghae lalu kepada Wookie : dan ini Ryeowook”
“Annyeong…” sapanya dengan senyum mengembang dibibirnya. Ini menambah nilai plus baginya dihatiku. Apa ku bilang? Dihatiku? Apa aku ini sudah tidak waras? Dan ya lihat sikapnya, mirip sekali dengan Min Hyo yang akan mengusap tengkuknya jika sedang gugup. Senyumnya pun sama dengan Min Hyo. Astaga tuhan, kenapa kau menciptakan dua makhluk dengan sikap yang sama?
“Kau teman Teukie hyung? Yak hyung kenapa kau tak pernah mengenalkannya pada kami kalau kau punya teman secantik dia?” Tanya donghae yang membuat muka Hyo Ra bersemu merah. Astaga… sungguh dia cantik bila seperti ini. aku jadi ingin melihatnya lagi.
“Yak, kau ini” kataku lalu menjitak kepalanya.
“Hyo Ra~ssi. Hati-hati dengan kedua namja ini. kau jangan mau tertipu dengan pesonanya apalagi dengan si ikan tengik ini” kataku sambil menunjuk Donghae yang disambut dengan pelototannya. Membuat Hyo Ra tertawa ringan.
“Jinja? Baiklah aku akan hati-hati. Oh ya, aku harus cepat kembali kebutik. Banyak yang harus kukerjakan” katanya lalu melambai kepada kamu bertiga.
Setelah itu kurasakan wookie menyenggol lenganku. “Hyung, kau menyukainya? Dia cantik. Jadi kau ada alasan untuk melupakan Min Hyo dan membuka hatimu untuknya”
“Semangat, hyung. Kami akan mendukungmu”
Cepat-cepat kusodorkan kepalan tanganku pada mereka berdua “Yak kalian, ingin mati huh?”
***********
CHOI HYO RA’S POV
Aku duduk termangu didepan laptop ku. Tercengang begitu aku melihat-lihat hasil browsinganku tentang member super junior yang akan jadi model butik ku musim ini.
Apalagi saat mendapati 3 wajah yang baru saja ku lihat tadi saat disuper market. Siapa lagi kalau bukan Park Jungso, Lee donghae dan juga Ryewook.
Aku baru sadar kalau mereka member salah satu boyband nomer satu dikorea. Pantas saja saat pertama kali bertemu dengan Jungso para pelayan itu meneriakan namanya saat menyadari itu dia. Dan namja itu langsung kabur begitu saja.
Astaga, Choi Hyo Ra kau benar-benar pabo. Umpatku pada diri sendiri.
“Kau kenapa, Ra~a?” suara Min Ra menyadarkanku, aku buru-buru menoleh kearahnya.
“Ani, aku hanya sedang memikirkan desain pakaian seperti apa lagi yang kubuat untuk mereka” jawabku.
“Tapi aku melihatmu tak sedang memikirkan hal itu. Wajahmu juga pucat sekali. Apa kau sakit?” tanyanya lagi. aku menggeleng cepat. “Tidak. Aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku”
“Lebih baik kau pulang. Aku tau kau sedang sakit. Pulanglah. Aku akan mengurusnya”
“Shireo. Ini tugas kita berdua. Mana mungkin aku membiarkanmu mengerjakannya sendiri? Ini tanggung jawab kita berdua. So, kita selesaikan lebih cepat. Semangat Ra~a”
Min Ra hanya tersenyum simpul melihat tingkahku. Dasar!
******
PAR JUNGSO’S POV
7days later
Sudah seminggu ini aku tak pernah bertemu dengannya. Saat aku dengan sengaja melewati butiknya, aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, dari luar butik saat dia sedang berkutat dengan perkerjaannya. Aku tak berani mendatanginya kedalam. Aku terlalu pengecut untuk melakukannya. Ya walaupun setiap hari aku membutuhkan hal ini untuk sekedar melihatnya. Memastikannya baik-baik saja dan tidak terpuru, menangis lagi seperti waktu di sungai Han.
Kadang aku tak sadar menjadi uring-uringan bila tak melihatnya. Lalu tiba-tiba manager kami datang sambil membawa pekerjaan untuk kami. Menjadi model untuk sebuah butik terkenal. Dan aku langsung mengiyakan begitu tau nama butik yang akan bekerja sama dengan kami. Ya, benar. Butik itu “Blossom boutique”.
Tak ayal aku jadi sering senyum-senyum sendiri pertemuan ku untuk seminggu kedepan akan melihat wajah gadis itu. Entahlah aku merasa diawang-awang. Aku terlalu gembira memikirkannya. Tak ayal membuat semua dongsaeng ku bertanya-tanya. Apalagi si ikan satu itu yang sudah pernah bertemu dengan Hyo Ra.
“Hyung, aku yakin kau bisa menaklukannya selama seminggu kedepan” tuhkan. Kalian bisa mendengar dia menggoda ku lagi. mau tak mau hanya tersenyum dan mengacak-acak rambutku, gugup dan malu. Ah, kenapa aku jadi seperti remaja yang baru jatuh cinta? Tuhan, hempaskan saja aku kedasar bumi.
Daan taraaaa… hari ini adalah hari pemotretan untuk kami. Pagi-pagi sekali aku sudah bangun dan langsung mandi. Jadi saat semua dongsaeng ku yang ikut pemotretan baru bangun aku sudah rapi dengan pakaian terbaikku. Ini jelas saja mengundang tawa si ikan donghae. Apalagi dia mengajak teman siapa lagi kalau bukan si setan kecil suju, Cho Kyuhyun. Berulang kali namja ini melontarkan kata-kata yang aneh padaku. Yang entah bagaimana sanggup membuatku tersipu malu. Benar-benar sedang waras aku ini.
Setelah mereka puas menggoda ku sampai muka ku benar-benar seperti udang rebus. Akhirnya manager kami tiba. Dan kami pun langsung tanjap gas ke lokasi pemotretan.
Saat sampai aku langsung turun dan disambut seorang gadis dengan kunciran kudanya. dia tersenyum manis. “silahkan ikuti aku” katanya. Akhirnya kami pun mengikuti dia kedalam gedung. Kami masuk kedalam ruangan kami. Tepatnya ruang make up.
“tunggu sebentar. Aku akan kembali” ujarnya lalu menghilang dibalik pintu. Baru beberapa detik gadis itu keluar, terdengar pintu diketuk. Aku berjalan untuk membuka pintu. Betapa terkejutnya aku begitu menyadari siapa yang berdiri dihadapanku sekarang. Dia, gadis pemilik senyum bidadari itu. Choi Hyo Ra. Astaga sudah lama sekali sejak aku melihatnya sedekat ini. aku merasa ada perasaan yang melupa-luap dalam hati ku. Ingin sekali aku langsung merengkuhnya dalam pelukanku. Mendekapnya dalam tubuhku dan menyalurkan seluruh kerinduanku padanya.
“Annyeong, Jungso ssi” katanya dengan senyum merekah seperti biasanya. Aku hamper saja meleleh melihat senyumannya.
“annyeong” kata ku cepat-cepat saat mendapati pita suara ku kembali berfungsi.
“akhirnya aku bisa melihatmu lagi” gumam ku lirih
“Nde?”
“Ani.”
Tiba-tiba kyuhyun dan donghae muncul dari belakang ku.
“Annyeong Hyo Ra~ssi. Jadi selama ini yang membuat seorang Park Jungso jadi gila itu kau? Pantas saja” ucap Kyuhyun seenak jidatnya. Aku langsung menjitak kepalanya itu dan dia mengerang kesakitan.
“Ah, sajangnim. Kau sudah datang?” Tanya suara dari belakang Hyo Ra. Sajangnim?
“Ne. kau darimana saja?”
“Mian. Tadi ada mengambilkan pakaian untuk mereka. Oh iya, aku lihat Ji Hyun baru saja datang. lebih baik kau mendatanginya. Sepertinya suasana hati ji Hyun buruk sekali”
“Ah, baiklah. Aku tau. Jungso~ssi, aku tinggal dulu. Asistenku akan membantu kalian. Semoga kalian suka dengan rancangan kami” dan dia pun pergi. Aku hanya bisa melihat punggungnya terus menjauh dari pandanganku. Lalu aku teringat sesuatu.
“Mian,agasshi. Aku dengar tadi kau memanggilnya sajangnim. Bukannya dia salah satu desainer disini?”
“Ne, tuan. Nona Hyo Ra memang desainer dan dia juga adalah pemilik blossom boutique ini” aku tersentak. Aku tak menyangka ternyata gadis itu pemilik butik ini. benar-benar tak terduga.
“Kenapa dia hanya mengatakan sebagai desainer saja padaku?” gumam ku lirih tapi ternyata masih terdengar di telinga gadis ini.
“Nona memang tak suka dibilang pemilik butik ini. karena dia masih bekerja dibawah pengawasan kakaknya. Jadi pemilik sebenarnya butik ini adalah kakaknya. Kakaknya membiarkannya mengelolah butik ini, karena kakaknya sudah cukup disibukkan dengan butiknya yang di New York, Jepang dan Inggris”
Aku hanya mengangguk mendengarkan penjelasan gadis ini.
“Kau beruntung, hyung” sambar Kyuhyun yang langsung mendapatkan hadiah pelototan dari ku.
Dongsaeng tengik ini benar-benar menyebalkan.
Aku bergegas menyuruh dongsaengku untuk mengambil pakaian yang disodorkan asisten Hyo Ra pada kami. 30 menit kemudian kami sudah keluar dengan balutan rancangan Hyo Ra, yang ku tau dari asistennya itu. Aku jadi sedikit banyak tau tentang gadis itu setelah aku bertanya-tanya dengan asistennya. Aku tak menyesal. Sungguh!
Aku melangkah keluar dari ruanganku dan menghampiri segerombolan kru yang tengah menyiapkan peralatan perang (?) mereka.
Dari kejauhan aku tengah melihat Hyo Ra sedang menggendong anak kecil yang usianya sekitar 4tahun. Aku jalan mendekatinya. Ku sapa dia.
“Hai, siapa gadis kecil ini?” tanyaku sambil menjawil pipi gadis kecil dalam gendongannya yang tengah cemberut. Sepertinya dia sedang ngambek.
“Annyeong, ajusshi namaku Ji Hyun. Shin Ji Hyun” kata Hyo Ra menirukan suara anak kecil. Aku jadi tersenyum mendengar suaranya itu.
“Yak kenapa kau memanggil ku ajusshi? Apa aku kelihatan setua itu?”
“Lalu aku harus memanggil mu apa ajusshi?” Tanya Hyo Ra lagi masih dengan suara anak kecilnya.
“Panggil aku oppa. Arra?” kataku lalu mengacak-acak rambut Hyo Ra. Pipinya langsung bersemu merah. Aigooo, neomu yeppo
“hey kenapa wajahnya cemberut seperti itu,Hyo Ra~ssi?” tanyaku saat menyadari gadis kecil dalam gendongannya itu sejak tadi cemberut saja.
Dia membenarkan letak gendongannya dan membuat gadis kecil itu mengalungkan kedua tangannya dileher Hyo Ra “eonni… aku ingin kau nanti membelikanku semangkuk besar ice cream” katanya.
“kau ingin ice cream? Baiklah. Eonni nanti akan membelikannya sekarang kau ikut Min Ra eonni dulu ya untuk ganti baju. Eonni janji. Kau boleh mencubitku kalau aku bohong”
Dan gadis kecil itu pun mengangguk patuh lalu dia beralih kedalam gendongan Min Ra yang tadi sudah dipanggilnya.
“Hey, sepertinya baju ini cocok sekali dengan mu. Dan warna putih ini benar-benar membuatmu lebih bersinar”
“Jinja? Berarti aku kelihatan tampan?”
“Tentu saja. Apa kau suka dengan rancanganku?”
“Sangat. Aku sangat menyukainya. Mungkin saat pakaian ini diluncurkan aku akan jadi pembeli pertamamu” Hyo Ra tersenyum malu. Tiba-tiba Min Ra datang lagi dan memberitahuku bahwa pemotretan akan segera dimulai.
*************
CHOI HYO RA’S POV
Aku melangkah dengan tergesa-gesa kegedung pemotretan. Sesekali melirik kejam tangan yang melingkar dipergelangan tanganku.
Aku menghela nafas lega saat melihat Ji Hyun tengah tertawa dalam gendongan Jungso. Tiba-tiba saja jantung ku berdetak dengan lebih cepat. Ada apa ini? kenapa tibatiba seperti ini? bahkan saat aku melihat senyumnya yang mengembang darahku jadi berdesir. Astaga, kau ini kenapa Choi Hyo Ra?
“ah, eonni…” teriak Ji Hyun saat melihat aku berjalan kearahnya. Aku sedikit berlari untuk menghampirinya. “Hey, sayang. Ku lihat kau tak rewel lagi? apa yang sudah dilakukan paman ini padamu?” tanyaku pada ji Hyun lalu menatap Jungso yang disambut dengan bibir mengerucut darinya.
“Jangan panggil aku paman” peringatnya. Aku jadi tersenyum untuk menggodanya.
“Jungso oppa bilang, dia akan mengajak ku makan ice cream nanti. Tapi aku bilang kalau aku sudah ada janji dengan mu eonni. Apa kita harus mengajaknya, jungso oppa?” tanyanya dengan mata berbinar-binar.
Aku menoleh kearah Jungso yang menggendikkan bahunya sambil tersenyum. “baiklah nanti kita pergi bersama” kataku akhirya dan membuat Ji Hyun mencium kedua pipiku dengan manis.
“Kalau begitu kau harus ganti pakaian dulu. Baru berangkat, arra?” ujarku padanya. dan dia pun menganggung menuruti perintahku.
15 menit kemudian Ji Hyun melangkah kearah ku dengan digandeng Min Ra diikuti Jungso dari arah belakang.
“Kajja, eonni” ajaknya lalu menyeretku keluar gedung. Aku hanya bisa tersenyum dengan ulah Ji Hyun yang manja ini.
“Oppa, kajja” teriaknya saat menyadari Jungso sedang berdiri berbicara dengan Donghae. Sepertinya dia member tau dongsaengnya bahwa dia akan pergi dengan ku dan J Hyun. Jungso melambaikan tangannya pada kami lalu ku lihat tubuhnya didorong dengan keras oleh Donghae. Sepertinya dia menyuruh Jungso agar cepat masuk kedalam mobil karena sejak tadi Ji Hyun sudah berteriak memanggilnya.
Setelah kami pun menuju café ice cream yang biasa ku kunjungi. Letaknya tak jauh dari gedung pemotretan, jaraknya hanya 15 menit kalau kau mengendarai mobil.
Dengan tak sabaran Ji Hyun mengandeng ku dan Jungso masuk kedalam Café. Seorang pelayan mengahmpiri kami dan dia pun menunjukkan tempat kosong dilantai 2. Aku memilih tempat duduk didekat kaca. Jadi aku bisa melihat orang-orang yang berlalu lalang dijalan. Sambil mengamati butiran salju yang turun.
“kau ingin pesan apa?” Tanya ku pada Jungso yang sedang sibuk menggoda Ji Hyun.
“samakan saja denganmu” jawabnya singkat
“Kau ice cream coklat Ji Hyun~a?”
“Ne, eonni”
“baiklah. Ice cream coklat1, dan ice cream vanilla 2 ya. Beri kami waffle dan juga potongan buah” pesan ku pada pelayan itu.
15 menit kemudian pesanan kami datang. dengan secepat kilat Ji Hyun langsung menyambar ice cream coklatnya dengan tidak sabar. Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat Ji Hyun yang menyantap ice creamnya dengan semangat.
Aku mengacak-acak rambutnya gemas. Ji Hyun ini adalah anak dari sahabat Hyun Na eonni. Ibunya sering mengajaknya kebutikku. Jadi aku sudah sering melihatnya. Lagi pula kadang kalau dia sedang marah dan sebal karena eommanya dia akan menelponku dan memintaku untuk mengantarkannya jalan-jalan. So, aku sudah menganggapnya seperti adik ku sendiri. Bahkan ide gila pernah terlintas dikepala otak eonni ku yang gila itu. Katanya aku cocok untuk seorang ibu. Dan dia merekomendasikanku pada kenalannya dan memanasi-manasi eomma agar segera menyuruhku menikah. Karena dia pikir aku ini sudah waktunya menikah dan memberikan keturunan. Jadilah yang kami bahas dirumah orang tuaku saat sedang berkumpul adalah kencan buta untukku. Dan dengan senang hati aku menolaknya mentah-mentah. Dikiranya aku ini tidak laku sampai harus menjalani kencan buta? Astaga, sebegitu malangnya nasibku.
Aku melahap ice cream ku perlahan sambil memperhatikan Ji Hyun. Ekor mataku menangkap basah Jungso yang tengah menatapku dengan penuh minat. Sesekali dia tersenyum melihatku.
“Waeyo?”
“M..mwo?” Tanya balik dan tergagap
“kau . kenapa memandangiku seperti itu?”
“Ani.. hanya saja sudah lama tak melihatmu. Jadi saat melihatmu aku merasa aneh”
“Jinja? Tapi tenang saja untuk beberapa hari kedepan kau bisa melihatku” candaku. Dan dia dengan senang hati berkata “Tentu. Aku jadi bisa memastikan bahwa hidupku tak akan dipenuhi rasa ingin melihatmu lagi”
Sontak mata ku membulat “Mwo? Kau bilang apa barusan?”
*******
PARK JUNGSO’S POV
“Tentu. Aku jadi bisa memastikan bahwa hidupku tak akan dipenuhi rasa ingin melihatmu lagi” entah sejak kapan mulut ku ini punya inisiatif sendiri untuk bergerak padahal otakku menolaknya.
Sontak mata almond gadis itu membulat lebar “Mwo? kau tadi bilang apa barusan?”
Aku mengusap tengkukky malu. Aku bingung bagaimana aku menjelaskannya? Apa aku harus bilang kalau aku menyukainya? Bisa-bisa aku dianggap gila karena langsung bilang menyukainya padahal kami baru beberapa kali bertemu. Tapi bukankan cinta akan membuatmu menjadi orang gila? Bahkan kau akan mendadak seperti orang bodoh. Bukankah cinta seperti itu? Akan memberikan efek luar biasa bagimu?
“Kau percaya tidak kalau aku bilang aku menyukaimu?”
Matanya semakin membualat. Astaga aku yakin gadis ini pasti berpikir bahwa aku sudah gila.
“aku sudah tau kau tak akan percaya. Ajdi lupakan saja. Aku juga masih ingin mengenalmu lebih jauh” jawabku. Aku melihat kini keningnya mengkerut bingung. Sesekali dia menggembungkan pipinya. Ku ulurkan tanganku untuk mengacak-acak rambutnya. Dan reaksinya dia langsung mundur kebelakang, menghindari kontak tanganku dengan kepalanya. Tanganku jadi hanya melayang diudara dan aku menariknya lagi.
Aku mengelum senyum saat menyadari ekspresinya yang tegang.
“Bersikaplah biasa saja padaku. Jangan seperti itu. Aku tak akan melakukannya lagi”
Dan ku lihat dia kembali ke posisinya, kini menatapku lekat-lekat.
********
AUTHOR’S POV
Sudah beberapa hari ini Jungso dan Hyora saling bertemu dilokasi pemotretan dan tanpa sadar mereka jadi ketergantungan untuk saling bertemu setiap saat.
Beberapa kali mereka juga terpergok tengah melahap makan siang bersama di lokasi pemotretan ataupun di ruang make up. Hanya berdua. Mereka menyantap makan siang mereka berdua. Sesekali mereka juga menyempatkan diri untuk pulang bersamanya.
Makanya kyuhyun dan donghae semakin semangat menggoda mereka berdua. Begitu juga kru yang lain juga mengendus benih-benih cinta diantara mereka. Apalagi Min Ra dengan semangatnya dia selalu bertanya bagaimana hubungan mereka berdua pada Hyo Ra. Jelas saja gossip itu ditolak mentah-mentah oleh Hyo Ra karena dia tidak pernah merasa sekalipun menjalin hubungan dengan pria apalagi ini Jungso. Park Jungso. Ya walaupu dia berusaha setengah mati untuk mengabaikan bahwa sebenarnya dia tau bahwa Jungso menyukainya, tapi jujur saja dia sebenarnya juga tak bisa lepas dari namja itu. Bahkan melihat namja itu kini menjadi salah satu kebutuhannya untuk hidup. Dia merasa bahwa jungso adalah oksigennya. Dan jungso pun juga merasa bahwa Hyo Ra adalah bagian dari hidupnya. Jika dia tak melihatnya beberapa jam saja dia merasa seperti mayat hidup. Karena Hyo Ra adalah jantung dan nafasnya.
Gossip tentang kedekatan mereka pun mengundang netizen untuk menyelidiki kebenarannya. Tak ayal setiap pelaksanaan pemotretan gedung ini selalu dipadati oleh para wartawan yang selalu ingin menangkap buruannya. Bahkan mulai beberapa hari yang lalu Hyo Ra sudah mendapatkan terror dari para fans Jungso. Dia hanya bisa menghela nafas menerimanya. Dan Jungso hanya bisa diam melihat gadis yang dicintainya itu tertekan karena kelakuan fansnya. Bukan karena dia tak bisa memikirkan bagaimana cara untuk melepaskan ini semua. Tapi dia harus mendapatkan jawaban dari gadis itu dulu jika ingin melepaskan semua tekanan ini.
Bahkan Jungso pun berusaha sekuat tenaga untuk mengurangi frekuensi waktu pertemuan mereka kalau tidak situasinya akan tambah parah. Dan dia jelas-jelas merasa tertekan dengan ini semua. Dan hanya ada satu cara menyelamatkan gadis itu. Yaitu dengan cara mengingatnya disisinya dengan begitu dia bisa melindunginya setiap saat.
*******
CHOI HYO RA’S POV
“kyaaaaaaaa” aku menjerit ketakutan dan melemparkan kotak yang ada ditanganku. Sontak semua orang langsung menhampiriku.
“Hyo Ra~a, gwaencanayo?” Tanya Min Ra yang tiba-tiba menyembul dari balik pintu.
“Min Ra~a, singkirkan benda menjijikan ini dari ruanganku” perintahku sambil menunjuk kotak persegi yang begitu besar diatas lantai.
Min Ra langsung berlari menghampirinya dan memungut kotak besar itu. Dia juga mendadak histeris begitu melongok apa yang ada dalam kotakan besar itu.
Sebuah boneka manusia yang badannya sudah dicabikcabik dan semua isi boneka itu keluar.boneka itu juga dilumuri sesuatu berwarna merah dan berbau anyir. Sepertinya itu darah.
Aku terduduk dilantai dengan tangan memeluk kedua lututku. Aku terisak pelan. Aku tertekan dengan semua ini. aku mohon hentikan. Jeritku. Tiba-tiba aku merasakan sebuah tangan merengkuhku dalam pelukannya. Ku dongakkan kepala ku. Ku dapati Jungso disana memelukku dengan senyum getirnya. “Mianhae,Hyo Ra~a. aku tak bisa menjagamu” gumamnya pelan. Aku semakin terisak. Aku melingkarkan tanganku ketubuhnya. Biarlah semua orang menganggpku apa. Sekarang ini hanya butuh ketenangan. Aku tertekan dengan semua terror ini.
“aku lelah oppa. Aku lelah” bisik ku lirik. Tubuhku bergetar hebat saat mengatakannya. Jungso oppa semakin memelukku dan mengusap-usap punggungku.
“Maafkan aku. Jeongmal mianhae, Hyo Ra~a. mianhae”
Itu kata terakhir yang kudengar karena saat itu aku merasakan pandangan ku kabur dan tubuh ku limbung. Aku kehilangan kesadaranku.
**********
PARK JUNGSO’S POV
Aku merasakan pelukannya mengendur dari tubuhku. Ku goncang-goncangkan tubuhnya. “Hyo ra~a.. ireonaaa… Hyo Ra~a.. ireona. Jebal ireona” teriak ku saat menyadari matanya yang sembab dan pucat tertutup. Choi Hyo Ra ku. Dia pingsan. Astaga. Maafkan aku sudah membuatmu menderita. Sungguh maafkan aku. Aku menggendongnya alah bridal style keluar dari butiknya dan membawanya kerumah sakit.
Saat aku keluar butiknya aku mewati gerombolan wartawan yang sedang menunggu didepan butik. Mereka berusaha menghalangi langkahku. Aku mengumpat kesal “Yak kalian minggirlah” teriakku pada mereka semua. Tapi mereka semakin memberondongku dengan berbagai pertanyaan dan sambaran blitz kamera.
“Astaga kalian semua buta dan tuli ya? Kalian tidak lihat aku sedang membawa orang pingsan. Minggir” teriakku sekali lagi. tapi ada 1 wartawan yang berani menghalangi langkahku. Dengan amarah yang semakin memuncak ku bentak orang itu tepat didepan wajahnya. “Kau minggir tidak? Atau ku pastikan kau mati ditanganku jika terjadi apa-apa dengan gadis ini”. aku melihat tubuh wartwan itu gemetar ketakutan. Aku tersenyum iblis saat melihatnya. Siapa suruh kalian menghalangi jalan ku huh? Dengan kecematan yang diatas rata-rata aku mngemudikan mobil ku kerumah sakit. Persetan dengan semua rambu-rambu lalu lintas. Yang terpenting gadis ku selamat.
**********
Sudah 3 jam aku menunggui Hyo Ra yang pingsan. Terdengar pintu kamar terbuka. Donghae dan Eunhyuk masuk kedalam kamar lalu memelukku member semangat.
“Hyung, yang sabar. Tuhan sedang mengujimu” kata donghae menenangkan.
“Hae~a, aku tidak bisa menjaganya dengan baik. Aku membuatnya menderita. Apa yang harus ku lakukan agar dia bisa hidup dengan tenang?” Tanya ku. Tanpa terasa air mata ku menetes.
“Hyung~a, aku tau kau ingin melindunginya. Tapi aku takut saran ku ini semakin membuatnya dihantui terror-teror itu” aku mendongak kearah eunhyuk yang tengah menatapku dengan serius.
“Kau harus mengikatnya seumur hidup disisimu baru kau bisa melindunginya setiap saat. Tapi aku takut cara ini semakin mengundang banyak antifans”
“Aku tau. Sebelumnya aku juga sempat berpikir. Haruskah aku menawannya seumur hidup?”
******
Sudah 3 hari Hyo Ra terbaring dirumah sakit. Setiap hari aku selalu mengunjunginya ditengah kesibukan jadwal manggung super junior. Bahkan dongsaeng ku dengan perhatiannya menawarkan diri untuk bergantian menjaga Hyo Ra. Dan kalian tau? Para wartawan itu setelah aku bentak habis-habisan jumlah mereka sedikit berkurang. Aku senang melihatnya. Tapi ada juga beberapa wartwan yang mulutnya minta ku tutup dengan lakban. Dengan seenak jidatnya menulis berita yang tidak-tidak tentang ku dan Hyo Ra.
Dan mengenai usul eunhyuk, berulang kali memikirkannya. Aku memang sedang berusahanya mengikat dia disisiku. Tapi aku harus menunggu sampai kondisinya membaik
Dan berita baik itu akhirnya datang. dokter mengizinkan besok Hyo Ra pulang. Dengan suka cita aku sampaikan kabar ini padanya.
“Ra~a, akhirnya kau akan pulang. Kyaaa aku menderita melihatmu harus terbaring ditempat mngerikan seperti ini” kataku sambil membelai kepalanya. Dia mengangguk.
*****
7days later
Sebelumnya aku mengatakan pada pihak SME bahwa aku akan mengadakan confrence pers mengenai hubunganku dengan Hyo Ra. Dan mereka setuju. Hyo Ra pun juga tak keberatan. Dan sinilah aku sekarang bersama Hyo Ra. Duduk didepan hadapan banyak wartawan se korea yang akan meliput pengakuanku pada mereka. Bahkan aku dengar ada salah satu televise yang menayangkan acara ini. aku jadi tidak sabar melihat reaksi fans ku dikorea dan seluruh dunia. Aku harap mereka memberikan respon yang baik pada hubungan kami.
Aku menggenggam tangan Hyo Ra dibawah meja. Ku tatap dia sebentar sambil tersenyum. Kurasakan tangannya yang menggenggam tangan ku dingin dan sedikit bergetar. Ku rasa dia gugup.
“annyeong yeorobun, nama ku Park Jungso leader Super Juniaor yang biasa kalian kenal dengan nama Leeteuk. Disini aku akan menjelaskan bagaimana hubunganku dengan gadis cantik disebelahku ini” ke tolehkan wajahku untuk menatapnya. Dia balas memandangku dengan senyum. Aku semakin menguatkan genggaman tanganku.
“gadis disamping ku ini adalah Choi Hyo Ra dan sebentar lagi marganya akan berganti menjadi Park Hyo Ra. Kalian pasti tau apa maksud ku ini. aku mohon untuk semua peenggemarku, ku mohon jagalah dia seperti kalian menjagaku. Buatlah dia merasa bangga, seperti kalian bangga padaku.  Aku juga manusia yang juga memiliki kehidupan pribadi, aku ingin memiliki sebuah keluarga yang nantinya akan menjadi tempat ku pulang. Aku ingin memilikinya. Jadi aku mohon terimalah dia, seperti kalian menerimaku. Karena sampai kapanpun aku bergarap yeoja disamping ku ini yang melengkapi hidupku hingga esok, saat tuhan memutuskan untuk menutup mataku. Jadi aku mohon restuilah hubungan kami. Dan aku harap kalian mengerti. terima kasih” ucapku lalu ku tarik Hyo Ra mendekat kearahku. Meraih tengkuknya dan menempelkan bibirku kebibirnya. Ada sensasi yang menggelikan saat bibir kami bersentuhan dan hanya bisa kurasakan saat aku menciumnya. Dan saat itu juga sambaran lampu blitz menhujani wajah kami.
Aku yakin besok pagi seluruh Koran di korea akan memampangkan foto kami disampul depan. Aku harap semua bisa menerima kenyataan ini dan mereka bisa menjaga dan melindungi Hyo Ra ku seperti aku melindunginya.
*******
1 month later
Aku tengah berdiri di balkon sambil memeluk istri ku, Hyo Ra dari belakang. Sesekali aku mencuri kesempatan untuk mencium pipinya.
Angin yang berhembus disini menerpa wajah kami berdua. Menerbangkan beberapa anak rambutnya yang terlepas dari ikatannya menyentuh wajahku. Kurasakan wangi tubuhnya yang menguar begitu saja dihidungku. Sangat menenangkan. Ini wangi khas dari tubuh gadis ku.
Kepeluk erat perutnya dan dia menumpangkan tangannya di telapak tanganku.
“Oppa” panggilnya
“mm?”
“kau tau bagaimana perasaanku saat aku mendapatkan terror-teror itu?”
“Ani. Wae?”
“Aku menyesal sudah memutuskan untuk mencintaimu. Ternyata mencintamu sama saja dengan menerjunkan diriku sendiri kedalam neraka. Mencintaimu sangat membuatku menderita”
“jinja?”
“Kau tau oppa? Setiap malam aku menangis mendapati kenyataan bahwa fans mu Tanya menyukaiku. Aku hamper putus asa. Bahkan aku sempat menyerah untuk sesaat saat aku menerima hadiah boneka itu. Itu terror terparah yang pernah kudapat. Aku bahkan sempat berpikir bahwa itu artinya mereka akan membunuhku. Liat kan oppa? Betapa menyakitkannya mencintaimu itu”
Aku mengecup bibirnya singkat. Semakin ke eratkan pelukanku dipanggangnya.
“aku tau. Makanya aku memutuskan untuk menawanmu seumur hidup disisiku. Agar aku bisa melindungimu setiap waktu. Kalau aku sudah menikahi mu itu artinya mau tak mau mereka harus menerima kenyataan ini bahwa kau lah takdir ku. Maka mereka tak adakan menyakitimu karena menyakitimu sama dengan menyakiti diriku sendiri. Jadi harap kau jangan pernah lelah mencintaiku. Karena aku akan menyerahkan seluruh cintaku padamu. Berjuanglah hidup dengan namja bodoh ini, Park Hyo Ra”

****


2 thoughts on “[Freelance] I’ll Protect You

Leave a comment