[Freelance] Saranghaeyo, Lee Dong Hae


Author             :           Shin Eun Mi

Main Cast        :           Im Yoona x Lee Donghae

Other Cast       :           All Member Super Junior & SNSD

Title                 :           Saranghaeyo, Lee Dong Hae

Genre              :           Romantic, One-Shot

Rating              :           PG-15

Note                :           Annyeonghaseo, kembali lagi ketemu aku, Shin Eun Mi dengan Ffku yang selalu berunsur romantis karena entah kenapa aku lebih suka romantis begini daripada yang lucu-lucuan-_- Mianhae kalo banyak typo dan gaje dalam FF ini. Tapi ini adalah FF keempat yang aku buat, semoga kian hari kemampuanku menulis semakin bagus^^

Oh iya, ini diambil sudut pandang author aja kok, gak banyak hehehe. Maaf yaaa kalau hasilnya mengecewakan atau gimana. Tapi semoga FF karya keempatku ini lebih baik dari sebelumnya, amin.

HAPPY READING~~

Saranghaeyo, Lee Dong Hae

 

Author POV

Ketukan langkah kaki menggema di lorong gedung menuju ke arah ruang practice. Sepatu sneakers putih mendominasikan kaus oblong putih dan celana bahan selutut yang dipakainya sehingga memancarkan pesona tersendiri pada tubuh indah yeoja itu. Rambut lurus ikalnya dikuncir kuda dengan poni yang dijepit ke atas menggunakan jepitan berwarna kuning bergambar bunga. Ia bersiul pelan sembari melangkahkan kaki menuju ruang practice dance, mendekap tas kecil berisi lap keringat, beberapa potong kimbab dan 2 botol jus kaleng dengan erat. Tas selempangnya ia biarkan bergelayutan di lengannya.

Cklekk

“Oppa!” sapanya ketika membuka pintu ruangan practice mendapati sosok namja tengah menari agresif, menggerakkan seluruh tubuhnya meliuk-liuk indah. Sosok itu mengelap peluh dengan ujung kausnya.

Sosok yang sangat ia kenal tersebut pun menoleh dan menyunggingkan senyum khas anak kecilnya. Ia mematikan radio musik dan menghampiri sosok yeoja yang akan  duduk di sofa kecil –sofa dimana memuat dua orang saja untuk duduk– sembari mengeluarkan kain lap putih dari tas yang didekap yeoja itu. Lalu memberikannya pada namja tersebut.

“Sudah lama?” tanya Donghae menghempaskan tubuhnya di sofa dengan keringat bercucuran di sekujur tubuhnya. Ia mengatur nafasnya sejenak setelah latihan menari sedaritadi.

“Belum, aku baru saja sampai. Tadi sedikit kewalahan membuat kimbab, tapi akhirnya jadi juga.” Yoona mengulum senyum seraya mengeluarkan kotak makan berwarna biru dan membuka tutupnya dengan riang.

“Hm? Benarkah? Apa itu bisa dimakan?”

“Ya! Donghae Oppa, kau keterlaluan. Susah payah aku membuatnya, tahu!” sungut Yoona kesal. Bibirnya mengerucut diiringi pipinya yang mengelembung. Matanya berkilat marah menatap Donghae yang tertawa terbahak-bahak.

“Aku hanya bercanda, Yoona. Hei, jangan marah. Aku ingat waktu pertama kali kau membuatkanku ramen, kau lupa menambahkan sayurannya. Lalu ramennya pun terlalu lembek sehingga tak bisa dimakan. Hahaha.” kenang Donghae mengusap lembut kepala Yoona. Ia mengelap keringat diwajahnya dengan lap pemberian Yoona tadi.

“Oppa! Jangan mengingatkanku pada kejadian itu! Memalukan.” Yoona memukul pelan lengan Donghae, sementara Donghae terkekeh senang melihat yeojachingunya ini merengut. Karena menurut Donghae, ketika Yoona merengut membuatnya gemas dengan pipinya yang menggelembung. Neomu kyeopta.

“Arraseo. Sekarang suapi aku kimbab buatanmu itu. Ayo.” suruh Donghae.

“Dasar. Ya sudah, sini. Aaa..” Yoona menyuapi Donghae sepotong kimbab buatannya. Lalu membiarkan namja itu mengunyah sampai habis, dan menunggu komentar Donghae tentang kimbab buatannya itu.

“Enak?” tanya Yoona khawatir.

“Kimbab ini enak sekali. Kau belajar darimana, Yoong?” kata Donghae tersenyum lebar. Yoona menghela nafas lega, ia membalas tatapan Donghae dengan senyuman.

“Tak perlu kau tahu. Yang pasti, setelah ini aku akan giat belajar untuk membuatkanmu masakan-masakan lain, Donghae Oppa. Supaya kau tidak mengejek masakanku lagi. Hehehe.” tukas Yoona nyengir.

“Iya, terserah padamu saja. Yang penting jangan sampai kau menghancurkan dapur dorm-mu untuk kedua kalinya.” ledek Donghae. Yoona mencubit gemas perut Donghae sambil merengut jengkel. Sedangkan Donghae terlihat menikmati saja cubitan gemas dari yeoja-nya. Kemudian Donghae dan Yoona melanjutkan acara makan kimbab suap-suapan tersebut dengan penuh guyonan dan tawa riang.

“Oppa, kau tak lelah?” tanya Yoona sambil menutup kotak bekal yang ia bawa, menyudahi makan siang mereka.

“Tidak, selama kau ada disini.” jawab Donghae tersenyum lebar, tapi tak lama ia meringis kesakitan karena tangan Yoona tengah memelintir perutnya. Sakit sekali! Cih! Kebiasaan yang tidak pernah berubah, gerutu Donghae dalam hati.

“Jangan menggombal terus, Donghae Oppa! Kau ini… Sejak menyelesaikan syuting di Taiwan sana, kau jadi sering menggombal dan merayuku, Oppa. Oh, jangan-jangan kau disana rajin merayu perempuan lain, ya?” ujar Yoona mendelik. Matanya menyipit, membuat Donghae semakin gemas saja.

“Tentu saja tidak, Yoona sayang. Aigoo, bisa-bisanya kau berpikiran seperti itu, huh? Kau tak percaya padaku?” Donghae mencubit kedua pipi Yoona sampai pipi Yoona memerah.

“Aish, jinjja appo! Hanya bercanda, Oppa. Lagipula kalau kau berani seperti itu, sudah kutendang ke Eropa sejak lama, tahu!”

“Yah, nanti kalau Oppa ditendang ke Eropa, Oppa bakalan selalu merindukanmu, Yoong.” goda Donghae. Ia tahu kelemahan Yoona adalah ketika mendengarnya berucap dengan berbagai kata-kata romantis atau sekadar bergombal ria. Lihat saja…

“Oppa!” pekik Yoona geram. Bibirnya melengkung ke bawah, cemberut dengan dahi berkerut. Benar kan? Seketika Yoona jadi heran dengan sikap namjachingunya yang semakin kemari semakin suka saja membuatnya merona.

“Kekekek. Omona, wajahmu kenapa? Merah sekali, Yoona! Kau sakitkah?” goda Donghae sambil menempelkan dahinya ke dahi Yoona. Refleks Yoona mendorong tubuh Donghae hingga nyaris terjengkang ke belakang. Donghae terbahak melihat Yoona yang salah tingkah karena ulahnya. Donghae tampak begitu senang menggoda Yoona hari ini.

“Ya! Aish, jinjja.. Sudah, aku ingin kembali ke dorm.” tukas Yoona. Ia segera membereskan beberapa barangnya dan bergegas beranjak dari hadapan Donghae. Kalau berlama-lama disini, mungkin wajahnya dan udang rebus nyaris sama nantinya. Tapi belum berapa langkah menuju pintu, sepasang tangan kekar dengan lembut memeluk pinggangnya dari belakang sehingga membuat yeoja itu cukup tersentak, namun diam.

Donghae meletakkan kepalanya –bersandar– pada bahu kiri Yoona. Donghae memejamkan mata beberapa saat, lalu ia perlahan membuka matanya dan melepaskan ikatan rambut Yoona. Membuat rambut lurus ikal Yoona terurai begitu saja. Donghae mengeratkan pelukannya dan menatap Yoona dalam seakan terhanyut dan tak ingin Yoona pergi dari hadapannya.

“Im Yoona, kau harus tahu. Kau cantik sekali, sampai membuat hatiku selalu terbius pesonamu tiap waktu. Neomu yeppeo.” bisik Donghae dengan nada halus, tanpa ada nada menggoda diperkataannya. Mendengar itu, Yoona menunduk demi menutupi semburat merah yang menjalari kedua pipinya.

“G-gomawo, Oppa. Hm.. Kau tahu? Sejujurnya.. Oppa juga selalu tampak tampan dimataku.” kata Yoona cepat. Kemudian ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, antara malu dan senang. Jantungnya berdegup kencang tatkala ia mengucapkan kalimat itu. Senyum Donghae semakin merekah, ia menyingkirkan tangan Yoona yang menutupi wajah cantik nan polos Yoona.

“Kau malu?”

“A-aniyo.”

“Kenapa menutup wajahmu kalau tidak malu, huh? Kau bahkan sangat imut ketika malu seperti ini, Yoong.” desis Donghae yang mampu membuat hati Yoona semakin berbunga-bunga. Yoona memukul lengan Donghae pelan, lalu menutupi wajahnya lagi. Melihat itu Donghae terkikik senang. Donghae melepaskan back hug-nya dan merangkul pundak Yoona mesra. Seperti biasa.

“Kajja. Kuantar kau sampai ke dorm-mu.” tawar Donghae mengelus rambut terurai Yoona lembut. Yoona mengangguk pelan seraya mengimbangi langkah Donghae keluar dari ruang practice dengan kegugupan yang teramat. Padahal hanya seperti ini, entah kenapa perasaan Yoona grogi saat Donghae merangkulnya mesra seperti biasa mereka tiap bertemu.

––––

“Yoona-ah, kau hari ini sedang tidak ada jadwal syuting?” tanya Taeyeon ketika mendapati Yoona tengah asyik membaca novel di sofa ruang televisi dengan segelas es jeruk dan juga snack-snack di meja. Taeyeon bingung menyadari bahwa di dorm hanya ada Yoona dan dirinya saja. Kemana yang lainnya?

“Ne, Eonnie. Kau sendiri tidak ada acara syuting?” tanya Yoona balik.

“Tidak ada, sebenarnya aku ingin sekali kencan dengan ahjussi-ku itu. Namun kurasa ia masih sibuk. Hanya sesekali meneleponku dan memberi kabar lewat pesan singkat.” keluh Taeyeon sembari duduk dan ikut menyicipi snack yang sudah dibuka oleh Yoona.

“Eonnie, kalau mau itu di kulkas ada es jeruk juga. Hm. Yah, namanya juga bintang hallyu besar, Eonnie.  Pastilah Oppadeul Super Junior sibuk, terutama sang leader yaitu Teukie Oppa. Ia pasti harus mengurus ini-itu, seperti halnya Eonnie pada kami.” jelas Yoona mengunyah keripik kentang, ia menutup novel yang dibacanya dan meletakkannya di meja.

“Kau benar, Yoong. Aku sedang berusaha mengerti keadaannya, meski berat sekali. Haaa. Ini ya resiko kita menjalin hubungan dengan bintang terkenal.” Taeyeon menghela nafas berat.

“Hm, Donghae Oppa pernah bilang padaku bahwa aku harus percaya padanya, karena sesibuk apapun seorang kekasih, ia pasti akan menghubungi kita. Dan juga, sesibuk apapun ia, pasti didalam hatinya juga merindukan kita dan menginginkan waktu berdua bersama kita.” ungkap Yoona sembari menyalakan televisi.

“Ne, ne. Beruntung sekali Donghae Oppa memiliki dirimu dan juga kau memilikinya. Kalian sama-sama bisa saling percaya dan tidak bergantung pada orang lain.” puji Taeyeon tulus. Yoona mengulum senyum malu.

“Ngomong-ngomong, kemana member yang lain? Kenapa hanya ada aku dan kau?” tanya Taeyeon akhirnya.

“Jessica Eonnie sedang jalan sama Krystal, mungkin ke mall. Sooyoung Eonnie dan Yuri Eonnie kuliah. Seohyun pergi ke toko buku bersama Tiffany Eonnie, katanya Seohyun diminta Tiffany Eonnie membantunya mencari buku sejarah yang bagus untuk bahan skripsinya. Lalu, Hyoyoen Eonnie dan Sunny Eonnie belanja bahan makanan.” jawab Yoona panjang lebar tanpa mengalihkan pandangan dari layar televisi. Taeyeon mengangguk-angguk sambil terus memakan snack di meja.

“Yoona, kapan kau terakhir kali bertemu Donghae Oppa?”

“Hmm. Dua hari yang lalu, ketika Donghae Oppa sedang latihan. Waeyo, Eonnie?” Yoona menoleh ke arah Taeyeon dengan dahi mengernyit.

“Ani, aku hanya iri padamu. Kalian masih sempat bertemu disela waktu sibuk seperti ini. Aish, bisa-bisa aku galau gara-gara Leeteuk Oppa ini sih.” gerutu Taeyeon merengut. Yoona tertawa kecil menanggapi Taeyeon yang sedang menggerutu –bahkan– sesekali melontarkan ledekan pada kekasihnya itu yang membuat Yoona tambah tertawa lebar.

––––

“Semuanya sudah hadir?” tanya Taeyeon pada dongsaeng-dongsaengnya. Delapan gadis cantik tersebut mengangguk serempak dan menunduk. Wajah cantik mereka dipolesi make-up tipis dan baju mereka pun sudah berganti menjadi pakaian perform. Mereka sama-sama berdoa dengan Taeyeon sebagai pemimpin doa. Setelah selesai, mereka melakukan yel-yel ritual sebelum naik ke stage.

“Hana.., Dul.., Set.., Hwaiting!!”

Kesembilan gadis tersebut pun segera naik ke stage, tampaklah member Super Junior yang baru saja menyelesaikan performance, mereka turun dari stage yang akan digantikan member SNSD.

“Yoong, hwaiting!” bisik Donghae tepat di telinga Yoona ketika mereka berpapasan sembari menepuk pundak kekasihnya itu pelan. Yoona tersenyum lebar dan mengangguk, ia pun segera menyusul member yang lain menuju ke atas panggung. Sementara Donghae menatap punggung Yoona yang berangsur-angsur hilang dengan senyum mengembang.

“Haish, aku iri denganmu, Donghae-ssi.” celetuk Shindong merangkul Donghae ketika ia menatap layar LCD –yang menampilkan perform para artis di stage agar bisa ditonton di balik panggung– dengan tak henti-hentinya tersenyum.

“Iri kenapa, Hyung?” tanya Donghae heran.

“Aku juga, aku juga!” seru Sungmin yang duduk menyelonjorkan kaki diantara tempat Eunhyuk dan Kyuhyun duduk.

“Aku juga.”

“Aku juga.” seru Eunhyuk dan Kyuhyun berbarengan. Donghae menatap hyung-hyungnya dan juga Kyuhyun dengan tatapan heran. Ia menaikkan sebelah alisnya lalu terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepala.

“Apa yang kalian irikan, hum?”

“Kau dan Yoona-ssi sama-sama sibuk dengan jadwal kalian masing-masing hingga jarang bertemu satu sama lain. Bahkan mungkin hanya bisa telepon-teleponan atau mengirimi pesan singkat. Tapi baik kau maupun Yoona-ssi terlihat begitu enjoy menjalaninya, bagai tak ada halau rintangan! Apa kau tak merindukannya saat kalian jauh, huh?” tutur Shindong meraup keripik kentang yang ditawarkan Leeteuk, kebetulan namja itu baru datang membawa bungkusan snack.

“Di film yang kau bintangi kan kau berciuman dengan lawan mainmu, apa Yoona tak cemburu? Terus… Selama syuting kan kau berada di Taiwan sementara ia di Korea, apa kalian tak merasa rindu dan takut satu sama lain kenapa-kenapa? Maksudku, kau tak takut ia selingkuh dan sebaliknya? Kita ini kan bintang hallyu, apa ia juga tak merasa cemburu saat kau melakukan fanservice?” kini ganti Sungmin yang mengeluarkan suara.

“Aku setuju dengan ucapan Shindong dan Sungmin. Kalian berdua pacaran seperti tidak bergantung begitu. Whoaa, aku sungguh tak yakin aku bisa menjalani hubungan seperti ini lebih lama.” tukas Leeteuk.

“Ne, ne. Setuju.” koor Eunhyuk dan Kyuhyun yang tampak letih, bahkan Kyuhyun sampai tak menyentuh PSP kesayangannya karena penat di sekujur tubuh namja paling muda itu. Donghae tersenyum menanggapi lontaran pertanyaan tersebut.

“Aku selalu yakin pada hatinya bahwa disana hanya terukir namaku seorang. Dan Yoona pun yakin bahwa di hatiku  hanya terukir namanya saja. Terkadang kami merasakan kerinduan yang luar biasa, namun aku selalu bilang pada Yoona jika inilah kita. Kita merupakan sosok bintang yang tak mudah untuk berkencan atau sekedar jalan ke taman saja. Maka itu hubungan kita kerapkali seperti dihalau tembok. Tapi meskipun tak bertatap muka, hati ini terus berkomunikasi jarak jauh dan juga saling merindu. Aku selalu percaya padanya, begitu pula Yoona. Soal adegan ciuman itu, sebelumnya aku sudah bilang padanya. Dan ia mengizinkan, ia bilang itu adalah tuntutan profesi dan ia mengerti kalau menjadi seorang aktor adalah impianku, maka ia tak mau melarangku karena ia tak ingin impianku lepas hanya sebab ia cemburu padaku. Toh, ciuman itu sekedar menempelkan bibir, sementara hatiku hanya untuk Yoona seorang, kan…”

Donghae menatap layar LCD ketika bagian wajah Yoona disorot menyanyikan bagian rap lagu The Boys sembari tersenyum lebar –dengan sirat bangga–. “…aku tak ingin ia bergantung padaku, dan aku bergantung padanya. Kami memang jarang mengatakan kata ‘cinta’ tapi seharusnya dari kontak mata pun kami sudah saling tahu seberapa besar rasa itu ada. Meski terkadang kecemburuan menyelimuti sebuah hubungan, tapi kami selalu berusaha untuk mengintrospeksi diri masing-masing, dan mencoba meng-handle­ masalah dengan kepala dingin. Setelah itu? Yaa, kembali seperti biasa. Lagipula, kalau memang sudah yakin dengan perasaan masing-masing, untuk apa meragukan hatinya? Itu akan semakin menyulitkan hubungan, kan? Kesimpulannya, kunci dari suatu hubungan adalah saling percaya dan yakin pada hati masing-masing. Itu saja.” lanjut Donghae panjang lebar.

Leeteuk, Sungmin, Shindong, Eunhyuk dan Kyuhyun mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. Mulut mereka membentuk huruf O yang lebar. Terpancar sirat kagum dimata mereka pada sosok Donghae yang mulai dewasa menghadapi masalah dan situasi. Selama ini, Donghae merupakan crybaby yang manja di Super Junior. Sikapnya yang kekanakkan kadang membuat hyung-hyungnya sedikit keki. Namun, beberapa waktu belakangan ini pandangan mereka berubah. Donghae semakin hari semakin menjadi sosok pria dewasa seperti mendiang ayahnya. Dan itulah yang membuat Leeteuk bangga, karena malaikat kecil yang dititipkan mendiang ayahnya sudah mandiri tanpa bantuan Leeteuk.

“Kenapa kalian menatapku seperti itu?” tanya Donghae ketika menangkap basah mereka tengah memandangi Donghae bangga.

“Aniyo, kami bangga padamu. Ternyata dibalik sikap kekanak-kanakkan dirimu, kau memiliki sisi pria dewasa yang gentle dan bertanggung jawab. Kami salut!” kata Eunhyuk seraya meninju pelan lengan Donghae, Donghae terkekeh. Ia mengelus tengkuknya malu ketika dipuji seperti itu.

“Donghae Oppa!” sapa suara lembut dari arah belakang kerumunan yang melingkari Donghae. Kontan mereka menoleh dan mendapati Yoona yang berlari kecil menghampiri Donghae diikuti member SNSD –minus Jessica dan Sooyoung– yang lainnya. Donghae  melebarkan tangannya –bermaksud untuk memeluk Yoona– sambil terkikik. Yoona pun memeluk tubuh Donghae yang tak jauh tinggi darinya erat.

“Bogoshippoyeo!” seru Yoona dalam dekapan Donghae. Donghae mengelus rambut Yoona, menghirup wangi lavender dari rambut lurus ikal kesukaannya itu.

“Ne, na do. Chukkae! Perform kalian bagus sekali.” puji Donghae merenggangkan pelukannya untuk menatap wajah Yoona.

“Jinjjayo? Gomawo, Oppa! Oppadeul Super Junior juga tampil hebat tadi.” puji Yoona memamerkan deretan gigi putihnya. Donghae mengacak-acak tatanan rambut Yoona, yeoja itu cemberut saja ketika Donghae mengacak-acak rambutnya. Donghae nyengir ketika mendapat tatapan beserta dengusan dari member yang lain ketika melihat mereka berdua berpelukan.

“Haish, mesranya kalian ini. Baru bertemu saja sudah berpelukan, hah aku jadi semakin iri. Ya sudah aku pergi saja, kajja Seobaby.” keluh Kyuhyun sembari mendekati Seohyun dan mengajaknya pergi dari ruangan –daripada harus melihat pasangan mesra ini bersama– meski Seohyun meronta kesakitan karena uluran tangan Kyuhyun begitu kencang. Diikuti Leeteuk yang menggandeng Taeyeon, Eunhyuk merangkul Hyoyoen, dan Sungmin menarik tangan Sunny pergi dari situ. Melepas rindu pada kekasihnya setelah sekian lama tak bertemu karena sibuknya jadwal. Shindong mengajak Yuri dan Tiffany bermain ular tangga, mereka juga mengajak member Super Junior yang lain ikut main. Sementara itu, Yoona dan Donghae tengah duduk berdampingan di sofa.

“Oppa.” panggil Yoona. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Donghae, kedua tangan Yoona menangkup satu tangan Donghae dan mendekapnya erat.

“Ada apa, Yoona sayang?”

“Ah? Aku rindu padamu, Oppa. Padahal kita baru bertemu dua  hari yang lalu, kan? Tapi rasanya perasaan rindu itu meluap-luap begitu saja saat aku dan kau bertemu. Apa mungkin aku seperti kecanduan obat, ya?” ucap Yoona polos. Bibirnya yang merah mengerucut dan pipinya menggelembung. Mata Yoona menatap lurus ke depan, membulat lugu.

“Jinjja? Kalau begitu aku ini obatmu, Yoong?”

“Ne, obatku yang mengerti keadaanku kapanpun dan dimanapun aku berada.”

“Hmm, berarti aku ini obat yang baik, begitukah? Tapi… Bukankah malaikat itu tak bisa minum obat?” goda Donghae mengelus tangan Yoona yang menggenggamnya erat dengan tangan satunya.

“O-oppa..” Yoona langsung menyembunyikan wajahnya di dada Donghae, sementara namja itu cengengesan. Lagi-lagi Donghae menggoda gadisnya itu sampai ia merona.

“Kau kenapa? Ingin bersandar di dada bidangku ini?” Donghae tak henti-hentinya menggoda Yoona. Seakan tersadar, Yoona menegakkan badannya dan menunduk. Malu, malu dan malu. Sungguh malu! Bagaimana tidak? Donghae terus-terusan menggodanya, bahkan mengira Yoona ingin bersandar di dadanya.

“Aish, kau tak salah makan kan waktu di Taiwan, Oppa?” gerutu Yoona manyun.

“Hm, sepertinya tidak. Buktinya sekarang aku tidak sakit  apa-apa.”

Yoona manyun, ia diam dan menunduk. Ia melepaskan genggaman tangannya pada Donghae. Bukan karena kesal, tapi ia tak punya stok kata-kata untuk melawan godaan-godaan yang dilontarkan Donghae padanya. Ia yakin sebanyak apapun membalas, tetap akan kalah nantinya. Donghae tertawa terbahak melihat yeojachingunya itu merengut. Donghae melingkarkan tangannya ke pinggang Yoona, merengkuh gadis itu sampai menatap bola matanya. Jarak wajah mereka sudah sepersekian senti, hingga hidung dan kening Donghae dan Yoona menempel. Donghae menatap mata lugu Yoona dalam, sementara Yoona menahan gejolak yang berdetak hebat pada jantungnya. Darahnya berdesir seakan ada angin topan didalam tubuhnya. Mungkin setelah ini ia harus periksa jantung di rumah sakit.

“Saranghae, Im Yoona.” bisik Donghae. Perlahan tapi pasti, Donghae memiringkan kepalanya dan memejamkan mata. Mengecup bibir merah Yoona dalam diam, menunggu respon gadis tersebut. Lama sekali, sampai Yoona merasa terhanyut dalam sentuhan bibir Donghae. Tangan Yoona mengelus dada bidang Donghae sementara Donghae mempererat dekapan mereka, memperkecil setiap inchi jarak dari tubuh keduanya. Donghae mengulum bibir atas-bawah Yoona, begitu pula Yoona. Mereka tampak begitu menikmati ciuman itu, melepas rindu dan mengungkapkan cinta lewat perilaku bukan lewat perkataan-perkataan atau kalimat gombal lainnya.

––––

“Eonnie, ayo kita berangkat.” seru Seohyun dari ruang tamu dorm SNSD. Ia memanggil Yoona yang masih berkutat di meja makan untuk segera berangkat ke kampus bersama. Ya, Seohyun dan Yoona memang satu universitas, tapi Seohyun merupakan hoobae Yoona di kampus. Meski begitu mereka akrab dan juga sering pulang-pergi bersama. Kerap kali Seohyun menunggui Yoona atau Yoona menunggu Seohyun pulang dan pergi ke dorm bersama.

“Okay! Taeyeon Eonnie, aku berangkat, ya!” teriak Yoona sembari meminum susunya cepat. Ia berlari kecil ke depan menyusul Seohyun yang sudah lebih dulu beranjak menuju mobil manager mereka yang akan membawa mereka ke kampus. Ia memakai hoodie cokelat dengan sepatu boots sepadan dan Seohyun memakai hoodie hijau dipadu boots hitam.

“Seo.” panggil Yoona ketika mereka sedang dalam mobil, perjalanan ke kampus.

“Waeyo, Eonnie?”

“Bagaimana kabar hubunganmu dengan Kyuhyun Oppa?” tanya Yoona seraya memakan roti isi cokelat kacang yang dibawanya dari dorm. Ia memang menyimpan banyak stok makanan di dalam tasnya.

“A-ah? Hm, mollayeo. Hhhh. Kyuhyun Oppa semakin hari semakin tinggi kadar kecemburuannya, Eonnie. Aku bingung harus bagaimana, apalagi aku baru saja menyelesaikan syuting We  Got Married bersama Yonghwa Oppa. Ia sangat cemburu, Eonnie. Padahal ketika ia dikabarkan dekat dengan Sooyoung Eonnie atau Victoria f(x) aku tidak mengumbar kecemburuanku. Berlebihan sekali, kadang aku kewalahan untuk mengerti dirinya.” keluh Seohyun merengut. Yoona mengangguk-angguk mengerti, lalu berhenti mengunyah beberapa saat. Ia menatap Seohyun sebelum berbicara lagi.

“Begitukah? Hm. Kau tahu? Kecemburuan itu membumbui suatu hubungan, Seo. Kala kau cemburu pada Kyuhyun Oppa atau sebaliknya, itu adalah pembuktian seberapa besar perasaan cintamu padanya begitu pula sebaliknya. Kau tak perlu marah padanya, karena saat seorang kekasih cemburu pada sikap kita atau kedekatan kita dengan orang lain. Kita harus mendukung keraguan hatinya, bukan malah menggoyahkan keyakinannya.” jelas Yoona panjang lebar.

“Bagaimana cara mendukung keraguan itu, Eonnie?” tanya Seohyun heran. Ia meneguk air mineral dingin dari tasnya.

“Dengan caramu. Kau pasti lebih tahu, bagaimana meredam emosi Kyuhyun Oppa padamu, bukan? Aku yakin Tuhan memberi kita hati untuk itu. Agar kita bisa saling memahami dan mengerti keadaan masing-masing.”

“Tapi, bagaimana kalau tidak mempan juga, Eonnie?”

“Kau harus yakin dengan jalan Tuhan. Tuhan tahu yang terbaik untuk semua hamba-Nya. Lagipula kalian pasti bisa mengatasinya dengan kepala dingin tanpa harus bertengkar hebat, bukan?” tutur Yoona tersenyum simpul. Seohyun menatap Yoona kagum, senyum lebar merekah di bibir magnae SNSD itu. Ia bangga dengan sikap Eonnie-nya satu ini, terkadang ia juga merasa minder tatkala Yoona tengah berbicara dengan sikap dewasa seperti ini.

“Ya! Kenapa kau menatapku begitu, Seo?” Yoona merasa risih dipandangi Seohyun, dahi lebarnya berkerut heran.

“Aniyo. Eonnie, kau bisa mengatasi masalah dengan sangat dewasa! Aku jadi kagum padamu, sekaligus iri dengan Donghae Oppa karena bisa memiliki dirimu yang seperti ini. Padahal kau kan terkenal iseng dan jahil pada member, aku tak menyangka Eonnie-ku sudah menjadi gadis dewasa.” Seohyun melontarkan pujian tulus membuat Yoona menunduk malu. Ia mengulum senyumnya, menyembunyikan rona merah yang menjalar ditiap lekuk wajahnya.

“Gomawo, Eonnie. Aku sekarang sudah tahu apa yang harus kulakukan padanya.” seru Seohyun sembari memeluk Yoona yang terkaget karena tiba-tiba dipeluk Seohyun. Tapi dalam hati Yoona tersenyum, ia kagum pada dirinya sendiri yang –entah mengapa– bisa mengeluarkan kata-kata sehebat itu. Padahal sebenarnya ia hanya belajar untuk mengerti keadaan Donghae dan hubungannya dengan Donghae, tetapi entah kenapa ia jadi bisa melontarkan kata-kata seperti tadi.

“Cheonamaneyo, Seobaby.”

––––

Siang hari yang terik, di ruang tamu dorm SNSD, tampak Leeteuk tengah duduk di sofa dengan keadaan tegang, matanya menatap lurus ke lantai dengan tatapan kosong. Kedua tangannya tergenggam gemetaran. Disana juga ada Hyoyoen, Sooyoung dan juga Sunny  tengah memegang pundak Taeyeon yang terbakar emosi. Nafasnya memburu, matanya mulai basah dan wajahnya memerah menahan kemarahan yang nyaris membludak. Suasana begitu mencekam sampai sosok yeoja datang, baru pulang dari kampusnya.

“Aku pulang.” teriak Yoona gembira membuka pintu dan mendapati kondisi dorm yang berada dalam suasana tegang. Ia baru saja selesai kuliah. Wajah gembiranya berganti menjadi bingung –karena Leeteuk berada di dorm SNSD dan juga Taeyeon yang menangis– melihat pemandangan ini.

“Ada apa ini, Eonnie?” tanya Yoona pada salah satu dari keempat Eonnie-nya tersebut.

“Taenggo marah padanya.” sahut Sooyoung singkat, menunjuk Leeteuk dengan dagunya. Leeteuk menunduk ketakutan. Tangannya basah karena gugup. Yoona lantas menoleh dan mengernyit heran. Ada apa ini?

“Waeyo? Kenapa tiba-tiba marah? Dan mengapa ada kau disini, Oppa?” tanya Yoona lagi, kini pada Leeteuk.

“A-aku.. Aku hanya ingin menjelaskan padanya tentang suatu hal yang memang harus ia tahu. Tapi tampaknya… Percuma.” jawab Leeteuk parau. Tampaknya jawaban Leeteuk malah memerkeruh suasana. Buktinya Taeyeon merengsek maju dan menggebrak meja, sontak Yoona, Hyoyoen, Sunny, Sooyoung juga Leeteuk sendiri kaget.

“Apanya yang menjelaskan? Bukankah sudah ada banyak bukti? Kau mau mengatakan apalagi, Oppa? Mau berbohong padaku padahal jelas-jelas aku mendengarkannya sendiri. HAH?! Kau benar-benar sudah mengecewakanku, Jungsoo Oppa!” teriak Taeyeon murka. Airmata meleleh begitu saja dari mata indahnya. Sejurus kemudian Taeyeon berlari ke dalam kamarnya dan membanting pintu kasar, dengan airmata berlinang tentu saja. Kelima orang yang masih berada di ruang tamu dorm pun hanya bisa menghela nafas berat.

“Biar aku yang masuk dan menjelaskannya.” usul Hyoyoen.

“Jangan, kau kan juga temperamental. Nanti malah semakin ruwet.” larang Sunny.

“Aku saja bagaimana?” usul Yoona. Ketiga Eonnie-nya langsung menoleh dan memandangnya kau-yakin-bisa? Begitu juga Leeteuk. Dari sinar matanya ia sudah nampak pasrah dengan keadaan. Ia tak sanggup berkata-kata lagi.

“Kau yakin?” tanya Sooyoung hati-hati.

“Yakin, Eonniedeul. Ya sudah, aku masuk dulu.” kata Yoona tersenyum lebar. Lalu ia bergerak menuju kamar Taeyeon yang sudah tertutup rapat namun tak pernah dikunci. Hyoyoen, Sunny, Sooyoung dan Leeteuk menatap Yoona saling tatap pandang. Semoga Yoona berhasil…

––––

Cklekk

“Eonnie..?”

Taeyeon tengah sesegukan ditepi ranjang. Ia menutupi wajah dengan telapak tangannya. Sangat kesal dan juga marah, namun dilain sisi ia kecewa. Kecewa karena merasa dikhianati oleh Leeteuk. Ia menangis jika mengingat kejadian ‘itu’ lagi.

“Taeyeon Eonnie?” Yoona perlahan mendekati Taeyeon dan duduk disebelahnya. Lama, Yoona membiarkan Taeyeon sampai berhenti menangis. Ia diam menatap  Taeyeon, tangan halusnya mengelus punggung leadernya itu pelan. Elusan itu ternyata berefek besar, buktinya tangisan Taeyeon makin meraung. Kontan Yoona merengkuh tubuh Taeyeon ke dalam dekapannya. Disana Taeyeon puas meraung dan mengeluarkan airmatanya. Yoona memeluk dalam diam, ia biarkan Taeyeon meluapkan emosinya saat itu juga. Teringat perkataan Donghae sewaktu Yoona menangis, ia pun hanya termenung menunggu Taeyeon puas menangis dalam pelukannya.

Setelah merasa lelah menangis, Taeyeon melepaskan pelukan Yoona dan menghapus bekas airmatanya dengan punggung tangan. Namun masih sesengukan. Yoona tersenyum kecil.

“Sudah lega menumpahkan tangismu, Eonnie?”

Taeyeon mengangguk pelan. Yoona mengambil sebotol air mineral dari dalam tasnya yang belum ia letakkan di kamarnya sendiri. Ia menyerahkan botol itu pada Taeyeon dan langsung ditegak habis oleh gadis itu.

“Sekarang… Boleh aku tahu apa masalahmu? Mungkin aku bisa membantu.” tanya Yoona hati-hati. Taeyeon menatap Yoona sebentar, lalu membuang nafas berat. Menghela nafas, membuangnya lagi. Begitu seterusnya. Yoona dengan setia menunggu Taeyeon berbicara.

J J J J

Segerombolan namja tergesa-gesa datang menuju dorm SNSD setelah mendengar panggilan bahwa leader mereka disana tengah mengalami sedikit kendala –bukan sedikit, tapi memang kendala– dengan leader dari girl group SNSD yang notabene kekasihnya. Rupanya sekawanan ini ingin menjelaskan sesuatu pada Taeyeon karena masalah semalam, yang membangkitkan puncak amarah Taeyeon.

“Annyeong!” koor sekumpulan namja tersebut ketika mereka sampai di pintu dorm. Hyoyoen yang membuka pintu dorm terkejut, ia pun segera mempersilahkan Oppadeul-nya masuk menuju ruang tamu.

“Hyung!”

Leeteuk yang sedaritadi menunduk seketika mendongak dan mendapati dongsaeng-dongsaengnya datang dan langsung berhambur kearahnya. “Kalian benar-benar kemari?” tanya Leeteuk heran.

“Tentu saja! Kita harus segera bicara pada Taeyeon agar masalah kalian selesai. Kami tak ingin kalian bertengkar karena kesalahpahaman yang kami buat. Seharusnya kami tak mengatakan pada Leeteuk Hyung bahwa yang menelepon Kang Sora ketika Taeyeon meneleponnya. Jadinya ia panik dan mengatakan pada Taeyeon yang dikira Kang Sora begitu.” sahut Ryeowook dengan muka lesu. Tanpa sadar bahwa ia telah mebeberkan semuanya dengan lugu.

“Maksudmu, Ryeowook Oppa? Jadi.. Semua itu hanya lelucon?” tanya Hyoyoen dengan dahi mengernyit. Sooyoung dan Sunny hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mengetahui kenyataan sebenarnya.

“Iya, kamilah yang harusnya dimarahi Taeyeon. Bukan Leeteuk Hyung. Waktu itu kami bilang pada Leeteuk Hyung bahwa tadi Taeyeon mengiriminya pesan singkat dan kami membalasnya dengan mengira itu Kang Sora. Lalu Leeteuk Hyung frustasi dan takut Taeyeon marah padanya. Ketika itu ada telepon, sontak Leeteuk Hyung kesal karena mengira itu adalah Kang Sora. Eh ternyata..” seru Kyuhyun dibarengi anggukan kepala Sungmin, Eunhyuk dan Yesung kompak.

“Aish, kalian membuat Taeyeon marah besar, tahu!” keluh Sunny merengut. Ia kesal, bisa-bisanya mereka mengerjai Leeteuk jadinya Taeyeon marah besar begini. Kan jadi repot semua.

“Maafkan kami, kami juga tak tahu Taeyeon bisa semarah itu.” kata Kangin menepuk pundak Leeteuk memberi semangat pada namja yang tertunduk lesu akibat pertengkaran hebat beberapa waktu lalu.

“Lalu sekarang kemana orangnya?” tanya Donghae celingak-celinguk. Mereka tak melihat sosok Taeyeon sejak datang tadi.

“Ada dikamarnya bersama Yoona. Yoona berusaha menenangkan Taenggo, entahlah bisa atau tidak. Berdoa saja Yoona berhasil.” sahut Sooyoung.

“Yoona?!” pekik sembilan namja itu berbarengan. Mereka melongo heran, terutama Donghae. Ia heran mengapa bisa bersama Yoona?

“Sedang apa ia disana?” gumam Donghae. Alisnya terangkat satu. Menampakkan tanda tanya besar.

J J J J

“Semalam Leeteuk Oppa membalas pesan singkatku yang tak kuduga sebelumnya. Ia mengucapkan, ‘Iya Sora-ssi. Nanti aku akan meneleponmu, Jagi’. Aku terbelalak membaca pesan itu. Kupikir, kenapa Leeteuk Oppa mengirimiku pesan seperti itu. Apa mungkin ia salah kirim? Akhirnya kuputuskan untuk meneleponnya. Lama sekali ia mengangkat. Setelah tersambung, aku ingin langsung bertanya maksud pesan itu, namun Leeteuk Oppa menyerobot berkata, ‘Nanti saja teleponnya Sora-ssi, aku janji akan meneleponmu duluan’. Yoona, apa yang kau rasakan jika kau ada di posisiku saat itu?” Taeyeon setengah frustasi menjelaskan, suaranya terputus-putus akibat sesengukan. Yoona mengambil nafas sebelum berbicara, ia memilah kata-kata agar Taeyeon tak tersinggung.

“Eonnie, kalau aku berada diposisi itu, aku pasti sangat marah dan kesal–“

“Benar kan? Aku memang pantas marah seperti itu padanya! Ia sungguh-sungguh keterlaluan dan aku lelah menahan emosiku terus menerus, Yoona. Memangnya ia pikir aku tak bisa cemburu? Terlebih Kang Sora adalah lawan mainnya di WGM, Yoong. Ia pikir aku ini yeoja kuat yang selalu tersenyum tiap kali ia bermesraan dengan yeoja lain di layar kaca?!”

“Tunggu dulu, Eonnie.. Aku kan belum selesai bicara.” sahut Yoona pelan ketika Taeyeon memotong kalimatnya. Taeyeon mengambil tissue lalu membersit hidungnya, ia mengangguk pelan. Meminta Yoona melanjutkan perkataannya.

“Aku pasti kesal dan emosi, tapi aku juga harus memikirkan isi hatinya.”

“Maksudmu?” rupanya Taeyeon tak menangkap maksud perkataan Yoona tadi.

“Begini. Waktu itu aku cemburu pada Donghae Oppa waktu ia dipasangkan dengan Goo Hara di acara King of Idols, aku jadi berpikir. Donghae Oppa sedang menjalani profesinya, sebagai artis. Lalu aku berpikir lagi, apa pantas aku cemburu padahal jelas-jelas aku tahu didalam hati Donghae Oppa hanya ada namaku yang terpatri? Setelah itu, aku merenung, menyerapi tiap perasaan cemburuku. Lalu aku terus terang pada Donghae Oppa soal kecemburuanku itu.”

“Terus terang?”

“Ne, terus terang. Aku mengatakannya dengan intonasi yang lembut dan berusaha memilah kata yang bagus, supaya ia tak tersinggung. Kau tahu apa jawaban yang kudapat, Eonnie?” Yoona menggenggam tangan Taeyeon lembut, Taeyeon menatap Yoona dengan penuh tanda tanya.

“Kata Donghae Oppa, ‘Asalkan kau percaya padaku bahwa aku tak akan pernah mengkhianatimu, aku yakin kita akan terus bersama. Kecemburuan itu pasti ada di setiap hubungan, Yoong. Tapi, itu adalah bumbu agar suatu hubungan berwarna. Kau hanya tinggal mengatur banyaknya kadar kecemburuan itu, jika terlalu tinggi akan menghancurkan hubungan dan terlalu rendah akan membuat hubungan hambar’. Tahu tidak, ada rasa bangga menyelinap saat aku mendengarnya mengatakan itu, Eonnie. Dan setelah itu, aku selalu berusaha mengintropeksi diriku agar bisa sepadan dengan Donghae Oppa. Aku berusaha mengontrol diri dan rasa cemburuku, begitu pula Donghae Oppa. Karena kami harus yakin dengan hati masing-masing dan juga sikap kami agar hubungan kami terus berjalan lancar.” terang Yoona diakhiri senyum puas.

Taeyeon mengangguk-angguk mengerti. Kemudian ia menatap Yoona haru.

“Gomapta, Yoona. Lalu… Apa yang harus kulakukan sekarang?” tanya Taeyeon.

“Kurasa, Eonnie harus mendengarkan penjelasan Leeteuk Oppa. Kau tahu? Ia juga pasti tertekan melihatmu seperti ini, Eonnie. Aku yakin ia takut kehilangan dirimu seperti kau takut kehilangannya. Sekarang keluarlah, dan dengarkan ia.” Yoona menepuk pundak Taeyeon pelan.

“Ne, arraseo. Yoona, aku tak tahu bagaimana jika kau tak disini tadi. Aku jadi paham banyak hal darimu. Sekedar pemberitahuan, kini kau sudah menjadi gadis dewasa, Yoona.” puji Taeyeon mengusap sisa airmata dipipinya sembari tersenyum tulus. Yoona tersenyum malu, ia mengangguk dan menggandeng tangan Taeyeon beranjak menuju pintu. Taeyeon dengan senang hati menggandeng Yoona keluar kamarnya, mereka pun tertawa riang seakan tak terjadi apa-apa sebelumnya.

J J J J

“Eottohke? Sudah satu setengah jam mereka dikamar. Ayolah, aku jadi semakin takut.” Leeteuk mulai gelisah menyadari Taeyeon dan Yoona sudah satu setengah jam tidak keluar-keluar dari kamar.

“Lagian sih kau, Oppa, ada-ada aja. Masa iya bercanda sampai keterlaluan begitu, jelas saja Taenggo marah banget.” gerutu Hyoyoen gondok setelah mendengar cerita Leeteuk mengenai salah kirim pesan dan salah sebut nama di telepon tersebut.

“Jagi, namanya juga bercanda. Mana tahu sampai Taeyeon marah gitu.” bela Eunhyuk sembari merangkul Hyoyoen, sedangkan yeoja itu kini mendengus saja.

“Sudah, sudah. Jangan membuat Leeteuk Hyung semakin takut begini.” sahut Kyuhyun bijak. Akhirnya mereka pun hanya bisa terdiam di ruangan itu. Donghae masih ribut dengan pemikirannya sendiri. Ini sudah kesekian kalinya Yoona seperti ini, berusaha mempertahankan hubungan orang lain atau mendekatkan dua orang  yang sedang pendekatan. Ada terbesit rasa kagum mencelos, sedetik kemudian ia pun jadi tersenyum-senyum sendiri. Apa mungkin gadis manjanya itu kini sedang berjalan menuju kedewasaan?

“Oppa..”

Kontan seluruh member menoleh dan mendapati Taeyeon berdiri berdampingan dengan Yoona. Mereka saling mengapit tangan, senyum mengembang di bibir merah Taeyeon. Yoona menatap Taeyeon sesaat, lalu mengangguk –entah apa maksudnya– dan Taeyeon segera menghampiri Leeteuk. Leeteuk makin gusar ketika Taeyeon perlahan mendekatinya, tangannya bertaut semakin erat dan mengeluarkan banyak keringat. Ia menunduk, tak berani menatap yeojanya tersebut. Takut dan juga pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti.

Taeyeon tersenyum memandang Leeteuk, matanya beralih mata Yoona yang tengah memberi isyarat dengan tangannya membentuk kata ‘OK’. Taeyeon tertawa kecil. Pandangannya terarah pada Leeteuk lagi.

“Oppa. Jungsoo Oppa.”

“Ya! Jangan panggil aku dengan nama begitu!” kata Leeteuk gemas, ia seperti lupa bahwa yeoja ini tadi marah-marah padanya. Seketika ia sadar, lalu menunduk lagi.

“Baiklah, Leeteuk Oppa. Hei, lihat aku.”

Leeteuk menatap Taeyeon yang masih berdiri dihadapannya. Sarat matanya terlihat takut. Dongsaeng-dongsaengnya menatap kedua orang ini sambil menelan ludah mereka susah payah, begitu pula Hyoyoen, Sunny dan Sooyoung. Namun Yoona diam saja menatap Eonnie dan Oppa-nya itu dengan bibir sedikit terangkat, melukis lengkungan ke atas.

“Mianhae, aku tak pernah bisa mendengarkan penjelasanmu ketika kita bertengkar. Aku baru tahu tadi ketika keluar kamar. Kau tidak serius soal telepon dan pesan itukan? Kau hanya panik saja. Jadi, syukurlah. Kini aku yakin kalau dihatimu, akulah penguasanya. Bukan begitu? Jangan buat aku khawatir lagi, Oppa. Karena aku mencintaimu.”

“K-kau tak salah, Jagi. Aku yang salah, aku selalu saja membuatmu cemburu dengan sikapku. Membuatmu emosi dan tak pernah memikirkanmu.” Leeteuk tertunduk sedih. Tapi, ia terperangah ketika Taeyeon duduk manis dipangkuannya dan tersenyum memandangnya dengan sirat mata berbeda dengan ketika ia emosi tadi.

“Aku percaya pada Oppa, jangan lakukan itu lagi. Cukup percaya padaku dan aku akan percaya padamu. Arrachi?” Taeyeon mengecup singkat pipi kanan Leeteuk, sontak rona merah mewarnai wajah Leeteuk. Ia merasa sangat malu, terlebih acara sun-sun mereka dilihat para dongsaengnya. Membuat jantungnya loncat kesana kemari tak tentu arah. Leeteuk mengangguk mengerti dan merengkuh Taeyeon ke dalam pelukannya erat.

“Chukkae!!! Akhirnya kalian berbaikan!” seru Ryeowook dan Yesung berbarengan. Kemudian diikuti teriakan ‘hore’ menggema diruang tamu tersebut. Taeyeon dan Leeteuk pun tertawa melihat namja-namja tersebut gembira.

“Taenggo, bagaimana kalau kita makan-makan saja? Kan udah lama juga nih nggak kumpul-kumpul bareng Oppadeul Super Junior!” usul Hyoyoen. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Taeyeon mengangguk. Taeyeon, Hyoyoen, Sunny juga Sooyoung pun segera menyiapkan masakan setelah Taeyeon mengecup singkat pipi kiri Leeteuk disembur dengusan dan cibiran para orang disana.

“Hei, gadis dewasaku yang manja.” panggil Donghae, Yoona yang hendak beranjak menuju dapur –bermaksud membantu Eonnideulnya– menoleh dan tersenyum mendapati Donghae memanggilnya. Ia pun menghampiri Donghae yang duduk disofa panjang.

“Kenapa memanggilku, Donghae Oppa?”

“Aniyo. Aku hanya ingin bertanya, apa yang kau katakan pada Taeyeon sampai ia bisa dengan lapang dada memaafkan Hyung-ku satu itu. Sepertinya caramu ampuh sekali.”

“Ah, kami juga ingin dengar!” pekik Kangin mendengar ucapan Donghae pada Yoona. Serentak member Super Junior menghadap ke arah tempat duduk Donghae dan Yoona demi mendengarkan cerita Yoona. Awalnya, yeoja itu merasa risih, hingga Donghae melingkarkan tangannya pada pinggang Yoona, setelah yakin, barulah ia berbicara.

“Aku hanya menceritakan pengalamanku dengan Donghae Oppa ketika aku cemburu padanya, lalu aku sedikit menambahkan nasihat. Itu saja.” ucap Yoona dengan wajah polos, sembari mengambil toples kacang dan memakan kacang itu satu per satu.

“Jinjja? Kapan?” tanya Donghae mengangkat alisnya tinggi.

“Waktu Oppa ikut acara King of Idols bersama Eunhyuk Oppa.” jawab Yoona.

“Oh, ketika aku dipasangkan dengan Goo Hara?” tanya Donghae lagi.

“Ne.”

“Tapi, hebat sekali kau, Yoona. Bisa merubah pemikiran Taeyeon secepat itu, aku saja sempat nyaris putus asa menghadapi tingkahnya.” keluh Leeteuk.

“Oppa, asal kau tahu. Dulu aku juga sama halnya dengan Eonnie. Cemburu berlebih dan juga manja pada Donghae Oppa dengan kedekatannya pada banyak yeoja. Malah lebih parah dari Eonniedeul. Tapi karena itulah aku jadi banyak berpikir, lambat laun aku sadar dan yakin kalau hatiku dan hati Donghae Oppa saling memborgol kuat. Jadi, tak perlu khawatir satu sama lain.” jelas Yoona dengan lugunya, ia tak sadar kata-katanya mampu membius para namja disana.

Member Super Junior menganga. Heran, kagum dan terkesima bercampur satu. Donghae menatap gadisnya itu dengan perasaan bangga, ternyata Yoona sudah mulai belajar menjadi dewasa –ani, sudah menjadi dewasa. Berarti pemikirannya tadi sudah terjawabnya.

“Pemikiranmu dewasa sekali! Aku tak pernah terlintas untuk berpikir begitu, Yoona-ya.” sahut Siwon yang daritadi diam penuh kekaguman.

“Setuju nih! Ah, pantas saja Donghae dan kau langgeng. Nyatanya kau begitu percaya dan yakin pada Donghae, begitu juga kau Donghae. Ckckck, aku benar-benar kagum pada kalian.” puji Sungmin berdecak kagum.

“Gamsahamnida, Oppadeul. Tapi aku tak bisa begitu, tanpa belajar dari Donghae Oppa. Ia kan guruku juga kekasihku tercinta.” ucap Yoona manja.

“Benarkah? Berarti aku bisa membuka kursus atau membangun sekolah, dong?” Donghae mulai menggoda lagi Yoona seraya mengacak-acak rambut yeojanya pelan.

“Ya! Jangan mulai menggodaku, Donghae Oppa.” sungut Yoona gondok. Pasalnya, mereka kini berada dihadapan member Super Junior juga. Kan malu…

“Hae-ah, kau ini perayu ulung.” kata Kangin tertawa terbahak-bahak.

“Hehehehe. Tapi, Yoong, jika aku dikabarkan dekat dengan Goo Hara. Kau akan cemburu?” goda Donghae, sebenarnya tak sepenuhnya menggoda karena ia juga ingin tahu reaksi Yoona.

“Apakah itu perlu? Kan aku sudah yakin pa-da-mu, Donghae Oppa.” jawab Yoona menusuk-nusuk hidung Donghae lembut. Donghae terkekeh geli sekaligus terharu, Donghae semakin yakin bahwa ke depannya Yoona akan semakin mencintai Donghae, begitupula perasaannya pada gadis berambut lurus ikal ini.

“Sudah, sudah, sudah. Kita bagaikan angin lewat disini, kajja, kita main saja. Tinggalkan mereka berdua.” celetuk Yesung sedikit menggerutu. Member Super Junior pun bubar membiarkan sepasang kekasih ini –yang tertawa melihat tingkah mereka– bermesraan.

––––

Beranjak sore suasana dorm SNSD semakin ramai –karena adanya member Super Junior– bersamaan dengan kedatangan Seohyun, Jessica, Yuri, dan Tiffany dari acara mereka masing-masing. Sebelumnya keempat gadis cantik-cantik ini sempat terkejut dengan hadirnya Oppadeul Super Junior di dorm mereka. Tetapi setelah dijelaskan Hyoyoen, barulah mereka mengerti dan bahkan tertawa karena merasa lucu dengan kejadian siang tadi. Member Super Generation tersebut menikmati makanan yang tersedia sambil berbincang-bincang renyah. Yuri dan Tiffany membawa 3 botol jus jeruk ukuran besar dan beberapa minuman kaleng sepulang mereka dari nge-MC di salah satu televisi Korea.

“Kita bersulang! Cheers!” seru Taeyeon dan Leeteuk. Mereka tertawa bersama, lalu bersulang dan meminum minuman masing-masing. Guyonan, lelucon heboh, dan macam-macam bahan perbincangan dilahap mereka saat makan malam berlangsung. Seakan baru berjumpa setelah sekian lama tak bertemu, mereka menghabiskan malam denagn begitu riang.

“Yoona-ssi, aku ingin mengucapkan terima kasih. Karena kau, aku dan Taeyeon tidak bertengkar lagi.” seru Leeteuk ditengah perbicangan seru tersebut. Sejenak suasana jadi hening. Yoona sontak tersenyum kikuk, ia merasa malu dan juga senang karena bisa membantu hubungan orang lain bertahan.

“Aku juga ingin berterima kasih padamu, Yoona. Berkat kau, aku dan Taecyeon Oppa kini tak jadi putus. Tadi aku mencurahkan isi hatiku padanya seperti yang kau katakan semalam itu.” ungkap Jessica dengan sumringah.

“Whoaa. Chukkae, Jessica-ssi!” ucap Siwon diiringi high five ritual mereka semua.

Jessica hanya mengangguk sambil tersenyum tersipu malu. Sementara Yoona menatap Donghae dengan pandangan apa-maksudnya-ini-kenapa-mereka-semua?

“Oh iya, tak hanya Jessica yang bahagia, aku dan Siwon Oppa sudah jadian, lho!” pekik Tiffany senang. Kontan member Super Junior menatap Siwon terperangah, tak menyangka mendengar berita baik lagi, bahkan sangat baik! Namun sedetik kemudian mereka bersorak sorai. Kata-kata ‘chukkae’ pun terdengar lagi, menggema ditiap sudut dorm ini. Tiffany menunduk malu saat digodai Oppadeul-nya. Sementara Siwon tersenyum kecil, menunjukkan lesung pipinya yang manis.

“Kalau diingat-ingat, aku dan Hyoyoen juga pernah nyaris bertengkar. Tapi, Yoona-ssi mengatakan kalau aku harus menjaga perasaan wanita. Sejak itu kami jarang bertengkar karena hal kecil. Gomawo, Yoona-ssi. Daebak!” seru Eunhyuk girang, Hyoyoen tersenyum simpul sembari mengamit lengan Eunhyuk manja.

“Hei, tidak cuman kalian saja, lho! Aku dan Yuri juga jadian beberapa minggu yang lalu karena dukungan Yoona-ah! Dia seperti pakar cinta saja. Hehehe.” seru Yesung menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya.

“Jinjja!? Whoaa. Yesung-Yuri chukkaeyo!”

Yesung maupun Yuri sama-sama menunduk, wajah mereka berdua yang merona. Bahkan ledekan pun semakin menjadi-jadi. Para member seperti merasakan liburan singkat, meski hanya dengan makan-makan dan minum-minum saja. Senang dan gembira mereka rasakan karena bisa berbagi satu sama lain, setidaknya merefreshingkan otak dari penat bekerja setiap waktu.

“Ah! Benar juga, tadi pagi Yoona Eonnie memberikan aku nasihat untuk menghadapi Kyuhyun Oppa yang cemburuan. Gomawo, Eonnie! Ternyata tidak cuman aku yang diberikan nasihat ala Yoona Eonnie, yah.” celetuk Seohyun sembari memeluk Yoona, Yoona mengerjap-ngerjap heran, kaget, dan juga senang mendengarnya.

“Jinjja? Aish, dasar.. Tapi, gomapta, nenek rusa!” cerocos Kyuhyun menjulurkan lidah.

“Oh iya, tadi Krystal titip salam dan mengucapkan terima kasih padamu, Yoong. Katanya berkat kau, ia dan Minho jadi semakin dekat. Mereka sekarang sudah mulai masuk tahap yang lebih serius, lho.” cerita Jessica dengan senyum mengembang.

“Krystal dan Minho??” tanya Kangin kaget.

Jessica mengangguk semangat. Sementara para member Super Junior dan SNSD lainnya menggeleng-gelengkan kepala mereka tanda kagum dan heran, pastinya.

“Jadi… Sejak kapan kau menjadi pakar cinta, rusaku yang manja?” goda Donghae menjawil ujung hidung Yoona, ia terkekeh mendengar ucapan terimakasih pada Yoona yang terucap dari mulut para member. Keinginan untuk menggoda yeojachingunya itu pun hadir lagi.

“A-aniyo. Aku bukan pakar cinta, Oppa. Aku hanya mengatakan apa yang harusnya kukatakan dan melakukan sesuatu yang memang harusnya kulakukan, Donghae Oppa. Lagipula aku kan belajar darimu…, dan aku tak sehebat dirimu.” kata Yoona dengan wajah polos nan lugunya, menambah birahi Donghae untuk menggoda habis-habisan gadisnya ini.

“Jeongmal? Hmm, berarti sekarang aku punya anak buah, dong?”

“Donghae Oppa!” pekik Yoona geram, lagi-lagi namjanya menggoda Yoona bahkan sekarang dihadapan member Super Generation!

“Lho? Katamu kau tak sehebat aku? Perumpamaan kalau aku hebat, berarti aku adalah guru dan kau seorang murid. Lalu muridku yang manja ini berevolusi menjadi murid dewasa. Begitukah?” tanya Donghae sengaja memasang wajah terkejut.

“Aish, jinjja.. Aku tendang kau kalau berani menggodaku, lagi!” ancam Yoona yang berada disamping Donghae duduk. Mata Yoona memicing sinis dan bibirnya mengerucut. Pipinya menggembung memperlihatkan aegyo-nya.

“Aigoo, galak sekali sih sama kekasihnya sendiri. Awas nanti cepat tua, lho!” kata Donghae bergidik ngeri, wajahnya yang dibuat-buat itu sepersekian detik berubah meringis kesakitan. Tangan Yoona memelintir perut Donghae, saat ini bahkan lebih kencang dari sebelum-sebelumnya.

“A-aaa. A-aaa.. Ampun, ampun. Jangan mencubitku begitu, Yoong. Oke, aku menyerah!” keluh Donghae memegangi perutnya yang habis dipelintir Yoona. Yoona tersenyum puas mengetahui Donghae menyerah.

“Ish, kalian ini. Pasangan aneh! Mesra tapi saling senang main tangan.” celetuk Eunhyuk sedikit kesal, sisanya hanya berdecak heran dan menggeleng-gelengkan kepala mereka. Heran sih, tapi mereka kagum. Tahu kenapa? Jelas, karena mereka tampaknya saja main-main namun siapa sangka bahwa dibalik tingkah kanak-kanak mereka, mereka bisa menyelesaikan masalah apapun dengan bijak dan tenang seperti air.

“Hehehe. Tapi, Yoona. Oppa jujur padamu, Oppa sangat bangga melihat perubahanmu dari manja menjadi dewasa seperti ini. Kau memberikan kata-kata yang mudah merubah sikap orang, kau sudah dengan berani menunjukkan sisi itu pada orang-orang didekatmu dan juga mulai bisa menjadi dirimu sendiri. Menasihati mereka dan memperingatkan mereka supaya tak jatuh dari awang-awang ketika mereka berada diatas atau ketika mereka terjerembab jatuh di tanah. Bahkan sekarang semua orang berterimakasih padamu, karena dengan begitu dirimu semakin berarti dimata mereka. Benar kan?” Donghae mengusap kepala Yoona penuh sayang. Yoona tercengang, sejenak ia menahan nafas. Tampaknya tenggorokan Yoona tercekat, ia terharu? Sangat. Donghae memang terkenal romantis, tapi bagi Yoona, Donghae tak hanya romantis tapi juga lembut dan mudah membuatnya terharu.

“Itu benar, Oppa. Tetapi aku tak akan bisa berdiri kuat tanpa sanggahan yaitu kau. Aku tak bisa berucap bijak sekalipun tanpa belajar darimu. Aku tak bisa memutuskan keputusan dengan adil tanpa peringatanmu. Aku tak mungkin bisa memberi nasihat tanpa kau beritahu. Dan yang terpenting, aku tak akan mungkin bisa menjadi Im Yoona yang dewasa tanpa bantuan dan tanpa adanya dirimu, Donghae Oppa.” tutur Yoona berkaca-kaca. Ia menyunggingkan senyum aligatornya, terharu sambil tersenyum? Mungkin itulah ungkapan orang. Ia mencoba berbicara tenang setelah mengumpulkan kekuatan agar tak menangis dihadapan semua orang. Memang ia terkenal sebagai Queen of Tears, dan King-nya? Tentu kalian tahu siapa.

Donghae terkesiap melihat Yoona mengusap ujung matanya, ia sadar bahwa yeoja itu tengah menahan airmata. Ia tersenyum, merengkuh gadis itu pelan.

“Ya! Ya! Yoona-ah, Donghae-ssi, jangan berpelukan begitu, kami jadi iri.” teriak Sungmin, kemudian ia meraih Sunny dan mendekapnya juga. Yeoja itu hanya bisa tersenyum malu-malu. Donghae tertawa lebar, suasana menjadi semakin meriah dan gembira.

“Saranghaeyo, Lee Dong Hae Oppa.” ucap Yoona mantap, membuat Donghae –juga member Super Generation– kontan menatap Yoona. Mata Donghae mengerjap tak yakin, lalu ia tertawa hambar. Ia benar-benar terperangah mendengar ucapan Yoona. Ia tahu Yoona dan dirinya jaarng mengumbar kata cinta, tapi sekarang Yoona mengatakannya dihadapan banyak orang. Membuat hatinya mencelos senang dan raut bahagia terpancar dari wajahnya.

“Kau adalah guru cintaku, orang yang berarti dalam hidupku. Yang mengajarkanku bagaimana cara menjadi seorang gadis dewasa. Aku ingin kau menautkan hatimu untukku sebagai orang terakhir dihidupmu, begitu juga aku. Aku ingin selalu menemanimu, menjadi gadis kuat, dan juga murah senyum. Aku juga kagum padamu. Meski begitu, aku tetap tak bisa menyaingimu yang dewasa, bijak, tenang dan selalu sabar terhadapku. Tahu tidak? Perasaanku begitu senang ketika tahu Eonniedeul, Oppadeul dan para Saeng-ku mengatakan aku dewasa, namun aku ingin di mata Donghae Oppa, aku tampak seperti Im Yoona yang biasanya saja. Oppa, jeongmal saranghamnida. Gomawo untuk semuanya.” kata Yoona dengan parau. Airmatanya beranak sungai begitu saja, suasana meriah pun berganti menjadi haru.

Eunhyuk dan Ryeowook bergantian mengelap hidung dengan tissue, sementara member SNSD sudah sejak tadi menitikkan airmata mereka. Kangin menepuk-nepuk pundak Leeteuk yang tengah membersitkan hidung dan member yang lainnya tersenyum simpul mendengar ucapan Yoona. Tanpa sadar, mata Donghae mulai basah dan memerah. Ia terharu dan juga terkesima dengan ucapan Yoona. Kini keraguannya telah berubah menjadi keyakinan kuat, gadisnya telah menjadi sosok Im Yoona yang dewasa.

“Ye. Na do saranghaeyo, Im Yoona. Kau akan terus tertanam dihatiku sebagai seorang Im Yoona. Bagaimana pun sifatmu, sikapmu, dan juga daya pikirmu, aku akan selalu memandangmu sebagai Im Yoona, kekasihku tersayang. Oke?” Donghae mengusap pipi Yoona dengan ibu jarinya sambil tersenyum haru. Ia menatap yeojachingunya dalam dan bermakna. Ia berusaha mati-matian menahan agar airmatanya tak jatuh saat itu juga.

“Ah, kalian membuat kami ingin menangis, saja.” keluh Eunhyuk mengusap kasar bekas airmata dengan punggung tangannya.

“Benar-benar pasangan romantis!” celetuk Yuri tersenyum, ia mengelap ujung matanya, menahan haru yang luar biasa untuk twinsnya ini.

“YA~ Jangan membuatku iri, dong.” gerutu Shindong kesal.

“Iya nih, Changmin Oppa sih sibuk…huhu.” Sooyoung berpura-pura menangis.

“Ah benar. Terimakasih Hyung, berkat rusamu itu, aku dan Seobaby jadi paham banyak pengalaman.” seru Kyuhyun.

“Kami juga sama!!” teriak Sungmin-Sunny kompak.

“Donghae-ya, kau sudah semakin dewasa, ya.” ujar Kangin mengacak-acak rambut Donghae, membuat seulas senyum terukir dibibir Donghae.

“Kami doakan kalian terus awet! Amin. Yoon-Hae Couple… Jjang!” teriak mereka bersamaan. Seluruh member pun bersorak sorai gembira, mereka bersulang merayakan hari dimana Yoona terbukti menjadi sosok yang dewasa sekaligus berlibur singkat dari jadwal padat mereka sebagai bintang terkenal. Donghae terkekeh pelan, sementara Yoona tertawa ala aligatornya penuh rasa bangga pada dirinya sendiri. Ketika pandangan mata Donghae dan Yoona bertubrukan, Donghae menatap bola mata Yoona dalam, sehingga Yoona jadi agak salah tingkah. Lama… Perlahan wajah mereka mendekat. Sampai bibir mereka menyentuh satu sama lain. Dengan hati-hati, Donghae mengulum bibir merah Yoona penuh sayang. Menunggu Yoona meresponnya, tak lama Yoona membalas mengulum bibir tebal Donghae, ia tersenyum bahagia disela ciuman itu. Lalu mengalungkan tangannya dileher Donghae, menikmati sentuhan kekasihnya dengan perasaan senang tak terkira. Semoga perjalanan cinta ini terus berlanjut dan tak usai, hingga ajal mempertemukan kami, Tuhan. Saranghaeyo, Lee Dong Hae~ batin Yoona gembira.

FINISH.

Eottohke? Jadinya ruwet giniii, tapi  makasih loh mau baca._. RCL aja deh, semoga kalian suka! Gamsahamnidaaa^^


33 thoughts on “[Freelance] Saranghaeyo, Lee Dong Hae

  1. Beuh , kata-katanya. author pinter gombal nya setingkat ama Donghae oppa nih pasti kekeke~
    YoonHae COUPLE JJANG !!!!

    Like

  2. Romancenya kkerasa banget di ini ff. Wahh, author nya best banget deh bikinnya. terus ini pairingnya salah satu couple sugen fav’ aku tahu *nanya? Daebakk! author kerenn! ^^

    Like

  3. waaaaah critany bgus bangeeed..

    ni pngalaman pribadi y chingu??dpet amadh feelny heheheee..

    ditunggu y ff lainny..

    Like

  4. jeongmal? Gomapseumnida chingu, aku usahakan di FF lainnya bs lbh baik lagi. Dan….jujur aku gak segombal ituloh._.
    Hehe iya ini juga slh satu pengalaman pribadi aku. Gamsa:)

    Like

  5. Jjang!! Buat sweetess ff na yang panjang hehehe,,,tp good job loh..bagus and ngalir..tp tuh momen ff na thn 2011 ya thor. 🙂 oke all last ff na baru kata2 na 🙂

    Like

  6. Keren thor !!! *tepuk tangan heboh sendiri
    Bikin FF YoonHae lagi ya thor, yg romantis *kok malah request
    DAEBAK deh pokoknya

    Like

  7. woohhoooo DAEBBAKK!!
    YOONHAE JJANG!!
    FF nya romantis + so sweett bget…….. :*
    yoonhae memang pasangan yang paling top deh!

    Like

  8. wahhhh yoonhae romantis banget,,,,
    kata” yg yoona eonni keluarin bijak banget…
    keren thor ff nya,,,, 😀

    Like

  9. ya ampun romantis banget deh nie ff …
    dan semoga couple2 di atas bener2 bisa jadian … * ngarep
    bener thor, ff nya keren banget …
    ff nya kayak nyata …
    daebakk …

    Like

  10. Aigoo…….. Perasaan aku campur aduk baca nich ff. Terharu, seneng, sedih ampe iri juga ada, thor! Hmm……. Yoong berubah jadi dokter cinta yach? He he…
    Author keren banget bikin ff. Feelnya dapet n ga ngebosenin 🙂
    Neomu daebak!

    Like

  11. Bagus bangeeeeeet thor ffnya. ini namanya Fanfiction Motivasi Cinta. Mungkin yang baca ff ini yang lagi ada masalah dalam hal percintaan, bisa termotivasi nih thor ^^
    DAEBAK!!!!!!!

    Like

Leave a comment