[Freelance] Dear, Cho Kyuhyun


Tittle : Dear, Cho Kyuhyun

Author : Brenda

Disclaimer : cast tetep milik Tuhan, cerita milik saya. jelek ataupun bagus, saya harap ngga ada copas tanpa ijin.

Sebelumnya ff ini pernah aku publish di  http://seokyualways.wordpress.com/

Check this out!

Sayang ku rindu, sayang ku cinta

Meski memang kau tak mengerti

Ku butuh dirimu, ku ingin kau hadir

Meski memang bukan inginmu

SEOUL NATIONAL UNIVERSITY HOSPITAL

Seohyun tengah terbaring lemah di rumah sakit. Sudah satu bulan ia berada di rumah sakit tersebut. “Kibum… ini” Seohyun memberikan sebuah buku sedikit tebal pada anaknya tersebut. “ini apa eomma?” tanya Kibum seraya menerima buku tersebut. “bacalah” perintah Seohyun pada anaknya. Kibum pun menurut, perlahan ia buka buku tersebut. “buku harian?” tanya Kibum pada ibunya itu. Seohyun tersenyum dan mengangguk lemah.

Kibum membaca lembar demi lembar buku harian tersebut. Di buku tersebut, juga terdapat foto yang memperjelas kejadian yang ditulis dibuku tersebut.

***

11 Januari 1998

Inilah kisahku, aku bertemu dengan seorang namja tampan nan baik hati. Kami bertemu di sebuah café. Saat itu, aku sedang menyeruput kopi pesananku.

“permisi, apa aku boleh duduk disini?” tanya namja itu,  yang belum ku kenal sama sekali.

“silahkan” aku mempersilahkan namja itu untuk duduk.

Sesaat setelah ia memesan minuman, ia mengajakku berkenalan. “Cho Kyuhyun” ucap namja itu dengan lembut, ia menyunggingkan senyuman manisnya. Ia juga mengulurkan tangan putihnya padaku.

“Seo Joo Hyun, panggil saja Seohyun”  aku membalas uluran tangannya.

“sebelumnya aku pernah melihatmu di café ini. apa café ini langgananmu?”

“iyaa, aku sangat sering kesini”

Setelah perkenalan singkat itu, ia mengobrol banyak denganku. Ia juga bercerita tentang dirinya sendiri.

***

15 Januari 1998

Aku bertemu namja itu lagi di café. Kali ini ia mengajak teman lelakinya. Ia mengenalkanku pada teman laki – lakinya itu. Nama temannya itu adalah Lee Sungmin. Menurutku, ia namja yang sangat imut dan tampan.

Aku berbincang bincang lama dengan Kyuhyun dan Sungmin. Dan saat itulah, Kyuhyun meminta nomor ponselku.

***

26 Maret 1998

Kini aku dan Kyuhyun semakin dekat dan akrab. Ia juga mengenalkanku pada orang tua, adik, dan kakaknya. Awalnya, saat aku datang ke rumah Kyuhyun, ibu Kyuhyun mengira kalau aku adalah kekasih Kyuhyun. Tapi, dengan segera kujelaskan pada Ibu Cho, bahwa aku hanyalah teman Kyuhyun.

***

17 April 1998

Kyuhyun menyatakan perasaannya padaku. Ia memberiku bunga mawar putih 4 buket, memberiku sekotak coklat besar, dan juga memberiku boneka keroro berukuran jumbo. Aku sangat senang saat itu, karena ternyata cintaku tak bertepuk sebelah tangan.

Kuharap hubunganku dengannya akan bertahan lama sampai ke jenjang pernikahan. Dan kuharap ia tak akan meninggalkanku sampai kapanpun. Karena dialah kekasih dan cinta pertamaku.

***

21 Februari 1999

Hari ini, aku dan Kyuhyun ke Sungai Han untuk pemotretan. Kami sengaja memilih Sungai Han untuk foto prewedding kami. Mungkin, karena aku dan Kyuhyun sangat menyukai Sungai Han.

“aku berjanji akan menjagamu selamanya” ia mengucapkan hal itu, saat kami berada di tepi Sungai Han. Aku tersenyum bahagia, karena ia mengucapkan perkataan seperti itu. Lalu, ia memelukku dari belakang, tangannya melingkar diperutku, dan dagunya bersandar dibahu kananku. Kami tertawa bersama, kami juga menyaksikan matahari terbenam. Di tempat dan disaat itulah ciuman pertamaku terjadi.

***

17 April 1999

Tanggal pernikahan ku ini, tepat pada tanggal saat kami resmi menjadi sepasang kekasih. Dan sekarang, tanggal ini menjadi tanggal saat kami resmi menjadi sepasang suami istri. Aku senang bisa menikah dengannya. Sungguh, inilah hari yan paling membahagiakan yang pernah kurasakan.

“Aku akan selalu mencintai Cho Kyuhyun. Ku harap kau juga begitu sayang” batinku dalam hati saat aku berjalan menuju altar.

***

10 Oktober 1999

Kini, aku tengah mengandung anak Kyuhyun. Kandungan ku sudah berumur lima bulan. Kuelus perut buncitku ini, tiba – tiba saja ada yang mencium pipiku.

Kyuhyunlah yang mencium pipi chubbiku. Lalu, ia duduk di sampingku dan mencium perut buncitku.

“anak appa, kau sedang apa disana?” tanya Kyuhyun pada buah hati kami yang masih berada di dalam perut.

“dia bilang apa sayang?” tanyaku pada Kyuhyun, seolah olah ingin tahu apa yang di dengar oleh Kyuhyun.

“anak kita bilang, ia ingin cepat lahir. Ia ingin melihat kita” Kyuhyun tersenyum senang.

“benarkah? Kami juga sangat ingin melihatmu” ucapku seraya mengelus perutku, saat Kyuhyun telah menjauhkan kepalanya dari perutku.

Aku memeluk Kyuhyun, dan bersandar di dada bidangnya. Ku rasakan ia mengelus rambut panjangku ini.

***

15 Januari 2000

Perusahaan yang kami rintis, mulai jatuh. Banyak klien yang membatalkan kerja sama dengan perusahaan kami. Hutang mulai berdatangan. Aku tahu saat ini Kyuhyun pasti sangat sedih dan kecewa.

Ku beranikan diri berbicara padanya, ku sentuh pundaknya perlahan. “apa Aku boleh membantumu?” tanyaku pelan, aku takut ia marah karena aku bertanya padanya saat ia sedang fokus kerja.

“diamlah. Kau tidak bisa membantuku sama sekali” ucapnya sedikit dingin dan kasar. Kurasakan mataku memanas, ku tinggalkan dia di ruang kerjanya. Aku berjalan secepat mungkin menuju kamar. Hatiku sangat sakit mendengarnya berkata seperti itu. Selama ini, ia tidak pernah berkata kasar sedikit pun padaku.

***

02 Februari 2000

Akhirnya terjadilah kejadian yang selama ini Kyuhyun dan aku takutkan. Rumah besar dan mewah kami disita oleh bank.

Dengan terpaksa, kami pun meninggalkan rumah itu. Rumah yang Kyuhyun rancang sendiri.

Pasti, saat ini ia sangat frustasi dan jengkel. Melihat apa yang kami miliki di sita oleh bank.

Ingin aku menghiburnya, tapi aku takut. Aku takut, jika dia akan membentakku lagi seperti waktu itu. Aku pun hanya memilih diam dan menuruti apa perkataannya.

***

14 Februari 2000

Rumahku sangat kecil, di rumah ini hanya terdapat satu kasur, meja makan berukuran kecil,  dan kamar mandi. Di rumah ini, tidak ada dapur. Jadi, setiap hari kami hanya makan di warung dekat rumah.

Betapa menyedihkan nya keadaanku sekarang. Di usia kandunganku yang sudah sembilan bulan ini seharusnya aku sudah di rumah sakit untuk bersiap – siap melahirkan. Tapi, ini tidak. Kyuhyun dan aku hanya di rumah, kami tidak ke rumah sakit. Uang kami tidak akan cukup untuk membayar administrasi di rumah sakit.

“kau mau makan?” tanyaku pada Kyuhyun yang tengah mengamati gelas yang di genggamnya di atas meja makan.

Diam. Ia tidak menjawab pertanyaanku. Ia malah membanting gelas yang diamatinya dari tadi. Gelas itu, tepat mengenai foto pernikahan kami.  Dan membuat foto itu jatuh ke atas lantai.

Kali ini, aku benar – benar sangat terkejut. Aku tidak menyangka Kyuhyun akan menghancurkan foto itu. Foto yang amat kami banggakan dulu. Foto yang menjadi bukti pernikahan kami.

“kau mau kemana?” tanyaku lagi saat ia berdiri dari duduknya dan mengambil jaket di gantungan.

“pergi” jawabnya ketus dan dingin. Ia langsung saja pergi meninggalkanku di rumah sendirian.

Aku menangis, meratapi nasibku ini. “kau kejam Cho Kyuhyun” gumamku disela isak tangisku. Tiba tiba kurasakan perutku sangat sakit. Kulihat kakiku basah, air ketubanku pecah.

“aaaaaaaaaaa” teriakku sangat kencang. Kubaringkan tubuhku di kasur. Ya, aku akan melahirkan anakku sendiri. Tidak ada orang yang membantuku melahirkan. Aku teriak sekencang apapun juga tidak akan ada orang yang mendengar, karena hujan yang sangat deras.

Beberapa jam kemudian

Aku berhasil melahirkan bayiku sendirian. Ku cium bayi mungilku ini, ku bersihkan dia dengan handuk yang berada di sampingku. “maafkan eomma” air mataku jatuh membasahi pipiku. Aku menangis bahagia juga menangis kesedihan.

Aku bahagia karena aku bisa melahirkan anakku sendirian, tanpa bantuan siapapun. Tapi, aku juga sedih karena tidak ada Kyuhyun di sampingku.

***

15 Februari 2000

Saat aku sedang menyusui anakku. Tiba tiba saja ada yang mengetuk pintu rumahku. Kuletakkan bayi mungilku ke kasur, lalu kubuka pintu rumahku ini.

“maaf, apakah ini rumah Cho Kyuhyun?” tanya seorang polisi berpostur  tubuh tinggi dan gagah.

“benar. Ada apa ya?” tak tahu kenapa, mataku ini memanas dan ingin mengeluarkan butiran bening.

“suami anda, meninggal nona” suara polisi itu berganti menjadi sangat pelan.

“apaa?” air mataku pun jatuh akhirnya.

“Menurut saksi mata, suami anda mengendarai motor tanpa helm. Saat ia mengebut, dari arah berlawanan ada mobil yang menabraknya” ucap polisi itu sedikit menaikkan volume suaranya.

Saat mendengar perkataan polisi itu, seakan akan darah yang mengalir di tubuhku berhenti. Tanganku bergetar hebat, dan suaraku seakan tercekat.

“kau jahat Kyu! Meninggalkanku sendirian di dunia ini,  dan aku harus mengurus buah hati kita sendirian tanpa adanya dirimu”

***

10 Tahun Kemudian

Sungai Han. Ditempat inilah, anakku dan aku berada sekarang. Kami bercanda dan tertawa bersama. Entah kenapa, tiba tiba tawa anakku menghilang.akupun mengikuti arah matanya melihat. Ternyata, ia melihat tiga orang yang sedang bersama sama. Tiga orang itu adalah seorang ayah, seorang ibu, dan seorang anak kecil.

“ada ibu disisimu sayang” aku merangkul bahu anak semata wayangku ini.

“aku rindu ayah eomma, aku ingin melihatnya” terdengar suara anakku lemah dan parau. Aku tahu ia pasti sangat sedih, karena ia tidak memiliki ayah.

“kita ke makam ayah sekarang?” kutanya anakku yang sedang memperhatikan keluarga kecil yang bahagia itu. Ia menjawab pertanyaanku dengan anggukan.

***

Ditutupnya buku harian milik Seohyun itu. Kini, Kibum memeluk erat Seohyun yang masih terbaring lemah di atas kasur. Ia menangis di dalam dekapan ibunya. Seohyun juga menitihkan air matanya.

“mianhe eomma, dan terima kasih telah merawatku dengan baik. Ternyata perjuangan eomma sangatlah berat. Sekali lagi, terima kasih eomma” ucap Kibum seraya melepas pelukannya. Seohyun tersenyum pada anak laki lakinya itu.

Seohyun menggenggam tangan Kibum dengan lemah, “jaga dirimu baik baik” ucap Seohyun pelan. Perlahan mata Seohyun terpejam. Tetapi, senyuman manis khas miliknya belum pudar dari wajah cantik nan rupawan itu.

“eommaa!” teriak Kibum histeris. Ia mengguncang guncangkan tubuh Seohyun. Tapi, Seohyun sama sekali tak berkutik. Kini, ia sudah terlelap dalam tidur panjangnya. Ia sudah memiliki dunia baru di alam sana.

Sampai saatnya engkau mengerti

Aku mencintaimu selalu

Bila saatnya engkau sadari

Hatimu hanya untukku

Mengertilah kasih

THE END

gimana? jelek ya?

maaf reader, aku masih amatiran. jadi buat ceritanya masih amburadul, typo, gaje, dsb.

tolong komen, saran, dan kritiknya. terima kasih *bow*


30 thoughts on “[Freelance] Dear, Cho Kyuhyun

  1. Sebenernya aku udah baca di wp sebelah.
    Tapi, tetep aja terharu!
    Seo berjuang ngelahirin anak sendiri!
    Kyu kejam bgt sih cuma karna perusahaan, dia ninggalin seo! Pasti waktu dia mati, dia nyesel ninggalin seo! #plakkk#

    Like

  2. sad end
    Kasian kibum blm pernah liat appanya
    Terakhir kali ketemu seo eonni kyu oppa marah2
    Bener2 nyesek bacanya thor

    Like

  3. Author, Miss siapa ajh. mau dengar komentar saya yang sedikit pedas?
    GIni nih over all ini FF bagus banget two thumb deh d^^b.
    Tapi menurut saya judul ‘Dear, Cho Kyuhyun’ kurang pantes buat ini FF karena ini FF cuma nyeritai sisi Seohyunya doank dan FF ini jenisnya Sad ending bikin air mata saya sedikit mengalir #lebay.
    But it’s great FF walau pendek ini udh bagus 5 stars for this.
    Keep Write and FIGTHING.

    Like

  4. sedih amat sii seohyun.. gara2 perusahaan bngkrut di tinggal, trus ngelahirin sendiri, trus tiba2 kyu meninggal, jadi deh ngurusin anak sendirian.. btapa kejam nya kyu.. tapi sekarang seo pasti udah ketemu kyu lagi… #emang lho pikir bneran??

    Like

  5. Tragis! suram! menyedihkan.. ><
    kasihan SeoKyu.. 😦
    kasihan juga Kibum.. skrg dia sendirian.. 😥
    Key~aaa.. sini sma noona.. *abaikan
    Kibumnya kim ki bum SJ apa SHINee ya?

    Like

  6. Sad ending 😦
    kyuhyun oppa jahat banget , karena perusahaannya bangkrut seohyunnya ditinggal .. kan kasihan kibum .. 😦 belom pernah liat appanya apalagi seohyun udh gak ada 😦
    kyaaaaa beneran nangis baca ini 😥

    Like

Leave a reply to cho haerin Cancel reply