[Freelance] Marriage Will Not Expire #3


Title : Marriage Will Not Expire Part 3

Author : Kid Kaito

Cast : Donghae,Yoona, Siwon, Minho, Yuri, Kyuhyun, Seohyun, dll.

Genre : Chapter

Rating : PG-15

Note : Part 3 dateng nih. . . . Oh ya, buat nambah suasana sedihnya *mang bakal sedih?*, mending kalo baca nih FF sambil dengerin lagunya U-kiss yang 0330, ato lagunya Suju yang Memories deh. Mudah-mudahan readers semua pada suka ya^^. Okeh kalo begitu langsung ajah kita cekidoott!!!!

MARRIAGE WILL NOT EXPIRE

 

Donghae berlari memasuki rumahnya dan memeriksa setiap ruangan dalam rumah itu. Ia mencari seseorang yang seharusnya menyambutnya saat pulang kerumah itu. Namun orang yang dicari tetap tak dapat ia temukan.

“ Yoong dimana kau?” teriaknya dalam rumah itu. Sedari tadi ia terus meneriakkan nama yang sama namun tetap tak ada yang menjawab, meskipun ia sadar bahwa tidak ada orang selain dirinya dalam rumah itu.

Ia kemudian berlari meninggalkan rumahnya dan mengemudikan mobilnya menuju sebuah rumah yang ia yakini Yoona berada di sana. Sesampainya didepan rumah tuan Im, Donghae langsung berlari memasuki rumah itu namun ia ditahan oleh dua orang laki-laki penjaga kediaman keluarga Im, Donghae terus meronta-ronta untuk melepaskan dirinya dari dua pria yang menahannya.

“ Lepaskan aku, aku ingin menemui istriku, Yoona ada di dalam kan? Yoong. . . Yoong. . .keluarlah!!” teriak Donghae

Mendengar keributan dari luar, Siwon segera keluar ingin mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di depan. Melihat Donghae yang berteriak-teriak dan meronta-ronta siwon segera menghampiri mereka.

“ hentikan.” Ucap Siwon pada kedua penjaga, sontak penjaga itupun melepaskan Donghae yang sedari tadi ditahannya. Seketika itupun Donghae segera bergegas memasuki rumah itu, namun tiba-tiba ia ditahan oleh Siwon.

“ Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku, aku ingin menemui Yoona.” Bentak Donghae pada Siwon.

Siwon lalu melayangkan sebuah pukulan pada wajah Donghae yang membuatnya jatuh tersungkur. Donghae meringis merasakan sakit di wajahnya. Bisa dirasakannya keluar cairan berwarna merah dari sudut bibirnya.

Donghae seakan mengabaikan rasa sakitnya dan mencoba bangun kembali, namun lagi-lagi Siwon menahannya dengan pukulan, kali ini berkali kali ia memukul dan menendang Donghae namun tak dibalas oleh Donghae hingga akhirnya Donghae tergeletak(?) di atas lantai dengan darah di beberapa bagian wajanya.

“ Itu belum seberapa dibandingkan dengan sakit yang dirasakan Yoona.” Ucap Siwon dengan penuh amarah.

“ Siwon-ah, izinkan aku menemui Yoona, aku ingin meminta maaf padanya.” Pinta Donghae sambil mencoba bangun.

“ Maaf? Apakah maaf bisa menyembuhkan rasa sakit? Apakah maaf bisa membuat kami lupa akan perbuatan bejatmu? selama ini aku sudah menanggapmu sebagai saudaraku, aku begitu mempercayaimu sehingga menyerahkan Yoona padamu. Ternyata aku salah besar, kau  adalah seorang bajingan, datang ke keluarga kami dan menorehkan luka yang sangat dalam. Sebaiknya kau pergi, karena aku tidak sudi melihat wajah bejatmu.!” Ucap Siwon dengan penuh kemarahan.

Disaat yang bersamaan, tuan Im pulang dari kantornya segera menghampiri keempat orang yang sedang berseteru itu. Ia melihat Donghae dengan wajah babak belur di hadapan Siwon.

“ Aku sudah tau kau akan kesini.” Tuan Im menatap Donghae dengan wajah penuh kebencian, bisa dilihat urat-urat lehernya saking marahnya. Siwon yang melihat itu sedikit khawatir ayahnya akan melakukan hal yang tidak diinginkan pada Donghae karena memang dari awal ayahnya tidak menyukai Donghae ditambah lagi dengan perselingkuhan Donghae.

Donghae sepenuhnya bangkit walaupun wajahnya sudah babak belur, kemudian mengarahkan tatapannya pada tuan Im di depannya.

“ aku hanya ingin menemui istriku, apa itu salah?”Ucap Donghae pada tuan Im.

“ kau sudah menyakiti hati anakku, apakah kau masih pantas untuk bersamanya? Aku adalah ayah yang paling bodoh jika terus mengijinkan anaknya hidup bersama bajingan sepertimu!” Ucap sambil mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras mengatakan hal itu. Ingin rasanya ia membunuh Donghae saat itu juga.

“ Keluarkan dia dari rumah ini.” Perintah tuan Im pada kedua penjaga yang langsung sigap menuruti perintah bosnya, Donghae pun diseret keluar pagar rumah tuan Im. Pagar itupun ditutup sehingga tdak ada lagi celah untuk Donghae masuk. Donghae terus menggedor-gedor pagar rumah itu sekuat tenaga namun tetap tidak terbuka. Ia pun terkulai lemas dan mulai menitikan air mata yang sedari tadi ditahannya. Ia menyesal, sangat menyesal telah melakukan sebuah kesalahan, ia sangat ingin melihat wajah Yoona, memeluknya dan meminta maaf padanya. Ditengah penyesalannya itu, tiba-tiba ponselnya berdering, tertulis nama Yuri sebagai penelponnya.

“ Nde?” Tanya Donghae pada yuri di ujung telepon

“ Oppa. . . . .” Ucap Yuri parau karena berbicara sambil menangis.

Sesaat setelah mendengar ucapan Yuri dari telepon, Donghae segera beranjak dari tempatnya dan dengan cepat mengemudikan mobilnya pergi meninggalkan rumah tuan Im.

*******

 

“ Yoong, kau sudah bangun?” ucap Siwon sambil duduk di sebelah ranjang Yoona

“ Oppa, apakah Donghae oppa kemari? Antarkan aku pulang.” Pinta Yoona.

“ Yoong. . . .Dia. . . “ belum sempat Siwon menyelesaikan kata-katanya, Tuan Im tiba-tiba masuk ke dalam kamar yang ditempati Yoona.

“ Yoona, appa sudah menyewa seorang pengacara untuk perceraianmu dengan Donghae.”

Sontak ucapan tuan Im membuat Siwon dan Yoona membelalakkan mata kaget.

“ Appa…” Ucap Siwon

Yoona disampingnya sudah mulai menagis

“ Appa, aku tidak mau bercerai dengan Donghae Oppa, aku mencintainya.” Ucap Yoona dalam tangisnya. Siwon mendekap Yoona.

Seolah menghiraukan perkataan Yoona, tuan Im terus melanjutkan perkataannya.

“ Besok pengacara itu ingin bertemu denganmu.” Lanjut tuan Im

Yoona melepaskan pelukan Siwon dan memeluk kaki tuan Im.

“ Appa, andwae, aku tidak mau bercerai dengannya. “ Yoona terus menangis sambil memeluk kaki appanya.

“ kau harus bercerai dengannya.” Ucap tuan Im dingin. Yoona tambah erat memeluk kaki tuan Im

“ Appa Jebal, aku akan melakukan apapun asal kau tidak menyuruhku untuk bercerai dengannya… Jebal… appa…”

Tuan Im akhirnya tidak tega melihat anaknya berlutut padanya, ia kemudian membangunkan sambil memegang pundak Yoona sehingga berhadapan dengannya.

“ Appa tau kalau semuanya akan berakhir seperti ini.” Ia kemudian menghapus air mata yang mengalir deras di pipi Yoona.

“Kalau kau memang tidak ingin bercerai dengannya, ikutlah Siwon ke Swiss.”

Siwon mebelalakkan matanya tanda kaget. Setelah berkata seperti itu, tuan Im meninggalkan ruangan kamar Yoona. Yoona langsung tersungkur mendengar perkataan appanya. Walaupun Donghae telah menghianatinya, tidak mengurangi sedikit pun cintanya pada Donghae. Ia tidak ingin bercerai dengan Donghae, namun ia tahu appanya adalah orang sangat konsisten. Bercerai dengan Donghae atau pergi meninggalkannya keluar negeri. Sungguh pilihan yang teramat sulit bagi Yoona.

********

 

Donghae tampak berlari memasuki sebuah koridor rumah sakit. Langkahnya terhenti di depan sebuah ruang UGD, ia mendapati adiknya Yuri yang duduk sambil menangis.

“ Oppa…” Yuri langsung menghambur memeluk Donghae seketika melihatnya.

“ Yuri-ah, apa yang terjedi dengan eomma?” Tanya Donghae

“ Jantung eomma kumat oppa.” Ucap Yuri dalam tangisnya.

“ Kenapa bisa seperti ini?” Donghae sambil memegang pundak Yuri.

“ tadi eomma menerima kiriman foto-fotomu dengan seorang yeoja. aku tidak tahu siapa pengirimnya. Setelah melihat foto itu, jantung eomma kumat dan tidak sadarkan diri.”

Donghae langsung terkulai lemas setelah mendengar penjelasan Yuri. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi, ia kemudian meneteskan air mata. Ternyata semua ini karena dirinya. Begitu banyak orang yang tersakiti karena kesalahannya.

Yuri kaget saat ia menyadari wajah oppanya yang babak belur.

“ Oppa, sebenarnya apa yang terjadi?”

********

 

Sudah 2 hari Donghae menunggui ibunya di rumah sakit namun ibunya tak kunjung sadar juga. Hari ini dia berencana untuk ke rumah tuan Im untuk meminta maaf pada keluarga tuan Im dan membawa Yoona pulang, mungkin memang sulit tapi ia yakin Yoona pasti mau mendengar penjelasannya. Sesampainya di rumah Tuan Im, Donghae segera melangkahkan kakinya memasuki rumah itu. diluar dugaannya, tidak ada penjaga yang melarangnya masuk. Sebelum ia masuk ke ruang  tamu itu, seorang penjaga menghampirnya

“ Maaf tuan, apa yang anda lakukan disini?” Tanya penjaga itu santun.

“ aku ingin bertemu dengan tuan Im, Siwon dan juga Yoona. Aku ingin meminta maaf dan membawa Yoona kembali kerumah kami.” Jawab Donghae dengan tersenyum.

Namun penjaga itu kelihatan tak begitu senang, wajahnya seakan mengatakan suatu penyesalan mendengar ucapan Donghae.

“ maaf tuan Lee, mereka tidak ada di dalam rumah ini.” Jawab penjaga itu dengan expresi penyesalan.

“ Lalu dimana mereka sekarang?” Tanya Donghae gugup.

“ Hari ini tuan Siwon dan nona Yoona berangkat keluar negeri, satu jam yang lalu mereka sudah ke bandara.” Ucap penjaga itu yang sontak membuat Donghae seakan terkena petir di siang bolong. Ia tak tinggal diam, ia segera berlari ke mobilnya dan mengemudikannya ke bandara Incheon. Dalam perjalanan ke bandara, ia menangis mengingat kembali semua kenangan indahnya bersama Yoona, hari-hari penuh bahagia bersama istrinya, hari-hari mereka menghabiskan waktu bersama, kejahilan yang sering Yoona lakukan, semuanya kembali muncul dalam memori Donghae termasuk hari dimana ia melakukan sebuah kesalah besar yang membuat hatinya semakin hancur, pilu karena memikirkannya.

******

@Bandara

Donghae berlari kesana kemari di kerumunan manusia-manusia yang sibuk berlalu lalang di bandara. Ia mencari-cari Yoona dalam kerumunan orang itu. Rasa lelah tak ia perdulikan, yang ada dipkirannya hanyalah menemukan Yoona dan mencegahnya pergi. Ia ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya pada Yoona. Sudah beberapa kali ia terjatuh karena menabrak orang yang sedang berjalan. Ia terus saja mencari dan mencari Yoona yang tak kunjung ia temukan. Setelah sekian lama ia terus mencari akhirnya ia tersungkur ke lantai bandara karena kelelahan. (hadoh, sinetron banget)

“ Yoona, dimana kau? Jangan pergi meninggalkanku Yoong!” ucapnya sendiri dalam kerumunan orang, perlahan namun pasti ia meneteskan butiran-butiran air dari matanya. Hatinya begitu sakit, sangat sakit harus kehilangan Yoona. Ia bahkan tidak pernah memikirkan bagaimana hidupnya nanti tanpa Yoona, karena ia percaya Yoona tidak akan pergi meninggalkannya, namun sekarang kenyataan berkata lain. Lama-lama Donghae bangkit kembali dan mencoba mencari Yoona. Tanpa Donghae sadari, sosok yang ia cari-cari itu ternyata memperhatikannya sedari tadi, menyaksikan Donghae menangis yang kemudian melangkahkan kakinya pergi dan menghilang dari pandangan Yoona. Yoona hanya bisa menangis melihat langkah demi langkah yang diambil Donghae menjauh dan akhirnya menghilang di kerumunan orang yang berlalu lalang. Ia juga sebenarnya ingin berlari memeluk Donghae saat melihat lelaki yang ia cintai itu meneteskan air mata, namun ia tak mempunyai keberanian untuk melakukannya. Ia terlalu takut untuk kehilangan lebih lagi jika ia melakukannya.

“ Yoong, sudahlah, lupakanlah dia.” Ucap Siwon yang muncul dari arah belakangnya. Yoona kemudian menoleh dan menghambur memeluk oppanya itu. Tangisnya seakan pecah dalam pelukan Siwon.

“ Kita harus segera pergi Yoong.” Siwon dan Yoona pun akhirnya melangkahkan kakinya menuju pesawat untuk meninggakan Korea, meninggalkan orang yang paling dicintainya dan semua kenangan manis bersamanya.

***********

 

Dari siang hingga sore hari Donghae berada di bandara Incheon untuk mencari Yoona walaupun ia sadar bahwa Yoona sudah pergi ke luar negeri entah kemana, ia tak tahu. Ia duduk di sebuah kursi di bandara, tertunduk memegangi kepalanya. Ia masih berharap Yoona tiba-tiba muncul di hadapannya saat itu. Namun semua itu pasti tak akan terjadi. Tiba-tiba suara ponselnya menyadarkan Donghae dari lamunannya. Panggilan masuk dari Yuri.

“ Nde Yuri-ah.” Ucapnya Donghae lemah.

“ Oppa, dimana kau? Keadaan eomma sangat kritis! Cepatlah datang!” ucap Yuri sambil menangis. Donghae pun segera beranjak mennggalkan bandara Incheon menuju rumah sakit.

@Rumah sakit

Lagi Donghae berlari sambil menangis di sebuah koridor rumah sakit, tujuannya masih pada sebuah ruangan ICCU. Dari kejauhan ia melihat dokter keluar dari ruangan itu dan memberitahukan sesuatu pada Yuri, seketika itu pun Yuri langsung terduduk lemas dan menutupi setengah wajahnya dengan telapak tangan karena menangis. Melihat kejadian itu, Donghae mempercepat larinya dan segera menghampiri dokter yang baru keluar dari ruangan ibunya.

“ Dokter..ba…bagaimana…keadaan ibu saya?” Ucap Donghae yang masih kesulitan mengatur nafasnya karena berlari.

Dokter di hadapannya tidak menunjukkan ekspresi bahagia sama sekali, dokter itu malah memegang pundak Donghae dengan tatapan penuh kesedihan.

“ Maaf tuan Lee, kami sudah melakukan semampu kami, tapi takdir berkata lain.” Ucap Dokter itu, namun karena Donghae yang memang sudah frustasi dan tidak berpikir jernih ia malah mencengkram kerah baju dokter itu.

“ Apa maksudmu dokter, aku tidak mengerti.” Bentak Donghae pada dokter itu.

Yuri yang melihat kejadian itu segera menghampiri dan memeluk kakaknya.

“Oppa, eomma sudah meninggal.” Ucap Yuri diiringi tangisnya

Mendengar ucapan Yuri, hati Donghae seakan-akan ditusuk oleh beribu pedang yang sangat tajam. Apakah ia sedang bermimpi? Ia berharap ada seseorang yang membangunkannya dari mimpi saat itu juga. Perlahan ia mencerna perkataan Yuri, ia kemudian melepas pelukan Yuri dan berlari masuk keruangan tempat ibunya dirawat.

Donghae berdiri di samping tempat tidur ibunya. Ia tak percaya ibu yang sangat ia cintai itu tak lagi menghembuskan nafas. Ia memandang wajah ibunya yang telah memejamkan mata. Tanpa ia instruksikan air matanya mengalir hingga menetes di wajah ibunya yang ada dihadapannya. Ia lalu mendekati dan memeluk ibunya yang sudah meninggal. Dengan memeluk tubuh ibunya itu, Donghae menangis. ia ingin mencurahkan segala isi hatinya pada ibunya itu, namun ia tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Jika diukur, luas dunia tak akan sebanding dengan besar kesedihan yang dialami Donghae, bagaimana tidak, dua orang sangat dicintainya pergi meninggalkannya pada waktu yang bersamaan. Ia tak mampu lagi berbicara karena kesedihan yang begitu dalam dihatinya. Hanya air mata yang terus bercucuran sebagai luapan rasa sakit dan kesedihannya.

***************

 

Seorang namja bertubuh jangkung sedang asyik mencium-ciumi bunga yang ia pegang. Senyum tak henti tersungging dibibirnya. Tak lama kemudian, seorang yeoja tampak mendekati pria itu.

“ Oppa . . .” teriak Seohyun pada Kyuhyun yang berdiri tak jauh di depannya. Kyuhyun yang sedari tadi menghadap ke arah yang berlawanan segera berbalik sesaat ia mendengar suara kekasihnya.

“ Seohyun-ah. . . .” kyhyun dengan senyum tersungging di bibir langsung menghambur ke arah Seohyun

“ Mianhe oppa. Apa kau sudah lama menunggu??” Tanya Seohyun dengan suara aegyonya berharap Kyuhyun akan menjawab dengan nada yang manis pula.

Kyuhyun tersenyum mendengar pertanyaan Seohyun, namun tiba-tiba senyumnya pudar

“ Tentu saja. Apakah kau tidak lihat wajah tampanku kusut karena kelamaan menunggumu??” Ucap Kyuhyun dengan nada marah.

Seohyun yang menerima jawaban diluar prediksinya langsung cemberut.

“ Mian. . . oppa…” Ucap Seohyun sambil menunduk.

“ Tidak bisa, maaf saja tak cukup. Apakah kata maaf bisa menggantikan rasa capekku menunggu?” Ucap Kyuhyun marah-marah *loh??*.

Seohyun semakin menundukkan kepalanya mendengar ucapan Kyuhyun. Tiba-tba, mata Seohyun menangkap bunga yang sedari tadi dipegang Kyuhyun.

“ Wah oppa, bunga itu cantik sekali. Untuk siapa bunga itu?” Tanya Seohyun mengalihkan pembicaraan.

“ Ya, Seohyun-ah, jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan. Lagipula untuk siapa bunga ini kalau bukan untukmu? Apakah kau rela jika oppamu ini menjadi milik orang lain?”

“ Andwae. Oppa, aku hanya bertanya. Lagipula, mengapa oppa sangat sensitive hari ini? Jangan-jangan, oppa lagi dapet ya! *Plak*” (abaikan kata-kata Seohyun yg ini)

“ Bunga ini special kubelikan untukmu. Kau tahu, oppa rela mengantri berjam-jam untuk mendapatkan bunga ini. (Ngantri Beli bunga ato ngantri BBM bang)

“ Gomawo oppa” Ucap Seohyun berkaca-kaca karena terharu mendengar kisah pengorbanan Kyuhyun.

“ Hanya terima kasih?” Tanya Kyuhyun.

“ Lalu apa?”

Kyuhyun lalu mendekatkan pipinya ke Seohyun yang membuat Seohyun kebingungan.

“ Cium. . . . “ Ucap Kyuhyun sambil menunjuk pipinya.

“ Ya! Oppa!!” Seohyun kemudian mendorong kasar wajah Kyuhyun hingga ia terpental. *Seohyun kasar amat*

“ Seohyun-ah, apa yang kau lakukan??” Tanya Kyuhyun dengan wajah kaget bercampur rasa sakit.

“ Mian oppa, aku hanya kaget karena tiba-tiba mendengar kata-kata mesum.”

“Mesum??!!” Kyuhyun membelalakkan matanya mendengar ucapan Seohyun, sementara Seohyun hanya cengar-cengir, ketawa gak jelas.

Tiba-tiba ponsel Kyuhyun berdering.

“ Yoboseyo appa. Ada apa?” Tanya Kyuhyun.

“ Mwo??!!” Ucap Kyuhyun dengan nada yang sangat kaget sambil membelalakkan matanya tanda tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Sesaat kemudian, kyuhyun menutup teleponnya.

“ Seohyun-ah mian, oppa harus segera pergi.” Ucap Kyuhyun dengan tergesa-gesa.

“ Ada apa oppa?” Tanya Seohyun bingung.

“ Bibiku meninggal.” Ucap Kyuhyun lirih.

“ Omo. . . . baiklah oppa, hati-hati di jalan.”

“ Hmm!!” Ucap Kyuhyun sambil menganggukkan kepalanya. Kemudian Kyuhyun pun segera pergi  meninggalkan Seohyun.

“ Kasihan sekali sepupu Kyuhyun oppa, harus kehilangan ibu. Pasti sepupu kyhyun oppa sangat sedih. Sama sepertiku saat eomma meninggalkanku.” Batin Seohyun

****************

Hujan deras turun tak henti mengiringi pekaman ibu Donghae. Hujan itu seakan mewakili air mata Donghae yang sudah kering menangisi ibu maupun Yoona yang pergi mennggalkannya di hari yang sama. Ia memeluk erat adiknya Yuri yang tak hentinya meneteskan air mata. Pemakaman yang dihadiri keluarga dan teman Donghae maupun Yuri memang terbilang hanya beberapa orang. Ia tidak memiliki keluarga dari ibunya karena ibunya adalah anak tunggal, sedangkan dari ayahnya yang ia tahu hanya Kyuhyun dan orang tuanya. Tanpa mereka sadari, seorang pria dari kejauhan sedang memperhatikan mereka. Pria itu juga bergumul di tengah hujan tanpa payung atau alat lain yang bisa melindunginya dari air hujan. Air hujan seakan menutupi air mata yang juga mengalir di pipinya. Ia mengepalkan tangannya keras seakan ingin berontak dari penjara yang membelenggunya selama ini. Ia juga seakan merasakan kesedihan yang tengah dialami Donghae dan Yuri. melihat Yuri yang terus menangis, ingin rasanya ia menghampiri dan menghapus air mata dan segala kesedihan Yuri.

“ Hyung, kau harus kuat.” Kyuhyun meletakkan tangannya dipundak Donghae untuk memberikan semangat pada sepupunya itu.

“ Gomawo Kyuhyun-ah.” Ucap Donghae lirih.

Yuri menatap wajah Donghae yang seakan kosong dengan tatapan penuh kesedihan. Ada sesuatu dalam hatinya yang membuat kesedihannya berlipat ganda. Sebuah kenyataan yang beberapa hari ini ia pendam, kenyataan yang pasti akan membuat oppanya semakin menderita.

“Oppa. . . . Mianhe . . . .” Batin Yuri.

*****************

Ia berjalan gontai di tengah hujan. Ia seakan tengah berpikir keras untuk memutuskan sesuatu yang sangat penting. Keputusan yang akan mengubah hidupnya. Sesampainya di depan sebuah rumah dengan ukuran sederhana, ia kemudian masuk dengan pakaiannya yang basah kuyup.

“ Dari mana kau di tengah hujan deras seperti ini?” Tanya Leeteuk saat melihat Minho datang dalam keadaan basah karena air hujan.

“ Pemakaman.” Jawab Minho datar

“ pemakaman? Siapa yang meninggal?” Tanya Leeteuk penasarann.

Minho menarik nafas sejenak.

“ Pemakaman ibu Lee Donghae.” Ucap Minho yang sontak membuat Leeteuk kaget, bukan kesedihan atau rasa prihatin yang ia tunjukkan sebagaimana manusia pada umumnya jika mendengar kabar kematian, melainkan senyum sumringah yang memancar dari wajah Leeteuk.

“ Setelah istrinya, kini ibunya yang meninggalkan seorang Lee Donghae. Rupanya kehancurannya lebih cepat dari dugaanku.” Ucap Leeteuk bahagia, namun Minho tak menunjukkan ekspresi apapun

“ Minho-ah, misi kita sudah hampir berhasil, seharusnya kita berbahagia.” Ucap Leeteuk sambil menyenggol Minho. Minho hanya diam, matanya menerawang jauh.

“  Mungkin besok kita akan mendengar lagi berita tentang adik Lee Donghae bunuh diri, pasti sangat menyenangkan..hahaha.” Celoteh Leeteuk.

“ Hyung! “ Bentak minho yang membuat air muka Leeteuk berubah drastis.

“ Kenapa? Ada apa denganmu? Lupakan wanita itu, dia juga bagian dari keluarga Lee Donghae yang harus menaggung akibat dari ulah kakaknya. Jangan coba-coba kau menghancurkan rencana kita atau aku sendiri yang akan menghabisimu! Ingat itu.”

Minho tak mau lagi mendengar pembicaraan-pembicaraan Leeteuk yang begitu mengekang.

“ Sudahlah, aku lelah Hyung.” Minho kemudian meninggalkan Leeteuk dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Di dalam karnya, Minho tampak sangat gelisah, ada sesuatu yang membuat pikirannya pecah, ia tak bisa konsentrasi pada pikirannya. Ia hanya teringat akan seseorang yang akhir-akhir ini selalu ada dalam pikirannya. Ia lalu duduk di sebuah kursi dekat jendela dan menerawang entah kemana.

“Mianhe….Yuri.” Ucap Minho

*************

 

Donghae memandang sebuah rumah yang ada di depannya. Rumah yang ia selalu rindukan jika berada di kantor, rumah yang selalu membuatnya tersenyum, rumah yang berpenghunikan seseorang yang ia sangat cintai, rumah yang menyimpan sejuta kebahagiaan, namun itu dulu sebelum penghuni rumah itu pergi meninggalkannya. Donghae masih enggan memasuki rumahnya sendiri, ia masih belum siap jika ia tidak menemukan Yoona dalam rumah itu, ia takut akan kehilangan celotehan Yoona dalam rumah itu. ya Yoona yang selalu berceloteh sepanjang waktu sehingga membuat rumah yang hanya berisi dua orang itu ramai. Lama ia berdiri diluar, akhirnya Donghae menguatkan dirinya membuka pintu rumah yag agak besar itu. Lagi ia melangkahkan kakinya lebih dalam lagi menyusuri rumahnya. Hati Donghae tersa sangat pilu saat melihat sekeliling rumahnya. Ia melangkahkan kakinya keruang tv berharap Yoona sedang disana menonton tv sambil memakan cemilan kesukaannya. Saat Donghae pulang bekerja, Yoona akan cepat meninggalkan tv dan cemilannya dan segera menghampiri Donghae, namun kali ini lain, tak ada Yoona diruang tv yang tengah asyik menghabiskan cemilannya, tak ada Yoona yang segera menghampirinya saat ia pulang.

Donghae kemudian mengalikan pandangannya pada sebuah piano di sudut ruangan

Yoona menekan tuts piano di depannya namun tak menemukan nada yang tepat. Sekian lama ia menekan-nekan tuts tapi nada yang dihasilkan tetap berantakan. Ia kemudian mengarahkan pandangannya pada Donghae yang tengah asyik membaca buku di sofa.

“ Oppa, aku dengar kau pernah mendapat juara 1 pada perlombaan piano.” Celoteh Yoona pada Donghae yang sedang membaca buku. Mendengar ucapan Yona, Donghae menghentikan kegiatannya membaca buku sejenak dan beralih pada Yoona.

“ Mwo? Siapa yang memberitahukanmu?” Tanya Donghae yang kemudian beralih pada buku di tangannya.

“ Benarkan.” Ucap Yoona sambil tersenyum merasa anggapannya tepat.

“ Kalau begitu, ajari aku.” Pinta Yoona pada Donghae.

Donghae tetap setia menatap buku di depannya

“ Oppa sedang sibuk membaca Yoong.” Jawab Donghae

“ Ayolah oppa, kau harus mengajarkan beberapa nada padaku, dari dulu aku sangat ingin tahu cara bermain piano, tapi tidak ada yang mau mengajariku.” Ucap Yoona sambil menunjukkan ekspresi sedihnya.

“ Entahlah, oppa sudah lupa cara bermain piano.”

“ Ayolah oppa…jebal….” Yoona memelas menunjukkan puppy eyesnya, namun Donghae tetap focus pada buku di depannya. Akhirnya Yoona kehabisan kesabarannya dan menghampiri Donghae lalu mengambil buku dari tangan Donghae. Ia kemudian meletakkan buku itu di atas meja.

“ Yoong apa yang kau lakukan? Tanya Donghae kaget.

“ Oppa, kau harus mengajariku memainkan piano.” Yoona lalu meraih tangan Donghae dan menariknya ke kursi piano. Mereka kemudian duduk bersama di kursi piano yang panjang itu.

“ Baiklah Nyonya Lee, sebelum aku mengajarimu, perhatikan dulu caraku memainkan piano, oke.” Canda Dongae pada Yoona.

“ Algetsemnida tuan Lee.” Yoona kemudian memperhatikan cara Donghae menekan tuts tuts piano sehingga menghasilkan nada nada yang sangat indah. Yoona sampai tenggelam dalam keindahan nada itu.

Tangan Donghae berhenti setelah menekan sebuah tuts yang menjadi penutup lagunya.

“ Nah, bagaimana menurut anda Nyonya Lee?” Tanya Donghae pada Yoona masih terperangah mendengar nada yang dimainkan Donghae.

“ wah oppa, nada yang kau mainkan sangat indah, aku belum pernah mendengar lagu itu sebelumnya, siapa yang mengajarkanmu?”

Tanya Yoona penasaran

“ Aku sendiri yang membuatnya, tapi aku tidak mau mengajarkannya pada orang lain.” Ucap Donghae yang membuat Yoona sedikit kecewa.

“ Kenapa?”. Tanya Yoona dengan ekspresi kekecewaannya karena mengira Donghae juga tidak akan mengajarinya.

“ Karena aku sudah berjanji tidak akan mengajarkan nada ini pada siapapun.” Ucapan Donghae makin membuat Yoona kecewa.

“Kecuali pada orang aku cintai.” Sambung Donghae yang sontak membuat Yoona merekahkan senyumnya.

“ Kalau begitu, oppa sudah menemukan orang yang tepat.” Ucap Yoona sambil meunjuk dirinya.

“ Benar, kaulah orangnya Yoong.” Ucap Donghae lembut sambil menatap Yoona.

“ Oppa sudah tidak punya alasan lagi untuk tidak mengajariku. Cepat ajarkan padaku.” Pinta Yoona dengan ekspresi penuh semangat yang menurut Donghae sangat manis. Ia tersenyum melihat ekspresi Yoona.

“ Baiklah Nyonya Lee. Pertama kau tekan tuts ini kemudian. . . . . . .” Donghae mengajarkan nada demi nada pada Yoona. Yoona begitu semangat mempelajarinya.

“ Nah, kau sudah mengerti kan?” Tanya Donghae pada Yoona setelah mengajarinya.

“ Sudah oppa.” Jawab Yoona.

“ Kalau begitu, mainkan untukku.”

“ Tapi oppa jangan ketawa kalau nadanya salah. Oke!” Donghae hanya tersenyum mengiyakan permintaan Yoona. Yoona lalu menekan tuts piano yang menghasilkan nada persis seperti yang diajarkannya. Donghae memandang wajah Yoona yang begitu cantik saat berkonsentrasi mengingat tuts demi tuts yang harus ditekan. ia sangat bahagia, ia terus memandang wajah cantik Yoona, ia tak mau mengalihkan pandangannya dari wajah Yoona walau sedetik. Namun semakin lama Yoona seakan menghilang dari pandangan Donghae dan akhirnya hanya piano bisu yang Donghae lihat, menyadarkannya dari kenangan bersama Yoona sangat mengajarinya bermain piano. Hatinya begitu pilu mengenang saat bahagia bersama Yoona. Disaat ia berduka karena kehilangan ibunya, seharusnya Yoona berada disampingnya untuk menyemangatinya, namun sekarang Yoonalah yang menenggelamkannya dalam kesedihan semakin dalam.

Donghae lalu melangkahkan kakinya masuk ke kamarnya. keadaan masih sama saat Yoona berada di rumah. Peralatan make-up Yoona masih tertata rapi di meja rias, tidak ada yang berubah. Donghae menatap setiap sudut ruangan lalu merebahkan badannya di atas tempat tidurnya. Perlahan air mata mulai membasahi pipinya. Ia sangat merindukan Yoona, ia sangat menyesal telah melakukan kesalahan yang membuat Yoona pergi. Seandainya waktu bisa diputar kembali, Donghae akan memperbaiki semua kesalahannya yang telah membuat orang-orang yang dicintainya pergi meninggalkannya.

We love each other didn’t we?

For all those day we spent together

We use to hurt together, didn’t we?

You would hurt too when you saw my tears

Where are you at this moment?

Don’t you see how exhausted I am?

My aching heart is searching for you

Its calling out for you crazily

My heart, my tears the memories of you

Drop by drop they fall into my chest

I cry and cry and with these memories that won’t be erased

Once again today my empty heart is drenched with tears…

 

Super Junior_Memories

**************

 

Kyaaaa!!! Makin lama makin kaya sinetron*Author kebanyakan nonton putri yg ditukar*. Malang banget nasibnya Hae oppa. Bertahanlah oppa, aku akan selalu bersamamu #plakk. Gimana? Panjang kan?? Panjang doonngg!! Udah baca Jangan lupa coment ya!!

 

 

 


11 thoughts on “[Freelance] Marriage Will Not Expire #3

  1. haduuuuh kcian amat dh hyungku yg 1 ini, sbar y hyung psti nti c yoong balik lg kook.. #mbilnepok2pundakhaehyung

    ni knapa pd jahat” amat c ma hae hyung, jgn smpe nti yuri-aa knp”..

    ditunggu lanjutanny pnasaran..

    Like

  2. Hmm…..
    Mau tnya; unnie posting fanfictionnya 1 bln 1x yash…tiap hari ku buka terus cox pngen bca klnjutnnya…

    Like

  3. Gyaaaa *mencak” *jungkir balik (?) *salto”
    Ah, ni author gak asik, ah *digorok author
    Kok perasaan hidup nya Hae ancur amat yah -,-” Kasian thor…
    Ntar next part hrs ada “something happy” lah, bwt mengganti “something sad” di part ini *apaan sih mksd nya *y pokok gtu lah, thor *reader gaje
    Trs, ntar ni FF kudu happy ending, YoonHae bersatu lagi, HARUS, WAJIB *maksa *reader banyak protes + banyak mau nya + ngerepotin
    Jebaaal… *pasang puppy eyes
    Keep writing~

    Like

Leave a comment