[Freelance] Lovely Day


Lovely Day [Oneshot]

Author             : SparkFishy

Cast                 : Choi Siwon x Tiffany Hwang

Genre              : Romance

PG                   : 15+

Notes               : Buat para simba lovers, maaf kalau aku buat karakter Siwon agak nyeleneh disini. Tapi sekali lagi, ini hanya sekedar karya fiksi berdasarkan imaginasiku semata. Don’t bash! And hope ur enjoy~

My love everytime. I’m thinking about you
My life is you. I miss you
I believe my dream will come true

Hari begitu cerah ketika Siwon dan Tiffany meninggalkan daerah Gangnam, salah satu distrik elit di kota Seoul. Bus-bus lalu-lalang, pasangan-pasangan berdandan rapi, rumah-rumah dengan pintu terkunci mewarnai minggu cerah itu.

Siwon menggandeng tangan Tiffany erat-erat saat menuju Han River. Siwon membiarkan jasnya terbuka diterpa angin.

”Awas…!” teriak Tiffany saat mereka menyebrang jalan.

”Patah nanti lehermu.”

Mereka berdua tertawa.

”Ah, dia tidak begitu cantik. Tak terlalu cantik untuk mematahkan lehermu,” kata Tiffany.

Siwon tertawa lagi. ”Bagaimana kau tahu aku melirik dia?”

Tiffany tersenyum. ”Siwon-ah, nae yeobo,” katanya merajuk.

”Ok, maafkan aku,” kata Siwon.

Tiffany mendekap lebih erat lengan di sisinya dan berjalan lebih cepat.

”Bagaimana kalau kita tak usah memperhatikan orang lain? Hari ini hanya untuk kita berdua. Ya, kau dan aku saja. Kita terlalu sibuk dengan urusan orang lain. Kita hanya bisa bertemu di malam hari saat tidur. Hari ini aku ingin berdua saja dengan suamiku. Aku ingin ia berbicara dan mendengarkanku.”

”Siapa yang dapat menghalangi kita?” tanya Siwon.

”Keluarga Choi. Mereka akan menjemput kita pukul satu nanti.”

”Boleh juga. Tapi, mereka kan bisa keluar kota tanpa kita berdua.”

”Jeongmal?”

”Ne…”

Tiffany menyandarkan tubuhnya dan mengecup ujung telinga suaminya.

”Yeobo, ingat, ini di tempat umum,” kata Siwon.

Tiffany hanya tersenyum kecil.

”Setelah dari sini, kita kemana? Bagaimana kalau ke Lotte World? Terakhir aku kesana tiga tahun yang lalu. Aku ingin menikmati lagi wahana yang ada disana. Kemudian kita ke Namsan Tower. Melihat pemandangan kota Seoul di malam hari dari kejauhan sambil menikmati hot coffe. Lalu….,” Tiffany tak meneruskan kalimatnya.

”Eh, kau dengar tidak, sih?”

”Tentu saja aku dengar,” kata Siwon sambil mengalihkan pandangannya dari seorang wanita berambut hitam panjang terurai yang sedang melintas di depannya.

”Itu rencana dariku untuk hari ini,” kata Tiffany datar.

”Atau mungkin kau hanya ingin mondar-mandir disini saja,” sambungnya lagi dengan nada suara sedikit tajam.

”Ah, tidak juga.”

”Kamu selalu melirik wanita lain,” kata Tiffany.

”Dimana saja dan kemana saja kita pergi.”

”Tidak, sayang. Aku hanya melihat-lihat, sekedar menikmati pemandangan. Tuhan memberiku mata untuk melihat orang lalu-lalang di jalan, di subway, atau dimana saja, menikmati indahnya alam.”

”Kamu tahu apa yang kamu lihat saat kita melintasi Gangnam tadi?” sungut Tiffany.

”Dengar…, aku seorang suami yang berbahagia,” kata Siwon sambil membelai lembut tangan Tiffany.

”Oh, ya, mari kita minum,” kata Siwon, menghentikan percakapan yang mulai memanas.

”Kita baru saja sarapan.”

”Dengar, yeobo,” Siwon berusaha memilih kata-kata yang tepat. ”Hari ini begitu indah. Tak ada alasan untuk melewatkannya begitu saja. Mari kita nikmati hari Minggu yang indah ini.”

Tiffany tak bersuara.

”Baik. Aku tak tahu harus bagaimana memulainya, tapi…lupakan saja yang tadi itu. Ayo, kita nikmati hari ini bersama.”

Mereka berdua berjalan bergandengan tanpa mempedulikan sekitarnya.

***

 

I wanna hold your hands
(Everytime I’m thinking about you)
I wanna kiss to your lips (whole heartedly)
I wanna fall in love with you
It must be beautiful lovely day

”Ada sesuatu yang ingin kukatakan,” kata Siwon serius.

”Aku tak pernah menyentuh wanita lain selain dirimu. Tak pernah sekalipun selama lima tahun ini.”

”Arraseo,” kata Tiffany.

”Kau percaya padaku?”

”Ne.”

Tiffany melanjutkan ucapannya. ”Aku berusaha untuk tidak memperhatikannya, tapi, dalam hati, aku merasa disakiti bila seorang wanita lewat di depan kita, lantas tentu saja kamu memandanginya. Sama seperti saat kita pertama kali bertemu di taman.”

”Ya, dan aku ingat warna topimu,” kata Siwon.

”Tapi, kau memandangi wanita-wanita lain dengan cara yang sama seperti memandangku. Itu menyakitkan!”

”Shh..shh..geumanhae, yeobo, geumanhae…”

”Aku ingin minum sekarang,” kata Tiffany.

Mereka memasuki sebuah bar terkenal di kawasan Apgeujeong. Mereka memilih tempat duduk dekat jendela agar dapat merasakan hangatnya sinar matahari. Di samping mereka terdapat perapian yang hangat. Seorang pelayan datang membawakan kue kering sambil tersenyum ramah.

”Kau mau minum apa?” tanya Siwon.

Brandy.”

”Dua gelas brandy.” ucap Siwon kepada pelayan.

”Tak dapat dipungkiri bahwa aku suka melirik wanita lain. Aku tak mengatakan hal itu baik atau buruk. Tapi, kalau aku tak melakukannya, aku akan menyalahkan kamu dan diriku sendiri.”

”Kau memandangi mereka seolah-olah kau menginginkan mereka,” Tiffany berucap sambil memainkan gelas brandy-nya, yang baru saja diletakan di depannya.

”Di satu pihak hal itu tidak benar. Aku tak pernah melakukannya, tapi itu memang benar.” Siwon menyela.

”Aku tahu itu, makanya aku sedih.”

”Tambah lagi brandy-nya.” Siwon menghela napas, menutup matanya sambil mengusapnya dengan ujung jarinya.

”Aku suka melihat gaya wanita. Salah satu hal yang paling kusukai dari Seoul adalah wanitanya. Beribu-ribu wanita cantik memenuhi seluruh kota. Aku kagum sekali.”

”Kekanak-kanakan. Itu perasaan kekanak-kanakan,” kata Tiffany.

”Kau hanya bisa menduga. Aku sudah lebih dewasa sekarang. Aku sudah memasuki usia pertengahan, agak gemuk, tapi aku masih senang jalan-jalan sore. Para wanita datang dengan mengenakan mantel dengan gaya rambut yang bermacam-macam. Seolah dunia terpusat di sana. Wanita-wanita cantik menghabiskan uangnya, tapi heran mereka begitu menikmati.”

Pelayan kembali dengan brandy pesanan, ”Enak minumannya?” tanyanya, tersenyum ramah.

”Enak sekali,” kata Siwon.

Lalu dia melanjutkan, ”Aku suka memandang wanita-wanita yang bekerja di kantor. Mereka kelihatan rapi dengan kacamatanya, pintar, segar, dan tahu segalanya. Sementara pada jam makan siang, wanita-wanita lain muncul dengan pakaian sedikit minim. Para pramuniaga di toko-toko akan memberikan perhatian pertama karena aku seorang pria. Sementara pelanggan wanita dibiarkan menunggu. Sudah lama aku ingin menceritakan ini kepadamu. Kebetulan kau menanyakannya, dan itulah jawabannya.”

”Lanjutkan,” kata Tiffany.

”Kalau aku ingat Seoul, pasti yang kuingat adalah wanita yang berjalan-jalan seperti dalam parade. Aku tak tahu apakah aku saja yang berpikiran demikian atau semua pria memikirkan hal yang sama saat mereka jalan-jalan di Seoul. Aku senang ketika berkesempatan duduk dengan seorang wanita cantik saat menonton drama musikal, atau bersebelahan dengan wanita-wanita berpipi merah dengan busana musim panasnya saat menonton pertandingan softball.”

Tiffany menyelesaikan minumannya dengan dua kali tegukan. ”Kau bilang sayang padaku, kan?”

”Saranghae.”

”Aku juga cantik, tak kalah cantik dengan mereka.”

”Kau memang cantik,” kata Siwon.

”Akulah yang terbaik untukmu. Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik, mengelola rumah tangga dengan baik, dan menjadi temanmu yang baik. Aku akan berbuat apa saja yang terbaik demi kamu.”

”Aku tahu,” Siwon berucap sambil mendekap tangan istrinya.

”Tapi, kau juga ingin bebas,” kata Tiffany.

Siwon tersentak. ”Yak, geumanhae!”

”Mengakulah.” Tiffany melepaskan tangannya dari dekapan Siwon.

Siwon terdiam sejenak kemudian mengambil nafas panjang dan menghembuskannya.

”Baiklah,” katanya jantan.

”Kadang-kadang memang aku ingin bebas.”

”Arra, boleh saja. Kapan pun kalau kau mau,” Tiffany berujar.

”Jangan begitu.” Siwon mendorong kursi dan menyenggol paha Tiffany.

Tiffany menangis tertahan.

”Suatu hari nanti kamu boleh pergi,” katanya di tengah isaknya.

Siwon hanya bergeming, duduk memandang bartender yang sedang mengupas jeruk.

”Bukankah begitu?” tegur Tiffany.

”Ayo katakan. Bicaralah. Kamu akan pergi, kan?”

”Mungkin,” Siwon mendorong kursinya ke belakang lagi.

”Tapi, bagaimana aku tahu?”

”Kamu tahu, tapi pura-pura tak tahu.”

”Ya, aku tahu. Aku tahu.” Tegas Siwon. Siwon berusaha mengingkari ucapannya barusan, tapi dalam hatinya menginginkan ia untuk jujur pada perasaannya.

Tiffany berhenti menangis. Dibersihkannya mukanya dengan saputangan.

”Akhirnya, kau bisa pergi dengan salah satu dari wanita-wanita itu!”

”Tentu.”

”Dan hentikan saja pembicaraanmu tentang wanita cantik yang ini dan yang itu di depanku. Yang suaranya merdu, yang matanya indah berbinar, dadanya indah, boody’s good. Simpan saja untukmu. Aku tak tertarik!”

”Ya, aku akan menyimpannya, cuma untuk diriku sendiri,” kata Siwon sambil tangannya melambai ke arah seorang pelayan.

Tiffany menyentuh ujung matanya.

”Tambah lagi brandy-nya,” katanya kepada pelayan.

”Dua,” Siwon menyela.

”Ne, Tuan, Nyonya,” kata pelayan sambil berlalu.

Tiffany menatap Siwon dengan dingin.

”Perlukah aku menelepon keluarga Choi?” tanyanya.

”Lebih enak berlibur ke luar kota, sepertinya.”

Tiffany beranjak dari tempat duduknya. Siwon memperhatikannya saat ia berjalan. Pikirnya, betapa cantiknya istriku. Betapa bagus betisnya. Dengan langkah yang lebar dan sekali sentakan, Siwon menarik Tiffany yang kini sudah berada di hadapannya. Tanpa aba-aba, Siwon mencium bibir Tiffany lama, sedikit kasar kemudian melumatnya lembut yang sesekali diselingi dengan kecupan, memberi Tiffany kesempatan untuk sedikit bernapas.

”Kalau sudah begini, apakah berlibur keluar kota lebih menarik bagimu?” tanya Siwon sambil menyeringai nakal.

Tiffany hanya diam tapi ia kembali memajukan bibirnya ke bibir Siwon, melumatnya dalam dan sedikit nafsu. Melihat Tiffany mulai tersengal, Siwon mengambil alih menguasai bibir Tiffany sambil mengelus punggungnya lembut dan mendekapnya lebih erat.

Saat ciuman Siwon mulai menjelajahi leher Tiffany, ia mendorong Siwon menjauh dan berbisik, ”Apa kau ingin ‘memangsaku’ disini? Kita lanjutkan di rumah.”

Siwon tersenyum dan dengan segera menarik tangan Tiffany, menjauh dari tempat yang membuat mereka menjadi bahan tontonan orang sedari tadi.

 

End

Gimana ff-nya? Baru kali ini aku bikin ff yang pairingnya bukan bias aku, makanya hasilnya gak begitu bagus hanya 6 page dan 1.432 words. Ini ff terpendek yang pernah aku buat, idenya juga muncul dadakan pas dini hari. Saat aku gak bisa tidur, tiba-tiba kebayang abs Siwon (LOL!) dan hasilnya jadilah ff ini hahahaha

 

 


35 thoughts on “[Freelance] Lovely Day

  1. sedikit aneh melihat siwon jadi jelalatan._.
    ceritanya memang pendek,singkat,jelas,padat. tapi masih menarik kok

    Like

  2. sejak kapan wonppa ngikutin jejak hyuk jae dan teu ahjussi #digambar teukhyuk…
    ah… so sweet deh….
    sequel dong…
    aku lagi demen sama sifany…
    wonppa mah udah tau fanny eonni lagi cemburu malah dipanas-panasin…
    haha…
    lanjut!

    Like

  3. Asyik ada lagi ff SiFany!

    Baru pertama kali baca ff yang karakter Wonpa kayak begini!

    Ih kok Wonpa matanya gak bisa diem banget sih!tau aja banyak cewek cantik.kan Fany unnie jadi cemburu!

    Nice FF thor!minta sekuel dong kalo boleh!hehehe ^^V

    Like

  4. tiffany cemburu ya? haha. siwon lagian cewe cakep lewat diliatin terus gmna gak cemburu?! bagus thor 😉 keep writing, lanjut bikin FF pairing YoonHae yaa… hehe

    Like

  5. kasian bgt sich fany eunni punya suami kaya gitu………………….
    udah lah siwon oppa kurang apa coba fany eunni itu………….
    dia itu udah lebih dari yeoja” laen TAU……………..
    sekuel sekuel sekuel……….^_^
    won oppa harus sadar kallooo dia jadi namja yg bruntung karna bisa memiliki fany eunni…………
    jgn ngelirik yeoja” nggak pnting itu……………..

    Like

  6. Aw! Siwon masa menampakkan sisi playboynya di depan istri?!
    Tiffany pasti sakit hati siwon ngelirik cewek lain!

    Ayo buat Sifany lagi!

    Like

  7. Kereeeeeen banget FFnya
    alur ceritanya juga beda banget dari FF lainnya
    tpi aku agak bingung juga dengan perkataan2 siwon 😀

    Like

  8. -.-
    ga bisa ngebayangin siwon oppa kalau aslinya kaya karakter disini..
    wahahaha
    tpi walaupun disini agak mata keranjang, dihatinya ttp ada fany eonni… 🙂
    nice ff author.. 🙂

    Like

  9. kalau aku jadi tiffany, mungkin udah gue congkel tuh matanya siwon.
    *gg deh, oppa terlalu ganteng*

    tiffany aneh deh.
    Tadi marah, pake acara mau pergi.
    Tapi begitu dicium, malah minta lanjut dirumah.
    Ckckck eonnie eonnie

    Like

Leave a comment