[Freelance] Too Love #1


TOO LOVE chapter. 1

TITLE : Too Love

AUTHOR : Park HyeRie @Dictator3424

MAIN CAST : Choi Jinri,  Lee Taemin, Kim Jong In – Kai

And other casts

GENRE : Romance, little angst, d.l.l.

LENGTH : chapter

RATE : PG16+ ==è tandanya mohon diperhatikan!!! (ini Cuma untuk Chap. 1)

Note :

Annyeong… reader *nebar bunga*^^ kenalin aku Park HyeRie.. Ini adalah ff perdana yg ku publish.. jadi mian kalo jadinya banyak typo dan alurnya aneh.. namanya juga anak baru *nyengir kuda*.. aku pribadi butuh banget yang namanya komentar, saran & kritik membangun, biar bisa ada peningkatan di ff selanjutnya.. *Nggak suka cast’nya.. yah gak usah baca!! Daripada bashing!!  okeh daripada kelamaan..

Happy Reading^-^!!!  *jangan lupa RCL

Kalian tahu.. jujur aku sering merasa beruntung. Aku dilahirkan di keluarga mapan, dikaruniai wajah yang cantik, aku juga memiliki namjachingu yang sangat tampan ,dan otak yang brilliant sampai-sampai di usiaku yang sebentar lagi memasuki 18 tahun ini aku sudah menjadi salah satu mahasiswa di salah satu universitas ternama Korea sebut saja namanya Seoul Nasional University jurusan Management semester 3, yah itu karena aku mengikuti kelas akselerasi. Bukankah aku hebat? Tentu saja.. karena memang faktanya adalah demikian. Namun, yang kalian juga harus tahu adalah.. sekarang aku merasa tidak ada gunanya memiliki semua itu. Semuanya bagai mimpi buruk.. aku tidak memiliki itu lagi. Keluargaku memojokanku.. wajah cantik yang kumiliki seakan percuma, namjachinguku berkhianat dan masa depanku tampak suram. Semuanya hancur karena satu hal…..

Story begin :

JINRI POV

Tunggu… ada dua garis merah pada test pack ini. Ani… apa ini artinya POSITIF???

Aku mengacak-acak rambutku frustasi. Ini pasti salah! Tidak mungkin aku hamil. Ohhh.. god, ini sudah test pack yang keempat, tapi kenapa hasilnya semua sama????. Pasti test packnya tidak berfungsi dengan baik, atau mungkin test packnya sudah expair. Bukankah semua kemungkinan bisa saja terjadi(?)

Aku hanya pernah melakukan sekali. Itu pun aku tidak sadar.

‘Haahhhh… semua karena nappeun namja itu. Pokoknya aku harus mencoba test pack lainnya lagi. Pasti ada yang salah’, geramku dalam hati. Ku ambil test pack yang tersisa di kantong celanaku, hmm… untung masih ada tiga buah.

‘Kau harus tenang Jinri, jangan takut!!!’, ucapku menghibur diri. Sebisa mungkin aku menekan kepanikan dalam diriku. Sudah beberapa minggu aku telat datang bulan.

Nafasku tercekat.. jantungku benar-benar berdetak sangat-sangat cepat kali ini,

Positif.. positif.. positif???’

Kakiku tiba-tiba lemas, ku jatuhkan diriku di lantai kamar mandi kamarku. Ini pasti bohong. Ku putar keran shower di sampingku. Sekarang aku basah, seandainya aku bisa berharap. Aku ingin dengan membersihkan diri maka diriku yang kotor akan kembali seperti semula. Tapi.. ketika aku sadar, jawaban harapanku sudah sangat jelas. Itu tidak mungkin. Jangan mimpi Choi Jinri!!! Ini semua karena kebodohanmu.

Rasa dingin yang seharusnya kudapatkan karena dari tadi bermain dengan air dari shower ini, sepertinya tak dapat memberikan pengaruh apapun. Aku benci diriku sendiri!!!

“Jinri-ah… kau masih di dalam sayang?? Ini sudah malam. Kau sudah dari tadi di dalam. Eomma takut kau sakit. Cepatlah keluar!”, ucap eomma dengan nada khawatir.

“ye..” jawabku singkat. Entah apa yang harus kukatakan pada eommaku. Apalagi appa. Matilah kau Jinri.

Pagi-pagi sekali mataku telah terbuka. Huhhh… rasanya kepalaku sakit sekali, mungkin karena semalam aku terlalu lama di kamar mandi. Hmmm… sepertinya kemarin benar-benar bukan mimpi. Pokoknya hari ini aku harus memastikannya sendiri.

Dengan gontai kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Sebelum aku sampai, ternyata handphone berdering. Haaahhhh.. siapa yang menelpon pagi-pagi seperti ini.

Jong In oppa calling..

Jujur aku belum siap berbicara dengannya. Kejadian buruk yang terjadi padaku ini, juga awalnya karena dia kan. Heeuuhhh… mian oppa. Entah kenapa sekarang aku jadi kesal padamu. Jujur saja melihat kejadian itu aku cemburu.

Seketika ku lemparkan handphone yang terus berdering di atas kasurku.

“Selamat nyonya. Usia kandungan anda sudah menginjak 2 minggu. Suami anda pasti sangat bahagia mendengar kabar baik ini.” Ucapan dari dokter itu masih terus terngiang di telingaku.

Sekarang aku masih ada di koridor rumah sakit. Aku benar-benar takut, bagaimana kalau sampai eomma dan oppa tahu kalau anak perempuan mereka yang selalu mereka banggakan ini hamil di luar nikah.

“agasshi…..”, seseorang dari belakang berteriak yang entah ia tujukan pada siapa. Aku tidak memepedulikannya. Aku terus berjalan menyusuri koridor rumah sakit ini, yang entah mengapa sangat panjang. Jujur aku lelah, lelah dengan semua beban ini.

Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh pundakku, yang tentu saja membuatku menghentikan langkah dan berbalik.

DEEEGGHHH….<<.

“neo??…”, aku langsung menyingkirkan tangan kotornya yang berani-beraninya menyentuhku.

Aku mempercepat langkahku. Namun, tangannya sekarang telah menggapai tanganku sehingga aku tertahan dan tak bisa kemana-mana. Sekarang dia sudah berdiri dihadapanku. Ohh… Tuhan, jangan sekarang. Kumohon!!!

“Kau darimana? Apa kau sakit?”, hooohh.. benar-benar nappeun namja yang menyebalkan.

“Lepasss…. kau tidak berhak menanyakan itu padaku”, jawabku ketus dan menghempaskan tangannya dengan kasar.

“Apa kau dari dokter kandungan tadi? Apa kau hamil?”cercanya dengan berkoar-koar., apa-apaan dia ini. Terlalu banyak ingin tahu. Aku benci itu.

“Apa pedulimu? Jangan ganggu kehidupanku”

“Bagaimanapun itu pasti anakku bukan. Jadi setidaknya aku punya hak”, ujarnya. Heehhhh.. lucu sekali. Aku bahkan tidak berharap dia tahu.

“Kau tidak usah khawatir aku baik-baik saja. Dan yang harus kau tahu, aku tidak sedang mengandung anakmu. Jadi kau tidak perlu mempertanggungjawabkan apa-apa”, ucapku sedingin mungkin. Persetan dengan anak ini. Aku bahkan tidak menginginkannya.

“Bahkan kalaupun kau tidak hamil, aku tetap akan bertanggung jawab”

“Berhentilah membuat lelucoan. Itu sama sekali tidak lucu. Menyingkirlah. Anggap saja malam itu tidak terjadi apa-apa”

“Tapi…”, perkataannya tiba-tiba saja terpotong. Dering handphonenya yang menjadikan beralih perhatian dengan merogoh sakunya.

“Ne… eomma”

“Sebentar lagi aku ke sana, aku sedang di koridor rumah sakit”, ucapnya. Eomma??? Jadi dia kesini dengan eommanya. Melihat ia yang masih sibuk dengan hal tersebut, aku segara melepaskan diri dan berjalan secepat mungkin untuk menjauh darinya.

“Urusan kita belum selesai, Jinri-ah”, teriaknya.

Aku tidak peduli. Kupercepat langkahku. Jangan sampai aku bertemu dengannya lagi. Ini sudah cukup memuakkan.

AUTHOR POV

“Jinri-ahh… chukkae. Kau benar-benar daebak!!! Kau tahu, hanya kau yang mendapatkan nilai A+ di mata pelajaran Son sonsaengnim. Pokoknnya kau DAEBAK…”, ujar Lizzy yang dari tadi duduk di samping Jinri sambil berkoar-koar hanya karena temannya itu mendapakan nilai tertinggi. Sedangkan orang yang di sampingnya hanya diam. Ia tak terlalu peduli dengan nilai yang dulu selalu ia targetkan.

“Jinri-ahh.. pokoknya kau harus mentraktirku di kantin sekarang. Arra? Mungkin aku akan membuat dompetmu kempes. Sepertinya yang lain juga harus segera tahu tentang keberhasilannmu. kau pasti akan memberitahu ayahmu kan tentang keberhasilanmu ini?”, ujar Lizzy kembali. Namun, yang ia ajak berbicara benar-benar tidak memberi respon.

“Yaakkkk…!!! Choi Jinri.. waeyo??”, tanya Lizzy yang sudah gemas melihat sahabatnya hanya diam.

“Ahnnii… gwencahana. Aku hanya tidak berselera. Kalau ingin ke kantin sekarang, pergilah. Kau butuh berapa memangnya?”, ujar Jinri dengan sangat dingin. Sebenarnya Jinri bukan tipe yeoja yang sangat pemurah, tapi untuk kali ini ia benar-benar tidak peduli dengan hal itu.

“Yaaakkk…. kau pikir aku akan makan sementara sahabatku sendiri sedang tidak dalam keadaan baik. Heeuuhh… apa masalahmu dengan Kai belum selesai? Bukankah dia sudah ketahuan selingkuh. Tidak usah memikirkannya, di luar sana masih banyak namja  yang lebih baik. Minta putus saja lahh!!”, Lizzy sepertinya sudah bosan dengan keadaan Jinri yang akhir-akhir ini aneh. Yahh… tidak seperti biasanya.

“sudahlah.. Lizzy-ah. Aku benar-benar tidak mood membahas tentangnya”

“ya.. sudahlah. Itu terserah kau, tapi ingat jangan hanya gara-gara Kai kau jadi frustasi dan mabuk-mabukan seperti dulu lagi”. Mendengar ucapan Lizzy, Jinri langsung memukul meja dengan kepalan tangannya (?). Entah itu refleks atau apa, yang jelas ia sangat terganggu dengan perkataan itu. Hanya akan mengingatkannya pada malam yang menurutnya telah menghancurkan masa depannya.

“Yaakk.. kau membuatku kaget Jinri-ah”, ujar Lizzy dengan tampang kesalnya. Baiklah mungkin memang belum bisa dikatakan kesal.

“Aku pulang sekarang”, ujar Jinri sambil berdiri dan berlalu meninggalkan Lizzy dengan tampang cengo di taman kampus.

“Yaakk… kita masih ada kelas dengan Lee sosaengnim”, teriakan Lizzy rupanya tidak dapat menghentikan Jinri.

“Heeuhhh.. ada apa dengan anak itu?? Dia benar-benar aneh”

JINRI POV

Yahh… benar kata Lizzy seandainya hari tu aku tidak melihat Jong In oppa dengan wanita itu. Aku pasti tidak akan sakit hati. Aku tidak akan menerima ajakan Amber ke bar sehingga aku tidak mabuk. Aku tidak ketemu dengan nappeun namja itu, dan kami tidak akan .. aakkhhhhhhhhhhhh………….

Aku benci keadaan ini. Kenapa aku harus merasakannya. Perasaan dikhianatai oleh orang yang kita cintai dan perasaan dimana kau merasa adalah kau yeoja yang kotor. Benar-benar memuakkan.

“Bounce to you, bounce to you, Nae gaseumeun neol janghae jabil sudo. Eobseul mankeum ddwigo itneungeol. Break it down to you, down to you,” handphoneku berdering.

Jong In oppa calling..

Mau apa lagi dia.. belum cukupkah dia menyakitiku dan membuatku seperti ini. Jujur aku masih sangat sakit hati dengan kejadian itu.

FLASH BACK..

Saengil Chukkae oppa..!!!

Aku benar-benar bahagia malam ini. Tepat pkl 00.00 KST, January 14 2011 aku mengeriminya ucapan selamat lewat SMS. Tentu saja, hari ini adalah hari bersejarah dari namja yang kucintai itu. Hmm.. ulang tahunnya yang ke-20. *tuaan dikit nggak apa2’kan Kai?*

Kalian tahu, aku benar-benar tidak tidur. Aku melakukan itu hanya untuk menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat padanya. Romantis bukan??? Yaahh.. walaupun mungkin kalian menganggap itu biasa saja, tapi setidaknya ada kebanggaan tersendiri dalam diriku untuk melakukan ini. *Jinri sombong* #digampar

Sekarang yang kulakukan bukannya tidur, namun aku telah bersiap-siap untuk menyiapkan kue ulang tahun special untuk Jong In oppa. Hmm… ini bukan pertama kalinya aku membuat kue, namun ini adalah perdana untukku membuat kue ulang tahun. Aku juga berencana untuk membuatkan cookies kesukaannya, dan makanan kecil lainnya. Aku ingin merayakan hari ini bersamanya. Salah satu hal yang membuatku berdebar adalah tentu saja karena ini untuknya.

Mati-matian aku menahan rasa kantukku. Tapi, aku harus tetap semangat. Yahhh… fighting Jinri!!! Ini demi Jong In oppa.

Tepat pukul 04.45, alhamdulillanh (?) semuanya selesai. Hoooaaammm…… aku benar-benar mengantuk. Untungnya appa dan eomma tidak sedang di rumah sekarang, jadi aku bisa tidak tidur untuk mengerjakan ini. Akhirnya aku benar-benar bisa istirahat sekarang. Good night, yeorobun!!

Karena sejak tadi telponku, tidak dia jawab, akhirnya aku memutuskan untuk mengantar semua makanan itu ke kampusnyanya, karena Jae In eonninya bilang ia disana.

Namun naas. Sepertinya makanan yang telah kubuat dengan susah payah ini tidak akan pernah sampai padanya. Tepat ketika aku melewati taman kampusnya aku melihat sesuatu. Seasuatu yang sukses membuat nyaliku menciut. Rupanya apa yang kusiapkan benar-benar akan sia-sia.

AUTHOR POV

“Saengil chukkahamnida.. saengil chukkahamnida.. sarangeun uri Jong In. Saengil chukkahamnida..”, tepuk tangan riuh dari teman-teman Kai menambah semarak suasana.

“Saatnya tiup lilin oppa..”,  seru seorang yeoja manis di samping Kai. Diikuti seruan teman-teman Kai yang lain.

Dengan bangga, sang pemilik pesta meyunggingkan senyumnya. Ia menoleh ke samping tepat yeoja manis tadi berada. Ia menggenggam tangan yeoja itu dan mengeratkan genggamannya. Lalu dalam hitungan ketiga akhirnya lilin padam, karena ditiup oleh Kai dan yeoja disampingnya.

Tak jauh dari sana. Seorang yeoja berkulit putih dengan rambut dikuncir tampak dengan air muka yang sangat berbeda dengan orang-orang yang merayakan pesta kecil-kecilan tadi. Ia memaksa agar air matanya tidak jatuh.

“cium.. cium.. cium..”, yang lain bersorak. Kedua manusia yang sekarang telah menjadi pemeran utama dalam pesta itu sepertinya hanya tersenyum malu-malu. Akhirnya pasangan itu menjawab untuk memenuhi permintaan reka-rekannya. Jinri menoleh.. baiklah itu memang bukan ciuman panas, hanya sekedar ciuman di pipi yang didaratkan yeoja manis tadi di pipi kanan Kai dan Kai membalasnya di pipi yeoja itu juga. Namun, sepertinya benar-benar membuat Jinri cemburu. Bukan cemburu. Sangat… sangat.. CEMBURU dan iri.

JINRI POV

Sekarang aku benar benar-benar tidak dapat menahan sesak di dadaku. Sakit.. sangat sakit sampai-sampai aku bingung bagaimana cara mendeskripsikannya. Rasa cemburu benar-benar telah mendiktatoriku sekarang.

Aku masih berdiri disana, menyaksikan adegan demi adegan yang menyayat hati ini sampai benar-benar end. Yeoja itu mencium Jong in oppa dan oppa juga menciumnya. Aku menoleh ke arah lain. Ya Tuhan…. ini benar-benar menyakitkan. Air mata yang sedari tadi telah kutahan akhirnya mengalir tanda aba-aba, membuat sebuah sungai kecil yang mengalir di pipiku.  Bekal yang dari tadi kutenteng akhirnya simpan dengan asal di sebuah bangku panjang tak jauh dari tempatku berdiri menyaksikan drama romantis tadi. Mungkin cepat atau lambat petugas kebersihan akan membuangnya ke tempat sampah. Lucu sekali.

Sekarang aku  berjalan dengan cepat untuk meninggalkan tempat terkutuk ini. Air mata yang dari tadi berusaha ku hentikan terus saja mengalir mengingat semua kenangan kami. Saat pertama kami bertemu, dimana waktu itu aku masih menjadi mahasiswa baru, aku bangun terlambat dan tak sengaja ia hampir menabrakku di jalan ketika aku berlari begitu gesit ke kampus. Disitulah kami saling mengenal. Kenangan itu terus saja berputar-putar di kepalaku. Saat ia mendekatiku dan menyatakan bahwa ia mencintaiku.

Sudah hampir dua tahun aku mencintai seseorang, seseorang yang ku anggap juga benar-benar mencintaiku, seseorang yang ku yakini sebagai cintaku yang seseungguhnya, seseorang selalu ada untukku dua tahun ini. Tapi kenapa dia sekarang seakan bukan dirinya yang dulu? Dia mempermainkanku, apa dia hanya menganggap yeoja murahan yang sangat gampang dipermainkan?

Dengan kasar aku menghapus air mataku. Aahhh…. yeoja bodoh.. kau benar-benar bodoh Jinri-ah.. berhenti menangisinya!!! Karena ia bahkan tidak mempedulikanmu.

AUTHOR POV

Malam harinya. Jinri hanya terus di kamar. Ada baiknya juga semua keluarganya meninggalkan untuk ke Busan, setidaknya ia tak perlu susah-susah menyembunyikan perasaannya. Jinri menelungkupkan kepalanya di bawah bantal. Jangan ditanya, matanya sekarang benar-benar sembab. Ini semua karena namja itu.

Dari tadi handphone Jinri telah bergetar mendakan bahwa ada sebuah panggilan masuk, namun ia mengabaikannya. Jika kalian berpikir bahwa itu telpon Kai, maka kalian benar-benar salah. Semenjak kejadian tadi siang ia benar-benar memberi konfirmasi apa-apa pada Jinri, dan hal itulah yang membuat jinri semakin kecewa dan sakit hati. Seperti yang tidak bisa kalian tebak (?), itu telpon dari Amber teman sekampus Jinri.

“Yeboseo?”, akhirnya Jinri mengangkatnya dengan susah payah, ia menghapus air matanya dan berusaha membuat suara terdengar setenang mungkin. Setidaknya ia yakin ada hal penting yang Amber inginkan sehingga dari tadi menelpon Jinri.

“ye.. Jinri-ah besok kita tidak akan kerja kelompok kan? Karena besok aku tidak jamin bisa masuk kuliah.”, teriak Amber dari balik telpon agar jinri dapat mendengar suaranya yang pastinya juga diselingi suara berisik yang berasal dari tempat Amber berada sekarang.

“yaa… terserah kau. Kau dimana sekarang? Kenapa sepertinya begitu berisik?”

“Aku ada di bar bersama yang lain. Kau tahu aku sedang stress sekarang. Kau sendiri di rumah kan? Apa kau tidak berpikir untuk menyusulku disini? Disini sangat menyeangkan Jinri-ah, setidaknya untuk melepas kepenatanmu. Aku yakin kau sedang banyak pikiran bukan. Aku bisa mendengarnya dari suaramu”, bujuk Amber.

“Tapi, aku..”, kelihatannya Jinri sedang berusaha mempertimbangkannya.

“sudahlah.. untuk apa akau memikirkan hal-hal tidak penting. Lagi pula kalau yang kau pikirkan adalah kedua orang tuamu, bukankah mereka tidak bersamamu sekarang. Sekali-kali melanggar lampu merah, tak apa bukan? Polisi juga tidak akan langsung menangkapmu.”

“Aku benar-benar tidak bisa Amber-shi.. sudahlah jika tidak ada yang penting lagi”

“hmm… terserah kau. Jangan habiskan malam membosankan ini di rumah! Itu saranku! Bye..”, sambungan telpon telah dimatikan.

Sekarang apa yang dikatakan Amber benar-benar menghipnotis Jinri.

“Ia dan teman-temannya pasti bersenang-senang sekarang di bar,” gumam Jinri lemas. Pikiran jinri kembali melayang entah kemana.

Ada saatnya Jinri merasa tidak adil. Kenapa justru orang-orang nakal dan sering melanggar aturan seperti merka bisa mendapat kesenangan? Sedangkan jinri tipe yeoja rumahan, polos, rajin dan selalu dibanggakan keluarganya karena ia berpestasi. Tapi justru mereka yang troublemaker lah yang mendapatkan kesenangan. Hara si barbie kampus yang selalu mendapatkan nilai dibawah rata-rata bisa mendapatkan Junhyung yang setia, yahh.. walau ia masuk anggota bad students. Amber juga, walaupun ia memang tidak pernah bermasalah dengan dunia asmara, setidaknya ia iri padanya. Tidak perlu merakan sakit dan perasaan sesak seperti ini, karena dikhianati kekasihnya. Jinri benar-benar muak..

Jinri akhirnya mulai meberanikan dirinya. Ia telah bosan di dunianya. Setidaknya untuk malam ini ia ingin menyamar menjadi orang lain. Ia ingin mebuang Kai. Jong In oppanya jauh-jauh dari pikirannya.

JINRI POV

Malam ini aku putuskan untuk duduk sendiri di sebuah bar yang katanya cukup terkenal di Seoul. Aku tidak terlalu mempedulikan orang-orang disini. Lagipula siapa yang mengenalku .Sekarang aku telah menikmati minuman beralkohol, yang jujur tidak pernah kucicipi sebelumnya. Aku bahkan tidak sempat menyakan apa nama minuman ini. Kepalaku sekarang benar-benar pusing, padahal aku baru minum lima gelas (?). Ahh… aku benar-benar tidak tahan. Aku berjalan ke toilet dengan langkah gontai, perutku juga sekarang benar-benar mual. Hooeekkk…. *nada yang aneh

Setelah kembali dari aku duduk di tempat sama. Aku kembali meratapi nasibku. Ohh.. Tuhan, kenapa ia begitu padaku? Apa yang kurang dariku? Apa hanya karena aku sibuk dengan kuliahku ia jadi memilih yeoja lain. Oppa.. kau benar-benar keterlaluan.

Aku yang bodoh ini terus saja menangis. Bodoh.. kau benar yeoja bodoh Jinri-ah. Aku tidak peduli dengan orang lain, mereka juga sibuk dengan dunianya masing-masing. Aku baru sadar, bahwa semua manusia sebenarnya benar-benar egois, hanya memikirkan diri mereka sendiri. Bahkan appa pun seperti itu, ia hanya menjadikanku boneka untuk terus belajar dan belajar bahkan ketika hampir aku mati bosan. Hingga aku mengesampingkan semuanya, termasuk kehidupan sosialku. Huuuuhhhh….. aku mendengus kesal

AUTHOR POV

Jinri mengedarkan pandangannya, ia melihat lantai dansa, belasan orang menari mengikuti alunan musik berisik yang benar-benar memekakkan telinga bagi Jinri. Sebenarnya ia juga ingin mencobanya, hanya saja ia masih ada sedikit pertimbangan.

Jinri sekarang benar-benar mabuk, ia berjalan gontai entah kemana. Sebenarnya sekarang ia sudah ingin pulang. Ia hampir terjatuh, saat tiba-tiba ada orang yang datang menghampiri Jinri. Walau dengan pencahayaan yang kurang, dapat diketahui bahwa namja itu menggunakan kemeja coklat, rambut pendek agak kemerahan, kulit putih dan cukup tinggi. Satu lagi, ia benar-benar tampan.

“yaa… Agasshi.. gwenchana? Kau sepertinya mabuk,” suara bass dari namja ini benar-benar mengingatkan Jinri pada Kai.

“Kaauu..? Ehh.. mau apa kau? Tinggalkan aku sendiri”, seru Jinri berusaha menahan tubuhnya agar tidak ambruk. Matanya masih mengerjab-ngerjab memastikan siapa namja yang ada di depannya sekarang. ‘Kai.. kau brensek’, gumam Jinri dalam hati. Yang ada dipikirannya saat ini adalah betapa ia sangat sakit hati pada Kai.

“kau yakin? Tapi agasshi.. kau tampak mabuk. Sebaiknya kau pulang bersamaku. Tak baik seorang yeoja sepertimu pulang dalam keadaan seperti ini”, ajak namja itu. Ia tampak begitu khawatir pada Jinri. Sebenarnya namja itu telah dari tadi telah memperhatikan Jinri. Hanya saja, Jinri terlalu sibuk dengan dunianya sehingga tak menyadarinya. Ia tahu sebenarnya Jinri bukan wanita-wanita nakal seperti yeoja pada umumnya di tempat ini.

“Yaa… apa pedulimu. Semua namja sama saja. Brens*kk…!!! aku benci kau”, ujar Jinri yang sebenarnya terdengar seperti racauan karena ia sekarang benar-benar mabuk. Belum sampai satu langkah meninggalkan namja itu, ternyata Jinri jatuh kembali di sofa bar. Pandanganya benar-benar buram. Yang ia rasakan ialah namja itu memapahnya ke sebuah mobil. Lalu Jinri tak ingat lagi. Ia benar-benar tak sadarkan diri.

“Agasshi…?”, namja itu berusaha membangunkan Jinri dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Rupanya berhasil, Jinri sedikit demi sedikit mulai membuka matanya

“Agasshi…??”, tidak ada sahutan rupanya.

“Agasshi.. rumahmu sebenarnya dimana?”, namja itu bertanya lagi. Sementara pikiran Jinri sedang tidak tentu sekarang. Yang ada di kepalanya sekarang hanyalah rasa pusing yang teramat sangat, dan ia ingin sekali tertidur.

Karena namja itu bosan dari tadi bertanya namun tidak digubris oleh Jinri, akhirnya ia menyerah. Ia mulai mejalankan kendaraan roda empatnya dengan hati-hati. Mungkin diperjalanan ia akan diberitahu oleh yeoja itu. Pikirnya.

Seorang namja sedang membopong tubuh seorang yeoja memasuki pintu apartmennya yang tergolong cukup luas. Setelah mempertimabngkannya, akhirnya namja ini memutuskan untuk membawa Jinri ke tempat tinggalnya. Namja ini tidak tahu dimana letak rumah Jinri, terlebih lagi ini sudah larut malam. Bisa-bisa orang tua Jinri marah besar mengetahui anak gadisnya pulang dalam keadaan mabuk berat dan dibawa oleh seorang namja, tengah malam. Setidaknya lebih baik ia cari aman bukan. Daripada ia harus berurusan dengan keluarga yeoja yang ditolongnya. Lagipula namja ini, tinggal sendiri di apartemennya, jadi ia tak masalah. Di apartemen ini juga ada lebih satu kamar, jadi setidaknya ia tak begitu repot untuk memilih tidur dimana jika yeoja ini menginap di aparetemennya dan menggunakan kamarnya.

Sesaat kemudian, yeoja itu telah berbaring dengan nyaman di atas tempat tidur namja tersebut dengan wajah damainya. Jujur namja ini cukup terkesima dengan Jinri. Benar-benar manis, pikirnya. Tapi bukan hanya itu, entah hal menarik apa yang dimiliki oleh Jinri, sehingga namja yang biasa  disapa Taemin ini enggan mengalihkan pandangannya dari Jinri. Baiklah kalau dikatakan cantik, ia memang sudah berada di atas standar kecantikan. Namun sepertinya bukan itu yang membuatnya tertarik, bukan hanya dari segi fisik. Namun, hati dan jantung Taeminlah yang entah mengapa seperti tersengat listrik ketika pertama melihat Jinri. Padahal ia bukanlah namja yang akan jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang, setidaknya ia harus tahu siapa nama dari yeoja itu. Berbeda dengan sekarang.

“Hmm… euuhhh”, Jinri tiba-tiba menggeliat, dan membuat Taemin buru-buru menjaga jarak dengannya.

“Euuhh.. ini dimana?”

“ini di apartemenku, agasshi”, namja tersebut tampak tersenyum manis pada Jinri. Entah apa alasannya. Mungkin karena ini pengaruh electric heartnya (?)

“Neo?”

“Hmm…  Lee Taemin imnida, panggil saja Temin. Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk berkenalan.”, Taemin memperlihatkan senyumnya lagi. Cukup membuat Jinri terpana.

“Ahh.. kau boleh memanggilku Jinri. Choi Jinri”, seketika itu Jinri bengun dari posisi berbaringanya, sehingga sekarang ia duduk di hadapan Taemin yang sedang berdiri.

“Mian.. aku membawamu kemari, itu karena aku sama sekali tidak tahu dimana rumahmu Jinri-shi. Euhh… jadi..”

“Ne.. gwencahana. Sebenarnya aku yang harus meminta maaf karena tadi marah-marah dihadapanmu dan sekarang malah merepotkanmu, ini semua karena mabuk hingga tidak bisa membawa diriku sendiri pulang”, Jinri memegang kepalanya yang masih sedikit pusing.

Taemin sedikit berjongkok agar posisinya bisa menyamai Jinri. “Gwenchana? Ini minum dulu, kau pasti masih pusing”, ia lalu menyodorkan sebuah gelas berisi air kepada Jinri. Jinri meminumnya dengan perlahan, dengan mata yang menatap Taemin. Manis. Tentu saja yang ia maksud bukan airnya, melainkan Taemin. Jinri meletakkan kembali gelas itu ke meja yang berada tepat disamping tempat tidur yang ia duduki sekarang. Kemudian ia disibukkan dengan membuka sepatu yang ia kenakan.

“Maaf jika aku lancang.. kenapa kau sampai mabuk tadi?”, jujur saja Taemin cukup penasaran.

“Aku tidak mabuk Taemin..!! aku sadar, masih sadar”, Taemin sedikit mendengus mendengar pengelakan dari Jinri. Jinri tersenyum tipis, lalu menundukkan kepalanya ke bawah. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya dari Taemin. Tiba-tiba terdengar isakan kecil dari Jinri, lalu suara tangisnya pun sekarang telah terdengar. Taemin menunggu Jinri tenang. Ia cukup terkejut dengan kedaan Jinri sekarang. Ia bingung dengan apa yang harus ia perbuat. Apa Jinri menagis karena pertanyaannya yang telalu lancang(?)

Dengan ragu Taemin ikut duduk di atas ranjang itu, tepat di samping Jinri. Taemin mengelus pelan bahu Jinri. Ia khawatir dengan keadaan bidadari yang tidak sengaja ia temukan malam ini. Ia tampak rapuh.

“Ceritakan padaku jika kau mau..”, Jinri menengadahkan wajahnya. Sekarang terlihat jelas oleh Taemin bagaimana mata Jinri yang sedikit sembab dengan air mata yang tampak berusaha ia hentikan alirannya. Jinri memeluk Taemin dan kembali terisak disana. Membuat baju yang dikenakan Taemin ikut basah karena air mata Jinri. Cukup lama Jinri terisak disana, Taemin sama sekali tidak keberatan. Ia bahkan sangat senang, Jinri memeluknya. Ia merasa hangat dan electric heart itu muncul dengan tegangan yang cukup kuat.

“Ia jahat Taemin-ah.. nappeun.. ia menghianatiku, padahal aku sangat mencintainya, hikss.. di.. dia lebih memilih dengan wanita lain.. aku benci dia hikss..”, ujar Jinri yang masih terisak di bahu Taemin.

Tiba-tiba Jinri melepaskan pelukannya dari Taemin. Ia kembali menunduk berusaha meredam tangisnya. “Maaf.. karena..”

“Berhenti meminta maaf.. aku tidak butuh itu,”, ucap Taemin, ia mengangkat wajah Jinri dan mengusap pipi Jinri yang basah karena air mata. Memandanginya dengan lekat, entah apa maksud dari tatapan itu.

“dan hentikan tangismu. Jangan menangisi namja itu lagi. Kau sangat cantik.. dan masih banyak orang yang akan mencintaimu di luar sana, banyak yang lebih baik dari namja itu, arra?”, Jinri seperti didiktatori sekarang. Ia mengangguk mantap di hadapan Taemin, lalu beralih pada mata indah Taemin. Ia balas menatapnya dengan tatapan yang tak kalah intensnya.

“Kau tahu Taemin-ah.. aku sepertinya sangat suka dengan senyum dan tatapanmu”, pernyataan itu tiba-tiba keluar begitu saja dari bibir Jinri, mungkin ia merasa begitu nyaman dengan Taemin.

“dan aku lebih suka matamu.. kau begitu manis.. jangan gunakan matamu ini untuk menangisi namja tak penting itu lagi”, seketika itu, Taemin sedikit beranjak dari duduknya dan semakin mendekati Jinri. Ia mengecup kedua mata Jinri. Lalu tersenyum dengan tulus di hadapan Jinri, entah perasaan apa yang Jinri rasakan sekarang. Namun, ia merasa ada yang bergejolak dalam dirinya. Mungkin electric heart itu telah merasuk bagai lucifer di dalam dirinya juga. Ia tidak pernah diperlakukan dengan semanis ini oleh namja manapun. Bahkan oleh Kai, Jong In oppanya. Baiklah.. ia memang sering diperlakukan special oleh Kai, namun kali ini Jinri merasa bersama Taemin ada sesuatu yang berbeda, ia merasa jauh lebih nyaman. Entah dari mana persaan nyaman itu diperolehnya, padahal ia baru bertemu dengan Taemin beberapa jam yang lalu.

Taemin yang masih setia di hadapan Jinri, dengan tangan kiri yang sekarang memegang tangan Jinri dan tangan kananya yang sekarang ia gunakan untuk menyentuh wajah Jinri. Mungkin bukan hanya sekedar menyentuh, lebih tepatnya ia sedang merengkuh wajah Jinri, bahkan sekarang ibu jari Taemin telah menyentuh bibir Jinri. Hal itu sukses membuat Jinri merasa tegang.

Jangan tanyakan apa yang Taemin rasakan sekarang, yang ia tahu, ia tidak pernah berlaku seperti ini terhadap siapapun sebelumnya. Ia namja baik-baik, bahkan untuk mencium pipi yeoja selain ibunya saja ia tak pernah. Tapi, sekarang berbeda, Taemin hanya mengikuti nalurinya sebagai seorang pria saja. Ia yang tidak mabuk saja kehilangan akal sehatnya sekarang. *apalagi Jinri yang lagi mabuk*

“Taemin-ah..”, seketika Jinri memegang tangan Taemin yang berada di wajahnya. Jinri kembali menatap Taemin.. *acara tatap-tatapannya banyak amat*

“Sarangheyo Jinri-ah..”, entah hanya pendengaraannya atau apa, namun yang terdengar oleh Jinri adalah Taemin menyatakan bahwa ia mencintainya. Walaupun diucapkan dengan pelan, namun setidaknya telinga Jinri masih normal untuk dapat menjangkau frekuensi suara Taemin.

Perlahan Taemin semakin memperpendek jaraknya dengan Jinri, ia makin mendekat. Semakin dekat dan semakin membuat Jinri merasa cemas. Taemin sekarang bahkan telah mendaratkan kecupan kecil di bibir Jinri. Dan itu benar-benar membuat Jinri di atas awan. Mungkin ini pengaruh minuman beralkohol yang dikomsumsinya tadi.

Jinri benar-benar merasa tegang. Ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Sekarang ia telah lupa dimana ia menaruh akal sehatnya (?). jujur saja ia mulai merasakn gairah yang berbeda malam ini. Ia menginginkan lebih dari sebuah kecupan. Tubuhnya minta disentuh. Dan Taemin telah sukses memulai semuanya.

Jinri menarik pelan dasi yang digunakan Taemin, lalu Jinri balik mengecup bibir Taemin. Manis.

“kau yang memintanya baby..”, ujar Taemin tepat di telinga Jinri. Naluri lelaki taemin benar-benar telah bekerja sekarang (?). hanya mereka berdua di apartemen ini. Apapun bisa saja terjadi. Dan hal itu benar-benar terjadi. Saat ini tampaknya bayangan Kai benar-benar tak mengusik Jinri. Mereka berdua telah melakukannya.

To Be Continue..


29 thoughts on “[Freelance] Too Love #1

  1. waaaah tetem bikin adegan NC hadeeeuuuh..

    ni tp knapa sulliny jd ogah”an gt akhirny??

    ditunggu next partny..

    Like

  2. haeduh adegan terakhirnya sukses bikin kedua mata saya melotot, dan bahkan hampir keluar dari tengkoraknya *eh* pokoknya siapa pun kamu yang nulis ff ini, keren banget sumpahh

    agak kaget juga membayangkan Taemin ngelakuin adegan itu. eweew
    aih pokoknya mantep banget. ini ff ditunggu banget kelanjutanyaa. update soon, oke? oke? oke? *maksa
    keep writtingg, FIGHTING!!

    Like

    1. Waahh.. Gara2 kelakuan Taemm.. Reader jdi shock, kayak kena electric shock.. Hehee..
      Gomawo krn udah comment^^
      InsyAllah, saya akan krim scepatnya, tp dharap bersabar krn author ini msih freelance, jdi harus antri spaya ff’nya dipost..

      Like

  3. aigoo~~ taemin jdi nakal nih, udh mau main” aja *pletak* *yadong kumat*
    Akhirnya ada lagi ff TaeLli, begitu lht castnya lgsung aku klik ffnya xD hehehehe.

    Kenapa amber nggk sama key aja? .-. *bacot lu jdi reader*

    lanjut thor, suka ama ff ini 😀

    Like

  4. Aigoo..~ ternyata dampak dri kelakuan Taemm ngimbas ke reader juga.. Taemin sihh… *Authornya gak mau ngalah*
    Hmm.. Jeongmal gomawo krn udah comment & pujiannya.. Sbnarnya sya msih amatiran.. Smh prlu bnyk blajar
    Next chap.nya mhon brsabar dtunggunya, blm author kirim krn modem ngadat dan brhbung author freelance jdi mesti nunggu giliran..^~^

    Like

  5. aduh thor gk bayang’in deh taemin kayak gitu ..
    akhir’nya ada juga ff yg cast’nya taelli ..
    aduh bang taemin kau knp jadi seperti itu .. wah ketularan eunhyuk tu .

    Like

  6. Aduh lucu nih bayangin si Taemin bisa begitu juga yahhh xD
    Aduh Sulli.. Jgn galak2 sm Taemin.. Udah suru Taemin tanggung jawabbb ajaaa.. Taemin kan baik..
    Ditunggu yah part selanjutnya ^^
    Author, kasih tau cewe yg selingkuh sm Kai dongg hehehe

    Like

    1. Hehee.. Sulli disini emang rada2 galak.. Apalagi klo sama Taemm.. *pngen bkin karakter Sulli yg jauh dri kesan imut kyk biasanya*
      Taemin sih mau2 aja tanggung jwab, Sulli’nya tuh yg ogah..
      Mau tau spa yg jdi selingkuhannya Kai??
      Dia adalahh… Jeng.. Jeng… AUTHOR *digeplak*
      Tnggu aja next chap.nya bkal ad jwban mngenai skandal prselingkuhannya Kai..
      Gomawo udah comment^^

      Like

  7. Waduh! Sulli nappeun!
    Pake acara ke bar segala lagi!
    Oh jadi Taemin yg hamilin sulli!
    Ayo tanggung jawab! Enak amat Taemin yg polos udah ngelakuin sama sulli yg baru ketemu!
    Emang kai selingkuh sama siapa sih?
    Update soon ya!

    Like

    1. Maklumin aja yah.. Taelli disini lgi labil jadi mngkin rada aneh *bukannya yg aneh authornya (?)*
      Chap.2’nya udh aq kirim.. Tnggu dposting aja ama adminnya..
      Gomawo udh comment^^

      Like

  8. Akhirna nemu ff taelli shipper jg 🙂
    Keren ff ny (y) *likeTaeLlicouple ^o^
    Thor, chap.2 na blm d posting ya ?
    Keep writing ~ FIGHTING !!!

    Like

  9. ffnya bagus. alur ceritanya aku suka. keren DAEEBAAK!
    cuma castnya aja yg gak aku suka, sulli pairingin sama kai aja atau gak sehun atau L infinite. mian

    Like

    1. Gomawo^^ krn udah suka..
      Hmm.. Nggak suka kalo Sulli sma Taemm?? Yahh… Nggak apa2 kok, kan selera orang beda.
      Hmm.. Kai? Sehun? L?
      Wahh.. Siapaun yg dipasangan sm Sulli eonni sih*asal cakep*, aq stuju2 aj.
      Hehee…

      Like

Leave a comment