[Freelance] V [Yuri]


Tittle: V

Length: (Oneshoot)

Author: artemisgoddess

Main Cast:

Seo Joo Hyun

Jessica Jung

Im Yoona

Genre:

Yuri/NC17

Author’s note:

FF ini bergenre Yuri, pair SEOSIC dan YOONHYUN. Don’t Bash!

Maaf  apabila disini ada yg tidak suka dengan genre yuri, please hargai dengan  tidak membashing okee ^^. Yang suka boleh mampir ke gubuk pribadi (baca:blog pribadi author di http://dramaqueenff.wordpress.com/ atau follwow my twitter @virlysone ^^

Mencintaimu diam-diam, dan semua menjadi indah…

Di sebuah kota di Korea Selatan, tinggalah seorang gadis cantik bermata indah, nama gadis itu adalah Seohyun. Ia adalah anak dari seorang pengusaha kaya raya yang terkenal di dunia Jetset. Meskipun, terlahir di keluarga yang sangat kaya, tidak membuat gadis itu bahagia. Kebanyakan dari hidupnya hanyalah kesepian. Orangtuanya terlalu sibuk berbisnis dari satu kota ke kota lain, dari satu Negara ke Negara lain. Sedangkan ia hanya anak semata wayang, dan tinggal di sebuah rumah mewah hanya dengan pesuruh-pesuruhnya. Meski tumbuh menjadi anak yang kurang perhatian, Seohyun adalah sesosok gadis ceria yang sangat pintar. Di sekolah ia selalu menjadi idola di kalangan para cowok-cowok dan menjadi subjek ke-irihati-an para cewek-cewek.

Sosok ideal yang dimiliki Seohyun rupanya berbanding terbalik dengan apa yang ada di dalam dirinya. Ia memiliki disorientasi seksual, alias menyukai sesama jenis. Rasa itu menghinggapinya ketika ia merasa tertarik dengan salah seorang kakak seniornya di sekolah, namanya Jessica. Seohyun dan Jessica selalu satu sekolah sejak TK, meski berbeda satu angkatan. Seohyun selalu memperhatikan Jessica sejak dulu, mengikuti Jessica kemana pun, memandangi Jessica ketika bermain, belajar di perpustakaan, atau sedang latihan eskul sekolah. Namun, sayangnya Jessica sama sekali tidak mengetahui dirinya kerap kali diperhatikan oleh seorang adik kelasnya.

Hingga kini mereka sama-sama duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Seohyun selalu berhasil mendapatkan informasi dimana Jessica akan sekolah, sehingga mereka selalu berada di sekolah yang sama. Orangtua Seohyun sempat marah karena anaknya memilih bersekolah di sekolah yang tidak bonafite. Tentu saja marah, karena kemampuan otak Seohyun serta kemampuan financial mereka di atas rata-rata, tetapi justru Seohyun malah memilih bersekolah di Sekolah untuk kalangan menengah ke bawah.

Jessica memang seorang anak yang berbeda dari Seohyun, hidupnya serba kekurangan. Ia bersekolah juga sekaligus bekerja sebagai pelayan restoran. Jessica pun tidak popular seperti Seohyun, Jessica pun tidak secantik Seohyun, baju-bajunya tidak sebagus baju Seohyun. Namun, itu semualah yang membuat Seohyun jatuh cinta. Seohyun melihat Jessica sosok yang berbeda, dan Seohyun ingin sekali dekat dengannya.

Hingga suatu hari, ketika Seohyun pertama kali masuk ke Sekolah, dan Jessica sudah duduk di tingkat 2.

“Loh, bukankah kamu Seohyun? Kau masuk Sekolah ini juga?” tegur Jessica kepada Seohyun di pinggir lapangan basket. Saat itu hati Seohyun langsung seperti mau loncat ditegur oleh cinta pertamanya.

“Unnie…” lirih Seohyun. Dalam hatinya ia sangat girang bukan kepalang karena Jessica ingat pada namanya.

“Tidak menyangka kau akan satu sekolah lagi denganku.” Senyum Jessica ramah kepada Seohyun.

“Unnie kenal denganku?” tanya Seohyun.

“Tentu saja, kau sangat terkenal di semasa sekolah dulu. Kenalkan, aku Jessica..” Uluran tangan Jessica disambut ragu-ragu oleh Seohyun, “Aku Seohyun..”, dan tiba-tiba saja perasaan hangat mengalir di sekujur tubuh Seohyun ketika bersentuhan dengan orang yang selama ini dikaguminya.

Sejak perkenalan di siang hari di pinggir lapangan basket itu, Seohyun dan Jessica tiba-tiba saja menjadi akrab. Jessica yang memang penuh kasih sayang, sangat memanjakan Seohyun yang kekurangan kasih sayang. Mereka belajar bersama, makan siang bersama, shoping time bersama, nonton bioskop bersama, dan seringkali Jessica menginap di rumah Seohyun.

Semakin Seohyun dekat dengan Jessica, semakin tersiksa pula dirinya menahan letupan-letupan cinta di tiap debaran dadanya. Ketika ia dan Jessica sedang menonton film di bioskop, ingin sekali Seohyun menyandarkan kepalanya di bahu Jessica layaknya seorang perempuan bersandar di bahu lelakinya. Atau ketika sedang makan bersama, Seohyun ingin sesekali Jessica menyuapinya. Seohyun tidak berani terlampau jauh bertindak terhadap Jessica karena ia takut Jessica akan marah dan malah menjaga jarak yang bisa malah membuat ia menjauh. Alhasil, hari-hari kebersamaannya dengan Jessica hanya terlihat sebatas adik dan kakak saja.

Hingga pada suatu ketika, di malam hari, Jessica kebetulan sedang menginap di rumah Seohyun, di kamar Seohyun. Saat itu cuaca sedang hujan lebat dan gelegar petir bersahut-sahutan. Seohyun yang memang takut petir, hanya menelungkupkan kepalanya di bawah bantal.

“Hyunnie? kau takut petir ya?” tanya Jessica yang melihat Seohyun gelisah dibawah selimut sambil menutup kepalanya dengan bantal.

“Ne, aku sangat takut petir sejak kecil, unnie..” jawab Seohyun.

DUARRR….JEDARRR!!! suara petir sangat besar beserta kilatan terdengar/

“HUAAAHHH!” Jerit Seohyun ketakutan. Jessica langsung menghampiri Seohyun dan memeluk tubuh Seohyun dengan lembut.

“Sini, peluk aku. Tenang ya Hyun, ada Unnie disini. jangan takut…” ucap Jessica menenangkan Seohyun. Kini posisinya Seohyun berada dalam pelukan Jessica. Hatinya yang tadi tercekam ketakutan, menjadi tenang ketika dipeluk Jessica.

“Huhu…sejak dulu, aku selalu ngumpet di bawah kasur ketika musim petir.” rintih Seohyun.

“Mulai sekarang ada unnie yang selalu ada memeluk kamu jika ada petir, jadi gak usah takut lagi ya?” ucap Jessica mulai mengusap-usap rambut Seohyun.

Berada dalam posisi berpelukan seperti itu sedemikian lama, tidak membuat keduanya jengah. Seohyun memberanikan diri menengadahkan kepalanya melihat wajah Jessica yang ternyata sedang menatap Seohyun tajam. Seohyun tersentak kaget begitu juga dengan Jessica ketika kedua mata mereka bertemu pandang. Dan entah karena sama-sama saling memahami, atau saling tidak sadarkan diri, wajah mereka makin mendekat dan satu bagian dari wajah mereka bertemu untuk saling bertaut. Jessica dan Seohyun sempat terdiam kaku ketika bibir mereka hanya berjarak 3cm, lalu ketika benar-benar saling menyentuh, tiada lagi kekakuan yang selama ini menyelimuti. Mereka asik saling menggarap, meluapkan emosi yang selama ini tertahan. Ada tumpahan birahi yang merembes di dasar hati mereka masing-masing. Jessica sangat lebih dominan ketimbang Seohyun, ia menuntun Seohyun bermain lebih cepat dan aktif. Posisi mereka yang awalnya duduk saling berpelukan, kini saling menindih dan mulai saling menjamah tubuh satu sama lain.

Dalam malam yang sangat dingin, kedua insan tersebut untuk pertama kalinya bercinta. Saling memahami apa yang diinginkan, dan meski diluar sana petir masih saling bersahut-sahutan, Seohyun sudah tidak peduli lagi. Yang ia pedulikan hanya Jessica yang sedang ada di atas tubuhnya.

~

~

“Unnie, aku tidak menyangka kau…”

“Aku lesbi?” sergah Jessica memotong ucapan Seohyun yang belum terselesaikan.

“Ne…”

“Aku normal kok! mantan-mantanku terdahulu adalah laki-laki.”

“Heh?” kaget Seohyun.

“Ya, aku normal Hyunnie. Tetapi, entah kenapa sejak berkenalan denganmu, dan dekat denganmu, hatiku mengatakan lain. Dan puncaknya pada malam kemarin, saat kau gemetaran ketakutan di pelukanku, aku merasa ingin selalu menjadi pelindungmu. Dan saat kau memandang wajahku, aku semakin yakin bahwa kau juga memiliki rasa yang sama. Aku sayang padamu, Hyunnie…” Ucap Jessica yang membuat Seohyun berkaca-kaca saking bahagianya.

“Aku menyukai unnie sejak Taman Kanak-kanak!”

“Hah? jeongmalyo?”

“Ne, makanya aku selalu mengikuti unnie bersekolah dimana. Sica unnie adalah cinta pertamaku, vitaminku, dan aku bahagia unnie membalas perasaanku.” ujar Seohyun sambil memeluk Jessica erat.

“Aku vitaminmu? hehe, aku juga sangat bahagia.” balas Jessica memeluk Seohyun.

Hubungan Jessica dan Seohyun selama ini selalu berjalan baik-baik saja. Mereka semakin amat saling menyanyangi, tanpa ada yang menjadi penghalang. Kedua orangtua Seohyun sama sekali tidak mengetahui putri satu-satu mereka telah mengalami disorientasi seksual. Sedang Orang tua Jessica yang miskin tidak cukup banyak perhatian kepada tingkah laku anaknya yang memang biasa-biasa saja bila berada di rumah.

Keadaan harmonisasi itu ternyata tiba-tiba berubah ketika Jessica sudah lulus dari sekolah. Jessica tidak melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah karena memang sudah tidak ada biaya lagi. Padahal berungkali Seohyun menyuruhnya tetap kuliah dan bersedia menanggung biaya pendidikannya, namun Jessica menolak tawaran Seohyun dan lebih memilih bekerja menjadi pelayan restoran. Sejak kelulusan Jessica, Seohyun merasa lebih kesepian karena waktu Jessica banyak tersita oleh kerjaannya. Dan di tengah kesepian yang menghinggapi Seohyun, datanglah seorang gadis yang merupakan anak baru di sekolah Seohyun. Nama gadis itu Im Yoona…

Kisahku, kasih kau dan dia…

Seohyun dengan ceria menghampiri Jessica yang sedang membersihkan meja restoran tempat ia bekerja paruh waktu. Ia peluk pinggang Jessica yang ramping dari belakang. Jessica kaget, namun wajahnya langsung tersenyum cerah ketika dilihatnya yang memeluk adalah Seohyun.

“Unnie!”

“Oh Hyunnie, kau menganggetkanku.”

“Unnie, Minggu besok kita nonton ya? ada film bagus aku ingin menonton!” rengek Seohyun yang sudah duduk di kursi.

“Tidak bisa Hyun, aku kerja besok menggantikan piket temanku. Mianhe…” balas Jessica dengan tampang wajah menyesal.

“Uh…sekarang Sica unnie sudah jarang menemaniku, tiga kali aku ajak menonton selalu ditolak, huhu…”

“Bukannya menolak, tetapi kan memang aku tidak bisa. aku harus bekerja giat sekarang karena demi melunasi hutang appa yang semakin membengkak.”

“Hutang ahjussi, lagi-lagi soal hutang! Mengapa sih unnie selalu menolak bantuanku?”

“Karena aku sayang padamu, aku tidak mau hubungan kita tercemar karena soal uang.”

“Tapi, aku tidak keberatan kok.”

“Aku yang keberatan! AKU! kau sih memang terlahir dari orang konglomerat kaya raya, yang tidak tahu betapa susahnya mencari uang. Aku berbeda Hyun! aku perlu bekerja ekstra untuk hidup.”

“SUDAHLAH! Aku malas berdebat dengan unnie!” ujar Seohyun seraya ngeloyor pergi gitu aja.

“Hyun!” teriak Jessica memanggil, namun Seohyun tetap berjalan.

‘Hyun, aku belum bilang padamu…sebenarnya aku…’

~~

“Bengong aja deh daritadi?” sapa Yoona yang heran daritadi melihat Seohyun hanya melamun di pinggir kolam renang.

“Eh, Yoona? kau membuatku kaget saja.”

“Tampangmu kenapa sejak tadi kuperhatikan merengut saja?”

“Ah tidak ada apa-apa,”

“Lalu kenapa tidak berenang? apa kau hanya ingin sendirian ya? aku sepertinya mengganggumu?” tanya Yoona.

“Ah anio kau tidak menggangguku, lagian kan ini kolam renang milik sekolah yang boleh dipakai siswa siapa saja. hehe…”

“Mau berenang bersamaku?” tawar Yoona menyentuh pundak Seohyun.

“Boleh, ayuk!”

Yoona datang selalu tepat di tengah kesendirian Seohyun. Selama ini Seohyun sedih dan kesepian karena tidak selalu bersama orangtuanya, lalu datang Jessica yang membuat harinya kembali berwarna. Namun, kini Jessica mulai sibuk seperti orangtuanya dan kembalilah Seohyun sepi dan sunyi. Lalu, kini datang Yoona, yang entah kenapa selalu ada di saat Seohyun sendiri. Berenang bersama, menonton film yang tidak bisa Seohyun tonton bersama Jessica, dan ada di samping Seohyun ketika musim petir kembali hadir.

Seohyun menyadari bahwa Yoona menyukai dirinya, itu terlihat sangat nyata dari sikap serta perilakunya kepada Seohyun. Namun, sebisa mungkin Seohyun bersikap wajar dan berusaha menjaga kesetiannya kepada Jessica, meski hubungannya dengan Jessica sedikit mulai merenggang. Namun, pesona dan perhatian Yoona tidak bisa dengan semudah itu ditampikkan. Yoona tanpa diminta selalu hadir dalam kesendirian Seohyun, menyayanginya dengan sepenuh hati. Seohyun pun lambat laun mulai iba dan luluh akan perlakuan Yoona kepadanya.

“Yoona, aku memiliki orang yang aku sayangi…dan aku tidak akan pernah mau menyakitinya.” ujar Seohyun suatu ketika di malam hari, di kamar Yoona. Mereka memang sering tidur bersama dalam satu kamar dan satu ranjang, namun demi apapun juga, tidak pernah ada yang mereka lakukan selain tidur dengan punggung yang saling menghadap.

“Aku tahu itu…terlihat dari sikapmu kepadaku. Kau selalu menghindar ketika ingin kusentuh.” jawab Yoona seraya menghisap sebatang cerutunya kuat-kuat.

Seohyun hanya tertunduk, ia selalu tidak tega menyakiti orang yang dalam 3 bulan ini selalu menemani kesendiriannya.

“Mianhe…” ujar Seohyun.

“Buat apa?” Yoona balik bertanya.

“Karena tidak bisa membalas perasaanmu.”

Hening

“………”

“Kau tahu? Aku selalu percaya takdir, dan ketika melihatmu pertama kali aku merasa kau takdirku.” jawab Yoona enteng.

“Entahlah, saat ini memang hubunganku dengannya tengah kacau. Tetapi, aku tidak pernah selintaspun ingin berpisah dengannya.”

“Kau nampak stres, Seohyun! cobalah sebatang ini.” Yoona menyodorkan kotak berwarna emas yang berisi cerutu-cerutu.

“Aku belum pernah merokok.”

“Cobalah, saat kau menghisapnya seolah masalahmu lenyap menguap bersama asap.”

Dengan ragu-ragu Seohyun pun akhirnya mencoba mengambil sebatang cerutu dan mulai menghisapnya. Awalnya ia terbatul-batuk karena reaksi asap yang masuk ke hidung dan dadanya. Namun, lama kelamaan akhirnya ia terbiasa dan mulai enjoy menghisap sebatang dua batang tiga batang bersama Yoona.  Lalu mereka pun lanjut minum-minum alkohol, awalnya pun Seohyun menolak ajakan minum Yoona. Namun, karena kelelahan yang luar biasa akan masalahnya dengan Jessica, membuat Seohyun mau menerima ajakan Yoona. Alhasil, kini Seohyun dan Yoona mabuk tak sepenuhnya sadarkan diri.

“Seohyun?” panggil Yoona beranjak dari lantai ke depan jendela, tempat Seohyun duduk termenung.

Yoona duduk di hadapan Seohyun yang sedang menatap ke atas langit-langit dengan tatapan kosong.

“Kau menangis?” tanya Yoona ketika dilihatnya ada air mata mengaliri di kedua pipi Seohyun.

“Aniii…”

Tanpa ada kata-kata lagi, Yoona dengan cepat memeluk Seohyun. Dibenamkannya kepala Seohyun di dekapannya. Seohyun langsung melepaskan pelukan Yoona, matanya menyorot lemah. Tanpa ada reaksi lagi, Seohyun menyambar bibir Yoona yang terkatup, namun tidak ada gerakan. Yoona shock atas sikap Seohyun yang tiba-tiba, begitu juga dengan Seohyun yang shock atas apa yang ia lakukan. Namun, bibir mereka sudah kepalang tanggung bertemu, maka Yoona pun mulai bereaksi menuntun ciuman mereka jauh lebih dalam.

Seohyun nampaknya mulai semakin jauh dengan Jessica dan malah semakin dekat dengan Yoona. Beberapa kali Jessica mencoba menghubunginya, namun Seohyun selalu menghindar. Seohyun sedang menikmati kebersamaannya dengan Yoona yang gelap dan kelam. Yoona seringkali mengajak Seohyun ke klub malam, pesta minum, merokok semalam suntuk. Mereka pun beberapa kali sudah melakukan hubungan seksual, Yoona tentu saja bahagia atas berhasilnya merenggut Seohyun dari sisi Jessica. Namun Seohyun lebih ke arah pelarian dari masalahnya, sehingga ia melampiaskannya kepada Yoona. Seohyun yang dulu saat bersama Jessica sangat berbeda dengan Seohyun yang sekarang bersama Yoona.

Pada suatu siang, Jessica sudah tidak bisa lagi untuk tidak bertemu Seohyun karena ada suatu hal yang perlu ia ceritakan. Maka pada siang itu pun Jessica langsung menemui Seohyun di rumahnya.

“Kau kenapa Hyunnie? kenapa kau sekarang berubah? kau kurusan, matamu cekung, dan ya ampun mulutmu bau alkohol.” ucap Jessica ketika mendatangi Seohyun langsung ke kamarnya.

“Sica unnie masih memperdulikanku?”

“Bogoshipta!” ujar Jessica langsung memeluk Seohyun.

“Aku kira unnie sudah lupa padaku.”

“Ani, aku tidak akan pernah melupakanku.”

“Aku tahu itu.”

“Hyunnie, ada yang ingin aku bicarakan.” Ucap Jessica parau.

“Apa?”

“Aku…hutang appa kian menumpuk, ia memintaku…,”

KRING KRING! Tiba-tiba saja suara hp milik Seohyun berbunyi memutuskan ucapan Jessica.

“Ya, Yoona-ah?”

“APA?!”

“AKU SEKARANG KESANA, BERTAHANLAH!”

“Ada apa Hyun? Siapa yang menelpon?”

“Mianhe unnie, saat ini Yoona sedang membutuhkanku. Aku harus pergi ke rumahnya sekarang.” ujar Seohyun panik dan langsung menghambur keluar meninggalkan Jessica seorang diri tercengang.

“Yoona? siapa dia?” lirih Jessica pelan.

Jessica tidak langsung pergi dari kamar Seohyun, di meja ia menemukan selembar foto yang bergambar Seohyun dengan seorang wanita cantik yang kurus. Jessica membalik foto itu dan menemukan sebaris kalimat di atasnya.

Dengan siapapun yang ada disampingmu, aku tidak peduli karena kau tetap di dalam hatiku, Seohyun…

YOONA LOVE SEOHYUN.

 

Jessica nampak kaget membaca kalimat yang ada di balik foto tersebut. Ia lalu segera paham siapa itu Yoona dan apa hubungannya dengan Seohyun. Jessica menahan setetes airmata yang akan keluar dari lingkar matanya. Dengan lemah ia menaruh kembali foto itu di atas meja dan menaruh sebingkis undangan di atasnya. Sebingkis undangan cantik berwarna putih susu dengan berpita merah.

               

                Di sebuah pemakaman

Seohyun termenung seorang diri di depan sebuah nisan yang masih baru. Ia tidak menangis, tidak juga tersenyum. Entah apa yang ada dipikirannya sekarang ini. Yang ia masih jelas ingat adalah, busa-busa putih yang keluar banyak dari mulut Yoona ketika ia sampai di kamar Yoona siang itu. Yang masih ia ingat jelas adalah Yoona yang kejang-kejang, menggelepar kesakitan di bawah lantai. Seohyun panik saat itu melihat kondisi Yoona yang benar-benar sekarat.

Tes Tes

Hujan rintik perlahan jatuh dari bibir langit, jatuh tepat di pipi Seohyun.

“Yoona-ssi, meninggal karena overdosis. Ia sudah sangat ketergantungan pada obat-obatan.” Masih ingat jelas pula ucapan sang Dokter di kala waktu Seohyun tergopoh-gopoh seorang diri membawa Yoona ke rumah sakit.

Seohyun tidak sedih, tidak juga bahagia. Hampa. Entah macam perasaan apa ini yang menyelimuti hatinya. Sekejap saja Yoona hadir dalam kesendiriannya dan memberikan sejuta rasa yang menyemukan. Dan kini ia harus menghilang bersama misteri hidupnya. Siapa Yoona? bagaimana keluarganya? mengapa bisa ia terjerumus dalam obat-obat laknat itu? Seohyun baru tersadar bahwa selama ini yang Yoona tunjukkan adalah segala-galanya buat Seohyun, bukan cerita tentang kemelut kehidupan pribadinya.

Sepulang dari pemakaman Yoona, Seohyun kembali ke rumahnya. Masih dengan mata yang setia tidak menangis. Hanya ada perasaan iba dan kasihan yang ada untuk Yoona, orang yang dalam beberapa bulan ini siap berdiri kapan saja menjadi sandaran Seohyun. Namun, rupanya kedua mata Seohyun memang diharuskan menangis. Seiring dengan bertambah derasnya rintik hujan di luar sana, mata Seohyun pun tiada hentinya mengeluarkan buliran kristal. Ketika ia membuka bingkisan undangan yang ada di atas meja dan membaca sebuah nama…

Jessica Jung

        &

Lee Donghae

-Married-

 

Pedih.

-End-

 


21 thoughts on “[Freelance] V [Yuri]

  1. Kyaa!! Seo broken-heart! XD
    Ssica akhirnya kawin ama Donghae, Yoona mati. Huu, sad ending. T.T
    Good job!
    Ntar aku sempetin mampir ke blogmu, kok thor! :3

    Like

  2. udah baca di blog ny author~~~ aku suka FF ini..FF Yuri satu-satu ny yg aku baca XD Dan cast ny SEOSIC ❤
    Sedih kenapa seo ny sendiri ?? udah sama KYU ajaa~~~
    Wires ❤ Silent

    Like

  3. annyeonghaseyo^^

    reader baru! salam kenal..

    wah, ff nya keren bgt! akhirannya HaeSica juga! haha.., itu buat gantiin utang ya? trus keluarga Yoona tuh gimana? ortu Seo tau gak kalo Seo udah berubah? misteri.. hihi..

    keren! berharap dilanjut 🙂

    Like

Leave a comment