[Freelance] Baby I Need Love #1


Baby I need Love [Part 1]

Main Cats :

Cho Kyuhyun (Super Junior), Song Kihyun (OC),  Park Nara (OC),  Choi Minho (SHINEE)

Support Cats : Lee Donghae, Cho Jinhyuk and Others

Genre : Romance, Family, Married life

Rating : PG 13

Length: Chaptered

Author : rahmassaseol (@rahmassaseol)

Disclaimer  : Cerita ini hanya fiksi dan murni hasil imajinasi saya. Jadi, jika ada kesamaan apapun itu, entah peran, karakter atau bahkan jalan ceritanya saya benar-benar minta maaf, karena saya sama sekali tidak tahu menahu. Dan semoga FF ini bisa menghibur kalian semua!. Gomawo! ^o^

~Decision~

Author POV

“Aku sudah menjodohkanmu dengan putri dari seorang patner setia kerjaku, dan pernikahanmu akan dilaksanakan satu bulan dari sekarang. Dan kau Cho Kyuhyun tak bisa menolak pernikahan ini!.”, jelas Cho Jinhyuk yang berhasil membuat Kyuhyun spot jantung.

“Mwo! Menikah? ANDWEEEE!!!!!. Aku tidak mau menikah kek!, aku masih muda aku tidak ingin terburu-buru untuk menikah!”, jawab Kyuhyun lantang yang jelas-jelas menolak perintah kakeknya.

“Apa salahnya menikah di usia muda?, menikah akan memberimu pelajaran tentang bagaimana cara bertanggung jawab dan menjadi pemimpin yang baik untuk perusahaanku kelak…. Kau mengerti Cho Kyuhyun!”, jelas Cho Jinhyuk dengan sorot mata yang menajam ke arah Kyuhyun.

“Araseo harabeoji, tapi aku tidak ingin menikah sekarang aku masih ingin menikmati masa mudaku!”, ucap Kyuhyun mencoba membela diri.

“Mwo! Apa yang kau maksud menikmati masa mudamu dengan mengahambur-hamburkan uang dan bermain-main dengan gadis-gadis nakal setiap harinya!? Jika memang itu yang kau maksud aku akan segera menikahkanmu agar kau menjadi lebih dewasa dan lebih menghargai uang!. Kalau kau tetap bersikeras tidak ingin menikah aku kan memblokir semua kartu kreditmu!”, jawab Cho Jinhyuk yang kembali murka. Warna wajahya semakin memerah menerima penolakan dari Kyuhyun ia sungguh dibuat pusing oleh tingkah laku cucu satu-satunya tersebut.

“MWO! Memblokir semua kartu kreditku? Andwe!. Kek, jebbal ambil saja apartemen mewah ini beserta mobilku tapi jangan blokir semua kartu kreditku kek…. Jebbal”, sahut Kyuhyun yang dibuat terkejut setengah mati oleh pernyataan kakeknya itu. Ia mengatupkan kedua telapak tangannya memohon dengan raut wajah memelas kepada kakeknya agar beliau mengurungkan niatnya.

“Kau pikir kakekmu ini bodoh hah! Buat apa aku mengambil apartemen ini beserta mobilmu jika kau dapat membelinya lagi dengan kartu kreditmu?, hanya dengan cara ini kau bisa menjadi sedikit lebih menghargai uang”. Ucapan Cho Jinhyuk seketika membuat Kyuhyun tertunduk lemas bahunya pun merosot seiring dengan usahanya yang sia-sia untuk menegelabui kakeknya itu. Kyuhyun hanya bisa diam sambil meratapi nasibnya ia tak berani memandang wajah kakeknya yang saat ini sedang menatapnya intens. Hatinya merasa resah dan gundah, apakah ia harus menikah dengan gadis yang telah dijodohkan oleh kakeknya sementara ia sama sekali tidak mengenal gadis itu? jangankan mengenal namanya saja ia pun tidak tahu. Mata Kyuhyun saat ini hanya menatap lurus ke bawah, menatap lantai marmer bewarna putih tulang tersebut seolah mencoba menemukan jawaban atas pemikirannya. Dan yang membuat hatinya sangat gundah saat ini adalah apakah ia harus melupakan perasaan cintanya kepada Park Nara?, gadis yang selama tiga tahun terakhir ini telah mengisi kekosongan hatinya tersebut. Sejenak Kyuhyun memejamkan matanya dalam-dalam berpikir keras untuk mengambil keputusan yang tepat.

Perlahan dibukanya matanya itu dan menatap lurus ke arah pria berambut putih yang sedang menunggunya untuk bicara. Badannya pun ia tegapkan dan kini tangannya terkepal, ia sejenak menelan air ludahnya sebelum ia mulai bicara.

“Maafkan aku kek, aku tidak bisa menikah dengan gadis yang tidak aku cintai. Aku tidak peduli kakek akan melakukan tindakan apa kepadaku setelah aku menolak perjodohan ini, aku ingin menikah dan hidup bahagia dengan wanita yang sangat kucintai dan bukanya menikah dengan gadis yang sama sekali tidak kukenal….. Maafkan aku kek…”, jawab Kyuhyun dengan jantung yang tak berhenti berdegup kencang. Ia tak peduli lagi jika jawabanya barusan akan membuat kakeknya lebih murka dan membuatnya kehilangan sesuatu yang sangat berarti untuknya. Bukan kartu kredit lagi yang ia pikirkan melainkan bagaimana jika hubungan keluarga anatara ia dan kakeknya berakhir, memang sangat berlebihan jika Kyuhyun berpikir seperti itu tetapi ia sudah hafal benar dengan tabiat kakeknya tersebut jika sudah terbakar amarah, apa yang tidak mungkin dilakukan  bisa menjadi mungkin ia lakukan. Tapi betapa terkejutnya Kyuhyun begitu mendapati respon dari kakeknya, beliau justru tersenyum dengan hangat dan bukannya murka seperti yang diperkirakan Kyuhyun. Kyuhyun hanya memiringkan kepalanya sebagai tanda ketidakmengertiannya atas respon yang diberikan kakeknya tersebut.

”Hehheh…..Aku sudah mengira kau akan menjawab seperti itu Cho Kyuhyun….”, ucap Cho Jinyuk sambil terkekeh kecil.

“Baiklah, aku menerima jika kau menolak perjodohan ini tapi kau tetap harus menikah!. Aku berjanji tidak akan menolak dengan gadis pilihanmu, pilihlah gadis yang sangat kau cintai itu dan besok bawa dia datang menemuiku bersamamu…..”, lanjut Cho Jinhyuk yang disambut dengan ekspresi ketidakpercayaan Kyuhyun.

“Cheongmal? Benarkah kakek tidak akan menolak gadis pilihanku? Uwah! cheongmal gamsahamnida harebeoji……!! SARANGHAE!!!”, sahut Kyuhyun girang yang kemudian menghambur ke pelukan kakeknya itu, ia tak bisa menyembunyikan perasaan gembiranya itu seakan kini ia merasa seperti sedang terbang ke langit ke tujuh.

“Ne ne nado saranghae Kyuhyun-ah, apa kau sangat mencintai gadis itu Kyuhyun-ah? Apa dia adalah gadis yang manis dan baik?”, Cho Jinhyuk menghujam Kyuhyun dangan pertanyaan yang bertubi-tubi, ia sama sekali tidak bisa menyembunyikan rasa penasaranya itu.

“Ne, aku sangat mencintainnya kek, dia gadis yang cantik dan baik hati aku jamin setelah kakek bertemu dengannya kakek akan langsung suka padanya….”, jawab Kyuhyun menyakinkan kakeknya yang masih ia peluk sampai saat ini.

“Yayaya, aku percaya padamu Kyuhun-ah. Segeralah melamarnya dan bangunlah biduk rumah tangga yang bahagia dengan gadis yang sangat kau cintai itu. Dan besok mulailah bekerja di perusahaan….kupercayakan semua padamu”. Kalimat terakhir yang diucapkan Cho Jinhyuk tersebut membuat Kyuhyun dengan tergesa melepaskan pelukannya pada kakeknya itu dan kini ia menatap kakeknya dengan penuh tanda tanya di wajahnya.

“Apa maksud kakek?”, tanya Kyuhyun pada kakeknya tersebut.

“Ya! Jangan pura-pura tidak tahu Kyuhyun-ah….”, jawab Cho Jinhyuk yang sekarang menatap Kyuhyun dengan dahi berkerut.

“Maksud kakek aku harus bekerja di perusahaan juga?, ahhh… kakek aku sudah pernah bilang kepadamu bukan jika bekerja itu membuatku lelah… aku tidak suka…”, ungkap Kyuhyun polos yang berhasil membuat Cho Jinhyuk tersulut amarah lagi.

“YA! Lalu dengan apa kau akan menghidupi istri dan anakmu kelak? Tentu saja kau harus bekerja untuk menghidupi mereka dengan layak!”, jelas Cho Jinhyuk dengan penuh amarah yang berhasil membuat Kyuhyun bergidik ngeri.

“Kan ada kakek yang akan menghidupi kami, lagi pula aku terlalu muda untuk berkerja keras… aku ingin lebih bersantai di masa lajangku yang sebentar lagi kan berakhir, chesohamnida harabeoji….”, kata Kyuhyun dengan wajah jahil yang segera berlari secepat kilat menuju kamarnya untuk menghindari amukan kakeknya itu. Begitu ia merasa aman berada di balik pintu kamarnya yang sudah ia kunci rapat, ia menyandarkan punggungnya pada pintu tersebut menghela nafas lega sambil memegangi dadanya yang kini berdegup kencang. Sebuah senyuman tipis kini menghiasi wajahnya. “Tunggu aku Park Nara….saranghae”, sebuah kalimat terucap dari bibir Kyuhyun yang sekarang seakan tidak bisa berhenti tersenyum, sangat terlihat jelas sekarang ia merasa sangat bahagia.

”YA! CHO KYUHYUN! Capat keluar dari kamarmu kita belum selesai bicara Ya!”, teriak Cho Jinhyuk yang sekali lagi terbakar amarah karena Kyuhyun, ia menggedor-gedor pintu kamar Kyuhyun dengan keras tapi hanya kesunyian yang ia dapat.

“Dasar anak ini… dia memang suka sekali menggodaku dan membuatku marah….”, ucap Cho Jinhyuk pelan kepada dirinya sendiri, tanpa ia sadari seulas senyum tersungging di bibirnya. Ia pun mengakhiri aksi gedor-gedor pintu terebut dan kemudian berjalan menuju pintu keluar apartemen cucunya tersebut sambil merogoh saku celanya mencari ponselnya.

“Yoboseo, ya Donghae-shi cepat jemput aku….”, katanya singkat kepada seseorang di seberang sana dan dengan cepat memutus sambungan telepon itu.

************

 PARIS- PRANCIS

Seorang gadis berparas cantik berkulit putih dengan matanya yang bewarna coklat gelap terlihat sibuk merapikan barang-barangnya. Semua baju yang berada di dalam lemarinya ia masukkan ke dalam dua buah koper besar. Appanya memintanya agar segera kembali ke Korea setelah ia berhasil lulus dari sekolah mode yang cukup ternama di Paris ‘ESMOD’. Genap sudah sepuluh tahun ia tinggal di kota teromantis sedunia itu, gelar diploma tiga pun berhasil ia sandang dengan nilai sempurna, dan beberapa penghargaan pun berhasil ia dapatkan selama tiga tahun menggali ilmu di sekolah mode tersebut. Yah, cita-citanya adalah menjadi seorang desainer terkenal dan impiannya adalah bisa membuat baju yang indah dan nyaman bagi para pemakainya.

Ia tinggal di sebuah rumah yang terbilang cukup besar bersama ibunya sejak orang tuanya memutuskan untuk bercerai sepuluh tahun yang lalu. Ibunya yang merupakan seorang wanita perancis memilih untuk kembali ke negaranya setelah bercerai dari ayahnya dan menetap di sana. Yah apa boleh buat ayahnya telah terpikat pada wanita lain dan memilih untuk hidup bersama wanita itu dari pada hidup bersama ibunya.

Kihyun POV

DRrrrrrrttttt…….drrrrrrrrttttttt

Terdengar suara getaran dari ponselku dengan cepat segera kusambar ponselku yang kuletakkan di meja nakas di samping ranjangku dan kutekan tombol bewarna hijau untuk menerimanya.

“Yoboseo, oh Appa…”, sapaku kepada seseorang di seberang sana.

“Ne, Kihyun-ah kapan kau akan pulang ke Korea?”, tanya Appa padaku dengan suara yang sarat akan kerinduan

“Aku akan pulang besok Appa. Pogoshipo…”.

“Nado pogoshiposo Kihyunie, apa perlu besok Appa menyuruh Eomma untuk menjemputmu di bandara?”.

“Eomma? Nae Eomma?, jika yang Appa maksud Eomma itu adalah wanita sial itu aku tidak mau”, jawabku ketus.

“Ya… Kihyunie dia juga Eomma mu kan? Berhentilah menyebutnya dengan ‘wanita sial’…”, ucap Appa mencoba untuk membuatku mengerti.

“Ani, dia bukan Eomma ku. Aku tidak butuh dua ibu!”, jawabku kembali dengan nada yang masih sama dan dengan cepat kutekan tombol bewarna merah untuk memutus sambungan.

Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara getaran dari ponselku dan wajahku kembali kusut begitu melihat nama ‘Appa’ tertera di layar ponselku, aku yang kesal dengan cepat melepas baterai dari ponselku agar tidak ada lagi suara getaran yang akan mengusikku. Mataku pun mulai meneteskan bulir air mata ketika kembali teringat akan masa-masa kelam sepuluh tahun yang lalu. Aku teringat ketika Eomma meneteskan air mata setiap hari ketika beliau mengetahui suami yang sangat ia cintai telah jatuh hati kepada wanita lain dan memilih untuk bersamanya, ketika aku sulit sekali untuk tidur karena mendengar suara pecahan gelas kaca dan suara-suara teriakan juga tangisan yang kuyakini adalah suara milik Eomma ku yang sedang bertengkar dengan Appa. Aku ingin sekali menghapus ingatan ini tapi usahaku selalu saja gagal ketika nama ‘wanita sial’ itu kembali disebut.

Tak mau lama-lama larut dalam kesedihan aku segera menghapus air mataku dengan punggung tanganku dan kemudian mengambil bantal dan berjalan keluar kamar. Kuketuk pintu bewarna jingga di hadapanku kemudian membukanya perlahan.

“Ibu, bolehkan aku tidur bersamamu malam ini?”, tanyaku kepada seorang wanita paruh baya yang selama sepuluh tahun ini merawatku. Beliau pun tersenyum hangat padaku dan tangannya memberi isyarat padaku untuk mendekat ke arahnya.

“Kenapa wajahmu muram Kihyunie? Apa kau mimpi buruk sayang?”, tanya beliau padaku sambil membelai rambutku dengan lembut.

“Tidak bu, aku hanya ingin tidur bersamamu malam ini”, jawabku pelan sambil memeluknya erat-erat dan menghirup aroma tubuhnya yang khas yang sebentar lagi akan sangat jarang bisa kunikmati.

“Wah…. Kihyunie sejak kapan kau jadi anak manja seperti ini…”, ucapnya dengan senyum renyah yang kemudian membalas pelukanku hangat.

“Eomma I love you”, gumamku singkat yang kemudian memejamkan mata untuk mulai bermain di alam mimpi.

*************

Kyuhyun POV

Seulas senyum tipis tak pernah lepas dari wajahku hari ini, dengan mengenakan pakaian terbaikku aku yakin ia akan terpesona padaku. Yah hari ini aku ada janji bertemu dengan Park Nara ‘gadis pujaanku’ di sebuah café di pinggiran kota Seoul, sebuah café dengan gaya klasik eropa dan interior yang sangat indah juga sebuah taman kecil dengan pepohonan rindang yang memberikan kesan sejuk dan nyaman membuat para pengunjungnya betah berlama-lama di sini tak ayal jika café ini selalu ramai dengan pengunjung. Tapi tidak untuk hari ini, café ini terlihat sangat sepi hanya ada aku yang sedang duduk di kursi yang terletak di tengah ruangan sambil mendengarkan alunan piano klasik. Café ini sengaja kubooking semuanya untuk menyambut hari yang bersejarah dalam hidupku. Aku menunggunya dengan antusias, tak jarang aku bolak balik mengalihkan pandanganku ke arah pintu masuk café ini.

KLINING….

Jantungku berdegup kencang ketika mendengar suara lonceng pintu terbuka, dengan cepat kualihkan pandanganku ke arah pintu masuk tersebut. Lututku lemas saat mendapati seorang gadis cantik dengan postur tubuh seorang model berjalan mendekat ke arahku dengan seulas senyum khasnya yang sanggup membuatku pingsan saat ini juga. Yap dialah Park Nara ‘gadis pujaanku’.

Ia duduk di hadapanku memperlihatkan dengan jelas wajah manawannya itu dan berhasil membuatku mati kutu. Sunyi, tak ada yang memulai pembicaraan raut wajah kesal mulai tampak di wajahnya menungguku yang tak juga mulai berbicara. Sungguh aku yang ternyata di buat lumpuh seketika dengan pesonanya.

“Yak… Cho Kyuhyun apa kau bisu hah! Cepat apa yang akan kau katakan padaku? Aku tak punya banyak waktu hari ini, kau tahu aku sangat sibuk!”, ucapnya kesal denagn bibir yang mengerucut, sungguh ia terlihat lucu sekarang.

“Ah.. ne ne, miane Nara-ya itu karena kau sangat cantik sekali hari ini”, ucapku lembut sambil mengerlingkan sebelah mataku, dan semburat merah kinipun telah menghiasi pipinya.

“Ya Kyuhyun-ah…. Jebbal jangan bercanda denganku sekarang, aku sangat sibuk hari ini!”, balasnya dengan wajah yang masih menampakkan kekesalan hatinya.

“Baiklah aku akan mengatakanya….”, sejenak aku menghela nafas berat sebelum mengutarakan maksudku yang sebenarnya.

“Park Nara, ayo kita menikah”, ucapku pada akhirnya dengan menyodorkan sebuah kotak kecil bewarna merah yang berisi dua pasang cincin bewarna putih bersinar. Aku bisa melihat ekspresi keterjutanya yang sekarang sedang menatapku bingung.

“Mwo menikah? ANDWEE!. Aku tidak ingin menikah denganmu!”, jawabnya lantang yang sungguh membuat hatiku mencelos.

“Nara-ya kenapa kau berbicara seperti itu?”, tanyaku dengan suara bergetar. Mataku mulai memanas tak percaya dengan kata-katanya yang barusan ia ucapkan.

“Kyuhyun-ah, kau tahu aku ini seorang artis dan aku baru saja memulai debutku, bagaimana bisa aku menikah denganmu di saat posisiku sebagai artis masih sangat rawan. Karirku bisa hancur Cho Kyuhyun! Dan aku tidak mau itu terjadi!”, ucapnya dengan nada tinggi disertai dengan amarahnya yang meluap-luap.

“Tapi Nara-ya bukankah kita saling mencintai? Bukankah selama tiga tahun ini kita sudah mengabiskan waktu bersama-sama?”, jawabku lirih yang masih dibuat shock dengan perkataan-perkataannya. Sungguh aku tidak percaya dia akan mengatakan hal hal berbau penolakan terhadapku.

“Mwo? Saling mencintai?, hah.. kurasa kau hanya salah paham dengan sikapku padamu Kyuhyun-ah. Apa aku pernah mengatakan jika aku mencintaimu? Tidak pernah bukan? Aku Park Nara sama sekali tidak pernah mencintaimu Kyuhyun-shi”, ucapnya angkuh dengan tersenyum sinis menatapku membuat rasa sakit hatiku semakin menguak.

“Menikahlah saja dengan wanita-wanitamu yang biasa kau kencani di diskotik. Aku yakin mereka akan berebutan untuk menerima lamaranmu. Bukankah kau pewaris tunggal Chosun Group kau bisa saja membayar mereka untuk menjadi istrimu”, lanjutnya dengan penuh penekanan di kalimat terakhir.

BRUAGH!!!

Aku menggebrak meja di depanku dengan keras yang berhasil membuat matanya terbelalak terkejut. Telingaku sangat panas sekarang, aku sudah tidak kuat lagi menahan emosiku yang mulai menyeruak dari dalam diriku. Aku tidak pernah berpikir jika ia akan mengatakan kata-kata yang menyakitkan seperti itu, kata-kata yang membuat hatiku hancur berkeping-keping. Kini aku menatapnya tajam penuh amarah, dia yang selama ini ku kenal sebagai Park Nara yang selalu bersikap manis dan baik hati sirna seketika berubah menjadi Park Nara yang sama sekali tidak ku kenal. Oh Tuhan kenapa kau baru menunjukkan sifat aslinya kepadaku sekarang?. Aku sudah terlanjur mencintainya.

Sejenak kualihkan pandanganku ke arah lain sambil menghela nafas sebelum aku mulai berbicara padanya. “Ya…, Park Nara inikah balasnmu kepadaku? Setelah tiga tahun kita lewati bersama dan sekarang kau berkata bahwa kau sama sekali tidak mencintaiku?, tanyaku dengan memandangnya lekat-lekat.

“Sudahlah Kyuhyun-ah aku tidak ada waktu untuk menjawab semua pertanyaan bodohmu itu. Jadwalku benar-benar padat hari ini”, jawabnya enteng yang perlahan beranjak dari tempat duduknya. Sebelum sempat ia meninggalkanku, ku tahan pergelangan tangannya agar ia sejenak mendengarkanku bicara untuk terakhir kalinya yang direspon dengan matanya yang menatapku jijik dengan lirikan tajam, entah sejak kapan tatapanya berubah menusuk seperti ini.

“Apa kau sungguh-sungguh mengatakanya? Apa kau tidak lagi menginginkanku?”, tanyaku kembali dengan suara parau.

“Ya, aku bersungguh-sungguh mengatakannya. Aku tak pernah menginginkanmu untuk berada si sisiku. Annyeong Kyuhyun-ah”, ucapnya dingin sambil menhentakkan tanganku kasar berusaha melepaskan genggamanku di pergelangan tangannya.

“Jangan pernah menyesal dengan semua yang telah kau ucapkan padaku sekarang Nara-ya…”, ucapku lirih yang masih bisa ditangkap oleh pendengarannya.

“Ani, aku tidak akan pernah menyesal Kyuhyun-ah. Aku lebih memilih karirku sebagai artis daripada menjadi istri rumahan yang setiap hari harus melanyanimu”, katanya dengan nada suara datar yang membuat luka di hatiku semakin dalam.

“Oh ya.., Kyuhyun-ah mungkin aku tidak bisa datang di hari pernikahanmu karena dua bulan ke depan aku akan nada syuting drama di New York. Sampaikan salamku untuk calon pengantinmu”, ucapnya lagi untuk yang terakhir kali sebelum ia benar-benar pergi meninggalkanku sendiri yang masih duduk mematung di dalam café yang menjadi saksi bisu rasa kekecewaanku. “Dasar bodoh kau Cho Kyuhyun..”, umpatku pelan kepada diriku sendiri.

*************

Kihyun POV

Ah… akhirnya aku tiba juga di Seoul, sudah sepuluh tahun sejak terakhir kali aku menginjakkan kai di tanah kelahiranku ini dan meninggalkan berjuta kenangan pahit yang sulit kulupakan samapi saat ini. Kuberjalan keluar bandara dengan memanggul sebuah ransel kecil dan mendorong sebuah troli pengankut barang  yang memuat dua buah koper super besarku.

Kuedarkan pandanganku ke sekeliling dan mendapati seorang pria yang sangat familiar sedang bersandar di pintu mobil ferari edisi terbatas itu, dan ia pun tersenyum cerah ketika mata kami bertemu. Ia segera berlari ke arahku yang kemudian memelukku erat dan akupun membalas pelukan hangatnya. Sungguh aku sangat merindukan aroma harum tubuhnya ini. Setelah beberapa menit ia pun melepaskan pelukannya dan sekarang ia menatapku intens yang sarat akan kerinduan.

“Pogoshiposo…”, katanya singkat yang kemudian kembali memperlihatkan senyumnya yang menawan itu.

“Nado pogoshiposoyo….”, balasku dengan senyuman yang tak kalah menawannya.

Lama kami hanya saling memandang satu sama lain mencoba memuaskan mata kami yang selama satu tahun ini tak pernah bertemu secara langsung karena terpisah jauhnya jarak di antara kami, dan mencoba menyakinkan hati kami masing-masing bahwa ini benar adalah kenyataan di mana raga kami dapat merasakan sentuhan nyata. Perlahan didekatkannya wajahnya ke wajahku, kedua tangannya pun kini ia tangkupkan di kedua pipi lembutku. Dapat kurasakan desir nafasnya yang hangat menerpa wajahku, dan tak butuh waktu lama hingga akhirnya kedua bibir kami bertemu. Hanya suara debaran jantung kami yang sedang beradu kecepatan yang dapat kudengar saat ini.

****************

Author POV

            Seorang namja dengan rambut ikal bewarna coklat gelap sedaang memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Raut wajahnya di penuhi rasa amarah dan kecewa yang teramat dalam pada gadis yang selama tiga tahun ini selalu terbayang dalam benaknya. Rahangnya mengeras dan sorot matanya  menajam ketika sekelebat bayangan kejadian di café beberapa jam yang lalu melintas di pikirannya. Ia memukul-mukul kemudinya dengan keras berusaha menumpahkan amarah yang dirasakannya saat ini.

**************

Kyuhyun POV

Sekarang aku tiba di depan pintu kembar kediaman kakekku. Dan dengan langkah cepat aku menuju ke ruangan kerjanya. Beliau tersenyum ramah saat melihatku datang, tapi tiu tidak bertahan lama karena sekarang ia sedang menatapku dengan sorot mata penuh kecurigaan.

“Kyuhyun-ah mana kekasihmu?, bukankah aku memintamu untuk datang mengahadapku bersamanya?”, tanya Kakek penasaran. Dan aku pun berjalan lebih mendekat ke arahnya.

“Aku tidak mempunyai kekasih kek”, jawabku datar dengan wajah tertunduk lemas.

“Mwo? Tapi bukankah waktu itu kau mengatakan kepadaku bahwa kau mempunyai kekasih?, tapi yah sudahlah karena kau tidak membawanya kemari hari ini, kau harus menerima konsekuensinya”, ujar Kakek yang sedikit terkejut mendengar perkataanku barusan, dan kini beliau menatapku serius.

“Ne aku akan menerimanya kek, segera nikahkan aku dengan wanita pilihanmu itu”, ucapku pada akhirnya dengan ekspresi yang masih datar. Tapi jauh di lubuk hatiku tertinggal rasa penyesalan yang membuat hatiku semakin bimbang tak menentu.

“Baiklah jika nitu yang kamu mau Kyuhyunie….. Besiaplah untuk pernikahanmu…”, balas Kakek yang seakan tak mau melepaskan pandangannya dari cucunya tersebut.

Setelah pembicaraan di antara kami berakhir aku pun berjalan keluar ruangan dengan langkah kaki lemas. Tak hentinya aku merutuki diriku sendiri yang sedang dikuasai oleh amarah memutuskan untuk menyetujui perjodohan konyol ini. Seharusnya aku harus berusaha mengelak menyetujui perjodohan itu. Semoga saja hari ini membuat hari esok sedikit lebih baik…..
“Kyuhyun-ah FITHING!”.

-To be Continue-

Heheheh…. Gimana kepanjangna yah… kekekek ^^

-Don’t be silent reader okay ^^, I hope you leave a comment after read this story… XD


10 thoughts on “[Freelance] Baby I Need Love #1

  1. Kyuhyun kasian banget ditolak ama Nara XD
    Jangan-jangan ntar doi dijodohin ama Kihyun lagi?
    Keep writing!

    Like

  2. wow kyuppa d campakin sma park nara *sparkyu hajar timpuk :@
    >=3

    kyuppa ak ttp ❤ ma kmu..
    Saranghanda

    daebak chingu next part d tunggu ^^,

    Like

  3. Hahaha, seorang cho kyuhyun ditolak ma cewek? Hah, gak salah dengerkan ini? Wkwkwk, apa g’ nyesel ya Nara nolak Kyu? *tenang aja kyu aku mau kox ma kamu…. #plak
    hm, kira” siapa nih cewej yg di jodohin ma kyuhyun? Wah next partnya di tunggu…:D

    Like

Leave a comment