[Freelance] Gigantic Lie


Title          : Gigantic Lie

Author     : @Idznimitsali

Genre      : Romance, Friendship.

Cast           : Kim Taeyeon,  Park Jung Soo, Kwon Yuri, and Lee Hyuk Jae

Type         : One Shoot

Annyeong haseyo,  idzni mitsali imnida 🙂 ini FF oneshoot-ku yang pertama. Mungkin masih biasa aja. Maaf ya, tapi semoga kalian suka dan mau berbaik hati mengirimkan komentar. Kamsahamnida 🙂

            Langit Jeju mulai berganti warna seiring tenggelamnya mentari. Suara debur ombak mengalun indah. Semilir angin laut memainkan anak rambutnya dengan lembut. Para nelayan bergegas mengangkat sauh untuk melaut. Pemandangan yang sangat menyejukan, namun tak bisa mengusir sendu dihatinya. Taeyeon menghela napas panjang, sekali… dua kali… tapi, tetap saja hatinya terasa sesak.

Secangkir kopi dan sepiring pancake yang tadi dipesannya tidak dia sentuh barang sedikitpun. Sudah dua jam berlalu. Tapi,Taeyeon hanya terpaku disini, tanpa memperhatikan bahwa selama itu pula-lah para pelayan di restoran ini kebingungan karena sang pelanggan tak kunjung menyentuh apa yang telah dipesannya.

SejakTaeyeon menginjakan kaki di restoran ini dan memilih meja yang menghadap langsung ke arah pantai, berbagai kenangan berkelebat dikepalanya. Berebut masuk untuk memaksa sang pemilik mengingatnya.

Sebuah kengan bervisualisasi kembali ke kehidupan nyata. Empat kursi pendamping kosong di sampingnya tiba-tiba saja terisi penuh oleh wajah-wajah ceria. Taeyeon teringat kejadian 2 tahun lalu. Disini, ditempat ini, ia sedang merayakan ulangtahunnya yang ke-22 bersama empat teman terdekatnya. Mereka tertawa-tawa sambil sesekali mencolek krim kue tart yang mereka bawa untuk Taeyeon, lalu menempelkan krim tersebut dipipinya.

Matanya seketika berkabut. Kemudian, satu per satu air mata jatuh membasahi pipi lembutnya. Taeyeon sangat merindukan teman-temannya. Taeyeon ingin tahu bagaimana kabar mereka. Tapi dia sadar bahwa dia sudah kehilangan hak untuk tahu semua itu sejak lama. Sejak kejadian itu. Kejadian yang membuat mereka menjadi seperti sekarang.

Kejadian tersebut terjadi sekitar satu setengah tahun yang lalu. Saat itu, Taeyeon dan Sunny -salah satu dari keempat teman terdekatnya- baru saja selesai  menghadiri sebuah pesta. Mereka berdua mabuk berat. Tetapi, Taeyeon tetap memaksa untuk menyetir. Karena kesadaran yang hampir hilang, Taeyeon menabrak tembok pembatas jalan tol hingga mobil bagian kiri ringsek dan menyebabkan Sunny tewas seketika.

Kejadian tersebut kontan membuat Taeyeon menjadi tersangka utama dengan tuduhan kelalaian dalam mengendarai kendaraan bermotor. Tetapi, karena ayah Taeyeon adalah seorang petinggi negara, kejadian itu dirahasiakan dengan cara suap. Hal tersebut ternyata diketahui oleh teman-temannya yang lain. Mereka menyuruh Taeyeon untuk tetap mengaku. Tapi dalam keadan yang masih kalut, Taeyeonmarah lalu menuduh bahwa teman-temannya itu ingin menjatuhkan ayahnya dari posisinya. Teman-temannya tentu saja tidak terima karena dituduh seperti itu. Akhirnya, Yuri, salah satu dari mereka, memutuskan hubungan persahabatan yang sudah terjalin sejak mereka SMU mereka sampai disitu, dan dua sahabatnya yang lain mau tidak mau mengikuti Yuri.

Mengingat apa yang telah dilakukannya, Taeyeon semakin menangis dan menelungkupkan wajahnya di meja. Menyesali perbuatannya. Saking sibuknya Taeyeon menangis, dia tidak sadar bahwa ada seseorang mendekati mejanya. Lalu secara tiba-tiba, sepasang tangan kokoh meraih bahu Taeyeon, dan meletakan kepala Taeyeon di dada bidang yang hangat. Sepasang tangan kokoh itu milik Leeteuk, salah satu dari teman-temannya tadi sekaligus pemilik restoran ini.

 

***

Sekitar setengah jam yang lalu, ketika Leeteuksedang menghadiri acara bersama para koleganya, dia ditelepon oleh seorang karyawan lama, karyawan tersebut memberitahukan bahwa Taeyeonsedang berada di restorannya saat ini. Setelah mendapat kabar tersebut, tanpa pikir panjang, Leeteuk langsung memohon diri untuk pergi dan menelepon asistennya agar membatalkan semua jadwalnya hari ini.

Sepanjang perjalan, Leeteuk gelisah karena memikirkan apa yang sedang Taeyeon lakukan di Jeju, terlebih lagi di restorannya. Dia juga gelisah karena memikirkan apa yang harus dia katakan nanti saat bertatap muka dengan yeoja itu setalah satu setengah tahun ini tidak bertemu.

Leeteuk memukul setir mobil lalu merutuki dirinya sendiri karena tadi langsung menutup telepon dari Suho tanpa bertanya apapun atau menyuruh Suhountuk menahan Taeyeon disana sampai dia datang. Kemudian dia memacu mobilnya kencang karena takut sesampainya dia di restoran, ternyata Taeyeon sudah pergi.

Sesampainya di gerbang restoran, ternyata karyawan yang tadi menelpon telah menunggunya. Tersirat kelegaan diwajah namja muda tersebut  ketika melihat mobil majikannya memasuki area parkir.

“Dimana Taeyeon?” Tanya Leeteuk langsung saat membuka pintu.

“Di meja yang biasa hyeong dan teman-teman hyeong duduki dulu.” Jawab Suho.

“Sejak kapan dia disini?”

“Dua jam yang lalu, hyeong.”

Kemudian mereka berdua buru-buru hyeonguk ke restoran. Leeteuk seketika membeku ketika melihat Taeyeon sedang duduk di kursi itu sambil terisak putus asa. Dia tahu betul apa yang Taeyeon rasakan. Karena dia juga merasakannya, begitupun teman-temannya. Kerinduan dan kehilangan.

Baru kali ini Leeteuk melihat Taeyeon serapuh itu. Baru kali ini Leeteuk sadar bahwa Taeyeon kesepian. Baru kali ini Leeteuk merasa bahwa Taeyeon butuh sandaran.

 

***

Setelah meraih Taeyeon, Leeteuk membiarkan Taeyeon mencurahkan perasaan sedih tersebut di dadanya.  Dia merasa bersalah karena selama ini membiarkan Taeyeon sendirian menghadapi semuanya. Membiarkannya menjauh dan menutup diri.

“Oraenmanieyo, Taeng!” Leeteuk membuka pembicaraan sambil menepuk-nepuk pundak Taeyeon pelan.

“Na, oppa bogoshipheo. Aku juga rindu mereka.” Suara serak Taeyeon mulai terdengar.

Leeteuk tersenyum, “Nado.” Jawabnya, “Mereka juga.”

“Maaf aku baru datang sekarang. Aku baru sadar. Maaf aku tidak bisa membawa Sunny kembali. Mianhae, oppa.”

“Stt… Kaumemang tidak mungkinmembawa Sunny kembali kesini. Tapi, kau masih bisa membawa aku, dan yang lain kesini. Kembali kesisimu. Agar kita bisa melalui ini bersama-sama.”

“Naega musowo.”

“Taeyeon-ah, kadang kita harus bersikap dewasa dengan mengakui kesalahan kita. Dan, salah satu cara mengakui kesalahan kita adalah dengan minta maaf. Jangan takut!”

Taeyeon hanya diam mendengar perkataan Leeteuk.

“Mianhae, Taeyeon-ah. Maafkan aku karena membiarkanmu melalui ini sendirian. Aku tidak pernah mencoba menghubungimu atau mencari keberadaanmu setelah kejadian itu. Mianhae.” Ucap Leeteuk sungguh-sungguh.

Taeyeon kaget mendengar Leeteuk mengucapkan itu. Harusnya dia yang minta maaf. Harusnya dia yang merasa bersalah. Bukan Leeteuk. Taeyeon makin mendekap Leeteuk erat karena tak sanggup berkata-kata, sekaligus juga mengucapkan terimakasih. Dan Taeyeon tahu bahwa Leeteuk mengerti itu. Leeteuk mengerti apa arti dekapan itu.

“Besok aku akan menemanimu bertemu mereka untuk meminta maaf. Atau kalau perlu, sekarang juga aku akan telepon mereka untuk bertemu kita disini.”

Taeyeon melepas dekapannya lalu mengusap air matanya. Menarik napas sekali untuk menenangkan diri.

“Aku mau meminta maaf padamu dulu, oppa.” Ucap Taeyeon.

“Untuk apa kau meminta maaf padaku? Taeyeon-ah, aku tidak pernah marah kepadamu. Hanya saja kau tidak pernah tahu tentang itu. Harusnya kau yang marah padaku karena aku meninggalkanmu. Mianhae.” Jawab Leeteuk sambil mengusap puncak kepala Taeyeon.

“Kenaapa kau tidak marah padaku?” Tanya Taeyeon heran.

“Karena sebetulnya seorang sahabat tidak butuh alasan untuk memaafkan. Nah, karena sahabat tidak butuh alasan untuk memaafkan, berarti mereka tidak punya alasan untuk marah.” Ungkap Leeteuk yang membuat Taeyeon kembali menangis. Tapi tangisnya kali ini adalah tangis bahagia. Karena salah satu sahabatnya telah kembali.

“Tapi, karena sahabat tidak punya alasan untuk marah, bukan berarti kau tidak punya alasan untuk minta maaf, ya! Aku percaya kita semua bisa sedekat dulu, asal kaumeminta maaf dan mengakui kesalahanmu.”

“Kau yakin mereka bisa memaafkanku?” Taeyeon sangsi.

“Aku yang paling tahu bagaimana keadaan mereka sejak kita semua berpisah, Taeng. Mereka lebih hancur daripada kau.”

Taeyeon tersenyum, “Ne, oppa. Aku mau minta maaf. Oppa mau menemaniku? Aku takut kalau sendirian.”

“Aku janji,aku akan menemanimu mulai sekarang.”Leeteuk tersenyum.

Suho yang sedari tadi mencuri pandang dan dengar percakapanLeeteuk dan Taeyeon ikut tersenyum. Merasa tersentuh.

“Hyeong! Jangan senyum-senyum seperti itu! Aku takut melihatnya.” Kai mengibaskan lap yang tengah dipakainya untuk mengelap meja ke hadapan muka Suho.

“Aku tersentuh melihat mereka. Ternyata memang benar kata orang bijak, semarah apapun kita kepada sahabat yang kita percaya, mereka akan tetap mencintai dan menyayangi kita tidak peduli sesakit apa yangsudah kita lakukan pada mereka.”

Kai berhenti mengelap meja dan memikirkan apa yang baru saja dikatakan Suho. Selang beberapa menit, Kai kemudian mengangguk.

“Hyeong, kira-kira mereka semua akan kembali bersama tidak?” Tanya Kai.

Suho tersenyum mendengar Kai mengajukan pertanyaan itu, “Tau tidak apa yang aku lakukan di meja kasir?” Suho malah mengajukan pertanyaan lain.

“Menelpon Teuki hyeong, kan?” Jawab Kai polos.

“Masa hanya itu?”

“Whaaa, hyeong, seungmal….?” Kai menghentikan kalimatnya lalu menunjuk muka Suho.

Suho mengibaskan jari telunjuk Kai dari hadapannya, “Ne. Tadi aku juga menelpon Eunhyuk hyeong. Aku bilang kalau adaTaeyeonnuna disini. Lalu aku menyuruhnyauntuk datang bersama Yuri Nuna.” Suho berkata santai.

Kai terdiam takjub mendengar apa yang dikatakan Suho.

“Mereka datang sebentar lagi.”

 

***

 

Ternyata apa yang dikatakan Suho benar, sekitar 15 menit kemudian sebuah Hyundai Tucson putih memasuki area restoran. Setelah memarkirkan mobil, seorang namjatampan keluar dari sisi mobil sebelah kiri, dan seorang yeoja cantik tinggi semampai keluar dari sisi lainnya.

“Ada apa Teuki oppameminta bertemu di jam kerja seperti ini? Tumben sekali.”Yeoja cantik itu bertanya kepada namja tadi.

“Na molla. Tadi Suho yang meneleponku, Yuri-ya.” Jawab namja tersebut sambil melinting lengan kemeja yang sebetulnya sudah dia linting sebelumnya, sesuatu yang biasa dia lakukan ketika dia gugup atau menutupi sesuatu.

Mereka berdua masuk ke restoran dan disambut oleh Suho dan Kai.

“Annyeong haseyo.” Sapa Kai sambil memberikan hormat dengan cara membungkukan badan 90 derajat yangdibalas dengan senyuman oleh Yuri dan Eunhyuk.

“Leeteuk dimeja biasa, kan?” Yuri bertanya.

“Ne.” Jawab Kai.

Yuri berjalan lebih dulu tanpa memperhatikan Eunhyuk dan Suho yang sedang menggunakan bahasa isyarat, lalu diakhiri dengan acungan jempol dari tangan Eunhyuk.

Yuri terpaku ditempatnya ketika melihat seorang yeoja sedang bercengkrama bersama Leeteuk. Sosok yang sudah lama tidak ia lihat. Sosok yang selama ini ingin dia benci tetapi tidak pernah bisa. Sosok yang ingin ditemuinya ketika dia sedih ataupun senang. Sosok yang dia rindukan.

Tetapi Yuri tidak mendengar kata hatinya. Dia membalikan badannya, bersiap untuk pergi dari tempat ini sebelum sosok itu melihatnya. Namun dengan sigap, Eunhyuk mencengkram pergelangan tangannya.

“Oppa, lepas!” Yuri berdesis kejam.

“Aniya. Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kita bertemu mereka.”

“Aku tidak mau!”

“Sampai kapan kita akan seperti ini, Yuri-ya? Kita bisa membicarakan ini baik-baik. Jangan terus dihindari.” Eunhyuk memaksanya lembut.

“NAN SHIRHEO!” Yuri menaikan nada suaranya hingga semua pelayan dan pelanggan menoleh kearah mereka karena kaget, termasuk Taeyeon dan Leeteuk.

Yuri juga kaget mendengar kata yang keluar dari mulutnya. Dia paling pantang menggunakan bahasa kasar kepada orang yang lebih tua, tapi sekarang dia menggunakananya dengan penambahan nada suara yang bisa dikatagorikan sebagai berteriak.

Dia menghentakan tangannya agar terlepas dari genggaman Eunhyuk. Eunhyuk yang sama kagetnya melepaskan tangan itu dengan tatapan tak percaya.

Yuri sudah siap berjalan meninggalkan Eunhyuk dan tempat ini, tetapi tiba-tiba saja seseorang meneriakan namanya.

“Yuri-ya!!!” Teriak Taeyeon sambil berdiri dari tempat duduknya.

Yuri sesaat membeku, ingin sekali dia berbalik dan melihat sosok itu. Ingin sekali. Tapi, lagi-lagi Yuri tidak mendengarkan apa kata hatinya. Yuri meneruskan kembali perjalanannya menuju pintu keluar.

Taeyeon sadar kalau dia membiarkan Yuri pergi lagi sekarang, Taeyeon tidak akan mendapat kesempatan lagi. Taeyeon berlari turun untuk mengejar Yuri. Leeteuk juga mengikuti, begitu-pun Eunhyuk.

“Yuri-ya, kajima!!” Taeyeon berhenti di selasar antara taman belakang dan ruangan depan. Yuri juga ikut berhenti, tetapi dia tidak membalikan badannya untuk menatap Taeyeon.

Taeyeon berjalan mendekati  Yuri diikuti pandangan Leeteuk dan Eunhyuk, membalik tubuh Yuri agar menghadap kearahnya. Kemudian, Taeyeon memeluk tubuh tinggi itu sambil berjinjit.

“Yuri-ya, mianhae!” Ucap Taeyeon sambil mulai menangis.

Yuri kaget mendapat pelukan bombardir seperti itu. Tetapi dia terenyuh ketika airmata Taeyeon jatuh di bahunya yang hanya terbalut sehelai kemeja tipis. Tanpa disadari, airmatanya juga ikut jatuh dan tangannya membalas pelukan itu.Yuri akhirnya membuka topeng itu. Yuri telah membuka kebohongan gigantisnya.

Leeteuk dan Eunhyuk yang melihat mereka seperti itu tersenyum senang.Mereka tahu cepat atau lambat, mereka pasti melihat pemandangan indah itu. Mereka hanya perlu waktu, dan sekaranglah waktu itu. mereka perlahan berjalan mendekat untuk memeluk kedua yeoja yang paling mereka sayangi tersebut.

 

***

Mereka berempat sudah berada di ruangan pribadi Leeteuk. Setelah acara berpelukan di selasar tadi, mereka pindah ke ruangan Leeteuk karena merasa tidak enak dengan para pelanggan.

Taeyeon sudah mengungkapkan semuanya. Taeyeon juga berjanji akan mengaku kepada pihak kepolisian bahwa Taeyeon-lah tersangka utama dalam kecelakaan tersebut. Awalnya, Yuri tidak merespon. Lalu, secara tiba-tiba dia mengatakan bahwa hal itu tidak perlu. Dia tidak ingin kehilangan sahabatnya ini untuk kedua kalinya. Dia juga mengatakan bahwa selama ini, dia yang salah. Dia yang tidak mengerti keadaan Taeyeon, dia yang tidak paham watak ayah Taeyeon yang mendiktator anaknya dan hanya mementingkan dirinya sendiri.

Taeyeon kembali menangis tersentuh ketika mendengar itu. Setelah Leeteuk, Yuri juga ternyata sudah memaafkannya. Dia tak mampu mengungkapkan perasaan senangnya sehingga dia hanya menangis dan mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada mereka semua.

“Keumanhae!” Leeteuk menepuk-nepuk kepala Taeyeon lembut.

“Jadi sekarang kita kembali seperti dulu, ya?”Eunhyuk bertanya dan menatap wajah temannya satu per satu.

Yuri menjawabnya dengan sebuah senyum manis lalu mengangguk.

“Sunny pasti akan senang melihat kita seperti ini.” Ungkap Eunhyuk sambil menatap keluar jendela.

Taeyeon, Yuri, dan Leeteuk mengangguk bersamaan.

Leeteuk menepuk tangannya sekali, “Keurae, mari kita rayakan kembalinya kita ke hubungan yang sempat terputus ini!”

“Iya, ayo!” Jawab Eunhyuk gembira.

“Tunggu disini saja, biar aku yang ambil wine-nya.” Leeteuk berdiri dan mengusap kepala Taeyeon pelan. Dia berjalan keluar dari ruangannya sambil tersenyum. Dia menutup pintu dan terlonjak kaget ketika melihat Suho sudah berdiri di depannya.

“Yaa! Gabjagi! Kau ini mengagetkan saja!” Leeteuk mengusap-usap dadanya.

“Hehehe…”Suho cengengesan, “Hyeong eodi ka?”

“Aku mau mengambilwine. Bantu aku membawanya!”

***

            Leeteuk sedang berdiri di depan rak koleksi wine-nya ketika melihat Kai yang berjalan pelan menuju dapur.

“Kai-ya, iluwa!” Panggil Leeteuk.

“Mwoeyo, hyeong?”

“Bisa pergi ke toko kue yang ada di persimpangan jalan, tidak?”

“Keurom! Keuntae, apa yang harus aku beli?” Tanya Kai kebingungan

“Tolong belikan kue èclair.” Pintanya.

“Ah, arasseo!” Jawab Kai Bersemangat.

“Tolong, ya!” Leeteuk memberikan beberapa lembar won kepada Kai. Kai-pun mengangguk dan berjalan pergi.

“Hyeong, èclair itu kue kesukaan Taeyeon nuna, kan?” Tanya Suho.

“Ne.”

“Kenapa hyeong tidak jujur saja?” Sifat iseng Suho mulai muncul.

“Jujur apanya?” Leeteuk menggaruk-garuk alisnya yang tidak gatal.

“Hyeong! Geojitmal juseyo!” Suho berkata santai.

Leeteuktahu bahwa Suho memang bisa membaca apa yang sedang orang lain rasakan. Tapi, Leeteuktidak tahu bahwa Suho telah membacanya. Suho tahu bahwa Leeteuk menyayangi Taeyeon lebih daripada rasa sayangnya terhadap Yuri. Mungkin bisa dibilang, Leeteuk mencintai Taeyeon.Leeteuk menutupnya dalam sebuah kedok persahabatan. Sejak mereka SMA, sampai detik ini. Itulah kebohongan paling gigantis yang pernah dia tutupi.

Karena sudah kepalang basah, akhirnya Leeteuk mengutarakan semuanya pada Suho.

“Aku takut akan merusak semuanya lagi. Jadi, aku biarkan saja tetap seperti ini.”

“Tapi itu berarti hyeong menyakti dirimu sendiri.”

“Siapa bilang? Aku sangat menyayangiTaeyeon, Suho-ya. Aku akan senang jika melihat Taeyeon senang. Biar saja kami terus seperti ini. Kal…,”

“Hyeong!” Suho memotong.

Leeteuk mengangkat tangannya, menyuruh Suho tidak mencela, dan Suho langsung bungkam sambil menunduk.

“Kalau kami berdua memang berjodoh, pasti akan ada waktunya.” Lanjut Leeteuk.

“Oppa?”

Suara itu sontak membuat Leeteuk menghentikan aktivitasnya mengambil gelas wine. Leeteuk berbalik dan mendapati ketiga sahabatnya sudah ada di depannya, dan suara yang memanggilnya tadi, itu jelas suara Taeyeon.

Leeteuk gelagapan sambil menggaruk alisnya. “Sejak kapan kalian ada disini?”

“Aku tidak sempat melihat jam, yang pasti, kami sudah disini saat hyeong bilang kalau hyeong sangat menyayangi Taeyeon.” Eunhyuk tersenyum menggoda.

“Yaa!” Leeteukberteriak pada Suho.

“Jangan salahkan aku! Tadi aku sudah mencoba memotong perkaan hyeong.  Tapihyeong malah menghentikanku.” Suho mencari pembelaan.

Leeteuk menepuk keras jidatnya sambil merutuk dalam hati atas kebodohannya.

“Taeng, maksudku tidak seperti itu. Maksudku…”Leeteuk menggantung kalimatnya sendiri karena binging mau mengelak dengan cara apa.

Taeyeon hanya tersenyum melihat Leeteuk yang biasanya selalu tenang itu menjadi gelagapan. Taeyeon bersyukur dalam hati, karena sekarang semua sahabatnya telah kembali, dan bersyukur karena ternyata selama ini, perasaan hangat itu bukan hanya dia yang merasakan. Tetapi, Leeteuk juga.

“Yaa! Ige mwoya? Aku berbohong dengan berkata kalau aku membenci Taeng, dan Teuki oppa berbohong dengan berkata kalau dia menyayangi Taeyeon hanya sebagai sahabat. Wah, ternyata yang jujur selama ini hanya kau, hyuk oppa!” Ucap Yuri.

“Siapa bilang? Aku juga menyembunyikan sesuatu tauk!” Jawab Eunhyuk.

“Mwoya? Ppalli marhaebwa!”

“Yaa! Neo jinjja mollaseo? Aish!” Ucap Eunhyuk, frustasi.

“Eottokhae arayo?” Jawab Yuri bingung.

“Yuri-ya, saranghae!”

“Neeee???” Yuri membelalakan matanya.

 END

***

Gimana? Gimana? Biasa aja ya? Pairingnya juga pasaran ya? Mohon di maklum, ya. Namanya juga FF pertama hehehe.. Oh iya kalian kan baik hati, tinggalkan komentar ya supaya aku bisa memperbaiki kekurangannya. Kamsahamnida. Semoga kalian terrus membaca FF-ku kedepannya. Annyeong 🙂


23 thoughts on “[Freelance] Gigantic Lie

  1. Ceritanya dan pairingnya nggak pasaran kok malah beda dan keren banget. Akhirnya ada FF TaeTeuk ^^ keinget moment mereka di LA. >.<
    Ditunggu karya2 selanjutnya yaaa 🙂

    Like

  2. hufftt senang rasanya pada jujur dan saling memaafkan kkkk~
    aihhh jarang2 ada Hyuk naksir Yuri xDD TaeTeuk kerennn ^^
    first FF yang suksesss
    ditunggu FF lainnya ^^

    Like

    1. Sebenernya ini ff udah pernah di posting, tp sepertinya diposting lg sama adminnya hehehe gomawo.
      FF yg lain udah ada, judulnya nothing last forever, search aja, gomawo 🙂

      Like

  3. Keren thor^^Taeyeon dan Leeteuk bersatuuu~#Tebar Bayi di Kamar TaeTeuk Yuri dan Eunhyuk BUNTU~wkwkwkwk…XD Eunhyuk oppa lucu^^Keep writing thor!

    Like

  4. wahhhhh so sweet….
    awalnya aja sedihh
    sunny meninggal
    tapi pas adegan taeteuk
    terharu bgt dehhhh sama pas
    taeyeon meluk yuri
    omooooo so sweet bgt….
    hahaha leeteuk oppa
    jadian gak tuhhh taeteuk sama
    eunyul nya???
    daebak bgt tersentuhhhh

    Like

Leave a reply to syifa nadya Cancel reply