[Freelance] Unlimited Happiness


[Sequel Of How Great Is Your Love]

“Unlimited Happiness”

(ONE SHOOT)

Author                        :           GiSica (Gita Jessica)

Main Cast                  :

  • Im Yoon Ah
  • Lee Donghae

Support Cast             :

  • Cho Kyuhyun
  • Seo Joo Hyun
  • Kwon Yuri
  • Jung Yunho
  • Other Cast

 

Length                        :           One Shoot

Rating                         :           General

Genre                         :           Author Bingung # -.-

 

 

            Annyeong author kembali dengan sequel dari ff How Great Is Your Love… mian tak sesuai harapan… happy reading……………………………………………….

 

*PROLOG*

 

Semua orang ingin merasakan kebahagian yang berlimpah ruah, tapi kalau kenyataan berbeda dengan harapan…. bagaimana?? Aku berusaha melupakan semua yang terjadi di bulan-bulan kemarin, namun rasanya itu tak akan mudah dilupakan. Kehidupanku yang sekarang, berbeda dengan yang dahulu. Aku tak bisa mengatakan apa aku bahagia atau tidak…….

 

______________

 

Donghae yang terjatuh di dekat ruang operasi langsung dibawa ke ruang unit gawat darurat. Tubuhnya sangat lemah, wajahnya sangat pucat pasi. Tekanan jantungnya tak seperti orang normal, dan kondisinya semakin memburuk. Sementara Yoona tengah berada dalam biusan yang tak menyadarkan dirinya. Ia sedang menjalani proses operasi, transpaltasi sum-sum tulang belakang yang akan diberikan pada ayahnya. Sedangkan di luar ruangan, baik itu ruang operasi atau unit gawat darurat. Yuri, Seohyun, dan Kyuhyun tak hentinya berdoa. Mereka tampak khwatir, terlihat jelas dari raut wajah masing-masing.

“Yuri eonn, bagaimana operasinya Yoona eonni?” tanya Seohyun yang baru saja tiba dari ruang unit gawat darurat.

“Masih belum, lalu bagaimana Lee Donghae. Ia sudah sadar?” sahut Yuri yang ikut bertanya sama seperti Seohyun.

“Belum eonn, dokter bilang Donghae oppa harus cepat-cepat melakukan operasi. Aku tidak tahu siapa yang cocok menyumbangkan sum-sum tulang belakang untuk oppa.” Seohyun terisak sedih, Yuri pun langsung memeluk sayang.

“Kamu atau orangtuamu sudah cek sum-sum tulang belakang, cocok atau tidak untuk disumbangkan ke Donghae??” Yuri memandang lekat Seohyun.

Seohyun berjalan pelan ke arah tempat duduk, dan Yuri mengikutinya. “Sudah eonn, aku dan appa tidak cocok. Sementara eomma sangat cocok, tapi eomma dilarang melakukan operasi oleh dokter. Mungkin karena eomma pernah menjalani operasi yang sangat fatal pada tulang belakangnya belum lama ini.”

“Kenapa kejadiaannya hampir sama sepertiku. Semoga Tuhan menunjukkan keajaibannya.”

“Amin!!!”

Mereka saling tersenyum dan menghapus air muka yang membasahi wajah mereka. Sosok Kyuhyun yang memperhatikan mereka, ia hanya tertunduk dan berlalu meninggalkan Seohyun dan Yuri.

Dua hari berlalu, kini Yoona pun telah siuman kembali. Kondisinya telah stabil, tampak cerah seperti biasa. Dan tuan Im juga telah kembali normal, namun berbeda dengan Donghae. Keadaannya tambah memburuk, penyakitnya kini telah setahap dengan tuan Im sebelum melakukan operasi.

“Appa, akhirnya appa kembali seperti appa kita yang dulu. Appanya YoonYul…” ucap Yuri heboh, membuat ruang rawat tuan Im berisik.

“Haha kau ini Yul, oh yah… bagaimana keadaan Donghae Yoong.” Setelah tuan Im sadar, Yuri menceritakan semuanya. Tuan im sempat merasa bersalah, tapi Yuri mencoba menjelaskan semuanya kalau ini bukan kesalahan siapa pun. Melainkan kehendak Tuhan yang telah diatur jalannya akan seperti apa.

Yoona menunduk, kentara sekali ia sangat sedih. Menahan air mata yang mulai terjatuh, tetes demi tetes. “Donghae oppa belum siuman appa, kondisinya semakin parah. Sedangkan belum ada yang mau mendonorkan sum-sum tulang belakang untuk Donghae oppa. Aku tidak tahu harus berbuat apa.” Akhirnya Yoona menangis juga, Yuri yang berada di sampingnya langsung memeluk Yoona.

“Putri cantikku, appa yakin semua pasti ada jalannya. Donghae akan kembali seperti semula, kau harus yakin itu.”

Yoona meninggalkan kamar ayahnya, dan kini beralih menuju kamar rawat Donghae. Yoona kontan terkejut melihat Donghae telah siuman, dengan pakaian pasien ia sekarang berdiri dekat jendela memandang ke arah luar. Tampak salju yang semakin lebat, cuaca dingin membeku.

“Donghae oppa, kau sudah sadar?” ucap Yoona, berlari ke hadapan Donghae. Donghae menoleh dan tersenyum ketir.

“Yoong, kau sehat kan?” tukas Donghae, mengelus puncak kepala Yoona. Ia kembali keranjang tidur dan duduk di sisi ranjangnya menghadap jendela.

Yoona mengikuti Donghae, ia berada di hadapan Donghae dan mengetatkan jari-jarinya pada suaminya itu. “Aku sudah sehat oppa, kau harus istrahat sekarang… aku janji padamu, kau akan segera sembuh.”

Donghae melepaskan jemarinya yang tergenggam, ia berjalan kembali dan berdiri di tempat semula. “Kau tak usah berusaha sekeras itu, aku sudah menyerah pada takdir hidupku sekarang. Aku tak peduli Tuhan mengambilku secepat ini, yang terpenting kau bahagia. Mianhae…”

Yoona yang kini di samping Donghae, membalikkan tubuh suaminya itu ke hadapannya.

“Seperti ini kah keputusanmu, kau jahat Donghae oppa. Kau pikir aku akan bahagia melihatmu seperti ini, kenapa kau mampu berpikir sepicik itu.” ujar Yoona parau, suaranya cukup serak menahan tangis.

“Hah, aku tahu aku salah Yoona… aku memang telah menghancurkan hidupmu. Tapi kau tak perlu kasihan padaku, aku tak butuh dikasihani.” Sahut Donghae dengan nada suara yang meninggi.

Yoona mentap Donghae lirih. “Yoona? Ini pertama kalinya kau memanggilku dengan nama itu. Kasihan… jadi….”

“Ya, aku memang hanya namja lemah. Kau kasihan padaku, sikap manismu selama ini itu karena penyakitku kan. Sudahlah Yoona, jangan lakukan itu lagi. Itu terlalu menyakitkan, aku memang namja jahat, sangat jahat. Kalau saja aku tak menikahimu, kau akan bahagia dengan pilihanmu sendiri.” Donghae berlalu dari hadapan Yoona.

“Kau pikir kenapa aku mau mencium dan membalas ciuman darimu atau mengikuti kemauan-kemauanmu itu karena kasihan… kau salah Hae oppa. Itu karena…” Yoona semakin menundukan wajahnya, ia juga tak hentinya menitihkan air mata.

Donghae berbalik arah sewaktu Yoona menggantungkan perkataannya.

“Karena apa?” ucap Donghae mengguncangkan bahu Yoona sangat kencang. Yoona terus terdiam masih dengan isak tangisnya.

“Hah, aku selalu berharap lebih darimu, dan sampai sekarang aku tetap mengharapkan itu. Tetapi itu hanya harapanku, berbeda dengan kenyataan.” Donghae melepas kedua tangannya yang berada di bahu Yoona, ia beralih ke ranjang tidurnya. Namun langkahnya kembali terhenti.

“Karena aku mencintaimu!!” seru Yoona lantang, seraya mengahapus air matanya.

Donghae berjalan pelan ke hadapan Yoona lagi. Ia memandang istrinya dengan lekat, kedua tangannya mengahapus air mata Yoona yang masih tersisa.

“Kau seriuskah?” tanya Donghae mencoba menyakinkan, Yoona mengangguk mantap. Kini kedua tangang Donghae berada di wajah Yoona. “Aku benar-benar mencintaimu oppa, aku ingin mengatakan ini dari sebelumnya. Tapi aku masih belum yakin, dan sewaktu operasi itu aku tahu kalau aku mencintaimu… sangat mencintaimu.”

Donghae memeluk Yoona erat, sekarang malah ia yang menangis.

“Oppa, kau menangis??”

“Yoong, mianhae oppa sudah membentamu tadi. Oppa tak tahu harus berbuat apa, oppa bahagia kau membalasnya sayang.”

“Oppa mian aku baru mengatakannya sekarang.” kata Yoona sembari melepas pelukan eratnya.  Donghae terus memandang Yoona, membelai lembut puncak kepala istrinya itu. “Aku yang seharusnya meminta maaf, jagiya.”

Yoona tersenyum, dan mendaratkan kecupan di pipi Donghae. “Saranghaeyo oppa!”
Donghae tertawa pelan “Nado Saranghaeyo, my Yoongie.”

Mereka berjalan ke ranjang tidur di kamar rawat tersebut, Donghae pun membaringkan tubuhnya. Yoona menyelimuti Donghae dengan selimut, dan mencium kening suaminya.

“Hae oppa, jangan terlalu banyak bergerak. Istrihatlah, bye bye….”

Donghae mengangguk, Yoona pun segera melangkah… tetapi Donghae telah menahan tangan Yoona yang akan pergi.

“Waeyo?” tanya Yoona lembut, Donghae masih terus memegangi tangan Yoona.

“Jangan pergi, aku mau kau menemaniku… yeah.” pinta Donghae penuh semangat, di balik kondisi lemahnya.

“Apa aku tidak mengganggumu, kau harus banyak istirahat.” jawab Yoona menepuk-menepuk pelan punggung tangan Donghae.

“Anio, kau itu obatku. Penyakitku tak akan terasa, jika kau berada di sisiku.” ucapan Donghae mampu membuat Yoona merona.

“Lagi sakit aja kau penuh dengan gombalan.” Yoona menghela napas.

“Itulah suamimu.” cetus Donghae, seraya menunjuk dirinya sendiri.
“Ne, ne…” sahut Yoona duduk di kursi dekat ranjang rawat Donghae. “Oppa, kau mau buah. Aku kupaskan yeah…”

“Boleh juga Yoongie, buah mangga.” tawar Donghae sambil mengerlingkan matanya.

“Mangga, kau seperti orang ngidam oppa. Apel saja.”

“Ani, Yoong. Aku mau mangga, please.” Donghae mengercutkan bibirnya.

“Hufh, baiklah.” Yoona berdiri dan mengambil buah itu di atas meja, dan mengupasnya.

“Istriku memang baik.” tutur Donghae senang.

“Ya! Dan suamiku seperti bocah.” sahut Yoona sambil meletakkan potongan buah mangga di piring yang dikupasnya. Ia pun kembali ke ranjang rawat itu, Donghae menyambut riang.

“Sepertinya mangga itu manis, cepat suapi aku.”

“Sabar sebentar oppa.” Yoona menancapkan dua potong mangga berbentuk dadu pada garpu dan memasukannya ke dalam mulut Donghae yang sudah menganga lebar.

“Bisa-bisa aku kena diabetes juga Yoong.” kata Donghae mengunyah mangga-mangga itu.

“Kok bisa oppa.” sahut Yoona polos.

“Iya karena manisnya double, makan mangga sambil ngeliatin istriku.” Donghae mencolek dagu Yoona.

“Ikh, Donghae oppa…” Yoona mencubit pelan lengan Donghae.”

“Aww… sakit my Yoongie.” Donghae berpura-pura meringkih kesakitan.

“Aku tahu kau pura-pura oppa, wek.” Yoona memelet-meletkan lidahnya, ia tampak meledeki Donghae.

“Aish… kau makin menggemaskan jagiya.”

“Baru sadar yah oppa, aku ngegemesin… hahaha.” kini giliran Yoona yang kepedean.

“Kau sudah tertular narsisku Yoongie,”

“Sepertinya.”

Mereka saling tertawa dan melemparkan senyum manis dari keduanya.  Tak terasa kebercandaan mereka bersama dipisahkan oleh malam yang semakin larut. Donghae telah tertidur pulas, kelihatan damai pada wajahnya.

“Aku akan lakukan apa pun agar kau bisa sembuh.” ucap Yoona berlalu dari kamar Donghae.

________

 

Usai dari ruang rawat Donghae, Yoona kini memasuki ruangan dokter Yunho. Sebenarnya dari tadi dokter Yunho meminta menemuinya, tetapi karena Yoona sedang menemani Donghae ia menundanya.

“Annyeong.” sapa Yoona pada dokter Yunho.

“Ne, annyeong… duduklah Yoona-ssi.”

“Begini, kondisi Lee Donghae sudah sangat parah. Transpaltasi harus secepatnya dilakukan, kalau tidak…”

Dokter Yunho tak menuntaskan permbicaraannya, sementara wajah Yoona makin menunjukan kepanikkannya. “Berapa lama Donghae oppa bertahan.”

“Sekitar 3 hari, tapi dokter hanya manusia biasa… kemungkinan 3 hari itu bisa meleset atau sebaliknya.” jelas dokter Yunho.

“Oke, aku akan berusaha dalam tiga hari itu.” jawab Yoona semangat, ia bersikap tegar tak ingin menunjukan sisi lemahnya.

Ia segera beranjak meninggal rumah sakit. “Aku yakin, semua dapat teratasi.”

_________

 

Yoona mulai mengambil langkah seribu, cara apa pun akan ia lakukan untuk mendapatkan pendonor. Sekarang ia tengah berada di rumahnya seorang diri.

“Kenapa tabunganku sedikit sekali?!” gumam Yoona sambil memikirkan penambahan total dari tabungannya.

Yoona terdiam, lalu ia teringat villa pemberian Donghae yang berada di Mokpo.

“Bukan kah villa itu atas namaku, mungkin dengan ini akan cukup.” Yoona menggeledah isi lemarinya, dan mencari surat-surat villa.

Lantas Yoona tak jua menemukan yang ia cari. “Di mana Donghae oppa menaruhnya, setahuku…” Yoona teringat sesuatu, Donghae belum lama ini memindahkan surat-surat itu.

“Laci ruang kerjanya. Aku yakin ada di tempat itu.”

Yoona melangkah dan masuk ke ruang kerja suaminya, yang tak terkunci. Ia mulai membuka laci yang dimaksudnya tadi. “Aku harap Hae oppa tidak memindahkannya lagi.” Ia menarik panjang napasnya, dan membuka dengan hati-hati laci itu.

“Aigoo…” Yoona tersenyum, mengeluarkan berkas yang ia cari. Yoona membuka isi berkas-berkas tersebut. “Benar, mianhae oppa aku harus lakukan hal ini.”

Setelah mengambil berkas itu, Yoona kembali ke kamarnya dan mulai merencanakan sesuatu. ”Aku akan memasang iklan melalui internet, dan semoga saja ini akan berhasil.”

Yoona mulai berkutat pada layar komputer, tangan-tanganya dengan lincah membuat iklan melaui dunia maya. ”Hufh… tunggulah semoga ada yang meneleponmu.”

 

_________

@Seoul Hospital

 

Keesokan harinya, Yoona menyempatkan untuk menjengnguk suaminya. Ia merasa bersalah dengan idenya, tetapi itu semua untuk mendapatkan pendonor.

“Annyeong,” sapa Yoona ramah, ternyata di dalam ruang rawat Donghae ada Seohyun dan Kyuhyun.

Seohyun dan Kyuhyun menyambut Yoona dengan hangat, di pagi yang dingin membeku akibat salju yang terus melebat.

“Apa Donghae oppa sudah sarapan?” tanya Yoona pada Seohyun, ia berjalan mendekat ke ranjang rawat di mana Donghae terlelap kembali.

“Sudah eonn, tadi pagi oppa mencarimu.” ucap Seohyun

Yoona mengelus pipi Donghae, dan mengecupnya. “Oppa…”

Kyuhyun menyenggol tangan Seohyun, dan menunjukan jari telunjuknya ke pipi.
Seohyun mengernyit. “Mwo??”

“Ayolah jagi, yang kiri atau kanan terserah kau saja.” Kyuhyun berkata sangat pelang, sehingga tak ada yang mendengarnya selain Seohyun.

“Ani!!” tolak Seohyun memeletkan lidahnya, tetapi ‘evil smile’ Kyuhyun tetap mengembang di bibirnya.

“Kenapa tersenyum seperti itu?” tanya Seohyun curiga, dan langsung mencubit lengan Kyuhyun pelan.

“Jagi, kenapa mencubitku.” Kyuhyun mengercutkan bibirnya.

“Lagian kau genit oppa, ini tuh di rumah sakit.”

“Tapi Yoona mencium Donghae hyung tidak malu tuh.”

“Itu beda.”

“Beda apanya, kan sama-sama dicium intinya.” Kyuhyun tak mau kalah, dan mereka berdua malah ribut tidak jelas.

“Kyu oppa nyebelin banget sih.” Tanpa disadari mereka Yoona tampak memperhatikan sepasang kekasih itu.

“Oh, mianhae eonni. Aku sama Kyu oppa keluar dulu yah.” Seohyun dan Kyuhyun segera keluar, namun Kyuhyun masih ngedumel.

Di depan pintu ruang rawat Donghae, tepatnya di luarnya. “Liatkan tuh perbuatanmu oppa, aku jadi gak enak sama Yoona eonni.”

“Aish… biarin aja jagi. Ayo dong, sebelah ajah.” Kyuhyun memarkan pipi kanannya, tapi malang sekali nasibnya. Seohyun tak menciumnya seperti yang ia mau, melainkan mencubit pelan dan pergi.

“Rasakan kau oppa, wek.” Seohyun tersenyum evil, wajah angelnya menghilang seketika.

“Eoh, jagiya tunggu kenapa kau mendadak jadi evil.” Kyuhyun berlari pendek mengejar Seohyun, sambil memegangngi pipi kanannya akibat cubitan Seohyun.

“Emangnya, kau saja yang bisa evil oppa.” ucap Seohyun yang telah jauh jarak dari Kyuhyun.

Di dalam ruang rawat Donghae, Yoona masih setia duduk menunggu suaminya yang tertidur. “Oppa, aku harap kau tidak memarahiku dengan apa yang aku lakukan pada villa pemberianmu. Aku mencintaimu.” Dalam keadaan tidur, Yoona mengecup kilat bibir Donghae.

“Drett….” suara getaran ponsel Yoona yang di silance.

“Yeoboseyeo…” angkatnya.

“Apa ini Nyonya Lee, saya baca iklan internet kalau nyonya membutuhkan pendonor sum-sum tulang belakang.” ucap suara ditelepon itu.

“Ne, dengan siapa saya bicara?” sahut Yoona dengan nada senang.

“Go Hara imnida, kapan saya akan melakukan tes.” lanjutnya.

“Kau punya waktu sekarang?” tambah Yoona lagi, penuh semangat.

“Baik jam 2 di rumah sakit Seoul Hospital.”

“Kamshamnida nona, semoga cocok.”

“Cheonma… ne.” telepon pun terputus.

Usai berbicara ditelepon, Yoona berbinar-binar. Kentara sekali ia sangat senang. “Hae oppa, semoga yang akan jadi pendonormu ini cocok yah.”

Tak lama kemudian suara telepon berdering, panggilan itu dari seorang pria bernama ‘Jang Geun Suk’. Ia juga tertarik untuk mendonorkan sum-sum tulang belakangnya. Karena Yoona, tak tahu mana yang akan cocok. Ia meminta JGS untuk datang di waktu yang sama dengan Go Hara.

_________

 

Di tempat lain seorang pemuda memegang kertas hasil test untuk transpaltasi sum-sum tulang belakang. Sepertinya ia dalam kegalauan besar.

“Apa aku harus melakukan ini, sum-sumku sangat cocok. Tapi aku masih trauma dengan operasi gara-gara kecelakaan yang sudah lama itu.” Pemuda itu menghembuskan napas beratnya. Ia bergeming dalam kesendiriannya, tunggu sampai hati kecilnya menjawab semua ketakutan yang menggelayut dalam benaknya.

________

 

 

Sudah jam 2 tepat Yoona menunggu Go Hara dan JGS di depan pintu lab ‘Seoul Hospital’.

“Annyeong, nyonya Lee? Go Hara imnida.” ucap yeoja bermata besar yang baru saja tiba.

“Oh ne, silahkan kau masuk ke ruang labnya.” balas Yoona ramah, dan meminta Hara untuk segera masuk ke ruang lab.

Tak selang Hara masuk, JGS pun tiba. Sama seperti Hara, Yoona meminta JGS segera masuk ke dalam lab. Setelah selesai test, mereka (Hara dan JGS) kembali ke aktivitas mereka menunggu hasil tes tersebut keluar.

Sementara Yoona dengan tenangnya menunggu di depan lab, padahal hasilnya memakan waktu hampir 2 jam lebih.

“Yoong, kau sudah makan?” tanya Yuri yang baru tiba, ia sangat mengkhwatirkan kondisi adiknya itu.

“Aku udah makan siang kok eonn.” jawab Yoona melirik jam di pergelangan tangan kirinya.

Detik, menit, pun berlalu begitu cepat. Hingga keluarlah petugas penjaga lab, memberikan dua amplop putih berisikan sesuatu yang akan menjadi pendonor Lee Donghae.

“Eonn, aku deg-degan…. bagaimana kalau….”

“Sudah buka saja.” tegas Yuri.  Yoona merobek amplop-amplop itu, dan membaca isinya.

‘COCOK’ kedua isi amplop itu bertuliskan sama. Ini membuat Yoona bingung, yang mana akan jadi pendonor untuk suaminya.

“Eonn, aku…”

“Bingung, kau pilih yang pertama menghubungimu.”

“Go Hara?”

“Ne”

Yoona pun mengikuti saran kakaknya, ia menghubungi Hara dan meminta mereka untuk bertemu di cafe dekat rumah sakit. Hara dengan senang hati menyetujuinya. Tetapi saat Yoona mau melangkah, tiba-tiba kepalanya pusing.

“Yoong kau kenapa?” tanya Yuri, menahan tubuh Yoona agar tidak jatuh.

“Gwenchana eonn, cuma agak pusing…”

“Benarkah?” Yoona mengangguk, namun sesuatu terjadi lagi.

“Hoek…hoek…” Yoona menahan mulutnya dengan tangan, dan berlari ke toilet. Yuri yang cemas melihat Yoona menahan muntahannya, mengikuti sampai ke toilet.

“Hoek…Hoek…Hoek…” Yoona mencuci mulutnya, dan membersihkan dengan tissu.

“Makan apa yah aku sampai begini?” tanya Yoona pada Yuri.

“Jangan-jangan….”

“Kenapa?”

Yuri tertawa dan tersenyum. “Kau hamil.”

“Mwo? Bagaimana bisa.” Yoona membelalakan matanya.

“Yah tentu saja bisa, kau kan sudah memiliki suami.” tanggap Yuri.

“Tapi kita hanya melakukan sekali, itu juga pas malam pertama.” jawab Yoona polos.

“Biar pun sekali, tetap saja kau pernah melakukannya. Ya sudah daripada menerka-nerka, lebih baik kau periksa.” terang Yuri, dan mendapat anggukan dari Yoona.

“Eon, aku pergi, sepertinya Hara sudah menungguku.” Yoona berlalu meninggalkan Yuri.

“Hati-hati.”

“Ne.”

Yoona terus melangkah, dalam beberapa langkah ia memikirkan ucapan kakaknya.  “Kurasa Yuri eonni benar juga, bulan ini aku telat…” Yoona mengelus lembut perutnya.

“Kalau kau benar tumbuh di dalam, kau doakan ayahmu pulih kembali dan kita akan menjadi keluarga bahagia. Ibu mencintaimu, dan ayahmu.” Yoona tertawa, dan terus melanjutkan langkahnya.

Sesampai di cafe yang di tuju, sosok Hara dengan setia duduk sambil menyeruput orange jus pesanannya.
Yoona yang dengan cekat menghampiri Hara.

“Annyeong Go Hara-ssi.”

“Oh annyeong nyonya Lee.” balas tak kalah ramah. Mereka pun mulai membahas ke inti dari tujuan mereka bersua.

“Nona, aku akan memberikan sejumlah uang dan villaku padamu sebagai bayaran untuk pendonoran itu.”

“…..” tak ada jawaban yang diberikan Hara, hening.

“Nona, kalau itu masih kurang aku akan memberikan apa pun. Asalkan kau mau mendonorkan sum-summu.” Yoona mulai terisak sedih.

Hara menggenggam kedua tangan Yoona. “Kau serius ingin memberikan apa pun?” Yoona mengangguk mantap.

“Kalau begitu, berikan suamimu.” ucap gadis itu lantang. Kontan Yoona geram mendengar lontaran kata dari orang yang baru ia kenal.

“Apa maksudmu?”

“Aku ingin suamimu.”

“Kau pikir suamiku barang, aku akan berikan apa pun padamu. Tapi bukan suamiku.” bentak Yoona menahan amarahnya.

Hara memandang tajam Yoona, pancaran matanya begitu kuat. Ia seperti menyimpan sesuatu dalam dirinya.

“Aku tak butuh hartamu, yang kubutuhkan hanya suamimu. Aku mencintai Lee Donghae.” Yoona menggeprak meja, tak peduli orang-orang sekitar memusatkan perhatiaan padanya.

“Nona Go Hara, sepertinya saya tak akan biarkan suami saya menerima transpaltasi dari anda, permisi.”

Yoona mengambil tas selempangannya, ia melangkah pergi. Namun tangan Hara menahan pergelangan Yoona, kuat sekali.

“Aku akan mengambil suamimu, cintaku padanya lebih darimu. Dan aku mengenalnya jauh sebelum dia menikahimu.” cetus Hara sinis, Yoona berusaha melepas pegangan tangan Hara.

“Lepaskan tanganku!”

“Hufh… It’s ok.” Hara melepas cengkeramannya yang kuat, dan pergi begitu saja.

Yoona kembali duduk ke tempatnya semula, ia menitihkan air mata begitu sedih.  “Tidak kau tak boleh menangis. Masih ada tuan Jang.” ucap Yoona kembali bersemangat, ia pun segera menghubungi JGS. Nyaris satu jam Yoona menunggu JGS yang tak kunjung datang.

“Mianhae, tadi ada kendala di jalan.”  Yoona berdiri dan menyambut JGS. “Gwenchana… mian menyita waktu anda.”

“Tidak, kebetulan urusan kantor masih bisa diatasi.”

“Oh begitu, langsung pada intinya…” Yoona membuka topik.

“Ne, nona Im…”

“Usai operasi saya akan memberikan sejumlah uang dan villa. Saya sangat membutuhkan pendonor untuk suami saya.” lirih Yoona.

“Sebenarnya saya tak butuh semua itu, saya akan mendonorkan pada tuan Lee. Tapi dengan syarat.” JGS menopang kedua tangannya di atas dagu.

“Apa syaratnya, mungkin saya bisa penuhi.”

“Hanya bermalam saja denganku, malam ini kurasa cukup kita bersenang-senang.” Tak ada jawaban dari

Yoona, melainkan siraman air putih tepat ke wajah JGS. Tetapi JGS hanya tersenyum sinis.  “Kau pikir aku wanita murahan tuan Jang. Kita batalkan pendonoran untuk suamiku, maaf sudah menggangu waktumu. Permisi!!” seru Yoona pergi meninggalkan cafe.

 

__________

 

Sesampai di rumah sakit, Yoona harus menerima kenyataan bahwa kondisi Donghae semakin memburuk. Ruang rawatnya telah dipenuhi alat-alat medis. Dan di saat itu pula, Yoona merasa hidupnya terkekang seperti dalam jeruji.

“Apa Donghae oppa sudah bangun?” tanya Yoona panik.

“Sudah eonni, tadi Donghae oppa menanyakanmu… sekarang ia tidur lagi.” Yoona tak menjawab ia malah menghabur memeluk Seohyun, dan terisak.

“Eonn, kau kenapa?”

Akhirnya Yoona pun menceritakan semuanya pada adik iparnya itu. Seohyun menjadi pendengar yang baik, ia juga memberitahukan semua orang yang mau menjadi pendonor Donghae adalah orang di masa lalu Donghae. Go Hara adalah junior Donghae sewaktu SHS, ia memang tergila-gila kepada Donghae. Tetapi Donghae tak pernah membalas cinta Hara, hingga Hara memutuskan tinggal di luar negeri…. Lalu sekarang balik kembali. Dan ingin menghancurkan rumah tangga Yoona dan Donghae. Sedangkan JGS ia adalah musuh bubuyutan Donghae semasa kuliah, bias dibilang mereka adalah rival. Ditambah dunia bisnis yang mereka tekuni membuat keduanya terus berseteru.

“Tenanglah eonni, aku yakin masih ada orang baik yang mau memberi donor Hae oppa.”  Seohyun memberi semangat pada Yoona.

Tanpa disadari mereka sepasang mata tengah memperhatikan mereka, ia tampak bersedih mendengar Yoona bercerita pada Seohyun.

“Apa aku harus melakukannya….” Ucapnya dan pergi.

 

_________

 

Pagi hari yang masih bersalju, begitu pula dengan perasaan Yoona sekarang. Ia tampak tak ceria.

“Hae oppa, aku tak tahu harus melakukan apa…” katanya sambil melihat Donghae dari luar kaca, yang terbaring lemah. Tiba-tiba dokter Yunho menghampiri Yoona.

“Yoona-ssi, Donghae akan segera melakukan operasi sekarang.”

“Benarkah? Lalu siapa yang menjadi pendonornya.” Tanya Yoona antusias.

“Dia merahasiakan identitasnya, baiklah kami tim dokter tak punya waktu banyak…. Permisi.” Dokter Yunho dan para dokter segera membawa Donghae menuju ruang operasi.

Yoona pun masih memikirkan orang baik yang mau mendonorkan sum-sum tulang belakannya tanpa pamrih, bahkan identitasnya dirahasiakan.

Yoona pun menemani Donghae sampai ruang operasi dengan perasaan yang bercampur aduk.

“Hae oppa, semoga operasimu berhasil. Saranghae…..” kata Yoona menggengam tangan Donghae, hingga ranjang tidur berjalannya memasuki ruang operasi.

“Yoong, nado saranghae… uljima…” balas Donghae tersenyum.

Operasi pun segera dimulai tampak keluarga yang berada di luar sangat was-was.

“Seohyun, di mana Kyuhyun?” Tanya Yuri yang tak melihat keberadaan Kyuhyun sejak tadi.

“Dia tak bisa datang eon, dia hanya titip salam.” Jelas Seohyun.

Hampir dua jam berlalu, namun operasi yang dijalankan tak juga selesai. Tak lama lampu operasi itu pun mati.

“Eonn, apa operasinya udah selesai?” Tanya Yoona cemas, perasaanya tak karuan. Ia merasa ada yang tidak beres.

Lalu dokter Yunho pun keluar dengan wajah sedihnya. “Mianhae….” Ucapnya.

 

_______________________

 

-Someone Pov-

 

Taman… entah kenapa setiap aku berada di taman ini, aku selalu mengingat tentangnya. Mengingat ke masa yang lalu, mungkin lebih tepatnya tujuh tahun silam. Aku memandang ke segala arah mencari secercah harapan baru untuk hidupku yang sekarang. Semua telah berubah tak seperti dahulu, namun aku selalu tersenyum memandang langit sore…. mega merah menyala, aku suka warna jingga itu. Sekarang aku tengah sedang menikmati kebiasaanku tiap sore menjelang, duduk manis di bangku taman. Di temani rumput emerald yang berirama mengikuti gerakan angin.

Bagiku hidupku yang sekarang tak mampu untuk dilukiskan, aku memiliki dua malaikat kembar yang selalu berada di sisiku. Menemani hari-hariku yang hening dan denting, tetapi kehadiran mereka membuatku tak dapat berkata-kata… aku bahagia, ini kebahagianku, kebahagiaan yang tak terbatas melampaui apa pun di dunia ini.

“Lee Baekhyun dan Lee Chanyeol…. malaikat kembarku, tetap sehat nak. Appa dan umma akan selalu menyayangimu. Meskipun appa jauh, tapi appa selalu berada di sisi kita.” Mataku terpejam mengingat tujuh tahun yang telah berlalu. Angin sore selalu membawaku kembali mengingat hal-hal itu……… masa laluku.

 

-Someone Pov End-

 

-END-

 

Mian banyak typo, rada ngawur, dan pendek…. hehehhehehe…. RCL yah reder yang baik J…. Sebenarnya ini udah tamat belum sih ????????? author bingung…. Hehehhehhee…..

 


33 thoughts on “[Freelance] Unlimited Happiness

  1. Aku udah baca ini sequel di blog author tp sekarang baca lg deh. Tapi kayaknya harus ada sequel lg ni author ^^
    Hae oppanya gmana? apa meninggal? terus yg donorin itu Kyu ya?
    Sequel ya author, ya ya ya?

    Like

  2. huhuhuhuhuuu kasian yoona eonni
    masa donghae oppa ninggalin yoona…

    ahhhh kasian 😥

    tpi daebak kok author sya yakin author sdh berusaha sebaik mungkin
    author jangan lupa terus bikin FF YoonHae ya tpi yang happy ending okk
    ditggu 🙂

    Like

  3. Ahhh 😥 bikin lanjutan oke sih?? Tapi knp sad ending?? Poor YoonHae..hiks’ ahhh..hampir nangis Ăqű thor..apalagi inget2 yoona ga ikut SMTown LA and MWingoogle jadi gakk dapat moment Yoonhae..aahhh..sedih2..
    Bikin ff oneshot donk yg romance and happy ending biar ga galau ney..cast na biasa Yoonhae yaaaaaaa!! Gomawo 🙂

    Like

  4. Ahhh 😥 bikin lanjutan oke sih?? Tapi knp sad ending?? Poor YoonHae..hiks’ ahhh..hampir nangis Ăqű thor..apalagi inget2 yoona ga ikut SMTown LA and MWingoogle jadi gakk dapat moment Yoonhae..aahhh..sedih2..
    Bikin ff oneshot donk yg romance and happy ending biar ga galau ney..cast na biasa Yoonhae yaaaaaaa!! Gomawo 🙂 Yoonhae Jjang 🙂

    Like

  5. oen, cpt cpt come back dari hiatusnya dong, kelanjutannya yg HEARTLESS n How great is your love aku tunggu oen 🙂

    Like

  6. OMIGOD.
    Aku kira donghae selamat, ternyata……
    Ya sudah takdirnya sseperti itu.
    Si author baekyeol shipper ya
    hahahahaa
    yang donorin kyu ya 😀

    Like

  7. Yoona eonnie sabar ya!!!
    Sedihnya ……..
    Tapi keren kok ceritanya …….. hampir membuat aku nangis
    Nanti bikin ff yg castnya YoonHae lagi ya ……..

    Like

  8. ini jangan jangan kyuhyun ya author yang donor?
    kok dia tiba tiba ngilang gitu.. heeeeeeee ini sad endingnya bener bener sad dan masih gantung.
    ayo dong jangan bikin donghae meninggal.

    Like

  9. ihhh seru certanya…..jdi penasaran syapa yng donorin hae oppa…..truz nasib hae oppa gmna??ih lanjut chingu..aku tunggu loh update soon ya ^ ^

    Like

  10. kenapa Hae.nya dibikin meninggaaaaal? aaah~ berarti Kyu ngedonorinnya telatkah?
    bikin sequel buat penjelasannya dooong

    Like

  11. hueeeee *mewek bareng Yeye oppa (entah dari mana datangnya)*
    Sad ending
    Baby BaekYeol jaga Yoona umma yaa !
    Donghae Appa pasti bahagia kalo Baby BaekYeol baik sama Yoona Umma

    Like

  12. Ihh kenapa sad ending ? ? ?
    Yahh kenapa ngga di terusin ajah ceritanya biar seru gitu ? ?
    Jadi penasaran siapa yg donorin ? Trus kyu oppa kemana ?
    Baekyeol itu siapa yoona ma donghae ? Aku ngga ngerti hehe

    Tpi kerem ceritanya ada romantic ada sedihnya
    Bikin yg baca pengen nangis
    Lanjut thor ! !

    Like

Leave a comment