[Freelance] Marriage Will Not Expire #2


Title : Marriage Will Not Expire Part 2

Author : Kid Kaito

Cast : Donghae,Yoona, Siwon, Kyuhyun, Seohyun, Minho, Yuri, Leeteuk, dll.

Genre : Chapter

Rating : PG-15

Note

Annyeongg. . . Dateng lagi bawa part 2…enjoy the fanfic. . .

MARRIAGE WILL NOT EXPIRE

Malam itu Yoona dan Donghae berkunjung kerumah tuan Im ayah Yoona. Ini adalah pertemuan pertama mereka dengan ayah Yoona setelah menikah. Mereka makan malam bersama. Yoona dan Donghae duduk berhadapan dengan Tuan Im juga Siwon. Suasana malam itu tampak kaku.

“ Jadi bagaimana pekerjaanmu Donghae-ah.” Siwon mencoba mencairkan suasana.

“ baik-baik saja Siwon-ah.” Ucap Donghae canggung, maklum di depan mertua.

Tuan Im hanya diam menikmati minuman yang ada di depannya.

“Appa, bagaimana kesehatanmu? “ Tanya Yoona pada ayahnya.

“ Kami membawakan Gingseng kesukaan ayah, Donghae oppa yang membawanya dari Busan.” Yoona kemudian menyodorkan sebuah kotak berisi gingseng. Ia sangat tidak nyaman dengan suasana canggung seperti ini.

“ Ajusshi penjual bilang bahwa itu kualitas terbaik, sangat baik untuk kesehatan.” Donghae mencoba membuka pembicaraan dengan Tuan Im, namun Tuan Im sama sekali tidak memperhatikan Donghae.

“ Wah, ini gingseng kesukaan appa kan?” Celetuk Siwon. Tuan Im tetap mengabaikannya, ia sama sekali tak melihat gingseng itu maupun wajah Donghae sedikit pun. Ia seakan-akan menganggap Donghae tidak ada.

“ Yoona, jaga kesehatanmu baik-baik jangan sampai kau sakit. Sudahlah, appa mau tidur.” Tuan Im kemudian meninggalkan Yoona, Donghae dan Siwon. Terdapat ekspresi kesedihan di wajah Yoona dan Donghae. Siwon yang melihat itu segera mengembalikan suasana.

“ Mungkin appa sangat lelah, seharian ini dia di kantor.” Ucap Siwon.

“ Oh, begitu. Gingseng ini pasti akan diminum oleh appa.” Yoona menambahkan mencoba membuat Donghae tidak kecewa. Namun Donghae hanya diam, ia merasakan pilu dalam hatinya karena diperlakukan seperti ini.

“Oppa, sebaiknya kami pulang dulu, sudah larut.” Yoona kemudian menggenggam tangan Donghae dan menariknya meninggalkan rumah itu. Yoona melangkah di depan Donghae dan keluar terlebih dahulu.

“ Donghae-ah, ada yang ingin kutanyakan padamu.” Siwon menahan Donghae sebentar.

“ada apa?” Tanya Donghae

“ apakah terjadi hal-hal yang mencurigakan atau hal-hal aneh pada kalian belakangan ini?” Tanya Siwon serius. Donghae sedikit menaikkan alisnya mendengar pertanyaan Siwon.

“ Tidak ada hal yang aneh. Ada apa?” Donghae balik bertanya.

“ Tidak apa-apa. Donghae-ah, jaga Yoona baik-baik, jangan sampai dia kenapa-napa, jangan sampai kau membuatnya menangis.” Siwon memegang pundak Donghae.

“ Tenang saja Siwon-ah, aku akan menjaga Yoona.” Donghae pun bergegas menaiki mobilnya dan pulang ke apartemennya.

Di mobil, Yoona dan Donghae hanya diam tanpa kata (D’Masiv kalee). Suasana hening seperti di rumah Siwon tadi.

Sesampainya di apartemen, Yoona dan Donghae tak mengucapkan sepatah kata pun. Kebekuan tetap terjadi di antara mereka sejak pulang dari makan malam tadi. Yoona mencoba mencairkan suasana. Ia kemudian duduk di sebelah Donghae yang sedang duduk di sofa menonton tv. Yoona menyandarkan kepalanya di pundak Donghae. Donghae hanya diam memperhatikan tv.

“ Oppa, maafkan sikap appaku tadi.” Ucap Yoona pada Donghae. Donghae hanya diam mendengar ucapan Yoona. Yoona menjadi tidak nyaman dengan sikap Donghae. Yoona kemudian mencium sekilas pipi suaminya. Namun tetap tak ada respon.

“ Oppa, kenapa kau diam saja? Sepertinya….oppa tidak membutuhkanku.” Yoona kemudian berdiri dan berjalan kearah jendela. Ia membuka jendela dan menatap suasana kota Seoul di malam hari. Donghae yang sedari tadi diam kemudian berdiri dan mendekati Yoona. Ia lalu memeluk istrinya dari belakang. Yoona kaget dengan perlakuan Donghae.

“ Yoong, aku hanya bercanda. Aku tidak akan pernah marah padamu.” Donghae kemudian mencium leher jenjang Yoona.

“ Oppa, aku juga hanya bercanda tadi. hihihi.” Ucap Yoona.

“ Jangan pernah meninggalkanku Yoong.” Bisik Donghae. Yoona kemudian berbalik menghadap Donghae. Jarak wajah mereka semakin dekat. Donghae mencium bibir Yoona yang juga dibalas oleh Yoona. Lama mereka berciuman, tiba-tiba donghae mengangkat tubuh Yoona dan membawanya ke kamar. Sesampainya di kamar, Donghae kemudian membuka ikat rambut Yoona dan membiarkannya terurai. Donghae meletakkan tangannya di pinggang Yoona dan menariknya, Yoona melingkarkan tangannya pada leher Donghae dan Keduanya berciuman yang semakin lama semakin panas, dan kemudian . . . . . . . .(sensor..sensor..sensor..)

****************

 

Seorang pria dengan jas hitam terlihat melangkahkan kakinya di sebuah kantor. Ia kemudian berbicara dengan seorang sekretaris, lalu si sekretaris tampak menggunakan telepon. Sesaat kemudian pria itu memasuki sebuah ruangan kantor.

“ kau sudah datang rupanya. Duduklah.” Tuan Im mempersilahkan tamunya duduk.

“ terima kasih tuan.” Pria itu kemudian duduk kursi yang ada di depannya.

“ Langsung saja ke inti pembicaraan. Seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya, aku ingin kau menyingkirkan Lee Donghae dari sisi anakku.” Ucap tuan Im.

“ Itu soal mudah tuan.” Ucap pria itu sambil menghisap rokoknya.

Tuan Im kemudian menyerahkan sebuah koper. Si pria itu lalu membuka koper itu dan tersenyum melihat isi koper itu yang penuh dengan uang.

“ Tapi ingat, jangan sampai kau menyentuh anakku. Untuk sementara, biarkanlah Lee Donghae menikmati kebahagiaan sesaatnya.” Ucap tuan Im pada pria itu. Pria itu hanya tersenyum mendengar ucapan tuan Im. Pria itu kemudian meninggalkan ruangan kantor tuan Im bersama uang dalam koper. Di pintu keluar perusahaan tak sengaja ia berpapasan dengan Siwon, namun Siwon hanya melihatnya sekilas. Setelah pria itu jauh, barulah Siwon menyadarinya.

“ Bukankah dia pria yang ada di pemakaman? Apa yang dilakukannya disini?” Batin Siwon.

*****************************

 

1 minggu kemudian

“ Yoong, ada hadiah yang ingin kuberikan untukmu.” Ucap Donghae pada istrinya.

“ Hadiah apa oppa?” Tanya Yoona penasaran.

“ Tutup matamu.” Pinta Donghae pada Yoona, Yoona langsung menutup matanya menuruti perintah Donghae. Donghae kemudian mengalungkan sesuatu pada leher jenjang Yoona. Yoona lalu membuka matanya dan mendapati sebuah kalung berbandul bunga matahari sudah berada di lehernya. Yoona segera menghampiri cermin ingin melihat kalung dilehernya itu.

“ Oppa, kalung ini sangat indah.” Puji Yoona

“ Yoong, bunga matahari ini adalah lambang kesetiaan. Bunga matahari selalu setia mengikuti kemanapun arah matahari. Aku ingin kau dan aku selalu setia satu sama lain. Just like sun and sunflower.” Donghae memandang lekat wajah Yoona yang terpantul  di cermin. Yoona tersenyum bahagia mendengar ucapan Donghae.

“ Tentu oppa.” Ucap Yoona.

Ponsel Donghae tiba-tiba berdering memecah suasana.

“Yeoboseyo? Oh nde, saya segera kesana.” Donghae lalu menutup teleponnya.

“ Yoong, oppa harus pergi, teman oppa sudah menunggu.” Ucap Donghae. Seketika Yoona menunjukkan ekspressi tidak sukanya.

“ Oppa, bisa tidak kau membatalkan pekerjaan oppa di Busan?” Ucap Yoona. Ada perasaan tidak enak dalam hatinya harus melepas Donghae.

“ tidak bisa Yoong,  pekerjaan ini sangat penting. Mengertilah.” Donghae mencoba meyakinkan Yoona.

Yoona yang merasakan hal yang tidak enak dalam hatinya terus mencoba untuk menahan Donghae.

“Oppa, aku tidak ingin kau pergi.” Yoona memeluk erat lengan suaminya. Donghae yang melihat tingkah Yoona merasa heran, tidak biasanya ia seperti ini menahan-nahannya pergi bekerja.

“ Ayolah Yoong. Cuma 2 hari” Pinta Donghae

“ Oppa, perasaanku tidak enak, aku takut terjadi sesuatu padamu, aku takut oppa tidak akan kembali lagi.” Ucap Yoona lirih.

Donghae tersenyum mendengar ucapan istrinya, ia lalu memeluk Yoona.

“ Yoong, aku memang harus meninggalkanmu untuk bekerja, tapi aku akan kembali lagi. Oppa berjanji akan selalu berada disisimu. Tidak akan terjadi apa-apa Yoong. Percayalah pada oppa.” Ucap Donghae sambil mengelus lembut rambut Yoona, mencoba menenangkannya.

Sebenarnya Yoona sangat berat melepas kepergian suaminya walaupun hanya 2 malam, tapi entahlah. Ada perasaan yang tidak enak dalam hatinya terhadap suaminya Donghae.

“ Kalau ada apa-apa telepon oppa atau Siwon.  Oppa pergi dulu ya, Selamat tinggal.” Donghae kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Yoona, entah kenapa kata selamat tinggal yang Donghae ucapkan terasa begitu pilu di hatinya. Ia memandangi punggung Donghae pergi dari hadapannya. Tiba-tiba ia merasa takut, sangat takut akan kehilangan Donghae, ia takut Donghae tidak akan kembali lagi.

**************

 

“Hyung mau kemana?” Ucap Minho pada Leeteuk kakaknya

“ Ke Busan. Lee Donghae hari ini ke Busan, sudah saatnya kita bergerak.” Jawab Leeteuk dingin.

“ Oh begitu.” Ucap Minho.

“Minho, bagaimana hubunganmu dengan Yuri?” Tanya Leeteuk pada Minho.

Minho sedikit kaget mendengar pertanyaan kakanya.

“ Hubungan kami baik-baik saja.” Jawab Minho dingin

“ baguslah, buat dia semakin cinta padamu. Hyung yakin kau pasti mengerti  tujuan kita Minho-ah, Lee Donghae telah menghancurkan keluarga kita.” Ucap Leeteuk pada adiknya.

“Dimana Seohyun?” Tanya Minho.

“ Dia akan pergi bersamaku.” Ucap Leeteuk lalu berlalu dari hadapan Minho

Kata-kata Leeteuk terus terngiang-ngiang di kepala Minho. Ia teringat akan tujuannya mendekati Yuri. Tapi bagaimana keadaan sekarang? Semuanya seakan berubah. Bagaimana kalau ia benar-benar jatuh cinta pada Yuri.

*********************

 

@Airport

Bwara Mr.Simple Simple ~~~~

“ Nde Yoongieku..” ucap Donghae pada penelpon yang tak lain adalah Yoona.

“ Oppa, aku rindu padamu.” Ucap Yoona dari ujung telepon. Donghae seketika tersenyum mendengar ucapan Yoona. Ia tak habis pikir mengapa Yoona bertingkah seperti anak kecil.

“ Oppa baru meninggalkanmu 2 jam yang lalu dan kau sudah merindukan oppa, bagaimana nanti kalau oppa pergi dan tidak kembali.” Goda Donghae

“ Andwae!!!! Kau tidak bisa meninggalkanku oppa, cepat kembali.” Yoona berteriak di telepon mendengar perkataan Donghae.

“ Hahahaha…oppa hanya bercanda Yoong. Oppa hanya pergi sebentar. Jangan lupa makan ya Yoong, 2 hari lagi pasti oppa akan kembali. Tunggulah.” Ucap Donghae. Yoona yang mendengar itu sedikit tenang, namun perasaan tidak enak dalam hatinya belum juga hilang. Ia juga tidak mau membuat Donghae khawatir padanya.

“ Baiklah oppa, hati-hati ya! Saranghae.” Ucap Yoona sebelum mengakhiri panggilannya.

“ Nado saranghae Yoong.” Donghae kemudian menutup teleponnya.

“ Tuan Lee, sudah saatnya kita berangkat.” Ucap bawahan Donghae.

“Tuan Lee, apakah saya perlu memesankan kamar untuk anda di Busan?” Tanya bawahan Donghae.

“Tidak perlu, saya akan menginap di Villa milik keluarga.” Ucap Donghae, ia lebih suka menginap di sebuah villa milik keluarga Im yang dulu sempat ditempatinya beberapa minggu bersama Yoona saat bulan madu.

@Busan

“ Tuan Lee, malam ini anda akan bertemu dengan utusan dari perusahaan Lohas (yaelah, ini mah punya Kang Ho Se. Author kehabisan nama) . Maaf saya tidak bisa menemani anda karena harus mengembalikan berkas perusahaan.” Ucap bawahan Donghae memberitahukan jadwal.

“ Oh, tidak apa-apa. Siapa nama utusan perusahaan itu?” Tanya Donghae

“ Park Soo tuan.” Ucap bawahan Donghae. Mendengar nama yang baru disebutkan, Donghae sedikit memiringkan kepalanya.

Baru pertama kali aku mendengar nama seperti itu. Batin Donghae

@tempat pertemuan

Donghae Nampak tengah duduk sambil melihat-lihat berkas yang dibawanya. Tak lama kemudian datanglah seorang pria mendekati Donghae.

“ Apa anda sudah lama menunggu tuan Lee Donghae?” Tanya pria itu sambil tersenyum. Donghae langsung memalingkan pandangannya dari berkas-berkasnya.

“ Apakah anda tuan Park Soo dari perusahaan Lohas?” Tanya Donghae pada pria tersebut.

“ Benar tuan, saya adalah utusan dari perusahaan Lohas. Maaf telah membuat anda menunggu.” Ucap pria yang bernama Park Soo itu sambil membungkukkan badannya.

“ Oh, tidak apa-apa. Silahkan Duduk.” Ucap Donghae.

Keduanya pun membicarakan masalah kerjasama antar kedua perusahaan mereka.

“ Donghae-ssi, karena pembicaraan tentang perusahaan telah selesai, bagaimana kalau kita minum soju.” Park Soo menawarkan Donghae.

“ Tapi saya tidak kuat minum.” Ucap Donghae sambil tersenyum

“ Sedikit saja, untuk menghangatkan badan.” Park Soo terus menawarkan Donghae, Donghae pun akhirnya menyetujui. Tak lama kemudian, pelayan membawakan mereka soju. Mereka menikmati setiap tegukan soju. Donghae yang tidak kuat minum semakin lama semakin mabuk. Dalam keadaan mabuk,  Park Soo memasukkan serbuk entah apa itu, mungkin obat tidur (?) pada segelas soju kemudian memberikannya pada Donghae.

“ Donghae-ssi, mari bersulang untuk kerjasama perusahaan kita, juga untuk keberhasilanku.” Ucap Park Soo. Donghae yang mabuk berat hanya menuruti perintah Park Soo dan meminum soju yang telah diberi serbuk. Tak lama kemudian, penglihatan Donghae semakin kabur dan akhirnya jatuh tak sadarkan diri.

“ Tuan Im, rencana berjalan lancar.” Ucap Park Soo pada rekannya di telepon.

“ Bagus Leeteuk-ssi.” Balas rekannya di ujung telepon.

“ Kau sudah hancur Lee Donghae. Kau harus merasakan penderitaanku selama ini.” Ucap Park Soo yang tak lain adalah Leeteuk pada Donghae yang tak sadarkan diri.

****************

 

Jam 1 malam, Yoona belum juga tidur. Sejak kepergan Donghae ke Busan, perasaannya menjadi tidak tenang. Ia terus berpikir yang tidak tidak tentang Donghae. Ia kemudian mengambil ponselnya dan melakukkan video call dengan Donghae. Tapi ia terkejut setelah mendapati orang menjawab video call tersebut, bukan Donghae san pemilik ponsel melainkan seorang Yeoja yang tampak kusut setelah tidur, namun Yoona tidak bia melihat wajah wanita itu dengan jelas.

“ Yeoboseyo? “ sapa yeoja itu pada Yoona dari layar telepon.

Yoona sangat kaget karena yeoja itu, namun ia mencoba tenang dan berpikir positif, ia berpikir mungkin ponsel Donghae tidak sengaja tertukar atau bagaimana, tetap positif.

“ maaf, anda siapa? Dimana pemilik ponsel ini?” Tanya Yoona

Yeoja itu tampak masih mengumpulkan kesadarannya.

“ Mworago?” Tanya yeoja itu sedikit kasar pada Yoona

“ mengapa anda memakai ponsel suami saya?” Tanya Yoona lagi yang sudah diliputi amarah.

Yeoja di telepon itu kemudian tertawa seakan mengejek Yoona.

“ Cih, baru ponsel. bagaimana kalau aku meminjam suamimu huh?” ucap yeoja itu angkuh yang sontak membuat amarah dalam dada Yoona seakan meledak.

“ Mworago??” teriak Yoona di depan ponselnya.

“ Sepertinya kau kurang melayani suamimu dengan baik yah, dia terlihat begitu kesepian.” Lanjut yeoja itu. Seperti ada beribu pedang yang menusuk-nusuk dada Yoona mendengar ucapan-demi ucapan yang keluar dari mulut yeoja itu.

“ kau tidak usah khawatir, aku hanya meminjam suamimu satu malam, besok dia akan kembali padamu.” Yeoja itu kemudian mengarahkan video callnya pada Donghae yang tertidur pulas di atas ranjang tanpa mengenakan baju. Yoona yang melihat itu seakan sudah kehilangan nyawanya, tanpa sadar ia menjatuhkan ponsel miliknya dan menangis sejadi-jadinya.

*********************

Siwon meninju kaca yang ada di depannya sehingga darah segar mengucur dari tangan dan jarinya. Ia mencengkram ponsel yang ia pegang. Hatinya sangat sakit setelah melihat kiriman foto yang masuk ke ponselnya.

“ Yoona….Yoona…” Ucapnya mencoba mengendalikan kemarahannya, kemudian ia berlari mengambil kunci mobilnya dan kemudian pergi walaupun jam sudah menunjukkan jam 2 malam.

Sesampainya di depan pintu rumah, Siwon langsung membukanya kasar tanpa mengetuk terlebih dahulu. Ia dengan tergesa-gesa memeriksa setiap ruangan untuk mencari  si tuan rumah. Saat ia membuka pintu sebuah kamar, ia menemukan Yoona tengah menangis menggenggam ponselnya.

“ Op..pa..” ucap Yoona lirih karena kaget melihat kehadiran Siwon. Siwon yang melihat Yoona menangis segera menghampiri adiknya kemudian memeluknya. Siwon tahu penyebab Yoona menangis, sama dengan sebab kemarahannya.

“ Oppa, Donghae oppa…” Yoona tak mampu melanjutkan kata-katanya karena tak kuasa menahan tangisnya. Siwon membelai lembut rambut adiknya itu.

“ Yoona, oppa akan selalu berada di sampingmu.” Ucap Siwon lembut sambil membelai rambut Yoona. Ia juga tak kuasa menahan air mata karena menahan amarah dalam dadanya.

***********************

 

Someone’s POV

Mengapa, mengapa aku berubah menjadi perempuan bejat seperti ini? Merusak rumah tangga orang lain, menjebak dan memfitnah, sungguh aku telah melakukan dosa besar. Dimana diriku yang dulu? Aku bahkan tidak mengenali siapa orang yang terpantul dalam cermin di hadapanku? Wajah ini, wajah yang kulihat ini sungguh mengerikan, penuh dengan amarah dan dendam. Entah setan apa yang merasukiku sehingga dengan mudahnya aku menuruti semua perintah oppaku. Ini semua untuk kebaikan kita katanya? Nyawa dibayar nyawa, ya itu yang selalu terngiang-ngiang dikepalaku. Eomma, eonni, Dongsaengku, dan . . . Lee Donghae. . . .Arghh. . . ini semua bisa membuatku gila.

“ apa yang kau lakukan? Kita harus kembali ke Seoul, kita tidak bisa berlama-lama di sini.” Oppaku menyadarkan lamunanku yang sedari tadi menatap cermin di depanku.

“ Nde oppa, tapi bagaimana dengannya?” kuarahkan pandanganku pada sesosok laki-laki yang tertidur di atas ranjang.

“ Biarkan saja, toh hidupnya akan hancur dengan sendirinya.” Ucap oppaku. Kupandang laki-laki di atas ranjang itu, terbersit perasaan bersalah dalam hatiku, entah kenapa aku merasa bersalah seperti ini, padahal seharusnya aku tidak merasakannya karena aku membencinya, aku  juga sangat kasihan pada istrinya, pasti ia sedang menangis sekarang melihatku bersama suaminya yang sebenarnya tidak melakukan apa-apa. Istrinya pasti sangat terpukul. Entahlah. Tiba-tiba ponselku bergetar, sebuah pesan masuk. Aku tersenyum melihat pengirimnya.

 

“ Seohyunnieku annyeong^^ mengapa kau tidak menelponku? Apakah kau tidak merindukan suara merdu plus wajah tampanku yang seantero kelurahan? Dibales yah, ato paling nggak nelfon balik soalnya ini pulsa terakhirku^^” (Jjiah, gubrak)

Kyuhyun

*****************

 

Tirai jendela yang terbuka membuat matahari bebas menembus kaca sebuah kamar hotel. Namja yang tertidur di atas ranjang pun sontak memicingkan matanya saat diterpa sinar matahari pagi. Perlahan-lahan ia membuka matanya dan mulai mengumpulkan kesadaran. Ia sangat kaget mendapati dirinya yang hanya tertutupi sehelai kain selimut. Ia pun segera mengalihkan pandangannya ke seluruh ruangan dan mendapati sebuah tulisan dari lipstick di cermin bertuliskan : “ terima kasih telah menemaniku satu malam.” Donghae segera menghampiri cermin itu dan menemukan begitu banyak foto dirinya di atas ranjang bersama seorang yeoja yang di-blur wajahnya. Menyadari ia telah dijebak, Donghae segera mengambil ponselnya dan segera menghubungi ponsel Yoona. Berkali-kali ia mencoba menghubunginya namun ponsel Yoona tetap tak bisa dihubungi. Donghae kemudian terduduk lemas di samping ranjang. Ia menyadari bahwa ia telah melakukan sebuah kesalahan besar.

**********************

 

 

Segitu dulu part duanya. Penasaran sama lika-liku perjalanan rumah tangga Hae oppa ma Yoong eonni??? Tunggu di part selanjutnya^^ jangan lupa koment ya!!!

1 Lampirkan file| 83KB

 


20 thoughts on “[Freelance] Marriage Will Not Expire #2

  1. Kasihan bgt si Yoona ..sabar Yoong ,itu bkn salahnya donghae 😦 ditunggu part selanjutnya min .. Seru seru 😀

    Like

  2. kaian Hae dijebak gitu,
    duh mesti dijelasin tuh ama Yoong biar ga salah paham.
    next part ditgg, fighting

    Like

  3. nggak enak bgt bacanya..selalu was was, takut sesuatu terjadi pada YoonHe, dan bener aja..thor, cepet di post ya nextpartnya..permasalahannya juga cepet selesai ya..jangan terlalu berat konfliknya 🙂
    tapi, FFnya BAGUS!! 🙂

    Like

  4. waaah kcian hae hyung dijebak..

    tnang hyung aku akan trbang k seoul untuk mncritakan smuany..

    yoong dngarkan pnjelasan hyung dlu, jgn lgsg ambil kputusan..

    seo-ah mohon bantu hae hyung, aq tw qm msih baik n innocent..

    teuk hyung tunggu aj pmbalasan dariku..
    ditunggu next partny…

    Like

  5. Mian sblmnya.. Klo ak lgsng coment di part ini.. Nyesek bgt bacanya.. Tuan I’m kejem deeh.. (ʃ˘̩̩̩o˘̩̩̩ƪ)

    Like

  6. huwwaaaa……..,nyeseg bget sih bcanya ?!?
    keliatannya wonnie oppa jadi dendam sama hae oppa nih,waduh….
    kasian yoongie unni qu…..T.T
    seonni yg polos bisa juga kyak gitu?! #pllakk,ditampar seomates
    lanjut yah lanjut……
    yoonhae jjang!

    Like

Leave a reply to fannylovers Cancel reply