[Freelance] Nothing Last Forever Chap. 2

Title          : Nothing Last Forever Chap. 2

Author     : @Idznimitsali

Genre      : Romance, Friendship.

Cast           : Im Yoon Ah, Choi Siwon, Tiffany Hwang, Lee donghae, and others

Type         : Chapter

Cover       : @ocarar

Annyeong YoonWonited dan para reader sekalian 🙂 ini  part kedua dari sequel-ku. Masih inget kan sama part satu-nya? Kalau udah lupa, dan bagi para reader baru, kalian bisa buka di

https://smtownfanfiction.wordpress.com/2012/05/04/freelance-nothing-lasts-forever

Semoga part ini tidak mengecewakan kalian. Kritik dan sarannya masih aku tunggu banget loh. Selamat membaca, keurigu Kamsahamnida uri reader 🙂

“Yoona-ssi, ayo kita pergi sekarang!” Ajak Eunhyuk yang baru saja keluar dari ruangan Kim sajang.

“Ne? Eodi ka?” Yoona kebingungan.

“Melihat tempat untuk syuting. Aku ingin tahu apakah tempat itu cocok dengan skenariomu atau tidak. Kim sajang juga sudah mengizinkan.”

“Aaa, arasseo. Kalau begitu Eunhyuk-ssi tunggu saja dibawah, nanti aku menyusul. Ada yang akan aku tanyakan dulu kepada Kim sajang.” Ucap Yoona.

Eunhyuk pun menuruti ucapan Yoona. Dia turun sambil tersenyum-senyum sendiri dan meyakinkan diri bahwa rencananya hari ini akan berhasil dengan sempurna.

Mereka pergi ke daerah Hangang, tepatnya ke taman di tepi sungai Han.

“Karena kau mengatakan bahwa di episode pertama ingin memikat dan membuat semua orang mengenal reality show kita, aku memilih tempat umum yang lumayan ramai jika siang hari. Jadi saat kita syuting, sudah ada para pengunjung disini yang mengetahui acara kita, lalu saat acara kita muncul di televisi, ratting kita bisa lumayan tinggi. Bagaimana?” Jelas Eunhyuk sambil mengajak Yoona berkeliling.

“Hmm aku pikir bagus juga, kita bisa memakai lapangan tenis dan kolam renangnya sebagai alternatif lain.” Yoona setuju.

“Kita juga bisa menyewa beberapa tempat di 63 Building. Disana ada museum, sky deck, dan akuarium.”

“Wah, Eunhyuk-ssi benar-benar memikirkannya dengan matang. Aku suka tempat ini.” Jawab Yoona berbinar-binar.

“Hhhh, baguslah jika kau suka. Aku kewalahan sekali mencari tempat ini. Hahaha..” Eunhyuk tertawa renyah.

“Maaf Eunhyuk-ssi. Aku merepotkanmu lagi.” Ucap Yoona sungkan.

“Itu kan pekerjaanku, sudah seharusnya aku melakukan yang terbaik.” Ucap Eunhyuk. “Yoona-ssi sudah puas kan berkelilingnya? Sebaiknya kita pulang, sepertinya akan turun hujan.” Saran Eunhyuk ketika bayangan mereka berdua tidak muncul lagi di tanah.

Yoona seketika melihat ke langit. “Ah, benar. Langit sangat mendung. Ayo kita kembali ke kantor.”

Benar saja, ketika mereka sudah di tengah jalan, hujan lebat mengguyur kota Seoul. Mereka berpikir bahwa mereka beruntung karena tidak berlama-lama di Hangang yang jarang sekali mempunya tempat teduh. Tetapi ternyata mereka salah. Mobil Eunhyuk tiba-tiba saja mogok di tengah hujan. Eunhyuk yang merasa tidak enak kepada Yoona langsung menelpon seseorang untuk menjemput Yoona di tempat mereka mogok.

Sekitar setengah jam kemudian, sebuah Hyundai Tucson putih berhenti di depan mobil mereka. Eunhyuk langsung tersenyum ketika melihat sang pemilik mobil keluar menuju mobilnya sambil menutupi kepalanya dengan telapak tangan. Sang pemilik mobil masuk ke kursi penumpang di belakang.

“Hyeong. Kau ini merepotkan saja!” Namja  itu merutuk sebal.

“Mianhae Donghae-ah. Kau ini perhitungan sekali dengan kakakmu.” Eunhyuk menggoda Namja itu sambil tersenyum genit.

“Hyeong! Keumanhae!” Namja yang bernama Donghae itu langsung panik bukan main. Jika hanya ada mereka berdua, itu tidak masalah. Tapi di mobil ini ada seorang yeoja cantik dan kakaknya itu malah bertingkah manja seperti seorang yeoja kepada namjachingunya. Bisa hancur reputasi yang sudah Donghae bangun selama ini.

“Hahaha..” Eunhyuk tertawa renyah. “Oh iya, Yoona-ssi, perkenalkan ini adikku Donghae. Donghae-ah, ini rekan kerjaku Yoona-ssi.” Eunhyuk memperkenalkan mereka satu sama lain.

“Annyeong haseyo. Im Yoon Ah imnida.” Yoona tersenyum.

“Anneyong haseyo. Lee Donghae imnida.” Jawab Donghae dengan senyum yang mampu membuat yeoja manapun langsung bertekuk lutut. Yoona terpesona sekali dengan senyuman itu.

“Donghae-ah, tolong antarkan Yoona-ssi kembali ke kantor.” Pinta Eunhyuk.

“Ne?” Donghae dan Yoona sama-sama bertanya kebingungan.

“Aku tidak enak jika Yoona-ssi harus ikut menunggu datangnya mobil derek.”

“Lalu hyeong?”

“Aku akan menunggu montir beserta mobil derek.” Eunhyuk menjawab lugas.

“Ah, baiklah kalau begitu.” Donghae mengangguk.

“Eunhyuk-ssi tidak apa-apa?” Yoona bertanya khawatir. Yoona sebetulnya canggung harus pulang dengan orang yang baru beberapa detik yang lalu dikenalnya. Tapi entah kenapa dia langsung percaya dengan namja itu. Apa karena kakaknya yang baik jadi dia percaya? Entahlah.

“Kau pikir aku anak sekolah dasar? Aku tidak akan apa-apa.” Lelucon Eunhyuk sanggup membuat Yoona dan Donghae tertawa beberapa saat.

“Donghae-ssi, apa tidak merepotkan?”  Yoona sekarang beralih bertanya pada Donghae.

“Tidak sama sekali.” Jawab Donghae disertai dengan senyum itu lagi. “Ayo Yoona-ssi.” Ajak Donghae. “Ah, iya, pakai ini untuk menutupi kepalamu.” Donghae memberikan jaketnya kepada Yoona.

“Ah, tidak usah.” Tolak Yoona.

“Sudah pakailah.” Eunhyuk ikut memerintah. Yoona hanya bisa menuruti permintaan dua namja itu. Yoona dan Donghae-pun keluar dari mobil Eunhyuk, Donghae dengan baiknya membukakan Yoona pintu baru kemudian berbalik ke pintu sebelah kiri. Eunhyuk terkekeh sendiri melihat kelakuan adiknya. “Kau akan jatuh cinta padanya Donghae-ah. Percaya padaku!” Ucap Eunhyuk terlebih untuk dirinya sendiri. Dia tersenyum senang rencananya untuk mengenalkan Yoona pada Adiknya berjalan lancar seperti yang diharapkan, meskipun hujan ini adalah paket gratis yang Tuhan berikan.

Entah kenapa, tetapi semenjak dia bertemu dengan Yoona, dia langsung ingin menjodohkan yeoja itu pada adik semata wayangnya, dan dia sangat berharap bahwa rencana ini akan berjalan lancar.

Selang 10 menit setelah mobil Donghae menghilang di depannya, dia menstarter mobilnya dan mobil itupun bekerja dengan baik. Iya, dia memang berbohong pada Donghae dan Yoona. Mobilnya sebetulnya tidak mengalami kerusakan.

—

Pukul 11 malam, Yoona masih berkutat dengan laptopnya untuk menyelesaikan skenario. Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Yoona tahu itu Siwon, karena yang bisa masuk sesuka hati ke apartemennya hanyalah Siwon.

“Yoona-ya, kau belum tidur?” Tanya Siwon sambil melepas sepatu.

“Kalau aku sudah tidur. Lalu siapa yang sekarang sedang duduk disini?” Jawab Yoona tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop. “Oppa kenapa pulang kesini?” Lanjutnya.

“Yoona-ya!” Siwon menarik kursi ke hadapan Yoona dan menurunkan layar laptop. “Aku lapar.” Ucap Siwon sambil tersenyum manja.

“Aaah, aku sudah tahu pasti oppa mau meminta sesuatu makanya oppa pulang kesini. Oppa mengganggu saja!” Rutuk Yoona sambil menggerak-gerakan mouse-nya.

“Yoona-ya, jebal!” Mohon Siwon sambil bertingkah seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan oleh ibunya.

“Ne, arasseo, arasseo. Oppa mandi saja dulu, nanti aku siapkan.”

Siwon  tersenyum dan mencubit pipi Yoona sesaat, kemudian berjalan ke arah kamarnya untuk melepas jasnya dan mandi.

“Oppa, aku baru ingat tidak ada bahan makanan. Hanya ada ramyeon. Bagaimana kalau kita makan diluar saja?” Teriak Yoona ke arah kamar mandi.

“Shirheo! Aku ingin makan masakanmu. Ramyeon pun tak jadi masalah.” Siwon balas berteriak.

Yoona akhirnya selesai membuat Ramyeon bertepatan dengan Siwon yang keluar dari kamar dengan ujung rambut yang masih meneteskan air. Melihat makanan yang sengaja di buat Yoona untuknya, Siwon segera duduk sambil memegang sumpitnya dan mulai makan dengan keadaan rambut yang tidak ia keringkan. Yoona berbalik untuk mengambil handuk kecil dan mengeringkan kepala Siwon yang sibuk dengan makanannya.

“Yoona-ya, besok sepulang kerja kau mau kemana?” Tanya Siwon saat akan menyuapkan ramyeon ke mulutnya.

“Aku sepertinya akan mampir ke toko buku. Waeyo?” Yoona mengusap halus rambut siwon dengan handuk yang tadi di ambilnya, membuat kepala siwon mengangguk-angguk seperti boneka mainan yang biasa diletakan di dashboard mobil.

“Ani, besok aku hanya ingin pergi denganmu. Aku menemanimu ke toko buku ya?” Tanya Siwon lagi.

“Boleh.” Jawab Yoona singkat karena masih sibuk menggeringkan rambut Siwon.

“Oppa.” Ucap Yoona pelan setelah yakin bahwa rambut Siwon sudah tidak meneteskan air lagi.

“O.” Siwon menjawab dengan mulut penuh.

“Aku sepertinya jatuh cinta.”

“Uhuk.. Uhuk..” Siwon seketika terbatuk-batuk setelah Yoona menyelesaikan kalimatnya. Yoona langsung menuangkan air dan memberikannya pada Siwon.

“Oppa makan seperti seorang buronan yang dikejar polisi.” Ucap Yoona sambil mengusap-usap punggung Siwon lembut.

Setelah Siwon selesai terbatuk-batuk, Yoona menghentikan usapannya dan duduk di depan Siwon.

“Ige namja nuguya?” Tanya Siwon sambil meminum air putih.

“Dia seorang Fotografer.” Jawab Yoona.

“Yaa! Kau pikir fotografer di Seoul hanya satu orang?” Siwon mulai sewot. “Siapa namanya?”

“Lee Donghae, adiknya Eunhyuk-ssi. Tadi siang aku diperkenalkan padanya. Sebetulnya bukan hanya berkenalan, Donghae-ssi juga mengantarku ke kantor.” Tutur Yoona.

“Pantas saja aku melihat ada sesuatu yang salah. Ternyata ini tujuannya pada Yoona.” Siwon bicara dalam hati.

“Bagaimana kau bisa langsung bilang bahwa itu jatuh cinta? Baru juga bertemu sekali.” Siwon bertanya seolah dia tidak perduli, padahal di lubuk hatinya dia ingin sekali bertemu namja itu.

“Entahlah, aku hanya merasa percaya saja padanya. Dia juga baik, dan dia tampan oppa.” Ucap Yoona sambil memejamkan mata membayangkan wajah Donghae yang tersenyum padanya.

“Apa namja di depanmu ini kurang tampan?” Canda Siwon yang langsung dijawab Yoona dengan lemparan handuk.

Percakapan mengenai Lee Donghae itu berlanjut hingga tengah malam. Sampai akhirnya Siwon tertidur di sofa karena kekenyangan.

“Oppa, tidurlah di kamar!” Yoona membelai bahu Siwon agar namja itu terbangun. Siwon hanya menjawab dengan sepenggal gumaman.

Yoona yang sadar bahwa Siwon sudah tertidur pulas menaikan kedua kaki Siwon yang semula menjejak lantai menjadi setara dengan badannya. Yoona kemudian menyelimutinya dan memperhatikan wajah Siwon yang tertidur dalam damai. Dia mematikan lampu dan berjalan menuju kamarnya sendiri.

—

From : Siwon oppa

Yoona-ya, mian. Sepertinya aku tidak jadi mengantarmu ke toko buku. Aku harus mengantar Fany membeli sesuatu.

Pesan itu sampai ketika Yoona baru saja akan berdiri dari kursinya. Yoona hanya mendesah pelan, sedikit kecewa karena lagi-lagi janji mereka batal.

“Yoona-ya, ayo kita makan malam bersama.” Shindong tiba-tiba sudah merangkul bahu Yoona.

“Ne eonni. Kaja!” Ucap Seohyun yang muncul di belakang Shindong.

“Cuma bertiga?”

“Ani, Kyu oppa sudah menunggu di bawah.” Jawab Seohyun. Yoona berpikir sejenak.

“Keuraeyo, kaja!” Yoona melangkahkan kaki menuju lift diikuti Shindong dan Seohyun.

—

“Pokoknya, eonni harus membawa seseorang ke pernikahan kami!” Ucap Seohyun saat membungkus samgyeopsal dengan selada dan menyuapkannya pada Kyuhyun.

“Memangnya kenapa kalau aku datang sendirian?” Tanya Yoona sambil terus membakar daging untuk Shindong.

“Aku tidak ingin ada yeoja kesepian di pesta pernikahanku.”

“Yaa! Siapa bilang aku kesepian! Neo jugeoso?” Yoona memandang Seohyun murka. “Mentang-mentang.”

“Eonni,  jebal!” Mohon Seohyun, “Kau bisa ajak Donghae-ssi untuk datang bersamamu.”

“Iya kau bisa datang dengan Donghae hyeong. Kau mau nomor teleponnya?” Kyuhyun menimpali calon istrinya.

“Yaa! Aku baru beberapa kali bertemu dengannya. Itu pun kalau bukan karena kau memintaku untuk menemani sesi pemotretan pra wedding kalian yang seabrek itu, aku pasti tidak akan bertemu dengannya lagi.”

Setelah insiden penjemputan di tengah hujan 3 minggu yang lalu. Yoona bertemu kembali dengan Donghae di Phoenix Island Resort, Jeju. Resort itu disewa Kyuhyun untuk menjadi view foto pra weddingnya dengan Seohyun. Disanalah Yoona tahu kalau Donghae adalah fotografer sekaligus teman kuliah Kyuhyun.

Seohyun yang baru tahu tentang kejadian penjemputan itu, semakin giat meminta Yoona menemaninya pemotretan. Akhirnya Yoona dan Donghae bertemu lagi di Kafe 1st Coffe Prince dan di Ewha Village, tempat untuk pra wedding SeoKyu yang lain.

“Mungkin aku akan datang bersama Eunhyuk-ssi.” Jawab Yoona setelah beberapa saat berpikir.

“Mwoya? Kenapa kau jadi datang bersama kakaknya?” Shindong yang dari tadi sibuk dengan makanannya ikut bersuara.

“Aku lebih mengenal Eunhyuk-ssi daripada adiknya. Lagipula aku yakin dia sudah punya teman wanita yang akan dia ajak pergi.” Ucapnya.

Yoona juga sebetulnya ingin pergi dengan Donghae. Yoona sepertinya benar-benar jatuh hati pada namja itu. Tapi, bagaimanapun mereka baru beberapa kali bertemu. Apa yang akan dipikirkan oleh Donghae kalau Yoona tiba-tiba mengajaknya untuk menghadiri acara pernikahan.

—

Yoona membuka pintu apartemen, saat dia membuka sepatunya dia melihat ada sepatu Siwon disana. Yoona juga mendengar suara televisi menyala di ruang tengah. Setelah meletakan sepatunya dan sepatu Siwon di rak, Yoona berjalan pelan menuju ruang tengah. Siwon tertidur di sofa dengan tangan memegang remote.

“Seberat itukah pekerjaanmu sampai-sampai tertidur disini?” Ucap Yoona pelan sambil mengambil remote yang dipegang Siwon.

Yoona tak sampai hati membangunkan namja itu, akhirnya dia mengambil selimut dan menutupi badan Siwon.

“Drrrt.. Drrrt..” Ponsel Siwon yang diletakan di meja bergetar. Yoona mengambilnya, nama Tiffany tertera disana. Sesaat Yoona ragu untuk mengangkatnya, tetapi tanpa dia sadari jemarinya sudah memencet tombol hijau.

“Yeoboseyo..”

—

“Oke, aku akan menemanimu.” Ucap Eunhyuk. Yoona baru saja meminta Eunhyuk untuk menemaninya ke pernikahan Seohyun.

“Jinjjayo? Ah, Gomawoyo Eunhyuk-ssi. Maaf selalu merepotkanmu.”

Baru saja Eunhyuk akan menjawab, tetapi ponsel Yoona berdering. Membuat Eunhyuk menelan kembali kata-katanya.

“Yeoboseyo.. Ne, oppa!” Sapa Yoona kepada orang di ujung sana. “Malam ini? Arasseo. Kita bertemu disana ya. Neeee.” Yoona menurunkan ponselnya.

“Mianhae Eunhyuk-ssi. Siwon oppa menelpon.”

“Ah, gwenchanha.” Jawab Eunhyuk.

Tiba-tiba Tiffany datang menghampiri mereka .

“Yoona-ya, bisa tolong berhenti membawa namjachingu-ku pulang ke rumahmu?” Ucap Tiffany tanpa perduli ada Eunhyuk disana.

“Nee?” Yoona nembelalakan matanya mendengar ucapan Tiffany.

“Semalam saat aku menelpon Siwon oppa, kau kan yang mengangkat? Kau sedang apa dengan pacarku? Hah?”

Yoona merasa kepalanya hampir pecah menahan marah. Dia tak habis pikir dengan ucapan yeoja di hadapannya. Yeoja itu tahu pasti bahwa Siwon memang sering pulang ke apartemennya karena apartemen itu diberikan oleh orang tua Siwon untuk mereka.

Yoona menarik nafas dalam-dalam dan menghempaskannya sekaligus, frustasi.

“Sunbae, sunbae sudah tahu kan kalau itu apartemen pemberian dari orang tua Siwon oppa untuk kami tinggal? Dan asal sunbae tau, jika dia datang ke apartemenku, itu karena dia ingin memakan masakan rumah. Bukan makan masakan italy, china, atau eropa yang biasa dia makan bersama sunbae. Dia ingin seorang yeoja yang bisa memasak sepertiku!” Yoona sudah tidak perduli lagi dengan etika kesopanan saat ini. Dia muak.

“Yaa! Kau berani bicara seperti itu padaku?” Tiffany menambah oktaf dalam suaranya. Yoona yang tidak mau pertengkaran ini tambah besar hanya berjalan sambil lalu. “Kenapa juga dia bicara seperti itu di depan Eunhyuk-ssi? Di depan banyak orang.” Yoona mengacak-acak rambutnya kesal. Dia melihat para kru sedang memperhatikannya, dia hanya bisa tersenyum seadanya sambil mengangguk meminta maaf.

—

Yoona berjalan gontai menuju apartemennya ketika suara lift dibelakang terdengar.

“Ting..!”

Suara langkah kaki terdengar setelah lift tersebut tertutup. Yoona berbalik untuk melihat pemilik suara langkah kaki di belakangnya. Ternyata Siwon. Yoona segera membalikan badannya dan berjalan acuh.

Yoona baru saja sampai setelah menunggu Siwon di kafe favorit mereka. Siwon kembali membatalkan janji setelah Yoona menunggu selama 2 jam. Yoona benar-benar kesal pada Siwon sampai-sampai malas bertemu namja itu.

“Yoona-ya!” Panggil Siwon diikuti derap langkahnya yang semakin cepat. Yoona tetap saja acuh sampai mereka sampai di apartemen.

“Yoona-ya, mianhae.” Ucap Siwon sambil berusaha mendapat perhatian dari Yoona.

“Oppa, pikeyo!” Usir Yoona. Siwon benar-benar kaget, baru kali ini Yoona bicara kasar padanya.

“Yoona-ya, semarah itukah kau?” Tanya Siwon.

“Oppa masih bertanya? Oppa tau tidak kalau oppa benar-benar menyebalkan akhir-akhir ini!” Yoona masih bertahan dengan berbicara tanpa melihat namja itu. Yoona mengambil gelas dan membuka kulkas.

“Ara. Aku selalu membatalkan janji denganmu dan membiarkanmu pulang sendiri setelah lama menunggu. Mianhae Yoona-ya, jinjja mianhae.” Ucap Siwon sungguh-sungguh. “Tapi tadi Yuri menelpon, Yuri bilang Tiffany mabuk setelah tahu bahwa aku akan pergi bersamamu tadi siang. Ditambah dengan pertengkaranmu dengannya saat di tempat syuting.” Siwon melanjutkan panjang.

“Brakk..!” Yoona membanting gelasnya ke meja. “Oh, jadi sekarang itu semua salahku? Dia mabuk gara-gara aku? Lalu aku? Aku yang dia permalukan di depan semua orang. Kenapa semuanya jadi salahku?” Yoona sekarang benar-benar merasa kesal kepada Siwon.

“Kau malu karena Fany mengatakan itu di depan semua orang atau karena Fany mengatakannya di depan kakak dari orang yang kau sukai?” Tanya Siwon yang sekarang sama-sama tersulut emosi.

Yoona bingung kenapa itu yang menjadi masalah sekarang. Setelah bungkam beberapa saat, akhirnya dia bicara. “Iya, aku kesal kenapa dia mesti mengatakan hal itu di depan Eunhyuk-ssi. Aku kesal karena dia mengatakan itu seolah-olah aku wanita penggoda. Lalu apa salahnya? Aku hanya ingin terlihat baik di depan Eunhyuk-ssi. Tapi dia mengacaukannya.” Ucap Yoona berapi-api.

“Yoona-ya…” Siwon mulai kewalahan dan kembali melunak. Entahlah, saat Yoona mengatakan bahwa dia ingin terlihat baik di depan Eunhyuk, bibirnya kelu seperti habis disiram air dingin.

“Dwaesseo. Aku lelah. Aku mau tidur.” Yoona berjalan menuju kamarnya. Siwon menarik tangannya, tapi lagi-lagi dia acuhkan. Siwon hanya bisa diam ditempat setelah melihat pintu kamar itu ditutup keras oleh sang pemilik.

“Yoona-ya.” Siwon masih mencoba membujuk Yoona sambil mengetuk pintu.

Tidak ada jawaban. Siwon akhirnya menutuskan untuk pulang ke apartemennya.

To be continue 🙂

 

Gimana? Seru-kah? Atau biasa saja? Atau malah mengecewakan? Nah, yang di part satu nanyain soal haeppa, disini sudah terjawab ya 🙂 Masih pada penasaran ngga gimana kelanjutannya? Kalau penasaran, kalian harus kirim komentar dulu ya supaya aku bisa memperdalam ilmuku lagi, jadi part selanjutnya tidak ada yang kecewa. Semoga kalian tetap menunggu kelanjutannya dan membacanya sampai akhir. Annyeong 🙂