[Freelance] The Only One Juliette #1


The Only one Juliette chap I

 Main Cast : Choi Minho, Kwon Yuri, Jung Soojung

Other Cast: Lee Jinki, Park Luna, Kwon Jiyoung, Choi Seunghyun, Sandara Park

Genre        : Romance, Sad, Friendship

Author      : Resty Mutiara / Jessulli

Length      : Chapter

***

“Hey Miskin, Terima ini!” seru seorang gadis kaya seraya melemparkan beras ke arah gadis yang tengah terduduk didepan pintu rumah gadis kaya itu.

“Jangan pernah minta-minta di rumahku lagi! Kau akan menyebarkan virus-virus menjijikan itu di lingkunganku!” Gadis kaya tersebut mendorong gadis miskin itu hingga ia terjatuh tersungkur. Sang gadis miskin hanya mampu menangis tanpa suara seraya mengumpulkan butiran-butiran beras di lantai.

Seusai mengumpulkan beras tersebut, gadis malang itu beranjak pergi dari rumah gadis kaya. Dengan masih terisak, ia mencoba membersihkan kakinya yang terluka karena jatuh tersungkur tadi. Ia menahan perih. Tidak, bukan karena luka di kakinya. Melainkan karena sikap gadis kaya tadi yang sebenarnya adalah saudara tirinya.

Kwon Yuri. Nama gadis malang itu. Ia memang tidak tinggal bersama keluarga kaya tadi karena ia memilih untuk tinggal bersama bibinya. Karena ia tidak mau tinggal bersama istri sang Ayah dan adik tirinya yang kejam.

Semenjak ibunya meninggal, Yuri memang tidak pernah diperlakukan baik oleh sang ayah. Karena sang ayah menganggap Yuri lah penyebab kematian istrinya. Ia memilih menikah lagi dengan Sandara Park. Seorang janda cantik yang memiliki seorang anak perempuan yang bernama Jung Soojung

Saat sedang membersihkan lukanya. Tanpa sadar sepasang tangan menghapus air matanya. Yuri mendongak menatap sosok tersebut. Seorang anak laki-laki yang tengah menatapnya lekat-lekat

“Kenapa kau masih datang kesana? Kenapa kau begitu keras kepala Yuri” ujar Choi Minho, nama anak laki-laki itu. Ia tak habis pikir, kenapa Yuri begitu bodoh dengan hampir tiap hari mendatangi rumah ayahnya.

“Aku merindukan Appa. Aku hanya ingin menemuinya Minho. Apa itu salah?”

“Tapi kau tau pasti. Bahwa appa mu tak akan mau menemuimu walaupun kau mendobrak rumahnya sekasar apapun” ucap Minho tegas. Ia begitu mengkhawatirkan Yuri karena ia memang menyayangi Yuri. Lebih dari apapun.

“Aku tau Minho. Tapi…aku yakin. Suatu saat appa pasti mau menemuiku “ Yuri tersenyum hambar seraya menatap beras yang ada di tangannya. Lagi-lagi Minho menatapnya iba.

“Apa ini perbuatan Soojung?” tanya Minho.

Yuri hanya menatapnya sambil terdiam.

“Kenapa gadis itu begitu jahat? Aku benar benar akan..”

“Ani Minho. Jangan lakukan apapun. Kau malah akan menambah masalahku. Aku tau jelas bahwa Soojung mencintaimu. Jadi kumohon, jangan lakukan apapun yang bisa membuat appa ku akan makin membenciku” pinta Yuri tulus. Minho hanya mampu mendengus kesal karena tak habis pikir mengapa Yuri masih begitu baik pada gadis jahat itu.

“Sudahlah, aku pulang dulu. Ahjumma pasti akan cemas jika aku tak pulang sekarang “ Yuri beranjak melangkah menjauhi Minho. Ia membalikkan tubuhnya kearah Minho dan tersenyum kecil sambil melambaikan tangannya. Membuat jantung Minho berdegup kencang hanya karena melihat senyuman Yuri.

“Aish aku pasti sudah gila” rutuk Minho pelan sembari menatap punggung Yuri yang semakin lama semakin menjauh.

 

 

********

 

 

“Oppa…..”

Minho mendengus kesal mendengar suara itu. Ia tetap tak bergeming seraya tetap menekuri bukunya dan tak memperdulikan geyalutan manja Soojung di tangannya sekarang.

“Oppa…apa yang kau baca?” tanya Soojung manja. Ia tetap menggelayutkan tangannya di tangan Minho yang tetap tak perduli.

“Oppa…bagaimana kalau kita main Ski? Ya..ya..ya ayolah oppa” pinta Soojung. Namun Minho tetap diam tak bergeming.

“Oppa…ayolah..ayolah kita pergi”

“Kau tidak lihat aku sedang sibuk?” tanya Minho dingin. Yang seketika membuat Soojung terdiam.

“Oppa..kenapa kau seperti ini? Ayolah oppa..aku ingin jalan-jalan”

“Kau bisa pergi sendirian Jung Soojung” ujar Minho dengan nada yang sama.

“Oppa!!!!! Aku ingin jalan! Aku ingin jalan” Soojung berteriak keras yang semakin membuat Minho kesal. Ingin sekali rasanya ia mengusir gadis itu, namun ia ingat kata-kata Yuri. Ia juga tak mau menambah masalah Yuri. Karena begitu kesal, akhirnya ia meninggalkan Soojung yang masih merengek padanya

*****

“Aaaah! Aku bisa gila kalau terus seperti ini” rutuk Minho sembari mengusap wajahnya dengan kasar. Ia menjatuhkan tubuhnya di sofa kamar milik sahabatnya, Lee Jinki yang saat itu tengah tekun melukis sesosok gadis cantik dengan rambut blonde yang berada di depan halaman rumahnya.

“Hyung..Aku mau cerita” ujar Minho sambil menutup pelan matanya. Ia menunggu jawaban Jinki, namun hening. Ia merasa tak diperdulikan oleh Hyung nya itu. Merasa kesal, akhirnya ia merebut kanvas itu hingga membuat Jinki kesal.

“Yaaa! Itu belum selesai Choi Minho!” teriak Jinki kesal. Hampir saja semua cat miliknya tumpah karena kaget atas perbuatan Minho, beruntung ia masih mampu menyelamatkannya.

“Park Luna lagi, huh?” ujar Minho yang memperhatikan lukisan Jinki dengan seksama. Ia memicingkan matanya ke arah Onew. Ia tau benar bahwa hyung nya ini memendam perasaan yang amat dalam pada Luna, gadis manis yang tinggal di depan rumahnya selama hampir 10 tahun. Namun ia sama sekali tak mampu mengungkapkannya karena Luna yang selama ini menarik diri dari lingkungan luar. Ia hanya berada di luar rumah saat sang ayah pulang 1 bulan sekali. Itu pun hanya sekedar tersenyum sembari menggandeng tangan ayahnya masuk kedalam rumah.

Pertanyaannya, kenapa Jinki sampai begitu lama memendam cintanya pada Luna?  Love at the first sight saat ia berumur 9 tahun, hingga sekarang Jinki tetap memendam cintanya yang besar itu.

“Kapan kau akan menyatakannya Hyung?  Bukankah 10 tahun adalah waktu yang lebih dari cukup untuk meyakinkanmu menyatakan cintamu. Bahkan waktu yang cukup untuk langsung menikahinya” goda Minho yang berhasil membuat wajah Jinki memanas.

“Hey, apa kau tidak berkaca pada dirimu sendiri tuan Choi? Sudah berapa lama kau mencintai nona Kwon? Dan aku yakin kedatanganmu kesini ada hubungannya dengan gadis itu”

Minho tersenyum menyeringai yang semakin membuat Jinki kesal. Ia segera merebut kanvas itu dari tangan Minho dan segera menyembunyikannya di dalam lemari.

“Seriously hyung, aku butuh bantuanmu” ujar Minho pelan sembari menatap Jinki yang masih menatap jendela kamarnya yang view nya langsung menghadap ke rumah kediaman Park –rumah Luna- hal itu kian membuat Minho jengkel karena seolah berbicara dengan patung.

“Lee Jinki, aku bersumpah jika kau masih tak menghiraukanku akan kubuat Luna menghampirimu sekarang juga” ucap Minho serius yang langsung membuat Jinki duduk manis dihadapan Minho.

“Good boy” Minho tersenyum menang. Ia duduk dihadapan Jinki sekarang dan menceritakan masalahnya, yuri, dan juga soojung secara detail. Berharap semoga hyungnya mampu memberikan saran terbaiknya.

 

 

*******

 

 

Soojung menghentakkan kakinya dengan kasar dan membanting pintu rumahnya dengan kuat. Ia mendudukkan tubuhnya diatas sofa rumahnya. Ia tak menyangka bahwa Minho akan menolak permintaanya dan meninggalkannya begitu saja. Ia merasa sangat kesal dengan perlakuan laki-laki yang ia cintai itu. Dengan geram, dilemparnya vas bunga yang ada di sampingnya dan membuat vas malang itu pecah berkeping-keping

“AAAAAAA!!!!!!” Teriaknya kesal. Hal itu tak pelak mengejutkan Sandara –ibunya- yang sedang melakukan perawatan pada wajahnya. Ia terkejut mendengar teriakan anak kesayangannya itu. Dengan terburu-buru, ia menuruni tangga dan menghampiri gadis cantiknya itu.

“what happen dear? Why you’re so mad?” ujar Sandara sembari mengelus wajah Soojung.

“eomma! Minho oppa jahat sekali padaku! Ia tega menolak permintaanku dan meninggalkan aku sendirian di kamarnya! Aku tidak terima eomma” kesal Soojung. Sandara membelalakkan matanya tak percaya.

“Jinja? Minho berlaku seperti itu padamu?”

“iya eomma! Aku tidak terima diperlakukan seperti ini. Aku ini Jung Soojung. Semua keinginanku harus dipenuhi! Aku tidak mau tau eomma. Aku tidak mau Minho oppa bertindak seperti ini padaku” ujar Soojung angkuh.

“dan lagi, aku yakin perlakuan Minho oppa ini atas pengaruh gadis miskin sial itu” tambah Soojung yang membuat Sandara bingung.

“Gadis miskin? Maksudmu Kwon Yuri?” tanya Sandara tak percaya.

“Iya eomma, dia memang dekat dengan Minho oppa akhir-akhir ini. Dan aku yakin, gadis sialan itu pasti bercerita yang tidak-tidak tentangku pada Minho oppa. Eottokhae eomma? Aku tidak mau Minho oppa menjauh dariku!” rutuk Soojung sembari mengacak rambutnya kasar.

“kurang ajar! Masih belum puas juga gadis itu mencari masalah dengan kita” geram Sandara karena mendengar kembali nama gadis yang –menurutnya- berusaha menghancurkan kehidupannya dan Soojung.

“Tenang saja sayang, eomma akan melakukan apapun demi membuat Minho kembali padamu. Dan tentang gadis itu..eomma akan berusaha melenyapkannya. Arraso?” ujar Sandara menenangkan hati gadis kecilnya itu.

“Jinja-yo eomma? Really? Promise?”

“of course darling. I’ll do everything for you”

“aaa..gomawo eomma, eomma yang terbaik” Soojung memeluk eommanya dengan erat, membuat Sandara tersenyum senang. Di dalam hatinya, ia memikirkan cara yang tepat untuk menghancurkan Yuri.

 

 

*********

 

 

Yuri masih dalam keadaan setengah tertidur saat Ahjumma memintanya untuk mengantarkan cucian yang sudah bersih ke rumah langganan milik Ahjumma nya. Ia segera beranjak mengambil sepedanya dan melangkah menyusuri rumah-rumah mewah yang berada di sekitar perkampungan kecil kawasan rumahnya.

“Ini dia” gumam Yuri setelah berhasil menemukan alamat yang dimaksud. Beberapa kali ia sudah menekan bel pagar, tetapi tak ada jawaban.

Yuri yang memang cerdik berusaha mengitari rumah tersebut, berharap ada pintu belakang yang tidak terkunci agar ia bisa masuk dengan cepat dan kembali ke rumah untuk segera melayangkan tubuhnya ke atas kasur. Ia mencoba melompati pagar kecil yang ada di sudut rumah mewah itu. Dengan susah payah, akhirnya ia mampu melompati pagar itu.

“Wuaaah..kebun nya luas sekali” gumam Yuri kagum. Walau ini masih pukul 4 pagi, tetapi ia masih bisa merasakan wanginya aroma jeruk-jeruk manis yang tertanam kokoh di kebun ini. Karena merasa begitu menggiurkan, tanpa sadar ia mengambil satu-dua buah jeruk manis itu dan memakannya dengan lahap.

“wuaaah..masshita” ujar Yuri senang. Ia pun mulai berjalan berkeliling kebun yang luas itu sambil melahap jeruk-jeruk tadi.

Tiba-tiba, Yuri melihat sesosok gadis di sudut kebun yang sedang mencoba menggantungkan kepalanya diatas tali. Awalnya, Yuri merasa merinding karena ia mulai berfikir bahwa sosok itu adalah makhluk halus ghaib atau semacamnya. Ia pun mulai perlahan menjauh. Namun, saat sang gadis ingin melepas kursi tempat pijakannya, Yuri langsung sadar bahwa gadis itu ingin bunuh diri. Karena panik, ia membuang jeruk-jeruk itu dan langsung berlari ke arah sosok gadis tersebut dan menahannya.

“JANGAAAAN!!!” teriak Yuri yang membuat gadis itu langsung terkejut. Refleks, kursinya terlepas dan langsung membuatnya tercekik karena tali yang ia gantungkan di kepalanya tadi mencekiknya begitu kuat. Yuri langsung menahan kaki gadis itu dengan tubuhnya.

“Bertahanlah agashi, aku akan menurunkanmu” ujar Yuri dengan nafas tersengal-sengal. Sang gadis hanya diam dengan air mata berlinang.

“tidak perlu, biarkan aku mati! Turunkan aku! Turunkan aku!!” ujar gadis itu meronta. Yuri makin kesulitan karena tubuh gadis itu meronta dengan keras.

“Kumohon agashi, jangan bertindak bodoh. Masih banyak orang yang menyayangimu. Jangan bertindak sebelum berfikir!” kata Yuri tegas. Ia akhirnya berhasil melepas tali tersebut dari gadis itu dan menurunkannya dengan selamat.

“Agashi, gwenchana?” tanya Yuri pelan. Ia masih khawatir dengan gadis itu karena sedari tadi gadis itu hanya diam sambil menangis.

“ayo kita masuk ke rumahmu agashi, agashi perlu istirahat” Yuri menarik tangan gadis itu pelan namun langsung ditarik lagi.

“Andwae! Aku tidak mau masuk ke neraka itu lagi!” pekik gadis malang itu dengan histeris dan kembali menangis.

Yuri hanya menatapnya iba. Karena bingung, Yuri lalu membawa gadis itu duduk di pondok di ujung kebun.

“Mengapa agashi mau bertindak bodoh seperti tadi? Itu perbuatan paling tidak berguna yang pernah saya lihat” Gadis itu langsung menatap Yuri tajam karena berani mengatainya bodoh. Namun, sedetik kemudian gadis itu menangis lagi.

“Percuma aku hidup! Aku hidup bagaikan di neraka. Mereka, mereka menginginkanku mati. Mereka ingin semua harta Appa jatuh ke tangan mereka. Mereka menginginkanku menghilang!” ujar gadis malang itu dengan tersedu-sedu.

“Siapa yang agashi maksud?” tanya Yuri bingung.

Gadis itu terhenyak. Antara bingung dan ragu untuk menceritakan cerita hidupnya atau tidak kepada orang yang baru ia kenal itu. Namun, mengingat bahwa gadis yang ada dihadapannya ini sudah menyelamatkan nyawanya, gadis itu memutuskan untuk menceritakannya.

“Ibu dan adik tiriku” ujarnya pelan. Yuri langsung refleks membelalakan matanya saat mendengar kata ‘ibu dan adik tiri’. Kalian tau jelas alasannya kan?

“Mereka selalu memperlakukanku tidak adil. Mereka mengurungku di gudang bertahun-tahun. Mereka memberiku makan 1 kali sehari dan mencuri semua barang-barang peninggalan eomma yang telah meninggal. Aku selalu menjadi bahan pelampiasan kekesalan ibu tiriku jika ia tidak berhasil mendapatkan barang yang ia inginkan. Ia memukulku, menamparku berkali-kali. Dan adik tiriku menyiramku dangan air” ujar gadis itu lagi sembari menahan tangisnya. Ia mencoba tegar, ia tak mau selalu terlihat lemah dihadapan orang lain, apalagi yang baru dikenalnya.

Yuri terdiam. Ia tak menyangka bahwa ada orang lain yang bernasib sama dengannya, walau mungkin ia sedikit beruntung karena tak mengalami siksaan seperti yang dialami gadis yang ada dihadapannya ini.

“Saat appa pulang dari pekerjaannya –sebulan sekali- mereka akan berakting bahwa mereka menjagaku dengan baik. Mereka mengeluarkanku dari gudang dan menyuruhku tersenyum manis di depan appa dan mengancam akan membunuh appa jika aku menceritakan yang selama ini mereka lakukan padaku”. Kata gadis itu lagi. Ia menatap ke arah Yuri, namun Yuri malah terdiam. Ia semakin bingung, bukankah orang ini ingin mendengar ceritanya? Lalu kenapa ia terdiam seperti ini?

“kau tau..” kata Yuri akhirnya. Ia menghela nafas lalu tersenyum miris yang makin membuat gadis dihadapannya bingung.

“Aku mengalami hal yang sama persis sepertimu” ujar Yuri pelan. Ia menatap ke arah gadis itu lalu tersenyum kecil.

“Namun, aku tak tinggal bersama appa, ibu tiri dan saudara tiriku. Aku tinggal di rumah ahjumma karena yah..appa memang membenciku. Amat sangat membenciku” ucap Yuri dengan nada getir. Ini adalah kali pertama Yuri menceritakan masalahnya –selain dengan Minho- pada orang lain. Dan hal ini membuat Yuri bersyukur karena punya tempat berbagi.

“appa memilih tinggal bersama istri dan anak tirinya daripada denganku. Appa sangat membenciku karena ia menganggap aku lah penyebab kematian eomma” butiran air mata turun satu persatu dari mata indah Yuri. Yang membuat gadis dihadapannya kembali terhenyuk menyaksikan kelemahan gadis yang tadinya amat sangat tegar.

“ah, mianhae agashi. Aku malah bercerita tentang kehidupanku” ujar Yuri sambil kembali tersenyum.

“gwenchana, aku juga tidak menyangka bahwa kita memiliki nasib yang sama” gadis itu juga ikut tersenyum

“hajiman, kau ini siapa? Kenapa kau bisa masuk ke rumahku pagi-pagi buta seperti ini?” tambah gadis itu

“ah, aku ini pengantar cucian. Tadinya, aku mau masuk dari pintu depan. Namun karena dikunci, aku mencoba mencari jalan lain dengan memanjat pagar rumah agashi. Maafkan atas kelancanganku agashi “ tunduk Yuri menyesal. Ia menyesal karena harus bertindak bodoh seperti ini.

“hahaha, tidak apa-apa. Aku tau kau pasti orang baik-baik “ ucap gadis itu yakin. Ia merasa bahwa Yuri lah orang yang diutus tuhan untuk menjadi temannya berbagi. Karena itu, ia merasa nyaman menceritakan kisahnya pada orang yang ada dihadapannya ini

“boleh, aku tau namamu?” tambah gadis itu.

“Aku Yuri, Kwon Yuri” ujar Yuri mengulurkan tangannya. Gadis itu menyambutnya dengan lembut dan tersenyum.

“Aku Luna, Park Luna” sahut gadis itu mantap. Ini adalah awal baru persahabatan dari mereka.

 

 

*******

 

 

Yuri melangkah dengan riang menyusuri jalan. Ia begitu senang karena bisa bertemu dengan sosok yang bisa ia jadikan tempat berbagi. Walau selama ini ia bisa berbagi dengan Minho, namun Yuri merasa tak nyaman jika harus terus berbagi dengan Minho. Karena selain akan merepotkan Minho, Yuri juga sebenarnya menyukai Minho. Dan ia juga merasa risih jika harus bercerita dengan orang yang disukainya.

Yuri kembali tersenyum dengan hanya memikirkan nama Minho. Mengapa laki-laki itu sangat baik padanya? Bukankah ia bisa memilih bersama Soojung yang menurutnya pantas jika harus bersanding dengan Minho. Soojung adalah gadis yang cantik, dan Minho juga tampan. Tapi mengapa Minho lebih memilih berteman dengan Yuri?

“hey, apa yang kau pikirkan hingga membuatmu tersenyum lebar seperti itu?” tiba-tiba suara laki-laki yang amat sangat dikenalnya berbisik pelan di telinganya membuatnya terkejut bukan main.

“Minho? Apa yang kau lakukan disini?” ujar Yuri bingung. Ia sejujurnya amat sangat terkejut karena ia memang sedang memikirkan Minho sebelum sosok yang sesungguhnya berada disini.

“hatiku berkata bahwa kau ada disini, dan ternyata hatiku benar. Kau memang ada disini” goda Minho yang membuat wajah Yuri sedikit memerah malu.

“kau dari mana?” tanya Minho pada Yuri.

“aku mengantarkan cucian ahjumma, di rumah itu.” Ujar Yuri menunjuk rumah Luna tadi yang membuat Minho sedikit tercengang.

“Rumah keluarga Park?” tanya Minho lagi tak percaya.

“Hmm..benar. kenapa?” Yuri balik bertanya yang membuat Minho sedikit bingung untuk menjawab apa.

“Ani, gwenchana”

Minho membantu Yuri membawa keranjang cucian yang sudah kosong, yang lagi-lagi membuat Yuri tersenyum tersipu karena perlakuan Minho padanya. Ia begitu beruntung memiliki ‘sahabat’ yang baik seperti Minho.

“Aku tau aku memang tampan, jadi jangan melihatku lekat-lekat seperti itu Nona Kwon” ujar Minho lagi yang berhasil membuat Yuri salah tingkah.

“Siapa yang melihatmu? Aku sedang tidak melihatmu” ucap Yuri sembari memalingkan wajahnya ke arah lain, ke arah mana saja asal bukan ke arah Minho. Dan Yuri yakin wajahnya sekarang sudah memerah seperti tomat matang.

Minho terkekeh kecil lalu mengelus kepala Yuri pelan.

Tiba-tiba, sebuah mobil yang amat sangat dikenal Yuri melintas dihadapannya. Menunjukkan sosok wajah si pengendara yang tak lain tak bukan adalah sang ayah. Yuri terdiam, terhenyuk, dan ingin menangis saat melihat wajah sang ayah yang tak bisa ia temui 2 tahun terakhir ini. Ingin rasanya ia berlari mengejar mobil tersebut, namun Minho menarik tangannya dan menggelengkan kepalanya pelan.

Yuri terdiam lagi dan menatap mobil tersebut yang perlahan menjauh. Ia begitu merindukan sang ayah yang selama ini selalu ia cintai. Ia memerlukan ayahnya, hanya ayahnya. Dan menatap wajahnya adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan padanya.

Kembali, butiran air mata menetes dari mata indahnya. Membuat Minho langsung mendekap tubuh Yuri erat. Ia tak mau melihat gadis yang ia cintai ini selalu menangis. Apalagi dihadapannya sekarang. Yuri makin terisak saat merasakan hangatnya tubuh Minho mendekap tubuhnya

“Appa..bogoshippo” gumam Yuri dalam hati

 

To Be Continue

 


11 thoughts on “[Freelance] The Only One Juliette #1

  1. duh,sedih banget sich cerita yuri ma luna!
    minho sama onew juga sukanya dah lama banget ya?
    ditunggu part selanjutnya! keep write!

    Like

Leave a comment