[Freelance] Marriage Will Not Expire #1


Title : Marriage Will Not Expire

Author : Kid Kaito

Cast : Donghae,Yoona, Siwon, Kyuhyun, Seohyun, Minho, Yuri

Genre : Chapter

Rating : PG-15

Note : Annyeong. . . ini debut pertamaku sebagai penulis FF. setelah sekian lama jadi readers, akhirnya gatel juga nih tangan buat nulis FF. karena ini FF pertamaku, jadi mohon dimaklumi yah kalo banyak Typo, hehe. Mungkin alur cerita FF ini udah pasaran dan dialognya juga banyak ditemui di ff lain, tapi ini FF murni hasil pemikiran ditambah inspirasiku dari berbagai sumber. Daripada kebanyakan bacot mending kita langsung cekidoott.

MARRIAGE WILL NOT EXPIRE

“Yoong, maukah kau menikah denganku?” (yaelah, biasa banget)

Pertanyaan yang dkeluarkan oleh Donghae itu mampu membuat Yoona tersontak kaget, saking kaget bercampur bahagianya, ia sampai menitikan air mata. Betapa tidak, Donghae yang sangat dicintainya baru saja melamarnya. Wanita mana yang tidak bahagia jika dilamar oleh laki-laki yang dicintainya. 

“Yoong, kenapa kau diam saja? Apakah kau tidak mau hidup denganku?” Tanya Donghae

“Oppa, tentu saja aku mau hidup denganmu, tapi kau tahu kan, banyak pihak yang pasti tidak akan setuju.”

“Yoong,  kalau kau yakin padaku, tidak ada yang bisa menghalangi pernikahan kita.” Donghae mencoba meyakinkan Yoona.

“Tapi, appa pasti akan menentang pernikahan kita.” Yoona mulai menitikan iar mata.

“Yoong, jangan menangis. Aku akan menemui tuan Im untuk memberitahukan bahwa kita akan menikah.” Donghae kemudian menarik Yoona ke dalam pelukannya untuk menenangkan Yoona, kemudia ia mengelus lembut rambut panjang Yoona.

“Yoong, semuanya pasti akan baik-baik saja, yakinlah padaku.” Donghae memberikan penenang pada Yoona.

“Semoga oppa.” Yoona kemudian membenamkan wajahnya dalam pelukan Donghae. Ia tahu bahwa Tuan Im, ayahnya tidak akan mempermudah pernikahan mereka, tuan Im tidak menyukai hubungannya dengan Donghae karena berbagai alasan, Yoona sendiri tidak mengetahui kenapa ayahnya sangat membenci Donghae. Ia pun menebak bahwa  alasan ayahnya membenci Donghae  karena keluarga Donghae hanya keluarga biasa, tidak memiliki perusahaan atau kekayaan yang berlimpah. Ayah Donghae telah meninggal dan tidak meninggalkan warisan kekayaan pada anaknya. Donghae yang bekerja sebagai manejer keuangan di sebuah perusahaan adalah satu-satunya yang menghidupi ibu dan adik perempuannya Yuri. Meski Donghae memiliki pekerjaan yang sangat bagus, namun ayah Yoona tetap tidak merelakan anaknya bersama Donghae. Dan inilah yang membuat Yoona khawatir.

*************************

Pagi itu, Donghae tampak tengah duduk bersama seorang laki-laki paruh baya di sebuah ruang tamu mewah. Ia datang kerumah keluarga Im untuk meminta persetujuan dari tuan Im untuk menikahi Yoona.

“Mau apa kau kesini?” Tanya tuan Im dingin tanpa melirik Donghae, ia hanya berfokus pada Koran yang ia pegang.

“Aku ingin menikahi Yoona.” Donghae telah mengumpulkan semua keberaniannya untuk mengatakan di depan tuan Im, ayah Yoona.

Tuan Im yang mendengar perkataan Donghae tiba-tiba tertawa seakan tak percaya tentang apa yang di dengarnya barusan. Ia kemudian meletakkan Koran yang ia baca di meja di depannya, dan kemudian beralih memandang Donghae.

“Apa? Apakah aku tidak salah dengar?” kata tuan Im masih dengan tawanya.

“Aku tidak bercanda Tuan. Aku dan Yoona ingin hidup bersama. Aku ingin menikahinya.” Jawab Donghae

“Sebaiknya kau pulang saja kerumahmu. Jangan membuat lelucon padaku.” Ekspresi tuan Im mulai berubah dingin.

“Tuan, aku sudah meyakinkan diriku untuk dating kesini meminta persetujuan anda. Aku sangat yakin untuk menikah dengan Yoona.”

“Donghae-ah, sejak kapan aku menyukai kau berhubungan dengan Yoona? Dan sekarang kau datang kemari untuk meminta persetujuan menikahi Yoona, apakah kau sudah gila?”

Donghae mencoba untuk tetap tenang mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Tuan Im. Ia tahu bahwa ini akan terjadi, untuk itu, ia sudah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi situasi seperti ini.

“Aku dan Yoona saling mencintai, Yoona bersedia menikah denganku. tidakkahn anda akan bahagia melihat Yoona bahagia? Donghae mencoba melunakkan hati tuan Im.

“Donghae-ah, hidup tidak semudah yang ada di pikiranmu. Kebahagiaan tidak hanya datang dari cinta, masih banyak faktor lain.”

“Aku tahu itu tuan, aku tidak akan melamar Yoona jika aku merasa tidak sanggup memberikan apa yang Yoona butuhkan. Aku yakin akan memberikan kebahagiaan pada Yoona.”

Mendengar perkataan Donghae, Pikiran tuan Im menerawang entah kemana. Terdapat ekspresi kesedihan bercampur kemarahan  di wajahnya.

“Tuan, aku berjanji akan membahagiakan Yoona.” Nada suara Donghae mulai berubah sedikit keras. Tuan Im hanya terdiam mendengar perkataan Donghae.

“Aku berjanji akan selalu berada di samping Yoona, aku tidak akan meninggalkannya.”

Plakkk!!!!!

Sebuah tamparan keras mendarat dipipi Donghae. Tuan Im menampar Donghae dengan sangat keras. Donghae hanya diam pasrah menerima tamparan itu. Ia sudah mempersiapkan dirinya bahkan untuk situasi seperti ini.

“Sampai kapanpun, aku tidak akan membiarkan kau menikahi Yoona, tinggalkan Yoona.” Tuam Im berteriak di depan Donghae.

“Tapi sayangnya aku telah berjanji pada Yoona untuk menikahinya, dan aku tidak akan mengingkari janjiku padanya tuan.” Donghae kemudian meninggalkan rumah keluarga Im. Tuan Im kemudia menitikan air mata. Ada sebuah perasaan pilu dalam hatinya. Yoona yang sedari tadi menguping hanya bisa menangis.

Saat akan keluar dari pintu Donghae berpapasan dengan Siwon, kakak Yoona satu-satunya yang juga sahabat Donghae. Siwon menyakan apa yang terjadi pada Donghae. Donghae kemudian memberitahukan maksudnya datang kerumah keluarga Im juga semua yang telah terjadi. Donghae kemudian meninggalkan rumah keluarga Im.

“Mengapa appa menghalang-halangi hubungn Donghae dengan Yoona? Mereka saling mencintai appa.” Siwon mencoba melunakka hati ayahnya. Ia tahu bahwa Donghae dan Yoona saling mencintai.

“Siwon-ah, jangan ikut-ikutan tertular gila.”

“Appa, Yoona hanya bisa bahagia bersama Donghae, apa salahnya membiarkan mereka menikah.”

“Diamlah Siwon, kau tidak tahu apa-apa.”

“Aku mengenal Donghae sejak SMA, di teman baikku, aku tahu dia orang baik.” Siwon terus meyakinkan ayahnya.

“Atas dasar apa kau berkata seperti itu? Apakah kau tahu bagaimana keluarganya? Jangan terus membelanya hanya karena kau mengenalnya sejak SMA, itu bukan sebuah jaminan!” Tuan Im mulai membentak Siwon. Siwonpun kehabisan kata-kata di depan ayahnya.

“Appa, aku hanya ingin melihat Yoona bahagia, itu saja.” Siwon kemudian meninggalkan ayahnya.

*******

Sudah satu bulan sejak Donghae menemui tuan Im dirumahnya, selama itu pula Yoona dan Donghae tidak bertemu karena tuan Im selalu mengawasi Yoona. Keseharian Yoona seakan tak berarti, wajah Yoona terlihat kosong tanpa ekspresi, ia menjadi semakin kurus. Yoona selalu bersikap biasa pada kakaknya Siwon, namun Siwon bisa melihat kesedihan dalam diri adiknya juga perubahan kesehatannya. Siwon yang melihat itu merasa sedih dan tak ingin melihat adik satu-satunya yang sangat ia cintai itu jatuh sakit.

“Yoong, makanlah, jangan sampai kau jatuh sakit.” Siwon mencoba berbicara pada Yoona.

“Oppa, apakah aku anak kecil? Jika aku lapar aku akan mengambil makanan sendiri.” Yoona mencoba tetap tersenyum pada kakaknya, namun ia tidak bisa menyembunyikan kesedihan mendalam di wajahnya.

“Kapan itu? Aku tidak pernah melihatmu makan. Lihatlah, tubuhmu semakin kurus.” Siwon sedikit menekankan nadanya.

“Oppa aku tidak apa-apa.” Jawab Yoona dengan senyum.

Siwon merasa sedih melihat adiknya bersandiwara di depannya. walaupun Yoona tersenyum, namun senyum itu seakan hambar, tidak seperti senyum Yoona biasanya.

“Yoong, jangan bersikap seperti ini. Bicaralah pada Oppa. Aku tahu, kau selalu mencoba untuk tetap tersenyum di hadapan oppa, tapi senyum itu terasa hambar Yoong.”

Mendengar perkataan kakaknya, Yoona menangis. Siwon kemudian memeluk Yoona untuk menenangkannya. Yoona seakan menumpahkan kesedihannya yang ia pendam pada pelukan Siwon.

“Oppa, aku sangat mencintai Donghae oppa.” Hanya itu yang dikatan Yoona, sampai ia terlelap dalam pelukan kakaknya. Siwon kemudian menidurkan Yoona di tempat tidurnya. Siwon memandang wajah Yoona terlelap. Ia tidak tahan melihat Yoona seperti ini terus. Ia tahu bahwa Donghae adalah satu-satunya yang bisa membuat Yoona bahaga.

“Yoong, oppa tidak mau melihat kau seperti ini, jika memang Donghae yang bisa membahagiakanmu, oppa akan mewujudkannya.” Batin Siwon.

******

Di sebuah taman, tampak Donghae sedang menunggu seseorang. Ia mondar-mandir untuk menghilangkan kebosanan menunggu. Tak lama kemudian orang yang ia tunggu datang.

“Apakah kau sudah lama menunggu?” Tanya Siwon, orang yang ditunggu oleh Donghae

“Lumayan, tapi mengapa kau menyuruhku datang ketempat ini?” Tanya Donghae bingung.

“Donghae-ah, ada hal serius yang ingin kubicarakan denganmu, ini menyangkut Yoona.” Jawab Siwon dengan raut muka serius.

“Ada apa dengan Yoona, apakah dia sedang sakit?” Donghae mulai khawatir.

Namun Siwon tidak lantas menjawab pertanyaan Donghae, ia kemudian berbalik bertanya pada Donghae.

“Donghae-ah, apa kau betul-betul sanggup membahagiakan Yoona?”

Donghae sedikit kaget mendengar pertanyaan Siwon. Ia tidak mengerti mengapa Siwon tiba-tiba menanyakan hal seperti itu.

“Apa maksudmu?” Tanya Donghae

“Yoona sangat berubah belakangan ini, terutama setelah Appa tidak membiarkan kalian bertemu. Ia selalu berusaha tersenyum di depanku juga Appa, tapi ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, aku tidak mau Yoona begitu terus. Aku tidak ingin Yoona menderita “

“Lalu apa yang harus aku lakukan?” Tanya Donghae serius

“Menikahlah dengan Yoona.”

“Mwo????” Donghae tersentak kaget mendengar perkataan Siwon, ia tidak percaya tentang apa yang ia dengar barusan.

“Donghae-ah, hanya kau yang bsa membuat Yoona bahagia, aku tidak mau melihat adikku yang sangat aku sayangi itu menderita.” Raut muka Siwon menampakkan kesedihan.

“Tapi bagaimana dengan tuan Im, bukankah dia menentang pernikahan kami?

“Kemarahan Appa tidak akan berlangsung lama, aku yakin dia juga tidak tahan melihat Yoona bersedih terus setiap hari.” Siwon meyakinkan Donghae. Donghae hanya bisa diam mendengar perkataan Siwon. Ia yakin bahwa tuan Im bukanlah tipe orang yang mudah berubah pikiran, sekali ia bekata tidak tetap tidak.

“Lalu bagaimana selanjutnya?” Tanya Donghae.

“Aku sudah menyiapkan semuanya, kau dan Yoona akan menikah besok. Aku yang akan mendampingi Yoona dan juga menjadi saksi pernikahan kalian, kau pulanglah beritahu keluargamu dan juga persiapkan drimu untuk menikah besok.” Siwon menjelaskan semuanya pada Donghae, sementara Donghae hanya terbengong-bengong mendengar perkataan Siwon.

******

Akhirnya hari pernikahan Yoona dan Donghae pun tiba. Semuanya benar-benar sudah dipersiapkan oleh Siwon. Donghae datang terlebih dahulu ke gereja tempat pernikahan mereka. Tampak hanya keluarga dan teman dekat dari Donghae maupun Yoona yang hadir. Tak lama berselang mobil mewah milik Siwon tiba di depan gereja. Penjemput tamu pun segera membukakan pintu mobil yang berisikan mempelai wanita.

Yoona POV

“Kau gugup Yoong?” Siwon oppa bertanya padaku sesaat sebelum turun dari mobil.

“Sedikit oppa.” Jawabku bohong, nyatanya dalam hatiku aku sangat gugup di hari pernikahanku. Aku sangat gugup jika berhadapan dengan Donghae oppa nanti.

“Tenanglah Yoong, oppa ada dibelakangmu, lagipula kau sangat cantik dengan pakaian pengantin Yoong.”  Siwon oppa tersenyum memperlihatkan lesung pipinya. Aku hanya bisa tersipu malu mendengar pujian dari oppaku itu.

Mobil pun dibuka, Siwon oppa mengulurkan tangannya untuk menggandengku masuk ke gereja. Kulangkahkan kakiku masuk ke gereja. Semua orang tampak bahagia melihat kehadiranku , terlihat ibu dan adik Donghae oppa tersenyum, andai saja appa juga ada di tempat ini, pasti kebahagiaanku akan semakin lengkap.Dari jauh kulihat Donghae oppa mengenakan jas dan dasi putih, ia tersenyum kearahku. Saat itu ia terlihat sangat tampan.

End Yoona POV

 

Yoona yang didampingi Siwon akhirnya sampai di altar gereja, tempat dimana Donghae menunggunya untuk mengikat mereka dalam ikatan suami istri. Mereka pun menjawab dengan yakin bahwa keduanya akan saling menjaga, saling setia sebagai sepasang suami istri. Donghae kemudian mencium lembut kening Yoona di depan orang- orang terdekat mereka. Semua orang dalam gereja itu tampak terlihat sangat bahagia. Kedua pengantin itu kemudian melempar bunga, tampak seorang pria bertubuh tinggi tersenyum bahagia mendapat bunga tersebut.

“Kyuhun-ssi, kau beruntung sekali mendapat bunga itu.” Siwon tampak sedikit kecewa karena tidak mendapat bunga pernikahan itu.

“Keberuntungan memang selalu menyertaiku.” Jawab Kyuhyun dengan wajah berseri-seri. Ia tersenyum-senyum  memikirkan seseorang yang dicintainya.

“Oppa, Chukae, semoga kalian bahagia.” Yuri adik Donghae seketika memeluk kakaknya itu.

“Hyung, cepatlah berikan Yuri keponakan untuk teman bermain, iya kan Yuri.” Kyuhyun tiba-tiba saja datang ditengah-tengah mereka, Yuri segera mengiyakan perkataan Kyuhyun.

“Ya, Cho Kyuhyun, apa yang kau katakan?” Yoona menjitak kepala sepupu Donghae itu, kyuhyun hanya cengar-cengir mendapat jitakan dar Yoona.

“Donghae-ah, jaga Yoona baik-baik ya, jangan sampai kau membuatnya menagis, jangan sampai kau menghianati adikku, kalau sampai aku mendengar Yoona meneteskan air mata karena perbuatanmu, aku akan segera mengambil kembali Yoona.  Semoga kalian berdua selalu bahagia.” Giliran Siwon yang memberkan ucapan pada Yoona dan Donghae.

“Itu pasti Siwon-ah.” Ucap Donghae dan memeluk Siwon. Siwon kemudian melangkah dan berdiri di depan Yoona. Siwon kemudian mengusap lembut rambut adiknya itu kemudian memeluknya.

“ Yoong, oppa pasti akan sangat kesepian dirumah, kalau kau tidak menikah, tidak akan kubiarkan kau keluar dari rumah.” Ucap Siwon dalam pelukannya.

“ aku akan sering menjenguk oppa, lagipula kan masih ada appa.” Siwon kemudian melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah adiknya itu dan tersenyum.

“ Semoga kau bahagia Yoong, jaga rumah tangga kalian baik-baik. Oppa akan selalu berdoa agar kau tidak seperti oppa” Ucap Siwon lembut.

Yoona terdiam sejenak mendengar perkataan Siwon. Ia tahu mengapa kakaknya berkata seperti itu.

“ Gomawo oppa.”

“Yuri-ah, mana temanmu yang kau bilang tadi? Kenalkan pada oppa.” Tanya Donghae.

“Oh,  Minho, dia sedang ke kamar kecil.” Jawab Yuri.

“apakah dia hanya sekedar temanmu?” Donghae mulai menginterogasi, dia sangat sayang pada adik satu-satunya itu.

“Hmmm… Molla!” Yuri kemudian berlari dari hadapan Donghae dan Yoona. Mereka semua tampak larut dalam kebahagiaan.

Sementara itu, di kamar kecil, Minho sedang berbicara dengan seseorang di telepon

“Lee Donghae menikah hari ini.”

“ Jadi dia sedang bahagia, siapa wanita yang beruntung itu?” Tanya seseorang di telepon

“Dia Im Yoona, putri pengusaha Im Kang In.”

“Tunggu sampai kebahagiaan mereka berubah menjadi air mata, aku tdak akan membiarkan Lee Donghae berlama-lama bahagia.”

*********************

“Apakah benar Yoona dan Donghae baru saja menikah?” Tanya tuan Im dengan nada sangat marah pada Siwon.

“Appa, mereka sudah menikah, jangan urusi lagi rumah tangga mereka.” Jawab Siwon

“Apa katamu? Jadi kau sedang mengajariku?”

“Appa, biarkanlah mereka bahagia.” Siwon mencoba menenangkan ayahnya.

“Siwon, kau tidak tahu apa-apa tentang keluarga seorang Lee Donghae, apakah mereka dari keluarga baik-baik?”

“Yang aku inginkan hanyalah kebahagiaan Yoona, dan Yoona bahagia bersama Donghae, Donghae adalah pendamping yang terbaik untuk Yoona.”

“Apa kau bilang? Lantas bagaimana denganmu? berani- beraninya kau membiarkan mereka menikah!”

“ Appa, aku tidak mau Yoona menikah dengan orang yang tidak dicintainya, dia akan menderita appa, aku tidak mau Yoona merasakan apa yang pernah aku rasakan, kehilangan orang yang dicintai itu sangat menyakitkan.” Ucap Siwon Lirih.

“ Apakah kau sedang mengajariku? Lantas bagaimana denganmu? Kau adalah orang yang terpuruk dalam masa lalumu, Jangan hanya terus berharap pada seseorang yang tidak diketahui apakah sudah hidup atau mati Siwon-ah.” Ucapan dari mulut tuan Im itu seakan menyobek-nyobek hati Siwon, ia tidak percaya appanya akan mengatakan hal seperti ini.

“Sudahlah appa, aku tidak mau lagi berdebat denganmu. Jangan lagi ganggu kehidupan Yoona karena dia sudah menikah.” Siwon kemudian masuk kedalam kamarnya meninggalkan ayahnya. Terdengar suara yang sangat keras saat Siwon menutup pintu kamarnya.

“Aku tidak akan membiarkanmu menikahi anakku dan  bahagia begitu saja Lee Donghae, sudah cukup penderitaan keluargaku dimasa lalu.” Batin tuan Im.

Sementara itu di kamar Siwon

Siwon POV

Kenapa kau pergi begitu lama? Tidakkah kau merindukanku? Disaat aku membutuhkan seseorang yang akan menghapus air mataku, kau tidak ada disampingku. Aku sangat merindukanmu, merindukan senyuman indahmu, merindukan dekapanmu. . .

End Siwon POV

Siwon menagis di tengah kesendirian di dalam kamarnya. Ia seakan meluapkan segala kesedihannya pada sebuah foto,  foto seorang wanita dengan senyuman yang sangat indah.

************

 

Di pagi yang sangat cerah, seorang namja tampan masih berbalut dengan selimutnya. Ia seakan tak ingin beranjak dari kasur tempat ia tidur. Tak lama berselang seorang yeoja cantik dengan pakaian mini dress kuning dengan rambut panjang terurai mendekati namja tersebut. Ia kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah namja yang tengah tertidur itu, lalu membisikkan sesuatu.

Donghae POV

“Oppa ayo bangun.” Bisikan dari wanita yang sangat kucintai yang akan selalu menimbulkan getaran dalam hatiku, namun aku pura-pura tidak merespon kata-katanya. Tak kusangka ia mencium pipiku namun aku tetap memejamkan mataku.

“Oppa, bangunlah, kalau tidak aku akan menghukummu.”

Kutarik dia ke dalam pelukanku. Entah mengapa aku selalu merindukan untuk memeluknya seperti ini.

“Kalau hukumannya adalah ciuman dari yeoja cantik, aku akan dengan senang hati bersedia menjalaninya.” Bisikku padanya, seketika kulihat pipinya menjadi berseri-seri.

“Oppa, lepaskan, bukankah oppa harus ke kantor?” Ia sepertinya kesulitan bernafas, namun aku tetap menahannya dalam pelukanku.

“aku masih ingin memeluk istriku seperti ini.” Kataku padanya, kemudia kupererat pelukanku.

“Oppa aku tidak bisa bernapas.” Seketika kulepaskan pelukanku sehingga wajah kami berhadapan sangat dekat. Kupandang wajahnya yang sangat cantik. Betapa beruntungnya aku memiliki seorang istri yang berwajah seperti bidadari.

“Oppa, kau betul-betul harus dihukum”. Ia terus saja berceloteh, namun tba-tiba

Chu

Ia mencium kilat bibirku kemudian bangun dan berlari keluar kamar. Aku hanya bisa tersenyum mendapat ciuman Istriku Yoona. Ya, Yoona adalah orang yang telah membuatku hidupku sempurna. Dia telah membuatku jatuh kedalam palung cintanya yang sangat dalam. Kupikir aku tidak bisa hidup tanpanya, ia seakan nafas dalam hidupku. Aku berjanji akan selalu berada disampingnya, menjaga dan melindunginya, dan tidak akan membiarkan setetes pun air mata kesedihan mengalir di pipinya. Yoongku, istriku yang sangat kucintai.

End Donghae POV

Setelah mengenakan kemeja kantornya, Donghae kemudian hendak mengenakan dasi. Namun ia tampak kebingungan menarik simpul demi simpul dasinya. Yoona yang melihat kejadian itu segera menghampiri Donghae.

“Oppa biar aku yang pasangkan dasinya.” Kata Yoona lembut.

Donghae yang kebingungan memasang dasi segera memberikan dasinya pada Yoona. Yoona kemudian memakaiakan dasi itu pada Donghae.

“Oppa, tidak begitu caranya memakai dasi.” Protes Yoona

“Lalu bagaimana nyonya Lee? Tolong ajari aku”. Goda Donghae

“Baiklah tuan Lee. Perhatikan baik-baik!” pinta Yoona pada Donghae, namun bukannya memperhatikan Yoona memasang dasi, Donghae malah memandang lekat wajah Yoona yang berada sangat dekat di hadapannya.

“Oppa kalau memasang dasi kau harus menarik ini kemudian silangkan dan masukkan ke dalam sampul yang lain dan selesai. Gampangkan.” Ucap Yoona semangat.

“Cantik.” Sebuah kata yang keluar begitu saja dari mulut Donghae sontak membuat Yoona kaget.

“Cantik? Oppa, apakah kau tidak memperhatikan caraku memasang dasi?” Tanya Yoona cemberut.

“Untuk apa? Kan ada istriku yang akan memasangkan dasiku setiap hari.” Goda Donghae pada Yoona.

Yoona hanya memanyungkan bibirnya, yang semakin membuat Donghae gemas.

“ Aku lebih suka memandang wajahmu Yoong daripada memperhatikan yang lain.” Kata-kata dari Donghae membuat pipi Yoona merah merona.

“Yoong saranghae.”

Donghae mendekatkan wajahnya ke wajah Yoona dan mencium mesra bibir mungil Yoona. Yoona kemudian membalas ciuman Donghae dan melingkarkan tangannya pada leher Donghae. Sesaat ciuman mereka semakin dalam.

“Bukannya oppa harus ke kantor? Cepat berangkat nanti terlambat.” Yoona yang tersadar segera melepaskan ciuman Donghae.

“ Teganya kau Yoong. Oh ya Yoong, malam ini kita ke rumahmu menemui aboji, sudah 1 bulan kita menikah tapi kita belum menemui aboji.”

Yoona terdiam mendengar perkataan Donghae, ia berpikir apakah ayahnya akan menerima mereka padahal ia tahu bahwa pernikahan mereka tanpa restu dari ayahnya.

“ Tapi oppa…” belum sempat Yoona berkata-kata Donghae langsung menggenggam tangan Yoona

“ Kita harus menemuinya Yoong. Semuanya akan baik-baik saja, percayalah pada oppa.”

Yoona hanya tersenyum pada suaminya itu.

***********

Seorang namja bertubuh jangkung tampak tengah duduk di sebuah Coffee Shop sedang menikmati secangkir kopi hangat. Ia tak sendiri, ia sedang bercengkrama dengan seorang yeoja yang ada di depannya.

“ Yuri-ah, aku punya hadiah untukmu.” Minho kemudian mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna pink dari saku bajunya dan memberikannya pada Yuri. Yuri lalu membuka kotak tersebut yang berisi gantungan kunci yang terbuat dari mutiara hitam (?)

“wah, ini indah sekali. Gomawo Minho.” Yuri memberikan senyum terindahnya pada Minho.

“ kau menyukainya?” Tanya Minho dengan senyum.

“ Tentu saja aku suka.” Yuri terus memperhatikan hadiah pemberian Minho.

“ Yuri-ah.” Minho berubah serius.

“ Ne?” ia kemudian beralih menatap Minho

“ Bagaimana kabar Donghae Hyung dan Yoona?” Minho tampak ragu-ragu menanyakan pertanyaan itu.

“ oh, mereka baik-baik saja.” Jawab Yuri

“ Pasti Donghae hyung dan Yoona sangat bahagia saat ini.” Terdapat aura kesedihan dalam wajah Minho namun Yuri tak mampu melihatnya.

“ ya, mereka berdua sangat bahagia. Tapi Minho, mengapa kau tiba-tiba berkata seperti itu?” Tanya Yuri yang sedikit curiga dengan perkataan Minho. Dengan seketika wajah Minho berubah ceria saat yuri bertanya.

“ oh, tidak apa-apa.” Jawab Minho seolah-olah menyembunyikan sesuatu.

Tiba-tiba ponsel Minho berdering

“ Yeoboseyo? “

“ Oppa!” sapa seseorang diujung telepon pada Minho

“ Ada apa Seohyun?” Tanya Minho

“ Oppa, bisakah kau menjemputku sekarang? “ kata Yeoja itu yang tak lain adalah Seohyun adik Minho.

“ Bukankah pacarmu yang akan menjemputmu? “ Minho mengerutkan dahinya.

“ Dia tiba-tiba punya urusan penting, jadi tidak bisa menjemputku.”

“ Baiklah, aku akan menjemputmu sekarang.”

“ Gomawo oppa.”

Minho kemudian menutup telepon dan beralih ke Yuri yang sedari tadi hanya mendengarnya berbicara dengan adiknya Seohyun di telepon.

“ Yuri-ah, aku harus menjemput adikku,tapi sebelum itu  apakah kau mau kuantar ke rumahmu?”

“ oh tidak usah, sebaiknya kau segera menjemput adikmu, kasihan dia menunggu. Lagipula, aku masih harus ke toko buku.”

“ Apa tidak apa-apa kau aku tinggal? ” Tanya Minho

“ Gwaenchana, cepatlah jemput adikmu.”

“ Baiklah. Annyeong.”

Minho kemudian meninggalkan Yuri. Yuri terus memandang kepergian Minho. Ia tahu ada perasaan yang berbeda saat Minho bersamanya. Perasaannya sangat tenang jika berada di dekat Minho. Mungkin lebih tepatnya ia mencintai Minho tapi ia tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkannya. Mereka selalu bertemu setiap hari dan menjalani keseharian layaknya sepasang kekasih. Minho selalu memperlakukan Yuri  layaknya seorang laki-laki memperlakukan wanita yang ia cintai. Yuri pun bahagia dengan perlakuan Minho. Ia telah menaruh perasaan pada Minho sejak ia diselamatkan oleh Minho pada sebuah peristiwa yang terjadi  7 bulan yang lalu.

 

Flashback

Seharian penuh Yuri menghabiskan waktunya di kampus. Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, ia harus menerima praktek yang sangat banyak dan melelahkan. Ia ingin segera pulang dan beristirahat.

Yuri POV

Sudah jam 8 malam, sebaiknya aku menelpon Donghae Oppa untuk menjemputku. Belum sempat aku menelpon Donghae oppa, dia sudah menelpon duluan

“Yeoboseyo.” Sapaku

“ Yuri-ah, apakah kau sudah pulang? “ Tanya Donghae Oppa

“ aku baru mau memintamu untuk menjemputku.”

“ Mianhe Yuri-ah, oppa berada diluar kota sekarang. Sebaiknya kau cepat pulang, eomma sendirian dirumah.”

Aku mendengus mendengar kata-kata oppaku

“ hati-hati kalau kau pulang Yuri-ah.”

“ Baiklah oppa.” Aku menutup telepon dan kemudian bergegas keluar dari kampus mencari taxi. Suasana jalan di sekitar kampus sangat sepi, entah kenapa tidak ada taxi yang lewat. Kuputuskan untuk berjalan kaki ke halte untuk menunggu bus. Aku pun berjalan sendirian di jalan yang sepi itu. Tanpa sepengetahuanku sebuah mobil van berkecepatan tinggi dari arah belakang melaju semakin mendekat ke arahku. Aku hanya mendengar samar-samar suara mobil yang semakin mendekat. Aku pun terus melangkahkan kakiku di jalanan yang sepi. Tiba-tiba seseorang merangkulku dan menarikku menghindar sehingga kami terhempas ke trotoar. Aku shock dengan apa yang baru saja kualami. Hampir saja aku mati tertabrak mobil. Sesaat kemudian kulihat van yang hendak menabrakku sudah jauh meninggalkanku. Kulihat namja yang menarikku juga masih shock.

“ Nona, kau tidak apa-apa?” Tanya namja itu dengan nada khawatir.

“ aku tidak apa-apa.” Sahutku walaupun masih sangat kaget dengan kejadian tadi.

“ apakah ada yang sakit?” tanyanya lagi masih dengan nada yang sama

“ aku baik-baik saja. Terima kasih telah menyelamatkanku.”

“ sama-sama nona. Tapi apa yang anda lakukan malam-malam begini sendirian?”

“ Aku sedang menunggu taxi untuk pulang.” Kucoba mengembalikan detak jantungku ke normal.

“ tidak baik seorang perempuan berjalan sendiri di malam hari.” Ia tersenyum sambil mengatakan itu. Saat itu kulihat matanya yang sangat indah. Belum pernah aku melihat namja yang mempunyai mata seindah dia. Namun karena aku tidak tahu siapa dia, aku masih sedikit takut.

“ Tenanglah nona, aku bukan orang jahat. Minho imnida.” Ia lalu mengulurkan tangannya tanda ingin berkenalan.

“ Yuri Imnida.” Aku menjabat tangannya yang sedari tadi mengulurkan tangannya.

“ Yuri-ssi, bagaimana kalau aku antar pulang?”

Aku diam saja mendengar tawarannya. Aku masih memperlihatkan wajah ketakutanku, ia pun menangkap ekspresiku itu.

“ sudah kubilang kan kalau aku bukan orang jahat, jadi anda tidak perlu takut.”

“ Baiklah.” Jawabku.

Ia pun mengantarku pulang. Selama perjalanan pulang, aku merasa sangat aman bersamanya.

Yuri POV End

Flashback End

******

Di sore hari yang dingin, Siwon tengah berdiri menghadap batu nisan bertuliskan nama seorang perempuan yang tak lain adalah ibunya. Ibunya meninggal 5 tahun yang lalu karena sebuah penyakit, meninggalkan tuan Im, ia dan Yoona adiknya.

“ eomma, seandainya kau masih hidup, pasti kau akan sangat bahagia melihat Yoona bersanding dengan orang yang dicintainya. Ya, uri Yoong sudah menikah eomma. Aku sangat bahagia melihatnya menikah, tapi appa…appa masih belum menerima pernikahan mereka. Jika eomma berada bersama kami, pasti eomma bisa melunakkan hati appa.” Ucap siwon lirih pada sebuah batu nisan.

Siwon kemudian mengalihkan pandangannya pada seorang laki-laki  seumuran dengannya yang sedang memandangi beberapa batu nisan yang tak jauh dari makam eomma Siwon. Laki-laki itu tampak sangat sedih dan rapuh memandangi beberapa batu nisan yang ada di depannya. Kelihatannya ia sangat kehilangan orang-orang yang ia cintai. Sesaat kemudian, Siwon berlutut meletakkan bunga pada makam ibunya, lama ia memandangi tulisan pada batu nisan ibunya.

“ Eomma, semoga eomma selalu bahagia disana, aku berjanji akan selalu menjaga keluarga kita.”

Siwon kemudian hendak meninggalkan makam ibunya, namun ketika ia bangun dari tempat ia berlutut tadi ia tak sengaja menabrak seorang laki-laki sehingga map yang laki-laki itu bawa jatuh dan isinya berhamburan. Siwon pun membantu orang tersebut membereskan isi mapnya yang berhamburan. Namun sekilas ia melihat sebuah foto yang terselip pada sebuah buku. Orang dalam foto itu sangat ia kenal.

“ Maafkan saya.” Ucap Siwon pada laki-laki tersebut.

“ Oh, tidak apa-apa.” Jawab laki-laki itu. Laki-laki itu kemudian berlalu menuju sebuah mobil yang tak jauh jaraknya dari Siwon. Siwon pun melangkah menuju ke mobil miliknya.

“Baik tuan, saya jamin tidak akan melakukan hal yang berbahaya pada nona Yoona.” Laki-laki itu terlihat sedang berbicara dengan seseorang di telepon.

“ Yoona? Apa dia menyebut nama Yoona?” Batin Siwon. Sesaat kemudan laki-laki itu mengemudikan mobilnya meninggalkan pemakaman.

“ aku sangat yakin dia menyebut nama Yoona. Foto yang ada dalam mapnya juga foto Donghae. Yoona yang dia bicarakan pasti Yoona adikku. Siapa dia, dan apa tujuannya? Batin Siwon

 

Gimana?? Bagus Ngak?? Itu baru part 1, ntar kalo responnya bagus, aku akan post part 2. . . .


26 thoughts on “[Freelance] Marriage Will Not Expire #1

  1. Semoga cinta Haeppa dan Yoona Eonni bisa bertahan sampe akhir apapun yg terjadi.
    Minho Oppa mencurigakan ya..
    Semoga Kyu sama Seo..
    author, FFmu keren!
    lanjutt! next Partnya jgn lama-lama ya!
    Hwaiting!

    Like

  2. waaah sebenarny appa yoong knapa c ma donghae??psti ad hubny ma kluarga hae hyung dh..

    heeehhhmmm psti ce yg diliatin siwon potony my jagi tiffany huuuffftt…

    n minho tu ngobrol ma spa di telp??ad rencana ap dy thd hae hyung??n spa ce yg ditelpny??apakah sica??

    pnasaaaraaaaan!!ditunggu updetanny chingu..

    Like

Leave a comment