[Freelance] How Great Is Your Love #5


How Great Is Your Love

(Chapter 5 part 1)

 Author           :  Princessica a.k.a Gisica Gorjess Spazzer DeerFishy

Main Cast      : Lee Donghae, Im Yoona    

Support Cast : Seo Joo Hyun, Cho Kyuhyun, Kwon Yuri, Jung Yunho

Length            :           Sequel

Rating             :           General

Genre             :           Romance (kayanya J)

Annyeong reader, bagaimana ff chapter sebelumnya, pendek yah dan enggak bagus yah… mian. Btw ini adalah chapter terakhir dari ff ini, tapi belum end juga sih. Karena author membaginya menjadi 2 bagian di chapter ini…. To Yoonmin eonni sengaja mempercepat ff ini, cz kamu kan mau ke luar kota untuk urusan kebidanan… hwaiting yah, kita tunggu comebackmu 😀 … oce langsung ajah yah..

Check this out……

 

~Yoona Pov (PEROLOG)~

            Aku sangat bingung, tolong bantu aku….. bisahkah kau bertahan satu kali lagi, setidaknya untuk diriku.

            Karena terus menangis Yoona pun tertidur, sampai ia tak menyadari kalau hari semakin malam. Ia membuka matanya perlahan-lahan, namun matanya terasa amat berat untuk di buka. Lalu langkah kecilnya beranjak dari ranjang tidur menuju pintu, ia berjalan pelan keluar kamar.

“Apa yang harus kulakukan, bahkan aku tak mampu untuk menunjukkan diriku di hadapannya.” Ucapnya seraya melanjutkan langkahnya, yang entah ia tahu akan ke ruang mana ia melangkah. Tapi langkahnya terhenti, ketika ia melihat piring di atas meja makan yang masih penuh dengan lauk juga sayuran.

“Dia tak memakannya, apa dari tadi dia belum juga makan. Lalu kemana dia sekarang??” enatah kenapa Yoona merasa bersalah dengan sikap yang ia tunjukkan pada Donghae. Yoona kembali berjalan mengitari ruangan-ruangan yang ada di rumahnya, di segala tempat pun tak ia temukan sosok Donghae. Namun Yoona terus mencari lagi, hingga ia teringat balkon di atas rumahnya. Ia berlari kecil menuju balkon, kemudian ia pun sampai ke tempat tersebut.

“Kau??” ucapnya pelan, seraya bersembunyi di balik tembok. Pandangan Yoona tertuju pada Donghae yang tengah duduk memegang gitar dengan peralatan tulis (pulpen dan buku) di atas meja.

“Mianhae dengan kata-kataku, aku tak bermaksud mengatakan hal itu… apa kau marah denganku??” lagi-lagi Yoona berbicara sangat pelan, dan tak mungkin Donghae mampu mendengarnya.

“Selesai, sudah jam berapa sekarang yah. Tak terasa langit sudah gelap, dari tadi aku sibuk mengarang notasi lagu ini. Mudah-mudahan kau suka dengan lagu ini Yoong, kuberi judul apa yah??” Donghae berpikir sejenak, sambil memetik senar gitarnya di mulai dari kunci A kemdian D dan E (author ngarang, coba mainkan jadi apa tuh lagu :D) untuk intro dari lagu yang ia buat. Donghae menghentikan permainan gitarnya. “First Love… yah akan kuberi judul ini.” lalu ia kembali memetik senar gitarnya, dan menyanyikan lagu ciptaannya dengan penuh perasaan yang teramat dalam.

Tanpa Donghae sadari, inspirasinya membuat lagu lagu tersebut. Telah berdiri sedari tadi di balik dinding, Yoona yang mendengarkan lagu ciptaan Donghae. Ia tak bisa menahan air matanya yang terus terjatuh perlahan-lahan, meski ia berusaha untuk menahannya.

“Donghae oppa… kenapa kau melakukan ini padaku.” Katanya di sela-sela tangis.

 

_______

~Yoona Pov~

 

Aku terbangun dari tidurku, rasanya pagi ini sangat dingin dari sebelumnya. Apa karena salju akan turun, atau karena aku memakai baju tidur yang tipis. Tetapi kenapa aku berada di kamar ini, seingatku selagi mendengar Donghae oppa menyanyi sambil bermain gitar. Aku tertidur di dekat sofa, karena mendengar suaranya yang sangat lembut. Apa mungkin oppa yang memindahkanku…

Usai mandi dan telah rapi, aku beranjak ke luar kamar. Tumben sekali aku tak mendengar suaranya, apa ia masih mengingat kata-kataku kemarin. Lalu sekarang di mana dia?? Aku terus melangkah, tapi pandanganku tersita pada meja makan.

“Ini…” apa ini ia yang masak. Aku melihat sarapan pagi dengan susu dan nasi goreng serta secarik kertas dan sunflower. Aku membuka secarik kertas yang ia letakkan di sampir sunflower dan mulai membacanya.

Annyeong yoong, pagi ini aku buatkan kau sarapan. Mian aku tak izin berangkat ke kantor, karena aku tak ingin membangunkanmu. Kau makan yah, agar kau selalu sehat… satu lagi aku berikan sunflower ini untukmu. Maaf  juga untuk semalam, aku yang memindahkanmu ke kamar lalu aku juga sempat mencium tangan, kening, pipi dan kau tebak sendiri saja yah :D….  I Will Always Love You My Wife………..

Aku hanya tersenyum, usai membaca pesan tertulis dari Donghae oppa meski mataku berkaca-kaca. Dia selalu seperti ini bersikap manis kepadaku. Walau dulu sikap anehnya yang dingin dan angkuh pada hari pertama pernikahan… dan sampai sekarang tak pernah kutahu maksudnya bersikap begitu. Tetapi setelah malam itu ia tak pernah bersikap dingin dan angkuh, ia selalu saja membatku merasa menjadi wanita yang beruntung menikah dengannya. Ia memperlakukanku seakan aku satu-satunya ratu di dunia ini, entah kenapa aku merasa cintanya begitu besar padaku…. tapi kenapa di saat aku bisa menyadari semuanya, kau menderita penyakit berbahaya itu. Aku benar-benar bingung oppa, appa membutuhkannya dan kau juga sangat membutuhkannya.

 

_______

 

Kyuhyun yang tengah sibuk dengan apartemen barunya. Ia yang di bantu dengan kekasihnya Seohyun, mengambil beberapa barang di rumah lama Kyuhyun yang sudah tidak di tempati. Maklum semua keluarga Kyuhyun berada di jepang, dan rencananya rumah mereka di Seoul akan di jual. Sekarang Kyuhyun pun harus tinggal di apartemen.

“Jagi, kau bisa ambilkan kardus di gudang… aku sedang memberekan barang-barang di kamarku.” Teriak Kyuhyun, tanapa banyak bicara Seohyun langsung menuju gudang.

Seohyun yang kini berada di dalam gudang, sibuk mencari kardus kosong. Namun sewaktu ia mengambil tumpukkan kardus, tak sengaja ia menjatuhkan album yang berada di atasnya. Album tersebut terbuka dengan sangat lebar… hingga memperlihatkan foto-foto di dalamnya.

“Apa??” Seohyun menatap tajam, foto tersebut. “Yoona eooni, bukannya ini istri Donghae oppa.” Katanya yang masih ternganga melihat foto tersebut.

 

*Flashback*

 

            “Donghae oppa, kau sangat menyukai yeoja itu. Memangnya dia belum punya pacar apa?” tanya Seohyun pada Donghae yang terus senyum-senyum memandangi foto di tangannya.

            Donghae tersenyum manis menanggapi pertanyaan adiknya. “Dia memang sudah punya pacar…” belum sempat Donghae melanjutkan perkataannya, Seohyun langsung menyanggahnya.

            “Jadi dia sudah punya pacar oppa, kau tak boleh menyukainya oppa.” Seohyun memarahi kakaknya itu.

            “Kyaa Seohyun, aku belum melanjutkan perkataanku tahu. Dia memang sudah punya pacar, tapi pacarnya meninggalkannya dan pergi ke Jepang tanpa kabar.” Donghae menjelaskan pada adiknya.

            “Oh, sebentar lagi aku akan kuliah di Jepang oppa. Siapa tahu aku bertemu dengannya, hahaha…” Donghae menatap Seohyun dengan sangat tajam, membuat Seohyun bingung dengan tatapan oppanya.

            “Wae??”

            “Kau tak boleh bersama lelaki itu, dia bukan lelaki yang baik. Namja yang baik tidak meninggalkan kekasihnya tanpa kabar.”

            “Aish… oppa kenapa kau menanggapi dengan sangat serius. Aku kan asal ucap, lagi pula aku ingin mencari namjachingu yang seperti oppa.”

            “Sepertiku?? Sebaiknya jangan..”

“Wae?? Oppa itu orang yang setia, buktinya kau jatuh cinta hanya sekali dengan wanita yang sama.” Donghae langsung mengacak-ngacak rambut adiknya dengan lembut.

            “Hahaha, kau ini Hyunnie….”

 

*Flashback End*

 

Seohyun mengingat percakapan dirinya bersama Donghae… percakapan yang sudah sangat lama terjadi, kira-kira sekitar tiga tahun yang lalu. Tanpa terasa ia menitihkan air mata, dan sosok Kyuhyun pun sudah berada di gudang sejak Seohyun mengingat percakapan bersama Donghae.

“Seohyunie… wae jagiya??” Kyuhyun segera merangkul Seohyun dan menghapu air mata Seohyun dengan kedua tangannya.

“Oppa…” ucap Seohyun parau. Kyuhyun melihat album foto terbuka, dan ia langsung mengerti dengan sikap Seohyun.

“Jagi, ini masa laluku… sebaiknya kau tak usah melihanya lagi. Bukan kah aku pernah mengatakannya padamu??” lagi-lagi Kyuhyun merangkul Seohyun, dan Seohyun semakin terisak,

“Bukan begitu oppa, apa kau tahu kalau mantan kekasihmu adalah istri dari kakakku.” Seohyun menjelaskan maksudanya kenapa ia bersedih.

“Benarkah??” ucap Kyuhyun agak kaget dengan pernyataan Seohyun… Seohyun membalas dengan anggukkan. Seohyun merasa tak enak hati memberi tahu semua, tetapi Kyuhyun malah tersenyum dan mencium kening yeojanya itu dengan sangat lembut.

“Oppa… kau??”

“Syukurlah dia telah menemukan kebahagiaannya, dan sekarang kebahagiaanku hanya denganmu. Kau harus percaya padaku jagi, apa pun yang terjadi masa lalu akan tetap menjadi masa lalu. Dan masa depan akan lain lagi. Sekarang, selamanya kau tetap yeojachingu… oh bukan tapi istriku di masa depan. Saranghae.” Kata Kyuhyun dengan panjang lebar, seraya terus merangkul Seohyun.

“Nado Saranghae oppa…”

 

______

 

@HOSPITAL SEOUL

 

Sudah menjadi kebiasaan Yoona setiap pagi mengunjungi rumah sakit untuk menjenguk ayahnya, ditambah lagi kakaknya yang masih terbaring di rumah sakit.

“Aku jenguk appa dulu ah….” Yoona berjalan ke lift dan mulai mencari ruang rawat ayahnya. Tetapi sesuatu mengejutkannya, ia melihat pemandangan yang sangat mengiris hati.

“Kumohon Dokter, aku ingin terus hidup… apa tak ada pendonor lagi. Bukankah kau bilang, orang tersebut sudah mau mendonorkannya untukku. Berapa pun akan aku bayar, aku mohon padamu.. aku mohon.” Namja itu terus berlutut, seraya menangis (?) di hadapan dokter Yunho.

“Mianhae, Lee Donghae dia benar-benar tak bisa karena ayahnya pun sama sangat membutuhkan bantuannya. Dan kumohon Lee Donghae bangunlah, jangan seperti ini.” Dokter Yunho terus meminta Donghae agar tak bersikap seperti itu, tapi Donghae tetap saja berlulut di hadapan dokter Yunho.

Yoona yang tanpa sengaja melihat bahkan mendengar percakapan tersebut, wajahnya langsung basah dengan air muka… ia juga berlari pendek menghapiri Donghae dan dokter Yunho.

“Oppa…” panggilnya lirih. Sontak Donghae terkejut mendengar suara yang sangat ia kenal betul, suara yang sangat tak asing di telinganya.

“Yoong.” Donghae langsung bangun, ia juga menghapu s air matanya.

“Kenapa kau tak memberitahuku.” Ucap Yoona seakan ia menahan air matanya. Donghae terdiam sejenak, kemudian ia tersenyum dengan sangat manis.

“Yoong, aku…” belum sempat Donghae melanjutkan ucapannya, Yoona sudah berlutut di hadapannya sambil menangis.

“Oppa, mianhae… mianhae oppa.”

“Yoong, kau kenapa?” tanya Donghae bingung, dengan sikap Yoona dan segera membangunkan Yoona yang berlutut di depannya. Tetapi Yoona tetap saja berlutut, sambil Dongahe memegang kedua lengan Yoona agar berdiri.

“Oppa mainhae…” kata Yoona yang semakin menundukkan wajahnya dengan tangisan yang tak tertahan. “Sebenarnya aku adalah orang yang semula akan menjadi pendonormu… tapi…”

“Apa?” Donghae dengan perlahan-lahan melepaskan genggamannya pada Yoona. Ia masih terdiam dengan ekspresi yang sulit ditebak, sedangkan Yoona masih berkata-kata.

“Oppa, aku tak tahu bawha kau adalah orang yang sebelumnya menerima sum-sum tulangku. Dan kau tahu oppa, appa juga sangat membutuhkannya. Dia benar-benar kritis, aku sangat bingung…” ucapan Yoona, hanya ditanggapi sikap misteri dari Donghae yang langsung pergi dari hadapan mereka (Yoona dan dokter Yunho).”

“Oppa… oppa….” panggil Yoona yang berteriak, namun Donghae tak menjawab. Ia terus berlari menjauh… Yoona pun segera bangkit. Lalu ia mengejar kepergian Donghae, sebelumnya ia juga berpamitan pada dokter Yunho. (adegan ini mirip dengan dramkor You are my destiny, yang Yoong mengejar-ngejar ibunya di rumah sakit…. yah seperti itulahlah tapi di sini diganti sama Donghae :D)

Yoona masih terus berlari mengejar Donghae yang semakin menjauh, bahkan sekarang Donghae sudah memasuki mobilnya dan dengan cepat ia berlalu dari rumah sakit. Kemudian Yoona yang mengetahui Donghae telah mengendarai mobilnya, ia pun mengikuti Donghae dengan menaiki taksi.

Di dalam taksi Yoona tampak panik, memperhatikan mobil Donghae yang berjalan sangat cepat. Bahkan supir taksi tak mampu menyamai kecepatan mobil yang Donghae kendarai.

“Ahjusii bisakah lebih cepat lagi… jebal.” Ucap Yoona yang mengegengam kedua tangannya, ia merasa sangat bersalah dengan Donghae.

“Mian, agassi. Mobil itu sangat cepat.”

Akhirnya Yoona kehilangan mobil Donghae yang sudah tak tampak terlihat lagi.

“Oppa, kau mau kemana.” Katanya dengan melemas.

Tetapi tiba-tiba saja Yoona melihat mobil berwarna biru gelap yang seperti milik Donghae, terparkir di pinggir jalan. Yoona yang merasa yakin itu mobil Donghae, ia segera meminta supir taksi agar meminggirkan taksinya.

“Ahjussi, ini uangnya… kamshamnida.” Yoona keluar dari dalam taksi, dan segera berlari menuju mobil Donghae.

Dengan wajah pucat, serta suara yang terdengar parau Donghae mengatakan sebuah kata yang ia juga sangat sulit diucapkannya karena kondisi tubuhnya yang melemah.

“Yoong, kau mau apa?” kata Donghae tersedat-sedat. Sementara Yoona terus mengetuk kaca mobil Donghae, dan meminta agar Donghae membuka pintu mobil.

“Hae oppa, buka pintu mobilnya… palli!!” Perintah Yoona. Akhirnya Donghae membuka pintu mobilnya.

“Yoong.” Panggilnya, bahkan dengan wajah yang pucat serta tubuh lemasnya. Ia masih sempat tersenyum dengan sangat manis di hadapan Yoona.

“Oppa, kau… bertukarlah. Aku yang akan membawa mobilmu, cepat.”

“Tidak, aku yang akan membawa mobil ini.” Donghae mencegah Tangan Yoona yang akan membantunya untuk bertukar tempat.

“Jangan keras kepala, kau sudah sangat pucat. Bahkan untuk bicara pun kau terdengar serak.” Yoona menahan air matanya.

“Tapi Yoong…” Donghae masih tetap pada kemauannya, yang tak mau berganti tempat.

“Donghae, dengarkan aku sekali saja.” marah Yoona pada Donghae, tetapi sebenarnya Yoona tak mau berkata dengan nada tinggi di hadapan Donghae.

“Baiklah Yoong…” kini mereka pun berganti tempat.

Kini Yoona mulai menjalankan kemudinya, dan mereka segera berlalu dari tempat tersebut.

Dalam perjalanan Donghae terus tersenyum memandang Yoona, ia juga tak hentinya menyanyikan lagu-lagu ciptaannya.

“Oppa, sebaiknya kau tidur saja. Suaramu terdengar serak, aku tak mau lagu ciptaanmu yang bagus itu. dinyanyikan dengan suara yang terdengar aneh…” canda Yoona di tengah kemudinya.

Donghae membalas dengan tertawa. “Ngomong-ngomong, kita mau kemana Yoong? Sepertinya ini bukan jalan rumah.” Donghae memperhatikan bacaan yang tertulis di setiap jalan, dengan pandangan yang agak samar-samar.

“Memang kita tidak ke rumah, aku bilangkan tidur saja. nanti kau juga tahu.”

“Baiklah.” Sepertinya Yoona sudah mulai mengambil alih Lee Donghae… yang kini telah menuruti perkataan Yoona. Biasanya Yoona yang selalu mengikuti, apa yang Donghae mau.

Perjalanan pun semakin jauh, entah kemana Yoona akan membawa Donghae. Ketika menyetir Yoona sekilas menolehkan kepalanya, ia tersenyum sedih melihat Donghae sudah terlelap.

“Oppa, tidurlah… dan bangun kembali. Aku ingin bersenang-senang denganmu.”

______

 

Di rumah sakit tepatnya di ruang kamar rawat Yuri. Yuri merasa bosan dengan suasana rumah sakit, apalagi sudah empat hari ia berada di ranjang tidur dengan alat infus di tanganya. Dan sejak itu juga, ia belum melihat kondisi ayahnya yang berada di rumah sakit yang sama. Namun hanya berbeda dua lantai saja, dari ruang rawatnya sekarang.

“Hufh… aku bosan sekali. Hanya tidur, makan dan istirahat di ranjang. Biasanya aku sedang meeting dengan klien atau menyuapi appa makan siang. Mana Yoong lama banget lagi, apa dia langsung pulang…” belum sempat Yuri mengoceh-ngoceng seorang diri. Datang dokter Yunho, dan saat itu juga Yuri terlihat gugup. Maklumlah Yuri sedikit mempunyai rasa pada dokter tampan itu.

“Annyeong Yuri-ssi.” Sapa Dokter Yunho ramah.

“Ne, annyeong… tapi bisakah kau panggil aku Yuri saja..” ucap Yuri dengan malu-malu.

“Ne, Yuri-ah.” Mereka jadi saling tertawa, entah hal apa yang mereka tertawakan. Padahal tak ada yang lucu sekali pun.

Yuri berbasa-basi menanyai kondisi ayahnya dan juga Yoona yang entah masih berada di rumah sakit atau sudah pulang.

“Bagaimana keadaan appa, dan kau tahu Yoona masih di ruang appa atau sudah pulang.”

“Oh, Tuan Im sudah tidur. Dan Yoona pulang bersama suaminya.” Jawab Dokter Yunho.

“Lee Donghae, tapi kenapa dia tak menemuiku dulu.” Tanya Yuri agak sedikit heran.

Yunho tampak bingung, bagaimana ia menjelaskan pada Yuri, tentang kejadian Yoona dan Donghae.

“Begini Yuri-ah…” dengan sangat hati-hati dokter Yunho menceritakan semuanya pada Yuri, tentang Lee Donghae yang telah menjadi pasiennya sejak tiga tahun lalu dan berbagai hal yang berhubungan dengan Donghae. (author malas menjelaskannya).

Seketika itu juga, wajah Yuri berubah menjadi sedih. “Oh Tuhan, aku telah mengenal adik iparku tiga tahun yang lalu… tapi dia tak pernah mengatakan kalau dia mengidap leukimia. Dan aku merasa bersalah, kalau aku hati-hati. Aku yang akan mendonorkan sum-sum tulangku untuk appa dan Yoona tak akan menggagalkan pendonorannya yang ternyata itu untuk suaminya sendiri.” Kini Yuri tak mampu menahan air mukanya yang mulai membasahi kedua wajahnya. Donkter Yunho pun mencoba menenangkan Yuri, yang semakin bersedih.

“Kau jangan salahkan dirimu Yuri-ah, ini adalah rencana Tuhan. Mungkin di balik ini, Tuhan akan memberikan keindahan yang lain.”

“Tapi, Yunho… maksudku dokter Yunho.”

“Ya sudah, hapuslah air matamu… ini.” Dokter Yunho memberikan tissu pada Yuri. Yuri menerimanya dan kembali tersenyum.

_______

 

Sesampainya Yoona ke tempat yang ia tuju, padahal ini bukan rencananya. Tapi tiba-tiba saja ia ingin membawa Donghae ke tempat tersebut.

Yoona dengan lembut membangunkan Donghae, ia mengguncangkan bahu Donghae.

“Hae oppa, bangun… sekarang kita telah sampai.”

Donghae perlahan-lahan membuka kedua matanya, ia terkejut melihat pemandangan luar dari dalam mobilnya. tempat yang sangat ia kenal, bahkan tak asing untuknya. Setelah tidur selama dalam perjalanan Donghae merasa sedikit membaik, ia juga tak selemah tadi bahkan sekarang ia tampak terlihat seperti biasa. Meski wajah pucatnya tak mampu disembunyikan.

“Yoong, kenapa kau…”

“Iya, ini Mokpo tempat kelahiranmu. Dan juga pernikahan kita.” Yoona telah dulu keluar dari mobil, lalu dengan sigap ia membuka pintu mobil Donghae dan menuntun Donghae keluar dari dalam mobil.

“Yoong, jangan membuatku lemah di hadapanmu. Aku adalah suamimu, ingat itu.” Tangan Yoona yang menuntun Donghae, kini di balik Donghae yang menuntun Yoona.

“Hei, Lee Donghae. Aku tahu tahu kau suamiku, tapi bisakah jangan bossi. Dan sekarang kau harus menuruti kemauanku. Dulu aku yang selalu mengikuti kemauanmu, kau harus menuruti perintah dariku.” Yoona mengancam Donghae, seraya menahan tawa.

“Kyaaa Im Yoona… jadi sekarang kau mau mengaturku. Tidak bisa, aku adalah namja dan kau yeoja. Jadi…” perkataan Donghae di potong oleh Yoona.

“Jadi turuti saja kemauanku.. kajja.” Tanpa banyak berkata lagi, Yoona menarik tangan Donghae.

Di depan sebuah gereja yang menjadi saksi pernikahan mereka. Yoona menuntun Donghae masuk ke dalam gereja. Mereka disambut ramah dengan pendeta yang berada di gereja tersebut.

“Annyeong, Tuan dan Nyonya Lee…..” sapa pendeta dengan ramah.

“Nyonya Lee??” Yoona bingung dan menanyakan pada Donghae. Donghae hanya mengernyitkan dahinya, seraya menggeleng pelan.

“Kenapa kau bingung Yoong, kau kan istriku. Sudah sepantasnya kau dipanggil dengan sebutan Nyonya Lee.” Yoona malah tersenyum-senyum.

“Kenapa kau malah tersenyum Yoong.” Tanpa banyak bicara lagi Yoona menarik lengan Donghae dan membawanya ke tempat dimana mereka mengucapkan tali suci pernikahaan.

“Ayo kita berdoa di hadapan Tuhan.” Ucap Yoona memimpin, mereka berdua telah memejamkan mata, seraya mengepalkan kedua tangan menjadi satu di atas dada. Usai berdoa, Donghae tersenyum-senyum melihat Yoona yang masih mengepalkan tangannya di atas dada.

“Kau berdoa apa, apa aku boleh tahu?” tanya Yoona pada Donghae. Donghae hanya terkekeh, dan malah berbalik tanya.

“Kau sendiri??”

“Aku? Kenapa kau malah tanya balik. Baiklah kalau kau ingin tahu. Aku berdoa untuk kesehatan keluargaku dan kau juga agar appa cepat operasi dan kau juga tentunya. Sekarang giliranmu?”

“Aku, aku hanya berdoa agar semua orang yang kusayangi selalu sehat.” / “Lalu untukmu..”

“Melihat orang-orang yang kusayang sehat, bagiku sudah membuatku sehat Yoong.” Sahut Donghae sambil berjalan.

“Kau tak berdoa untuk dirimu.” Yoona berjalan di belakang Donghae. Donghae menggelengkan kepalanya.

“Dasar bodoh.” Donghae memberhentikan langkahnya, dan mereka saling berhadapan.

“Kyaa.. Im Yoona kenapa kau bilang aku bodoh.”

“Memang kau bodoh, seharusnya kau berdoa untukmu juga.” Cetus Yoona yang senang melihat wajah Donghae memelas karena kesal dibuatnya.

“Kenapa, kau tak suka… kau memang bodoh Donghae oppa.”

“Berhenti kubilang, atau aku akan berbuat sesuatu padamu…” Yoona terkekeh geli, ketika Donghae menggelitiki tubuhnya.

“Hentikan oppa. Ne, aku nggak akan bilang kau bodoh. Ya sudah kita ke tempat yang bagus lagi, kau tahu kan.” Yoona mengampit tangan Donghae, dan membawanya ke luar dari gereja.

 

______

 

Akhirnya Donghae membawa Yoona ke sebuah hamparan ladang yang di penuhi sunflower… yang tak jauh dari gereja. Sungguh menjubkan buat Yoona karena ia sangat menyukai sunflower.

“Hae oppa, ini indah sekali.” Pandangan mata Yoona terus tersita dengan ladang sunflower.

“Sangat… ayo kita ke tengah.” Ajak Donghae pada Yoona, dan mereka segera berjalan ke tengah-tengah sunflower.

Di tengah-tengah hamparan sunflower Yoona mengirup napasnya dalam-dalam seakan meresapi suasana di ladang itu.

“Apa kau suka?” tanya Donghae lembut, seraya merangkul istrinya dengan penuh kasih sayang.

“Tentu saja aku sangat suka.” Sahut Yoona. Donghae pun semakin mempererat rangkulannya, seakan ia tak mau pisah dengan istrinya itu.

“Mungkin besok salju akan turun…” kata Yoona sambil memetik sunflower di hadapannya.

“Ya, salju akan turun, dan aku akan tetap selalu menjadi oppamu satu-satunya… hanya kau yeojaku… aku tidak tahu takdir Tuhan itu akan seperti apa. Tetapi jika Tuhan berkendak lain, aku ingin kau selalu bahagia, hiduplah bahagia. Dan kelak kau akan menikah lagi, carilah orang yang bisa melindungimu, sampai akhir kau menutup mata. Maafkan aku yang tak bisa memberikan kebahagiaan yang banyak untukmu, aku ingin kau selalu bahagia istriku…” ucap Donghae panjang lembar, Yoona yang mendengar ucapan Donghae hanya tersenyum ketir. Hatinya begitu sakit mendengar perkataan itu, tapi ia berusaha menyembunyikannya.

“Hahaha… kau bicara apa oppa. Sudahlah jangan berkata sedih-sedih, aku mau kau menemaniku satu hari penuh tanpa air mata. Aku sudah bosan menangis. (Yoona menghadapkan dirinya di hadapan Donghae) kau ingin aku bahagian kan? Ingat, kau jangan sampai membuatku menangis.” Ancam Yoona pada Donghae, Donghae hanya terkekeh mendengar jawaban istrinya.

“Kau begitu lucu Im Yoona, aku semakin tak ingin kehilanganmu.” Batin Donghae.

“Kenapa kau diam??”    /   “Ani, Yoong…. aku hanya ingin…” Donghae tersenyum evil dan melemparkan potongan-potongan sunflower ke wajah Yoona.

“Oppa, kau curang. Kenapa nggak bilang-bilang… lihat saja ini kau terima.” Yoona membalas lemparan potongan-potongan sunflower ke wajah Donghae. Dan mereka pun saling melemparkan potongan-potongan bunga marahari itu, disertai tawa dari kedua wajah mereka.

“Kau tahu aku selalu bahagia berada di sampingmu, menemanimu dalam suka atau pun duka… itulah kebahagiaanku. Aku tak tahu rasa apa yang kurasakan padamu sekarang, tapi yang harus kau tahu aku ingin kau tetap bersamaku… tetap mendampingku selamanya. Samapi kau dan aku menutup mata.” Ucap batin Yoona di sela-sela, lemparan potongan-potongan bunga matahari yang terjadi antar mereka berdua.

_______

 

 

 

 

Hahaha… Huah, bagaimana ffnya masih bingungkah atau bagaimana…. aduh malah authornya yang bingung :D…  mian banget kalau ada typo (bow). Masih menantikan part akhirnya kan bagian 2….. So tunggu aja yah. Sebenarnya ini part 4 yang tak sengaja author potong, dan menjadikan part 5 menjadi dua bagian. Mian yah, makanya kemarin partnya pendek kan…. hehehe (apa sih author, geje deh :D).

Sekali lagi I ❤ YoonHae & SeoKyu muachhhhh :* ……

 

 

~RCL~

 

 

*TEASER CHAPTER 5 PART 2 (END OF CHAPTER)*

 

JIKA ITU ADALAH TAKDIRNYA KAU DAN AKU HARUS BERPISAH……..

 

AKU MENCINTAIMU………

 

~TBC~

 


30 thoughts on “[Freelance] How Great Is Your Love #5

  1. waaaah qren bgt chingu…

    romantis skali adegan yoonhaeny..

    wah ni c yuri cpet sembuh kek biar dy yg donor c appa, c yoong donor k donghae..

    ditunggu lanjutan sinetronny chingu..

    Like

  2. .thour hrus happy ending.,, pkok’nya hrus.,, qw g’ cka klau sad ending.,,,
    .hiks hiks.,,, ksian skli haeppa ma yoona eonni.,,,,
    .part slnjut’nya qw tnggu ya thour.,, jngan lma”…

    Like

  3. huwaaaa kerennn eonnie 😀
    lanjutttttttttttttttttttttttttttttttttttttt!!!!
    terus nanti buat sequelnya yaa eonnie 😀

    Like

  4. wah sekarang giliran yoona eonni yang so sweet yaa ..
    keren -kereen .. happyending ya thor ..
    haeppa ng boleh meninggal , yoonhae harus jadi perfect family yaa thor ..

    Like

  5. Cepet si seo sm kyu nikah.
    Tuh kasihan yoonhae hampar bnget (maksudnya gak ada nc) hahahahahaa

    suruh si yunho aja donorin sumsum tulang belakang ke appnya seo 😀 /bercanda/

    Like

  6. wooaaaa..tambah keren ya ffnya..
    happy ending ga nih ceritanya? kuharap sih happy ending ya thor 🙂
    ditunggu part selanjutnya..

    Like

  7. Eonni, gak mau tau pokoknya harus Happy end..
    kasian Haeppa…
    pokoknya jgn sad end kalo sampe sad end, nanti aku laporin Eonni loh kepolisi #eh
    *gak jadi deh, kalo nanti eonni di penjara, siapa yg bakal lanjutin ni FF?
    #ya udh deh pasrah aja gimana moodnya Eonni..
    meskipun berharap Happy end
    apapun akhirnya FF eonni, Jeongmal daebak ^^
    mian commenntnya panjang hehe 😛

    Like

  8. aaaaaaa daebak eonni aku suka aku suka #teriak gaje
    eonnni aku gak mau tahu harus happy ending #sapa loe
    salam wires dan phyrotechnic#klo kaga salah nulis 😀 #berisiknya gue
    #excitied #lupa nulis
    cepet lanjut ya eonni

    Like

  9. Huhuhuhu… 😥
    Donghae oppa ga boleh ninggalin Yoong unnie… Chingu, part selanjutnya jangan lama2 yah dipostingnya,…

    YoonHae always….

    Like

  10. yahhh,hae kasian amat! 😦
    hae jangan tinggalin yoong! kasian dia,baru aja dia sadar kalau dia udah cinta sm hae,masa udh ditinggal aja? 😦
    lanjutkan thorr.. 🙂

    Like

  11. huuuuuuuuuuaaaaaaaaa….
    T.T
    sedih banget critanya,,,
    jadi mewek bacanya…
    berharap critanya Happy ending…
    buat author yg baek hati,tdak sombong n rajin menabung,bikin happy ending ya..
    jebaaal..
    T.T

    Like

  12. Wah penasaran….
    Tapi ‎​‎​G̶̲̅ãK̶̲̅ mau donghaenya matii….
    ƪ‎​​‎​(-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩__-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)ʃ

    Bikin happy ending ya thor..
    Jebal..
    \=D/HëHëHëHë\=D/

    Like

  13. Author FF ini daebak benar~benar
    menguras air mata

    Author tlng bikin Happy Ending?
    Please jangan Sad Ending?
    Kasihan YoonHae? :’)

    Like

  14. Unnie gk suka YunRi ya 😦 ? Sedih… pdhl itu couple kesukaan ku… gk ding, couple kesukaanku YulSu! Sma JaeRi! hehehe… gk ap deh unnie… yg pntng, unnie udh ksh Yuri sma Yunho…
    Unnie! ceritanya bgus… teaser ny kok sdih bnget sih unnie kyknya…? emg nanti psh ya????? gk sbr nih! Baca aj deh… khikhikhikhikhi… Lanjut unnie!

    Like

  15. Kalo sampe donghae gk dpt pengganti pendonor nya
    Gmna?
    Kasian donghae kalo harus pisah sama yoona gra2 penyakitnya yang lumayan parah
    Semoga ada keajaiban.

    Like

Leave a comment