She’s my wife season 3 [honeymoon version]


She’s my wife season 3 [honeymoon version]

author : Elfishysparkyu

cast : Lee Donghae, Im Yoona, Cho Kyuhyun, Min Sunye

genre : Family, Romance

rating : PG 16

Jika kau dan aku telah menjadi kita. Dia dan mereka takkan lagi berarti apa-apa.

Yoona lekas membanting tubuhnya ke atas ranjang. Memandang lekat langit-langit kamar tempat dimana ia akan menghabiskan tiga hari liburannya. Pulau Jeju, dan di hari pertama moodnya sudah memburuk tak beralasan.

“Yoongie, kenapa kau meninggalkanku? Beruntung ada Sunye yang membantu membawa barang bawaan kita.”

Dengar itu, sang tersangka utama pencetus kekesalannya barulah menyusul ke kamar. Siapa lagi kalau bukan Donghae. Dan siapa yang disebutnya tadi? Lagi-lagi gadis itu, si pemilik penginapan yang katanya kenalan lama. Kenalan lama? Hubungan macam apa itu? Yoona mendengus sengit. Ia sadar ada rasa tidak suka pada gadis itu yang terus mendera sejak pertama melihatnya.

“Semoga kau suka dengan tempatnya Yoona-ssi.”

Yoona terpaksa bangkit sambil tersenyum kecut. Tampak Sunye terpaku di depan pintu menenteng tas cokelat muda miliknya.

“Ne, gomawo.” ucapnya sekedarnya. Ia mengambil alih tas dari genggaman Sunye.

“Kau juga Donghae oppa, selamat istirahat.” masih dengan tersenyum hangat Sunye membungkuk kecil kemudian berlalu pergi.

Buru-buru Yoona menutup pintu kamar itu. Ia memilih kembali merebahkan tubuhnya malas-malasan.

“Kau tidak suka tempatnya Yoong? Saat di Seoul kau sangat antusias. Tapi begitu sampai sepertinya kau kecewa.” terka Donghae. Ia terlihat sibuk memilah pakaian dan memasukkannya ke lemari.

Yoona menggeleng. “Anio, aku hanya lelah.” kilahnya.

“Kalau begitu kau tidur saja. Nanti kubangunkan lalu kita jalan-jalan ke pantai. Akan kutunjukkan kalau pantai dan pemandangan disini masih asri, kau pasti suka.”

Yoona mengangguk. Sekejap ia memejamkan matanya. Namun tak berapa lama ia membukanya lagi. “Sebelumnya kau pernah kesini Donghae oppa?”

“Ne.”

“Sering?”

“Tidak juga, hanya beberapa kali.”

“Benarkah? Berapa kali?”

“Aku tidak ingat. Mungkin lebih dari tiga kali.”

“Oh.”

Hanya gumaman itulah yang keluar dari mulut Yoona. Donghae sepertinya paham betul akan tempat ini. Huh, tiba-tiba saja hatinya mencelos kecewa.
Lagi-lagi pikirannya terpaut pada Min Sunye. Ia sendiri tak mengerti kenapa terus berprasangka aneh pada gadis itu.

* * * * *

Yoona terus mematung. Pandangannya nanar dengan apa yang ia lihat saat ini. Donghae dan Sunye tampak bercengkrama akrab sambil sesekali saling tertawa lepas.

Bukankah katanya tadi mau mengajak jalan-jalan. Nyatanya saat ia terbangun ini yang terjadi. Yoona semakin mengerucutkan bibirnya. Tiba-tiba dadanya terasa sesak. Baru kali ini ia merasa Donghae mengabaikannya.

“Donghae oppa.” panggilnya pelan.

“Yoong.” sambil tersenyum Donghae beranjak dari duduknya. Ia melangkah mendekati Yoona.

Dan gadis itu, Min Sunye. Ia juga masih terus mengumbar senyum. Kenapa masih bisa bersikap wajar padahal sejak tadi hati Yoona terus bergejolak tidak biasa.

“Sudah siap jalan-jalan?” tanya Donghae memastikan. Wajah Yoona terus cemberut, ia jadi tidak yakin.

Dan hanya dijawab anggukan oleh Yoona.

“Kau mau ikut?” kali ini pertanyaan itu ditujukan Donghae untuk Sunye.

Yoona menganga tak percaya. Donghae mengajak gadis itu? Yang benar saja.

Dan untungnya Sunye masih cukup sadar diri. “Anio, aku tidak mau mengganggu kalian.” tolaknya.

Syukurlah. Yoona sedikit bisa bernafas lega sekarang. Tapi tetap saja ia merasa kesal. Kenapa Donghae terlihat memperlakukan gadis itu begitu istimewa.

Setidaknya pemandangan pantai yang indah ini sedikit mengikis kekecewaan Yoona. Meski masih tampak malas-malasan ia mulai suka tempat ini.

Ia terus duduk termenung diatas pasir memandang Donghae yang asyik bermain ombak dengan anak-anak kecil yang sepertinya juga tengah berlibur dengan keluarganya. Yoona tersenyum melihat tingkah kekanakan Donghae itu. Ia tahu betul kalau Donghae memang suka anak-anak.

“Kemarilah Yoong.” panggil Donghae. Ia tampak sudah basah oleh air laut.

Yoona menggeleng pelan. Ia masih enggan rupanya.

Perlahan Donghae menghampiri Yoona. “Ayo.” ajaknya.

“Aku disini saja Donghae oppa.”

Donghae berdecak. “Tidak seru kalau kau hanya duduk-duduk saja.” ia menarik tangan Yoona paksa.

“Aku tidak mau.”

“Keras kepala.”

Karena jengkel Donghae membopong Yoona begitu saja untuk membawanya ke laut. Ia tak peduli pada Yoona yang terus meronta-ronta berontak.

“Donghae oppa, turunkan aku.”

Terlambat, Donghae justru menceburkannya ke laut.

Yoona sempat gelagapan. “Donghae oppa.” teriaknya murka.

Donghae malah tertawa puas. “Itu hukuman untuk orang yang terus cemberut sejak tadi.”

“Aku akan membalasmu.” cepat Yoona bangkit lalu berlari ke arah Donghae.

Ia terus menarik Donghae dengan maksud membawanya ke air. Tapi apa daya, ia kalah kuat. Untuk kedua kalinya ia sendiri yang akhirnya tercebur ke laut.

Tapi kali ini Donghae ikut bersamanya. “Tidak ada ruginya kan kau tertawa seperti ini Yoong? Aku sudah bosan melihat wajahmu yang terus murung.”

“Tadi aku hanya lelah saja Donghae oppa.” Yoona mencoba berkilah. “Tapi sekarang sudah lebih baik.”

“Aku bisa membuatnya lebih baik lagi.”

“Mwo?”

Dan kini Donghae mulai mencium bibir Yoona pelan. Sepelan riak-riak ombak yang terus membasuh mereka.

Tapi tiba-tiba saja Yoona tergesa melepas ciumannya. Baru ia sadari sejak tadi ada dua malaikat kecil yang terus memandanginya.

“Kalian tidak boleh melihatnya.” pekiknya pada dua bocah kecil yang terus menatapnya aneh.

Dua anak itu hanya tersenyum, entah paham atau tidak.

“Bagaimana Donghae oppa? Mereka melihat kita, ini sungguh memalukan.”

Donghae menggedikkan bahunya. Lalu mau bagaimana lagi? Ia tersenyum sendiri akhirnya.

Sementara Yoona terus merutuki kebodohannya. Dua anak tadi melihatnya berciuman. Aish, memalukan.

* * * * *

Yoona terus bertopang dagu sambil mengaduk-aduk makan malamnya tak berselera. Hanya sesekali ia suapkan ke mulutnya. Makan malam dengan aneka hidangan laut. Menggiurkan tapi ia sama sekali tak tertarik.

Semua berawal saat Donghae mengajak Sunye untuk makan bersama di meja mereka. Mana ada pemilik penginapan makan bersama tamunya? Dan lihat sekarang, mereka tengah asyik bercerita. Entah bernostalgia atau apa.

“Donghae oppa, aku mau menelepon eomma sebentar.” pamit Yoona, berada disini akan membuatnya semakin merasa tak dianggap.

Ia memilih naik ke kamarnya di lantai atas dan tak kembali lagi. Benar ia memang baru saja menelepon ibunya. Hanya sekedar memberi kabar keadaannya saat ini.

Yoona terus memandang iPhone ditangannya. Ia harus berbuat sesuatu. Menghubungi seseorang untuk menyusun rencana. Ya, ia yakin sekarang. Kini ia tersenyum puas setelah berbicara panjang lebar lewat telepon dengan orang diseberang sana.

Suara derap langkah lekas membuatnya tergesa naik ke atas ranjang. Itu pasti Donghae. Ia pura-pura bersiap-siap tidur. Selimut yang sudah membungkus tubuhnya. Dan wajah yang dibuat selelah mungkin.

Benar kan. Pintu terbuka dan terdengar desahan panjang Donghae. “Yoongie, kau kenapa? Katanya menelepon eomma sebentar. Nyatanya kau tidak kembali lagi. Kau bahkan tidak menghabiskan makan malammu.”

“Aku ngantuk sekali Donghae oppa.” Yoona kian merapatkan selimutnya.

“Tapi aku tidak enak pada Sunye.”

Gumaman Donghae itu justru membuat Yoona semakin jengah. “Aku mau tidur.” ia hanya ingin segera mengakhiri pembicaraan ini.

“Jangan tidur Yoong.”

“Kenapa?”

“Ini masih terlalu sore.”

“Setelah tadi bermain dipantai sekarang aku sangat lelah. Aku ingin istirahat Donghae oppa.”

“Pokoknya jangan tidur dulu.” Donghae tetap ngotot. “Kau tidak tahu apa tujuan kita kemari?”

“Tentu saja liburan.”

“Bulan madu Yoong.”

“Bulan madu atau liburan sama saja kan?”

“Tidak sama.” desis Donghae geram. Ia mengacak rambutnya sendiri. “Apa tidak bisa kau bersikap sedikit lebih mesra padaku?”

“Mwo?”

“Kau sungguh merusak suasana Yoong.” perlahan Donghae justru ikut berbaring disamping Yoona sambil terus berdecak kesal.

Dalam hati Yoona hanya bisa mencibir. Merusak suasana katanya? Huh, justru Donghae lah yang sejak awal merusak suasana.

Lihat sekarang, kenapa ia malah yang tertidur lebih dulu. Yoona tersenyum sendiri, tampaknya Donghae juga kelelahan.

* * * * *

Pulau Jeju hari kedua. Sinar matahari yang tidak begitu terik. Setelah pagi tadi sempat menghirup udara pantai. Kini Donghae lebih memilih berbincang-bincang dengan Sunye dan eommanya.

Sebenarnya lagi-lagi Yoona merasa diabaikan. Tapi ini justru kesempatan baginya untuk menyelinap pergi. Ada urusan penting. Dan semoga Donghae tidak menyadari kepergiannya.

Berkali-kali ia menyeruput orange jus miliknya. Saat menunggu seseorang yang tak kunjung datang sungguh membosankan.

Tiba-tiba seorang namja berpenampilan aneh mendatanginya. Ia memakai mantel tebal, topi, dan kacamata hitam. Mungkin maksudnya untuk menyamar. Tapi itu sungguh tidak pantas dikenakan di area pantai seperti ini. Yoona hampir tertawa melihatnya. Kyuhyun, orang yang ia tunggu sejak tadi.

“Mana Seohyun?”

“Orang tuanya tidak mengijinkan dia pergi berdua bersamaku.”

“Lalu bagaimana? Aku butuh Seohyun sekarang.”

“Bagaimana apanya? Masa aku harus menculiknya. Yang penting kan aku sudah datang. Ada apa? Ceritakan sedetail-detailnya padaku.” pinta Kyuhyun.

“Aku tidak yakin padamu. Kau mana bisa diharapkan.”

“Lalu kenapa kau memintaku datang?”

“Karena aku harap Seohyun datang bersamamu. Tapi nyatanya.. ” Yoona mendesah kecewa.

“Aku lebih tahu banyak tentang Donghae hyung daripada Seohyun.” bangga Kyuhyun.

“Bukan itu masalahnya. Aku merasa lebih nyaman bercerita pada Seohyun karena kami sama-sama wanita.”

“Tapi aku tahu tentang Min Sunye.”

Ucapan Kyuhyun itu sedikit membuat Yoona tertarik.

“Dia teman seangkatan Donghae hyung saat di universitas.” lanjut Kyuhyun.

“Kau tahu banyak tentangnya?”

Kyuhyun mengangguk. “Mereka sempat menjadi sunbaeku di universitas. Sedikit banyak aku tahu, terlebih Donghae hyung adalah sepupuku.”

“Apa dulu mereka pacaran?”

“Tidak.”

Yoona tersenyum lega. Berarti kekhawatirannya selama ini hanya prasangkanya saja.

“Jangan senang dulu.” potong Kyuhyun. “Mereka memang sangat dekat.”

“Dekat apa maksudmu?”

“Kau tahu Heechul hyung?” Kyuhyun justru balik bertanya.

Sepertinya Yoona tahu nama itu. Kim Heechul yang katanya sahabat baik Donghae saat kuliah. Sayangnya ia tidak kenal langsung dengan orangnya. Yang sempat Yoona dengar, Kim Heechul ada diluar negeri sekarang.

“Ne, dia sahabat Donghae oppa kan? Memangnya kenapa?” tanyanya.

“Heechul hyung punya pacar namanya Sohee. Dan Sohee ini teman baik Sunye. Jadi mereka berempat sering sekali pergi bersama.”

“Benarkah?” Yoona menggigit bibirnya was-was. Yang dituturkan Kyuhyun tadi semakin membuatnya cemas. “Lalu apa kau yakin gadis itu tidak pernah ada hubungan dengan Donghae oppa?”

“Dulu sepertinya Heechul hyung dan Sohee memang berniat menjodohkan mereka, tapi tidak berhasil. Donghae hyung dan Sunye hanya dekat sebagai teman karena mereka punya kesamaan, sama-sama tidak punya ayah.”

“Aku tidak yakin.” ujar Yoona lemas. Ia memijat-mijat keningnya sendiri. Tiba-tiba saja kepalanya berdenyut-denyut pusing. “Tunggu, Donghae oppa pernah bilang aku yeoja keempat baginya. Pacar pertamanya adalah kakak kelasnya saat SMA. Goo Hyesun, aku tahu dari Yuri onnie. Lalu dua orang lainnya terjadi saat dia kuliah. Apa kau tahu siapa orangnya?”

Kyuhyun tampak mengingat-ingat kemudian mengangguk riang. “Jessica Jung. Donghae hyung dan Heechul hyung pernah sama-sama menyukainya. Tapi mereka memilih persahabatan, jadi tak ada satupun dari mereka yang akhirnya berpacaran dengan gadis itu.”

“Lalu yang kedua?”

Kyuhyun kembali mengingat-ingat tapi akhirnya ia menggeleng. “Aku tidak tahu.”

“Apa Min Sunye?”

“Sudah kubilang tidak.”

“Lalu siapa?” Yoona mulai berteriak frustasi.

“Mana aku tahu.” Kyuhyun balas berteriak.

“Kau sepupunya Donghae oppa, itu kan yang kau banggakan sejak tadi? Kenapa bisa tidak tahu?”

“Kau malah istrinya. Kenapa tidak bertanya langsung pada Donghae hyung? Kenapa malah menyuruh orang datang jauh-jauh ke Jeju?”

Yoona terdiam, tidak ada gunanya terus berdebat dengan Kyuhyun. Ia mendesah panjang. “Selama ini aku merasa Donghae oppa sangat mencintaiku. Aku menganggap dia tidak mungkin bisa berpaling hati. Tapi sepertinya aku terlalu percaya diri. Sekarang berganti aku yang begitu takut kehilangannya.”

Kyuhyun mengekeh kecil. Menurutnya Yoona terlalu melankolis. “Yoona-ah, sebenarnya apa yang kau takuti dari seorang Min Sunye?”

Yoona mendongak. Benar, apa yang ia takutkan? Ia sendiri bingung. Ia hanya merasa kedekatan Donghae dan gadis itu sangat tidak wajar jika disebut teman biasa.

“Apa karena dia cantik? Aku rasa Donghae hyung masih waras untuk berfikir bahwa istrinya jauh lebih cantik.”

Yoona mengulum senyumnya. Ia sedikit tersanjung dengan ucapan Kyuhyun barusan.

“Tapi Min Sunye itu dadanya tidak rata. Semua pria pasti menyukainya.”

“Mwo?” Yoona memekik heboh. Ia terus memelototi Kyuhyun tajam. “Jadi menurutku dadaku rata?”

“Aku tidak bilang begitu. Hanya saja setiap pria pasti ingin melihat sesuatu yang menarik dari diri seorang wanita.”

“Awas saja, aku akan bilang pada Seohyun saat di Seoul nanti. Ah tidak, aku akan bilang pada Donghae oppa.” ancam Yoona.

“Katakan saja pada Donghae hyung sekarang. Aku juga akan bilang kalau istrinya dengan panik menyuruhku dan Seohyun datang ke Jeju untuk menyusun rencana menghadapi Min Sunye.”

Tantangan Kyuhyun itu seketika membuat Yoona bungkam. “Kau tinggal dimana?” tanyanya.

“Di resort tidak jauh dari sini.”

“Jangan sampai Donghae oppa melihatmu. Kalau bisa kau kembali saja ke Seoul.”

“Enak saja.” seru Kyuhyun tidak terima. “Sudah sampai disini, tentu saja aku mau liburan.”

“Tapi jangan sampai Donghae oppa melihatmu.”

“Iya, aku tahu.”

* * * * *

“Kau darimana Yoong? Kenapa tiba-tiba menghilang? Kami panik mencarimu.”

Begitu sampai Yoona langsung disambut wajah panik Donghae. Namja itu terus mengomelinya. Dan tampak pula Min Sunye berada disana.

“Aku hanya jalan-jalan sebentar.”

“Kenapa tidak mengajakku?”

“Ada kalanya seseorang sedang ingin sendiri.” Yoona lekas tersenyum. Ia teringat perkataan Kyuhyun. Hanya orang bodoh yang akan merusak acara bulan madunya sendiri. Dan ia tidak mau menjadi orang bodoh itu. Kini ia berganti bersikap manis. “Ada yang ingin kubicarakan denganmu Donghae oppa.” ajaknya.

Ia mengapit lengan Donghae mesra. Sekaligus ingin menunjukkan pada Sunye bahwa Donghae miliknya.

Ia juga berpamitan pada gadis itu. “Kami pergi dulu Sunye-ssi.” masih sempat ia memandang Sunye dari ujung kaki sampai ujung kepala. Menurutnya tidak ada yang istimewa dari gadis itu. Jadi apalagi yang ia khawatirkan?

“Ada apa Yoong?”

Yoona terus tersenyum manis. Setelah menutup pintu ia lebih dulu mengecup pipi Donghae kemudian menuntun suaminya itu duduk di sofa.

“Kau kenapa?” Donghae semakin memandang Yoona heran.

“Bukankah kau menyuruhku untuk bersikap mesra?”

“Ne, tapi.. ”

“Sudahlah Donghae oppa, kita kan sedang bulan madu. Jadi aku ingin kita terus bersama hanya berdua.”

Meski masih merasa aneh toh Donghae menurutinya. Ia merangkul mesra Yoona. “Kau ingin kita melakukan apa?” tanyanya. Ia mulai menyeringai nakal.

“Tidak sekarang Donghae oppa.” pekik Yoona. Ia paham maksud Donghae rupanya.

“Memangnya kau pikir aku mau apa?”

Yoona lekas menggeleng. Ia tersenyum sendiri. Sepertinya ia salah tangkap perkataan Donghae tadi.

“Aku hanya ingin melakukan ini.” Donghae semakin mendekati Yoona lalu mendekapnya mesra. Ia terus memeluk hangat istrinya itu.

“Donghae oppa, aku ingin bertanya sesuatu.”

“Apa?”

“Masih ingat Goo Hyesun dan Jessica Jung?”

“Mwo?” Donghae lekas melepas pelukannya. Ia memandang Yoona heran.

“Mereka kan orangnya? Kau pernah bilang aku gadis keempat bagimu, kalau begitu yang ketiga siapa?”

“Yoongie..” Donghae tersenyum kecil kemudian menyentil dahi Yoona pelan. “Jangan merusak bulan madu kita.” pintanya.

“Aku kan hanya bertanya. Siapa gadis ketiga itu?”

Donghae menggeleng yakin. “Bicaralah hal lain karena aku tidak akan menjawabnya.”

Kenapa Donghae terus mengelak? Yoona semakin memandangnya curiga. “Aku saja cerita semua mantan pacar ataupun orang yang pernah kusukai.” decahnya.

“Itu masa lalu Yoong. Yang penting sekarang adalah kita. Dia, mereka, semua itu tak lagi berarti apa-apa.”

Ingin sekali Yoona membantahnya. Tapi ia kembali teringat pesan Kyuhyun. Sebesar apapun rasa cemburu, jangan pernah ditunjukkan secara langsung. Jangan terus bertanya apalagi mendesak karena akan membuat situasi semakin tidak nyaman. Dan akhirnya ia pun memilih diam. Kyuhyun penasehat cinta yang handal rupanya.

* * * * *

Berkali-kali Yoona mematut dirinya di cermin. Ia masih betah terus berkutat di dalam kamar mandi. Penyebabnya adalah pakaian yang ia kenakan sekarang. Sebuah lingerie merah berenda yang membuatnya terus ricuh sendiri.

“Setiap pria pasti ingin melihat sesuatu yang menarik dari diri seorang wanita.”

Perkataan Kyuhyun tadi siang itulah asal mula tingkahnya ini. Tiba-tiba ia ingin tampil berbeda di depan Donghae. Dan lingerie inilah hasilnya. Hadiah ulang tahun dari Yuri. Ia bahkan tidak pernah memakai ini sebelumnya.

Yoona terus meragu memandang bayangannya sendiri. Ia tampak begitu berbeda. Lama-lama ia jadi risih. Menurutnya ini terlalu seksi dan sangat menggoda.

“Yoong, apa yang kau lakukan dikamar mandi? Kenapa lama sekali?”

Yoona terkesiap. Panggilan Donghae itu seketika membuyarkan lamunannya. “Sebentar Donghae oppa.” teriaknya.

“Yoongie?” panggil Donghae lagi. Kali ini diiringi ketukan di pintu. “Apa kau mandi? Ini sudah malam, nanti kau bisa masuk angin.”

Yoona jadi gregetan sendiri. “Tunggu sebentar, jangan masuk. Tolong ambilkan selimut.” pintanya.

“Mwo? Selimut? Untuk apa?”

“Ambilkan saja Donghae oppa.”

Meski terus mengernyit bingung Donghae raih selimut di atas ranjang lalu kembali ke muka pintu. “Selimut untuk apa Yoong?”

Pintu kamar mandi itu akhirnya terbuka. Meski hanya sebagian. Kepala Yoona menyembul dari sana. “Sini selimutnya.” ia mengambil selimut dari tangan Donghae lalu menutup pintu itu kembali.

Donghae semakin terbengong heran.

Tak berapa lama pintu itu terbuka lagi. Yoona keluar dari sana dengan selimut yang membalut seluruh tubuhnya.

“Kau tidak apa-apa?” khawatir Donghae.

Yoona menggeleng pelan terus melangkah menuju lemari. Ia hendak mengambil piyama. Mungkin berganti pakaian adalah pilihan yang terbaik. Tapi ia tampak kesulitan memilah baju-bajunya karena satu tangannya terus menggenggam selimut yang membungkus tubuhnya.

“Apa maksudnya ini?” Donghae baru akan meraih selimut itu tapi buru-buru Yoona mencengkeramnya erat-erat.

“Kenapa? Apa kau tidak memakai baju?” terka Donghae.

“Anio.” pekik Yoona menyangkal.

“Lalu kenapa aku tidak boleh lihat? Aneh, padahal kan aku sudah melihat semuanya.” lagi-lagi Donghae menarik selimut yang dipakai Yoona.

Tapi Yoona masih terus-terusan mengelak. “Jangan Donghae oppa.” teriaknya.

“Mana ada yang berteriak seperti itu saat berbulan madu dengan suaminya.” Donghae berdecak sendiri. “Sebenarnya apa yang kau sembunyikan?”

“Tapi kau tidak boleh menertawakanku.”

“Apa itu sesuatu yang lucu?”

“Tidak. Ini hanya.. ” Yoona terus ragu. Apa ia akan memperlihatkannya pada Donghae atau tidak.

Perlahan ia membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Ia terus menunduk tak berani menghadapi reaksi Donghae.

“Ternyata ini. Kenapa tidak mau menunjukkannya padaku?” ucap Donghae santai.

Yoona mendongak. Dan ia mendapati pandangan Donghae yang sulit diartikan.

“Kau cantik kalau memakai itu.” setelah berkomentar ini Donghae justru berlalu menuju sofa dan duduk disana. Sepertinya ia memang sengaja mengalihkan pandangannya.
Apa ia tidak tergoda sedikitpun?

Yoona tetap mematung ditempatnya. “Kau tidak suka Donghae oppa?”

“Suka.” jawab Donghae singkat.

“Apa aku terlihat aneh?”

“Tidak.”

“Sebaiknya aku berganti piyama saja.”

“Jangan Yoongie.” Donghae kembali mendekat ke arah Yoona. Ia terus memandangnya lekat. “Sudah kubilang kau cantik memakainya.” ia tersenyum tipis sebelum kemudian memagut bibir Yoona hangat.

Seketika Yoona memejamkan matanya. Ia hanya bisa pasrah atas perlakuan Donghae padanya. Ia juga terus terdiam saat perlahan Donghae membawanya ke atas ranjang.

[HaHaHa~ STOP STOP STOP!!!! O.o]

* * * * *

Hari ketiga di pulau Jeju. Donghae meminggirkan sepeda yang baru saja membawanya berkeliling. Begitupun Yoona dibelakangnya. Pemandangan Jeju yang begitu indah terus membuat mereka takjub. Tak terasa ini bahkan hari terakhir mereka disini.

“Yoona-ssi, bisa kita bicara sebentar?”

Ajakan dari Sunye saat Donghae baru beranjak mandi. Meski ragu tapi akhirnya Yoona mengangguk.

Mereka berdua memilih berjalan menyusuri kebun bunga di area penginapan. Agak canggung dan kaku memang.

“Donghae beruntung mempunyai istri sepertimu.” Sunye memulai pembicaraan.

Yoona mengulum senyumnya. Ia bingung mau berkata apa.

“Aku dan Donghae dulu bersahabat dekat. Aku harap kau tidak salah paham.”

“Aku tahu.” jawab Yoona pelan. Walau yang sebenarnya ia memang sudah salah paham.

“Kalau boleh jujur kau juga sangat beruntung bisa mendapatkan Donghae.”

Ucapan Sunye itu terus membuat Yoona menatapnya lekat. Ia ingin tahu apa yang akan dikatakan gadis itu selanjutnya.

Sunye menerawang kemudian tersenyum tipis. “Aku sempat mencintai Donghae tapi cintaku tak pernah berbalas.”

Seketika Yoona menghentikan langkahnya. Ia tertegun mendengar pengakuan Sunye tadi. Kenapa begitu mudah gadis itu mengatakannya.

Begitupun Sunye. Ia ikut berhenti lalu tersenyum memandang Yoona. “Kau tak perlu cemas. Donghae tidak pernah tahu kalau aku sempat menyukainya. Lagipula saat ini aku sudah punya tunangan. Dan aku sangat mencintai tunanganku.”

Yoona hanya mampu tersenyum getir. Sebuah kenyataan yang ia sendiri tak pernah menyangka meski ia terus berprasangka. Dalamnya hati seorang wanita memang terlalu sulit untuk diselami.

“Sunye-ssi, pada awalnya aku memang sempat cemburu padamu.” butuh pemikiran matang untuk Yoona mau mengakui ini. Berkaca pada kejujuran Sunye, kenapa ia juga tak mencoba untuk jujur.

“Apa yang kau cemburui dariku?” Sunye tertawa lepas.

Yoona pun ikut tersenyum sambil menggeleng pelan. “Aku juga tidak tahu. Mianhae.”

“Tak apa. Mungkin karena aku terlihat begitu dekat dengan Donghae. Tapi sejak dulu sampai sekarang kami hanya teman, tidak lebih.”

“Kenapa dulu kau tidak mengatakan pada Donghae oppa kalau kau mencintainya?” agak ragu Yoona menanyakannya.

“Anio, saat itu dia mencintai orang lain bukan aku.”

“Siapa?” Yoona begitu penasaran. Tiba-tiba pikirannya langsung terpaut pada gadis ketiga Donghae.

“Kurasa aku tidak berhak untuk mengatakannya.”

Jawaban yang mengecewakan. Yoona terus menerka-nerka. Menurut cerita Kyuhyun, Donghae dan Heechul sama-sama menyukai Jessica jauh sebelum Heechul berpacaran dengan Sohee. Jadi orang yang dimaksud Sunye pasti bukan Jessica Jung. Berarti dia memang gadis ketiga itu.

Sunye tersenyum sendiri melihat raut Yoona yang sangat ingin tahu. “Yoona-ssi, sejak pertama datang Donghae selalu membicarakanmu. Yoona, Yoona, Yoona, dia terus membanggakanmu saat berbincang denganku.” tuturnya.

“Benarkah?”

Sunye mengangguk. “Kau hanya perlu yakin bahwa sekarang Donghae hanya mencintaimu seorang.”

“Ne, gomawo.” baru kali ini Yoona merasa beruntung bisa mengenal Sunye. Ternyata penilaiannya selama ini salah. Sunye gadis yang baik.

“Kalian disini rupanya. Yoong, kau tidak mandi? Kita harus berkemas dan bersiap-siap kembali ke Seoul.”

Tampak dari kejauhan Donghae berjalan tergesa menghampiri mereka. “Apa kau lupa kalau ini hari terakhir kita disini?”

“Tentu aku ingat Donghae oppa. Iya aku akan pergi mandi.” dengan senyum merekah Yoona melangkah pergi. Ia juga masih sempat melambai kecil pada Sunye.

Tapi baru beberapa langkah ia kembali lagi. “Saranghae.” ia mencium pipi Donghae singkat lalu kembali melangkah riang.

“Beberapa hari ini dia aneh sekali.” Donghae masih memegangi pipinya bekas ciuman Yoona tadi dan terus memandang Yoona yang kian menjauh.

Sunye hanya tertawa kecil lalu ikut menimpali. “Tapi dia sangat cantik.”

“Ne.” sahut Donghae pelan. Terbesit sedikit rasa bangga karena Yoona adalah miliknya.

* * * * *

“Donghae oppa, gadis ketigamu itu bukan Sunye kan?” Yoona terus saja penasaran akan hal ini. Bahkan saat mereka telah duduk manis dibangku pesawat yang telah lepas landas.

“Mwo? Jadi selama ini kau mencurigai Sunye?”

Yoona tersenyum kecil kemudian mengangguk.

“Tentu saja bukan Yoong. Aku dan Sunye dulu berteman dekat dan .. ”

“Iya, aku tahu.” potong Yoona cepat. “Makanya katakan padaku siapa gadis itu. Jangan terus membuatku berpikiran yang tidak-tidak pada setiap yeoja yang dekat denganmu Donghae oppa.”

“Kau cemburu?”

“Anio.” elak Yoona yakin. “Baiklah, aku tidak akan bertanya-tanya lagi. Terus saja kau istimewakan gadis itu. Itu justru menegaskan kalau dia sangat berarti bagimu Donghae oppa.”

Donghae tertawa pelan kemudian meraih jemari Yoona dan menggenggamnya erat. “Kalau kau bersikap seperti ini, itu artinya kau cemburu Yoong.”

“Tidak, aku tidak cemburu. Untuk apa aku cemburu pada sesuatu yang tidak nyata.” Yoona terus saja menyangkal.

“Dia hoobaeku saat kuliah. Dua tingkah dibawahku. Kami hanya berpacaran dua bulan karena ternyata dia hanya mempermainkanku.” tutur Donghae singkat.

Yoona terus mendengar dengan seksama. “Lalu soal Goo Hyesun dan Jessica Jung itu benar kan?” tanyanya.

“Kau seperti detektif saja.” cela Donghae. “Tidak penting menjadi yeoja pertama, kedua, ataupun ketiga. Yang paling berharga justru yang terakhir. Seringkali aku bilang padamu Yoong, dia, mereka, sekarang tak lagi berarti apa-apa. Karena saat ini aku tidak mungkin bisa memalingkan hatiku dari satu yeoja, kau.”

Tak elak Yoona tersipu dengan ucapan Donghae barusan. Apalagi setelah itu Donghae mencium keningnya singkat. Ia merasa menjadi yeoja yang paling beruntung sedunia.

Tapi kemudian ia teringat sesuatu. “Donghae oppa, jika gadis itu dua angkatan dibawahmu harusnya Kyuhyun tahu kan? Tapi kenapa dia tidak tahu?”

“Kyuhyun?” Donghae mengernyit bingung. “Mungkin karena Kyuhyun terlalu sibuk dengan gadis-gadisnya. Kau tahu? Sebelum bertemu Seohyun, Kyuhyun itu seorang playboy.”

“Benarkah?” Yoona terbahak sendiri. Pantas saja Kyuhyun menasehatinya banyak hal. Ternyata ia ahli soal wanita.

“Bohong, itu tidak benar.” celetukan itu kontan membuat Donghae dan Yoona saling pandang.

“Aku bukan playboy. Itu tidak benar.” dan Kyuhyun tiba-tiba menyembul dari kursi belakang mereka.

“Kyu?” Donghae bahkan tak percaya dengan penglihatannya sendiri. “Apa yang kau lakukan disini?” tanyanya terbata.

“Tentu saja naik pesawat hyung.”

“Maksudku apa yang kau lakukan di Jeju?”

“Liburan.” Kyuhyun terus menjawabnya dengan santai.

Sementara Yoona disamping Donghae semakin gelisah sendiri. Kenapa harus bertemu Kyuhyun? Kenapa harus satu pesawat? Kenapa bisa bersamaan waktu penerbangannya? Kebetulan yang tidak terduga.

“Kau mengikuti kami?”

“Mwo?” Kyuhyun tentu tidak terima dengan tuduhan Donghae itu. Ia beralih melirik Yoona yang sepertinya tampak cemas sendiri. Memang dialah biang kerok dari semua ini. “Tidak hyung. Ah, bukan, aku memang terinspirasi liburan kalian. Makanya aku liburan sendiri. Tapi aku tidak mengikuti kalian. Tidak menyangka bisa bertemu disini.” Kyuhyun terus mencoba berkilah.

Donghae percaya saja. Lagipula apa yang harus ia curigai dari seorang Kyuhyun. Dan disampingnya Yoona mulai bisa bernafas lega. Baguslah Kyuhyun tidak bicara macam-macam. Ia memang tidak ingin kalau segala kekonyolannya terkuak didepan Donghae.

“Donghae oppa, saranghae.” Yoona membisikkannya tepat saat Kyuhyun telah kembali bersandar dikursinya.

Donghae lantas membalas dengan menggenggam tangan Yoona semakin erat. “Aku juga sangat mencintaimu.”

“Aku lebih mencintaimu.” ucap Yoona lagi.

“Cintaku lebih besar.” Donghae tak mau kalah.

“Cintaku malah tidak bisa diukur.” balas Yoona.

Mereka lantas terbahak bersama. Menertawai perdebatan tentang cinta. Dalamnya hati dan besarnya cinta memang tidak bisa diukur. Tapi hanya bisa dirasakan oleh dua insan yang saling jatuh cinta.

~~end~~


15 thoughts on “She’s my wife season 3 [honeymoon version]

  1. bulan madu mereka berhasil dong. .
    kyu itu enteng bgt y ngomongnya padahal yoona uda gelisah setengah mati. .
    aku jd ikut penasaran siapa nama pacarnya donghae. .
    ditunggu kelanjutannya. .

    Like

  2. kereeeeeeeeeeeeennnn thor. daebak daebak.
    i love ur ff thor.
    aku selalu menunggu ff yoonhae author yg 1 ini.
    keren bnget nget kata2 nya.
    laaaannjuutt thor :3

    Like

  3. sebenarnya pcar ke-3 donghae oppa siapa sih thor??? penasaran!! masih ada lanjutannya ga ??? 🙂
    penasaran banget nihhh~~

    Like

  4. woooow kereeeen ffny nih chingu ud lama jg yaaah..

    waaah sya jg jd pnasaran spa sbenerny pcar ktiga hae hyung y?apakahny goo hara??atw spa??hhheeeeemmmmm… #sokmikir

    ditunggu updetanny chingu..

    Like

  5. Yoong cemburu keliatan lucu keke~
    Kyuhyun enak banget ngomongnya hahaha.

    Siapa cwe ke 3? Penasaran haha.
    Yah padahal menantikan momen bulan madu mereka yang bener-bener bulan madu(?) #plak

    Ayo buat yoong cepetan lulus kuliah biar bisa punya anak (?)

    Like

Leave a reply to ikka_Kyuhae Cancel reply