RIN…


Annyeonghasseyo, nan Swasti imnida, tapi aku lebih seneng dipanggil Kim Terra, hehe^^ Ini ff pertama ku yang nongkrong disini.. Udah sering bikin ff sih, cuma masih malu buat nge publish, hehe.. Nah, disini aku butuh kritik dan saran kalian ttg ff-ku.. So, read, coment, like yaaa ^^
Author : Veronika Patthyastri Swastitanaya
Twitter : @swasarap_
-Mention for follow back yaaa- (promosi, wehehe)
Cast :
-Chae Rin Ah as YOU
-Lee Donghae
-Jessica Jung
Genre : Romance
Rating : G

#Chae Rin Ah POV#

Aku merasa aneh akhir-akhir ini. Sepertinya sahabatku, Jessica Jung, sedang menjauhiku. Entah mengapa, dia tak pernah lagi menyapaku, mengajak ku ke kantin saat istirahat, ataupun mengajakku bicara, menatapku saja ia sepertinya tak mau. Padahal sahabat-sahabatku yang lainnya biasa saja padaku. Selalu mendengarkan dan menatapku saat aku bicara, tapi tidak untuk Sica. Aku jadi bingung.

Beberapa minggu sebelumnya, aku memang bertengkar dengan Sica, tapi itu hanya untuk beberapa hari dan kami baikan lagi. Dia cuek padaku. Masa sekarang bertengkar lagi?! Aiisssh… Aku tak tau mengapa, aku rasa dia agak egois. Tapi aku mengerti, karena dia adalah maknae diantara kami.

Sudah hampir seminggu Sica menjauhiku. Aku sih tetap sabar. Toh, masih banyak teman yang mau berteman denganku. Selama seminggu ini, saat istirahat aku selalu di kelas. Mengobrol bersama sahabatku yang lain, juga dengan namja chinguku, Lee Donghae. Kau tau? Cute smile nya selalu membuatku melting! ahhh… Donghae oppa, jeongmal saranghaeyo..

Aku melihat jam tanganku. Wah, sudah hampir pukul 15.00! Berarti sebentar lagi chagiyaku itu selesai latihan band. Rencananya, hari ini mau pulang bareng. Biasanya dia yang menghampiri aku disini. Tapi aku mau mengagetkannya hari ini. Aku akan menjemputnya di ruang band sekolah. Aku berjalan menuju ruang band. Beberapa teman satu bandnya sudah keluar.

Aku membuka pintu ruang band. Dan… Ahh.. Jantungku seperti berhenti karena melihat ini. Namja chinguku berpelukan dengan yeoja lain. Dan kau tau siapa yeoja itu? Itu sahabatku sendiri! Jessica!

Memang selama ini aku sudah curiga. Donghae sering dekat-dekat dengan Jessica. Awalnya kupikir mereka dekat karena mereka sama-sama menyukai sebuah komik. Dan mereka memang sering membicarakan komik tersebut. Kupikir mereka hanya berteman atau bersahabat, karena Sica adalah sahabatku. Tapi ternyata begini… Nan niga silheo, Donghae oppa!

“Donghae… Apa yang kau lakukan?!” kata-kata keluar dari mulutku tanpa aku sadari.

“Chae Rin Ah… ini… ini nggak seperti yang kau pikirkan,” kata Donghae.

“Kupikir kau setia!”

“Tapi aku…”

“Kupikir kau berbeda dengan namja lainnya! Tapi ternyata…”

“Chae Rin Ah! Ini nggak seperti yang kau pikirkan! Percayalah, chingu… Kau jangan seperti ini,”kata Sica. Dasar kanibal! Makan teman sendiri!

“Jadi ini alasan kau menjauhiku, Jess? Baiklah kalau itu maumu! Ambil saja namja itu. Dia bukan siapa-siapa ku lagi!”

Aku langsung pergi meninggalkan mereka. Walaupun Donghae mengejarku dari belakang. Tapi aku ini kan juara lomba lari se provinsi! Jelas dia tertinggal jauh di belakang.

Huh, dasar namja! Aku udah bela-bela in jemput dia di ruang band, tapi ternyata dia malah berselingkuh! Babo babo babo! Chae Rin Ah memang babo! Harusnya aku menyadari dari dulu. Harusnya aku lebih pintar dalam memilih namja. Dan harusnya aku nggak perlu bersahabat dengan Jessica Jung. Daripada harus merasakan sakit seperti ini. LEBIH BAIK AKU MATI!

Aku berlari sambil menangis. Tentu saja orang-orang yang aku lewati langsung menatapku.

“Rin Ah-sshi, gwaenchana?” tanya Tiffany, temanku.

“Gwaenchana, Fan.”

“Waeyo? Kenapa kau menangis? Ada yg menyakitimu?”
“Ah, anhi… mianhae, aku buru-buru,” aku langsung berlari.
Itu. Di seberang sana ada angkutan umum. Aku harus cepat agar bisa terlepas dari Donghae yang sebentar lagi akan mendekatiku. Aku langsung menyebrang jalan tanpa menengok kiri ataupun kanan.

“Rin! Chae Rin Ah! Awas ada truk!! Awaaass!” Donghae berteriak.

Di tengah-tengah jalan, aku berbalik. Dan…. Truk mengempasku dan…
#Chae Rin Ah POV end#

#Lee Donghae POV#
“Aaah…Donghae! Kecooaaa!!” Jessica ketakutan.

“Mana??”

“Itu!!” kata Sica sambil menunjuk seekor kecoa.

kau tau? Aku takut kecoa!! Tanpa sadar aku berpelukan dengan Sica karena kami berdua takut kecoa.

“Donghae… Apa yang kau lakukan?!” tiba-tiba terdengar suara Chae Rin Ah, chagiyaku.

Yaampun aku dalam keadaan memeluk Jessica. Pasti dia marah dan mengira aku selingkuh!

“Chae Rin Ah… ini… ini nggak seperti yang kau pikirkan,” aku mencoba menjelaskan.

“Kupikir kau setia!”

“Tapi aku…” aku bingung mau bicara apa. Karena ini memang bukan seperti yang dia pikirkan.

“Kupikir kau berbeda dengan namja lainnya! Tapi ternyata…”

“Chae Rin Ah! Ini nggak seperti yang kau pikirkan! Percayalah, chingu… Kau jangan seperti ini,”kata Sica mencoba menjelaskan.

“Jadi ini alasan kau menjauhiku, Jess? Baiklah kalau itu maumu! Ambil saja namja itu. Dia bukan siapa-siapa ku lagi!”

Dia langsung pergi. Aku nggak percaya dia mengatakan hal seperti tadi.

“Dongho!! Kejar dia, Dongho babbo-yaa!!”kata Sica.

Aku langsung mengejarnya. Larinya cepat sekali. Tentu saja, dia kan juara 1 dalam lomba lari se provinsi. Itu dia! Aku melihatnya. Sebentar lagi dia akan menyebrang jalan. Tapi…

“Rin! Chae Rin Ah! Awas ada truk!! Awaaass!” aku berteriak.

Truk besar itu menghempas tubuh Rin Ah, akibatnya tubuh Rin Ah terlempar sejauh bermeter-meter *?*
Aku langsung menghampirinya. Aku memangku kepalanya yang terus mengeluarkan darah. Dengan cepat aku menelepon ambulans agar datang ke TKP.

“Rin Ah! Rin Ah! Bertahanlah, chagi… Ambulans akan segera datang…”kataku sambil menahan air mata.

“Op.. Oppa.. sa..kit..” kata Rin Ah lirih.

Badannya pun penuh luka karena terlempar bermeter-meter. Sedangkan truk itu? Truk sialan itu kabur!

Tak lama kemudian ambulans datang. Tim paramedis langsung membawa Rin Ah ke dalam ambulans. Aku ikut masuk ke dalamnya. Tangan Rin Ah di infus. Mulut dan hidungnya dipasangi masker respirator. Darah-darah di kepala dan tangannya mulai di bersihkan. Jujur saja, aku ini takut darah. Tapi demi Chae Rin Ah tercinta, aku harus berani melihat darahnya.

“Chagiya, kau mendengarku kan? Kau tetap sadar kan?!”
“Chagi, kau harus tetap bertahan untukku..” aku terus mengatakan itu berkali-kali.
Aku terus menggenggam tangannya. Dan saat itu terlihat, ia membuka matanya, walaupun sipit. Ia juga menggenggam erat tanganku.

#Shin Dongho POV end#

#Chae Rin Ah POV#

“Chagiya, kau mendengarku kan? Kau tetap sadar kan?!”

“Chagi, kau harus tetap bertahan untukku..”

Suara itu terdengar samar-samar. Suara seorang namja yang sangat ku kenal dan kucintai, yang dulu selalu menyemangati hari-hariku, walau dia telah menyakiti hatiku, Lee Donghae oppa. Dia terus menggenggam erat tanganku.

Aku memang membuka mataku, tapi aku tak bisa melihat dengan jelas. Badanku terasa sangat lemas. Kepalaku sangat pusing dan darah terus mengalir. Semua bagian tubuhku terasa sakit. Mulut dan hidungku ditutupi oleh masker respirator. Tapi aku tetap sadar dan berusaha untuk bertahan.

“Chagiya… Chae Rin Ah… aku tak ingin kehilanganmu… Saranghaeyo…” Dongho mulai berkata lagi.

Oppa, aku pun tak ingin meninggalkanmu! Oppa, aku tetap sadar! Oppa, nado saranghae! Oppa, mianhae aku telah merepotkanmu! Oppa, aku memaafkanmu! Oppa, Aku berusaha untuk tetap bertahan! Aku ingin berkata seperti itu. Tapi aku tak punya cukup tenaga untuk mengatakannya. Bibir ini terasa kaku. Untuk menitikkan air mata pun sepertinya aku tak sanggup.

Ambulans ini berhenti. Tubuhku ini dipindahkan ke ruang operasi. Sebelum masuk ruang operasi, Donghae melingkarkan sebuah kalung berbandul salib di tanganku.

“Pakailah ini… Agar Tuhan tetap selalu menjagamu untukku… Dan kembalilah padaku dalam keadaan baik..”kata Donghae sambil mencium tanganku.

Aku masuk ke dalam ruang operasi. Dokter menyiapkan suntik dan mulai menyuntikkannya di lenganku. Mungkin itu obat bius.

Lama-lama pandanganku kabur dan… gelap…

#Chae Rin Ah POV end#

#Lee Donghae POV#

Aku akan terus menggenggam tanganmu Chae Rin Ah. Akan ku genggam tanganmu sampai kau sadar. Aku akan terus menjagamu agar kau tak pergi dariku. Mianhaeyo. Cuma itu kata yang bisa aku katakan. Seandainya aku tak memeluknya, kau takkan marah padaku dan jadi seperti ini. Mianhaeyo, Chae Rin Ah, aku hanya bisa membuatmu kecewa.

Tubuhnya masih terbaring lemas tak berdaya. Wajahnya pucat dan matanya masih terpejam. Mulut dan hidungnya ditutupi oleh masker respirator. Detak jantungnya lemah. Rin Ah kekurangan banyak darah. Tak tau sampai kapan ia akan bertahan, mungkin takkan lama. Begitu kata dokter. Kata-kata itu menyesakkan hatiku.

“Chae Rin Ah, kau bisa mendengarku kan? Aku.. Aku akan menjelaskan semua, chagi.. Aku menyesal telah membuatmu seperti ini… Sebenarnya aku nggak selingkuh. Aku tak sengaja memeluk Min Ri. Kau tau kan chagi, kalau aku takut kecoa? Dan Min Ri juga takut. Dan… dan… tak sengaja kami berpelukan… Mianhae chagi, aku jadi namja terlalu lemah… hanya karena seekor kecoa… Kau mendengarku kan? Kau mendengar permintaan maafku kan? Chagiya bertahanlah kau harus kuat… ”

Dia tetap diam. Walaupun kini tangannya yang ku genggam telah basah karena air mataku.

“Rin Ah… jawablah! Kau mendengarku kan? Sadarlah! Aku takkan sanggup hidup tanpa senyumanmu, tanpa tawamu, dan tanpa rajukanmu…”

Tiba-tiba Rin Ah membuka matanya.

“Rin..”

“Aku.. aku mendengarnya..”

Aku tersenyum. Mencium tangan lembutnya itu.

“Mi..mianhae… a..aaku.. salah paham,” ucapnya lirih dan terbata-bata.

“Tak apa chagi.. aku mengerti.. Sekarang berjanjilah padaku, bahwa kau akan selalu bersamaku…”

“Anhi… Aku.. nggak bisa…”

“Waeyo?”

“Oppa, tetaplah bahagia.. walau tanpaku walau harus bersama yeoja lain.. Relakan aku pergi… Percayalah, kau akan mendapatkan yeoja yang lebih aik daripada aku…. Jeongmal.. Saranghaeyo…”

“Nado saranghae, Rin Ah.. Tapi aku mau kau tetap disisiku, chagi…”

“Mi.. mianhae…”

Matanya terpejam. Tangannya terlepas dari genggamanku. Kuperiksa denyut nadi di tangannya. Berhenti. Tak munngkin!!

Aku segera memanggil dokter. Dan seperti biasanya, aku harus menunggu di luar.

“Dokter, bagaimana keadaannya?”

Dokter itu hanya menggeleng.

Aku mengerti maksudnya. Dia, mahluk Tuhan yang paling indah  bagi itu telah pergi.

“Relakan dia, Donghae… dia ingin agar kau tetap bahagia…”kata Jessica yang tiba-tiba muncul

“Ne, aku akan tetap tegar..”

“Aku pun juga menyesal karena kejadian itu.. Tapi aku tau Rin Ah nggak mau kalo kita terus menyalahkan diri sendiri..” katanya.

———————————2 YEARS LATER———————————

Rin. Sudah 2 tahun sejak kau pergi meninggalkanku. Kau sudah bahagia kan sekarang? Kau sudah terlepas dari beban-bebanmu kan? Aku yakin kau berkata iya.

Rin, sekarang aku sudah bisa merelakanmu. Aku bisa membiarkanmu bahagia disana. Aku nggak boleh untuk terus menyalahkan diri sendiri kan? Karena ini terjadi karena takdir. Ini bukan salah siapa-siapa. Ini takdir, Rin.

Kau tau, Rin? Aku sudah melaksanakan amanatmu. Dulu kau berkata, bahwa aku harus tetap bahagia walau tanpamu, walau bersama yeoja lain. Dan itu telah terlaksana. Kini aku bersama seorang yeoja, kau pasti tau siapa dia. Ya betul, Yoona. Dia baik sepertimu. Cantik, manis, perhatian dan sangat sesuai dengan tipeku.

Tapi kau tetap takkan tergantikan, Rin. Kau akan selalu ku ingat. Semua kenangan kita. Kenangan suka maupun duka. Akan selalu berada di sini. Di hatiku.

Kamsahamnida, Rin, karena selama kau hidup, kau telah menghiasi hari-hariku. Membuat hidupku berarti. Kau telah mengisi lembaran kertas kosong hidupku dengan warna-warna indah. Tapi tetap saja aku merindukan senyumanmu. Tawamu. Rajukanmu.

But, don’t worry, chagi. Suatu saat nanti aku pun akan menyusulmu. Akan menemanimu di surga. Jadi tetaplah menunggu untukku…

Na jeongmal saranghae, Chae Rin Ah…

“Oppa, kajja. Sudah gerimis nih.. Besok kita kesini lagi. Arraseo??” kata Yoona, yeoja chinguku, sambil merangkulku.
“Ahh, ne arraseo.. Kajja,”kataku sambil meninggalkan makam Rin, yang sampai saat ini masih terawat.
#Lee Donghae POV end#

#Mendiang Chae Rin Ah POV#

Lee Donghae oppa…

Sekarang aku sudah bahagia, aku sudah nyaman disini. Kini aku telah terlepas dari semua bebanku. Jeongmal Kamsahamnida, oppa… Kau telah mengisi hari-hariku selama aku hidup. Dengan senyumanmu, candaanmu, pelukanmu, cintamu..

Aku juga bahagia karena kau telah mendapat penggantiku. Dengan begitu kau pun dapat melanjutkan hidupmu dengan ceria, walau tanpa aku… Terimakasih sudah melaksanakan amanat terakhirku sebelum aku pergi.

Mianhaeyo oppa, mungkin aku terlalu cepat meninggalkan mu. Tapi itu adalah takdir. Rencana Tuhan. Dan kini rencana itu menjadi indah… Aku bisa tenang disini, dan kau pun bisa bahagia di dunia…

Nado saranghae, oppareull…

———————-END——————–

Waaah, ff saya masih banyak kekurangan nih.. Jadi, chingu-chingu, tolong ya kasih masukannya.. Terus doain juga biar saya selalu dapet insipirasi 🙂
rada gaje yaaa… maap deh habisnya saya galau, wehehehee… di like yooo
Kamsahamnida, readers^^

7 thoughts on “RIN…

  1. Keren kata2nya.. Terharu 🙂

    tpi, kok ada nama Dongho sama nama Shin Dong Ho sih? trus ada nama Min Ri kah tdi klo reader gk slh lihat?? He, mian, q cm sdikit ngoreksi. Author slh ketik ato gimana?

    Like

  2. SWASTiiiii… Kok ngak bilang kalo Sicca Onnie ikutan… Daebak…. Hehehehe… Saranghae-yo chinguya… Kekeke… Ff-nya galau abeeez…

    Like

  3. mianhaeyo, reader… Kalo kalian nemu kata dongho, itu berarti donghae. Terus kalo nemu kata Min Ri, itu berarti Jessica! sorry bgt yaa, aku bikinnya tengah malem, jadi gak konsen.. Hehe XD

    Like

  4. bagus ceritanya.
    hebat, walopun bikinnya galau tapi tetep happy end!
    kekeke….cuma chingu, masi ada yg ga jelas, misalnya kenapa Jess ngindarin Rin?
    masi belom terjawab. endingnya sih oke… 🙂

    Like

Leave a comment