Amnesia???


cast : Im Yoona
Lee Donghae
Park Jungsoo
Choi Sooyoung
Choi Siwon
Tiffany Hwang
genre : Family Friendship Romance

author : Elfishysparkyu

~Andai waktu dapat diulang, aku tak ingin mengenalmu. Karena saat aku mengenalmu, aku mulai jatuh cinta padamu. Dan saat aku jatuh cinta padamu, aku tak pernah bisa melupakanmu~

“Melamunkan apa?” Sooyoung menepuk punggung Yoona pelan. Sedikit mengagetkan gadis itu. “Maaf, aku baru sempat menengokmu sekarang. Kau ingat aku kan?” tanyanya lalu duduk di kursi sebelah Yoona. Takut kalau ia juga terlupakan dari memori temannya itu.

Yoona tersenyum. “Sooyoung, tentu saja aku mengingatmu. Aku juga tahu kau baru pulang dari Jepang.”

“Syukurlah.” lega Sooyoung. “Kau baik-baik saja kan?”

“Ne, seperti yang kau lihat.” ucap Yoona yakin. Meski perban masih membelit rapi di kepalanya, ia tampak baik-baik saja.

“Apa benar kau.. ” Sooyoung tampak ragu melanjutkan kalimatnya. “Kau melupakan Donghae?” tanyanya pelan. Ia menunggu reaksi Yoona.

Namun raut Yoona tetap datar. Ia menggedikkan bahunya. “Entahlah, aku merasa tidak pernah mengenalnya. Tapi dokter bilang aku terkena amnesia ringan. Aku hanya melupakan bagian tertentu dalam ingatanku yang sebenarnya ingin kuhapus. Dan dalam kasusku aku melupakan namja itu dan kenanganku bersamanya selama dua tahun.”

“Kalian pacaran hampir dua tahun, kau tak ingat sama sekali?” tanya Sooyoung penasaran.

“Aku bahkan yakin sekali kalau aku tak mengenalnya. Yang aku ingat, aku menyukai seorang namja. Choi Siwon tapi sekarang dia malah bersama Tiffany. Kapan mereka pacaran?” Yoona menggeleng-gelengkan kepalanya seakan tak habis pikir.

“Siwon memang sudah lama pacaran dengan Tiffany. Saat itu kau sempat patah hati dan Donghae lah yang berhasil menyembuhkan luka hatimu.” jelas Sooyoung.

“Oh ya?”

Sooyoung mengangguk.

“Aku tidak ingat. Yang aku ingat aku sangat mengagumi Siwon oppa. Aku menyukainya.”

“Yoona, yang kau cintai itu Donghae bukan Siwon. Saat Siwon pacaran dengan Tiffany, kau memutuskan untuk melupakannya. Dan kau berhasil karena ada Donghae disisimu.”

“Aku sungguh tidak ingat.” Yoona memegangi kepalanya sendiri.

“Sudah, jangan terlalu memaksa.” sela Sooyoung. “Nanti kau pasti bisa mengingat semuanya.”

Yoona hanya tersenyum. Senyuman penuh arti. Dari sanalah tersirat kegundahan isi hatinya.

~ ~ ~ ~ ~ ~

“Aku tak bisa banyak membantu.” Leeteuk menyedu cappucino hangat ditangannya.

Dihadapannya Donghae terdiam kaku. Mendung tampak menggelayut di wajah tampannya. “Aku tahu hyung. Hanya saja yang menurutku tidak masuk akal, kenapa hanya aku yang dia lupakan. Aku sempat mengira dia hanya pura-pura amnesia. Tapi nyatanya aku salah. Biasanya dia tidak akan tahan mendiamkanku lebih dari 24 jam. Tapi ini lebih dua minggu dia menganggapku sebagai orang asing.”

“Aku juga tidak begitu paham dengan penjelasan dokter. Tapi kenyataannya memang begitu, mau bagaimana lagi.” Leeteuk mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja kemudian teringat sesuatu. Ia mengubah posisinya menatap Donghae tajam. “Dokter bilang kemungkinan amnesia yang dialami Yoona bukan hanya karena benturan di kepalanya. Tapi dipengaruhi tekanan dalam otaknya terhadap suatu kenangan buruk. Sesuatu yang pahit yang ingin dia lupakan. Apa tanpa sadar kau pernah menyakitinya?” tuduh Leeteuk.

Donghae menerawang. “Aku juga tidak tahu hyung. Malam sebelum kecelakaan itu kami memang bertengkar. Tiba-tiba dia minta putus tanpa alasan yang jelas. Tentu saja aku tidak mau.”

“Apa kau berbuat salah padanya?” tanya Leeteuk semakin curiga.

“Aku rasa tidak. Paginya kami baik-baik saja kan. Aku bahkan masih menjemputnya ke kampus.”

Leeteuk manggut-manggut. “Aku juga tidak mengerti kenapa jadinya seperti ini.”

“Hyung, kau percaya padaku kan? Kau juga pasti tidak ingin Yoona kembali berharap pada Siwon kan? Karena itu hanya harapan kosong dan sia-sia. Bantulah aku hyung? Bantu aku mengembalikan ingatan Yoona.” pinta Donghae memelas.

Leeteuk mengangguk. “Berusahalah, aku akan membantumu semampuku.”
Baginya yang terpenting adalah kebahagian Yoona.

“Gomawo hyung.” ucap Donghae lega.

~ ~ ~ ~ ~ ~

Yoona menekuk wajahnya kesal. Sepagi ini Donghae sudah ada di hadapannya. Namja itu tampak sibuk mengoleskan selai pada roti tawar di tangannya.

“Selai kacang campur coklat kan?” Donghae tersenyum. Kebiasaan seperti itu memang hanya dimiliki Yoona. Mencampur selai coklat dan kacang dalam roti sarapannya.

Yoona tetap diam. Saat Donghae menaruh piring berisi roti tawar didepannya pun tak segera disentuhnya.

“Makanlah.” perintah Donghae.

Dengan enggan Yoona mengambil roti itu dan menggigitnya pelan. Namun ia tetap tak mau berkata apapun. Kalau saja ia tidak lapar, roti itupun tak akan disentuhnya.

“Donghae, apa kau ada acara hari ini?” tanya Leeteuk memecah keheningan.

“Tidak, kenapa hyung?”

“Temani Yoona jalan-jalan bisa? Aku rasa dia butuh udara segar. Sejak keluar dari rumah sakit dia belum pernah keluar rumah.”

“Oppa.” protes Yoona.

“Ini demi kesembuhanmu.” tegas Leeteuk.

“Aku sudah sembuh oppa.” Yoona menunjuk luka di keningnya yang kini hanya di balut plester kecil.

“Kata dokter kau butuh terapi untuk ingatanmu. Bagaimana bisa kan?” Leeteuk beralih ke Donghae.

“Tentu saja hyung.”

“Baguslah.” lega Leeteuk. Ia tersenyum sumringah menatap Yoona.

Tapi sayangnya senyum itu tak berbalas. Yoona jadi semakin kesal dengan kakaknya itu. “Leeteuk oppa, dokter itu salah. Aku merasa aku tidak amnesia. Aku masih ingat semuanya.” ujarnya.

“Tapi kau melupakanku.” potong Donghae cepat.

Yoona mendecah. “Aku tidak melupakanmu. Tapi aku memang tidak mengenalmu.”

“Amnesia yang membuatmu melupakanku.”

“Sudah kubilang aku tidak amnesia. Aku tidak mengenalmu, titik.” Yoona tetap ngotot.

“Lalu foto-foto kita berdua yang masih tersimpan rapi dikamarmu itu apa?”

“Bisa saja itu cuma akal-akalanmu.”

“Sudah-sudah.” sela Leeteuk. “Aku pergi ke kantor dulu. Jaga dia baik-baik.” lanjutnya beralih ke Donghae.

“Ne hyung, aku akan menjaganya.”

Dan Yoona semakin mengerucutkan bibirnya. Ia ingin menangis, tapi ditahannya sekuat tenaga agar butiran bening airmatanya tak keluar.

~ ~ ~ ~ ~ ~

Yoona merapatkan mantel yang membungkus tubuhnya. Hari yang tak begitu dingin sebetulnya. Tapi Donghae bersikeras memaksanya memakai mantel tebal itu.

Entah mau diajak kemana oleh namja itu. Ia enggan bertanya. Saat Donghae menyetop taksi dan menaikinya. Ia pun hanya menurut, walau dengan sedikit heran. Kenapa harus naik taksi sedang mobil namja itu terparkir manis dihalaman rumahnya.

Taksi itupun mulai melaju pelan membawa mereka entah kemana.

“Kita mulai dari sini, Lee Donghae.” ucap Donghae tiba-tiba.

Yoona mengernyitkan alisnya tak mengerti.

“Kau selalu menganggapku orang asing kan? Anggap saja kita baru berkenalan disini. Sama seperti dua tahun lalu saat pertama kali kita bertemu di taksi. Pagi hari saat mobilku dan mobil Leeteuk hyung yang mengantarmu kebetulan sama-sama mogok ditengah jalan dan kau berebut taksi denganku.” beber Donghae, ia membungkuk kecil. “Lee Donghae imnida.” ucapnya.

Yoona hanya termangu melihat yang dilakukan Donghae itu. Rasanya sesak sekali.

“Tapi aku rasa itu bukan sebuah kebetulan. Itu takdir Tuhan. Karena ternyata kau juga kuliah di kampus yang sama denganku.” gumam Donghae. “Kau belum menyebutkan namamu. Kita kan mulai dari awal. Ayo sebutkan namamu.” perintahnya.

Entah angin apa yang membuat Yoona menurut. “Yoona.” ucapnya asal.

“Salah, bukan seperti itu. Dulu kau bilang Im Yoona imnida dengan sedikit membungkuk. Masa kau tidak ingat Yoong?”

Yoona menatap Donghae jengah. Ia lalu melirik sopir taksi yang seakan tak peduli dengan tingkah mereka. Kemudian mengalihkan pandangannya keluar jendela. “Itu tidak penting.” ucapnya ketus tanpa melihat Donghae.

Donghae tersenyum memaklumi sikap gadis itu. “Terserah kau saja.”

Mereka akhirnya hanya saling diam. Sampai taksi itu berhenti di suatu tempat.
Donghae turun setelah membayar argonya. Dan Yoona tetap mengekor dibelakangnya.

Kyunghee University.
Gerbang tinggi itu menyambut kedatangan mereka.

Yoona tersenyum sinis. “Untuk apa kau membawaku kesini? Apapun yang kau lakukan takkan mengubah apapun. Lagipula aku belum masuk kuliah seperti yang disarankan dokter.”

“Aku tahu itu. Hanya saja banyak kenangan kita disini. Aku yakin perlahan aku pasti bisa mengembalikan ingatanmu.” Donghae terus melangkah santai.

“Baiklah, karena sudah terlanjur disini. Lebih baik aku mencari Siwon oppa saja.”

Kini giliran Donghae yang terkejut dengan ucapan Yoona itu. Ia seketika menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Yoona. “Apa yang akan kau lakukan? Siwon sudah punya pacar.” tegasnya.

“Bukan urusanmu.” Yoona melenggang santai dengan sengaja sedikit menubrukkan dirinya pada bahu Donghae. Membuat namja itu terperangah tak percaya.

“Yoong.” panggil Donghae. Ia geram sendiri kemudian mempercepat langkahnya mengikuti Yoona. “Lebih baik kita pulang saja.” ajaknya.

Yoona tak peduli dan terus melangkah pergi.

“Aish.” Donghae jadi semakin kesal. Tapi ia tetap membuntuti Yoona.

Kantin itu tampak lengang saat mata Yoona menangkap seseorang disana.

Ia berjalan mendekat. “Siwon oppa.” sapanya. Ia lalu duduk disebelah namja itu. Tak peduli disamping Siwon, Tiffany menatapnya horor.

Sedang Siwon hanya tersenyum kecil. Ia masih kaget sebetulnya.

“Rasanya sudah lama ya kita tidak bertemu?” tanya Yoona.

Siwon mengangguk. “Ne, kurang lebih dua minggu.” ucapnya.

“Oh ya? Aku tak ingat.” Yoona melirik Tiffany, yeoja itu masih mendeliknya tajam. “Hai Tiffany-ssi, bagaimana kabarmu?” tanyanya basa-basi.

Tanpa menjawab, Tiffany langsung memalingkan wajahnya.

“Siwon oppa, terimakasih atas bunga yang kau berikan saat aku di rumahsakit. Aku sangat menyukainya.” ucap Yoona, ia tersenyum sumringah. Sesekali diliriknya Donghae yang sejak tadi mengawasinya dari meja sebelah. Dan dalam jarak sedekat itu, Donghae tak bisa berbuat apapun.

Siwon hanya tersenyum tipis, seperti dipaksakan. Apalagi saat Tiffany menatapnya tajam. Jelas sekali kalau gadis itu tidak suka.

Yoona yang menyadari itu kembali melancarkan aksinya. “Aku pergi dulu Siwon oppa, sampai jumpa.” ujarnya penuh senyuman.

Donghae tampak menggeleng-gelengkan kepalanya tak mengerti. “Sebenarnya apa maumu?” tanyanya saat Yoona telah berlalu dihadapannya.

“Tidak ada, aku hanya main-main. Aku bosan karena sejak pagi kau terus saja mengikutiku tuan Lee yang terhormat.” sahut Yoona jengah.

“Kau pikir kalau kau bertingkah menyebalkan seperti ini aku akan menyerah?” tanya Donghae, ia tertawa kecil. “Kau salah kalau beranggapan seperti itu nona Im Yoona.” balasnya.

“Terserah.” teriak Yoona ketus. Ia mempercepat langkahnya. Lalu dengan sigap menyeka airmatanya yang mulai menggenang. Ia tak ingin Donghae melihatnya.

~ ~ ~ ~ ~ ~

“Sooyoung, sembunyikan aku.” pinta Yoona panik.

Sooyoung menatapnya heran.

“Ayo cepat.” Yoona langsung menarik tangan Sooyoung dan mengajaknya pergi.

“Ada apa?” heran Sooyoung. Kini mereka bersembunyi di balik sebuah pohon besar.

Yoona tak menjawab. Ia masih berusaha menata nafasnya.

“Aku mengerti.” ucap Sooyoung saat ia mendapati Donghae sedang mengedarkan pandangannya. Namja itu tampak mencari seseorang, dan orang itu tentu saja Yoona. “Memangnya kenapa kau menghindarinya?”

Yoona mengibaskan tangannya. “Anio, aku hanya malas karena dia pasti akan membawaku ke tempat-tempat yang katanya banyak kenanganku dengannya.”

“Itu untuk mengembalikan ingatanmu tentangnya.”

“Aku rasa itu sia-sia dan buang-buang waktu saja.” desah Yoona. Ia celingukan mencari Donghae, namja itu sudah tidak ada. Ia pun keluar dari persembunyiannya.

Sooyoung mengikutinya. Mereka lalu duduk di bangku taman kampus. “Tapi lucu sekali kalau setiap ada dia kau harus bersembunyi.”

“Entahlah.” Yoona juga terkekeh sendiri.

“Sampai kapan kau akan seperti ini?”

“Sampai dia bosan dan akhirnya menjauhiku.” ucap Yoona mantap.

“Dan sayangnya kau salah Yoong. Karena aku belum bosan dan tidak akan menjauhimu.” seru sebuah suara.

Yoona menoleh, Donghae. Aish, ia segera mendengus kesal.

“Aku pulang Sooyoung. Aku sudah terlambat, nanti Leeteuk oppa marah.” ucap Yoona cepat. Ia bermaksud menghindari Donghae dengan berlari kecil.

Tapi sayangnya ucapan Donghae menghentikan langkahan kakinya.

“Kunci rumahmu ada padaku, kau tidak membawanya kan? Tadi Leeteuk hyung menitipkannya padaku karena dia pulang malam.”

Yoona kontan menoleh. Ia menyadari kebodohannya. Benar, tadi pagi karena buru-buru untuk menghindari Donghae ia meninggalkan kunci rumahnya.

“Dasar Leeteuk oppa, apa maunya ahjussi satu itu.” geram Yoona, ia mengomel sendiri.

“Baiklah, kita pulang.” Donghae menghampiri Yoona dan meraih tangan gadis itu.

Tapi Yoona segera menepisnya. “Aku bisa pulang sendiri.” ucapnya. “Mana kuncinya?”

Donghae hanya tersenyum, ia tentu saja enggan memberikan kunci itu pada Yoona.

Dan itu membuat Yoona semakin kesal. Ia nekat merogoh saku Donghae untuk mencari kunci rumahnya.

“Apa yang kau lakukan?” protes Donghae.

Yoona tak menggubrisnya. “Ketemu.” ucapnya senang saat kunci itu kini berada ditangannya.

Ia tersenyum mengejek sambil memain-mainkan kunci ditangannya itu lalu melangkah pergi.

“Kita lihat saja nanti kau akan kembali jatuh ke pelukanku.” Donghae bergumam sendiri.

~ ~ ~ ~ ~ ~

Yoona menggosokkan kedua tangannya. Cuacanya dingin sekali. Ia tetap termangu ditepian sungai Han meski sedang gerimis seperti ini. Disebelahnya, Donghae setia memayunginya. Namja itulah yang memaksanya datang ke tempat ini.

“Dulu kita sering datang kesini Yoong. Kau selalu bilang menyukai gerimis di sungai Han. Kau menyukai jatuhnya rintik air dari langit ke atas permukaan air sungai. Katamu itu indah sekali.” tutur Donghae.

Yoona tak menjawab. Ia tetap terdiam kaku. Matanya menerawang pada hamparan air dihadapannya.

“Kau tidak akan mau aku ajak pulang meski tubuhmu menggigil kedinginan. Kau hanya akan pulang jika gerimis seperti ini berhenti atau berubah jadi air hujan yang deras. Keras kepala sekali.” ucap Donghae lagi.

Dan lagi-lagi Yoona tetap membatu. Sebenarnya ia sedang kalut dengan perasaannya sendiri.

“Kau ingat tidak Yoong?”

Yoona mengulum senyumnya. Ya Tuhan, rasanya perih sekali. Ia tidak akan sanggup berlama-lama dalam posisi ini.

“Aku mau pulang.” elaknya.

Donghae menurut, dituntunnya Yoona menuju mobilnya. Entah ini nyata atau tidak, samar-samar ia merasa gadis itu sesenggukan menahan tangis.

Lama mereka terus terdiam di dalam sana. Donghae tidak juga melajukan mobilnya. Dan Yoona juga sama membisunya, ia sungguh kalut saat ini.

“Yoong.” panggil Donghae pelan. “Kita ke menara namsan bagaimana?” ajaknya ragu.

Yoona hanya menoleh sekilas kemudian mengangguk. Menara namsan, sudah lama sekali tidak ke tempat itu.

Hari mulai menggelap. Dari kejauhan menara namsan tampak bersinar dengan kemerlap lampunya, indah sekali.

“Ayo turun Yoong.” ajak Donghae.

Tapi Yoona tetap tak beranjak dari tempatnya. Saat Donghae hendak melepas seat beltnya ia menolak.

“Aku berubah pikiran, lebih baik kita pulang saja.” ajaknya.

Donghae menatapnya tak mengerti. “Sudah sampai disini Yoong. Ayo kita naik kereta gantung, nanti kita naik ke atas menara dan makan di restoran berputar. Bukankah dulu kau sangat menyukainya?” bujuknya.

Yoona menggeleng. “Aku mau pulang.” ucapnya lirih.

“Kenapa? Apa kau mengingat sesuatu?” tanya Donghae.

“Aku lelah, aku ingin pulang.”

“Yoong, apa kau ingat yang terjadi di dalam kereta gantung saat pertama kali kita ke namsan tower berdua?” tanya Donghae lagi. “Ciuman pertama kita Yoong.” lanjutnya.

Lagi-lagi Yoona menggeleng kuat. “Aku tidak ingat dan tidak mau tahu.” pekiknya.

Donghae tersenyum tipis. “Baiklah kita pulang.” ujarnya mengalah. Ia merasa aneh dengan gadis itu. Dalam pikirannya, mungkin sedikit-sedikit Yoona mulai mengingat sesuatu.

Dan tanpa ia sadari berkali-kali Yoona menghembuskan nafasnya berat. Berat dan pedih sekali.

~ ~ ~ ~ ~ ~

“Astaga.” gumam Leeteuk, ia berdecak heran.

Ia mendekati Yoona yang duduk meringkuk di atas ranjangnya. Gadis itu tak bereksi, matanya tampak sembab jelas ia habis menangis.

“Apa yang terjadi denganmu?” tanya Leeteuk. Ia mengedarkan pandangannya. Kamar ini benar-benar berantakan seperti kapal pecah.

Foto-foto berserakan dimana-mana. Ia meraih selembar foto lalu kembali menatap Yoona. “Kau sudah mengingatnya?” tanyanya lagi menunjuk foto Donghae ditangannya.

Yoona tak menjawab malah menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ia menangis tersedu disana.

“Yoona, kau ingat padanya?” Leeteuk mendekati Yoona.

Yoona menggeleng masih dengan tangisnya.

Leeteuk merengkuh adiknya itu. “Sudah, tak apa. Nanti kau juga akan mengingatnya.” ujarnya menghibur.

“Sebenarnya a..aku tidak pernah melupakannya.” ucap Yoona disela isakannya.

“Apa maksudmu?” Leeteuk menautkan alisnya bingung.

“Aku tidak pernah melupakannya oppa. Semua kenanganku bersamanya masih aku ingat jelas.”

“Jadi amnesia itu?”

Yoona mengangguk. “Itu bohong.”

“Apa?” pekik Leeteuk. “Bagaimana bisa?”

“Saat aku sadar waktu itu tiba-tiba terlintas dalam pikiranku untuk pura-pura amnesia.”

Leeteuk masih berusaha mencerna kata-kata Yoona. “Lalu kata dokter?”

“Aku juga membohongi dokter itu. Mungkin dokter itu tidak yakin aku sungguh amnesia. Tapi karena aku tetap ngotot, akhirnya aku dibilang amnesia.”

“Yoona, sebenarnya apa yang kau lakukan ini?” bingung Leeteuk.

“Mian oppa sudah merepotkanmu. Aku hanya ingin melupakannya tapi kenyataannya aku tak bisa.”

“Kenapa kau ingin melupakannya?”

“Aku hanya takut tidak pernah bisa lepas darinya sementara dia mencintai orang lain, bukan aku.”

“Donghae selingkuh?” tanya Leeteuk marah. Jika itu benar tentu ia tidak terima.

Yoona menggeleng. “Oppa, kau mau membantuku kan? Jauhkan aku darinya.” pintanya memelas.

“Tapi apa masalahnya? Donghae mencintai gadis lain siapa? Jangan membuatku penasaran.” desak Leeteuk.

“Aku akan menceritakan semua padamu oppa. Tapi tolong jauhkan aku darinya.” pinta Yoona sekali lagi.

Meski masih sangat bingung, Leeteuk akhirnya mengangguk.

~ ~ ~ ~ ~ ~

“Yoona sudah berangkat.” tutur Leeteuk pada Donghae didepan pintu rumahnya. Ia bahkan tak berniat menyuruh namja itu masuk.

“Sepagi ini?” heran Donghae, ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

“Katanya dia mau bertemu Siwon.”

“Apa? Hyung, kenapa kau membiarkannya?” tanya Donghae, ia panik sendiri.

“Memangnya kenapa? Aku tidak bisa terus melarang-larangnya. Yoona pasti berontak kalau aku terlalu mengekangnya.” ucap Leeteuk santai.

“Tapi hyung, kau sudah berjanji akan membantuku. Sekarang bagaimana kalau Yoona kembali menyukai Siwon? Itu tidak boleh hyung, Siwon sudah punya pacar.”

“Lalu harus bagaimana?” Leeteuk malah balik bertanya.

“Kita tidak boleh membiarkannya hyung.”

“Aku tidak tahu, kau urus saja sendiri.” ucap Leeteuk tak peduli. “Sepertinya Siwon juga namja yang baik.”

Donghae terperangah tak percaya. “Hyung, apa kau mau Yoona dicap sebagai perusak hubungan orang? Siwon sudah punya pacar hyung.”

“Yang kau pikirkan itu perasaan Yoona atau perasaan pacarnya Siwon?”

“Apa?”

“Sudahlah, lupakan. Aku mau ke kantor. Kau mau tetap disini atau … ?” tanya Leeteuk, itu pengusiran secara halus.

“Aku ke kampus.” jawab Donghae cepat.

Ia segera berbalik. Berkali-kali digaruknya kepalanya sendiri bingung.

~ ~ ~ ~ ~ ~

“Ikut aku.” Donghae menarik tangan Yoona paksa.

“Aku tidak mau.” teriak Yoona, ia berusaha untuk berontak. Tapi sayang tenaga Donghae jauh lebih kuat darinya.

“Hari ini kita ke Gyeonggi-Do, aku akan mengembalikan ingatanmu dengan cepat. Aku harap kau ingat saat aku pertama kali menyatakan cintaku padamu disana.” ucap Donghae, ia terus menyeret Yoona.

Tak peduli langkah Yoona terseok-seok. Yang ada dalam pikirannya adalah menjauhkan gadis itu dari namja bernama Choi Siwon. Kenapa harus Siwon?

“Lepaskan.. Lepaskan..” jerit Yoona.

“Ini untuk kebaikanmu.” Donghae memaksa Yoona memasuki mobilnya.

Ia juga segera masuk melalui pintu yang lain dan duduk dibelakang kemudi. Ia menoleh sesaat, Yoona menangis. Benar, gadis itu sedang terisak. Ia mengurungkan niatnya untuk melajukan mobilnya.

Diusapnya kepala Yoona pelan. “Mianhe Yoong, aku hanya ingin mengembalikan ingatanmu tentangku. Aku tidak ingin kau kembali berharap pada Siwon. Aku tidak ingin selamanya kau melupakanku.”

“Ajari aku cara melupakanmu.” ucap Yoona lirih, nyaris tak terdengar.

“Apa?” tanya Donghae, ia takut salah dengar.

“Ne, ajari aku bagaimana cara melupakanmu.”

“Yoong.. ”

Yoona tersenyum sinis. “Mungkin akan lebih baik jika aku benar-benar amnesia.”

“Apa maksudmu?”

“Karena sekuat apapun aku berusaha nyatanya aku tidak pernah bisa melupakanmu.” tutur Yoona.

“Yoong, jadi? Jadi amnesia itu? Jadi selama ini?” Donghae sudah mulai paham. Ia memukul stir mobilnya. “Kenapa kau melakukannya Yoong?”

“Untuk melupakanmu.” bisik Yoona getir.

“Apa salahku? Ya Tuhan..” Donghae mengacak-acak rambutnya sendiri. “Kau membuatmu hampir gila karena amnesiamu dan itu ternyata pura-pura?” ia mendesis geram.

Yoona hanya diam. Ia membiarkan Donghae menumpahkan segala amarahnya.

“Im Yoona, apa sebenarnya yang kau pikirkan? Aku sungguh tidak mengerti kenapa kau bisa bertindak sekonyol ini?”

“Aku hanya ingin melupakanmu, karena yang kau cintai gadis lain bukan aku.” pekik Yoona.

“Apa maksudmu?”

“Tiffany Hwang, aku menemukan foto kalian berdua di kamarmu sebelum aku kecelakaan malam itu.”

“Apa?” Donghae mulai tersenyum sendiri. “Jadi ini alasanmu minta putus waktu itu?”

Yoona mengangguk.

“Hahaha.. ” Donghae semakin tak bisa menahan tawanya.

“Kenapa? Memang dia kan yang kau cintai? Kau pasti hanya memanfaatkanku untuk balas dendam pada Tiffany dan Siwon oppa. Tapi kau salah, aku sama sekali tidak peduli dengan mereka. Asal kau tahu, aku sudah tidak menyukai Siwon oppa.”

Donghae masih saja tertawa geli. “Im Yoona, kenapa kau jadi pabo sekali? Apa kau cemburu?” tanyanya telak.

“Tidak, aku akan mengalah. Makanya jauhi aku agar lebih mudah untukmu melupakanmu.”

“Bodoh.” Donghae menggetok kening Yoona pelan. “Tiffany itu adik sepupuku. Aku memang tidak pernah bilang padamu. Aku takut kau marah karena dia pacarnya Siwon. Jadi kau menemukan foto itu ya?”

“Apa?” Yoona melongo tak percaya.

“Tiffany Hwang adalah sepupuku Im Yoona, Yoongieku yang pabo.” ulang Donghae.

Yoona mengernyitkan alisnya ragu.

“Kau tidak percaya? Apa perlu aku memanggilnya untuk menjelaskannya padamu?”

Yoona menggeleng pelan, ia jadi merasa benar-benar bodoh sekarang.

“Yoong, aku benar-benar tak habis pikir dengan apa yang kau lakukan. Pura-pura amnesia? Kau hampir membuatku gila karena kebodohanmu itu.” Donghae kembali menumpahkan keheranannya. Ia marah, jengkel, dan sedikit kesal.

Yoona hanya tersenyum kaku, ia memang pantas mendapat omelan dari Donghae.

Untuk kedua kalinya Donghae memukul stir mobilnya. “Aku tidak terima kau membohongiku Yoong.” ucapnya dengan nada marah. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.

“Lalu apa yang akan kau lakukan? Masa kau mau memukulku?” tanya Yoona takut-takut.

“Mungkin sebuah tamparan cukup.” Donghae menyeringai kejam.

“Apa?” tanya Yoona tak percaya. Namun ia segera menutup matanya saat tangan Donghae mengalun ke wajahnya. Ya Tuhan, benarkah namja itu akan menamparnya.

Yoona menunggu tapi bukan tamparan yang akhirnya ia dapat. Melainkan sebuah belaian lembut di wajahnya. Perlahan mulai turun ke dagunya. Dan pelan sebuah ciuman hangat mendarat di bibirnya.

*

*

*

*

*

Huwaaaa, ini ff paling gak masuk akal yg pernah kubuat~
komen ya…


37 thoughts on “Amnesia???

  1. Kereeeeeeeeeen.. Tapi kenapa Yoona jadi sebodoh itu yah, Cemburu Buta,,hehehe Piis.
    Aku suka banget ama rangkaian kata ma jalan cerita nya. Kayak ngalir gitu aza. Keren dech aku suka pair ini. Terutama Yoona. Sip dech author

    Like

  2. Jiahahahahah,, yoona phabo bgt, lol
    Salut bgt bwt haepa yg pntang mnyerah,,,, xixixixixiiiiii
    Nice ff thor :),
    bkin Sekuelnya dong 😀

    Like

  3. Unnnie hahhahah critannya bagus .. Bagus banget \(^o^)/ huueue Yoonhae..
    Yoong babbo banget…. LOL

    Truus lanjutkan ya unnie

    Like

  4. Yeeeeeyyy YoonHae jjang..!!!
    Hadduuh yoong terlalu niih..
    Nemu 1 foto aja lgsung minta putus -_-
    Kasian kan abang hae..

    Btw makasih buat author elfishysparkyu yg selaalu bikin ff yoonhae..
    *hug author favoritku 🙂

    Like

  5. ga masuk akal gimana? unyu2 saja kok ni ff 😎
    😆 ppuahahahaha apa itu yoong???? astaga lucu banget
    gimana kalo nemu foto hae berdua sama cewe2 yang lain
    pura2 amnesianya ekstrim sih,,,, tapi oke \thumbs
    hagh siwon tiffany I love you~~~

    Like

  6. Yeeee… FF yoong… selalu suka ama FF yoong^^

    xexeexe… ternyata yoong pura2 amnesia… haha kcian donghae….

    Nice FF 🙂

    Like

  7. Aku suka banget semua cerita author. Seokyu ataupun Yoonhae. Gaya bahasa yang author tampilin bener-bener bagus dan enak dibaca. Ceritanya seru dan bikin penasaran kkk~
    Yoona kenapa jadi babo gitu haha. Donghae so sweet banget disini. Nunjukin banget betapa cintanya dia sama Yoona. Ditunggu ff selanjunya! ^^

    Like

  8. Chingu ya~
    Akhirnya ada juga ya new YoonHae ff buatan kamu.
    Hhheee, senengnya aku.
    Whhhee. Itu yoong, kok bisa-bisanya y cemburu buta gitu. Yoong, yoong . . .
    Beruntung Donghae orgnya sabar n selalu berusaha utk bisa mengembalikan ingatannya. Bukti kuat kalau Hae itu cinta banget sama Yoong.
    And finally . . . kkk Ternyata Yoong selama ini cm salah sangka. kkkk
    Like it Like it Like,
    Keep writing y chingu!!!
    Fighting.

    Like

  9. untung salah pahamnya ga berlanjut, harusnya Yoona nanya dulu ke Donghae tp krn cemburu dan marah mendominasi jd ga bs berpikir jernih, wajarlah terlanjur sakit sih hatinya…

    Tp endingnya aku suka YoonHae mrk sweet bgt 🙂

    Like

  10. Untung di share si grup ff nya, jadi bisa baca..
    Ini keren..
    Awalnya nyesek.. Aku pikir yoona punya penyakit sengaja pura*..
    Huhh..

    Dan ujung*nya comedy .. Kocak banget yoona nya..
    Cemburu ampe segitunya 😀

    Itu dokternya juga oon yaa 😀 #oops 😀 hihihi..

    Keren thor ff nya

    Like

Leave a reply to Yhukyu Cancel reply