Can You Hear Me part 3


Judul FF : Can You Hear Me? {chapter 3}

Cast : Cho Kyuhyun, Seo Joohyun, Park Jungsoo, Kim Taeyeon.

Genre : Romance, Family, Friendship.

Author : Carrie Cho

 

Previously…

“ Sudah makan?” ulang Jungsoo. Taeyeon tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Jungsoo tersenyum dan berjalan menghampiri Taeyeon. “ Kalau begitu lebih baik kau makan terlebih dahulu.” Taeyeon terlihat ragu dengan ajakan Jungsoo kali ini.

Lalu lelaki itu menyodorkannya sebuah kotak nasi kepadanya. Taeyeon mengangkat wajahnya, untuk memandang lelaki itu lebih jelas. Dengan kikuk Taeyeon menerimanya, ia pun beranjak dari kursinya dan kemudian duduk di sofa yang terletak di pojok kamar inap Seohyun.

“ Terimakasih.” ucap Taeyeon. Jungsoo mengangguk dan memberi isyarat agar gadis itu lebih baik menghabiskan saja makanannya.

Dengan pelan Taeyeon memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya. Sebenarnya hari ini ia sama sekali tidak bernafsu makan. Taeyeon menundukkan wajahnya, menatap kotak nasi di pangkuannya dengan lirih.

Jungsoo menghentikan makanannya ketika ia melihat gadis itu menghentikan makannya, dan menundukkan kepalanya dengan sedih. Tidak lama tubuh gadis itu gemetar. Jungsoo pun meletakkan kotak nasi miliknya, dan menghampiri Taeyeon.

“ Kau menangis?” tanyanya lembut.

Taeyeon menggelengkan kepalanya, meski sudah terlihat jelas tubuhnya bergetar untuk menahan tangisnya. Dengan pelan, Jungsoo mengangkat dagu Taeyeon agar ia bisa melihat gadis itu secara jelas. Taeyeon menepak lengan Jungsoo, dan menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

“ Menangislah sepuasmu. Jika itu membuatmu merasa lebih baik.” ucap Jungsoo seraya menarik Taeyeon ke dalam dekapannya.

***

Ia berlari sekuat tenaganya menyusuri koridor rumah sakit. Begitu panjangnya koridor ini. Langkahnya begitu berat, dan ia  berusaha keras untuk menahan air matanya tidak akan mengalir di saat seperti ini.

Hingga akhirnya ia berhenti tepat di sebuah ruangan dengan papan bertuliskan ICU di depan pintu tersebut. Ia berjalan perlahan. Sangat sulit baginya untuk tidak menahan tangisnya. Ia pun duduk berlutut di depan pintu ICU, sembari menelungkupkan kepalanya di sela-sela kaki yang ia tekuk.

“ Maafkan aku, Taeyeon ah. Aku tidak bisa menjagamu. Aku benar-benar bodoh sekali,” sesalnya. Ia mengetuk-ngetuk kepalanya dengan keras. Dan menggigit bibir bawahnya. Ia berusaha bangkit dari duduknya dan menarik napas panjang untuk menguatkan batinnya.

Hatinya terasa hancur ketika ia melihat gadis itu tergolek tidak berdaya di atas ranjang putih sementara berbagai selang dan alat-alat kedokteran menancap di tubuh gadis itu. Tangisnya semakin tidak kontrol ketika ia melihat sebuah garis panjang di sebuah layar monitor. Yang suaranya begitu memekikkan telinganya, tanpa memperdulikan teriakan para suster yang sebelumnya sudah melarang memasuki ruangan tersebut.

Dengan kasar ia mendobrak pintu ICU dan menghampiri ranjang gadis itu. Ia mengguncangkan tubuh gadis itu dengan kasar. Berulang kali ia menepuk-nepuk pipi gadis itu, berharap bahwa gadis itu akan tersadar dari tidur panjangnya.

“ Taeyeon ah, kumohon bangun! Kumohon jangan tinggalkan aku!” teriaknya yang begitu memekikkan telinga. Ia memeluk tubuh lemas itu ke dalam pelukannya dengan sangat erat. “ Jangan pernah meninggalkanku!” teriaknya lirih.

==

“ Taeyon ah!” pekik Jungsoo keras.

Ia pun mengerjap bangun, napasnya tersengal-sengal. Ia menempelkan telapak tangannya ke dada; jantungnya berdebar-debar. Itu mimpi, ‘kan? Ia melihat sekelilingnya—rumah sakit? Apa benar tadi itu nyata? Ketika Jungsoo akan beranjak dari duduknya, dan ia menyadari ada yang sedang bersandar pada bahunya—dan itu—Taeyeon.

Ia menjadi kikuk sendiri. Dengan pelan-pelan ia mengangkat tubuh gadis itu dan menidurkannya di sofa yang panjang. Kening gadis itu berkeringat, sementara bibirnya memucat. Apakah itu karena ia begitu kelelahan? Jungsoo tidak tahu. Dan yang ia tahu hanyalah, gadis itu tidak dalam keadaan baik-baik saja. Ia pun berjongkok di depan Taeyeon dan menatap ‘sang aurora’ dengan tatapan lembut.

“ Kim Taeyeon.” gumamnya.

Ia mengelus dengan lembut—menyusuri setiap lekuk yang membentuk wajah gadis yang sedang terlelap di depannya. Tiba-tiba sebulir air mata menuruni lekuk pipi gadis itu, dan membentuk sungai air mata disana. Gadis itu menangis.

“ Ada apa denganmu? Apa yang sedang kau mimpikan, Taeyeon ah?” ucapnya lembut. Ia menghapus air mata dengan telunjuknya dengan pelan. “ Kau memimpikan sesuatu yang menyakitkan?” ujarnya.

Dan—lagi, gadis itu menangis.

“ Taeyeon ah.” bisiknya pelan.

Jungsoo tidak ingin melihat gadis itu meneteskan air mata di depannya; tidak ingin. Dengan pelan ia mengecup kening gadis itu dengan lembut, dan cukup lama. “ Tolong jangan menangis di depanku seperti ini. Aku ada di sampingmu,” bisiknya. Apa yang telah ia lakukan?!

Jungsoo mengatur irama napasnya yang tidak beraturan. Ia pun beranjak dari jongkoknya dan berjalan menuju pintu untuk keluar. Begitu di luar kamar Seohyun, Jungsoo menyenderkan tubuhnya di dinding rumah sakit. Dan menarik napas panjang.

“ Kau sungguh aneh, Park Jungsoo!” gerutunya seraya mengetuk-ngetuk kepalanya dengan gemas. “ Ah~ aku butuh sesuatu untuk menyegarkan pikiranku!”

==

Noona, ayo bangunlah.” Bisik Kyuhyun dengan lembut seraya mengguncangkan tubuh Taeyeon; berusaha untuk tidak terlalu mengganggu gadis itu.

“ Ah.. Ng?” Akhirnya Taeyeon bangun dari tidurnya. Ia pun bangkit dari tidurnya dan mengucek-ucek kedua matanya melihat keadaan sekitarnya. Gadis itu pun menarik napas panjang ketika ia mengetahui dimana ini kini berada—rumah sakit.

Noona…” ucap Kyuhyun pelan. Dan memperhatikan punggung Taeyeon yang berjalan meninggalkannya yang duduk di atas sofa tempat Taeyeon tidur. Gadis itu menghampiri ranjang Seohyun dan menarik bangku di sampingnya ranjang.

“ Kau harus segera cepat sadar, Seohyun ah. Agar kau bisa cuci darah dan kembali sehat.” kata Taeyeon lembut sembari mengusap peluh yang membasahi leher Seohyun.

Kyuhyun berjalan mendekati Taeyeon perlahan. Ia menepuk pundak gadis itu dengan lembut. Taeyeon menolehkan wajahnya ke arah Kyuhyun dan tersenyum lemah.

Noona, lebih baik pulang saja. Aku ‘kan sudah bilang kita gantian berjaga, dan sekarang waktunya noona pulang.” kata Kyuhyun. Taeyeon tersenyum kecut dan mengalihkan pandangannya menatap wajah Seohyun yang begitu pucat.

“ Aku ngga mau meninggalkannya.”

Kyuhyun mendesah dan dengan paksa merengkuh wajah gadis itu. Menempelkan kedua telapaknya di pipi Taeyeon dan menatapnya tajam. “ Noona ngga percaya kepadaku?”

Taeyeon mengulum bibirnya, dan menarik napas panjang. “ Aku percaya padamu, Kyu.” Kyuhyun tersenyum puas, dan mengulurkan tangannya membantu Taeyeon berdiri.

Noona, aku pasti akan menjaga Seohyun dengan baik. “ ucap Kyuhyun tegas. Sembari tersenyum yang terukir di bibirnya. Taeyeon mengangguk dan membenamkan wajahnya di pelukan Kyuhyun.

==

Jungsoo melangkahkan kakinya dengan gontai kembali menyusuri lorong rumah sakit menuju kamar Seohyun. Ia melirikkan matanya ke arah bungkusan plastik hitam yang ia bawa berisikan makanan ringan hanya untuk sekedar pengganjal perut.

Langkahnya terhenti tepat di depan pintu. Kedua manik matanya menangkap dua orang yang saling berpelukan dengan hangat. Tanpa disadari kedua tangannya mengepal dengan sangat keras. Ya Tuhan, kuatkanlah… rasanya sesak, sakit, dan perih melihatnya begitu dekat dengan Kyuhyun.

Ia pun mundur beberapa langkah ke belakang. Tapi sesaat kemudian, ia mendengar percakapan dari dalam. Ah, Jungsoo…

Noona, aku antarkan yah?” tawar Kyuhyun. Taeyeon menggelengkan kepalanya, dan duduk di sofa. “ Noona~” kata Kyuhyun dengan manja.

“ Aku ngga jadi pulang yah. Aku nyaman disini, Seohyun ‘kan belum sadar.” elaknya. Kyuhyun mengerucutkan bibirnya, dan menggelengkan kepalanya.

Noona harus pulang. Ish~ noona harus dibilangin berapa kali; Seohyun biar aku yang menjaganya,” desak Kyuhyun. Taeyeon menundukkan wajahnya dengan lesu. Sulit meninggalkan Seohyun baginya yang masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.

“ Kyuhyun benar, kau harus segera pulang Taeyeon. Kau lupa besok harus sekolah, dan lagipula masih ada waktu besok jika kau ingin menemani Seohyun,”

Tiba-tiba Jungsoo masuk ke dalam ruangan dan menimbrung pembicaraan Kyuhyun dan juga Taeyeon. Jungsoo menatap Taeyeon dengan tajam, seraya menaruh plastik hitamnya di atas lemari.

“ Lihat matamu yang berkantung seperti panda,” Tunjuk Jungsoo ke arah lipatan mata Taeyeon. Taeyeon mengerjapkan matanya.

Noona~~” Kyuhyun memohon. Hingga akhirnya Taeyeon menarik napas panjang dan ia beringsut dari duduknya menghampiri Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum manis.

“ Baiklah. “ desah Taeyeon.

Taeyeon melirikkan matanya ke arah Jungsoo yang sedang menatapnya dengan tajam—bukan—tidak hanya menatapnya saja, tetapi juga menatap Kyuhyun dengan tatapannya yang serasa mematikan urat syarafnya.

“ Aku pulang yah,” ucapnya. Dengan kilat ia mengecup pipi Kyuhyun dan mengelus rambutnya dengan lembut. Kyuhyun mengangguk mengerti, lalu Taeyeon mengambil tas nya dan berjalan menuju pintu keluar diikuti Jungsoo di belakangnya.

Jungsoo berjalan agak lebih cepat di depan Taeyeon, ia berjalan sembari melipat kedua lengannya di dada. Perasaannya masih kesal—ya, kesal karena ia baru saja melihat ‘scene’ mesra gadis itu dengannya—dan itu tepat sekali di depan kedua matanya.

Taeyeon yang memang sejak awal tidak menyadari perubahan suasana Jungsoo hanya berjalan santai di belakang lelaki itu. Sulit baginya ketika ia sendiri sedang pusing memikirkan biaya pengobatan Seohyun. Jungsoo menghentikan langkahnya, dan berbalik menghadap Taeyeon. Gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap Jungsoo dengan tatapan heran.

Gosh…

Sesaat Jungsoo merasa kedua kakinya menancap kuat ke bumi. Ketika Taeyeon memandangnya dengan seksama, dan itu membuatnya serasa sulit sekali bernapas. Ada yang aneh bukan? Jungsoo menggelengkan kepalanya dengan keras, dan kemudian berjalan menghampiri Taeyeon. Dan lalu menarik lengan gadis itu dengan kencang, menuntun gadis itu di belakangnya.

“ Jungsoo ssi.” sahut Taeyeon yang diacuhkan oleh Jungsoo.

***

“ Terimakasih, Jungsoo ssi..” ujar Taeyeon. Jungsoo menolehkan wajahnya sekilas, hingga akhirnya ia kembali fokus menyetir.

“ Untuk?”

Taeyeon tersenyum dan mengetuk-ngetuk jemari kirinya di atas telapak tangan kanannya.

“ Kesatu untuk terimakasih sudah mengantarkan ku ke rumah sakit, kedua untuk terimkasih sudah menemani ku selama di rumah sakit, dan terakhir untuk terimakasih sudah mengantarkan ku pulang ke rumah,” terang Taeyeon. Jungsoo tertawa lebar, dan membuat kedua pipi Taeyeon memerah.

“ Hanya itu?” tanya Jungsoo tersenyum. Taeyeon mengangguk pelan, dan kemudian gadis itu menyela kembali.

“ Terakhir… terimakasih untuk nasi kotaknya,” tambah Taeyeon. Jungsoo tersenyum manis. Taeyeon membalas dengan sebuah senyuman indah yang terukir di bibir mungilnya, dan ia pun kembali menyapu pemandangan jalanan raya yang sudah gelap.

“ Aku senang melakukannya. Tenang saja.” balasnya santai. Taeyeon menolehkan wajahnya dan tersenyum.

“ Jungsoo ssi, kita baru saja bertemu beberapa hari yang lalu bukan?” ujar Taeyeon tiba-tiba. Pertanyaan itu terasa menohok di tenggorokan Jungsoo tanpa sebab yang jelas. “ Benar ‘kan?”

“ Err iya…” balas Jungsoo kikuk. Taeyeon menudukkan wajahnya dan meremas-remas jemarinya. Apa yang sedang ada dalam pikiran gadis itu?

“ Tetapi mengapa aku seperti… –sebelumnya kita sudah pernah bertemu. Kau dan aku tampaknya begitu dekat sekali. Sehingga err—apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Taeyeon mengeluarkan bermacam spekulasi yang tampaknya sudah memenuhi pikirannya.

Jungsoo tersenyum kecut mendengar pertanyaan bertubi-tubi—ah, bukan pertanyaan melainkan lebih tepat pernyataan. “ Aku tidak tahu, Taeyon ah.” Sahutnya dan tampak tidak yakin dan juga setuju dengan apa yang baru saja ia katakan.

Jawaban yang ingin ia utarakan sebenarnya tidak lain adalah… “Ya betul. Kita pernah bertemu sebelumnya. Dan tampaknya kita begitu dekat satu-sama lain di alam yang berbeda. Maksudku, kau adalah gadis yang selalu menjadi pusat duniaku di mimpi ku. Kau yang selalu mengusikku dalam setiap mimpiku. Apakah itu semuanya sudah jelas?”

Bisakah ia mengatakan hal itu kepada Taeyeon saat tadi? Huuh, terlalu pengecut.

Asalkan gadis itu tahu, jantungnya berdetak tidak beraturan. “ Taeyeon ah~” sahutnya melirikkan wajahnya ke arah samping. Dilihatnya gadis itu sudah terlelap dalam tidurnya. Kepalanya dimiringkan dan disenderkan ke kaca mobil. Jungsoo tersenyum manis.

Cantik. Satu kata yang pantas untuk melukiskan gadis itu sekarang ini.

==

Jungsoo memakirkan mobil tepat di depan pekarangan rumah Taeyeon. Bersyukurlah ia mengetahui rumah Taeyeon. Ia pun keluar dari  mobilnya dan berjalan ke sisi lain, dan membukakan pintu di sisi yang lainnya. Jungsoo berjongkok tepat di samping Taeyeon.

Dengan pelan ia mengusap peluh yang menuruni kening Taeyeon. Ia tersenyum. Hanya berada di sampingnya saja, sudah membuatnya bahagia. Asalkan gadis itu mengetahuinya; semua yang ia lakukan hari ini adalah… karena ia ingin melindungi gadis ini. Melindungi?

Satu hal yang ia sadari perlahan.. apa pun yang terjadi ia akan melindungi gadis ini semampunya. Jungsoo menghela napas dan mengangkat tubuh Taeyeon perlahan agar tidak membangunkan gadis itu. Dan ia pun membopong Taeyeon dalam pangkuannya layaknya photo pra wedding—

“ Taeyeon ah.” ujar seorang wanita ketika Jungsoo menekan bel pintu rumah Taeyeon. Objek wanita itu langsung terarah kepada sosok Taeyeon yang berada dalam pangkuan Jungsoo.

“ Nama saya.. Jungsoo. Err saya teman sekolah Taeyeon ssi. Taeyeon ssi tertidur dalam perjalanan dari rumah sakit.” Jelasnya setenang mungkin. Jungsoo sedikit menyesalkan kata“teman sekolah” yang digunakan sebagai kata ganti pengganti, teman? Ah, jujur saja dalam hatinya ia menginginkan dari itu.. mungkinkah sebagai kekasih? Ah, apa yang sedang ia pikirkan!

“ Baiklah. Bisa tolong anda bawakan Taeyeon ke kamarnya? Ayahnya sedang sakit, dan saya rasa tidak mungkin membawanya ke kamar. “ Jungsoo menganggukkan persetujuan dan kemudian mengikuti wanita itu menuju kamarnya.

Kamar Taeyeon tidak terlalu besar… hanya ada sebuah ranjang mungil, lemari buku dan baju, serta sebuah meja belajar yang terletak di pojok ruangan menghadap ke jendela. Jungsoo pun berjalan perlahan mendekati ranjang dan menidurkan gadis itu. Ketika ia menengok ke belakang, dilihatnya wanita itu sudah tidak ada—meninggalkannya.

“ Terimakasih Jungsoo ssi~” ucap Taeyeon pelan. Gadis itu mengingau dalam mimpinya. Jungsoo menolehkan kepalanya ketika ia baru saja akan keluar kamar Taeyeon.Pendengarannya masih normal, ‘kan? “ Jungsoo ssi…” ulang gadis itu.

Rasanya jantungnya akan melompat keluar dari tulang-tulang rusuk yang menyangganya. Taeyeon mengigaukan namanya dalam tidurnya. Ia menghampiri gadis itu dan berharap kata itu akan kembali terucap dari bibir gadis itu.

“ Kau mengigaukan ku?” ucap Jungsoo lirih. Ia bahagia sekali. Sangat bahagia sekali. Ia tidak tahu apa alasannya, tetapi sungguh sangat bahagia sekali. Ia mengelus rambut gadis itu. “ Rasanya sangat bahagia sekali. Aku ada dalam mimpimu bukan? “ ucapnya.

“ Baiklah. Aku harus pulang, Taenggo. Sampai jumpa besok di sekolah.” ucapnya. Ia tersenyum dan kemudian mengecup bibir Taeyeon kilat. “ Kau gadis yang pertama kali membuat ku nyaris menjadi gila.” katanya dan terkikik sendiri.

Selamat malam, Taeyeon…

***

Kyuhyun menghela napas panjang dan menengok ke balik jendela. Hari sudah mulai siang ternyata. Kyuhyun menyibak tirai kamar Seohyun dan membiarkan sinar matahari memasuki kamar Seohyun dengan bebas. Ia pun lalu menarik kursi dan duduk di pinggir ranjang Seohyun.

Ia meraih jemari Seohyun yang memutih dan menciumnya serta mengelusnya. Hampir satu hari lamanya gadis itu tidak sadarkan diri. Kyuhyun mengelus rambut Seohyun yang berkeringat.

“ Hey, gadis bodoh! Cepatlah kau bangun. Hingga kapan kau akan tidur?” ucapnya berusaha untuk menahan tangis. “ Joohyun ah…” bisiknya pelan. Dengan pelan ia menghapus sebulir air mata yang menuruni pipinya.

“ Aku keluar sebentar yah, mau mencari makanan.” ucapnya lembut. Kyuhyun beranjak dari duduknya, sebelum keluar ruangan ia menyempatkan mencium kening Seohyun.

Ketika ia akan memutar kenop pintu, langkahnya terhenti. Ia mendengar suara yang sangat familiar dalam benaknya, suara yang sangat dikenalinya bahkan hingga ke lubuk hati.

“ Kyu, kau mau pergi kemana? Jangan tinggalkan aku,” ucap suara lemah di belakang Kyuhyun. Kyuhyun menolehkan wajahnya ke belakang, senyumnya mengembang manis. Ketika ia melihat Seohyun sudah sadarkan diri. Ia pun mengurungkan niatnya dan menghampiri ranjang Seohyun.

“ Kau sudah sadar, Joohyun ah!”

Seohyun merengut kesal, keningnya mengerut dalam. Di sela-sela wajahnya yang memucat, senyum manis mengembang di bibirnya. “ Kau ini, Kyu. Aku ‘kan sudah bilang panggil aku, ‘Seohyun~” kata Seohyun dengan penekanan di namanya. Kyuhyun tertawa renyah.

“ Arasso. Ah, tapi aku lebih suka Joohyun hampir mirip dengan namaku, Kyuhyun. Benar ‘kan?” seketika ekspresi Seohyun berubah menjadi masam.

“ Terserah kau.”

Kyuhyun mengulum bibirnya. Seohyun memperhatikan sekelilingnya, ia baru sadar dimana ia sekarang. Kyuhyun mengetuk jarinya di kasur Seohyun, dan tak lama ia mendongakkan wajahnya untuk memandang Seohyun yang menepuk-nepuk pundaknya.

“ Kyu, ini rumah sakitkah? Er mengapa aku bisa berada disini?”

“ Kau pingsan kemarin,” Seohyun memekik kaget, gadis itu menutup mulut dengan telapak tangannya. Matanya membelalak kaget.

“ Pingsan katamu?” Kyuhyun menganggukkan kepalanya. Seohyun terdiam. Ia menundukkan wajahnya dengan lesu. Ia berpikir bagaimana ia bisa jatuh tidak sadarkan diri? Tidak sadarkah jika ia masuk rumah sakit akan memberatkan kakaknya?

“ Nanti siang kau harus cuci darah, Seohyun ah.” kata Kyuhyun yang kini sudah duduk tepat di samping Seohyun. Lelaki itu menyibak rambut panjang Seohyun yang menutupi wajahnya, dan mengangkat wajah gadis itu menatapnya. “ Tidak apa-apa.” tambahnya.

“ Uangnya darimana, Kyu?” tanya Seohyun lirih. Kyuhyun sesaat terdiam. Tetapi ia berusaha agar untuk tetap tersenyum, meski sekalipun itu merupakan senyum pahit.

“ Kau tidak usah memikirkannya, ok?” Seohyun menggelengkan kepalanya. Ketika gadis itu akan berbicara, Kyuhyun menyelanya.

“ Ssst.. “ ucapnya menaruh telunjuknya di atas bibir Seohyun. Mengunci bibirnya gadis itu agar tidak berbicara satu patah kata pun. Kyuhyun tersenyum dan menarik Seohyun ke dalam pelukannya.

Maafkan, aku… aku telah berbohong kepadamu. Bagaimana pun kau tetap harus cuci darah, Seohyun. Aku tahu biayanya masih kurang untuk itu, tetapi aku akan mengusahkan agar kau tetap cuci darah hari ini… akan kuusahakan.

“ Seohyun ah berjanji kepadaku, kau akan melakukan apa pun yang kuperintahkan.” Bisik Kyuhyun pelan. Ia menaruh dagu di puncak kepala Seohyun, sembari memejamkan matanya. Seohyun mendongak untuk menatap Kyuhyun, ia bingung dengan maksud Kyuhyun barusan.

“ Err baiklah, Kyu.” Sahutnya.

***

“ Sunkyu, temanmu itu mana? Taeyeon maksudku?” ujar Sungmin sembari menghampiri Sunkyu yang berada di depan pintu kelasnya. Kala itu bel istirahat sudah berbunyi.

“ Hari ini Taengoo ngga masuk. Entahlah aku sendiri tidak tahu, oppa. Ponselnya tidak aktif semenjak kuhubungi tadi  pagi.” Keluh Sunkyu. Sungmin mengatup bibirnya dan mengangguk paham. Sekilas Sungmin melirikkan matanya ke arah Jungsoo yang sedari tadi mengikutinya.

“ Apakah Taeyeon sii selalu pergi tanpa meninggalkan kabar?” tanya Jungsoo cemas. Sunkyu menggelengkan kepalanya.

“ Tidak. Taeyeon selalu mengirimkan kabar kepadaku. Ah, mungkin dia ada urusan yang mendadak tampaknya, sehingga ia lupa mengabariku. Bisa saja ‘kan oppa?” ujar Sunkyu. Sungmin menggaguk setuju. Jungsoo terdiam, ia menatap Sungmin dan Sunkyu bergantian.

“ Aku harus pergi. Bye.” ujar Jungsoo tiba-tiba. Lelaki itu berlari tergesa-gesa meninggalkan Sungmin dan juga Sunkyu yang menatap punggungnya dengan bingung. Jungsoo semakin mengencangkan larinya setelah ia mengambil tas nya. Ia pun menghampiri mobil yang ia parkir di lapangan parkir. Sekali membolos tidak apa-apa. ‘kan?

==

Jungsoo semakin menekan pedal gas dan melajukan mobilnya menyusuri setiap jalanan Seoul. Barusan ia baru mengunjungi kafe tempatnya bekerja, tetapi nihil. Menurut penuturan karyawan yang sedang bekerja, jadwal gadis itu adalah sore.

Ia menarik napas panjang, dengan kesal ia memukul stir dan mengacak-acak rambutnya sendiri. Ada apa dengannya?! Gadis itu—Kim Taeyeon. Apa yang ia pikirkan? Mengapa ia begitu mencemaskan keadaan gadis itu sekarang ini?

“ Ya Tuhan apa yang terjadi dengan ku? Apa yang salah dengan ku, Ya Tuhan~~” geramnya kepada dirinya sendiri. Tiba-tiba kedua matanya menangkap sosok yang ia kenal—sekaligus yang ia cari! Dengan terburu-buru ia segera memakirkan mobilny dengan asal, dan menyeberang menghampiri sosok itu.

“ Kim Taeyeon!” Tanpa disadari ia memanggil gadis itu dengan nada membentak. Gadis itu membalikkan badannya dan membelalak kaget ketika Jungsoo menghampirinya dengan tatapan tajam.

“ Jungsoo sii~” ucap Taeyeon kikuk. Ia menaruh keranjang yang ia bawa ke kursi taman, dan mendapati Jungsoo mendekatinya. “ Bagaimana—“

“ Mengapa kau tidak memberi kabar!” bentak Jungsoo. Taeyeon mengerut. Jungsoo menolehkan matanya ke arah sebuah keranjang yang berisi dengan roti isi. “ Kau—“ Jungsoo menggantung kalimatnya.

“ Aku harus mencari uang. Lalu apa masalahku denganmu jika aku tidak memberimu kabar? Jungsoo sii, kau bukan siapa-siapa untukku. “ ucap Taeyeon. Jungsoo terdiam. Benar. Ia bukan siapa-siapa. “ Kau tidak perlu mencemaskanku.” tambah Taeyeon. Ia mengambil kembali keranjang rotinya dan berjalan mendahului Jungsoo—meninggalkan Jungsoo lebih tepatnya.

Tangan Jungsoo mengepal dengan sangat keras. Ia pun membalikkan badannya dan menatap Taeyeon sudah berjalan meninggalkannya. Ia berlari mengejar Taeyeon, hingga akhirnya ia berada dalam radius 2 meter di belakang Taeyeon.

“ Aku memang bukan siapa-siapa untukmu. Aku hanyalah orang baru datang dalam kehidupanmu, benar begitu?” teriak Jungsoo. Taeyeon menghentikan langkahnya, tanpa sedikit pun membalikkan badannya untuk menghadap Jungsoo.

“ Tapi aku peduli padamu. Sangat peduli, aku—mencemaskanmu. Tidakkah kau mengerti perasaan ku? “ ucap Jungsoo. Dengan perlahan ia mendekati Taeyeon dan meraih tangan gadis itu yang bebas. “ Aku peduli padamu.” Tambahnya. Taeyeon mengangkat wajahnya untuk menatap wajah Jungsoo.

Taeyeon tersenyum tulus, ketika ia mendapat Jungsoo menatapnya dengan begitu dalam.Ah, mengapa perasaannya menjadi aneh seperti saat ini? Jantungnya berdebar. Ia akui Jungsoo adalah lelaki tertampan ia pernah ia temui. Dan sosok Jungsoo memang bisa membuat perasaannya menjadi nyaman.

“ Terimakasih, Jungsoo sii.” Sahut Taeyeon lembut. Jungsoo tersenyum.

“ Kumohon jika kau membutuhkan sesuatu, tolong hubungi aku. Kumohon.” Pinta Jungsoo. Taeyeon mengangguk pelan.

Alangkah beruntungnya Taeyeon bisa bertemu dengan pria bak malaikat seperti Jungsoo.

***

Kyuhyun berlari menaiki tangga menuju kamarnya dengan tergesa-gesa. Ia menyempatkan diri untuk pulang barang sejenak ke rumahnya, sementara Seohyun sedang melakukan cuci darah di rumah sakit. Beruntunglah pihak rumah sakit menangguhkan biaya pembayaran untuk sementara waktu—hingga sore hari ini.

Dan ia berharap masih ada simpanan yang bisa digunakan untuk menambah biaya pembayaran cuci darah Seohyun. Semoga harapan itu masih ada.

==

“ Seohyun ah, mengapa kau bisa terkena penyakit ginjal?” tanya Kyuhyun dengan polos. Saat itu usianya baru saja 10 tahun. Seohyun tersenyum manis sembari meneguk air minum dan menaruhnya kembali di atas meja.

“ Ini penyakit ibu ku.” Jawab Seohyun santai. Kyuhyun mengerutkan dahinya. “ Ibu ku meninggal karena mengidap penyakit ini juga.” Kyuhyun menganggukkan kepalanya. Matanya mengitari kamar tempat Seohyun di rawat.

“ Kau pernah menyesal tidak, ibu mu menurunkan penyakit ini padamu?” ujar Kyuhyun. Dengan yakin Seohyun menggelengkan kepalanya, dan mengetuk kepala Kyuhyun dengan pelan. “ Sakiiit~~” gerutunya sembari mengusap kepalanya.

“ Aku tidak akan lahir di dunia ini tanpa peran ibu ku. “ jawab Seohyun. “ Ah sudahlah, bisakah kita mencari topik lain untuk dibicarakan?”

“ Seohyun ah, apakah kau bisa sembuh?” tanya Kyuhyun. Seohyun menggaruk pipinya , dan berpikir. “ Apakah kau bisa sembuh total?” Tidak lama kemudian, Seohyun menganggukkan kepalanya dengan yakin.

“ Jinjja? Bagaimana caranya?”

“ Kata dokter aku harus menerima ginjal dari seseorang yang cocok dengan ginjal ku. Jika ada seseorang yang baik hati mau mendonorkan ginjalnya kepada ku, kemungkinan aku akan sembuh total, Kyu.” Kyuhyun terliha asyik mendengarkan penjelasan Seohyun mengenai penyakitnya.

“ Kalau begitu bisakah aku memberimu ginjal ku? Setauku setiap manusia memiliki 2 ginjal, jadi jika aku memberinya padamu. Kita akan impas bukan? Kau memiliki satu ginjal, dan aku pun juga!” pekik Kyuhyun antusias. Seohyun tersenyum simpul.

“ Tidak semudah itu, Kyu.”

“ Masa? Ah jika aku sudah besar nanti akan kubuat hal itu menjadi mudah! Aku akan menjadi dokter yang hebat! Dan aku akan menemukan obat untuk menyembuhkanmu, Seohyun ah. Aku hebat bukan?” Seohyun tergelak tertawa renyah.

“ Baiklah. Akan aku tunggu pembuktianmu, Marcus Jo.”

==

Kyuhyun mengubek-ubek lemarinya mencari sesuatu. Ia mendesah lega ketika akhirnya menemukan sesuatu yang sedari tadi ia cari dengan susah payah. Dengan kasar ia menghempaskan pantatnya ke ranjang, dan perlahan membuka sebuah buku—buku tabungan miliknya.

“ Jumlahnya memang tidak seberapa, tapi aku harap cukup.” Gumamnya. Dengan tergesa-gesa ia segera memasukkan buku tabungan tersebut ke dalam saku celananya. Dan berlari keluar meninggalkan kamarnya, segera menuju bank.

***

“ Taeyeon ah, apa yang akan kau lakukan jika mengetahui bahwa ternyata biaya pengobatan adikmu sudah dibayar oleh seseorang?” ujar Jungsoo. Taeyeon melirikkan wajahnya, dan tersenyum geli.

“ Membayar? Jungsoo sii, siapa yang akan membayar biaya pengobatan Seohyun. Baik sekali dia, dan lagipula jika memang ada maka aku akan membayarnya. Itu saja.” sahut Taeyeon santai. Ia membereskan sisa roti yang ada dan menghitung hasil penjualannya hari ini.

“ Kau akan pergi kemana selepas ini?”

Taeyeon tersenyum, “ Aku harus segera ke rumah sakit dan bertemu dengan Kyuhyun. Dan kemudian bersama-sama, kami membayar biaya pengobatan Seohyun sebelum jam 5 sore.” Balas Taeyeon.

“ Kyuhyun?” pekiknya. Perasaan itu kembali datang menghampirinya. Entah kenapa ia tidak suka ketika Taeyeon mengucapkan nama lelaki itu di depannya. Ia tidak tahu alasannya, tapi yang jelas ia sangat tidak menyukainya.

To be continued


25 thoughts on “Can You Hear Me part 3

    1. maaf yah ribet ceritanya hehehe, ngga kok itu kyu emang manja sama taeyeon karena yah sebatas adiik, ngga lebih.
      hehe
      makasih yah udah baaca

      Like

  1. ditunggu kelanjutannya chinguu…… Setelah sekian lama nunggu part 3 nya akhir keluar juga walaupun telat taunya wkwkwkwk

    Like

  2. harusnya sih leeteuk dah tau klo taeyeon sm kyuhyun mesranya cuma sebatas adik kakak….. Buktinya kyu manggil taeyeon noona…. Dah jelas bgt tu.

    Like

  3. mau nanya sekalian ama author…
    Ff yg judulnya gadis itu yg buat chinguu kan?
    Dah ada after storynya lom chingu.. Dah ak obrak abrik kok gk nemu jg…..

    Like

  4. Semoga ada yang berbaik hati mau menolong seo oennie …
    kyu oppa khawatir banget sama seo oennie ..
    teukkie oppa cemburu berat ya sama kyu oppa .. wkwkwk
    ayo author , cepetan lanjutnya ok 😀
    aku tunggu 😀

    Like

Leave a comment