Welcome Home! [Part4-series]


Welcome Home! [Part4-series]

Cast: Im Yoona, Kim Ki Bum, Lee Dong Hae, Jessica Jung, Kim Hee Chul, SNSD members, Super Junior members

Genre: Romance

Author: Ara Yeon

Pairing: YoonBum, Super Generation!

WELCOME HOME! – PART 4

Normal POV

SooYoung menghela nafasnya keras-keras ketika akhirnya ia sudah berada di luar ruangan. Ia memutuskan keluar untuk mencari udara segar karena menurutnya suasana di dalam terlalu menyesakkan. Menyesakkan karena para pasangan-pasangan mabuk cinta itu membuatnya teringat seseorang…
Ia baru saja berjalan sebentar namun langkahnya terhenti karena dari tempatnya sekarang ia bisa melihat… DongHae dan Jessica masih berdansa meskipun musiknya telah berhenti. SooYoung tertawa kecil melihat mereka berdua. Sejurus kemudian ia berbalik arah dan berjalan berlawanan dari pasangan itu. Sebaiknya ia sama sekali tidak mengganggu momen mereka.
Ketika sudah jauh, SooYoung akhirnya menemukan sebuah air mancur di tengah-tengah taman. Seketika ia terpana melihat pemandangan di depannya. Taman villa ini begitu indah ketika malam hari rupanya. Rumputnya yang hijau tampak empuk dan bunga beraneka warna tumbuh di beberapa tempat, tersusun dengan rapi dan cantik. Tak lupa, lampu-lampu taman menambah suasana syahdu di area yang cukup luas itu.
SooYoung memilih untuk duduk di pinggiran air mancur yang berukuran agak besar itu. Matanya menangkap pantulan bulan di permukaan air yang bergoyang. Segera saja kepala gadis itu mendongak ke atas. Ditatapnya satelit bumi yang berkilau keperakan itu.
‘Rupanya sekarang bulan purnama ya… Aku penasaran apakah di sana bulan juga terlihat sedekat ini?’ pikir SooYoung. Ia kemudian tersenyum sedih, merasa bodoh karena berpikiran seperti itu.
Entah kenapa, SooYoung kemudian mengeluarkan handphonenya dan menatap benda itu lekat-lekat. Sepertinya tangannya bergerak sendiri. Jari-jarinya kemudian membuka phonebook yang ada di dalamnya dan muncullah nomor HP orang itu. Nomor yang sudah tidak asing baginya namun sudah jarang ia temui.
Gadis itu terhenyak, “Pabo! Apa yang kulakukan?! Memangnya aku mau meneleponnya??” suaranya terdengar kecil sekali seperti orang bergumam.
‘Ya, kau tahu kau mau Choi Soo Young! Tinggal pencet tombol hijau itu dan telepon dia!!’ suara di kepala SooYoung menyahut.
“Tidak tidak tidak. Kendalikan dirimu SooYoung. Lagipula tidak ada yang menjamin kalau dia akan mengangkatnya.” Kali ini sang Shikshin mengeluarkan nada frustasi dari mulutnya.
‘Dia pasti akan mengangkatnya kalau itu adalah telepon darimu, pabo!’
“Memangnya aku siapanya dia sampai-sampai dia pasti akan mengangkat teleponnya?”
Hening. Wajah SooYoung kini sudah sangat dekat dengan HP yang digenggamnya erat-erat. Sedetik kemudian gadis itu mengerang putus asa, “Aaaargh! Dan kini aku bicara dengan diriku sendiri seperti orang gila! Cih! Sekarang atau tidak sama sekali!” Dan dengan itu, SooYoung memencet tombol hijau di HPnya dan menempelkan benda itu ke telinganya.
“Aku mohon jangan angkat, jangan angkat, jangan angkaaat.” Gumam SooYoung.
“Halo?” terdengar suara berat seorang lelaki di seberang. Oh sial, diangkat.
“Ah… annyeong… HanKyung oppa.” meskipun agak gugup, setidaknya gadis itu bisa mendengar suaranya, yang telah lama ia rindukan.
“SooYoung…” Gadis itu bisa menebak bahwa HanKyung kaget dengan teleponnya yang mendadak. SooYoung memasang senyum di wajahnya meskipun ia tahu lelaki itu tidak bisa melihatnya.
“Bagaimana keadaanmu di sana, oppa?” SooYoung hanya bisa bersuara lirih.
“Ah… ya, aku baik-baik saja. Kau sendiri?”
“Baik oppa, aku dan anggota SNSD lainnya baik-baik kok di sini.” Meskipun HanKyung tidak menanyakannya, ia merasa perlu menyebutkan keadaan kedelapan temannya yang lain.
Sesaat keheningan menyelimuti mereka. SooYoung tahu meskipun mereka terpisah ratusan kilometer, tapi saat ini mereka bisa merasakan keberadaan masing-masing. Seolah-olah HanKyung benar-benar berada di sini bersamanya.
“KiBum oppa sudah kembali, apa kau sudah mendengarnya?” SooYoung mengatakannya dengan lembut, hampir seperti berbisik pada bayi.
“…Ya, aku melihat beritanya di internet.”
“Terkadang aku berpikir… kapan ya kita semua bisa berkumpul lagi bersama-sama.” Kini gadis itu tersenyum sedih jika kenangan masa-masa itu muncul lagi di pikirannya. Hatinya semakin tak karuan ketika HanKyung tak bergeming sama sekali, tidak bersuara maupun berusaha menjawab. “Hahaha… maaf oppa, aku ngelantur. Lupakan saja yang barusan kukatakan. Hahaha… haha…” SooYoung berusaha tertawa untuk menahan air matanya agar tidak keluar. Tetapi gagal.
SooYoung tak bisa menghentikan isakannya, matanya terasa panas karena air mata yang mengucur deras. Hatinya sudah terlalu sakit. Sakit karena merindukan seseorang begitu hebatnya. Karena tiap ia memutar memori-memori ketika lelaki itu masih di sampingnya, hatinya terasa tersayat-sayat. Ia tidak bisa menghalangi perasaan ini merayapi dirinya.
“Apa aku salah oppa?” ucap SooYoung di tengah isakannya, “apa aku salah karena berharap terlalu besar?”
“SooYoung…”
“Aku memang terlalu bodoh ya, mengharap kembalinya dirimu. Padahal itu tidak akan pernah terjadi kan? Ha! Si naïf Choi Soo Young.” SooYoung tertawa miris, gadis itu kini membungkuk dengan kedua sikunya diletakkan di lutut untuk menopang tubuhnya. Wajahnya dibenamkan ke satu telapak tangannya yang tidak sedang menggenggam handphone. Kali itu, Choi Soo Young benar-benar menunjukkan sisi dirinya yang rapuh.
“Padahal kau akhirnya bisa pulang ke tempat kelahiranmu. Padahal akhirnya oppa sudah bisa menemukan kebahagianmu sendiri kan? Memangnya siapa aku bisa memintamu untuk kembali? Pabo… Pabo… Seharusnya aku tidak-“
“Aku mencintaimu, SooYoung.”
SooYoung langsung terdiam dari lanturannya. Pengakuan HanKyung yang tiba-tiba membuatnya kehilangan kata-kata. Apa dia tadi tidak salah dengar? “Ap-apa….?”
“Maaf karena aku tidak bisa mengatakannya langsung. Tapi suatu saat, pasti, aku akan menemuimu dan mengucapkannya di depanmu.”
Air mata SooYoung menetes lagi, lelaki itu tahu benar bagaimana membuat mulutnya terkunci dan tidak sanggup mengeluarkan suara.
“Sampai saat itu datang, maukah kau menungguku Choi Soo Young?”
SooYoung buru-buru mengusap air matanya dan tersenyum, “Aku tidak akan pernah bisa menolakmu dan nasi goreng Beijing buatanmu, oppa.”
Sementara itu, di sebuah rumah di China, HanKyung sedang tersenyum dan kemudian tertawa kecil, “Aku tidak akan pernah membuatmu menyesal menungguku. Ketika saat itu tiba, kau boleh makan nasi goreng sebanyak apapun yang kau mau.”
***

Yoona POV

Apakah kamu pernah merasa bahwa terkadang waktu berlalu terlalu cepat di momen-momen tertentu?
Rasanya seperti… ketika kau menutup matamu untuk berkedip dan membukanya lagi, semua yang ada di sekelilingmu tak lagi sama.
Seperti ketika saatnya kau akan lulus SMA tiba-tiba otakmu memutar kembali semua kenangan yang pernah ada, dan hatimu merasa rasanya ini terlalu cepat. Seperti baru saja kemarin kamu mendaftar untuk masuk ke sekolah itu.
Seperti ketika kau meniup lilin kue ulang tahunmu dan kau berpikir rasanya baru bulan lalu kau merayakan ulang tahunmu yang sebelumnya.
Seperti anak SD yang terlalu asyik bermain saat darmawisata dan baru sadar bahwa hari sudah menjelang sore kalau gurunya tidak mengingatkan. Di saat seperti itu, rasanya berat untuk meninggalkannya. Rasanya kau ingin mengulang semua kejadian itu.
Karena semua berlalu terlalu cepat. Waktu seolah-olah tergelincir dari genggamanmu, kamu memang tidak akan pernah bisa mengendalikannya. Dan ketika kamu tersadar, kenangan indah itu harus berakhir.
Seperti saat ini.
Aku tidak akan pernah mengatakan saat-saat ketika Ki Bum oppa hilang adalah waktu tercepat dalam hidupku. Tidak, ketika itu rasanya 1 hari saja terasa seperti 1 bulan. Dan salah satu hal tersulit tuk dipelajari dalam hidup adalah bagaimana untuk tersenyum ketika hati menginginkan kamu tuk menangis.
Namun, ketika kini ia berdiri begitu dekat denganku. Dan tangannya mendekap tubuhku seperti ini, tubuhnya mengiringku mengikuti alunan musik yang mengalun. Ketika ia berdansa denganku, semuanya memang terasa berlalu begitu cepat. Selama itu, sama sekali tak ada kata-kata yang terucap dari mulutnya, aku pun tidak bersuara sama sekali. Yang kami lakukan hanyalah saling menatap satu sama lain. Tenggelam dalam dunia kami sendiri. Dan aku harus rela kehilangan kehangatannya lagi ketika ia menarik tubuhnya menjauh. Menandakan bahwa dansa kami telah usai. Musik telah berhenti bersenandung di dalam ruangan ini.
“Riiing!! Riiiing!! Riiiiing!!” dari saku KiBum oppa, handphonenya tiba-tiba berdering. Kekecewaan menyelimuti hatiku, lagi-lagi di saat seperti ini ada yang mengganggu lagi.
“Yoboseyo?”

KiBum POV

Layar HPku menunjukkan nama HeeChul hyung, segera kuangkat teleponnya. “Yoboseyo?”
“Annyeooong~ KiBuuum.” dari sini saja aku bisa membayangkan kalau HeeChul hyung sedang nyengir di tempatnya sekarang.
Aku melirik ke arah Yoona dan membuat mimik muka yang menunjukkan kalo aku meminta maaf karena harus menerima telepon ini. Dia tersenyum tanda mengerti.
“Ada apa hyung?”
“Menikmati momenmu, KiBum-ah? Rencanaku berjalan dengan baik bukaaan~?”
Aku memutar mataku, “Ya brilian sekali hyung. Kenapa kau meneleponku?” Aku menarik tangan Yoona dengan lembut dan membawanya ke pinggir ruangan. Di tengah-tengah seperti ini terlalu ramai dan aku tidak bisa membiarkannya sendirian. Bisa-bisa dia diterkam laki-laki lain lagi.
“KiBum-ah, aku mau minta tolong sesuatu padamu.”
“….Hah?” kedua alisku bertaut, HeeChul hyung mau minta tolong? Ini… tidak biasa.
“Bisa tolong bawa Yoona-ssi ke luar ruangan pesta ini?”
“Kenapa?” tunggu, aku semakin mencium sesuatu yang direncanakan di sini.
“Turuti saja kataku KiBum-ah. Ini demi kebaikan kalian berdua koook~.” Ugh, aku tidak suka nada yang dia pakai bicara denganku sekarang. Nada yang dia pakai bikin aku makin merinding saja.
Karena tidak ada gunanya membantah Yang Mulia HeeChul, aku kemudian berpaling ke arah Yoona dan menarik tangannya lagi, “Maaf Yoona-ya, bisa ikut aku sebentar?”. Gadis itu cuma bisa terbata-bata sebentar dan menatapku penuh tanda tanya.
“HeeChul hyung minta aku untuk membawamu ke luar ruangan sebentar.” Aku membawanya melewati kerumunan orang, menuju ke pintu kaca yang memisahkan ruangan ini dengan taman yang ada di luar. Sebisa mungkin aku melindunginya agar tidak tertabrak orang lain atau tiba-tiba terpisah dariku.
“Itu telepon dari HeeChul oppa?” tanyanya.
“Iya, dari orang gila itu.” Sayangnya, aku sempat lupa kalau teleponnya masih terhubung.
“Yah!! Kim Ki Bum! Aku bisa dengar itu!!” Ups.
Akhirnya dengan sedikit perjuangan, kami bisa berada tepat di luar ruangan, berada di koridor yang terhubung langsung dengan taman. Aku terengah-engah sedikit karena kehabisan nafas. Melewati lautan manusia seperti tadi dan menyusup di antaranya? Ternyata cukup sulit juga dengan kondisiku yang sudah jarang berolahraga ini. Kulirik Yoona yang berdiri di sampingku, dia tampak segar-segar saja seolah tidak terjadi apa-apa dan kini sedang nyengir melihat keadaanku yang begini. Sial, Kim Ki Bum… kau kalah dengan seorang wanita? Meskipun kudengar dia memang yang paling kuat di antara anggota SNSD lainnya, tapi ini tetap saja…
“Oy, Kim Ki Bum. Kau masih di sana tidak?” dari handphoneku suara HeeChul hyung (lagi-lagi) muncul di antara kami berdua.
“Kami sudah di luar hyung. Lalu apa lagi?”
“Lalu iniiiiiiiii~~” suaranya yang riang itu tiba-tiba terdengar lebih nyaring dan lebih… nyata? Dan dengan horor, aku melihat orang yang selama ini berbicara denganku di telepon itu sudah berdiri di ambang pintu. Bersiap-siap untuk menutupnya. Dari tempatku berdiri, aku bisa melihat senyum licik HeeChul hyung merekah dengan lebarnya. Dan kemudian… BRAK! Belum sempat aku dan Yoona bereaksi, pintu kaca itu sudah ditutup. Dari pintu kaca yang transparan, aku bisa melihat HeeChul hyung berdiri di baliknya sambil cengar-cengir kuda dan melambaikan tangannya pada kami. Aku dan Yoona cuma bisa melongo akibat tingkahnya, berdiri terpaku di tempat kami.
Cepat-cepat aku bicara ke handphoneku, berusaha terhubung lagi dengan laki-laki itu. “Hoy hyung, apa maksudmu?? Kenapa kau mengunci kami di luar??”.
“Aigooo, jangan panik dulu dong KiBum-ah. Bukankah aku justru memberi kalian kesempatan untuk berduaan? Neh? Neh?” ekspresinya ketika mengucapkan itu masih bisa kulihat dari balik pintu sementara suaranya hanya terdengar jelas melalui telepon. Untung Yoona tidak bisa mendengarnya, kalau tidak bisa-bisa aku dikira cowok mesum gara-gara perkataan HeeChul hyung tadi.
“Jangan bercandaaa, bagaimana kalau kami kedinginan di luar?!” aku mulai mengkhawatirkan Yoona yang sekarang hanya memakai gaun dengan lengan pendek, jelas tidak akan cukup untuk melindunginya. Jasku sih masih cukup untuk membuatku nyaman, lah kalau Yoona?
Seolah-olah seperti sedang membaca pikiranku, HeeChul hyung menjawab “Jangan berlebihan dong KiBum-ah, di luar cukup hangat kok. Lagian kalau kedinginan kan kamu bisa meminjamkan jasmu pada Yoona-ssi. Romantis kaaan? Seperti yang ada di film-film atau di komik-komik. Huahaha.” Aku berani bersumpah, rasanya aku belum pernah merasa sekesal ini mendengar tawanya. Tunggu, tapi dia benar juga. Ini kesempatan yang bagus untuk bersama dengan Yoona tanpa ada yang mengganggu kan. EH?? Aku mikir apa barusan?? Bodoooh!! Jangan terlalu terlarut dengan suasana KiBum!
Tanpa kusadari, pipiku sudah memerah dengan sendirinya tanpa bisa kukendalikan. HeeChul hyung semakin menyeringai melihatku, “Aaaa~ jangan-jangan kau mikir yang aneh-aneh ya KiBum-ah?”
Aku jadi ingin semakin menonjok mukanya.
“Sudah hentikan hyung… maumu apa sih melakukan ini semua?” aku semakin frustasi menghadapi seniorku yang satu ini. Ya Tuhan, apa salahku?
“Berikan teleponnya pada Yoona-ssi, please? Aku mau bicara dengannya.”
Aku mengernyit sekali lagi, “Kuperingatkan sekali lagi ya hyung, jangan aneh-aneh pokoknya.”
“Iya-iyaaaa, siap lah bos.”
Aku memberikan handphoneku pada Yoona yang sedari tadi bolak-balik memperhatikanku dan HeeChul hyung bergantian, seolah ingin mengerti apa yang kami bicarakan sejak tadi. Gadis itu menerimanya dengan sedikit ragu, namun kemudian ia langsung mengerti tanpa harus kujelaskan.
“Yoboseyo, oppa?”
Aku mengamati Yoona lekat-lekat, mengobservasi setiap mimik dan gerak-geriknya. Sekarang aku sedang berusaha keras menebak-nebak, kira-kira apa yang dibicarakan mereka berdua? Dari sini sih aku bisa melihat HeeChul hyung, tetap dengan cengiran evilnya yang luar biasa itu, bicara dengan riangnya. Sayang aku tidak bisa membaca gerakan mulut, jadi aku tidak bisa tahu apa yang diucapkan laki-laki iseng itu.
Tetapi baru saja aku mengamati dengan serius, pipi Yoona sekarang tiba-tiba berubah warna semerah kepiting rebus. Nah kan!! Pasti laki-laki itu mengucapkan sesuatu yang aneh! Langsung saja aku mengirimkan pandangan membunuh ke arah HeeChul hyung yang sosoknya masih terlihat dari balik pintu ini. Lelaki itu malah melambaikan tangannya pada kami berdua, kemudian berbalik ke arah yang berlawanan dan mulai berjalan menjauh dengan santainya. Bisa kulihat dari bahunya yang bergoyang, dia sedang tertawa riang. Sepertinya dia benar-benar menikmati permainannya ini ya.
Yoona kemudian mengembalikan handphoneku dengan wajah yang tetap memerah. “Dia tidak macam-macam denganmu kan Yoona-ya?” tanyaku menyelidiki. Gadis itu cuma menggelengkan kepalanya sambil tersenyum malu-malu.
“Ng… Nggak kok oppa. HeeChul oppa cuma bilang kita harusnya jalan-jalan keliling taman saja supaya nggak bosan di luar.” Aku masih menatapnya dengan pandangan menyelidik, sepertinya ada yang disembunyikan. Tapi aku memilih untuk percaya pada Yoona.
Aku mengambil nafas dalam-dalam sebelum menghembuskannya, “Hah… Ya sudahlah, kita juga sudah tidak bisa apa-apa. Mau masuk lagi lewat pintu depan pasti juga sudah dikunci sama dia. Aku rasa… kita tidak punya pilihan lain ya?” sebelum bisa kukomandoi, tanganku sudah bergerak dengan sendirinya menggamit tangan Yoona ke dalam genggamanku. Kubimbing gadis itu menuju lorong yang menuju taman, ia tak bersuara apapun ketika aku mengiringnya.
‘Setidaknya… Semoga ini menjadi malam yang indah…’ batinku dalam hati.
***
Normal POV

“Huwaaaa~” Im Yoona berseru dengan wajah cerah karena melihat pemandangan yang ada di depannya. KiBum yang sedari tadi ada di sampingnya bisa melihat seperti ada bintang-bintang di matanya. Gadis itu begitu berbinar.
Yoona merentangkan kedua tangannya dan berputar ke arah KiBum, “Ini indah sekali bukan, oppa? Taman di villa Soo Man sungsaenim memang yang terbaik! Kita seperti di dunia dongeng!”
KiBum tertawa kecil melihat kelakuan Yoona yang antusias seperti itu. Ia sendiri juga kagum dengan keindahannya. Saat ini mereka berada di jalan setapak yang membentuk lorong. Namun ini bukan hanya lorong biasa, lorong itu terbuat dari tanaman-tanaman yang menjulur dan menyatu membentuk seperti sebuah terowongan. Di sekeliling tanaman itu juga dililitkan lampu-lampu kecil yang berpendar, seperti kunang-kunang.
“Ini seperti terowongan yang akan membawa kita ke dunia antah berantah ya, oppa.” Yoona masih berdecak kagum dengan suasana di sekelilingnya. Mereka berdua bertahan dengan situasi seperti ini dalam waktu yang cukup lama. Sekitar selama 10 menit, mereka hanya berjalan berdampingan tanpa bersuara. Masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri.
Tetapi kemudian Yoona mengagetkan KiBum dengan idenya yang muncul tiba-tiba, “Ne, oppa! Ayo main game!” sekali lagi senyum gadis itu merekah lebar.
KiBum mengangkat satu alisnya, “Game? Game apa?” ia tidak pernah berpikir kalau Yoona adalah seorang ‘game person’. Kalau KyuHyun, SungMin, atau Sunny sih dia masih bisa memaklumi jika di saat seperti ini tiba-tiba ngajak main game, tapi Yoona? Tidak pernah.
Gadis di sebelahnya itu kemudian semakin tampak berseri-seri, “Hehehe sebenernya nggak bisa dibilang game sepenuhnya juga sih, tapi kuis.”
“Kuis?” KiBum semakin penasaran.
Yoona menganggukkan kepalanya dengan cepat, “Iya oppa, kuis. Begini….. masing-masing dari kita berhak untuk menanyakan 5 pertanyaan, dan yang ditanyai punya kewajiban untuk menjawabnya dengan jujur! Seperti bermain truth or dare hanya saja kita bermain ‘truth’nya doang.”
KiBum tertawa kecil mendengarnya, “Ternyata cuma game beginian, kukira kamu akan menyuruhku main game yang aneh-aneh. Syukurlah kamu bukan Kyu. Tapi kenapa kita nggak main truth or dare aja sekalian sih?”
“So-soalnya… aku tidak begitu suka dare, aku nggak mau disuruh yang aneh aneh.” Yoona memalingkan wajahnya, berusaha menyembunyikan ekspresi malunya dari KiBum.
KiBum tertawa mendengarnya, tangannya diulurkan untuk mengacak-acak rambut Yoona, “Hahaha! Dasar, ternyata cuma gara-gara alasan pribadi!”
Yoona menjulurkan lidahnya, “Biarin! Giliran pertama aku ya oppa!” Yoona diam sejenak dan mulai berpikir pertanyaan apa yang akan dikeluarkan, “Kalau KiBum oppa disuruh memilih, siapa anggota Super Junior yang ingin oppa habiskan waktu bersama?”
“Mungkin… HeeChul hyung dan DongHae hyung? Untuk HeeChul hyung, meskipun terkadang dia menyebalkan tapi dialah yang kukenal paling lama dan paling dekat denganku. Sedangkan DongHae hyung… dia adalah orang yang mau bicara denganku pertama kali ketika aku baru saja sampai di Korea setelah pindah dari Amerika. Kurasa sejak saat itu dia selalu menjadi kakak yang baik untukku.” KiBum jadi teringat dua lelaki yang sejak tadi berkonspirasi menjebaknya itu, “Neh, giliranku kan? Yoona-ya salad atau burger?”
“Aaaissh pertanyaan macam apa itu oppa?!” protes Yoona, “jelas saja aku pilih burger, kalau cuma disuruh makan tanaman doang perutku bisa berontak.”
KiBum lagi-lagi tertawa dibuatnya, gadis ini benar-benar bisa membuatnya yang biasanya kalem dan cool jadi seperti ini. “Kau mulai terdengar seperti SooYoung-ssi dan ShinDong hyung.” Kata KiBum di sela-sela tawanya.
Yoona cemberut sebentar, namun memutuskan untuk ikut tertawa kemudian. Ketika tawanya sudah reda, gadis itu memilih kembali dengan pertanyaannya “Hmm… pertanyaan berikutnya. Oppa… apa yang oppa lakukan selama kau menghilang?”
“Memperdalam kemampuan aktingku. Aku banyak belajar. Menghabiskan waktu dengan keluargaku juga. Selama di dorm, aku tidak pernah bertemu dengan mereka, karena itu aku banyak melewatkan waktu bersama mereka sebanyak yang aku bisa.” Ekspresi tulus tergambar di wajahnya ketika satu demi satu kata keluar dari mulut KiBum. Yoona langsung terdiam mendengarnya, ia bisa merasakan kehangatan dari setiap ucapan KiBum.
“Kalau kau Yoona? Apa yang kau lakukan selama aku tidak ada? Aku sering melihatmu di iklan, di acara TV, dan aku banyak membaca berita-berita tentangmu… Tapi ada satu yang mengusik pikiranku…”
Yoona mengangkat kedua alisnya karena penasaran, “Apa itu, oppa?”.
KiBum nampak sedikit ragu untuk melanjutkannya dan pipinya mulai bersemu merah sekarang, “Uh… itu… aku banyak mendengar gossip tentangmu dan Taecyeon… Apa itu benar…?” KiBum mulai mengelus-elus bagian belakang lehernya, tanda bahwa dia mulai grogi.
Gadis yang ditanyainya malah tersenyum-senyum mencurigakan, seolah menyembunyikan sesuatu. Melihat itu rasa kecewa muncul di hati KiBum, ‘Jangan-jangan… benar…’
“Hmm~ kasih tau nggak yaaa~” Yoona mulai mengeluarkan nada yang sama yang sering digunakan HeeChul kalau sedang ingin menjahili orang, KiBum jadi gemes sendiri mendengarnya.
“Yah! Curang! Peraturannya kan harus jawab sejujur-jujurnya!”
Yoona mempercepat jalannya dan mendahului KiBum, kemudian tiba-tiba ia berbalik dan menghadap ke arah KiBum. Gadis itu mulai berjalan mundur agar ia bisa menghadap face to face dengannya, ia memasang ekspresi jahil, “Kenapa? Oppa cemburu?”
KiBum terhenyak sebentar, tapi ia langsung berusaha kembali ke sikap biasa, “Ti-tidak, aku hanya penasaran.” Langkah kakinya sengaja dipercepat dan tidak lama kemudian ia sudah bisa mendahului Yoona yang tadi di depannya. Yoona tersenyum kecil, karena tak mau ketinggalan ia juga mempercepat langkahnya lagi sampai akhirnya mereka berdua berjalan beriringan.
“Kalau oppa benar-benar penasaran, biar aku beri tahu oppa kalau aku dan dia adalah teman baik.” Suara Yoona mengambil alih fokus KiBum lagi.
‘Teman baik? Ng… itu status yang ambigu.’ KiBum mengernyit lagi karena memikirkannya.
“Dan kalau oppa pikir teman baik itu adalah status ambigu, akan kujelaskan lagi kalau hubungan kami adalah teman baik yang hanya sekedar teman.”
KiBum melongo sebentar, Yoona sepertinya bisa menebak jalan pikirannya dengan tepat. Jangan-jangan gadis ini punya kekuatan super?
“Begitu…? Yah… kalian memang terlihat akrab… ehem, sebagai teman.” KiBum berusaha keras untuk menghindari tatapan gadis yang ada di sampingnya itu. Yang lucu, sepertinya Yoona mulai menikmati ini.
“Cukup soal tentangku, oppa. Sekarang giliranku bertanya kan? Aku masih punya 3 pertanyaan lagi lho. Ng… Kim Ki Bum oppa, apa keinginan oppa untuk 10 tahun ke depan?”
Tak perlu waktu lama bagi KiBum untuk menjawabnya, “Aku ingin semuanya bisa berjalan lancar. Karirku, baik di akting maupun bersama Super Junior. Dan…”
“Daaaan~??” Yoona geregetan karena lelaki di sampingnya ini sengaja memutus perkataannya sebentar.
KiBum mulai menggaruk-garuk belakang lehernya lagi, kali ini ia tersenyum malu-malu dan tak berani menatap ke arah Yoona, “Dan kalau bisa… emm… menikah dengan orang yang kucintai.”
Nah, itu baru yang tidak bisa ditebak Yoona. Gadis itu sempat menghentikan langkahnya karena sama sekali tidak menduga jawaban itu akan keluar dari mulut KiBum. Namun dengan cepat ia tersadar dan kembali melanjutkan langkahnya, berusaha menyamakan kaki dengan KiBum.
“Wah kalau begitu fansmu pasti sedih oppa.” Yoona berusaha menggunakan nada yang riang ketika mengatakannya, memasang topeng agar perasaannya tidak kentara terlihat, “Tapi aku yakin mereka akan mendukungmu kalau kau benar-benar mencintainya.”
“Yoona-ya… kalau kau… Orang seperti apa yang ingin kau nikahi kelak?” KiBum masih tetap memandang lurus ke depan. Sorot matanya tetap tenang seperti lautan lepas.
Dikagetkan dua kali secara berturut-turut. Mungkin hanya lelaki ini yang bisa membuat perasaannya campur aduk seperti sekarang, “A-Aku? Yang pasti… Pria itu adalah pria yang benar-benar mencintaiku.” Yoona melirik dia yang berjalan di sampingnya dan tersenyum kecil, “Pria yang akan selalu bersamaku meski nanti kulitku sudah keriput dan rambutku sudah beruban. Meskipun nanti tidak selamanya hari-hari kami diisi dengan tawa, tapi kami akan selalu ada untuk saling menghapus air mata yang keluar. Orang yang membutuhkanku karena dia mencintaiku. Aku akan menunggu… sampai kapanpun. Sampai orang itu datang dan memintaku menjadi bagian dari hidupnya.”
“……” KiBum benar-benar diam dan tidak bersuara sama sekali mendengar Yoona bercerita tentang lelaki idamannya. Di telinganya, Yoona sama sekali tidak terdengar palsu, tulus dan apa adanya.
“Ahahaha! Terlalu kekanak-kanakan ya, oppa?” melihat KiBum yang tidak bereaksi sama sekali, Yoona jadi merasa bodoh sendiri.
KiBum akhirnya berani menatap langsung ke mata Yoona “Tidak… itu… justru indah sekali.” Pandangannya tajam menusuk ke dua bola mata cokelat milik Yoona.
Yoona memiringkan kepalanya, tanda bahwa ia masih bingung dengan kata-kata KiBum tadi.
KiBum kemudian tersenyum dan menunjukkan deretan gigi-gigi putihnya yang terkenal itu, “Siapapun lelaki itu, dia adalah orang paling beruntung di dunia.”
Pipi Yoona memanas, “Jangan berlebihan ah oppa, gadis yang bisa bersamamu itulah yang beruntung.”
‘Seandainya saja orang yang beruntung itu adalah aku.’ Batin KiBum dan Yoona.
Sekali lagi, keheningan menyelimuti mereka. Yoona akhirnya memutuskan untuk memecahkan suasana dengan kembali lagi pada game yang mereka mainkan, “Neh, oppa. Apa lagu SNSD yang paling kau sukai?”
“Huh? Ng… Kalau ditanyai begitu… Jujur, aku hampir tidak bisa berhenti mendengarkan ‘Kissing You’ ketika aku pertama mendengarnya. Hahaha.” KiBum mengeluarkan tawa kecil kalau mengingat masa-masa lalu.
Yoona terbengong-bengong, “Serius??! Bukan Gee? Atau OH!? Atau Run Devil Run?”
KiBum mengangguk dan memasang tampang serius, “Serius. Kalian terlihat lucu di situ. Hmm… tapi aku juga suka dengan Run Devil Run. Favoritku di situ Yuri-ssi. Dia terlihat sangat menarik di situ.”
“Yu-Yuri?!” tanpa sadar, Yoona semakin meninggikan suaranya. Bagaimana bisa lelaki ini membicarakan hal seperti itu dengan wajah tanpa ekspresi??
KiBum menaikkan satu alisnya, “Wae? Cemburu?” masih dengan pembawaan yang tenang dan kalem.
Yoona buru-buru menggelengkan kepalanya dan memutus kontak mata dengannya, “A-ani, untuk apa aku cemburu?”
‘Jangan-jangan… KiBum oppa suka dengan Yuri? Hah! Kenapa aku punya pikiran seperti ini sih?! Suka-suka dia dong mau sama siapa.’
Karena terlalu tenggelam dengan pikirannya, Yoona tidak sadar kalau KiBum sudah berjalan jauh di depannya.
“Yoona, kemari! Kau pasti akan suka ini.” KiBum berteriak dari tempatnya dengan tersenyum cerah. Segera saja Yoona mempercepat langkahnya dan menyusul KiBum yang ternyata sudah berada di ujung terowongan.
Ketika sampai, gadis itu jadi tahu alasan kenapa wajah KiBum tadi benar-benar cerah. Di akhir terowongan itu berdiri sebuah gazebo yang juga dikelilingi tanaman-tanaman menjulur di sekeliling bangunannya. Dihiasi lampu-lampu kecil dan lilin banyak sekali.

“Hwoaaa~ Ini benar-benar hebat! Tadi terowongan sekarang gazebo ini! Oppa, aku tidak bermimpi kan? Mungkin aku terdampar di negeri dongeng?” Yoona setengah berteriak karena terlalu antusias.
Sementara itu KiBum menikmati memandangi wajah Yoona yang terkagum-kagum seperti itu, jika seandainya ia bisa mengabadikan ekspresi gadis itu sekarang, ia akan melakukannya. Karena saat itu hanya dengan melihat wajahnya saja bisa membuat hatinya terasa hangat.
Dengan perhatiannya yang sepenuhnya ia berikan pada gazebo-nya, Yoona langsung berlonjak kaget ketika KiBum menyebut namanya tiba-tiba.
“Yoona, mau berdansa lagi denganku?” KiBum menunjukkan deretan gigi putihnya yang menawan itu pada gadis di depannya.
“He?!” Yoona terlalu tercengang hingga tidak bisa memikirkan kata lain lagi.
“Anggap saja itu pertanyaan yang harus kau jawab dengan ‘ya’.” Kata KiBum enteng.
Yoona masih megap-megap seperti ikan mendengarnya, permintaan KiBum yang di luar dugaan itu masih membuatnya kaku, “U… Uh…”
Gadis itu tidak tahu harus bereaksi seperti apa. KiBum sudah berjalan ke arahnya, semakin dekat dan dekat. Ketika sudah berada persis di depannnya, lelaki itu menggamit tangan Yoona dan meletakkannya di bahunya sendiri. Sementara itu tangan KiBum sendiri memeluk pinggang Yoona, mendekatkan jarak yang ada di antara mereka. Tiba-tiba lelaki itu tersenyum lagi, kali ini benar-benar lembut seolah-oah ingin menyampaikan perasaannya yang terdalam.
“Lambat bereaksi seperti biasanya?” ada nada jahil dalam suaranya kala itu.
“…” Tak mampu membalas apa-apa, pipi Yoona memerah karena lagi-lagi jarak yang begitu kecil di antara mereka. Ia sendiri bisa merasakan hangatnya tubuh KiBum. Jantungnya berdetak begitu kencang, sampai-sampai ia takut KiBum juga bisa mendengarnya. Lelaki itu kemudian mengiring Yoona dalam sebuah gerakan dansa yang pelan namun teratur, tanpa ada musik yang mengiringi mereka. Pandangannya terus tertuju ke gadis yang sekarang berada dalam dekapannya.
Yoona berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini bukan mimpi. Berdansa dengan lelaki yang telah merebut hatinya. Di sebuah gazebo yang terletak di taman seperti surgawi. Dikelilingi oleh lampu-lampu kecil yang berpijar seperti kunang-kunang. Rasanya seperti tidak pernah nyata.
Menatp balik ke tatapan mata KiBum yang dalam, Yoona kemudian seolah menemukan keberanian untuk menanyakan hal yang paling ingin ia ketahui jawabannya. Tirai misteri yang selama ini tak dapat ia sibak, yang tak pernah ada jawabnya.
“Ne… oppa. Kenapa kau pergi?” suaranya kecil dan lirih, namun cukup bagi KiBum untuk mendengarnya.
KiBum tersenyum kecil, “Sudah kuduga, cepat atau lambat aku harus menjelaskannya padamu kan?”
“Selama ini aku terus bergelut dengan pertanyaan, oppa. Pertanyaan yang tak pernah terpecahkan karena kau tak pernah ada untuk menjawabnya.” Yoona terus mencari jawaban dalam mata KiBum, ditatapnya lekat-lekat lelaki itu. Namun hanya dijawab dengan putusnya kontak mata mereka, KiBum justru menolak memandangnya lagi. Berusaha tidak mempertemukan tatapannya dalam dua bola mata milik Yoona.
‘Hal yang menyakitkan ketika seseorang membuatmu merasa spesial, lalu tiba-tiba meninggalkanmu, dan kamu harus pura-pura tak peduli. Karena itu aku harus tahu jawabannya.’ Batin Yoona dalam hati.
“Tatap aku oppa! Dan jawab aku. Tolong jelaskan padaku…” kedua alisnya kini bertaut menjadi satu, ada determinasi dalam suara Yoona yang menyudutkan KiBum.
“…Kau mungkin tidak akan bisa mengerti.” Jawab KiBum dengan suara parau.
“Wae? Apa kau pikir aku tidak cukup lama untuk mengenalmu? Bahwa kau takut aku akan berasumsi yang tidak-tidak mengenai dirimu?” Yoona melepaskan kontak tubuh mereka dan berjalan mundur menjauh dari KiBum. Ada ekspresi terluka di wajahnya. KiBum tidak pernah menyukai ketika Yoona seperti itu.
“Bukan begitu, aku hanya… aku hanya tidak ingin kau terluka.” Jawab KiBum dengan suara parau, ia tidak bisa tahan melihat ekspresi yang ada di wajah cantik Yoona sekarang.
“Apa maksudmu?”
***
Di Hall Pesta…

Yesung hampir tidak mempercayai apa yang ia lihat sekarang ini. Di depannya, terlihat sangat berantakan dan sangat mabuk, berdiri dengan lunglai Kwon Yuri. Di tangannya tergenggam satu gelas minuman beralkohol yang setengah terisi. Dia berjalan dengan berusaha menjaga keseimbangannya. Namun hampir saja gagal jika saja Yesung tidak bergerak cepat dan menopang tubuh gadis itu.
“Yah! Kwon Yuri! Kenapa kau seperti ini?” Yesung berteriak mencoba mengambil perhatian Yuri yang kini sudah kehilangan setengah kesadarannya itu.
“Hik. Pesta… ini… seru hik kan oppa. Hahahahaha! Ayooo kita pesta sampai puaaaassssh.” Gumam Yuri yang tampak benar-benar sudah kehilangan kendali dirinya.
Baru saja Yuri akan meneguk minumannya lagi, tetapi Yesung sudah merebutnya dan meletakkan gelas itu jauh dari jangkauan Yuri. Dan gadis itu tampak tidak terlalu senang.
“Yaaaahh! Itu minumanku hik! Kau ini hik kenapa seeeehh?” Yuri lagi-lagi hampir jatuh ketika ia melonjak marah. Yesung dengan gesit menangkapnya lagi, kali ini ia benar-benar mendekap gadis itu dan tidak berniat melepaskannya lagi. Yuri jelas sudah tidak bisa berdiri dengan benar lagi sekarang.
“Biar kuantar kau pulang sekarang.” Gumam Yesung yang masih menopang Yuri yang mabuk. Digiringnya Yuri keluar ruangan, ia tahu ia tidak bisa membiarkan gadis itu dengan kondisi seperti ini. Dan Yuri jelas tidak akan bisa menyetir ataupun membawa dirinya sendiri pulang dengan selamat jika sudah mabuk. Yesung membawa Yuri yang lunglai masuk ke dalam mobilnya. Baru saja ia duduk di kursi supir, Yuri sudah mengoceh lagi di bawah pengaruh alkohol.
“Hik kau tahu, aku beeenccciiiii suasana seperti tadi. Haaah! Pasangan hik dimana-mana. Bikin aku bo hik san melihatnya. Terlalu banyak virus merah jambu di dunia iniiiii!!! Bahkan hik si maknae SeoHyun kami hik juga sudah bisa cinta-cintaan seperti itu??! Yah! Dunia ini sudah tidak adil! Hik!!” Yuri yang mencak-mencak karena mabuk sama sekali tidak membuat Yesung panik ataupun takut. Ia di luar dugaan bisa menghadapi ini dengan tenang dan kalem. Meskipun sebenarnya lelaki itu bingung apakah Yuri sedang mabuk atau memang sedang cegukan mengingat terlalu banyak ‘hik’ yang dia ucapkan.
“Kalau kau merasa dunia ini tidak adil kenapa tidak mencari sendiri saja laki-laki yang tepat untukmu.” Yesung memutuskan untuk menimpali Yuri, ia sendiri juga tidak mengerti kenapa lidahnya bergerak sendiri.
“Naaaahhh~ Aku sudah punya tahu.” Yuri masih menatap dengan pandangan kosong dan tersenyum-senyum aneh.
Yesung merasa tertohok sedikit. Ini benar atau tidak? Atau hanya karena dia mabuk saja dia jadi bilang seperti itu? Eh tapi, katanya orang yang mabuk itu justru akan mengatakan hal yang paling jujur dari dalam hatinya.
“Oh ya?” Tanya Yesung datar, ia berusaha memakaikan seatbelt ke tubuhnya.
Yuri, masih dengan ekspresi bodohnya, tertawa kecil dan menjawab, “Hahaha yaaaahhh hik tapi sayangnya aku bertepuk sebelah tangan sih hik. Laki-laki itu tidak pernah melihatku hik seperti wanita. Laki-laki bodooohhh!! Aku benci.”
Ketika akan menyalakan mesin, Yesung baru tersadar bahwa Yuri belum memakai seatbelt. Yuri yang mabuk akan lebih berbahaya mungkin jika ia tidak dipakaikan seatbelt. Meskipun perasaannya tidak karuan sekarang karena mendengar bahwa Yuri sudah menyukai seseorang, Yesung kemudian melepas seatbeltnya sendiri dan mengulurkan badannya untuk memasang seatbelt Yuri.
Dipenuhi oleh rasa penasaran, Yesung tiba-tiba melontarkan sebuah pertanyaan, “Memangnya siapa laki-laki itu?” meskipun begitu ia tidak berharap Yuri akan menjawabnya dengan serius. Yuri yang sadar saja tidak pernah, apalagi Yuri yang mabuk.
Yuri menyunggingkan seringai di wajahnya dan kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Yesung yang masih berkutat dengan seatbelt Yuri. “Kau, laki-laki bodoh.”
Sekujur tubuh Yesung kaku ketika bibir Yuri tiba-tiba melumat bibirnya. Tangan Yuri mencengkeram kemeja Yesung dan menariknya ke arah tubuhnya, berusaha mempersempit jarak di antara mereka.
Namun secepat itu pula Yuri menarik kembali tubuhnya menjauh, memecah ciuman kilat mereka. Yuri mengelap bibirnya dengan satu ibu jari yang ia miliki dan menyeringai sekali lagi ke arah Yesung, “Apa aku sekarang seorang wanita bagimu, Yesung oppa?”
Saat itu, bagi Yesung, Yuri yang sedang mabuk tidaklah seburuk yang ia kira.

~TBC~

A/N:
Huwaaaaaaah akhirnya kelar juga! Author minta maaf dengan sangat karena keterlambatan update kali ini  Sempat stuck ide dan disibukkan dengan kegiatan sekolah. Sebagai gantinya, semoga panjang chapter ini cukup memuaskan para readers ya 😀 Adegan di chapter kali ini banyak terinspirasi dari film A Cinderella Story yang diperankan Hilary Duff. Terutama adegan tamannya. Makanya gambar gazebonya diambil dari filmnya juga :3 Terima kasih sudah membaca sampai saat ini. Mohon dukungannya dengan mereview dan komen di bawah ya! Oh iya, chapter kali ini bonus poster ;D


22 thoughts on “Welcome Home! [Part4-series]

  1. wah wah wah obrolan YoonBum seru banget pake main kuis-kuisan segala.. aku jga ikutan dag dig dug dag dig dug stiap pertanyaan dan jawaban yg akan di ajukan dan dijawab ama mreka … xeexexe #lebee

    Omooo… Kibum oppa uda gak usa mikir panjang2… tembak aja Yoona.. heduuuuhhh >.<

    Tambah seru tambah seru…. xeexexe
    gak sbar nantiin obrolan YoonBum slanjutnya

    Ditggu author part selanjutnya^^

    Like

  2. kekekekekeke..
    Kibum ama yoona maen tarik ulur, jd nya bikin geregetan deh..
    Tp sweet bgt moment nya mereka..
    Napa gak saling ngaku aja mereka ya??
    Heechul Jjang…!!
    Yesung, enak yoo dicium ama yuri..
    Hehehehehehe..
    Update soon pliz…

    Like

  3. huaaaa makin seruuu ini cerita
    yoona kibum susah banget buat ungkapin
    ya ampun omooo ddangkoma kau dicium yuri omoooo
    jangan lama lama ya

    Like

  4. akhirnya part ini keluarnya..
    author jjang ^^
    senang banget YoonBum makin mesra aj hehehehe
    itu si King of Evil Kim Heechul bener2 pnya ide yg sangat cemerlang, btw ntr Heechul ada pasangannya juga ga?masa dia cuma jadi ma’comblang doang (^_____^)a
    hayoooo ternyata Yul suka ama appanya ddakoma ya ^^
    Sooyoung rindu Han gege kenapa ga langsung nyamperin k china aja??
    ayo author part selanjutnya jangan lama2 ya (^/\^)

    Like

  5. wahhh,, yoonbum…
    iia nie yoong ma kibum oppa malu” pdhal sma” saling suka,,,

    penasaran dc heechul oppa ngmng ap iia ma yoona smpe wajh yoona merah bgd,,,

    kyaa… Yuri nyium yesung oppa,,,,
    apa ya yg terjadi selanjutnya….

    admin ditunggu lanjutannya,,, kapan nie lanjutannya jgn lama”…

    Like

  6. Waaahh yoonbum romantis sekali… Sooyoung ama hankyung oppa juga.. Han oppa bisa romantis yaamm #plak #abaikan
    Yuri ama yesung juga romantis! 😀 ahhh aku suka couple yang ada di part ini!!

    Like

  7. wah lucu yg bagian yesung-yuri, qra” bkal sma ga ky yg laen jd cinta”an..
    lnjutkan!!jgn lama” y hehehe…

    Like

  8. waktu pertama kali baca pengen ketawa terus sama tingkahnya heechul…pinter banget bikin org salting..

    kebawahnya jadi makin serius obrolannya….

    seruuuu
    ditunggu part selanjutnya

    Like

  9. oiii yuri

    lu ngapain tadi

    haesica mana kok gak keluar lagi
    yoonbum so sweet deh

    ohoiii
    cuit cuit *siul ceritannya*

    Like

  10. huaaa part yoonbumnya banyak heehehehe
    heechul kau memang hebat hahaaha
    setiap pertanyaan seru banget hahaha
    kenapa kibum pergi??
    kenapa kibum takut yoona sakit hati??
    hmmm penasaran ditunggu lanjutannya

    Like

Leave a comment