My 22nd Love List [Part 1]


Title                       : My 22nd Love List [Part 1]

Author                  : Hye Ri a.k.a Seohyekyu a.k.a Ayuun ~freelance~

Cast                       :

Kyuhyun Suju as Cho Kyuhyun

Seohyun SNSD as Kim Seohyun

Yoona SNSD as Im Yoona

Kangin Suju as Kim Yeong Woon Songsaengnim

SMEnt Family, #semua masuk kok, tapi jadi peran pelengkap aja kaya’ garem sama merica

 

Genre                  : Romance *jelas*, Comedy *ada dikit*, Friendship *bisa*, macem-macem deh… hehe ^^

Rating                   : G/PG-13 [standar aja lah]

Disclaimer          : SemuA cast punya SM, SM itu punya Tuhan, ni FF punya author en Seokyu itu kakak-kakak saya… hahaha XD

PS                           : Announcement !!! Disini Kyuhyun dan Seohyun karakternya agak beda yaaa…, harap maklum.. ^^

 

Assalamualaikum, Annyeong chingeudeul…. ^^

Kenalin, Hye Ri imnida, author freelance baru disini #berharap bisa jadi author tetep secepatnya, amiiin…

Ini FF debutku di SMT FF dan udah pasti Seokyu soalnya author tu Wires en Seokyu Shipper sejati #plak ! gapenting !# Tapi, aku udah sering nge-publish FF-ku yang juga seokyu di page fesbuk namanya seo hye kyu fanfiction, ntar dibuka, dilike, trus dibaca yaaaa…. hahahaha #promosi buuu… ^>^

Karena ini FF debutku disini en aku masih pemula banget dalam bidan per-FF-an, aku mohon kesediannya #jiiah, formal amat yak ??# buat semua reader yang udah mbaca buat ninggalin jejak minimal like dan kalo bisa di komen juga soalnya aku butuh komentar-komentar kalian buat FF-ku selanjut-selanjutnya….

Mian yaaa kalo ceritanya jelek, nggak bagus #sama aj dong#, nggak greget, mbingungin, bertele-tele, kaya’ sinetron, gaje, wagu..

dst dsb dll

Makanya author butuh komentar en saran-saran readers, okseokse ???

Gomawo juga buat semua readers yang udah mampir en mbaca FF aneh ini… hehe ^^

Oh iya, di FF ini, karakter Kyu Oppa [oppa author #penginnya] en Seo unnie [unnie author #mengharap] agak beda…

Buat readers, tolong banget en kalo bisa mbayangin Kyuhyun opp itu anaknya agak polos *sok polos* mikirnya, innocent, ceria abis, full smile, nggak pernah diem, jail, kaya’ taemin gitu lah #bisa nggak ?# Terus Seohyun unn tu jutek, pendiem, agak judes, nggak pedulian, dingin, en agak surem #haha, bahasanya nggak banget yaaa ??

FF ini sebenernya terinspirasi dari FF lain yang cerita agak mirip, cuman yang maen beda. Mian banget kalo ada yang ngerasa yaa. BUKAN MBAJAK !!!!! BUKAN PLAGIAT !!! Ini cuma terinspirasi. Buat reader yang ngerasa pernah mbaca FF tipe kaya’ gini anggep aja ini FF itu tapi versi Seokyu #hloh hloh ???

DON’T LIKE DON’T READ !!! DON’T PLAGIAT DON’T BASHING !!!

Sipsip, okeoke ?? ^^

 

Hepi Reading….

 

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

 

Seohyun POV

Dingin sekali. Kenapa setiap aku duduk disini selalu sedingin ini ?

Itu bukan karena tempat dudukmu, Seo. Kau selalu dingin dimanapun.

Eh ? Siapa yang bilang begitu ?

Aku celingukan sendiri. Tidak ada siapapun yang bicara denganku sepertinya. Yoona, teman sebangkuku, sedang sibuk mencatat. Minho yang duduk didepanku juga sama saja. Bangku belakang ? Kibum yang biasanya duduk sendirian di bangku itu sedang tidak masuk hari ini.

Oh, bagus. Aku sedang bicara sendiri tadi. Tidak mungkin ada yang menjawab. Sudahlah, Seo ! Berhentilah main-main !

Aku mencoba untuk kembali fokus pada pelajaran bahasa China pagi ini. Hankyung Songsaengnim terus berbicara dengan bahasa China kebanggaannya dan kurasa, dia tidak memperhatikan keadaan kelas yang diajarnya saat ini. Satu kata, sangat membosankan. Baiklah, itu dua kata, tapi cukup menjelaskan semua. Tidak cuma hari ini, pelajaran ini, tapi setiap hari yang kurasakan dikelas ini sejak aku mulai masuk SMA adalah kebosanan. Bosan ! Bosan ! Bosan !

Kelasku ini tidak pernah berubah. Atau bisa dibilang, sebagian besar tidak berubah.  Kelasku adalah kelas unggulan dan hanya anak-anak berotak dan memiliki ‘harta’ lebih lah yang bisa berada dikelas ini. Tidak cuma itu, tapi kepopuleran dan jabatan juga. Beruntung ? Hanya beberapa persen saja Semua ada di kelas ini. Makanya kubilang kelasku tidak pernah berubah. Hanya ketambahan atau berkurang satu-dua murid. Aku tidak mau menjelaskan lebih jauh lagi. Hey ! Aku sedang fokus.

TOK TOK TOK !!!

Ada yang mengetuk pintu kelasku. Sontak seisi kelas mengangkat kepala mereka dari barisan huruf China di buku paket mereka dan menoleh semua ke arah pintu. Kecuali aku tentu saja, yang hanya melirik sedikit dan berpikir tu tidak penting menurutku.

Kulihat sekilas Hankyung Songsaengnim berjalan ke arah pintu dan teman-temanku mulai saling bisik-bisik. Ya ampun, apa mereka se-‘modern’ itu hingga harus heboh ketika ada suara ketukan pintu di kelasku ? Itu sudah sangat sering terjadi.

“Cih ! Cuma karena ada yang mengetuk pintu saja sampai heboh begitu. Apa sih yang mereka bisikkan ? Tidak penting.” Gerutuku sambil terus mencatat dan tanpa memindahkan mataku dari papan tulis. Hash ! Catatan Hankyung Songsaengnim kenapa sebanyak ini ?

“Ah, kau ini, Seohyun. Mereka semua heboh karena mereka pikir kemungkinan yang mengetuk pintu itu Appamu alias Pak Kepala Sekolah dan murid baru itu.” Yoona menjawab pertanyaan gerutuanku barusan. Aku berhenti menulis.

“Murid baru ?”

Yoona menganggukan kepalanya. “Ne. Masa kau tidak tau kabar itu sih ? Kau kan anak Kepala Sekolah.”

“Ara,” jawabku tanpa menoleh kepadanya, “hanya saja, kenapa harus sekarang ? Aku sedang fokus. Kau tidak lihat apa catatan Hankyung Songsaengnim sebanyak itu ? Aissh, mengganggu saja.” Gerutuku lagi. Wajahku makin merengut.

Yoona hanya menepuk-nepuk bahuku simpati dan terus menyabari. Aku sedikit mendengus kesal kemudian melanjutkan aktifitasku yang sempat tertunda sebelumnya, mencatat. Saat itulah, Hankyung Songsaengnim masuk lagi dan kali ini, dia tidak sendirian. Ada Pak Kepala Sekolah atau Appaku dan seorang namja dengan seragam sekolahku yang wajahnya cukup asing mengikutinya.

Dia pasti murid baru itu. Ah, tidak menarik dan aku tidak tertarik… batinku. Aku memang benar-benar tidak peduli dan tidak tertarik.

“Eh, eh, eh ! Pak Kepsek, tuh, Pak Kepsek !” Onew, ketua kelasku yang aneh, telmi dan hebohan itu ribut sendiri begitu melihat Appaku masuk dengan namja itu. Oh iya, Kepala Sekolah di SMAku ini, tak lain adalah Appaku sendiri. Sekolah ini pun sebenarnya milik yayasan keluargaku. Kakek buyutku yang membangun sekolah ini. Baiklah, itu sekedar pemberitahuan saja.

“Selamat siang, anak-anak.” Sapa Appaku, maksudku Pak Kepala Sekolah. Tak lupa dengan senyuman dan smile eyes khasnya. Ckckck, Appa, Appa.

“Selamat siang, Songsaengnim…” Koor anak-anak sekelas, kecuali aku tentu saja. Untuk apa juga aku menjawab ? Aku bahkan sering lebih dripada cuma salam-salaman seperti ini. Dan satu lagi, aku terlalu sibuk mencatat dan…, malas.

Yoona yang sadar aku terlalu cuek, menyenggol lenganku mengingatkan. Aku hanya menoleh ke arahnya dengan menampakkan ekspresi yang mengatakan ‘apa itu perlu ?’ dan dia langsung paham.

“Baiklah, anak-anak. Hari ini kalian kedatangan murid baru pindahan dari Amerika…”

Belum selesai Appaku berbicara, seisi kelas sudah ribut lagi dengan bisikan-bisikan komentar dan kekaguman yang menurutku, sangat tidak penting.

“Kyaaa…. dia manis sekali !”

“Ya ampun ! Kerennya….. Cool abis ni cowok !”

“Tipeku bangeeet…. ><”

“Kuharap dia belum punya pacar, aku akan memasukannya dalam antrian gebetanku. hahaha !”

“Wah ! Kita kedapetan produk luar nih. Ckckck ! Great !”

dst, dsb, dll…

Hankyung Songsaengnin langsung mengambil alih kondisi.

“Ssssht… ! Diam-diam ! Biarkan Young Woon Songsaengnim bicara dulu. Silahkan, Pak.” Hankyung Songsaenginm mempersilahkan.

“Iya, iya, baiklah. Teman baru kalian ini masih sangat baru dan perlu beradaptasi. Jadi Bapak mohon kerjasama kalian semua untuk membantunya beradaptasi. Apalagi kalian sudah menginjak kelas 3 dan sebentar lagi kalian akan lulus. Bapak sangat meminta bantuan kalian untuk membantu teman baru kalian ini untuk bisa belajar, karena pasti kurikulum Amerika dan Korea sangat berbeda. Ya, baiklah, untuk selanjutnya, Bapak serahkan pada Hankyung Songsaengnim saja. Mari, Songsaengnim.” Appaku menundukkan kepalanya sedikit, menepuk bahu anak baru itu, lalu melangkah menuju pintu.

“Ne, Songsaengniiiiim…….” Koor anak-anak sekelas lagi namun kali ini lebih heboh. Kenapa mereka jadi bersikap seperti anak TK seperti ini sih ? Oh iya, aku lupa. Mereka kan selalu seperti ini dan tidak pernah sekalipun mereka bersikap dewasa. Padahal kami sudah kelas 3 sekarang.

Kulirik Appa dengan ekor mataku dan tinggal sedikit lagi Appa mencapai pintu dan keluar. Baguslah ! Aku jadi bisa kembali fokus. Aku tidak bisa fokus kalau Appaku masih disini.

“Oh iya, Seohyun ah !” Tiba-tiba namaku disebutnya. Bagus ! Aku akan jadi bahan godaan setelah ini. Terima kasih banyak, Appa. Aku mendengus, meletakkan pulpenku dengan sedikit ditekan, lalu menatap tajam ke arahnya. Aigoo~ Appa ! Aku sedang ingin FOKUS !!!

“Mwo ?” Tanyaku tanpa ada suara yang keluar. Hanya gerak bibir saja.

“Appa ingin kau juga bersikap baik dan membantunya beradaptasi. Berteman baiklah dengannya. Arachi ?” Pintanya terakhir kali sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan kelas. Aku hanya terpaku dengan ekspresi datar yang sebenarnya menyiratkan kekesalan yang sangat. Appa…

“CIIIIIEEEEEEEE……. Seohyun aaaaah~.……” Anak-anak sekelas langsung menggodaku begitu Appaku pergi. Aku mendengus lagi dan sama sekali tidak kepikiran untuk membalas. Hanya diam, mencoba menghiraukan mereka dengan kembali menulis.

Yang seperti ini sudah biasa dan selalu begini akhirnya. Aku sudah paham mereka itu seperti apa. Ck, sudahlah !

Yoona mengelus punggungku dan terus menyabariku. Selalu. Sejak aku kelas 1 duduk bersamanya, dia selalu menyemangatiku dan memintaku sabar dengan kelakuan teman-teman sekelasku ini. Aku sih, mana peduli. Mereka menurutku…, nggak penting.

Untungnya, Hankyung Songsaengnim kembali mengambil alih situasi. Baguslah karena aku tidak akan digoda lebih lama lagi. Hankyung Songsaengnim meminta perhatian untuk perkenalan anak baru itu. Kurasa semua tertarik, tapi tetap, kecuali aku.

“Baiklah, perkenalkan dirimu di depan teman-teman barumu ini. Kau bisa bahasa Korea kan ?” Tanya Hankyung Songsaengnim yang sebenarnya tidk penting.

“Ne, Songsaengnim. Okay, well… I’m Kyuhyun. Cho Kyuhyun Imnida. Annyeong haseyo.” Dia membungkukan badanya 90 derajat. Dan bisikan kekaguman kembali terdengar dari gadis-gadis dikelasku. Ya ampun, apa mereka tidak bisa bersikap biasa saja ?

Aku mencoba untuk tidak terlalu peduli. Yang ada dipikiranku saat ini adalah aku bisa selesai mencatat catatan dari Hankyung Songsaengnim di papan tulis sana.

“Baiklah, Kyuhyun. Kau bisa ceritakan sedikit tentang dirimu dan bagaimana kau bisa pindah ke Korea.” Perintah Hankyung Songsaengnim. Aku bisa mendengar Onew, Eunhyuk, dan Shindong yang ber’yes-yes’ ria setelah perintah Hankyung Songsaengnim itu. Aku yakin mereka pasti terlalu bahagia karena pelajaran ditunda. Bagi mereka mungkin menyenangkan, tapi bagiku ?? Itu mengganggu.

“Ne, Songsaengnim. Baiklah teman-teman, aku pindah ke Korea, tepatnya ke Seoul ini adalah karena masalah pekerjaan Appaku. Appa sedang sibuk mengembangkan perusahaannya yang berada disini. Aku dulu lahir dan pernah tinggal disini sampai berumur 6 tahun lalu pindah ke Inggris. Lalu saat aku berumur 8 tahun aku pindah ke Perancis. Lalu 3 tahun kemudian, aku pindah ke China, lalu ke Amerika setelah 6 bulan di China. Keluargaku memang sering pindah-pindah.” Jelasnya.

Kelas ribut lagi. Semua heboh membicarakan cerita anak baru itu. Aku mendengus. Sombong sekali ?? Tukang pamer.

“Anak-anak, mungkin ada yang ingin kalian tanyakan pada Kyuhyun ?” Hankyung Songsaengnim member kesempatan. Alamat buruk !! Aku yakin kelas akan jadi semakin ramai.

Seluruh tangan di kelas ini terangkat. Tidak semua tentu saja. Tapi banyak dan kurasa hampir sebagian kelas mengacungkan tangan dan ingin bertanya. Aku masih terus melanjutkan menulis. Aku sama sekali tidak tertarik untuk ikut-ikutan penasaran dengan orang baru itu karena  anak itu, menurutku, tidak terlalu penting.

Onew mendapat giliran pertama bertanya.

“Ya ! Kyuhyun ssi ! Coba tebak ya…, duluan mana ayam sama telor ?” Tanyanya. Sontak seluruh kelas langsung mencibir dan meneriaki tingkah autis ketua kelasku itu sambil melempar barang apapun yang ada didekat mereka padanya. Hahaha…, pertanyaan macam apa itu ? Tidak penting.

Onew hanya menggaruk-garuk kepalanya sambil menampakan cengiran jahilnya yang tidak pernah hilang dari wajahnya itu. Dasar ketua kelas autis !

“Eeeh, Onew ! Kau ini bertanya apa sih ? Ya sudah ! Ganti yang lain saja. Eumm, Jessica, silahkan.” Tunjuk Hankyung Songsaengnim lagi. Sica yang memang sudah berharap-harap ditunjuk langsung kegirangan sendiri. Mulai deh penyakit centilnya kumat.

“Eumm, Kyuhyun ssi…, kamu lahir bulan apa ? Tanggal berapa ? Kamu tinggal dimana ? Suka makanan apa ? Suka warna apa ? Hobimu apa ? Berapa bersaudara ? Punya kakak ? Atau adik ? Enakan di Amerika apa di Korea ? Eh iya, satu lagi, nomor Hpmu berapa ? Minta dooooong….” Cerocosnya genit. Ckckck, apa model sepertinya selalu segenit itu ? Oke, kuakui dia memang genit dan centil di kelas biasanya. Untuk apa aku heran ? Hanya saja, aku jadi jengah dengannya. Iih,

Hankyung Songsaengnim terlihat menggelengkan kepalanya heran. Pasti pikirannya tidak jauh beda denganku. Hanya menebak sih.

“Ckckck, nona Jung, bisakah kau bertanya satu-satu ? Tidak lihatkah kau kalau Kyuhyun kebingungan karena pertanyaan-pertanyaanmu ?”

“Gwaenchana, Songsaengnim. It’s okay. Saya bisa menjawabnya, kok.” Kata Kyuhyun dengan bahasa campurannya. Nadanya terdengar ceria. Aku bisa menebak kalau dia pasti berkata dengan senyum mengembang *aku menunduk dari tadi, menulis.

Kuangkat kepalaku dan kulihat ternyata dia memang sedang tersenyum. Tuh kan, dia pasti tipe-tipe anak yang aktualisasinya tinggi. Eksis dan populer. Makanya jadi sok ganteng seperti itu. Cih.

“Eumm, aku lahir tanggal 3 Februari. Saat ini, aku tinggal di……………………………………………………….”

Bla, bla, bla, bla, bla. Dia menjawab semua pertanyaan dari Jessica tanpa ada yang terlewatkan satupun. Wah ?! Lumayan juga ingatannya. Padahal tadi Jess bertanya dengan cepat dan tanpa jeda satupun.

Tapi tetap saja dia mengganggu. Kenapa perkenalan dan sesi tanya-jawab harus di adakan sekarang sih ? Aku sedang ingin fokus belajar. Aku harus mendapat nilai tertinggi lagi saat ulangan harian minggu depan. Dan, bukan Jino, saingan terberatku dikelas, atau yang lainnya.

Hankyung Songsaengnim membuka pertanyaan lagi. Ya ! Songsaengnim China ! Kenapa kau malah melalaikan tugasmu mengajar bahasamu itu, hah ?! Tuh kan, aku jadi ngedumel sendiri. Dan kali ini, temanku yang beruntung ditunjuk oleh Hankyung Songsaengnim adalah Tiffany, the other Sica. Mereka berdua sama saja. Model yang centil dan yaaah, wajah selalu didepan, otak ? Kurasa mereka meninggalkannya. Tapi kuakui mereka memang cantik dan tidak terlalu pabo juga sebenarnya.

“Ehm, Kyuhyun ssi, aku mau tanya… Apa…, kau sudah punya pacar ?” Tanyanya malu-malu. Aku tertohok. Bisa-bisanya anak ini bertanya sesuatu yang pribadi ? Ya ! Kau mau mendaftar jadi pacarnya apa ?

Aku bertaruh kalau dia sudah punya pacar dan itupun lebih dari satu. Namja tipe Kyuhyun itu kalau kulihat pasti tipe namja playboy yang dengan mudah menggaet yeoja-yeoja cantik dengan pesonanya. Tapi, aku tidak mengakui kalau dia punya pesona. Namja seperti itu adalah namja pabo. Dan menurutku, mereka tidak berpeseona sama sekali. Bagus, kelasku ketambahan orang seperti itu lagi.

Ah, aku sudah bisa menebak jawabannya.

“Hmmm…,” Anak itu tersenyum lagi. “Aniyo. Aku belum punya pacar.” Jawabnya dengan nada ceria lagi.

MWO !!!

Aku salah ?! D-dia belum punya pacar ? Anak sepertinya ?

Makanya jangan menilai dari luarnya saja dan asal menebak seperti itu, Seo.

Ada yang bicara lagi padaku. Haassh ! Siapa sih ?

Aku melongo mendengar jawabannya. Dan lebih terkejut lagi mengetahui kenyataan kalau akau salah. Tidak mungkin anak seperti Kyuhyun itu belum punya pacar.

“Aku belum pernah punya pacar dan pacaran dengan siapapun.” Lanjutnya lagi.

Bagus ! Aku tambah terkejut. Dia dari Amerika dan lama tinggal disana, bisa-bisanya belum pernah pacar.

Aku bisa mendengar dengan jelas dengungan dan bisikan heran anak-anak kelasku yang lain. Mereka mungkin sama tidak percayanya denganku. Aku malah sempat mendengar pekikan girang Jessica dan Tiffany di belakang. Kyuhyun jadi mangsa baru mereka nih. Dasar. Tapi aku jadi kepikiran jawaban anak baru itu. Jangan-jangan anak ini bohong lagi. Ih, mana wajahnya sok polos gitu lagi ? Beneran nggak sih ? Aku jadi penasaran sendiri. Anak ini normal kan ?

Hei, hei ! Seohyun ah~ kenapa kau malah jadi kepikiran jawaban anak satu itu ? Dia mengganggumu, kau ingat ? Ayolah~ cepat selesaikan ini ! Aku mau belajar !

“Geuraemyon, apa kau punya seseorang yang kau sukai ?” Kali ini dan tanpa ditunjuk, Jonghyun yang duduk sebangku dengan Onew , mengajukan pertanyaannya. Terkesan melanjutkan pertanyaan dari Tiffany. Gadis itu langsung meluncurkan tatapan setajam pisaunya pada Jonghyun. Hahaha, ada-ada saja mereka itu.

Aku tidak tertarik mendengar jawaban anak itu. Tidak penting menurutku. Sangat tidak penting. Eh, tapi kok aku jadi penasaran juga ya ?

“Emm, kalau itu, kurasa ada.” Jawab anak baru itu santai dan, polos ? Apa dia jujur ? Apa memang wajahnya seperti itu ? Ah, nggak mungkin ah.

Cukup ! Sudah sudah, Seo !! Ayo fokus ! Aiish, yang seperti ini harus segera dihentikan. Bisa sampai besok kalau di teruskan. Harus ada yang mengentikan ini. Kapan aku tenang belajar kalau diteruskan ? Aku melirik Hankyung Songsaengnim. Aah, tidak bisa diandalkan. Tidak ada yang bisa diandalkan untuk menghentikan ini. Bahkan Onew yang ketua kelaspun kulihat justru senang pelajaran tertunda beberapa lama. AKU TIDAK !!!

Berarti, karena tidak ada yang bisa kuandalkan, akulah yang harusnya menghentikan ini. Lagi dan lagi, Hankyung Songsaengnim memberi kesempatan bertanya lagi. Anak baru didepan itu, masih dengan senyuman ceria dan *sok* polosnya, menunggu dengan sabar dan aku yakin dia tidak sadar kalau ada yang terganggu dengannya saat ini.

Semua mengacungkan tangan. Mengharap Hankyung Songsaengnim menunjuknya dan memberikan kesempatan bertanya, dan bisa kutebak kalau pertanyaan mereka pasti aneh-aneh. Hankyung Songsaengnim terlihat masih mencari-cari siapa penanya berikutnya. Aku puny aide !

Kuputuskan untuk mengangkat tanganku juga. Bersikap seolah aku mau bertanya. Padahal, aku hanya ingin melancarkan ideku. Dan kebetulan sekali, Hankyung Songsaengnim melihat ke arahku.

“Ooh ? Seohyun, kau mau bertanya ?”

Aku tidak tahu apakah ini bernada heran atau mempersilahkanku, tapi kujawab saja ya dengan anggukan kepala. Aku sadar kalau semua mata sekarang tertuju padaku. Dan aku juga sadar kalau ada beberapa anak yang melotot heran, kaget, dan terkejut melihatku seperti ini. Tumben, mungkin. Bahkan aku bisa mendengar ada yang berbisik-bisik di pojok belakang sana.

Aku bisa mendengar mereka berbisik ‘Seohyun mau bertanya apa ?’ atau ‘hah ?! Anak itu mau nanya ? Tumben sekali.’ Tuh kan, sudah kuduga.

“Baiklah, kalau begitu, silahkan Seohyun, kau boleh mengajukan pertanyaanmu pada Kyuhyun.”  Beliau mempersilahkanku. AKu mengangguk sedikit dan memasang senyum tipis. Baiklah, Cho Kyuhyun…, dengarkan…

“Apa kau sudah selesai ?” Tanyaku pelan.

Seketika itu juga senyumnya sedikit memudar. Tatapan matanya kaget dan itu tertuju jelas padaku. Bukan hanya dia, tapi seluruh isi kelas, bahkan Yoona, sahabat dan teman sebangkuku. Dia menyenggol lenganku.

“Seohyun ? Apa maksudmu ?” Bisiknya padaku. Aku tidak bergeming. Tetap menatap lurus ke mata anak baru yang terlihat agak shok mendengar pertanyaanku itu.

Aku bisa mendengar namaku disebut-sebut oleh anak-anak satu kelas. Jelas sekali kalau mereka kaget.

“Kalau kau sudah selesai, bisakah kau segera duduk dan melanjutkan perkenalanmu yang tidak terlalu penting itu nanti ? Kita sedang pelajaran sekarang dan kau memotong pelajaran Hankyung Songsaengnim. Lagipula, aku sedang mencatat dan kau berdiri tepat didepan catatan yang harusnya kucatat sekarang. Kau menghalangi dan…, mengganggu. Araseo ?” Kututup pertanyaan dan pernyataan terpanjangku itu dengan senyuman menantang.

Aku bisa mendengar Onew dan Jonghyun heboh dibelakang, “Tiga kalimat, kalian dengar ?! Tiga kalimat !!! Bukan ! Itu empat kalimat !” Walau mereka berbisikpun aku bisa dengar mereka. Kurasa bukan cuma mereka yang heran dan kaget karena aku bisa bicara lebih dari 3 kalimat dan sepanjang tadi dalam sejarah hidupku di kelas ini sejak kelas 1. Aku tau mereka kaget dan yang pasti tidak percaya.

Kulirik Hankyung Songsaengnim yang kelihatannya agak kaget juga mendengar pertanyaanku. Kyuhyun ? Ahaha, anak itu malah emmatung dan menatap tajam padaku sekarang. Apa dia tidak suka ? Eh ?! Kenapa aku jadi merasa bersalah ? Dia yang salah juga kok.

“Ehm, ehm ! Eumm, benar juga yang Seohyun katakan. Hmm, Kyuhyun, kau bisa duduk sekarang. Yang lainnya, perkenalannya bisa dilanjutkan saat istirahat nanti saja. Dan, kau, Kyuhyun…, kau duduk di…, aah~ Di bangku kosong dibelakang mejanya Seohyun dan Yoona itu ya. Yang itu.” Hankyung Songsaengnim menunjuk mejanya Kibum yang tepat dibelakangku. Haassh ! Songsaengnim ! Kenapa tidak ditempat lain saja ?!

“Ne, Sir.” Jawab anak baru itu dengan bahasa campurannya. Ne, Sir ? Antara Korea dan Inggris ? Dasar sok bule !

Aku mencoba tidak terlalu peduli dengan kehadiran penghuni baru yang duduk di meja belakang mejaku ini. Saat dia dudukpun, aku tidak menoleh sama sekali ataupun mengucapkan salam padanya. Yoona, yang memang ramah dan manis itu, langsung memperkenalkan diri pada Kyuhyun dan meminjamkannya buku paket bahasa China miliknya.

“Kita barengan ya ? Punyaku kupinjamkan padanya. Kasian dia nggak ada Kibum. Sendirian juga. Yayaya ?” Rengeknya sambil berbisik. Aku cuma menghela napas dan menggeser bukuku ketengah. Yoona ini, perhatian sekali sih ?

“Kenapa kau perhatian sekali sama anak itu sih ? Jangan-jangan kau juga ikut-ikutan kena pesonanya yang sok berpesona itu seperti yang lain ya ? Siwon mau dikemanain ? Udah ganti hati ?” Cerocosku menggodanya. Khusus jika dengannya, aku bisa lebih rame dan tidak bersikap dingin seperti dengan teman-teman sekelas yang lain. Jelas saja, dia kan satu-satunya sahabatku disini.

Yoona heboh begitu kusebut nama Siwon. Siwon itu adalah President Murid di SMAku ini. Setingkat lebih tinggi dari ketua OSIS karena semua kegiatan murid yang diadakan oleh organisasi manapun termasuk OSIS harus disetujui olehnya dulu. Istilahnya, dia murid nomor 1 di sini lah. Tampan *banget*, keren, pintar, kaya juga. Dan Yoona, naksir dia sudah dari kelas satu. Beruntung dia juga sekelas dengan kami. Walau belum ada satupun yang tahu perasaan Yoona padanya kecuali aku. Kurasa, Siwonpun belum tahu.

Aku terkekeh melihatnya heboh. Rasanya senang saja bisa menggodanya seperti itu. Lagian, menurutku mereka cocok kok. Yoona ramah, Siwon cool. Pas.

Tapi perasaan senangku hilang seketika ketika murid baru yang duduk dibelakangku ini menepuk pundakku dengan jarinya dan menayap. Ya ampun ! Anak ini mau apa sih ?

Aku menoleh kebelakang dan melihatnya tersenyum lebar karena aku menoleh padanya.

“Annyeong,” Sapanya dengan wajah innocent. Aku sedikit jengah. SKSD banget anak ini. Dengan sedikit terpaksa, aku membalas sapaanya.

“Ne, annyeong.” Aku kembali ke posisi awalku dan mulai kembali menulis. Belum sempat aku melanjutkan aktifitasku tadi, dia sudah membuatku harus berhenti lagi.

“Kyuhyun imnida. Namamu Seohyun kan ?” Tanyanya. Aiissh ! Dia tidak tahu apa kalau dia mengganggu ? Kuputuskan untuk tidak menanggapi pertanyaannya dan melanjutkan menulis. Yoona geleng-geleng melihatku. Dia tahu persis kalau aku tidak terlalu gampang suka dengan orang apalagi yang jelas-jelas sudah mengganggu sepertinya.

“Ya ! Jawab aku !”

Baru mau aku menulis satu huruf, Kyuhyun menarik bahuku dan membuatku mencoret bukuku sendiri. Hassh ! Cho Kyuhyun, neon jeongmal…. !!!

Aku meletakkan pulpenku sedikit dibanting dan berbalik menghadapnya. Mataku memancarkan kekesalan yang sangat padanya. Belum ada 5 menit dia sudah membuat masalah denganku.

“Ne ! Namaku Seohyun, kau puas ?!” Jawabku sedikit galak. AKu kembali menghadap bukuku lagi tapi lagi-lagi dia mulai membuatku kehilangan konsebtrasi.

“Kau anaknya Young Woon Songsaengnim ya ? Kepala sekolah itu kan ? Waw ! Keren sekali.” Celotehnya. Aku agak kesal sebenarnya. Apa dia mau menggodaku seperti teman-teman yang lain gara-gara Appaku yang kepala sekolah disini ?

Huah ! Daripada ribut, mending diam saja. Aku tidak menggubrisnya dan fokus pada catatan di papan tulis dan penjelasan dari Hankyung Songsaengnim sekarang. Bagus ! Tidak ada reaksi. Tidak ada apa-apa lagi. Kurasa dia sudah diam.

Baru saja aku mau menghembuskan napas lega, dia mulai berulah lagi. Dia mengambil pulpen keroro yang kupakai menulis ini dari tanganku dan memainkannya.

“Waaah ! Pulpenmu bergambar kodok ya ? Kau suka kodok ? Haha, kau pasti berharap bisa bertemu dengan pangeran kodok ya ? Huahaha, lucunya pulpenmu.” Hebohnya sambil menggoyang-goyangkan pulpenku kesenangan. Ya ampun ! Anak macam apa ini ? Bisa-bisanya…

Aku merebut kembali pulpenku dari tangannya dan melotot tajam padanya. Untung saat ini kelas agak ramai dengan berbagai macam pertanyaan anak-anak sekelas sehingga seruan hebohnya ketika melihat pulpen keroroku tadi tidak terlalu menarik perhatian.

“Hajima ! Hentikan !” Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking kesalnya. Dia merubah ekspresi kagetnya tadi menjadi ekspresi sok lugu.

“Wae ? Aku kan hanya meminjam.”

“Kau tidak meminjam. Kau merebut dan kau pengganggu.” Sengitku. Aku kembali ke posisiku lagi tanpa berkata sepatah katapun lagi.

“Dan satu lagi. Jangan pernah ajak aku mengobrol ! Aku ingin fokus.” Tambahku tak kalah sengit. Aku sudah tidak peduli dengan apa yang akan dia lakukan setelah ini. Mau dia mengambil tasku sekalian, aku tidak peduli. Aku mulai kesal padanya. Bukan mulai lagi. Sudah kesal dan sekarang berkembang menjadi sangat kesal.

“Baiklah, Seohyun. Kita harus fokus sekarang. Nanti saja ya, mengobrolnya.” Anak itu tiba-tiba berkata dengan suara yang cukup keras yang berhasil membuat hampir seluruh isi kelas melihat ke arahku semua. Seolah aku yang memulai semuanya padanya.

Bagus, bagus, bagus !! Tambah lagi daftar kebencian anak-anak sekelas denganku. Huft !

“Ya kan, Seohyun ?” Tanyanya dengan nada sok polos meyakinkan pernyataanya barusan. Aku mengepalkan tanganku dan menahan marahku yang memuncak. Yoona mengelus-elus punggungku dan terus berkata sabar dan sabar.

Anak ini,

Cari mati ya ?

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

 

Gomawo udah baca…. ^^

Tunggu part 2-nya yaaa… Sebenernya sih author nggak pengin bikin ini jadi part-part, tapi ternyata nggak bisa… huuuueeee T.T

Mian kalo ceritanya nggak sesuai harapan… Author juga manusia, bisa salah bisa lupa…

R C L yaaaa…. Read Comment Like…

Gomawo ^^


25 thoughts on “My 22nd Love List [Part 1]

  1. SEO KEREEEEEEN….!!!
    suka deh cew yg cool gt…
    aku ngikutin lho smua ff crt author, mulai dr yg di fb atopun yg ada di blog..
    aku suka bgt ama crt2 ff author..
    apalagi seokyu..
    aku jg seokyu shipper berat lho…
    SEOKYU JJANG…!!!
    cake of love nya udah ada rencana buat dilanjutin gak author??
    penasaran bgt ama ending nya gmn…
    ditunggu ya kelanjutan ff nya author..
    gomawooo….

    Like

  2. . ha… unnii aku bca sini juga lo un..
    . aku koment d sni aj yah..
    . satu kata buat unni..
    . DAEBAKK !!!
    . seokyu keren..
    . ayo buat ff yg lbh keren..

    Like

  3. Omo… *geleng2 kepala..* yupz bener2 beda 2 orang ini di sini
    shock sama kyu,, sok polos, imut, dan…licik?
    haduh haduh ayo terusin,,
    *belum dpt hint maksudny 22nd love list itu apa*
    seokyu jjang!!

    Like

  4. This is really interesting!! 😉
    Lanjut chingu!! Suka bgt sama karakter Kyu yg jail sama Seo (^0^)
    Chapter 2 nya jgn lama-lama ya~~~
    Seokyu jjang!! Author fighting!!

    Like

  5. kayaknya seo punya kata kebangsaan nie…^^
    nggak penting…!!! he…he….
    suka ama sifat seo disini^0^ ditunggu kelanjutannya….

    Like

  6. wahahaha….
    author baru tau kalo ternyata ff yang ini dipublish… XD
    makasih banget ya responnya…

    part 2-nya ditunggu aja yaaa…
    gag tau kapan bisa dipublish-in nih..

    gomawooo banget koment-nya.. ^^

    Like

  7. Hah?!!
    Siwon!!!
    MWO!!!
    What you say??!!
    He is mine!
    Aish…
    Tpi,seru thor…
    Pasti yg bsa bca pkiran seo ntu kyu dah…

    Like

Leave a comment