My Secret Admirer (1 shoot)


Judul FF        : My Secret Admirer (1 shoot)

Cast                 : SHINee’s members, Kim Yoona (SNSD), Han Seungyeon (KARA),

Park Hye Ra (fiction)

Genre             : romance, friendship

Author            : Nyitnyoot

Kau adalah bintangku. Selamanya akan tetap menjadi bintangku.

Selama aku bisa berada disampingmu, maka langitku tidak akan pernah gelap.

Biarkan aku tetap bisa menikmati sinarmu tanpa kau tau, tanpa kau sadar.

Tetaplah bersinar, karena selamanya aku akan membutuhkan sinarmu, Onew.

Your secret admirer

Aku merebahkan tubuhku diatas tempat tidur,  memandangi kartu ucapan yang kudapat hari ini. Untuk kesekian kalinya aku mendapatkan pesan seperti ini. Dan sampai sekarang aku masih belum tahu siapa pengirimnya.

“Hyung, segeralah mandi. Malam semakin larut, nanti kau bisa sakit jika mandi terlalu malam.” Kata Taemin yang baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi.

“Iya.” Jawabku meng-iyakan dengan singkat, tapi aku tetap tidak bergerak dari posisiku.

“Surat dari penggemar rahasiamu lagi, Hyung? Kau jadi terlihat stress akhir-akhir ini gara-gara surat-surat itu. Kau jadi tidak ceria seperti biasanya.” Kata Taemin khawatir.

“Aku tidak stress, Taemin. Aku hanya penasaran saja, siapa pengirimnya. Kira-kira siapa yeoja yang selalu ada disekitarku, dia selalu tahu apa yang kulakukan, dan dia selalu mengatakan kalau dia ada disekitarku?”

“Siapa, Hyung?” tanya Taemin.

“Entahlah.” Kataku sembari bangun dari posisiku yang tadinya tidur.

“Hello, hello, nareum daero yongil naesseoyo. Hello, hello, jamshi yaegi hallaeyo.” Tiba-tiba Key masuk ke kamar sambil mendendangkan single terbaru kami. Key melihatku memandangi kartu ucapan yang sedari tadi masih kupegang.

“Yakk, Hyung, sudahlah tidak usah kau pikirkan lagi kartu itu. Bukankah wajar kalau kita mempunyai penggemar?”

“Dia bilang dia selalu ada disekitarku, selalu ada di dekatku. Tapi dia tidak ingin aku tahu.” Kataku sambil berpikir.

“Itu namanya dia bodoh, dia tidak ingin kau tahu kalau dia menyukaimu? Seharusnya kalau memang dia ada di dekatmu, dia menunjukkan dirinya  agar kau tahu dia, Hyung.”

“Begitukah?” tanyaku putus asa.

“Apakah mungkin, itu …. Yoona noona?” kata Taemin tiba-tiba.

Seketika aku dan Key mengalihkan pandangan ke arah Taemin.

“Kenapa kau bisa berpikir seperti itu Taemin?” tanyaku heran.

“Yak, kau jangan membuat pemikiran yang bukan-bukan, Taemin-ah.” kata Key kemudian.

“Bukankah beberapa waktu lalu Yoona noona datang ke acara musikalmu, Hyung? Dan kulihat akhir-akhir ini dia sangat perhatian kepadamu, Hyung. Akhir-akhir ini kalian juga sering bertemu bukan?  Mungkinkah dia orangnya?” kata Taemin menjelaskan, sambil meletakkan tangan di dagunya seraya masih berpikir tentang apa yang baru saja dikatakannya barusan.

“Yoona? Mungkinkah dia orangnya? Tapi mengapa hatiku tidak setuju dengan pernyataan itu. Arghhh… rasanya aku ingin berteriak, bisa-bisa aku mati penasaran karena semua ini.” Pikirku.

“Aku madi dulu.” Kataku sambil beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar.

“Hyung, ada surat untukmu.” Kata Minho ketika aku keluar dari kamar. Dia mengulurkan sepucuk surat dengan amplop rapi kepadaku.

Aku membukanya.

Onew, selamat. Penampilanmu hari ini sempurna. Seperti biasanya. Kau memang hebat. Aku bangga padamu.

Your secret admirer

“Penggemar gelapmu itu lagi, Hyung?” tanya Minho yang sedang menonton TV.

“Hmm.” Kataku menganggukkan kepala sembari mengembalikan kertas itu ke dalam amplopnya dan beranjak mandi.

***

Aku sedang dimake-up oleh noona penata riasku ketika Seunyeong noona datang ke ruang ganti group kami, SHINee. Hari ini kami akan perform, dan kebetulan group Seungyeon noona, KARA juga perform.

“Hai, Onew!” sapa Seungyeon noona ketika memasuki ruangan. “Ini, aku membawakan friedchicken untukmu dan member yang lainnya.” Katanya dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

“Oh, terimakasih noona, mengapa kau selalu repot-repot membawakan friedchicken untuk kami? Seharusnya tidak perlu begitu.” Kataku sembari masih dimake-up.

“Yakk Onew-ya, sudah kubilang jangan panggil aku noona, panggil Seungyeon saja.” Kata Seungyeon noona memukul pundakku pelan sambil memperlihatkan ekspresi kecewa. Aku bisa melihat ekspresi itu dari cermin dihadapanku.

“Baiklah Seungyeon, seharusnya kau tidak usah repot-repot begini.” Kataku sambil menyunggingkan senyumku.

“Tidak apa-apa, lagipula aku tidak repot kok. Kebetulan tadi mampir di DriveThru karena Hara juga ingin makan friedchicken. Dan aku ingat padamu, jadi aku sekalian beli untukmu dan member lain.” Katanya dengan ceria. “Baiklah, aku akan kembali ke ruanganku, aku juga harus bersiap. Bye Onew.” Lanjut Seungyeon noona sambari melambaikan tangannya dan keluar dari ruangan.

Aku tersenyum dan membalas lambaian tangannya.

“Onew-ssi, ini sepatumu, apakah ingin kupakaikan?” tanya penata rias merangkap penata busanaku yang telah selesai meriasku.

“Oh, letakkan saja disitu noona, nanti biar kupakai sendiri. Terimakasih noona.” Kataku dengan tersenyum.

“Wow  friedchicken, Hyung? Dari siapa?” tanya Jonghyun. Tiba-tiba Jonghyun dan Key masuk ke kamar ganti dan melihat bungkusan friedchicken pemberian Seungyeon noona.

“Seungyeon noona.” Jawabku singkat.

“Benarkah? Wah baik sekali Seungyeon noona. Sudah beberapa kali dia memberi kita friedchicken.” Kata Jonghyun lagi.

“Mengapa selalu friedchicken? sesekali beef steak, bukankah lebih berkelas? Kekeke.” tambah Key terkekeh.

“Seungyeon noona membelikan ini sebenarnya untuk Onew hyung, bukan untukmu. Tentu saja dia membeli friedchicken. Benarkan, Hyung?” kata Jonghyun menggoda Onew.

“Hyung, jangan-jangan, Seungyeon noona pengirim surat itu?” tanya Key tiba-tiba.

“Hm? Benar, hyung. Sepertinya Seungyeon noona menaruh hati padamu?” tambah Jonghyun.

“Begitukah?” tanyaku.

“Bisa saja, hyung.” Kata Key.

“Semua sudah siap? Sebentar lagi kalian akan tampil. Ayo keluar sekarang!” kata manager kami yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

“Baiklah, hyung.” Kataku, Jonghyun dan Key serempak dan beranjak keluar dari ruangan.

***

“Yeahhh,, akhirnya selesai hari ini.” Kata Jonghyun sambil merenggangkan tubuhnya ketika kami kembali ke ruang ganti kami.

“Hyung, apa ini?” tanya Taemin menunjuk kardus friedchicken dari Seungyeon noona tadi.

“Oh, itu friedchicken dari Seungyeon noona tadi. Makanlah Taemin.” Kataku sambil melepaskan sepatu performku dan menggantinya dengan sepatu biasa.

“Bukan, Hyung. Ini.” Kata Taemin mengulurkan selembar lipatan kertas kepadaku.

Aku mengambilnya, dan segera membuka lipatan itu.

Hampir setiap hari aku bisa melihatmu, melihat senyumanmu. Setiap hari aku bisa menyentuhmu hingga aku ingat setiap jengkal dan lekuk wajahmu.

Dan  setiap hari aku bisa melihat ekspresi wajahmu ketika kau menghabiskan sekotak friedchicken. kkekeke. Kau sangat lucu, tapi masih tetap tampan.

Aku sangat menikmatinya, seperti aku dapat merasakan setiap kebahagiaan yang kau rasakan.

Your secret admirer

“Dia lagi, Hyung?” tanya Minho mendekat ke arahku.

Aku menganggukkan kepalaku. Melipat kembali lembaran itu. Dan Minho mengambil lembaran itu dariku.

“Sebenarnya siapa dia, Hyung?” tanya Minho lagi.

Aku mengangkat pundakku lalu menggelengkan kepalaku perlahan.

“Ini sudah keterlaluan. Apa dia tidak tahu ini bisa mengganggu pikiran Onew hyung? Onew hyung jadi tidak bisa berkonsentrasi dengan performnya hanya karena memikirkan hal tidak penting seperti ini.” Kata Key dengan nada tinggi, kemudian mengambil kertas itu dari Minho dan membuangnya ke tempat sampah.

***

Aku ingat setiap tulisannya yang ditujukan kepadaku. Entah mengapa, dengan jelas aku dapat mengingat semuanya. Aku ingat jelas tulisannya, setiap lekuk huruf yang dia tulis. Seluruh kalimat yang pernah dia tuliskan untukku, aku hafal benar. Apa ini semua karena aku terlalu memikirkannya? Aku terlalu penasaran dengannya? Siapa dia?

***

“Yoboseo.” Sapa seseorang disebrang telepon sana.

“Oh, Yoona-ya?” sapaku.

“Oh, Onew oppa. Ne? Ada apa oppa?” jawab Yoona.

“Apakah hari ini kau sibuk, Yoona?” tanyaku. “apakah hari ini kita bisa bertemu?”

“Oh, ada apa memangnya oppa?”

“Ada yang ingin kubicarakan denganmu.” Kataku lagi.

“Baiklah. Aku sedang latihan di kantor. Bagaimana kalau kita bertemu di kantin?”

“Baiklah, satu jam lagi kita bertemu disana. Terimakasih Yoona.”

“Ne, oppa. Sampai bertemu.” Kata Yoona mengakhiri telepon.

***

Yoona melambaikan tangan ke arahku ketika aku sampai di kantin. Aku menghampirinya dan duduk dihadapannya.

“Ada apa oppa? Apa yang ingin kau bicarakan? Kelihatannya penting sekali?” tanyanya khawatir.

Aku mengeluarkan sepucuk surat dari kantong celana panjangku. Yoona membukanya. Dia membacanya dengan seksama. Kemudian mengembalikan surat itu kepadaku lagi.

***

Onew,

Maafkan aku. Maafkan aku bila mengagumimu adalah hal yang salah.

Maaf bila perasaanku, caraku membuatmu terganggu.

Sebenarnya, aku tak ingin apa-apa. Aku tak ingin kau membalas perasaanku. Aku hanya ingin kau tahu, ada seseorang yang akan selalu mengagumimu dari jauh, mencintaimu dari jauh, selalu melihatmu, dan selalu merasakan kebahagiaan, kesedihan dan keharuan yang kau rasakan.

Sekali lagi maafkan aku.

Your secret admirer

***

“Seungyeon!” panggilku ketika aku melihatnya turun dari mobilnya. Aku berlari menuju ke arahnya.

Hari ini kami ada perform lagi, Seungyeon noona bersama group-nya juga perform di tempat yang sama. Masih ada beberapa jam sebelum acara dimulai. Para artis pengisi acara baru saja sampai di tempat kami akan perform.

“Oh, Onew!” katanya sambil melambaikan tangan, memperlihatkan wajah imut serta matanya yang tersenyum.

“Annyonghaseo.” Sapaku sembari membungkukkan tubuhku.

“Annyonghaseo.” Balas Seungyeon noona sambil membungkukkan tubuhnya juga. “Ada apa Onew? Kau sampai berlari-lari seperti itu?” tanya Seungyeon noona bingung.

Aku memasukkan tanganku ke kantong jaket yang kupakai. Mengeluarkan sebuah kartu ucapan, dan menyodorkan kepada Seungyeon noona. Dia mengambil kartu tersebut dari tanganku, kamudian membukanya.

Aku memperhatikan ekspresi wajahnya.

***

Aku memasuki ruang ganti yang dipintunya tertera tulisan “SHINee”.

“Onew-ssi, kemana saja kau? Waktunya sangat mendesak. Ini pakailah bajumu dulu cepat!” kata noona penata riasku sambil menyerahkan satu stel pakaian untuk perform hari ini.

“Noona, bisakah kau tolong aku. Tolong tuliskan make-up apa saja yang biasa kau riaskan kepadaku. Tolong tuliskan selagi aku ganti pakaian.” Kataku sambil menyerahkan selembar kertas dan pena serta menerima pakaian yang diberikannya.

Aku keluar dari sebuah ruang kecil, setelah mengenakan pakaian yang tadi diberikan oleh noona penata riasku.

“Cepatlah duduk, Onew-ssi.” Kata noona penata riasku tadi sambil menunjuk kursi yang ada di depannya. Menyuruhku duduk disana untuk segera dirias.

“Dimana kertas yang tadi kuberikan padamu, Noona? Apakah sudah kau tulis?” tanyaku kepadanya setelah duduk. Kemudian dia menyerahkan kertas yang kuminta tadi ke tanganku.

Aku membacanya. Dan aku tersenyum simpul.

“Berdirilah Onew-ssi, akan kupakaikan dasimu.” Perintahnya lagi. Dia tampak grogi dan buru-buru karena waktu untuk group-ku tampil hampir tiba.

Dia mulai melingkarkan dasi dileherku. Kemudian membuat simpul di depan dadaku dengan hati-hati, karena takut mengenai wajahku dan merusak riasanku serta takut  bila ikatannya tidak tepat. Dengan cepat  aku menghentikan tangannya dengan tanganku.

“Jawab pertanyaanku. Kaukah yang melakukannya, Noona?” tanyaku tiba-tiba.

Noona penata riasku terkejut dan menghentikan kegiatannya yang sedang menyimpul dasiku.

“Apa yang kau bicarakan, Onew-ssi?” tanyanya terbata-bata.

“Kenapa? Apa kau terkejut karena aku bisa mengetahuinya?” tanyaku sambil tersenyum bangga.

“Kita harus cepat Onew-ssi. Kalau tidak,  manager akan marah.” Katanya lagi, tangannya berusaha lepas dari tanganku dan melanjutkan untuk menyimpulkan dasiku yang belum selesai.

“Aku, bintangmu. Yang terkadang bersinar terlalu terang, hingga kau tak sanggup menatapku. Benarkah? Coba tatap mataku!” perintahku kepadanya.

“Selesai.” Katanya kemudian tepat setelah ia merapikan dasi yang kupakai. Kemudian ia berbalik badan.

“Tunggu.” Kataku menahan pundaknya. “Benarkah itu kau, Park Hye Ra noona? Benarkah kau yang melakukannya? Kau Secret Admirer itu ? tolong jawab pertanyaanku.” Kataku dengan nada memohon.

Aku melihatnya dari belakang tubuhnya. Dia mulai menundukkan kepalanya perlahan. Perlahan aku membalikkan tubuhnya agar dia menghadap ke arahku.

“Tatap mataku dan katakan jika memang bukan kau yang melakukannya!” pintaku.

Aku mencoba menyentuh pipinya, mengangkat wajahnya agar dia melihat ke arahku. Kulihat butiran air mata di pelupuk matanya.

Aku mengankat alisku, meyakinkan sekali lagi, benarkah dia yang selama ini mengirimiku surat dan kartu ucapan dengan segala kata-kata indah yang ditujukan kepadaku.

Perlahan dia menganggukkan kepalanya. Memejamkan matanya dan kembali menundukkan kepalanya.

Aku memeluknya. Tingginya yang hanya sebatas telingaku tidak membuatku kesulitan untuk memeluknya dan membiarkannya menangis dipelukanku.

“Maafkan aku, Onew-ssi.” Katanya ditengah isakannya.

“Maaf untuk apa? Justru aku yang ingin berterimakasih. Terimakasih karena kau telah mengagumi, mencintai, melihat, dan ikut merasakan semua kebahagiaan, kesedihan, hingga keharuanku. Terimakasih, Noona.” Kataku sambil membelai rambutnya yang hanya sepanjang bahu.

“Onew-ssi?” Katanya berusaha melepaskan pelukanku dan menatapku.

“Ssttt..” aku menghapus air mata di pipinya yang putih dengan ibu jariku. “Sekarang giliranku menyatakan perasaanku. Aku jatuh cinta padamu. Aku jatuh cinta pada my secret admirer. Aku jatuh cinta pada caramu mencintaiku, aku jatuh cinta pada caramu mengagumiku. Aku jatuh cinta pada caramu mengibaratkanku sebagai bintang. Aku jatuh cinta pada tulisanmu yang menggambarkan bagaimana aku di hatimu. Aku jatuh cinta pada caramu.” Kataku.

Aku menggenggam tangannya yang tergantung lemas. “Sekarang, ijinkan aku untuk mengagumi,  mencintai dan melihatmu. Merasakan kebahagiaan, kesedihan hingga keharuan yang kau rasakan. Ijinkan aku, Hye Ra?” kataku lembut sambil menatap wajahnya yang cantik.

“Onew-ssi, aku bahkan lebih tua darimu. Kau mau bersamaku?” tanyanya sambil memanyunkan bibir tipisnya itu.

“Yakk,, Park Hye Ra,, kau hanya satu tahun diatasku, jangan katakan seakan kau lebih tua sepuluh tahun dariku.” Kataku sambil sedikit mengacak rambutnya. “Tapi walaupun kau sepuluh tahun diatasku,  bila aku menemukanmu mengagumiku dengan cara seperti ini, mungkin aku akan tetap jatuh cinta padamu.” Kataku tersenyum dan memeluknya lebih erat lagi.

“Onew-yah.” Kata manager hyung yang tiba-tiba membuka pintu. “Sekarang sudah waktu yang sebenarnya. Cepatlah!” lanjut manager hyung sambil tersenyum bangga.

“Waktu yang sebenarnya? Maksudnya?” tanya Hye Ra yang melepaskan pelukannya tiba-tiba.

“Aku sudah bertanya pada Yoona dan Seungyeon noona yang kupikir sebagai secret admirer itu, tapi ternyata bukan mereka. Dan satu-satunya yeoja yang setiap hari bisa menyentuhku adalah kau. Setelah aku yakin itu kau, aku menyuruh manager hyung memberitahumu kalau perform hari ini dipercepat 1 jam. Yang sebenarnya, tidak ada yang dipercepat. Jadi sebenarnya kita masih punya banyak waktu tadi. Kekkekek.” Kataku terkekeh.

“Yakk, Onew-ya, kau berbohong padaku?” Kata Hye Ra seraya mendorongku pelan.

“Yakk, Park Hye Ra, kau bahkan mengerjaiku selama hampir sebulan, mebuatku tidak bisa tidur, menebak-nebak siapa secret admirer itu? Yang kau lakukan lebih kejam, mengerti?” kataku seraya mencubit pipinya.

“Baiklah.” Kata Hye Ra tersenyum manis kepadaku.

“Baiklah, ayo sekarang kita bersiap. Kau harus menungguku tepat dibelakang panggung. Kau harus melihatku perform dari jarak yang sangat dekat. Perform lagu HELLO kali ini akan kupersembahkan untukmu, MY SECRET ADMIRER.” Kataku dan mencium keningnya. J

 


12 thoughts on “My Secret Admirer (1 shoot)

  1. andai itu nyata,, dan yng jadi SECRET ADMIRERnya itu gw….!!!
    bahagia’a hidup ini….

    sering2 ya bwt ff yg tags’a itu ONEW…;)

    Like

  2. waaa, thank you yg udh baca n komennya.
    jd pengen bikin ff lagi yg banyak *lho?* kekkekeke…

    @SpecialChoiYoungRa(최영라)
    ketebak ya?? hehe..

    @dubumeyh : nanti deh dsampein ke Onew klo secret admirernya nambah. Lho? hehhe (^.^)v

    Like

Leave a comment