Captured in His Heart. (chapter 4)


★  This story was made and copyrighted by R. No stealing or claiming as yours.

★  No silent reader. Any comments and critics will be very appreciated.

★  Any resemblance to another story or fanfiction is purely coincidental.

★  This story is 100% fictional.

★  Enjoy the story! ^^

Chapter 4: “Akhirnya aku menemukanmu.”

Dua orang yang sedang mengobrol sambil berjalan beriringan di sepanjang jalan setapak taman Universitas K bukanlah sebuah pemandangan yang aneh. Tapi hari itu, Joohyun dan Kyuhyun tanpa sadar telah berhasil mencuri perhatian banyak mahasiswa yang sedang berada di taman itu. Semua merasa tertarik melihat pemandangan tersebut: Seo Joohyun, seorang model sekaligus mahasiswi Departemen Jurnalisme dan Komunikasi yang terkenal cerdas dan cantik, dan Cho Kyuhyun, alumni Departemen Musik yang masih tetap populer di kalangan juniornya bahkan setelah ia lulus dari Universitas K.

Kedua orang yang sedang menjadi sorotan itu tak ambil pusing. Mereka masih asyik berbincang-bincang mengenai banyak hal. Mengenai Kyuhyun yang sesekali mengunjungi ruang piano di Departemen Musik untuk sekedar mengisi waktu luangnya, mengenai Joohyun yang pindah ke Seoul dan Universitas K dua tahun lalu setelah sebelumnya tinggal di Eropa selama beberapa tahun, mengenai ketertarikan Kyuhyun pada game dan musik, dan bahkan mengenai tokoh anime kesukaan Joohyun, Keroro.

Kyuhyun adalah pria yang jenaka dan cerdas. Ia bukan pria yang gemar berbicara terlalu banyak, tetapi kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya hampir selalu berhasil membuat Joohyun tertawa. Sedangkan Joohyun adalah gadis yang jujur dan menyenangkan. Ia agak pemalu dan polos, tetapi Kyuhyun merasa kagum karena belum pernah bertemu gadis yang begitu teguh pendiriannya seperti Joohyun.

“Kau tidak pernah makan fast food? Sama sekali?” Kyuhyun membelalakkan matanya.

Joohyun menggeleng dengan air muka polos. “Tapi sepertinya aku pernah memakan hamburger satu kali. Atau dua kali? Tapi itu sudah lama sekali. Dan aku tidak begitu menyukai rasanya. Lagipula fast food berpengaruh buruk pada tubuhmu,” jawabnya, membuat Kyuhyun menggelengkan kepalanya tidak percaya.

Melihat reaksi Kyuhyun, Joohyun lantas cepat-cepat menambahkan, “Tapi aku pernah memakan fried chicken! Emmmm, beberapa kali. Dan yah rasanya tidak begitu buruk.”

Kyuhyun terbahak. “Jangan khawatir, aku tidak menganggapmu aneh. Tidak apa bila kau memang tidak menyukai fast food. Aku hanya menganggapmu unik dan itu bukanlah hal yang buruk,” katanya.

Langkah Joohyun mendadak terhenti. Seluruh tubuhnya seolah membeku mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Kyuhyun. Sebuah adegan yang terjadi beberapa tahun silam tiba-tiba melintas dalam benaknya. Seorang pria muda jangkung berwajah ramah tertawa sambil mengacak-acak rambutnya dan berkata lembut, “Kau adalah gadis yang unik, Seo Joohyun, dan itu bukanlah hal yang buruk.”

“Ada apa? Kau kenapa?” Kyuhyun bertanya.

“Eh? Tidak, tidak apa-apa, Kyuhyun sunbae,” Joohyun menjawab gugup.

“Benarkah? Wajahmu mendadak pucat. Apa lukamu sakit lagi?” kali ini Kyuhyun memandang luka di lengan kiri Joohyun yang sudah terbalut rapi. “Apakah kita perlu ke klinik atau rumah sakit?”

Joohyun menggeleng sambil tersenyum, berusaha meyakinkan Kyuhyun. “Sungguh, aku tidak apa-apa, sunbae. Aku … aku baru ingat kalau aku ada janji penting sore ini. Tidak apa-apakah bila aku pergi sekarang?”

“Ya, tentu saja. Tapi kau benar tidak apa-apa?” tanya Kyuhyun lagi.

“Aku baik-baik saja. Jangan khawatir, sunbae,” Joohyun tersenyum, lalu membungkuk sopan. “Sekali lagi, terima kasih banyak karena telah membantu mengobati lukaku. Senang bertemu denganmu, Kyuhyun sunbae. Sampai jumpa!”

Tanpa menunggu jawaban Kyuhyun, Joohyun berbalik dan berjalan pergi dengan langkah agak tergesa. Kyuhyun membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu sebelum gadis itu pergi, tapi ia mengurungkan niatnya. Ditatapnya punggung Joohyun yang semakin lama semakin menjauh. Ia menggelengkan kepalanya, tampak heran.

“Ada apa dengannya? Wajahnya tiba-tiba berubah pucat dan ia langsung pergi begitu saja,” ia bergumam. “Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? Sepertinya tidak.”

Kyuhyun kemudian mengangkat bahunya, lalu kembali berbalik dan kembali berjalan menuju arahnya semula, berlawanan dengan arah Joohyun pergi.

***

Setelah keluar dari komplek Universitas K, Joohyun memperlambat langkahnya. Ia lalu berhenti di sebuah halte bis yang terletak di depan gerbang Universitas K dan duduk di salah satu bangkunya. Sambil menghela napas panjang, ia membenamkan wajahnya ke telapak tangannya, memejamkan matanya rapat-rapat. Bayangan pria jangkung tadi masih terlihat jelas dalam benaknya, begitu pula dengan senyum dan suara tawanya.

“Ya Tuhan, ada apa denganku? Kenapa aku begini lagi?” pikirnya putus asa.

Dua tahun telah berlalu sejak kejadian itu terjadi. Dan selama dua tahun terakhir, Joohyun berusaha sekuat tenaga melupakan kejadian itu. Namun sekeras apapun Joohyun mencoba, kenangan akan kejadian itu, serta kenangan akan pria itu, masih tetap menghantuinya hingga hari ini. Luka di hatinya belum juga sembuh. “Dan apakah luka itu akan pernah sembuh?” tanyanya dalam hati, getir. Tangannya meraba cincin yang tergantung di lehernya. Setetes air mata mengalir perlahan di pipinya, dan ia kembali membenamkan wajahnya pada kedua telapak tangannya. “Semua salahku. Semuanya akibat kesalahanku.”

***

Telepon di ruang keluarga sebuah apartemen berdering. Yonghwa baru mengangkat gagang telepon setelah dering kelima. Suara seorang wanita langsung menyambutnya dan ia langsung mengetahui siapa pemilik suara itu.

“Yonghwa, kau dari mana saja? Bukankah kau bilang akan mampir ke rumah untuk makan siang? Tapi kau ternyata tidak datang dan tidak memberi kabar sama sekali!”

Yonghwa tersenyum mendengar suara ibunya. “Maafkan aku, Bu. Aku lupa kalau aku ada keperluan tadi siang, dan aku tidak mengabari Ibu. Aku akan mampir ke rumah begitu aku memperoleh waktu luang, aku janji.”

“Kau ini. Kau sudah dua minggu pulang ke Seoul tapi hanya menginap dua malam di rumahmu sendiri dan lebih memilih untuk tinggal di apartemen. Kau juga jarang makan siang di rumah. Sebetulnya apa saja yang kau kerjakan?” ibunya mengomel.

Yonghwa terdiam sebentar, mempertimbangkan jawaban apa yang harus diberikannya. “Aku sudah berumur 23 tahun, Bu, kurasa sudah waktunya aku hidup mandiri di apartemenku. Dan lagipula aku sudah terbiasa hidup sendiri di London,” jawabnya. “Selain itu, aku lebih bisa berkonsentrasi dalam menulis lagu di saat aku sendirian.”

“Baiklah, terserah kau saja. Tapi setidaknya sering-seringlah mampir ke rumah untuk makan bersama orangtuamu. Kau mengerti?” kata ibunya.

“Iya iya, aku mengerti, Bu,” jawab Yonghwa. Ia menghela napas sebentar, lalu bertanya, “Bu, benarkah selama dua tahun ini Ibu atau Ayah tidak pernah mendengar kabar apapun dari Joohyun?”

Yonghwa bisa mendengar suara ibunya menghela napas dari seberang sana. “Tidak,” ibunya menjawab. “Aku sudah menceritakannya padamu kemarin. Sejak ia pindah ke Seoul, aku hanya bertemu dengannya tiga kali secara kebetulan. Semuanya pertemuan yang sangat singkat. Selebihnya, aku hanya melihat wajahnya di berbagai media sebagai model. Dalam salah satu pertemuan kami, aku sempat menanyakan kabarnya dan alamat tempat tinggalnya sekarang. Tapi ia hanya bilang kalau ia tinggal di daerah S, tanpa menyebutkan alamatnya secara rinci. Dan ia selalu terlihat pucat dan terburu-buru setiap kali bertemu denganku.”

Keduanya terdiam sejenak. Ibu Yonghwa lalu kembali melanjutkan, “Aku tahu ia masih tetap Seo Joohyun yang kukenal dulu. Joohyun yang ramah dan sopan. Tapi bagaimana pun juga ada sesuatu yang berubah darinya.”

“Benar,” Yonghwa setuju. “Selama dua tahun ini aku selalu berusaha menghubunginya melalui email, tapi ia hanya membalas dua email pertamaku. Dan aku sama sekali tidak mendapat kabarnya setelah itu. Aku hanya tahu ia bekerja sebagai model sekarang, ia melanjutkan studinya di Departemen Jurnalisme dan Komunikasi Universitas K, dan selebihnya aku tak tahu.”

Yonghwa menghela napas sedih. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa Joohyun bersikap demikian padanya. Gadis itu bagai menghilang ditelan bumi.

“Yonghwa,” ibunya tiba-tiba berkata, “mungkinkah hal ini ada kaitannya dengan kejadian dua tahun lalu?”

Yonghwa tidak langsung menjawab. Rupanya ibunya memikirkan hal yang sama dengan yang ia pikirkan selama ini.

“Sepertinya begitu,” akhirnya ia menjawab. “Tapi aku tidak tahu pasti. Ia tidak pernah berkata apa-apa padaku mengenai kejadian itu, dan aku tidak ingin bertanya duluan padanya. Aku selalu menunggu ia menceritakannya padaku, tapi rupanya ia memilih untuk menyimpannya sendiri. Yah, itu tidak begitu penting bagiku sekarang. Saat ini yang terpenting adalah menemukannya.”

Air muka Yonghwa menjadi sangat serius ketika mengucapkan kalimat terakhirnya. Tanpa sadar, ia mengepalkan tangan kirinya. “Benar. Aku harus bisa menemukanmu, Seo Joohyun.”

***

Malam itu bukanlah malam yang menyenangkan bagi Joohyun. Ia selalu tidur pukul 12 malam, namun malam itu ia masih terjaga hingga hampir pukul 3 dini hari. Ketika ia akhirnya tertidur, adegan dari masa lalunya kembali berputar dalam mimpinya, seperti sebuah film pendek berwarna hitam-putih. Sudah beberapa minggu berlalu sejak mimpi semacam itu menghantui tidurnya, dan ia tidak mengira bahwa ia harus melihatnya lagi.

Seorang anak perempuan berambut panjang duduk di sebuah bangku taman. Usianya tak lebih dari 8 tahun. Daun-daun kering berjatuhan dari pohon yang berada di atasnya, dan beberapa di antaranya hinggap di atas kepala serta pundaknya. Namun anak itu tampak tidak peduli. Perhatiannya terpusat sepenuhnya pada anak laki-laki yang duduk di sebelahnya. Anak laki-laki yang usianya sudah mulai menginjak remaja itu sedang asyik memainkan sebuah gitar dengan wajah serius tetapi bersemangat.

“Oppa,” panggil si anak perempuan, “apakah kau sangat menyukai gitar?”

“Hmm?” si anak laki-laki tersenyum menjawab tanpa melepaskan tatapannya dari senar gitarnya. “Benar, aku sangat menyukai gitar. Kenapa?”

“Tidak apa-apa,” anak perempuan itu tersenyum lebar. “Aku sangat suka melihat oppa bermain gitar seperti sekarang.”

Si anak laki-laki hanya tersenyum mendengarnya, lalu kembali menekuni permainan gitarnya sendiri. Terdengar suara langkah kaki mendekat, disertai suara anak laki-laki lain, “Hei! Kalian berdua sedang apa?”

Kedua anak yang sedang duduk di bangku taman itu mendongak dan mendapati seorang anak laki-laki berjalan menghampiri mereka. Anak laki-laki yang kedua ini berusia lebih muda dibandingkan anak laki-laki pertama, yang sedang memainkan gitar. Ia memegang sebuah bola basket di tangannya.

“Ayo kita bermain basket! Kalian sudah duduk di sana selama hampir dua jam, aku bosan bermain sendirian,” katanya sambil memutar-mutar bola yang ada di tangannya.

“Tapi aku masih ingin mendengar permainan gitar Jungmo oppa,” si anak perempuan menyahut sambil memandang anak laki-laki yang bermain gitar.

Mendengar itu, si anak laki-laki yang baru datang mencibir pelan. Ditariknya tangan anak perempuan itu dengan gerakan pelan namun tegas. “Ayolaah, sebentar lagi matahari terbenam dan kita tidak akan bisa bermain basket lagi. Kalian masih bisa bermain gitar nanti malam, bukan? Hyung, ayolah,” katanya sambil memandang si anak laki-laki yang lebih tua.

Anak laki-laki yang sedang bermain gitar itu tersenyum. “Kalian bermain saja berdua, aku akan tetap duduk di sini sambil bermain gitar. Aku baru saja mempelajari sebuah lagu baru dan masih ingin memainkannya sebentar lagi,” jawabnya. Ia lalu menoleh, menatap si anak perempaun. “Joohyun, pergilah. Temani Yonghwa bermain basket.”

Anak perempuan itu mengangguk dengan enggan, lalu bangkit berdiri. Anak laki-laki yang sedang berdiri di depannya pun tersenyum senang, lalu mulai berlari kecil menuju lapangan basket. “Horee! Ayo kita bertanding, Hyun!” ia berseru senang pada si anak perempuan yang berjalan mengikutinya. “Kalau kau bisa merebut satu angka dariku, maka aku akan menggendongmu pulang ke rumahmu!”

“Apa? Bagaimana mungkin aku bisa merebut satu angka darimu?” si anak perempuan balas berseru.

Namun satu jam kemudian, anak laki-laki itu berjalan pulang sambil menggendong si anak perempuan yang tampak puas dan gembira di punggungnya. Anak laki-laki satunya berjalan di sebelah mereka sambil memanggul gitarnya. Ia tertawa geli melihat wajah adik sepupunya yang tampak masam karena kalah dalam permainan yang diciptakannya sendiri.

“Kau seharusnya tidak meremehkan Seo Joohyun,” katanya, masih sambil tertawa geli.

Anak perempuan yang dimaksud tertawa sambil mempererat rangkulannya di leher si anak laki-laki. “Itu hanya kebetulan, oppa! Aku sama sekali tidak menyangka akan bisa merebut satu angka dari Yong oppa.”

“Eish, kau ini. Selalu saja bilang begitu. Kau begitu berbakat dalam banyak hal namun tidak mau mengakuinya,” gerutu anak laki-laki yang sedang menggendongnya. Tapi kemudian ia tersenyum sambil membetulkan posisi anak perempuan yang sedang berada di punggungnya.

Dan ketika kemudian adegan itu memudar, Joohyun membuka mata. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamarnya yang samar-samar mulai diterangi sinar matahari fajar. Ia menghela napas sedih dan menutup mata dengan kedua tangannya. “Aku bermimpi tentang mereka lagi,” pikirnya. Setetes air mata kembali menetes, membentuk sebuah bercak kecil di bantalnya.

***

“Kau tidak apa-apa? Wajahmu tampak pucat,” Taeyeon menatap Joohyun dengan raut wajah khawatir.

Mereka baru saja selesai melakukan satu sesi wawancara dan pemotretan singkat untuk majalah E. Ketika akhirnya Joohyun menghapus make up-nya, Taeyeon baru benar-benar menyadari bahwa gadis itu memiliki bayangan gelap di bawah matanya dan wajahnya tidak secerah biasanya. “Kau kurang tidur?”

Joohyun tersenyum. “Tidak apa-apa, unnie. Selama tiga malam terakhir aku tidak bisa tidur nyenyak, kurasa itu karena aku kurang berolahraga dan tidak cukup banyak minum air,” jawabnya.

“Ada sesuatu yang buruk menimpamu?” Taeyeon semakin merasa khawatir. Ia sangat mengenal Joohyun dan biasanya anak itu sangat menjaga kesehatannya dengan baik. “Ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu akhir-akhir ini? Kau tahu kau bisa menceritakan apapun padaku. Dan kalau kau butuh bantuanku …”

“Unnie,” Joohyun memotongnya sambil tertawa kecil, “aku tidak apa-apa. Mungkin aku hanya terlalu keras belajar akhir-akhir ini. Aku akan beristirahat lebih banyak, aku berjanji. Unnie tidak perlu khawatir.”

Akhirnya ekspresi Taeyeon melembut. Sambil berjalan meninggalkan kantor majalah E, ia berulangkali menyatakan mengenai rencananya menolak beberapa tawaran pemotretan untuk Joohyun agar gadis itu bisa beristirahat. Joohyun hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun. Ia tidak berbohong, ia memang belajar terlalu keras beberapa hari terakhir. Tapi ia tidak ingin menceritakan bahwa ia melakukannya untuk mengalihkan perhatiannya dari kenangan-kenangan yang mendadak muncul lagi dalam benaknya akhir-akhir ini.

Mereka kemudian berpisah jalan. Taeyeon harus pergi untuk menemui teman lamanya, dan Joohyun memutuskan untuk pergi ke toko buku. Membaca buku selalu bisa membuatnya merasa lebih tenang, oleh karena itu mungkin sebaiknya ia membeli beberapa buku baru untuk mengalihkan pikirannya.

Beberapa menit kemudian, ia sudah berada di antara rak buku, memusatkan konsentrasi pada beberapa judul yang ada di hadapannya. Jemarinya menyusuri buku-buku tersebut dan ia berusaha memutuskan buku-buku apa saja yang akan dibelinya, ketika telinganya menangkap percakapan sepasang pria dan wanita yang berdiri tidak jauh darinya.

“Apakah kau sudah selesai membaca?” tanya si wanita. Dari nada bicaranya, terdengar jelas bahwa ia merasa bosan.

“Hmmm? Sebentar lagi,” pria yang berdiri di sebelah wanita itu bergumam tanpa melepaskan pandangannya dari buku yang sedang dibacanya.

“Kau ini. Buku-buku yang selalu kaubaca itu kan hanya berisi foto-foto, kenapa kau selalu membacanya dengan raut muka serius begitu? Orang-orang akan mengira kau sedang membaca novel misteri,” wanita itu berkata dengan heran.

“Kau takkan mengerti. Foto-foto ini bukan hanya sekedar foto. Kau harus memperhatikannya dengan baik untuk bisa memahami keindahan dan pesan yang ingin disampaikan oleh fotografernya,” si pria menjawab, masih tanpa melepaskan tatapannya dari buku di tangannya.

Wanita itu menghela napas panjang. Merasa semakin bosan karena perhatian si pria sepenuhnya hanya tertuju pada buku fotografi itu, ia kemudian berkata, “Baiklah, Kyuhyun-ah. Aku akan pergi ke bagian majalah wanita. Panggil aku kalau kau sudah memutuskan akan membeli buku apa.”

Mendengar nama yang baru saja disebut wanita itu, Joohyun refleks menoleh. Pria itu berdiri memunggunginya dan hanya berjarak beberapa meter darinya. Joohyun pun langsung mengenali sosok itu. Ia tersenyum dan kemudian berjalan menghampiri Kyuhyun, bermaksud menyapanya. Namun ia tidak memperhatikan tumpukan buku yang berada di sebuah rak rendah dekat kakinya. Detik berikutnya, kakinya tanpa sengaja menyenggol rak itu dan buku-buku yang ada di atasnya langsung berjatuhan ke lantai, menimbulkan suara keras yang langsung menarik perhatian beberapa orang di sekitarnya.

“Ya Tuhan, kenapa aku ceroboh sekali?” Joohyun mengutuk dirinya dengan suara pelan. Ia langsung berlutut untuk memungut buku-buku yang berserakan di dekat kakinya. Sepasang kaki tampak mendekat untuk memberikan bantuan. Joohyun sudah merasa yakin bahwa pemilik kaki tersebut adalah salah seorang penjaga toko buku, ketika tiba-tiba ia mendengar suara yang sudah dikenalnya, “Butuh bantuan?”

Joohyun mendongak dan melihat Cho Kyuhyun berdiri di depannya sambil tersenyum lebar. Tanpa menunggu jawaban Joohyun, pria itu langsung berjongkok dan membantu Joohyun memungut buku-buku di lantai. “Beberapa hari lalu melukai lenganmu sendiri, dan kali ini kau memporak-porandakan rak buku? Seo Joohyun, mengapa kau sangat ceroboh?”

Joohyun tersenyum malu. “Dan lagi-lagi sunbae yang menolongku,” katanya. “Terima kasih banyak, Kyuhyun sunbae.”

Salah seorang penjaga toko bergegas datang dan membantu mereka merapikan kembali buku-buku tersebut. Ketika akhirnya pekerjaan mereka selesai, tinggallah Kyuhyun dan Joohyun berdiri di sana, berdiri berhadapan satu sama lain.

“Kau semakin pandai menyamar rupanya. Aku hampir saja tidak bisa mengenalimu,” kata Kyuhyun sambil tersenyum. Ia merujuk pada penampilan Joohyun hari itu. Gadis itu mengenakan kacamata yang sama seperti kemarin. Rambutnya yang panjang diikat dua dengan rapi dan ia mengenakan topi rajut tipis.

Joohyun tertawa kecil dan meraba topi rajutnya. “Benarkah? Aku tidak bermaksud menyamar. Aku baru saja meninggalkan kantor majalah E untuk wawancara dan pemotretan, dan udara hari ini agak lebih dingin dibanding kemarin, karenanya aku memakai topi rajut ini. Tapi syukurlah jika wajahku jadi semakin sulit dikenali karenanya.”

“Bagaimana lenganmu?” Kyuhyun bertanya.

“Sudah jauh lebih baik, dan untuk itu aku sangat berterima kasih pada Kyuhyun sunbae,” jawab Joohyun. “Seandainya waktu itu sunbae tidak langsung menolong mengobati lukaku, pasti aku sudah terkena infeksi.”

Kyuhyun hanya tertawa kecil sambil melambaikan tangannya. “Sudahlah, tidak perlu berterima kasih lagi. Ngomong-ngomong, buku apa yang sedang kaucari?”

“Uhmmm,” Joohyun memperhatikan setumpuk buku yang ada di tangannya. “Aku membeli beberapa buku pengembangan diri, sebuah novel, serta sebuah buku yang mungkin akan membantuku di kelas.”

“Inikah buku-buku yang biasa kau baca?” Kyuhyun terbelalak.

Joohyun mengangguk dengan air muka polos. “Kenapa? Apa seleraku buruk?” tanyanya.

Kyuhyun langsung menggeleng. “Tidak, bukan begitu. Aku tidak menyangka bahwa ternyata kau menyukai buku-buku seperti ini. Kukira kemarin kau bercerita padaku kalau kau suka membaca manga Keroro?”

“Aku suka membaca semua buku yang menarik,” kata Joohyun. Raut wajahnya seketika tampak cerah ketika ia mengucapkannya. Terlihat jelas bahwa ia memang sangat senang membaca buku. “Ketika aku membaca buku, aku bisa mengetahui tentang sesuatu yang belum kuketahui sebelumnya. Aku harus hidup terpisah dari orangtuaku ketika aku memasuki SMA, karena itulah ketika aku menghadapi masalah dan tidak bisa meminta bantuan orangtuaku, aku mempelajarinya dari berbagai buku.”

Kyuhyun terkesiap. Ia hanya bisa menatap gadis yang berdiri di hadapannya tanpa bisa berkata apa-apa. Gadis ini ternyata lebih dewasa dan mandiri dari penampilannya. Dan tanpa disadarinya, ia semakin jatuh kagum dan merasa tertarik pada gadis ini.

“Kyuhyun-ah, kau sudah selesai?” sebuah suara datang dari belakang Joohyun, membuat gadis itu menoleh. Wanita yang tadi dilihatnya bersama Kyuhyun sudah kembali. Ketika ia melihat Joohyun, matanya membesar dan langsung menatap Joohyun dengan penuh rasa ingin tahu. “Siapa gadis ini?”

Joohyun tersenyum sopan dan membungkuk. “Selamat siang. Aku Seo Joohyun, junior Kyuhyun sunbae di Universitas K,” katanya.

“Ini Song Victoria, dia seniorku di SMA dan sejak itu kami berteman baik,” Kyuhyun menjelaskan.

“Kenapa kau selalu menekankan fakta bahwa aku adalah seniormu?” Victoria cemberut sebelum ia kembali memandang Joohyun untuk membalas senyumannya dan mengangguk singkat. Namun ia masih tetap memandang Joohyun dengan tatapan penuh selidik.

“Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu, Kyuhyun sunbae dan Victoria-ssi,” Joohyun tersenyum. “Sampai berjumpa lagi lain kali.”

Ia membungkuk sopan sekali lagi, kemudian berjalan menuju kasir. Kyuhyun terus mengawasinya sampai ia menghilang dari pandangan, dan hal tersebut tidak luput dari perhatian Victoria. Seketika muncul perasaan waswas sekaligus cemburu dalam hatinya. Sepanjang ingatannya, Kyuhyun tidak pernah berteman terlalu dekat dengan wanita lain selain dirinya. Dan nalurinya langsung berkata untuk mewaspadai gadis yang bernama Seo Joohyun itu.

***

Joohyun memandang tas belanjaannya sambil tersenyum puas. Ia berharap buku-buku yang baru dibelinya bisa membantunya mengalihkan perhatiannya dari hal-hal yang sudah mengganggunya selama beberapa hari terakhir. Sambil merapatkan jaketnya, ia terus melangkah menuju halte bis yang terletak di ujung jalan. Namun tiba-tiba matanya menangkap sesuatu yang terletak di tengah taman yang sedang dilewatinya. Sebuah lapangan basket berukuran kecil.

Langkahnya seketika terhenti. Mimpi yang dialaminya beberapa malam lalu kembali melintas dalam benaknya. Namun kali ini, sebuah ide lain ikut melintas. Setelah berpikir keras selama beberapa menit, akhirnya ia menghela napas panjang dan melangkahkan kakinya ke dalam taman, berjalan menghampiri lapangan basket itu.

***

Duduk di sebuah bangku taman, ditemani secangkir kopi hangat, Yonghwa membolak-balik majalah yang sedang terbuka di pangkuannya. Tangannya kembali terhenti di halaman yang memuat foto seorang gadis cantik bergaun putih yang melayang di tengah air berwarna biru kehijauan. Seulas senyum lembut tersungging di bibirnya, dan jemarinya secara perlahan mengelus halaman majalah itu.

“Kau semakin cantik, Hyun,” gumamnya. Ia kemudian memejamkan mata dan menghela napas panjang. “Di mana kau sekarang?”

Sebuah suara yang familiar tiba-tiba menarik perhatiannya. Ia mendongak, memandang ke arah suara tersebut berasal. Bangku taman yang didudukinya terletak tidak jauh dari sebuah lapangan basket. Dan suara yang baru saja didengarnya adalah suara bola basket yang dipantulkan beberapa kali ke tanah oleh seseorang.

Dilihatnya seorang gadis sedang bermain basket sendirian. Gadis itu memunggunginya, dan karenanya ia tidak bisa melihat wajah gadis itu. Rambutnya yang panjang bergelombang diikat dua dan ia mengenakan topi rajut tipis berwarna biru. Dilihat dari caranya memantulkan bola basket, sepertinya ia bukan seseorang yang pandai bermain basket.

Yonghwa tersenyum. Ia langsung teringat pada anak perempuan yang sering diajaknya bermain basket bertahun-tahun lampau. Anak perempuan yang hampir selalu dikalahkannya dalam permainan basket, tapi selalu berusaha keras merebut bola darinya dan tampak sangat puas setiap kali berhasil melakukannya. Anak perempuan yang kini sudah tumbuh menjadi seorang gadis cantik yang wajahnya menghiasi majalah yang ada di tangannya. Anak perempuan yang kini sedang dicarinya.

Ia menghirup kopinya dan bermaksud kembali menekuni majalahnya ketika tiba-tiba gadis yang ada di lapangan basket melompat dan melemparkan bola ke arah ring basket. Bola itu meluncur memasuki ring basket dan gadis itu berseru gembira. Yonghwa seketika membeku. Ia kenal betul gerakan itu, dan suara seruan yang baru saja didengarnya … mungkinkah?

***

Lapangan basket itu kecil dan terletak di tengah sebuah lahan terbuka di tengah taman. Di sekeliling lapangan basket itu tumbuh beberapa pohon rindang, yang membuat lapangan tersebut agak tersembunyi. Joohyun menghampiri ring basket dan meraih sebuah bola basket yang tergeletak di bawahnya. Ia menimang-nimang bola itu, seulas senyum perlahan muncul di wajahnya.

“Aku sangat merindukan masa-masa itu,” katanya pada dirinya sendiri. Ia mendesah panjang. Ia berusaha keras melupakan masa lalunya, namun ia tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia sangat mencintai dan merindukan masa kecilnya yang indah bersama kedua anak laki-laki itu.

Ia lalu melepas kacamatanya, memasukkannya ke dalam saku jaketnya, dan mulai memantul-mantulkan bola basket ke tanah. Perasaan yang menyenangkan secara perlahan mulai kembali mengisi hatinya. Setelah berlari kecil dan memantul-mantulkan bola basket selama beberapa saat, ia melompat dan mencoba memasukkan bola itu ke ring. Betapa gembiranya ia ketika usahanya itu berhasil.

Selama beberapa saat ia masih berdiri di sana, tersenyum gembira sambil terus menatap ring basket. Napasnya terengah. Ia merasa lega, bukan karena berhasil memasukkan bola ke dalam ring, tetapi karena ia sudah berhasil merobohkan tembok pertama yang ada di dalam dirinya.

“Hyun?” tiba-tiba, terdengar suara seorang pria dari belakangnya.

Jantung Joohyun seolah berhenti. Ia mengenali suara itu, ia mengenali nada suara itu. Ia tidak mungkin keliru. Dan hanya ada satu orang di dunia ini yang memanggilnya dengan panggilan itu. Secara perlahan tapi pasti, hawa dingin mulai menjalari tangannya. Ketika ia mulai mengira bahwa pendengarannya mempermainkannya, ia berbalik pelan-pelan. Dan ia tidak mempercayai penglihatannya.

Jung Yonghwa berdiri beberapa meter darinya. Wajahnya tidak berubah banyak sejak terakhir kali Joohyun bertemu dengannya dua tahun lalu. Hanya saja kini penampilannya lebih rapi dan … lebih menarik. Namun Joohyun tidak terlalu memperhatikannya. Ia terpaku memandang pria itu, yang juga memandangnya dengan ekspresi yang sulit digambarkan.

“Yong … oppa?” Joohyun mendengar dirinya sendiri mengeluarkan kedua kata itu. Kakinya mendadak terasa lemas dan ia sama sekali tidak bisa mendeskripsikan apa yang ia rasakan.

Yonghwa tidak sanggup berkata apa-apa maupun melangkah lebih maju. Ia sama sekali tidak mempercayai apa yang sedang dialaminya sekarang. Benarkah gadis itu kini sedang berdiri di hadapannya? Benarkah gadis yang selama ini dicari-carinya sudah berhasil ia temukan? Benarkah ia akhirnya bertemu kembali dengan Seo Joohyun?

Bibirnya perlahan terbuka, dan ia berbisik lembut, “Hyun, akhirnya aku menemukanmu.”

Bersambung ke chapter 5

 


61 thoughts on “Captured in His Heart. (chapter 4)

    1. hehe iya ini chapter 5 sedang dalam tahap penulisan. author masih bingung enaknya apa aja yang bakalan diceritain di chapter 5. ^^
      sekalian nungguin komentar-komentar yang masuk dulu di chapter 4, klo semakin banyak biasanya author semakin semangat nulis. kmaren sempet agak sedih pas ngeliat jumlah komentar di chapter 3 ga sebanyak di chapter 2 dan 1, makin lama makin menurun. T^T

      Like

  1. huwaaaa… keren banget… suka suka suka
    speechless, ga tau mesti komen gimana
    alurnya mengalir… serasa readers ikut ada disana
    penasaran chapter berikutnya, ada apa 2tahun sebelumnya????
    ditunggu lho!!!

    Like

    1. hmmm apa ya yang terjadi 2 tahun lalu? tunggu aja. ^^
      btw apa yang terjadi 2 tahun lalu kemungkinan baru dibahas di chapter 6 atau 7, klo langsung dibahas di chapter 5 kaya’nya kecepetan deh. tapi entahlah, liat ntar juga, author sedang bingung. >_<

      Like

    1. mereka berdua jadi nyamuk? hmmm maunya sih gitu hehe tapi jadi ga seru dong ntar? tunggu aja kelanjutannya. ^^
      sedikit spoiler. author sih rencananya pengen menjadikan victoria sebagai tokoh antagonis tapi dia bakalan lebih jarang muncul dibanding yonghwa. yonghwa (rencananya) nggak jahat sih, tapi ya dia bakalan berada di antara seokyu.
      itu baru rencana loh yaa, bisa jadi berubah. tunggu aja. ^^

      Like

  2. penulisannya udah bagus
    kali ini ga ada yg salah
    hehehe…
    cuma pas ganti POV-nya ngulang critanya trlalu jauh, jd kyk baca 2 kali dech,
    jadi rada agak ga enak bacanya. tp itu mnurut q sich!

    akhirnya YongSeo ketemu juga di part ini!kalungnya bukan dari Yong yah?
    pasti critanya Seo yg mngakibatkan sepupu Yong knp2 (mati yah?) *asal tebak*

    lanjutannya jgn lama2 yah thor.hehehe

    Like

    1. eh? iya ya, kepanjangan mundurnya?
      hehe soalnya aku orangnya agak detail sih. ntar coba kupendekin ya untuk pergantian POV yang selanjutnya. makasih komentarnya. ^^

      Like

  3. wah chingu,, lapor..
    males2an banget baca scene yh nya. tapi aq tetep baca kok ^^
    aq lumayan suka di scene yh itu ada jungmo *maksudnya berarti bukan cuma yh, bagus deh* itu cincin di kalung seo dari jungmo kah. trus,,,, *duh, maklumi aq ya karena aq ini wires sangadh*,,, aq jeles karena seo punya masa kecil bareng yh = seo dan yh sudah punya lebih banyak momen bersama *maap chingu aq selalu lebay*
    tapi ada juga scene penghibur di chapter ini. yaitu….. seo sudah 2x ceroboh gara2 KYU !!! yes !!! hahahaha syalalala terusin aja chingu, bagian seo malu2in di depan kyu ;D
    tentang vic,,, blum ada komen. dy masih jadi angin saja.
    agaknya chapter depan masih yh y *hufff* baiklah chingu, jangan lama2 ya ngepostnya
    aq nungguin banget momen krusialnya seokyu. momen mulai seo suka kyu, deg2an, dan kepalanya isinya cuma kyu. momen mulai seokyu mulai tercaptured di hati masing2

    Like

    1. haloo nilam! ^^
      sudah kuduga kamu akan sensi ma bagiannya yonghwa hehehe maap maap.
      aku juga sedang merancang kelanjutannya seokyu nih, tapi blom ada ide yang bener-bener pas, soalnya dari kmaren nonton WGM mulu jadi malah lebih dapet chemistry-nya yongseo deh huhu.
      ada ide ga biar aku dapet chemistry-nya seokyu lagi? abis momen seokyu udah jarang nih, malah dapetnya momen kyutoria, kan jadi makin bete. >_<

      Like

      1. bikin lagi aja scene dimana Seo ceroboh di depan Kyu, hehehe, padahal kan Seo biasanya hati2 gitu. Sedikit2 SeoKyu saling suka, ada orang ke-3 or 4 ga papa sih, biar berasa konfliknya, ^_^ tapi itulah yg bakal memperkuat cinta mereka *lebay*

        Like

      2. Apa ya,, aq selalu believe in magnae love *halah siapa yang cinta siapa coba*, sampai tiba saatnya kenyataan mematahkan harapanku *pengennya kenyataannya memihakku amin*. Aq ga liat wgm yongseo. Waktu itu nyoba liat sekali, belum 5 menit uda ga kuat. Sakit sekali hati ini.
        Dan bisa2nya aq selalu punya chemistry tentang seokyu,,,, karena aq pikirin terus hehehehe. Pernah seharian yang kukerjakan cuma nyari2 ff seokyu berbahasa Indonesia *yeah aq seperti tidak punya kerjaan saja*
        Aq si berpikir gini buat ff ini. Ini ada vic dan yh. Terserah chingu mau apain mereka. Mau bener2 gangguin seokyu juga boleh. Tapi *mauku karena aq wires*, aq dapet point kalu seo belongs to kyu *kyu nya kan suda jelas punya rasa*. Jadi, apapun yang terjadi, andaikanpun chingu mau bikin akhirnya bukan seokyu, ada point bahwa hatinya seo cuma buat kyu, dan point bahwa seo tidak cinta sama cowo satunya itu. Itu penting banget buatku *rewel sekali aq ini*
        Mian chingu kalu ga berkenan

        Like

      3. aiko : haha sip sip, udah mulai kepikiran beberapa ide buat pertemuan seokyu berikutnya nih. thank you. ^^

        nilam : ya ampuun gpp kok, aku malah seneng banget klo ada yang komentar puanjang kaya’ kamu hehe beneran.
        btw klo boleh kasih saran, fanfic seokyu yang berbahasa inggris biasanya tingkat so sweet-nya jauh lebih dahsyat dibanding fanfic bahasa indo loh. coba deh main ke http://community.livejournal.com/magnae_love atau ke soshified. wah itu fanfic seokyu-nya beneran bikin meleleh semua, ga ada yang ga bagus.
        klo boleh jujur aku tadinya mau publish fanfic ini di sana, tapi bahasa inggrisku masih kalah jauh dibanding author lain, jadi minder deh. >_<

        Like

      4. iya chingu, aq tau. the thing is, aq tidak bisa berpikir dalam bahasa lain, jadi baca ff berbahasa Inggris tu, aq ga bisa dapet feelnya. soalnya otakku berusaha mentranslasi dulu, jadinya ga greget

        Like

  4. wah ternyata udah di-publish dan udah banyak yang komen. terima kasih terima kasih, saya sangat terharu. ^^
    chapter 5 masih dalam penulisan, harap bersabar ya. dan aku lagi bingung nih merancang pertemuan seokyu yang berikutnya gimana. otakku terlalu dipenuhi oleh yongseo nih, gara-gara abis nonton WGM yongseo hehehe. *dirajam seokyu shipper*

    wahai para silent reader, jangan ragu untuk berkomentar ya. semakin banyak komen yang masuk, author semakin semangat nih buat nulis kelanjutannya. soalnya peran reader itu penting loh dalam penulisan sebuah cerita hehehe. ^^
    sekali lagi terima kasiih.

    Like

  5. aku udah baca semua komentar yang masuk, terima kasih semuanya. ^^
    mohon maaf banget klo ga bisa bales komentarnya satu-satu, soalnya mungkin ada yang komentar atau pertanyaannya sama ma punya yang lain, jadi aku reply-nya jadi satu.

    apa yang terjadi 2 tahun lalu? ke mana jungmo? hmmm tunggu aja kelanjutannya. mungkin baru akan dijelaskan di chapter 6 atau 7. chapter 5 mungkin akan lebih fokus dulu ke yongseo dan (semoga) seokyu.

    oh ya aku juga punya beberapa pertanyaan buat readers, tolong dijawab ya.
    1. chapter 1 dulu panjangnya cuma 7 halaman di microsoft word, sementara chapter 4 ini panjangnya 13 halaman. segini kepanjangan ga? klo misalkan chapter berikutnya lebih panjang dari ini apakah kalian keberatan?
    2. gaya penulisanku dan alur ceritanya agak bertele-tele ga?
    3. banyak banget ide yang muncul di kepalaku, aku agak bingung gimana menuangkannya dlm bentuk tulisan. klo seandainya chapter-nya jadi banyak, misalnya ampe chapter belasan atau bahkan (tapi jangan ampe sih) 20an, terlalu panjang ya? soalnya aku selama ini membayangkan cerita captured in his heart ini kaya’ drama korea gitu. >_<

    tolong dijawab yaa, makasiih. ^^

    Like

    1. 1. Ga chingu. Panjangin lagi juga oke,, aq dengan senang hati membacanya
      2. Soal bertele-tele, engga chingu, semua ceritamu jelas kok. Stylemu oke. Aq suka, dan chingu berbahasa Indonesia dengan baik.
      Aq sukanya yang to the point. Tapi kalu semua cerita to the point ya ga bisa jadi cerita dong. Jadi gini. Kan suasana settingnya diceritain, misalnya musim gugur, dingin, daun berguguran dsb. Biasanya aq ga perhatian sama yang gitu2. tapi ya tetep aq baca, sambil nungguin scenenya. Ini ga masalah sih. *kalu aq baca novel, misalnya lord of the rings. Aq ga suka hobbit. Jadi chapter hobbit aq cuekin. Kadang ga dibaca, aq lompat ke chapter lain yang ga cerita hobbit. Tapi seringnya, aq cari dulu semua chapter hobbitnya, aq baca dulu. Habis itu barulah aq membaca dengan nyaman tanpa terganggu cerita hobbit* *tenang chingu, walaupun aq terganggu dengan peran cowo satunya ini, aq tidak skip membacanya ;D* *omong2, itu di bawah seo picnya yh? Di mataku kaya jonghyun,,,*
      3. Banyak chapter ndapapa juga. Kalu chingu liat ff luar kan banyak yang chapternya nyampe berpuluh-puluh
      Hwaiting,,,,,

      Like

    2. bwt pertanyaan author :
      1. Ga kepanjangan kok chingu! aq malah suka, daripada terlalu pndek, ntar asik2 baca malah langsung TBC!hehehe…
      2. Alurnya udah jelas kok, tak berkesan bertele-tele…..lanjut spt ini aja!
      3. Klo chapter yg byk sich gpp, (coz klo maksa dipadetin malah critanya ga jelas n ga dapet feelnya!) tp asal updatenya teratur ato jgn trlalu lama. seminggu sekali bolae tuh kyk drama2 d tipi2 aja…hehehe….coz klo kelamaan reader jadi reader udah lupa (kadang jadi males bacanya!*kebiasaan buruk reader katauan* >.< )part sblumnya jadi suka ilang feel-nya pas baca part yg diupdate.

      Hwaiting chingu ^^

      Like

      1. oke oke, makasiih. ^^
        iya kuusahain update rutin, tapi kaya’nya untuk bulan ini dan bulan depan bakalan agak susah soalnya skripsiku lagi dalam tahap penting. doain aja ya semoga lancar dua2nya.

        Like

  6. menurutku sih :
    1. ga kepanjangan kok.. lebih panjang ga masalah
    2. justru aku suka gaya penulisan yg seperti ini, alurnya runtun, jelas gitu..
    3. no problem, bikin banyak chapter ga papa, asal updatenya rutin ^_^v
    baca FF ini, serasa baca novel or nonton drama korea, suka banget
    keep writing ya!!!

    Like

    1. hehe baiklah, makasih aiko. ^^
      hmmm ngomong-ngomong soal update rutin, aku jadi agak kepikiran buat update seminggu sekali. sambil nunggu komentar-komentar masuk, sambil nulis chapter berikutnya, sambil ngerjain skripsi juga.

      Like

  7. wah seru chingu jangn lama lama ya
    banyakin aja yongseo moga 2 aja endingnya bukan ma kyuhyun
    jungmo oppanya keman?
    lebih panjang lebih bagus
    hehhe

    Like

    1. whoa akhirnya muncul juga yongseo shipper! annyeong. ^^
      hahaha rencananya sih ini fanfic seokyu, yonghwa cuma jadi tokoh ketiga. tapi berhubung masih dalam tahap penulisan ya anything can happen. gimana pun ending-nya, semoga ntar ga mengecewakan kamu dan semua reader huhu.
      anyway makasih komennya. ^^

      Like

  8. radarada males baca ini part bnyakan yh nya soalnya -__- !
    uda mule deh muncul parasitny seokyu,,
    chap slnjtnya jgan lma2 ya~

    ini bhasanya uda bgus kok, cma y krna bnyakan part yh jdi ‘zzzz’

    Like

    1. hehe klo ga ada yonghwa malah jadi kurang seru. ^^
      btw klo parasit kaya’nya lebih cocok victoria deh hahaha. *subjektif*
      tapi liat ntar aja deh, tunggu aja kelanjutannya. anything can happen karena author blom nentuin ending-nya gimana.

      Like

  9. kerennn chinguuu fanficnya,,hohoho,,,, kyuuuu nya gimanaaaa gituuu,,hihihi,, si victoria kayanya ngeganggu aja nih,, *kesel mode on sama victoria*,, aku sukaa nya kyu ma seohyun aja,,,hohoho,,
    seru chingu,, part 5 nya jangan lama2 ya,,hehehe

    Like

  10. hehe baiklah malem ini aku lanjut nulis chapter 5 deh.
    secara garis besar udah dapet ceritanya, yang agak susah itu bikin detailnya hoho. ^^

    Like

  11. insya allah chapter 5 bakalan kukirim ke email admin SMTown fanfic bsok atau lusa. oh iya setelah chapter 5-6 selesai mungkin aku bakalan full hiatus dulu, mesti fokus ngerjain skripsi soalnya hehe mohon pengertiannya ya. ^^

    Like

  12. Sapa kah yg btuh “feel” untuk SeoKyu? ?
    Aku saranin cri2 video mreka di GDA kmrn.
    Mreka kyx bnyk skinship. .
    Hehehe,aku cman ksh saran aja kok.

    Ehm,,jujur rada jengkel mas YH udh nongol. .
    Eh,jungmo thu sapa toh?
    Aku ndag tw,maklum udh g update kpop. .XD

    R Eonni #kyx R Lbh tua dr aq,cz udh mw ngerjain skripsi. . XD
    R eonni salah satu temen fb ku bkan? ?

    Like

    1. eh? iya kah mereka banyak skinship di GDA? kukira malah di GDA cuma ada yongseo moment, soalnya pas CNBLUE maju nerima penghargaan kan SNSD pada heboh. trus pas CNBLUE perform juga seohyun kaya’nya perhatian banget. pas SNSD perform juga yonghwa merhatiin banget.

      jungmo itu gitaris TRAX. klo kamu nonton WGM yongseo, dia beberapa kali disebut-sebut sebagai pihak ketiga dan yonghwa juga sempet jealous ma dia soalnya seohyun lumayan deket ma dia.

      hehe iya aku udah tua, tapi aku masih lebih muda dari kyu kok. ^^
      hmmm kaya’nya bukan, soalnya account FB-ku private. dan yang tau identitas asliku di sini cuma salah satu admin SMTown fanfic aja. hehehe author emang pengen merahasiakan identitas.

      Like

  13. sedikit pengumuman untuk semua readers :
    CHAPTER 5 UDAH KUKIRIM KE EMAIL ADMIN SMTOWN FANFIC.
    semoga admin cepet buka email dan langsung di-publish. ^^

    Like

  14. aaaaaaaahhh sumpah seokyu jjang!!
    wusshhh ada penghalang yh sama vic nih haha.
    author.. seokyu jgn mau kalah ya. aku ga rela merka ga bahagia T___T

    Like

  15. Mian, saya jadi silent reader di part 2 dan 3.. Saya baru sadar kalo ternyata saya silent reader buat part 2 dan 3.. Karena ceritanya menarik saya sampai lupa koment.. Baiklah, saya janji akan koment buat part 5 dan seterusnya.. Hwaiting !! Jjang !!

    Like

  16. doa ku tidak terkabul T.T

    oh ya,,bru kusadari cara penulisan , gaya bahasa yang Eonnie pake keren
    apalagi waktu menjelaskan karakter tokoh,,sifatnya dari apa yg d ucapkan kereeennn..Eonnie

    mau baca selanjutnya dlu,,
    pai..pai..part 4

    Like

  17. i have a huge problem
    i want to get my love back and i dont know what to do can you give advice of what should i do. on one side he wants me and loves but he asks me to get things i don’t want and it’s began to get bother me and we broke-up and i am still in love with him what to do ?
    Moreover , i want to know what is really will work for me.
    if he will get what he wants from me i will suffer from that but what to do i need a good advice from you pleaseee
    i search and found one site that write about this program too what to do http://www.makeloveyou.com/a-short-guide-to-capture-him
    I know i bother you but it is for safe my wonderful relationship with him

    Like

Leave a comment