Captured in His Heart. (chapter 3)


★  This story was made and copyrighted by R. No stealing or claiming as yours.

★  No silent reader. Any comments and critics will be very appreciated.

★  Any resemblance to another story or fanfiction is purely coincidental.

★  This story is 100% fictional.

★  Enjoy the story. And happy new year 2011! ^^

Chapter 3: “Musim gugur selalu terasa istimewa bagiku.”

Lagi-lagi Kyuhyun dibangunkan oleh sinar matahari yang menembus gorden jendela kamarnya. Bukan sinar matahari pagi yang ramah dan lembut, karena jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

“Sudah pukul 9?” gumam Kyuhyun sambil menggosok-gosok kedua matanya dan bangkit dari tempat tidur. Ia menguap dan berjalan menuju dapur, memperhatikan whiteboard-nya. “Hari ini aku bebas tugas? Benarkah? Hmmm, haruskah aku menghabiskan hari ini dengan main game seharian di kamar?”

Handphone-nya tiba-tiba bergetar, menandakan ada pesan masuk. Ia mencibir pelan setelah membaca pesan tersebut, “Wanita itu, apakah dia memiliki begitu banyak waktu luang? Kenapa sering sekali mengajakku bertemu?”

Ia kemudian mengetik pesan balasan sembari bergumam pelan, “Maaf, Victoria. Hari ini aku sibuk sekali. Kita bisa bertemu lain waktu.”

Sambil menghela napas panjang, ia meletakkan handphone-nya di meja dan menghempaskan badannya ke sofa. Matanya menangkap sebuah amplop besar berwarna cokelat yang tergeletak di atas meja. Amplop tersebut tiba di apartemennya kemarin dan masih tersegel rapi. Ia pun meraihnya dan menyobek segelnya. Ternyata amplop tersebut berisi majalah W edisi terbaru dan … Seo Joohyun tersenyum kepadanya dari sampul majalah.

Kyuhyun menegakkan badannya dan mulai membuka halaman demi halaman majalah W, sampai akhirnya ia tiba di halaman yang dicari-carinya. Enam halaman yang penuh berisi foto “malaikat” yang melayang indah di tengah air berwarna biru kehijauan. Seulas senyum menghias wajahnya. Dua minggu telah berlalu semenjak pemotretan itu, dan kini ia berjumpa kembali dengan Seo Joohyun, walaupun hanya dalam lembaran majalah.

“Benar kata Dongsu hyung, pemotretan ini sangat tidak biasa,” katanya sambil membolak balik halaman yang memuat foto-foto Joohyun. “Konsepnya sangat menarik. Foto-foto ini bagus sekali. Lighting yang sempurna dan mereka berhasil menangkap momen yang tepat. Dan …” Kyuhyun terdiam sejenak sebelum melanjutkan sambil tersenyum, “harus kuakui mereka memilih model yang tepat.”

Ia menghabiskan lima belas menit berikutnya dengan membolak balik keenam halaman tersebut, memperhatikan mereka dengan seksama. Kemudian ia melirik jam dan mendadak sebuah ide muncul di kepalanya.

“Ah, aku tahu apa yang akan kulakukan hari ini! Aku akan pergi ke tempat itu. Sudah lama sekali aku tidak pergi ke sana,” katanya sambil bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarnya.

***

Kelas hari ini berakhir lebih awal. Setelah berpisah dengan beberapa orang teman sekelasnya, Joohyun berjalan sendirian menyusuri koridor tanpa memiliki satu tujuan yang pasti. Tasnya tergantung di bahu kirinya, sementara tangan kanannya memeluk beberapa buku berukuran besar. Sebuah kacamata berbingkai lebar bertengger di hidungnya. Ia biasanya memakai kacamata itu sebagai alat samaran agar orang-orang tidak dapat mengenalinya, tetapi sayang sekali usahanya tersebut seringkali berujung pada kegagalan.

Seo Joohyun tidak pernah benar-benar menyadari bahwa ia memiliki penampilan fisik yang terlalu menarik untuk bisa disembunyikan. Tubuh yang ramping dan tinggi semampai, kulit putih mulus yang nampak sehat dan terawat dengan baik, sepasang mata bulat indah berwarna kecokelatan, rambut hitam berombak yang tergerai menutupi punggungnya – semua yang ia miliki selalu mampu membuat pria manapun menoleh ke arahnya.

Oleh karena itulah ia merasa bersyukur bahwa hari itu Universitas K tidak seramai biasanya. Tidak banyak mahasiswa yang ia temui di sepanjang lorong yang dilaluinya. Dan setelah berjalan tanpa arah selama beberapa menit, ia menyadari bahwa ia sudah memasuki wilayah Departemen Musik. Matanya tertuju pada pintu yang terletak di ujung lorong. Sebuah plat logam terpasang di sisi pintu itu, bertuliskan “RUANG PIANO”. Joohyun tersenyum dan melangkahkan kakinya ke sana.

***

Di saat yang bersamaan, Kyuhyun melangkah turun dari bus yang sedari tadi ditumpanginya. Sambil membetulkan letak tas yang tergantung di bahu kirinya, ia memandang beberapa bangunan yang menjulang beberapa belas meter di hadapannya sambil tersenyum. “Sudah lama sekali aku tidak kemari,” katanya.

Ia kemudian berjalan maju, melewati sebuah gerbang besar bertuliskan “UNIVERSITAS K” dan mengarahkan kakinya ke bangunan terdekat. Sambil berjalan dengan langkah panjang namun perlahan, ia memandang berkeliling sambil tersenyum. Berbagai macam kenangan menyerbu pikiran dan perasaannya ketika ia melangkah memasuki lorong-lorong yang sudah dikenalnya dengan sangat baik.

Kakinya membawanya semakin dekat ke tempat tujuannya. Setelah menaiki beberapa tangga dan menyusuri beberapa koridor, ia tiba di ujung sebuah lorong. Ruangan yang ditujunya berada di ujung lain lorong tersebut dan ia hanya membutuhkan beberapa langkah untuk mencapainya. Namun langkahnya mendadak terhenti ketika samar-samar telinganya menangkap sebuah suara yang dikenalnya. Suara piano yang sayup-sayup mengalun dengan lembut dan indah.

Kyuhyun tertegun. Suara itu tampaknya berasal dari ruangan yang menjadi tujuannya sejak semula. “Apakah ruang piano sedang dipakai?” gumamnya sedikit kecewa.

Setelah terdiam selama beberapa detik, ia kembali berjalan menghampiri ruang piano. Suara langkahnya menggema di lorong itu. Dan ketika ia sudah bera

da di depan pintu ruang piano, mendadak suara alunan piano yang didengarnya sedari tadi menghilang begitu saja. Merasa penasaran, ia pun membuka pintu dan tercengang melihat pemandangan yang ada di dalam ruangan.

Ruang piano adalah sebuah ruangan yang berukuran cukup besar dan berisi beberapa pasang meja dan kursi. Di ujung ruangan terdapat sebuah panggung kecil dan rendah, dan di atasnya berdiri sebuah grand piano hitam berukuran besar. Dan yang membuat Kyuhyun tercengang adalah … ruangan itu kosong. Tidak ada seorang pun yang duduk di kursi piano, apalagi memainkannya.

Kyuhyun melangkah masuk dan menutup pintu di belakangnya dengan perlahan. Wajahnya menyiratkan kebingungan, dan ia berkata pelan pada dirinya sendiri, “Aneh sekali, aku yakin suara piano tadi berasal dari ruangan ini. Di lorong ini tak ada lagi ruangan yang memiliki piano di dalamnya. Apakah mereka sudah menambah jumlah ruang piano? Tapi rasanya tak mungkin. Atau jangan-jangan …” matanya mendadak melebar ketakutan, “ada hantu yang menunggui ruangan ini?”

Ia terpaku sejenak, lalu menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil dan berjalan menghampiri piano. “Ah, kalaupun ada yang harus menjadi hantu penunggu ruangan ini, maka itu adalah aku. Apa yang kau pikirkan, Cho Kyuhyun? Mana mungkin ada hantu di tengah hari seperti ini,” katanya, lalu duduk di kursi piano.

Tangannya mengelus lembut permukaan piano itu. Bibirnya merekah, membentuk seulas senyum penuh kerinduan. “Sudah lama sekali aku tidak menyentuh piano ini,” bisiknya lembut.

***

Beberapa meter dari piano itu, seorang gadis muda meringkuk di bawah sebuah meja kayu. Joohyun memeluk lututnya erat-erat dan mengutuk dalam hati, “Astaga, apa yang kulakukan? Kenapa aku harus bersembunyi di sini? Aku kan tidak merusak piano itu atau melakukan sesuatu yang membuatku harus bersembunyi dari pria itu.”

Ia sedang memainkan piano ketika tiba-tiba didengarnya suara langkah kaki mendekat. Secara refleks ia bangkit berdiri, membetulkan posisi kursi piano, dan melejit ke bawah meja terdekat untuk bersembunyi. Rasanya seperti memainkan sesuatu yang bukan miliknya, dan kini sang pemilik datang untuk

mengambil benda miliknya, begitulah pikir Joohyun.

Detik berikutnya, waktu seolah terhenti di ruangan itu. Joohyun terdiam, mendengarkan alunan piano yang kini dihasilkan oleh sepasang tangan milik pria yang baru saja memasuki ruangan dan menggantikan posisinya di atas kursi piano. Bulu kuduknya meremang. Alunan piano itu terdengar sangat indah dan lembut, seolah memiliki jiwa. “Dan jiwa itu seolah sedang menceritakan sesuatu melalui dentingan piano,” pikir Joohyun kagum.

Ia menyandarkan kepalanya perlahan pada lututnya dan memejamkan mata. Suara piano itu sungguh menenangkan hatinya. Ia bahkan melupakan rasa tegang yang beberapa detik lalu dirasakannya karena harus bersembunyi di bawah meja. Rasanya ia mampu duduk di sana berjam-jam hanya untuk mendengarkan pria itu memainkan piano dengan indah dan penuh penjiwaan.

Setelah sepuluh menit berlalu, ia mulai merasa tidak nyaman dengan posisinya sekarang. Pinggul dan lengannya terasa kaku. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan suara, ia mencoba menggeser posisi duduknya. Malang baginya, ia tidak melihat ada paku yang menonjol di sebelah kirinya. Secara tidak sengaja, paku tersebut menggores lengan kirinya, menorehkan segaris luka yang cukup dalam dan tentu saja terasa sangat perih.

Joohyun mengeluarkan teriakan kesakitan tertahan dan secara refleks langsung menutup mulutnya. Namun gerakannya itu membuat buku-bukunya, yang sedari tadi dipeganginya di atas lutut, berjatuhan ke lantai. Suara alunan piano mendadak berhenti, dan Joohyun memejamkan matanya rapat-rapat. “Habislah sudah,” pikirnya panik, dan ia bahkan melupakan rasa sakit yang sedang menyerang lengan kirinya.

***

Kyuhyun segera menghentikan permainan pianonya ketika ia mendengar suara yang berasal dari dalam ruangan tempatnya berada. Ia langsung menyadari bahwa ternyata ia memang tidak sendirian. Setelah memandang berkeliling dengan seksama, ia berdiri dari kursi piano. Ditatapnya lekat-lekat meja-meja yang ada di ruangan itu, berusaha mencari gerakan sekecil apapun yang mungkin muncul.

“Siapa di situ?” tanyanya dengan suara nyaring.

Sementara itu, Joohyun masih meringkuk di posisinya, memejamkan mata dan tidak berhenti mengutuk dirinya sendiri dalam hati.

“Aku tahu kau ada di sana. Keluarlah dan tunjukkan dirimu!” seru Kyuhyun lagi.

Selama beberapa detik, Joohyun berpikir keras. Ia tahu bahwa sudah tidak ada gunanya ia bersembunyi lebih lama lagi. Pria itu toh sudah menyadari keberadaannya dan kalau ia tidak segera menunjukkan dirinya, maka ia yakin pria itu akan segera menemukannya. Dengan enggan, akhirnya ia beranjak keluar dari tempat persembunyiannya dan berdiri sambil menunduk tanpa berani menatap pria itu.

Kyuhyun terperanjat melihat seorang gadis berambut panjang keluar dari bawah meja yang terletak tidak begitu jauh di depannya. Gadis berkacamata itu menunduk dalam-dalam, kelihatan sangat malu karena ketahuan bersembunyi.

“Maafkan aku,” gadis itu berkata pelan, masih sambil menunduk. “Aku tidak bermaksud mencuri dengar permainan pianomu. Aku … tadi aku sedang melihat-lihat ruangan ini ketika aku mendengar suara langkah kaki mendekat. Lalu tanpa sadar, aku …” ia berhenti karena kehabisan kata-kata. Dan tiba-tiba ia membungkuk sambil berseru, “Maafkan aku! Aku sungguh tidak bermaksud mengganggumu!”

Tanpa bicara sepatah kata lagi, dan tanpa menatap wajah Kyuhyun, gadis itu segera berbalik dan berjalan menuju pintu. Mata Kyuhyun menangkap adanya darah yang mengalir di lengan kiri gadis itu dan ia langsung melangkah maju dan berseru, “Hei! Tunggu sebentar! Lenganmu terluka!”

Joohyun menghentikan langkahnya. Kalimat yang barusan didengarnya membuatnya tersadar akan rasa sakit yang sedang menyerang lengan kirinya. Ia memandang lengan kirinya dan terkejut melihat lukanya sendiri. Sebuah goresan yang cukup dalam dan lebar, dan dengan ngeri ia menyadari bahwa ia berdarah cukup parah.

Kyuhyun menghampiri gadis itu dan bertanya, “Kau tidak apa-apa? Kenapa kau bisa terluka begini? Apakah kau tergores sesuatu di bawah meja?”

“Sepertinya begitu,” gadis itu meringis kesakitan. “Tidak apa-apa, akan segera kuobati. Sekali lagi, aku minta maaf karena sudah …”

“Hei, tunggu sebentar!” Kyuhyun tiba-tiba menyadari sesuatu ketika melihat wajah gadis itu. “Kau … apakah kita pernah bertemu sebelumnya?”

Gadis itu mendongak memandangnya. Sepasang mata besar yang terasa familiar kini menatapnya dari balik kacamata berbingkai lebar, dan ia langsung mengenali gadis itu. “Malaikat” cantik yang dilihatnya beberapa minggu lalu kini tepat berada di depannya, menjelma menjadi seorang gadis biasa yang sedang memegangi lengannya yang terluka.

“Kau … Seo Joohyun?” tanyanya tak percaya.

Mata Joohyun melebar karena mendengar namanya disebut. “Bagaimana bisa kau mengetahui namaku?” ia balas bertanya. Namun ia kemudian menyadari bahwa pria ini pastilah mengenalinya sebagai model yang sering muncul di berbagai media.

“Aku akan menjawab pertanyaan itu nanti, setelah kita mengobati lukamu,” jawab Kyuhyun. Ketika dilihatnya Joohyun membuka mulut untuk menolak, Kyuhyun meletakkan tangannya di punggung Joohyun dan mendorongnya dengan gerakan lembut namun tegas. “Tidak, jangan menolak. Lukamu cukup parah, dan kau bisa dikatakan terluka karena aku. Kita akan pergi ke ruang kesehatan sekarang untuk mengobati lukamu.”

Joohyun tidak sanggup berkata apa-apa. Ia hanya bisa menuruti perkataan pria itu dan mereka pun berjalan keluar dari ruangan, menyusuri lorong dan menuruni tangga. Sepanjang jalan keduanya tidak berbicara sepatah kata pun, hanya sesekali pria itu memandang luka di lengan Joohyun dan set

iap kali ia melakukannya, ia berjengit kecil.

“Sakitkah?” ia bertanya.

Joohyun tersenyum. “Tidak apa-apa, aku bisa tahan.”

Setelah beberapa saat, mereka tiba di ruang kesehatan. Ruangan itu adalah sebuah bangunan kecil yang terpisah dari gedung-gedung lainnya. Letaknya tepat di depan taman luas yang mengelilingi komplek Universitas K. Tak ada siapapun di ruangan itu. Kyuhyun segera berjalan menghampiri kotak obat, mengambil beberapa botol dan sebungkus kapas, lalu menghampiri Joohyun.

“Biar kuobati lukamu,” katanya.

“Biar aku sendiri saja yang melakukannya,” dengan cepat Joohyun menggeleng.

Tanpa memedulikan jawaban gadis itu, Kyuhyun menarik lengan Joohyun yang tidak terluka dengan lembut namun tegas, lalu mendudukkan gadis itu di bangku yang terletak di bawah pohon di depan ruang kesehatan. Dengan cekatan ia membuka botol obat yang dibawanya, menuangkan isinya ke kapas, dan mulai mengobati luka Joohyun.

“Mungkin akan terasa sangat perih, kuharap kau bisa tahan,” katanya.

Joohyun mengangguk dan langsung berjengit kesakitan ketika kapas itu menyentuh lukanya, tapi ia toh tak bergeming. Selama beberapa saat kemudian, ia hanya diam menahan sakit sambil memperhatikan pria yang kini sedang mengobati lukanya.

Pria ini sangat tampan, ia baru benar-benar memperhatikan wajahnya. Matanya menyorot tajam namun ramah dan lembut. Rambutnya yang ikal pendek nampak agak acak-acakan, namun malah semakin membuatnya terlihat menarik. Joohyun merasa yakin ia belum pernah bertemu pria ini sebelumnya, tetapi ada sesuatu dari pria ini yang membuatnya yakin bahwa ia bukanlah orang jahat.

“Selesai,” Joohyun tersentak dari lamunannya dan pria di hadapannya tersenyum menatap luka Joohyun yang kini sudah terbalut dengan rapi.

“Terima kasih banyak,” Joohyun bangkit dan membungkuk. Ia tersenyum dan menatap pria itu dengan perasaan bersalah. “Maafkan aku. Aku sudah mengganggu permainan pianomu dan malah harus merepotkanmu seperti ini. Sekali lagi, aku sungguh-sungguh minta maaf.”

Pria itu ikut berdiri dan tersenyum memandang Joohyun. “Kau memang gadis yang aneh. Beberapa minggu lalu aku melihatmu melayang di tengah akuarium dan sekarang aku menemukanmu muncul dari balik meja dengan lengan penuh darah,” katanya dengan sorot mata jenaka.

Mendengar kalimat tersebut, Joohyun membelalakkan mata karena terkejut. “Kau … staff majalah W?” tanyanya.

Kyuhyun tersenyum dan mengulurkan tangannya, menjabat tangan Joohyun. “Maaf, aku belum sempat memperkenalkan diriku. Namaku Cho Kyuhyun, aku bukan staff majalah W, hanya seorang fotografer lepas yang sering membantu mereka dan kebetulan aku ada di sana ketika pemotretanmu dua minggu lalu. Oh, dan ada daun di rambutmu,” ia mendadak mengulurkan tangan satunya, meraih daun yang baru saja jatuh dari pohon di atas mereka dan hinggap di rambut panjang Joohyun.

Ketika pria bernama Kyuhyun itu melakukannya, Joohyun merasakan desiran lembut di dalam dadanya. Ia baru benar-benar menyadari bahwa sedari tadi ia berdekatan dengan seorang pria, dan sejujurnya ia sudah lupa kapan terakhir kali ia berada sedekat ini dengan pria lain. Dan ditambah lagi, pria yang berada di hadapannya ini sangat menarik. Bukan hanya penampilannya, tapi pria ini terkesan menyenangkan dan cerdas.

Untuk menghindari rasa canggung, ia lalu bertanya dengan sopan, “Lalu apa yang kau lakukan di Universitas K? Apakah kau mahasiswa Departemen Musik?”

“Tadinya,” jawab Kyuhyun. Ia berbalik dan mulai berjalan perlahan menyusuri jalan setapak yang mengarah ke tengah taman. Secara otomatis Joohyun mengikutinya, dan kini mereka berjalan bersisian perlahan di taman Universitas K yang kini dipenuhi daun-daun berguguran berwarna kekuningan. “Aku lulus dari Departemen Musik Universitas K dua tahun lalu. Dan kemudian aku bekerja sebagai fotografer lepas. Dan kau? Apakah ini berarti kau adalah juniorku di Departemen Musik?”

Mendengarnya, mendadak Joohyun salah tingkah. “Sebenarnya,” ia memulai sambil tersenyum malu, “aku memang mahasiswi Universitas K, tapi aku bukan berasal dari Departemen Musik.”

Kyuhyun berhenti melangkah dan berbalik memandang Joohyun dengan ekspresi tidak percaya. “Benarkah? Aku sempat mendengar permainan pianomu tad

i dan itu sangat indah. Itukah sebabnya kau langsung bersembunyi ketika aku datang? Karena kau bukan mahasiswi Departemen Musik?”

Joohyun mengangguk malu dan kembali melangkahkan kakinya. Kyuhyun menyusulnya dan berkata, “Tapi permainan pianomu bagus sekali.”

“Sejak kecil aku memang suka memainkan piano, tapi hanya sebagai hobi,” jawab Joohyun dengan suara pelan. Pikirannya menerawang, membawanya kembali pada masa kecilnya yang dipenuhi musik. Ia kemudian menoleh memandang Kyuhyun sambil tersenyum. “Menjadi pianis bukanlah cita-citaku. Aku memiliki cita-cita lain, karenanya aku memutuskan untuk tidak bergabung dengan Departemen Musik.”

“Maksudmu menjadi model?” tanya Kyuhyun.

Joohyun menggeleng cepat. “Tentu saja bukan,” jawabnya. “Ngomong-ngomong Kyuhyun sunbae, bukankah kau seorang fotografer? Permainan pianomu bahkan lebih bagus dari permainanku, kenapa kau tidak menjadi seorang pianis?”

Kyuhyun tampak berpikir. “Hmmmm, mungkin sama sepertimu? Aku menyukai piano, tapi aku tak ingin menjadi seorang pianis. Aku lebih mencintai dunia fotografi. Manusia bisa mengingat semua kenangan yang sudah mereka lalui, tapi ingatan seseorang memiliki keterbatasan. Oleh karena itulah fotografi diciptakan, untuk membantu mereka mengabadikan kenangan-kenangan yang pernah ada.”

Joohyun terdiam karena kagum. Kyuhyun mengucapkan kalimat terakhir dengan tenang, namun ia dapat merasakan bahwa pria itu memang sangat mencintai pekerjaannya. Bukan berarti ia meremehkan fotografi, tapi sejujurnya ia tak pernah berpikir sedalam itu mengenai fotografi sebelumnya.

Mereka berdua masih berjalan dengan langkah perlahan di tengah taman Universitas K. Hari itu matahari bersinar dengan nyaman. Angin musim gugur dengan lembut meniup rambut mereka, menerbangkan dedaunan kering yang berwarna merah kekuningan. Cuaca hari itu benar-benar terasa sejuk dan nyaman. Joohyun menyadarinya dan ia tersenyum sambil memeluk buku-bukunya lebih erat. “Aku sangat menyukai musim gugur,” gumamnya.

Kyuhyun mendengar apa yang diucapkannya, lalu ia memandang Joohyun tak percaya sekaligus senang. “Benarkah? Apakah kau bisa membaca pikiranku?” tanyanya dengan nada bercanda. “Aku juga sangat menyukai musim gugur. Aku menyukai dedaunan yang berubah warna menjadi merah kekuningan. Terlalu banyak pemandangan indah di musim gugur yang tidak bisa dilewatkan. Bukan berarti tidak ada pemandangan indah di ketiga musim lainnya, tapi … musim gugur selalu terasa istimewa bagiku.”

Keheningan menyusul setelah kalimat tersebut diucapkan. Joohyun baru menyadari sesuatu yang agak tidak biasa. Ia adalah gadis yang ramah dan menyenangkan, tapi ia juga adalah gadis yang pemalu dan canggung ketika harus berhadapan dengan orang yang baru dikenalnya, khususnya pria. Namun entah kenapa, ia tidak merasakan hal itu pada pria ini. Apakah karena pria ini bukanlah orang asing sepenuhnya karena ia adalah seniornya di universitas yang sama? Atau karena pria ini sudah pernah bertemu dengannya sebelumnya di studio majalah W? Atau karena pria ini baru saja menolongnya mengobati luka di lengannya? Joohyun tidak mengerti.

***

Beberapa puluh meter dari taman Universitas K, seorang pria muda berjalan memasuki gedung Departemen Jurnalisme dan Komunikasi. Ini adalah ketiga kalinya ia pergi ke gedung yang sama dalam seminggu terakhir. Tujuannya hanya satu, menemukan gadis itu. Tapi sampai hari ini, ia belum berhasil memenuhi tujuan tersebut.

Jung Yonghwa berjalan menyusuri koridor demi koridor, lorong demi lorong. Ia melongokkan kepalanya ke setiap ruangan kelas yang dilewatinya, berhenti di setiap papan pengumuman yang ada di ujung lorong, hanya untuk mencari satu nama dan wajah. Dan kali ini sepertinya usahanya harus kembali sia-sia. Pada kunjungannya yang pertama dan kedua beberapa hari sebelumnya, ia juga tidak berhasil menemukan Seo Joohyun. Ketika itu ia bertemu dengan beberapa mahasiswa yang mengaku berteman dengan gadis itu dan mereka memberitahunya bahwa Joohyun akan menghadiri sebuah kelas hari itu, tapi sepertinya ia terlambat.

Setelah berkeliling gedung itu selama hampir satu jam, Yonghwa akhirnya menyerah. Ia mengarahkan langkahnya ke taman luas yang terletak di tengah-tengah komplek Universitas K. Dilihatnya sebuah bangku taman di depan sebuah bangunan kecil bercat putih. Sebuah plang bergambar palang warna merah menunjukkan bahwa bangunan kecil itu adalah ruang kesehatan. Ia lalu menghempaskan badannya di bangku itu dan memejamkan matanya.

“Seo Joohyun, mengapa sulit sekali bagiku untuk menemukanmu?” ia berbisik putus asa, tanpa mengetahui bahwa bangku yang sedang didudukinya sekarang adalah bangku yang sama dengan yang diduduki oleh gadis yang dicarinya beberapa menit lalu.

bersambung ke chapter 4


42 thoughts on “Captured in His Heart. (chapter 3)

  1. first ??

    kerennnnnnnnnnnnnnnnnnnn !!
    sumpah keren banget !!
    lanjuuuuuuuuuuuuuuuuuuuttttttttttttttt !!

    heu .. seokyu . wah .. !! hihi
    penyampaian ceritanya keren banget .. pemilihan katanya juga bagus . pokoknya author satu ini berbakat banget deh . hehe
    hwaiting , R !!
    salam kenal dari caca ..

    Like

    1. hihi salam kenal juga caca, makasih banyak atas pujiannya. ^^
      ditunggu terus komentarnya ya, klo mau ngritik juga gpp.
      sekali lagi makasiih.

      Like

  2. HAPPY NEW YEAR 2011!
    akhirnya chapter 3 di-publish juga! dan akhirnya seokyu ketemu juga.
    bagi para readers yang udah ngikutin cerita ini dari chapter 1 dan dari kmaren nunggu-nunggu chapter 3 di-publish, maaf ya publish-nya agak lebih lama. dan sepertinya butuh waktu juga buat nge-publish chapter 4 karena masih dalam tahap penulisan dan minggu ini aku agak sibuk kaya’nya. >_<

    aku baru mulai nulis awal-awal chapter 4 nih.
    hmmmm enaknya chapter 4 ngebahas tentang siapa ya? kemungkinan besar tentang yonghwa nih. enaknya yongseo ketemu ga ya di chapter 4? hehehehe.

    anyway silakan menikmati chapter 3 dan ditunggu komentarnya. ^^
    semakin panjang komentarnya, semakin bagus!
    dan semakin banyak yang komentar, author jadi makin semangat nulis kelanjutannya hehehehe.
    no silent reader please. ^^

    Like

    1. iya, yonghwa ma seohyun pasti ketemu kok. ^^
      sooyoung? blom ada rencana sih, tapi yang jelas tokoh cewe’ keduanya bukan sooyoung, tapi victoria. kan dia udah keluar di chapter 2. klo pun sooyoung bakalan keluar, mungkin sebagai tokoh tambahan aja kaya’ taeyeon.

      Like

  3. aigooooo aq suka banget… pertemuan pertama yang,,, ummm memalukan. tapi oke deh. kalu ga malu2in ga asik. dan chingu… bisakah kau tidak merusak kebahagiaanku dengan tidak memunculkan seseorang untuk mengganggu pertemuan pertama ini.. -kalu mengganggunya besok2 sih yah itu memang ceritanya kan-
    lanjut chingu… keep elegant ya,, aq suka, brasa elit

    Like

    1. iya iya yonghwa munculnya nggak pas seohyun lagi bareng kyuhyun kok … kaya’nya. ini aku sedang merencanakan pertemuan kembali yongseo. bingung euy enaknya gimana ya?
      hehe tenang aja nilam (gpp ya aku manggil kamu gitu?) aku ngerti perasaanmu kok. yang kamu rasain ke yonghwa sama persis kaya’ yang kurasain ke victoria. ^^

      Like

      1. ya ndapapa chingu, aq tulis namaku kan nilam. enaknya? ga usa ketemu itu sama yh hehe #plakk ganti cowo lain aja. au nih jadi ga demen beneran sama yh. selama ini baca ff seokyu pengganggunya yh melulu, aq bosen kali ya. dan kupikir aq tau alasanku baik2 saja sama vic, karena ada khun. haha chingu knapa to nda suka vic, kyu belajar bahasa cinanya sama vic y ^^
        kritiknya belum ada ni chingu,, kecuali aq sensi sama satu pemeran cowonya. lagian aq kan suka banget chapter ini,,, full seokyu,, scenenya manis pula ^^ *syalala*

        Like

      2. kenapa aku ga suka ma vic? hmmm honestly i only dislike her aegyeo. selebihnya aku baik-baik aja kok ma dia. dan ya harus kuakui keberadaan nichkhun sangat membantu banyak hahaha.
        makanya victoria di fanfic ini kugambarkan sebagai sosok yang manja dan full of aegyeo walaupun umurnya dia lebih tua dibanding kyu. ^^

        klo yonghwa hmmm soalnya dia bias-ku nomer dua di kpop setelah kyuhyun, makanya aku ship yongseo juga.
        wah berarti aku harus minta maaf nih, soalnya kemungkinan besar chapter 4 bakalan banyak menyorot yonghwa. persiapkan hatimu hai nilam. >_<

        Like

  4. ehem…bingung mw ngoment apaan…??
    ff-nya keren…
    bahasanya terasa ngalir gitu….oh yah.!! baca ff ini buat aq pingin duduk dibawah pohon sambil baca buku…menikmati hembusan angin, dan daun-daun layu yang berguguran..!! *biar berasa musim gugur gitu*
    pokoknya di tgg chapter selanjutnya^^

    Like

  5. seokyu the best… author suka seokyu ya aku liat banyak banget cerita tentang mereka… keren keren lanjutin terus ya ceritanya tapi jangan lama2.. udh gk sabar..

    author kapan-kapan nulis cerita yoonhae atau gak taeteuk ya… sorry nyuruh-nyuruh… hanya minta aja.. gak ditulis juga gak papa

    gomawo sebelumnya..
    happy new year ^-^

    Like

    1. hmmm nulis fanfic selain seokyu?
      dipertimbangkan yah. ^^
      soalnya aku bener-bener kyu biased dan seo biased, seokyu shipper pula, jadi klo mau nulis tentang couple lain agak-agak kurang dapet chemistry-nya hehehe. takutnya malah jadi ga bagus. >_<

      tapi beneran bakalan kupertimbangkan kok.
      klo donghae itu pairing-nya yoona ya di SNSD? kukira jessica.

      Like

  6. ff nya bagus author ..
    kalo menurut aku , Yonghwa jgn ketemu dulu sm Seohyun ..
    jd Seo msh bisa dkt sm Kyu 😀
    ♥ SeoKyu
    Yonghwa nya di tahan dulu.. jd ga menggangu SeoKyu..
    hhe 😀

    Like

  7. Aku demen banget ngebayangin mereka jalan berdua, dengan setting taman universitas, angin, daun, musim gugur,, how beautiful.. Ah chingu.. jangan dirusak y, keindahan itu..

    Like

  8. suka gaya penulisannya, serius gitu, hehehe…
    seokyu dipuas2in dulu ketemuannya&kenalannya, sampai keduanya ngerasain “sesuatu” di antara mereka, jd ntar pas yong ketemu seo udah ga bisa berpaling hati, hahaha *ngarep*

    Like

  9. suka gaya penulisannya, serius gitu, hehehe…
    seokyu dipuas2in dulu ketemuannya&kenalannya, sampai keduanya ngerasain “sesuatu” di antara mereka, jd ntar pas yong ketemu seo udah ga bisa berpaling hati dari kyu, hahaha *ngarep*

    Like

  10. Wah daebak banget part 3 nya /(^。^)/
    author, jadinya seokyu dong jangan yongseo yah yah yah please?/nyuruh2 xD
    aku suka banget seokyu soalnya daripada yongseo u,u

    Like

  11. fic pling bgus yg prnh saya bca d sni.. Alurny teratur, critany menarik, nyaris ga ad typo, krakter tokoh ny jg d dskripsikan dgn sngt cantik,, Perfect lah.. Bdw, sbnrny saya ini silent reader loh -ga nnya- tp setelah bca fic kamu yg terlampau -cieleh bhs

    Like

  12. fic paling bgus yg prnh saya bca dsni..
    Alurny teratur, nyaris ga ad typo, gya penulisanny keren, +critany jg menarik.
    Perfect lah..

    Bdw, sbnrny sya ini silent reader loh -ga nnya- tp setelah bca fic kamu yg terlampau -ciielah bhasanya- keren ini sya jd pngen comment.. Hehehe
    so, keep writing &
    updet soon ^o^

    Like

    1. waa silent reader?
      syukurlah sekarang udah ga silent lagi hehehe. ^^
      ditunggu komentarnya di chapter-chapter selanjutnya yaa.

      Like

  13. terima kasih banyak atas komentar dan pujiannya, ya ampun sumpah aku terharu banget bacanya. >_<
    sekali lagi, aku juga mengharapkan kritik loh, jadi klo seandainya ada yang perlu diperbaiki dari fanfic ini jangan sungkan-sungkan buat bilang ya. semua usul dan masukan juga kutampung dan kupertimbangkan kok. ^^

    anyway rata-rata readers ga mendukung yongseo ya? hihi berarti aku jadi satu-satunya orang yang mendukung yongseo di sini. tapi tenang aja, tokoh utama fanfic ini seokyu kok.
    dan sedikit spoiler untuk menenangkan para seokyu shippers sekalian : cowok yang disukain joohyun bukan yonghwa kok. trus siapa dong? hehehe tungguin aja kelanjutannya. ^^

    Like

  14. huaaaa makin bagus ajaaa chingu 🙂

    lanjut lanjut
    next part ASAP ya chingu#sambil nodong author pake sendal jepit
    #ditendang ma author#plak

    hehhehehehee 🙂

    Like

  15. haduh gawat nih. >_<
    aku barusan ngeliat foto yongseo di kereta pas mereka ke busan bareng. mood yongseo-ku langsung meningkat drastis, klo seandainya fanfic ini berubah jadi fanfic yongseo, apakah readers sekalian akan membunuh saya? *ngumpet*

    Like

  16. kerennnn….
    lanjut yah thor!
    jangan lama2!hehehe…
    btw tu penulisannya masi byk yg salah
    ————————————————————————————-
    Kyuhyun berhenti melangkah dan berbalik memandang Joohyun dengan ekspresi tidak percaya. “Benarkah? Aku sempat mendengar permainan pianomu tad

    i dan itu sangat indah. Itukah sebabnya kau langsung bersembunyi ketika aku datang? Karena kau bukan mahasiswi Departemen Musik?”
    ————————————————————————————-
    jangan jd yongseo dunkz!ntar malah jd mlenceng!klo cuma bwt bumbu2 doang bolelah. *emang masakan?*
    hehehe

    Like

  17. Wahwahwah..ketingglan bgt br baca skrg :p
    Jujur,mrasa misterius sm author yg 1 ini..cuma berinisialkan huruf R ? Tp karyanya bagus bgt,serasa bc novel..hehe

    Sudah dpt dibuktikan..yh mau ktmu seo hrs direncanain dulu,dksh tau sm tmn seo,sdngkan seokyu bertemu tnpa ada yg merencanakan,hnya tuhanlah yg punya rencana itu.. 😉

    Terserah mau ada yh d part slnjutnya,saya ykn akan brarkhir bahagia utk seokyu 😉

    Like

Leave a comment