KYUHYUN’S LOVE DIARY part 13 [end]


by : dhaniar13

Yaaaaa…..gak kerasa ya yeoreobeun ff yg panjang ini akan berakhir. Gomawo untuk para readers yang setia ngikutin ff ini, dan sekali lagi author minta maaf yang sebesar-besarnya ya kalau ada kata-kata yang gak berkenan dan juga kesalahan-kesalahan dalam penulisan, maklum sekali lagi saya bilang kalau penyakit gak teliti author ini udah akut banget dari lahir, sampe-sampe njerumusin di ulangan mat. -_-“

Disini author berusaha untuk nampilin sosok seorang namja dingin seperti Cho Kyuhyun menjadi namja yang romantis dengan kisah cinta yang saya harap bisa kalian bisa merasakan feelnya.. *aduh bahasanya jeleknya..* Ya udah langsung aja ya. ini dia part terakhir dari FF yang udah bosen dibaca…kekeke, semoga bisa menjawab rasa penasaran bagi readers yang penasaran.. yang gak penasaran pura-pura penasaran aja ya biar author yang ngarang seneng.. hehehe.. Ini dia Chekidot… ^_^

*************

cerita sebelumnya

‘‘Kyuhyun.”, aku mendengar suaranya. Ya aku mendengarnya, aku yakin dia tidak akan meninggalkanku.‘‘Kyuhyun.”, panggil suara itu lagi. Suara itu tampak sangat nyata dan saat ini aku juga bisa merasakan seseorang membelaiku lembut. Kubuka mataku dari tidur panjangku dan betapa terkejutnya aku melihat sosok yang ada di depanku saat ini. Dia duduk disamping ranjangku sambil tersenyum saat melihatku.

‘‘Andwae andwae. Apa aku belum bangun ya ? tidak mungkin kan dia ada disini.”, kataku pada diriku sendiri.

‘‘Kyu, apa kamu tidak mengenaliku ?”, pertanyaan macam apa itu, tidak mungkin aku melupakan makhluk di hadapanku ini. Hanya saja ada yang berbeda dengannya. Kini dia terlihat segar dan wajahnya.. wajahnya tidak sepucat dulu lagi.

‘‘Kyuhyun.”, katanya sambil mengayun ayunkan tangannya didepanku dan tindakannya sontak berhasil membangunkanku dari lamunanku.

‘‘Seohyun ?”, tanyaku lemah. Aku masih belum bisa mempercayainya.

‘‘Ne.”, katanya sambil tersenyum maniiiis sekali.

‘‘Seohyun ? Ya… jagiii……….”, aku langsung menyambar dan memeluknya erat – erat begitu aku sadar kalau sekarang aku sudah berada di alam nyata. ‘‘Bogoshippeoyoooo…”

‘‘Cheonmaneyo. Bogoshippeoyo.”, balasnya. Aku makin mengeratkan pelukanku. ‘‘Kyu, uhuk, ak..aku.. tidak bi…sa..ber..nafas..”, katanya terpenggal – penggal.

‘‘Ah, mianhae jagi.”, aku langsung melepas pelukanku. Aku memegang kedua pipinya dan membawanya menatapku.

‘‘Ini benar – benar kamu kan ?”, tanyaku lagi masih gak percaya.

‘‘Harus berapa kali lagi aku bilang ne ?”

‘‘Hehehe.. jagi, kenapa kamu tidak menghubungiku selama ini ? aku hampir mati tau karena memikirkanmu. Kamu tau tidak, setiap hari aku juga selalu kena semprot Soo Man songsaenim dan Sooyoung songsaenim karena aku selalu melamun memikirkanmu.”, ceritaku panjang lebar.

‘‘Mianhaeyo kyu. Aku hanya takut saja untuk memberitahumu tentang kenyataan buruk yang akan aku alami. Kalau operasi ini gagal, aku tidak akan memberitahumu dan akan hilang dari hidupmu tiba – tiba. Tapi aku sama sekali tidak menyangka kalau operasi ini akan berhasil. Kamu benar kyu, 50% itu kemungkinan yang cukup besar. Sebenarnya malam itu aku sudah bertemu dengan sepupumu Henry, tapi aku melarangnya untuk memberitahumu. Mianhaeyo.”, dia menundukkan kepalanya dalam – dalam. Aku memegang lagi kedua pipinya dan mengangkat kepalanya.

‘‘Apa yang kamu lakukan ? kamu mau menyiksaku ya ? aku tidak pernah bisa tidur karena selalu memikirkanmu. Araseo ?”

‘‘Mianhae.”, katanya lagi.

‘‘Gwenchanayo, yang penting sekarang kamu sudah sembuh kan ? aku sangat senang bisa melihatmu sehat lagi. Aku tidak akan membiarkanmu sakit lagi. Aku janji.”

‘‘Gomawoyo kyu.”, sekarang dia yang memelukku. Pelukan hangat ini, sepertinya sudah lama sekali tidak aku rasakan.

‘‘Ya, Kyuhyun ah.”, tiba – tiba makhluk ini datang dan menggangguku kesenanganku.

‘‘Yaa… appa. Waiyo ?”

‘‘Apa kau tidak memeluk gadis secantik itu dengan bau badanmu yang tidak enak ?”, aiiisshh… apa appa ingin mempermalukanku di depan Seohyun ? Seohyun yang mendengarnya hanya bisa tertawa kecil aku malu sekaliiii… ^_^

‘‘Sana cepat mandi. Kajja !”

‘‘Ne appa, ne. Jagi, chankamman, jangan kemana – mana ya !”

‘‘Cepat mandi !!!”

‘‘Ne appaaa…”, aku melompat dari tempat tidurku dan bergagas menuju kamar manid. Aku sangat bersemangat hari ini. Gomawo god. 😀

‘‘Dancing in summer paradise saranghae hi ya ya ya
Yuh reum nal oo ree choo uhk eul pyung saeng gahn jeek hae
Pyo hyun ee suh tool go uh saek hal jee mol la do
Nuhl saranghae forever come with me”, aku bernyanyi riang di dalam kamar mandi. Entah Seohyun akan mendengarnya dari luar atau tidak, aku tidak peduli. Yang jelas hari ini aku senaaaang sekali.

Kukeringkan rambutku dengan handuk biru milikku. Dimana ya dia, bukannya tadi dia menunggu disini ? aku memandang ke setiap sudut kamarku tapi tidak kutemukan dia. Tadi dia benar – benar ada kan ? tidak mungkin aku bermimpi tadi. Ah, suara apa itu ? aku mendengar suara seseorang sedang tertawa dari lantai bawah, tepatnya di ruang keluarga. Tidak, bukan hanya seorang, tapi beberapa orang. Aku turun menyusuri tangga dan mencari sumber suara.

‘‘Kyuhyun ah.”, kata seseorang begitu dia melihatku turun dari tangga.

‘‘Leeteuk ahjussi ? ternyata ahjussi disini juga.”

‘‘Mana mungkin aku membiarkan putriku ini pergi ke rumah seorang namja sendirian.”, appa, eomma dan Seohyun yang mendengarnya langung tertawa. Sementara aku, aku hanya garuk – garuk kepala karena malu.

‘‘Kyuhyun, cepat siap – siap !”, perintah eomma.

‘‘Untuk apa eomma ? memangnya kita mau kemana ?”

‘‘Kita akan merayakan semuanya. Kita akan berlibur bersama ke pulau Jeju. Kajja !”

‘‘Liburan ? waaa… asiikkk.. chankamman !”, aku segera berlari ke kamarku, memakai baju yang pantas dan menyiapkan barang seperlunya. Ah senangnya, pasti akan menjadi liburan keluarga yang menyenangkan.

‘‘Kajja kita berangkat !”, kataku bersemangat.

‘‘Kajja !”, jawab semuanya bersamaan sambil mengangkat tangan mereka.

+pulau Jeju+

‘‘Kyu, bangun.”

‘‘Ah, sudah sampai ya ? hooaammm… benar – benar perjalanan yang melelahkan. Jagi, sudah lama kamu membangunkanku ? mianhae ya, aku memang susah dibangunkan.”

‘‘Gwenchanayo, dengan suaraku kamu pasti cepat bangun.”, katanya lalu tersenyum. Aiisshh… manis sekali senyumnya. ^.^

Huhh… udara disini segar sekali. Aku mengambil nafas dalam – dalam. Tempat ini sungguh sangat indah. Halaman belakang villa ini langsung menghadap ke laut yang sangat indah, bahkan jika melihat matahari terbenam dari sini saja, rasanya sudah cukup indah.

‘‘KYUNNIEEEE…”, ah ada yang berteriak memanggil namaku.

‘‘Kalian, kenapa kalian bisa ada disini ?”

‘‘Appamu yang mengundang kami kesini. Kamu gak keberatan kan ?”, tanya Eunhyuk. Ya, appa mengundang semua sahabat dekatku. Bukan, bukan hanya sahabat terdekatku saja. Bahkan semua orang yang aku kenal ada disini. Mwo ? Pelatih Changmin, Soo Man, Junsu, Yunho, Taeyeon, Sooyoung, dan Yoochun songsaenim juga ada disini. Apa – apaan ini ? memangnya ini acara apa ?

Memang, seharusnya aku sudah curiga sebelumnya. Halaman belakang ini sudah dihias seindah mungkin, hiasan yang cukup simple, tapi cukup indah, dan lagi, banyak sekali makanan catering disini. Pantas saja dari tadi eomma dan Seohyun sibuk sendiri. Kenapa tidak ada yang memberitahuku ? T.T

‘‘Kyu, kami makan – makan dulu ya. Kami sudah laper, perjalanan dari Seoul kesini kan jauh sekali.”, pinta Shindong.

‘‘Dasar. Ya sudah, kalian makan saja sepuasnya.”, aku tersenyum melihat semuanya. Sepertinya mereka tampak bahagia.

‘‘Kyuhyun.”, suara itu memanggilku. Suara yang sudah tidak asing lagi di telingaku. Suara yang sudah lama tidak aku dengar. Kubalikkan badanku ke sumber suara. Dia…….

‘‘Ne Donghae ah ?”, ada perlu apa lagi dia ?

‘‘Ada..ada yang mau aku bicarakan denganmu. Kamu ada waktu ?”, tanyanya serius. Aku mengangguk.

Donghae membawaku ke suatu tempat yang cukup sepi. Dia membawaku ke sebuah lereng tak jauh dari villa. Angin kencang dari arah pantai berhembus kearah kami. Deburan ombak yang menghantam karang juga turut hadir dalam keheningan kami saat ini. Sampai dia memulai suatu pembicaraan

‘‘Kyuhyun ah. Mianhae.”

‘‘Untuk ?”

‘‘Untuk persahabatan kita. Aku memang pernah menyimpan sedikit perasaan padanya. Tapi aku dengan ikhlas telah menyerahkannya padamu dari dulu. Aku.. perbuatan yang selama ini aku lakukan hanya untuk membuatmu sadar bahwa kau memang benar-benar mencintainya.”

‘‘MWO ? maksudmu ?”, tanyaku bingung. Sangat bingung lebih tepatnya.

‘‘YAA.. Kyuhyun ah, kenapa sifat babomu itu belum hilang juga ?”, tanyanya kesal. Dia, aku merasa dia seperti Donghae yang dulu lagi.

‘‘Mworago ? enak saja kau. Aku gak babo tahu.”, jawabku gak kalah kesal. Kami diam sejenak sampai tiba-tiba tawa kami berdua pecah entah kenapa.

‘‘Hahahahahaha… Donghae ah, sudah lama kau tidak memanggilku babo. Hahaha…”

‘‘Hahahaha… iya, sudah lama kita tidak bertengkar seperti ini.”, tawanya juga. Namun tiba-tiba suasana kembali hening.

‘‘Jadi maksudmu ?”, tanyaku lagi. Aku aku memang benar-benar sebabo itu ya ? -_-”

‘‘Jiiiaaa.. baiklah kalau kau tidak mengerti juga. Selama ini aku pura-pura ingin merebut Seohyun darimu. Kalau aku tidak melakukan hal itu, mana mungkin kan kamu mau mengakui kalau kamu memang menyukainya. Aku senang kamu cemburu saat aku bersama Seohyun, karena itu berarti aku berhasil. O iya satu lagi. Hankyung, Shindong, dan Kibum juga sudah tahu rencanaku ini.”

‘‘MWO ?? jadi kalian mengerjaiku ya ?”, tanyaku kaget, shock, apalah.

‘‘Hahaha.. peace ..!!” , Donghae mengacungkan tangannya membentuk tanda ‘‘V”.

‘‘Dasar… kemari kau fishyy,…. !!”, amukku, dan langsung memiting kepalanya dengan lenganku. Sementara dia hanya tertawa. Tuhan, terimakasih telah mengembalikan sahabatku. Donghae ah, bogoshippeoyo. Sekarang apalagi yang kurang dari hidupku ? semuanya sangat sempurna sekarang. Gomawoyo tuhan, gomawo. ^_^

‘‘YAA… kalian disini rupanya. Kenapa main gak ngajak-ngajak ?”, tiba-tiba sebuah suara mengganggu aktivitasku dan Donghae.

‘‘Kalian ?”

‘‘Kajja, ayo kita ikut bergulat dengan mereka. Akan kutindihi dia. Hahaha.. serbu..”, komando Shindong pada Hankyung dan Kibum. Sontak mereka langsung berlari kearahku dan Donghae. Aku dan Donghae langsung berlari agar tidak terkena amukan si gorila Shindong.

‘‘Huuuuaaaaaaaa…. eommaaaaaaa……..” T.T

*************

‘‘Jagiya, kajja, aku akan membawamu ke suatu tempat !”, seruku sambil memberikan sebuah helm padanya.

‘‘Tapi Heechul ahjussi ?”

‘‘Tenang saja, semuanya sudah aku atur. Kajja naik !”, dia mengangguk dan duduk dibelakangku.

‘‘Sebaiknya kamu pegangan erat-erat ya, karena aku akan menggunakan kecapatan maksimum. Araseo ?”, isengku. Kekeke…

‘‘Mwo ? shireo…”, tolaknya singkat.

‘‘Baiklah kalau itu maumu.”, tanpa ba bi bu dengan cepat aku menstarter motorku hingga membuatnya tersontak kaget.

‘‘KYAA.. Kyuhyun ah…”, dengan reflek dia segera memeluk pinggangku erat-erat. Hahaha, aku berhasil juga.

Dengan masih menggunakan seragam sekolah aku membawanya ke tempat itu. Tempat kenanganku bersama seseorang yang pernah sangat berarti dalam hidupku, bahkan sekarang rasa sayangku padanya tidak pernah berubah sedikitpun. Tempat ini cukup jauh dari keramaian kota. Lebih tepatnya ini diluar kota. Di sebuah kota kecil tak jauh dari Seoul, dimana terdapat pantai yang sangat indah disana, bahkan lebih indah dari pantai di pulau Jeju, itu menurutku.

‘‘Dimana ini ?”, tanyanya bingung saat mulai turun dari tunggangannya.

‘‘Ayo ikut aku !”, tanpa permisi aku menarik tangan putihnya. Aku membawanya ke tempat itu. Tempat dimana perasaan galauku akan hilang saat merasakan suasana yang dihadirkan oleh alam ini. Saat ini kami sedang berada di sebuah tebing, dimana tumbuh pohon maple besar yang sangat tua disana, dimana terdapat sebuah rumah pohon kecil yang cukup rapuh diatasnya. Tebing ini menghadap kearah laut luas, sehingga kami bisa melihat bentangan laut biru disepanjang pandangan kami.

‘‘Kyuhyun ah, tempat ini indah sekali.”, kagumnya. Pandangannya terus menatap ke depan, tak ingin lepas dari eksotisme alam yang telah tuhan ciptakan ini.

‘‘Ayo duduk !”, aku membawanya duduk di sebuah bangku yang menghadap ke laut, yang terletak tepat disamping pohon maple besar itu.

‘‘Kyuhyun ah, kenapa baru sekarang kamu mengajakku ke tempat seindah ini ? kamu mau menyembunyikannya ya ?”, keluhnya.

‘‘Hehehe, mianhae jagi. Kemarin-kemarin kan kondisimu kurang begitu bagus, jadi aku belum sempat membawamu kesini.”

‘‘Oooo.. tapi ngomong-ngomong tempat ini sepi sekali ya, tidak ada orang sama sekali, hanya ada aku dan kamu.”

‘‘Karena letaknya yang sangat tersembunyi, jadi jarang ada orang yang mengetahuinya.”

‘‘Lalu kenapa kamu bisa tahu ?”, tanyanya penasaran.

‘‘Oooh itu. Karena waktu itu aku dan dongsaengku sedang tersesat, entah bagaimana caranya kami tiba-tiba berada di tempat ini. Aku juga tidak tahu. Hehehe.. yang jelas dia sangat menyukai tempat ini.”, ceritaku dengan wajah sedikit memerah, menahan suhu wajahku yang mulai memanas saat aku mengingat dongsaeng kesayanganku itu.

‘‘Mianhaeyo Kyuhyun ah, aku jadi mengingatkanmu pada Ah Ra. Mianhaeyo.”

‘‘Gwenchana jagi.”, aku menolehkan kepalaku kearahnya dan tersenyum penuh arti.

‘‘Jadi kalian sering kesini ?”, tanyanya.

‘‘Hemm.. ya dulu, sebelum dia pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. Setelah itu aku tidak pernah kesini lagi sampai aku berfikiran untuk membawamu ke tempat ini.” Dengan seksama dia mendengarkan ceritaku.

‘‘Gomawoyo Kyu sudah membawaku ke tempat seindah ini. Ini tempat terindah yang pernah aku datangi. Gomawo, apalagi ini adalah tempat rahasiamu dan Ah Ra.”

‘‘Ne jagi..”, jawabku manja. ‘‘O iya, kamu lihat ring basket disana ?”, aku menunjuk sebuah ring basket yang tidak terlalu tinggi yang berjarak beberapa meter dibelakangnya. Diapun menoleh kearah yang aku tunjuk.

‘‘Aku dan Ah Ra yang membuat ring basket itu. Dulu kami sering sekali bermain disini. Ring itu sengaja aku buat rendah agar dia bisa memasukkan bola ke dalamnya, dan akhirnya dia akan tersenyum saangat bahagia saat berhasil memasukkan bola itu.”, aku tersenyum-senyum sendiri saat mengingat masa laluku.

‘‘Kalo gitu, kajja, ayo kita main basket !”, ajaknya.

‘‘Mwo ? jangan jagi, kamu kan belum sembuh betul.”, kataku khawatir.

‘‘Kyu, aku ini sudah sembuh tahu, kajja !”, paksanya.

‘‘Tapi bolanya ?”

‘‘Ah iya. Babo, kenapa aku bisa lupa ya, kamu kan sudah lama tidak kesini, pasti tidak ada bola ya.”, katanya menyesal. Tiba-tiba aku teringat rumah pohon itu, rumah pohon yang kubuat bersama Ah Ra waktu itu.

‘‘Ah, tunggu sebentar ya jagi !”, aku berdiri dan menuju pohon itu. Memang sekarang sudah tidak ada lagi tangga gantung seperti dulu yang bisa membawaku ke rumah kayu itu. Tapi aku akan tetap memanjatnya, mengambilnya demi Seohyun.

‘‘Kyu, apa yang kamu lakukan ? jangan berbuat yang macam-macam ! sudah, lebih baik kita tidak usah main basket saja.”

‘‘Gwenchana jagi. Aku akan baik-baik saja. Aku baru ingat kalau aku dan Ah Ra masih menyimpan bola basket di rumah pohon itu.”

‘‘Kalau kau tetap naik, aku akan pulang sekarang juga !”, ancamnya. Bahkan sekarang matanya mulai memerah. Jangan menangis Seohyun. Aku mengurungkan niatku dan datang menghampirinya yang kini telah berdiri dari posisi duduknya.

‘‘Jagiya, kau kenapa ? aiisshh.. aku mohon jangan menangis, aku kan baik-baik saja.”

‘‘Aku tidak mau melihatmu terluka lagi. Kamu lihat kan, pohon itu tinggi sekali, dan kamu mau nekat memanjatnya. Kamu tahu Kyu, hal yang paling aku takutkan adalah saat melihatmu terluka. Sudah berkali-kali aku melihatmu terluka karena aku, dan kali ini aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi. Araseo ?”, tangisnya pecah seketika itu juga. Dengan cepat aku membawanya kedalam pelukanku.

‘‘Tenanglah jagi. Aku akan baik-baik saja selama kamu ada disisiku. Maka dari itu, jangan pernah tinggalkan aku ya seperti waktu itu ! meskipun itu hanya sehari saja. Araseo ?”, kataku dalam pelukan hangatku. Dia hanya mengangguk dalam senggukan tangisnya.

‘‘Kajja kita pulang !”, ajakku saat melepas pelukanku. Saat ini jam telah menunjukkan pukul 5 sore waktu Seoul.

‘‘Pulang ? kan baru sebentar kita disini. Kita tunggu sampai matahari terbenam saja ya, pasti indah sekali melihat matahari terbenam dari tempat ini. Ya..??”, pintanya manja.

‘‘Ehhmm.. baiklah, tapi panggil aku jagi dulu. Eotteokhae ?”, pintaku.

‘‘Mwo ? kalo gitu kita pulang saja !”

‘‘Kyaa… apa susahnya sih memanggilku jagi ? kita ini kan saling mencintai. Dan parahnya lagi, kamu malah lebih memilih pulang daripada mempertahankan permintaanmu, hanya karena tidak mau memanggilku jagi ? aiisshh,… jincca..”, kesalku.

‘‘Ada saatnya aku akan memanggilmu jagi Kyu. Jadi tunggu saja ya !”, katanya sambil tersenyum.

‘‘Mwo ? jinca ?”, tanyaku senang. Dia hanya mengangguk dan tersenyum. Aku kembali memeluknya erat.

‘‘Aku akan menunggunya.”, tidak sabar rasanya menerima panggilan jagi darinya. Hehehe. Senangnyaaa… >//<

Aku dan Seohyun kembali duduk menunggu matahari terbenam. Saat ini kami tidak lagi duduk di bangku kayu tadi, melainkan dibawah pohon maple yang besar ini. Hah, nyaman sekali disini, apalagi jika kita bersama dengan orang yang kita cintai. Tiba-tiba Seohyun menyandarkan kepalanya ke pundakku dengan lemas.

‘‘Kyu..”, panggilnya pelan.

‘‘Heemmm..”, sahutku.

‘‘Uhuukk uhukk uhuuk…”, tiba-tiba dia terbatuk, sontak aku langsung mengangkat kepalanya dan melihat keadaannya.

‘‘Jagi, gwenchanayo ? mukamu pucat sekali ?”, kataku khawatir, sangat khawatir. Entah kenapa, aku merasa dia belum sembuh. Tapi aku harus mempercayainya, karena dengan tegas dia selalu bilang kalau dia sudah sembuh.

‘‘Gwenchanayo Kyu, aku hanya kedinginan saja.”, katanya lemas. Aku kembali pada posisiku semula dan memeluk pundaknya, berharap dia akan merasa sedikit lebih hangat. Diapun kembali menyandarkan kepalanya dipundakku.

‘‘Apa aku boleh tahu apa isi CD yang waktu itu mau kamu berikan padaku ?”, tanyanya tiba-tiba.

‘‘Ah,.. ehm.. itu…”

‘‘Gwenchana kalau kamu tidak mau mengatakannya.”, sahutnya pelan.

‘‘Ah ani. CD itu. Isinya lagu yang aku ciptakan untukmu. Bukan ciptaanku sepenuhnya sih, Sungmin juga membantuku.”

‘‘Kalau begitu, bisakah kau menyanyikannya untukku ?”, katanya lemas, kepalanya masih terus berada dipundakku.

‘‘Tapi suaraku jelek.”, elakku. Aku malu… >//<

‘‘Gwenchana. Bagiku suara bassmu sangat indah. Bahkan yang terindah yang pernah aku dengar. Aku ingin mendengarnya.”

‘‘Baiklah kalau begitu.”, aku menuruti permintaannya. Menyanyikan setiap bait dari lagu karanganku dan Sungmin. Dengan seksama dia mendengarkan sambil menutup matanya. Aku terus menghadap ke depan dan terus bernyanyi. Sepertinya dia menikmatinya.

‘‘Benar itu lagu untukku ?”

‘‘Ne jagi. Untuk siapa lagi memangnya ?”

‘‘Aku merasa tidak pantas mendapatkan lagu seindah itu. Gomawoyo Kyu.”, katanya sambil mengangkat kepalanya dari pundakku dan menengahdahkan kepalanya, menatapku dalam. Tanpa sadar suasana seperti ini membuat kami menyatukan bibir kami untuk yang kedua kalinya. Langit dan air laut yang memerah menjadi saksi cinta kami saat ini. Cukup lama bibir kami saling bertaut, sampai akhirnya dia mulai kehabisan nafas dan aku melepaskan bibirku darinya. Kami menyatukan kening kami dan dengan nafas yang masih sedikit tersenggal kami menghirup udara bebas lagi.

‘‘Seohyun ah, saranghae.”, kataku masih dalam posisi yang sama.

‘‘Na ddo saranghae Kyu.”, jawabnya dan kembali memelukku.

‘‘Saranghae Seohyun, jeongmal saranghae.”

*************

Sejak saat itu, Seohyun sering sekali mengajakku ke tempat itu. Setidaknya mungkin dalam sebulan bisa 5 – 6 kali kami kesana. Dia sangat menyukai suasana saat matahari dengan malu-malu meredupkan sinarnya di tempat itu. Kerena aku sangat menyayanginya, tentu saja aku selalu menuruti semua permintaannya, meskipun harus berpergian jauh seperti ini, asalkan dia bahagia. ^_^

‘‘KYUHYUN AHH…………”, teriak Eunhyuk dengan suara yang sangat memekakkan telinga. Aku dan semua murid yang berada di kelas sontak kaget dan terganggu dengan teriakkannya.

‘‘KYAA… kenapa kau teriak-teriak Nyuk ?”, tanyaku kesal.

‘‘Seo…Seohyun pingsan di perpustakaan.”, jawabnya dengan nada terpenggal-penggal. Tanpa berkata-kata lagi aku langsung berlari ke perpustakaan yang terletak di lantai 5. Aku terus berlari menyusuri ratusan anak tangga, terkadang aku juga terjatuh, tapi aku segera bangkit dan melanjutkan lariku.

Beberapa saat kemudian tibalah aku di perpustakaan sekolah dimana semua murid sedang mengerubungi 1 tempat. Segera kudatangi tempat yang menjadi pusat perhatian itu. Aku melihat Seohyun sudah tergeletak tak berdaya disana. Tanpa basa-basi aku segera menggendongnya ke ruang kesehatan.

Aku terus menggenggam erat-erat tangan pucatnya. Saat ini dia sedang tertidur diatas ranjang UKS, aku terus terdiam, berdo’a dan menatapnya penuh kekhawatiran.

‘‘Seohyun ah, ada apalagi denganmu ?”, tanyaku yang tentunya tidak akan dia jawab. Tiba-tiba dokter Yesung datang dan memeriksa keadaan Seohyun. Aku disuruh menunggu di luar, sementara dokter Yesung memeriksanya dengan teliti.

Beberapa menit kemudian dokter Yesung keluar dari ruang kesehatan.

‘‘Eotteokhae dok ?”, tanyaku dengan nada sangat khawatir.

‘‘Ohh.. dia tidak apa-apa. Hanya kecapekan saja. Dia hanya butuh istirahat yang lebih saja. O iya, dia juga sudah sadar. Kau bisa menjenguknya sekarang !”

‘‘Gamsahamnida dok.”, aku membungkukkan badanku dan segera menemui Seohyun.

‘‘Jagi..”, sapaku lembut. ‘‘Gwenchana ?”

‘‘Gwenchanayo.”, jawabnya dengan nada serak dan berat.

‘‘Kata dokter kamu kecapekan. Mianhae, ini pasti karena tadi malam aku mengantarmu pulang terlalu malam. Mianhae, jeongmal mianhae.”, sesalku.

‘‘Gwenchana Kyu. Nan gwenchana. Sebentar lagi pasti sembuh.”, jawabnya di sertai dengan senyum yang mengembang dari bibir pucatnya yang mengering. Aku mempercayainya, dia pasti baik-baik saja.

*************

Hari ini aku dan Seohyun sedang belajar bersama dirumahku, karena besok lusa adalah ujian kelulusan. Aku harus berjuang untuk memberikan yang terbaik. Ya, harus. Dengan Seohyun yang selalu berada disisiku, aku yakin aku bisa melakukan yang terbaik.

‘‘Seohyun ah, aku masih bingung dengan soal gelombang ini.”, tanyaku pada Seohyun sambil menunjuk soal nomor 9 di buku kumpulan soal-soal fisika.

‘‘Ah, ini. Ini caranya…………………..”, dia menjelaskannya dengan begitu detail, sementara aku yang diajari tidak memperhatikan kata-katanya, aku malah terus memandang wajahnya yang pucat. Entahlah, perasaanku berkata ada yang dia sembunyikan dariku.

‘‘Kyu, kamu tidak mendengarkanku ya ?”, tanyanya yang sontak membuatku sadar.

‘‘Ah, dengar kok. Araseo araseo, aku mengerti kok Seohyun. O iya, aku buatkan minum dulu ya !”, tawarku yang diikuti oleh anggukkan darinya. Aku segera berdiri dan menuju dapur untuk mengambilkan coklat panas untuk Seohyun.

‘‘Ini.”, aku menyerahkan minuman itu.

‘‘Ah, gomawo Kyu.”, katanya sambil kemudian meneguk coklat panas itu hingga hampir habis. ‘‘ O iya, boleh aku minta air putih ?”

‘‘Ah, tentu saja, chankamman aku ambilkan !”, saat aku hendak berdiri tiba-tiba tangannya menahanku.

‘‘Aniyo, biar aku ambil sendiri saja. Kamu lanjutkan saja belajarnya ya.”

‘‘Ah, ne. Apa tidak apa-apa ?”

‘‘Kamu ini. Perkataanmu seolah-olah aku tidak pernah masuk ke dapurmu saja. Aku bahkan pernah seharian ada disitu tahu. Sudah, kamu lanjutkan saja belajarnya !”, perintahnya.

‘‘Ya, apa boleh buat.”, kataku pasrah. Dia tersenyum kemudian pergi menuju dapur, dan aku kembali berkonsentrasi pada soal-soal yang siap aku mangsa.

‘‘Ah, kenapa tiba-tiba aku juga haus ya ?”, aku beranjak menuju dapur dan langkahku terhenti saat melihat apa yang sedang Seohyun lakukan. Dia, dia seperti sedang minum obat. Bukannya dia bilang dia sudah sembuh ?

‘‘Seohyun ah.”, panggilku. Dia nampak terkejut dengan kedatanganku dan dengan segera membalikkan badannya membelakangiku.

‘‘Seohyun ah, apa yang sedang kamu lakukan ? apa yang kamu minum ?”, tanyaku penuh selidik.

‘‘Ah, aniyo, ini bukan apa-apa. Ini hanya vitamin dari dokter Yesung.”, jawabnya agak sedikit gugup.

‘‘Vitamin ?”, tanyaku penuh curiga. Lagi-lagi aku merasa ada hal yang aneh padanya.

‘‘Ne, jeongmal. Ayo kita belajar lagi !”, Seohyun berlalu pergi meninggalkanku menuju ruang tengah. Apa benar itu hanya vitamin ? karena aku lihat dia meminum lebih dari 5 butir obat. Mana ada vitamin sebanyak itu ? aneh. -_-”

*************

Setelah diam-diam aku berhasil mengambil sample obat dari tas Seohyun, aku membawanya ke sebuah laboratorium untuk mengetahui obat apa yang selama ini dia konsumsi.

‘‘Ahjussi, saya ingin menanyakan, obat apa ini ?”, aku menyerahkan sebuah plastik yang berisi 5 jenis obat yang biasa dikonsumsi Seohyun. Ahjussi itu tampak sedikit tercengang setelah melihat obat-obat yang aku berikan.

‘‘Wae ahjussi ?”

‘‘Siapa yang mengkonsumsi obat-obat ini ?”, tanya ahjussi itu penuh selidik.

‘‘Ah, itu. Teman saya yang mengkonsumsi obat itu. Waeyo ahjussi ?”

‘‘Anak remaja seperti temanmu itu sudah mengkonsumsi obat-obat ini ?”, tanya ahjussi itu heran, dan aku hanya mengangguk.

‘‘Memangnya itu obat apa ahjussi ?”

‘‘1 obat penahan rasa sakit, 1 obat penenang dan…..”

‘‘Dan apa ahjussi ?”, tanyaku semakin penasaran.

‘‘3 obat lainnya untuk penderita aneurisma.”, jleep. Aneurisma ? bukannya Seohyun bilang dia sudah sembuh.

‘‘Ini obat yang sangat keras, dan tidak seharusnya anak remaja sepertimu sudah mengkonsumsi obat seperti ini. Penyakit ini biasanya juga dialami oleh orang-orang dewasa, bukan anak remaja sepertimu.”, tambah ahjussi. Aku terdiam, membisu, membatu, tercengang dengan semua yang dikatakan ahjussi itu. Aku tidak habis pikir, jadi selama ini Seohyun membohongiku ?

‘‘Gomawo ahjussi.”, ucapku lemas. Sudah kuduga ada yang tidak beres dengannya. Seohyun ah, teganya kamu membohongiku.

Dengan kecepatan 100km/jam aku melajukan motorku dengan cepat menuju rumah Seohyun. Aku harus mendapatkan penjelasan darinya. Amarah ini sudah menumpuk, dan entah kenapa untuk pertama kalinya aku ingin sekali memarahahinya. Aku tidak bisa menahan emosiku, aku terlalu sakit untuk dibohongi, apalagi untuk hal seserius ini.

‘‘SEOHYUN AH, KELUARLAH….!!!”, dokk dookk ddoookk dookkk…., aku mengetuk pintu rumahnya keras-keras, tapi tidak ada jawaban.

‘‘SEOHYUN AH, CEPAT KELUARLAH….!!!”, dokk dookk ddoookk dookkk…., aku mengetuk pintu rumahnya lebih keras lagi, mungkin semua tetangganya akan terganggu, tapi aku tidak peduli sama sekali.

‘‘SEOHYUN AH….!!!”, teriakku makin keras dan tanpa sadar air mataku mulai menyeruak keluar tanpa perintah.

‘‘Seohyun ah..”, panggilku dengan suara memelan. Aku terus memanggilnya hingga lambat laun tubuhku jatuh terduduk di tanah.

Kusandarkan tubuhku pada pintu kayu itu sambil terus memanggil namanya.

‘‘Seohyun ah, kenapa kamu harus membohongiku ? kenapa kesempurnaan hidup hanya bisa kurasakan sebentar saja ? wae..? waee..??”, tangisku semakin menjadi. Tiba-tiba hujan turun, seolah bumi ikut menangis sepertiku. Tak henti-hentinya aku memanggil namanya dengan nada suara yang kian lama kian memelan dan lama-kelamaan suara itu hilang.

*************

*Seohyun’s POV*

Aku baru saja mengantar appa ke Incheon airport. Sore ini appa akan bertolak ke Chengdu untuk membuka bisnis barunya di bidang perdagangan. Ya, karena Chengdu adalah kota dengan penghasil minuman anggur terbaik di Korea, appa pergi ke kota itu untuk membangun bisnis barunya. Hwaiting appa, semoga keberuntungan selalu menyertai appa ! ^_^

Kulangkahkan kakiku menuju jalan lurus tak berbelok di depanku. Hingga tiba-tiba…..

‘‘Ah, hujan. Eotteokhae ?”, aku yang tidak membawa payung dengan segera berlari secepat mungkin menuju rumah mungil bernomor 13. Betapa terkejutnya aku melihat namja yang aku cintai sedang tidur bersandar di daun pintuku.

Perlahan kudekati dia dan dengan hati-hati aku melihat keadaannya. Matanya yang sipit sembab, dan lagi ada bekas air mata yang tertinggal dipipinya.

‘‘Kyuhyun ah..”, dengan hati-hati aku menggoyongkan bahunya, berharap aku tidak mengganggu tidurnya.

‘‘Kyuhyun ah..”, panggilku sekali lagi karena tadi dia tidak menghiraukanku. Perlahan dia mulai membuka matanya dan melihatku dengan mata yang sedikit menyipit.

‘‘Kyuhyun ah, gwenchanayo ?”

‘‘Seohyun ah. Hah, kamu jahat sekali…”, katanya seperti orang teler.

‘‘Mwo ? apa maksudmu ?”, tanyaku bingung.

‘‘Jangan pura-pura bodoh Seohyun ah. Kamu yeoja paling jahat yang pernah aku kenal. Jahat sekali. Haahh, tapi kenapa aku tidak bisa membencimu ?”, katanya makin ngelantur. Aku semakin tidak mengerti apa maksud perkataannya. Dia seperti orang mabuk, tapi sama sekali tidak tercium bau alkohol dari tubuhnya.

‘‘Kyu, apa kamu mabuk ?”

‘‘Hah, mabuk ? iya, aku dimabuk cinta olehmu Seohyun ah.”, katanya masih dalam keadaan tidar sadar. Tiba-tiba dia menarik tengkukku dan mendekatkan wajahnya. Dia memaksa untuk menyiumku dan dengan keras aku menolaknya.

‘‘Kyu, lepaskan. Andwaee..!!”, tangkisku, tapi tenaganya terlalu kuat.

PLLAAAKKKK…………………

Tanpa sadar aku menampar Kyuhyun sekeras-kerasnya hingga kepalanya terpaling kearah kanan. Dia terdiam, kemudian butiran-butian bening mulai menetes dari mata sembabnya. Dia terdiam, lama….lama sekali.

‘‘Kyu, aku………..”

‘‘Wae ?”, aku semakin bingung dengan pertanyaannya. ‘‘Kenapa kamu selalu membuatku menderita ?”, jleekk.. pertanyaan macam apa itu ?

‘‘Mwo ?”

‘‘Kapan kamu akan mengerti kalau aku sangat mencintaimu ?”, tanyanya masih dengan nada yang lemah.

‘‘Aku semakin bingung dengan pertanyaanmu Kyu. Tentu saja aku tahu kalau kamu sangat mencintaiku, dan aku tidak pernah meragukannya.”, jawabku tegas.

‘‘Lalu kenapa ? kenapa kamu menutupi semuanya dariku ? apa aku tidak bisa dipercaya ?”, tanyanya. Kali ini dia menatapku dalam. Aku tertegun dengan kata-katanya. Matanya, terlihat sekali kekecewaan yang sangat besar di dalamnya.

Tak lama kemudian dia mengeluarkan sebuah kantung plastik dari saku celananya dan memberikannya padaku. Dengan perasaan sedikit takut aku mulai membuka isi plastik itu.

DEG… obat-obatku ? bagaimana bisa dia…….

‘‘Bagaimana bisa kamu mendapatkan ini semua Kyu ?”

‘‘Itu tidak penting. Kenapa kamu menyembunyikannya Seohyun ? kamu bilang kamu sudah sembuh, tapi nyatanya ? kenapa kamu harus membohongiku ? kenapa ?”, nadanya mulai meninggi. Tanpa sadar air mataku mulai turun dengan sendirinya.

‘‘Ak..aku…”, kataku sesenggukan. ‘‘Mi..mianhaeyo.”

‘‘Kenapa kamu harus berbohong ? karena berfikir kamu sudah sembuh, aku jadi sedikit lalai menjagamu. Tahukah kamu betapa sakitnya hati ini saat ahjussi penjaga lab tadi memberiku keterangan yang hampir saja membunuhku ? untuk kedua kalinya aku mendapat pernyataan yang sama dengan dua cara yang berbeda.”

‘‘Na.. mianhaeyo Kyu, jengmal mianhaeyo. Operasi itu, sebenarnya operasi itu prosentase berhasilnya hanya 30%. Operasi itu hanya memberiku kesempatan untuk bertahan lebih lama lagi, tapi tidak untuk menyembuhkanku. Aku takut memberitahumu Kyu, aku takut kamu akan sedih dan kecewa karena aku tidak bisa bertahan lebih kuat untuk melawan penyakit ini di meja operasi saat itu. Mianhaeyo. Aku memang tidak pantas untukmu. Lebih baik mulai sekarang kamu membenciku daripada mencintaiku. Annyeong Kyu.”, kataku dalam tangis. Dengan cepat aku berdiri dan masuk kedalam rumah. Kyuhyun yang masih shock dengan semua perkataanku tetap diam tanpa reflek saat aku telah pergi dari hadapannya.

Kukunci pintu rumahku rapat-rapat, dan sejenak aku berdiri bersandar dibalik pintu dan menangis. Namun kemudian tubuhku terlalu lemah untuk terus berdiri, dan akhirnya aku jatuh terduduk, bersandar di pintu. Aku dapat merasakan Kyuhyun sedang berteriak diluar sana.

‘‘Seohyun ah, buka pintunya…!!”, dookk dookk doookkk… tangisku semakin menjadi saat mendengar teriakannya. Mianhaeyo Kyu.

Setelah sekian lama dia berteriak, suaranya semakin memelan, dan aku yang masih bersandar di pintu dapat merasakannya tubuhnya terseret dan terduduk sama sepertiku di balik pintu.

‘‘Seohyun ah..”, katanya lemah, dan aku dapat dengan jelas mendengarnya, bahkan mendengar tangisannya. Tangisku semakin menjadi. Aku menutup mulutku rapat-rapat dengan kedua tanganku agar tangisku tidak terdengar.

‘‘Seohyun ah. Kenapa aku harus menangis karenamu ? wae ?”, suaranya semakin samar-samar terdengar.

‘‘Kalau aku boleh memilih, aku ingin mencintai gadis yang sehat, yang jelas-jelas aku tahu kalau dia tidak akan dengan cepat meninggalkanku. Kalau aku boleh memilih, aku tidak akan pernah mau mengenalmu. Kalau aku boleh memilih, aku tidak mau merasakan cinta itu apa. Kalau aku boleh memilih,…….”, kata-katanya terhenti sejenak. ‘‘Aku tidak ingin lahir di dunia ini, jika aku terlahir hanya untuk merasakan sakit dan melihatmu menderita.”, tangisku semakin pecah dan dengan sangat rapat aku berusaha menutup mulutku.

‘‘Baru sebentar aku melihat wajah cerahmu tersenyum bahagia, entah kebahagiaan itu berasal dariku atau tidak. Yang jelas aku sangat senang saat melihatmu tersenyum…… tapi sekarang ? apa aku akan melihat wajah pucatmu tanpa senyum lagi ? melihatmu selalu menangis dan berteriak kesakitan ?”, aku tidak tahan lagi. Ingin rasanya aku segera meninggalkan daun pintu ini, hingga sebuah pernyataan menghentikan semua rencanaku.

‘‘Jika kau ingin menangis, menangislah dalam pelukanku. Jika kau ingin berteriak, berteriaklah dalam pelukanku. Jika kau ingin marah, marahlah dalam pelukanku. Tapi jika kau ingin tertawa, jangan pernah tertawa di dalam pelukanku, agar aku bisa melihat tawa itu dari wajah manismu.”, Jlleekkk.. tuhan, apa yang telah aku perbuat pada namja sebaik dia ? dengan cepat aku membukakan pintu yang tadi kusandari. Kyuhyun masih terduduk lemas saat aku ada dihadapannya. Aku berjongkok dan memeluknya erat.

‘‘Mianhaeyo Kyu, jeongmal mianhaeoyo.”, tangisku semakin menjadi. Aku memeluknya erat, sangat erat, tapi dia sama sekali tidak membalas pelukanku. Apa dia terlalu lemah untuk memelukku ?

‘‘Apa kamu sedang menangis ?”, tanyanya pelan tepat disamping daun telingaku. Aku melepas pelukanku.

‘‘Ani. Aku sedang tersenyum.”, aku memperlihatkan senyumku padanya, meskipun air mata masih terus menetes di pipiku. Dia balik tersenyum padaku dan menghapus air mataku perlahan.

‘‘Saranghaeyo.”, katanya kemudian.

‘‘Na ddo Kyu. Na ddo.”, aku memeluknya lagi, lebih erat dari pelukan yang tadi. Aku ingin menghangatkannya di tengah dinginnya angin hujan yang hadir sore ini.

End of POV

*************

‘‘Kyu, tanganmu dingin.”, katanya sambil menggenggam tanganku.

‘‘Ah..eh.. jincca..??”, kataku agak kikuk.

‘‘Ne, jincca. Apa kamu grogi ?”, tanyanya lagi.

‘‘Aniyo jagi. Na gwenchana.”, jawabku meyakinkan.

‘‘Ah, araseo. Ayo kita berjuang..!! Aku yakin kita pasti berhasil, karena kita sudah bekerja keras selama ini. Hwaiting..!!”, katanya penuh semangat sambil mengepalkan tangannya.

‘‘Ne, hwaiting..!!”, jawabku tak kalah semangat. Orang yang sakit seperti dia saja masih bisa bersemangat seperti itu, kenapa aku yang sehat tidak bisa.

Kulangkahkan kakiku ke sebuah ruangan, ruangan 1315. Ruangan yang akan menentukan masa depanku, ruangan tempatku mempertaruhkan harga diriku, dan ruangan tempatku membuktikan kerja kerasku selama ini.

Perlahan aku mencari bangku dengan nomor yang sesuai dengan yang tertera pada kartu ujianku. Huh… hari ini aku harus mengerjakannya sendiri. Seohyun, semoga kita berhasil. Meskipun tidak ada kamu disampingku, aku pasti bisa. Ya, aku pasti bisa. ^_^

‘‘Kyuhyun ah…”, sapa sebuah suara dan sang empunya tiba-tiba duduk dibelakangku. Reflek aku menoleh dan mencari sumber suara.

‘‘YAA… Siwon ah. Kenapa kamu disini..?”

‘‘Hahaha.. dasar babo, tetap saja kebaboanmu itu tidak hilang-hilang. Kamu lupa siapa namaku..??”

‘‘Mwo..?”

‘‘Cho Kyuhyun, Choi Siwon. Jadi nomor absenku tepat sesudahmu. Araseo ?”

‘‘Hahahaha… iya ya. Mian mian aku lupa. Hehehe…”, jawabku garing.

‘‘Dasar. Ya, semoga saja kebaboanmu itu tidak terbawa saat ujian berlangsung. Hahaha..”, ejeknya lagi. Tapi aku tidak marah, melainkan senang. Wae ? karena Siwon yang sekarang bukan Siwon yang dulu lagi. Siwon yang baru adalah Siwon yang ramah, ceria, tidak kasar, dan yang paling penting sekarang Siwon bahkan mulai bisa melucu. Hahaha…, apa itu karena faktor dirinya yang sering bergaul dengan Unyuk ya ? hahaha.. Senang melihatnya seperti ini.

‘‘Kyuhyun ah. Kita harus berhasil ya ! kalau kau sampai gagal, aku akan menghukummu lari lapangan basket 50 kali. Araseo ?”, katanya sambil mendekatkan wajahnya padaku.

‘‘A..a.. Araseo..”

‘‘Hahahaha… Jadi, kau harus berhasil ya. Hwaiting..!!”, katanya menyemangati.

‘‘Hwaiting Choi Siwon.”, ^)_(^

*************

‘‘Ah, akhirnya selesai juga..”, seruku saat keluar dari neraka itu. Benar-benar 3 jam paling menentukan dalam hidupku.

‘‘Kyu, eotteokhae ?”, tanya Ki Bum dari arah kelas sebelah sambil mendekatiku, dan disusul oleh Hankyung, Shindong, Donghae, Eunhyuk dan Seohyun.

‘‘Na ? ah, gwenchanayo. Aku pasti berhasil, lihat saja nanti.”, jawabku sombong.

‘‘Ya, sebaiknya begitu. Percuma saja selama ini Seohyun mengajarimu kalau kau sampai tidak lulus. Hahaha…”, ejek Eunhyuk.

‘‘Ne. Seohyun ah, kalau Kyuhyun tidak lulus kau denganku saja ya ! apa kamu mau punya namjachingu yang bodoh seperti dia ?”, ejek Donghae kemudian, sementara Seohyun hanya bisa tertawa.

PLETAAAKKK…..

‘‘KYAA… Kyuhyun ah. Apa yang kau lakukan ?”, rintih Donghae.

‘‘Makanya kalo ngomong jangan sembarangan. Enak saja. Jagi, jangan mau dengan dia, dia ini bau amis seperti ikan di pasar.”, balasku.

‘‘Mworago ? amis ? memangnya aku ini apa ?”, amuknya.

‘‘Ya jelas kau amis, kau ini kan ikan. Weekk,..”, balasku sambil memeletkan lidahku dan berlari darinya, sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. :p

‘‘YAA… Kyuhyun ah, awas kau….”, amuk Donghae sambil berlari mengejarku. Lagi-lagi kami bertingkah laku seperti tom and jerry yang suka main kejar-kejaran.

‘‘Lee Donghae, sini kejar aku kalau bisa ! kakimu yang pendek itu tidak akan bisa mengejarku. Hahaha..”, ejekku sambil masih terus berlari.

‘‘Mworago. Kurang ajar kau Cho Kyuhyun, mentang-mentang kakimu panjang. Awas saja ya kalau kutangkap, kumasukkan kau ke tangki ikan.”, katanya murka. Gawat… sepertinya Donghae benar-benar marah. Eotteokhajyo..??

‘‘Huaaaa… Eommaaaaaa…………………”

*************

Dentingan ini, sepertinya aku sangat mengenalnya. Kumasuki ruangan paling luas di SM high school yang tidak terkunci. Mataku langsung tertuju keatas panggung saat melihat seorang Yeoja sedang memainkan sebuah piano putih tulang dengan lihai. Untuk sejenak aku tidak beranjak dari ambang pintu dan terus mengamatinya, hingga tiba-tiba permainan itu berakhir dan sepertinya dia merasakan kehadiran orang asing yang mengganggu konsentrasinya.

‘‘Kyu, apa yang kamu lakukan disitu ?”

‘‘Na ? entahlah, aku rasa dentingan piano itu yang membawaku kesini dan memaksaku untuk mendengarnya.”, jawabku seadanya.

‘‘Lalu kenapa kamu mendengarkan permainanku dari jarak sejauh itu ? ayo turun kesini, lihatlah permainanku dari dekat !”, ajaknya. Akupun menuruti permintaannya. Selangkah demi selangkah kakiku mulai menuruni anak tangga menuju ke dasar aula, dan akhirnya kakiku melangkah naik lagi keatas panggung, dimana seorang bidadari paling cantik sedang menungguku.

‘‘Jagi, apa yang kamu lakukan disini ?”

‘‘Aku… Taeyeon songsaenim menyuruhku untuk membawakan sebuah lagu di acara wisuda kita nanti.”, jawabnya sambil melepas senyum.

‘‘Ah.. lalu lagu apa yang akan kau bawakan ?”

‘‘Ini.. lagu ciptaanku sendiri. Entahlah, menurutku lagu ini tidak cukup bagus karena memang aku tidak pandai menciptakan lagu, tapi menurutku lagu ini sangat berarti bagiku.”

Tanpa basa basi kuambil kertas not diatas piano itu.

‘‘Dear Mom ?”, tanyaku dan dia hanya mengangguk. Kubaca dengan seksama kertas itu, mencoba memahami artinya kata demi kata.

“Jagi, lagu ini bagus sekali. Artinya sangat dalam.”, pujiku.

‘‘Lagu ini sengaja kubuat untuk eomma. Karena aku sangat merindukannya, dan aku juga sangat ingin eomma bisa datang di acara wisudaku nanti. Tapi itu tidak mungkin kan Kyu ?”, tiba-tiba suaranya berubah berat.

‘‘Aniyo. Eommamu pasti senang dan bangga melihatmu dari atas sana. Apalagi kalau dia tahu kalau kamu menciptakan lagu yang sangat indah untuknya. Jadi bermainlah sebaik-baiknya untuk eommamu. Araseo ?”, aku mencoba memberi semangat. Dia tersenyum dan mengangguk lemah.

‘‘Jadi, ayo bermainlah, aku ingin mendengarnya !”, pintaku.

‘‘Ne.”, jawabnya semangat. Dia mulai menekan tuts dengan nada awal A minor. Bisa kulihat dia bemain dan bernyanyi sepenuh hati. Seohyun ah, kamu selalu bisa membuat orang-orang yang mencintaimu bangga padamu.

JRENGGG…….

‘‘Ah…”, rintihnya tiba-tiba.

‘‘Seohyun ah, gwenchana ?”, tanyaku cemas.

‘‘Tidak tahu Kyu. Tiba-tiba…. tiba-tiba saja tangan kananku tidak bisa digerakkan. Rasanya sakit…”, katanya masih merintih.

‘‘Seohyun ah, hi..hidungmu…”, kataku cemas saat melihat darah segar mengalir dari lubang hidungnya. Reflek aku langsung mengambil sapu tangan dari dalam saku celanaku dan mengusapkannya. Kutengadahkan kepalanya agar darahnya tidak terus mengalir. Ya tuhan, aku mohon jangan siksa dia lagi.

‘‘Seohyun, kita harus ke rumah sakit.”

‘‘Tidak usah,.. ini pasti karena tadi siang aku lupa minum obat. Jangan khawatir Kyu, na gwenchanayo.”, elaknya.

‘‘Tapi darahmu terus keluar, dan lagi katamu tiba-tiba tanganmu tidak bisa digerakkan. Aku mohon kali ini dengarkan aku ya !”, mohonku. Perlahan dia mulai menegakkan kepalanya lagi.

‘‘Lihat kan, darahku sudah berhenti. Jadi lebih baik kita pulang saja ya.”, katanya seraya bangkit dari tempat duduknya, dan aku berusaha menghalanginya.

‘‘Chankamman. Apa kamu ingin saat Leeteuk ahjussi pulang nanti dia akan melihat putri semata wayangnya terlihat sakit. Aku mohon, kita ke rumah sakit ya !”, pintaku lagi. Untuk sejenak dia diam, dan beberapa saat kemudian sebuah anggukan muncul dari kepalanya.

@Naran Hospital

‘‘Bagaimana keadaannya dok ? dia baik-baik saja kan ?”, tanyaku antusias saat dokter Yesung kembali ke ruangnnya.

‘‘Seohyun…”, kata-katanya terhenti. Raut wajahnya jadi pucat. Aku harap bukan berita buruk yang akan aku terima.

‘‘Sudah 40% pembuluh darahnya pecah. Dan perlahan syaraf geraknya akan mulai tidak berfungsi dengan optimal, dan suatu saat nanti dia akan lumpuh.”

‘‘Mwo..? lumpuh..? apa tidak ada cara lain untuk menolongnya..? dokter pasti punya cara kan ?”, paksaku.

‘‘Satu-satunya cara dia harus mengikuti terapi yang akan dilakukan setiap hari. Terapi itupun tidak bisa sepenuhnya menyembuhkannya, mungkin hanya bisa memperlambat kelumpuhannya. Kalau dia mau mengikuti terapi ini, dia harus tinggal di rumah sakit sampai terapinya selesai.”

‘‘Berapa lama dok ?”

‘‘Mungkin sekitar 6 bulan.”

‘‘6 bulan ? selama 6 bulan Seohyun akan terus berada di rumah sakit ini ? lalu apa yang akan terjadi kalau Seohyun tidak mengikuti terapi itu ? berapa lama waktu yang dia punya sampai syaraf geraknya benar-benar lumpuh ?”

‘‘Mungkin sekitar 1 tahun lagi, karena ini masih tahap awal. Tapi kalian tidak bisa begitu saja menganggap remeh penyakit ini. Karena suatu hal, bisa saja tiba-tiba penyakit ini semakin menggerogoti tubuh Seohyun dengan cepat. Jadi Kyuhyun, cepat ambil keputusan dengan cepat !”, seru dokter Yesung sambil memegang pundakku.

Lagi-lagi dengan gontai aku harus berjalan meninggalkan ruangan yang sama. Kulihat Seohyun sedang menunggu di kursi tunggu dengan kepala menunduk.

‘‘Seohyun ah, ada yang harus aku bicarakan.”, kataku hati-hati.

‘‘Aniyo. Aku sudah dengar semuanya. Kamu pasti sudah tahu apa keputusanku kan ?”, katanya masih menunduk.

‘‘Seo…..”

‘‘Kyu, masih banyak hal berguna yang bisa aku lakukan diluar sana daripada aku harus berdiam di rumah sakit ini sampai aku benar-benar lumpuh. Aku ingin menggunakan waktuku sebaik-baiknya selagi kaki dan tanganku masih bisa berfungsi.”, katanya dengan nada memberat dan aku dapat melihat butiran-butiran bening membasahi punggung tangannya yang sedang meremas lututnya.

‘‘Seohyun….”

‘‘Aku mohon Kyu, untuk kali ini jangan paksa aku lagi. Aku sudah cukup membuat semuanya repot. Tidak ada yang bisa menyembuhkanku. Lama-lama penyakit ini akan semakin menggerogotiku dan membuatku tak berdaya. Aku hanya bisa menunggu waktu. Disela-sela waktu penantianku, aku mohon ijinkanlah aku menghabiskannya layaknya orang normal seperti biasanya. Tanpa ada terapi, dokter, obat, operasi. Aku sudah cukup lelah untuk menjalani itu semua Kyu. Aku mohon, aku mohon….”, paksanya sambil berlinang air mata dengan kepala yang masih menunduk.

Entah kenapa, aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata lagi. Aku tidak bisa membujuknya lagi atau bahkan sekedar menghiburnya. Tiba-tiba mulutku terkunci rapat dan tak ingin terbuka. Tiba-tiba tubuhku kaku dan tak bisa memeluknya. Sekarang aku hanya bisa berdiri dan melihatnya menangis dalam diam. Apa yang kau lakukan Cho Kyuhyun ? Cepat lakukan sesuatu..!! tapi lagi-lagi sistem kerja syarafku tidak mau menuruti perintah otakku. Diam diam diam.. dan melihatnya terus menangis. Mianhae Seohyun.

*************

‘‘Jessica tangkap bolanya..!!”, seru Tiffany saat akan memasing bola voly di tangannya.

‘‘Ne, lempar saja !”, Jessica berhasil memasingnya dengan baik dan sekarang bola itu mengarah pada Seohyun.

‘‘YAA… Seohyun ah, kenapa kau tidak memasingnya ?”, amuk Jessica. Seohyun hanya diam tak bergerak, bahkan dari tadi posisi tubuhnya tidak bergerak saat bola datang.

‘‘Seohyun ah, kau tidak mendengarku ya ?”, Jessica menghampirinya dan menggoyong-goyangkan tubuh Seohyun. Hanya dengan sedikit goncangan, tubuh Seohyun berhasil jatuh tak berdaya diatas lapangan rumput. Aku yang melihatnya dari kejauhan langsung berlari kearah kerumunan murid-murid wanita itu.

‘‘Seohyun ah, Waiyo ?”, tanyaku cemas saat memangku kepalanya.

‘‘Molla. Kyuhyun ah, tadi aku hanya menyentuhnya sedikit saja, tapi tiba-tiba dia jatuh.”, ucap Jessica takut-takut.

‘‘Tidak mungkin kalau kau hanya menyentuhnya saja dia bisa jatuh seperti ini.”, amukku yang sontak membuat Jessica menangis dan berlari pergi.

‘‘Kyu, sebaiknya kau bawa ke ruang kesehatan saja !”, suruh Hankyung. Tanpa babibu dengan segera kuangkat tubuh kurus Seohyun menuju ruang kesehatan, dan seperti biasa Wookielah yang menyambut kedatangan kami.

‘‘Omonaa.. ada apa lagi ini ?”, tanya Wookie sambil membantuku menidurkan Seohyun.

‘‘Aniyo, tiba-tiba dia pingsan lagi.”

‘‘Sepertinya ada yang aneh dengan Seohyun. Kalau begitu bawa saja dia ke rumah sakit.”

‘‘Aniyo. Rumah sakit adalah tempat yang paling dia benci. Kalau aku membawanya kesana dia pasti tidak senang, jadi ijinkan dia tidur disini saja ya !”

‘‘Mwo ? terserah kau saja Kyu. Aku akan membuatkan teh hangat dulu untuknya.”, kata Wookie dan meninggalkan kami.

Kupandangi wajahnya yang pucat namun tetap cantik menurutku.

‘‘Seohyun ah, mungkin kamu bisa bertahan dengan penyakit ini, tapi aku yang tidak tahan kalau harus melihatmu selalu menderita dan kesakitan. Aku janji Seo, aku tidak akan membiarkan satu tetes saja air mata keluar dari pelupuk matamu.”

‘‘Kyu….”, panggilnya lemah.

‘‘Seohyun ah, kamu sudah sadar ?”

‘‘Aku dimana ? memangnya aku kenapa ?”

‘‘Kamu pingsan di lapangan. Gwenchana ?”

‘‘Gwenchanayo. Pasti kamu yang menggendongku kesini lagi ya ? aku sampai lupa Kyu, sudah berapa kali kamu menggendongku ke tempat ini. Hehehe.. aku pasti sangat merepotkanmu ya ? mianhae !” L

‘‘Gwenchana Seohyun ah. Kamu istirahat saja ya, aku akan menemanimu disini.”, aku membelai rambut lurusnya.

‘‘Gomawoyo.”, senyumnya menyeringai. Tak lama kemudian Wookie datang dengan segelas teh hangat, dan dengan semangat Seohyun meminum teh buatan Wookie yang katanya manis itu. Hahaha…

*************

Aku berada diantara kerumunan siswa – siswa SM di depan sebuah papan besar. Dengan sedikit menjinjit dan mendongak aku berusaha melihat namaku, mencari keterangan apakah aku lulus pada ujian kemarin atau tidak. Ah, itu dia. Raut wajahku sedikit berubah, berubah senang, karena aku berhasil lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.

Setelah itu kucari nama Seohyun. “Seohyun.. Seohyun… nah ini dia.. Mwo ?”

“Kyu, wae ?”, tanya Donghae yang tiba-tiba berada disampingku. Aku tidak menjawab sampai Donghae melihat sendiri apa yang aku lihat.

“Waahh…. Hebat sekali.. chukae chukae..”, ucap Donghae senang. Tahu kenapa ? Karena Seohyun adalah siswa dengan nilai kelulusan paling baik.

“Kyu, lihat, kamu peringkat 5. Wahh, aku saja kalah denganmu.”

“Mwo ? peringkat 5..??”, tanyaku bingung.

“Ne, lihat ini !”, Donghae menunjuk kolom sesudah kolom nilai pada baris namaku. Benar, aku peringkat 5.. omonaaa…

“Chukae Kyu, chukae…”, ucap Donghae senang sambil memelukku.

“KYAA… Lepaskan Donghae ah…!!”, sergahku.

“Hahaha…mian mian, aku terlalu ekspresif. Hahaha.. Kajja, cepat kau beritahukan kabar baik ini ke Seohyun !”

“Hemm…”, dengan susah payah akhirnya aku berhasil keluar dari kerumunan makhluk-makhluk yang berjubel ini. huuuhh.. akhirnya keluar juga.

Segera kucari sosok Seohyun yang sedang menungguku tak jauh dari kerumunan. Aku sengaja menyuruhnya menunggu disana, agar dia tidak perlu berdesak-desakan sepertiku tadi. Entahlah, tapi sepertinya aku jadi overprotektif padanya sekarang.

“Kyu, eotteokhae..?”, tanyanya ketika menyambut kedatanganku.

“Ehm.. kamu mau dengar kabar baik atau yang buruk dulu..?”, tanyaku sambil memasang raut wajah lesu.

“Kyu, ada kabar buruk..?”

“Makanya kau pilih dulu mana yang ingin kau dengar ?”

“Ehmm.. baiklah. Aku mau dengar yang baik dulu.”, jawabnya mantap.

“Wae ? kenapa kamu ingin dengar yang baik dulu ? biasanya orang selalu ingin dengar yang buruk dulu.”

“Kalau aku dengar yang baik dulu, saat mendengarnya aku pasti merasa sangat senang, meskipun pada akhirnya aku akan menerima kenyataan yang buruk. Tapi setidaknya aku sudah bisa merasa sangat bahagia kan tanpa beban. Tapi kalau aku dengar yang buruk dulu, aku pasti akan sangat sedih, meskipun setelah itu kamu memberiku kabar baiknya, perasaan sedih itu pasti tetap ada dan aku tidak bisa bahagia sepenuhnya.”

“Ah.. araseo. Baiklah. Aku punya 2 kabar baik.”, Seohyun semakin mendekatkan kepalanya, penasaran. “Yang pertama. Kamu lulus dengan nilai terbaik jagi. Chukae…..”, jawabku senang.

“Mwo..?? jeongmal ? omonaa.. terima kasih tuhan. Appa pasti senang Kyu.”, senyum lebar dengan seketika menghiasi bibir pucatnya. “Lalu yang kedua ?”

“Yang kedua……”, aku menghentikan kata-kataku.

“Apa ?”

“Yang kedua…. Aku berhasil mendapat peringkat kelima nilai kelulusan tertinggi.”, kataku senang, sangat senang sambil mengguncang-guncangkan bahunya.

“Huuaa.. chukaeyo Kyu…”, ucapnya tak kalah senang dan sontak langsung memelukku. “Sudah kubilang kan, kamu pasti akan berhasil.”, ucapnya masih dalam pelukanku.

“Ne. Ini semua juga karena kamu jagi. Kalau saja aku tidak pernah bertemu denganmu, aku pasti masih jadi Kyuhyun yang nakal dan malas seperti dulu.”, dia mengangguk dalam pelukanku.

“Lalu apa kabar buruknya ?”, tanyanya penasaran saat melepas pelukannya.

“Ehmm….. TETOT, tidak ada kabar buruk. Hahaha, kau tertipu jagi. Hahaha….”

“Aiissshh.. jincca, kau ini nakal sekali.”, katanya kesal.

“Hahaha.. memangnya kau pikir kabar buruknya apa ? wajahmu itu lucu sekali kalau sedang penasaran. hahaha..”, kataku dengan tawa yang masih pecah. Tiba-tiba aku menghentikan tawaku saat melihatnya mengerang kesakitan.

“Seohyun, gwenchana ?”, tanyaku cemas.

“Gwenchanayo. Hanya pusing sedikit.”, ucapnya parau sambil memegang kepalanya.

“Mianhaeyo, ini pasti gara-gara leluconku ya ? mianhae.”, sesalku.

“Anio Kyu. Aku hanya bingung. Saat tertawa, tiba-tiba kepalaku sakit sekali. Saat sedang menangispun rasa sakit di kepalaku juga selalu muncul. Lalu apa yang harus aku lakukan ? apa ini berarti aku tidak boleh tertawa dan menangis ?”

“Ani… orang yang tertawa, berarti dia sedang senang kan ? dan orang menangis, itu berarti dia sedang sedih. Itu hanyalah cara manusia untuk mengekspresikan perasaannya, dan semua orang berhak tertawa dan menangis. Mungkin kamu lupa minum obat ya ?”

“Ah..hehehe.. iya, mian, tadi pagi aku lupa minum obat.”

“Aigoo… kau ini bagaimana ? ini kan demi kesehatanmu juga.”, omelku.

“Ne pak dokter. Pasienmu ini kan sudah minta maaf. Lagipula, terkadang aku merasa sepertinya aku ini orang yang sehat yang tidak perlu obat. Sepertinya setiap hari aku selalu bersemangat, sampai-sampai aku lupa kalau aku sedang sakit dan memerlukan bahan-bahan kimia itu untuk membantu tubuhku agar bisa bertahan.”

“Ah… syukurlah kalau kau merasa sehat. Pasti namjachingumu ini kan yang membuatmu selalu bersemangat.”, kataku sombong sambil menepuk-nepuk dadaku.

“Aisshh.. memangnya aku bilang begitu apa ?”, seketika kulihat wajahnya memerah. Dengan malu-malu dia berbalik dan berjalan pergi meninggalkanku.

“Kyaa.. jagi.. chankamman..!!”, dengan segera aku berlari dan menjajari langkahnya. “Bagaimana kalau kita merayakan keberhasilan kita ?”

“Mwo..?”, dia menghentikan langkahnya.

“Iya, ayo kita rayakan keberhasilan kita. Eotteokhae ? tapi hanya berdua saja, tanpa yang lainnya.”

“Ah… tapi….”

“Sudahlah, pokoknya nanti sore aku jemput kamu ke rumahmu ya ! jam 4 sore. Araseo..??”, tanpa menunggu tanggapannya aku segera berlari meninggalkannya yang masih membatu kebingungan.

+4 pm in Seoul+

Kuhentikan audi merahku di depan sebuah rumah mungil bernomor 13. Dengan seberkas senyuman Leeteuk ahjussi yang sedang menyiram tanaman menyambut kedatanganku.

“Kyuhyun ah, hari ini kau rapi sekali. Memangnya mau kau ajak kemana anak semata wayangku itu ?”, pujinya saat melihatku telah berdandan sangat rapi. Kaos biru tua dan jaket jeans coklat muda membalut tubuhku saat ini. Rambut coklat agak ikalku yang biasanya kubiarkan tergerai kini kusisir agak rapi. Tampankah aku ..?? >o<

“Ah.. saya ingin mengajak Seohyun merayakan kelulusan kami. Ahjussi tidak keberatan kan ?”, aku berusaha meminta ijin pada Leeteuk ahjussi.

“Tentu saja aku keberatan.”

“Mwo..??”

“Tentu saja aku keberatan karena kau tidak mengajakku juga.”, untuk sejenak Leeteuk ahjussi memasang tampang serius, dan untuk sejenak pula aku diam mendengar pernyataannya.

“Hahahaha.. aku hanya bercanda. Mana mungkin aku merusak acara kencan kalian berdua ? kau ini bagaimana..”

“Hehehe.. ahjussi ini pintar juga ya. Iya ahjussi, aku bingung mau mengajak Seohyun berkencan dengan cara apa, jadi aku menjadikan alasan merayakan kelulusan saja untuk mengajaknya.”

“Dasar anak muda. Kalian ini polos sekali. Ckckckck…”, Leeteuk ahjussi berdecak. Dasar, seperti dia tidak pernah muda saja. Huhh..

“O iya ahjussi, Seohyun mana ?”

“Ah… dari tadi dia terus berada di kamarnya. Seperti dia sedang mencoba berdandan.”, tiba-tiba Leeteuk ahjussi mendekatkan wajahnya dan sedikit berbisik. “Ini baru pertama kalinya dia dandan sendiri. Jadi maklum ya kalau kau harus menunggu agak lama.”

Mwo..?? dia sengaja berdandan untukku..?? aigooo…senangnya.. sebenarnya tanpa berdandanpun dia sudah sangat cantik. >//<

“Kyu, mianhae sudah menunggu lama.”, kata seorang yeoja dari ambang pintu. Sontak aku dan ahjussi langsung menoleh ke sumber suara. Mulut kami menganga melihat yeoja di depan kami.

“Wa..wae..? dandananku jelek ya ? ah, seharusnya aku tidak usah mencoba berdandan. Sebaiknya aku menghapus dandananku.”, dengan segera dia membalikkan badan dan hendak melangkah pergi.

“CHANKAMMAN…!!”, seruku dan Leeteuk ahjussi kompak.

“Mwo..?”

“Aigoo.. Seohyun ah, kau cantik sekali. Sangat cantik seperti ibumu.”, puji Leeteuk ahjussi sambil berjalan mendekati Seohyun. Aku masih membatu, speechless melihat perubahannya. Benar-benar yeoja yang sangat cantik, bahkan lebih cantik dari bidadari manapun.

“YAA.. Kyuhyun ah, apa kau tidak ingin memuji anakku yang cantik ini..??”, perkataan Leeteuk ahjussi menyadarkan lamunanku. Dan bisa kulihat pipi Seohyun telah merona sekarang. Sama sekali tidak terlihat pucat.

“Ah.. ehmm.. Ne, kamu cantik sekali jagi.”, kataku malu-malu sambil menggaruk-garuk tengkukku.

“Gomawoyo.”, katanya tak kalah malu-malu.

“Aisshh.. kalian ini. Sana cepat pergi, aku jadi iri melihatnya !”, usir ahjussi. Sepertinya dia sedang mupeng sekarang. Hahaha.. XD

“Appa……”, kata Seohyun manja.

“Baiklah ahjussi, kami pergi dulu, annyeong.”, pamitku seraya menggenggam tangan Seohyun yang terasa dingiiin sekali.

“Ne annyeong. Hati-hati ya Kyu..!! ingat, jangan bawa pulang anak gadisku malam-malam..!!”, teriak Leeteuk ahjussi dari kejauhan.

Kukemudian audiku menuju tempat tujuanku. Perjalanan yang cukup jauh, dan kami sampai di tempat ini saat bulan dan bintang telah muncul ke permukaan langit. Aku turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Seohyun dengan cepat, sebelum dia turun sendiri. Kalian tahu, ini pertama kalinya aku berbuat romantis padanya. Aku ingin malam ini benar-benar special.

“Kyu, ini dimana..? gelap sekali.”, tanyanya bingung saat turun dari mobil. Sama sekali tidak ada cahaya disini. Satu-satunya cahaya lampu yang ada hanyalah cahaya dari lampu mobilku.

“Sudah ikut saja denganku.”, aku menarik tangannya menuju tempat tujuanku.

PLOOKK…

Dengan sekali tepukan, tempat ini telah dipenuhi cahaya dari lampu-lampu kecil yang terhias dimana-mana. Pohon maple besar dan rumah pohon diatasnya juga sudah terhias indah oleh lampu-lampu kecil itu.

“Te..tempat ini kan…”

“Ne. Ini tempat kesukaanmu kan ?”, Seohyun masih terus terperangah dan tanpa dia sadari aku sudah pergi dari sisinya.

“Seohyun ah, silakan duduk !”, kutarikkan kursi makan untuknya. Dengan langkah kikuk dia mendatangiku dan duduk di kursi itu.

“Kyu, eotteokhae ?”

“Memangnya apa yang tidak bisa dilakukan seorang Cho Kyuhyun ?”

“Kau ini..”

“Mian ya jagi. Aku hanya berusaha untuk bisa romantis, tapi sepertinya aku tidak bisa.”, ucapku lesu.

“Kamu ini bicara apa ? ini… ini romantis sekali Kyu. Candle light dinner ini, suara deburan ombaknya, lampu-lampu kecil itu, dan lainnya.. ini semua sangat romantis menurutku. Hal paling romantis yang pernah aku dapat. Gomawoyo.”, dia memberikan senyum terbaiknya. Ditengah remang-remang lilin, dia tetap terlihat cantik.

“Ah, ada satu lagi. Chankamman !”, aku berpaling dari hadapannya. Dia sempat bingung, kemudian aku kembali lagi dengan sebuah gitar akustik di tanganku.

“Aku ingin menyanyikan sebuah lagu untukmu. Semoga kamu suka ya !”, dengan tangan-tangan lihaiku mulai kumainkan gitar itu. Melantunkan sebuah lagu berjudul “Hope Is A Dream That Doesn’t Sleep”.

Na oerowododoe neol saenggakhalddaen
Misoga naui eolgule beonjyeo
Na himdeuleododoe niga haengbokhalddaen
Sarangi nae mam gadeukhi chaewo

Oneuldo nan geochin sesangsoke saljiman
Himdeuleodo nungameumyeon ni moseubbun
Ajikgo gwitgae deulryeooneun kkumdeuli
Naui gyeoteseo neol hyanghae gago itjana

Nae salmi haruharu kkumeul kkuneun geotcheoreom
Neowa hamgge majubomyeo saranghalsu itdamyeon
Dasi ileoseol geoya

Naege sojunghaetdeon gieoksokui haengbokdeul
Himdeun sigan sokeseodo deouk ddaseuhaetdeon
Huimangeun naegen jamdeulji aneun kkum

Neul naui gyeoteseo geurimjacheoreom
Joyonghi neoneun naegero waseo
Na apahaneunji maeil oerounji
Geuriumeuro neoneun naege danyeoga

Sesangi nal ulge haedo naneun gwaenchana
Hangsang niga naui gyeote isseunigga
Meonjicheoreom chueoki byeonhaeseo ddeonalgga
Geujeo useumyeo maeumeul dalraeeo bwado

Nae salmi haruharu kkumeul kkuneun geotcheoreom
Neowa hamgge majubomyeo saranghalsu itdamyeon
Dasi ileoseol geoya

Naege sojunghaetdeon gieoksokui haengbokdeul
Himdeun sigan sokeseodo deouk ddaseuhaetdeon
Huimangeun naegen jamdeulji aneun kku

Sueobsi neomeojyeo biteuldaedo
Naneun ireohgeseo itjana
Nae mam hanabbuninde
Himdeul ddaemyeon niga ireohge himi dwaejulrae

Neoreulhyanghae yeongwonhi
Ireohge sangcheo soke seulpeumdeuleul samkinchae
Miso jitneun nae moseubeul neoege boyeo julge
Ijeneun apeuji ana

Eonjena neowa hamgge irugopeun kkum ango
Galsu eobdeon jeopyeoneseo neoreul bulreobolgge
Nae maeum dahae saranghaneun neoreul

Seohyun menatapku penuh arti. Wajahnya merona lagi, tapi kali ini dia terlihat agak pucat.

“Itu lagu untukku ?”, tanyanya lembut.

“Hemm… aku berharap, kalau kebahagiaan nyataku saat ini adalah sebuah mimpi, dan aku harap mimpi ini tidak akan pernah tertidur. Selalu terjaga agar aku tidak kehilanganmu Seohyun, kebahagiaanku.”

“Kyu… na…”, dia menghentikan kata-katanya karena isakannya sendiri.

“Aigoo.. kenapa kamu malah menangis ? aisshh.. seharusnya aku tidak usah melakukannya.”

“Ani.. ini tangisan bahagia tau.”, sergahnya.

“Jadi kamu senang ?”, dia mengangguk. Akhirnya aku berhasil menjadi Cho Kyuhyun yang romantis. Kekeke… >//<

Setelah menghabiskan makan malam kami, aku dan Seohyun duduk di sebuah bangku kayu. Dapat kurasakan tubuhnya mulai menggigil kedinginan karena angin laut. Segera kulepas jaket yang kupakai dan memakaikannya pada Seohyun.

“Kyu…”, katanya kaget saat menerimanya.

“Gwenchana, pakai saja.”

“Tapi nanti kamu kedinginan.”

“Kamu lupa aku ini siapa ? aku ini namja paling kuat. Cho Kyuhyun, anak semata wayang dari Cho Kangin dan Yoona. Araseo ?”

“Tapi….”

“Sudahlah, jangan mengkhawatirkanku !”, aku menatap matanya lekat-lekat, berusaha meyakinkannya kalau aku akan baik-baik saja. Sekali lagi tanpa sadar aku mulai mendekatkan wajahku dan mencium bibirnya lembut, hingga aku merasakan sesuatu yang asin mengalir dan menyentuh bibirku.

“Seohyun ah, hidungmu berdarah lagi..”, cemasku.

“Ah…”, dia yang baru menyadari segera menyentuh cairan di bagian atas bibirnya dan barulah dia tahu kalau itu adalah darah.

“Aigoo…”, lagi-lagi aku mengeluarkan sapu tangan dari saku celanaku dan berusaha menghentikan pendarahannya. “Lebih baik kita pulang saja, disini sudah terlalu dingin.”

“Aniyo. Aku masih ingin disini.”, tiba-tiba dia menyandarkan kepalanya di bahuku. Dia diam sejenak dan memulai pembicaraan.

“Kyu, gomawoyo.”

“Mwo..??”

“Gomawo karena kamu sudah mau hadir dalam kehidupanku.”

“Tapi aku sama sekali tidak melakukan apa-apa. Seharusnya aku yang harus berterima kasih padamu, karena kamu bisa merubahku menjadi Kyuhyun yang lebih baik lagi.”

Untuk sejenak keheningan menyelimut malam kami.

“Kyu, aku ngantuk. Bolehkah aku tidur di bahumu ?”, pintanya. Mwo..?? dia ingin tidur di bahuku..? eotteokhae..?? biasanya kalau di film-film, drama-drama, novel-novel atau fanfic-fanfic, di momen seperti ini dia akan…….. aisshh.. andwae andwae andwae.. Seohyun tidak akan pergi sekarang kan..? pikiranku mulai ngelantur kemana-mana. Jujur aku takut sekali saat ini.

“Kyu….”, panggilnya lagi dan berhasil membuyarkan pikiran kotorku.

“Ah ne…”, jawabku sebisanya. Aku mohon tuhan, jangan ambil dia sekarang, aku mohon..!! T.T

“Kyu, bisakah kamu menyanyikan lagu tadi lagi ? aku ingin mendengarnya untuk mengantar tidurku. Aku juga berharap mimpiku tidak akan tertidur, biarkan ragaku saja yang terlelap.”, pintanya lemah. Dapat kulihat dia mulai memejamkan matanya. Entah kenapa lagi-lagi aku tidak bisa menolak permintaannya.

“Nae salmi haruharu kkumeul kkuneun geotcheoreom
Neowa hamgge majubomyeo saranghalsu itdamyeon
Dasi ileoseol geoya
Naege sojunghaetdeon gieoksokui haengbokdeul
Himdeun sigan sokeseodo deouk ddaseuhaetdeon
Huimangeun naegen jamdeulji aneun kkum”

“Seohyun…”, panggilku. Tapi tidak ada jawaban darinya. Apa dia…. Ahh.. andwae.. detak jantungnya, aku masih bisa mendengarnya.

“Kyu, kenapa berhenti ?”, ucapnya tiba-tiba saat menyadari aku menghentikan nyanyianku. Syukurlah dia hanya tertidur.

“Mian jagi, aku pikir kamu sudah tertidur.”

“Aku tidak akan tidur sebelum mendengarkan nyanyianmu sampai selesai.”

“Sueobsi neomeojyeo biteuldaedo
Naneun ireohgeseo itjana
Nae mam hanabbuninde
Himdeul ddaemyeon niga ireohge himi dwaejulrae
Neoreulhyanghae yeongwonhi
Ireohge sangcheo soke seulpeumdeuleul samkinchae
Miso jitneun nae moseubeul neoege boyeo julge
Ijeneun apeuji ana
Eonjena neowa hamgge irugopeun kkum ango
Galsu eobdeon jeopyeoneseo neoreul bulreobolgge
Nae maeum dahae saranghaneun neoreul”

*************

Saat ini aku berdiri di panggung ini. Dengan menggunakan baju toga gelap dengan topinya aku berjalan memenuhi panggilan dari songsaenim yang menyebutkan namaku. Bisa kulihat appa dan eomma sangat bahagia melihatku dari bangku hadirin. Kepala sekolah membenarkan tali topi togaku dan menyerahkan map biru tua padaku, dan ini tandanya aku sudah resmi lulus sekarang.

“Gamsahamnida songsaenim.”, ucapku sopan dan membungkuk dalam.

“Cheonmaneyo. Jadilah anak yang baik ya, dan semoga cita-citamu tercapai.”

“Gamsahamnida songsaenim.”, aku melanjutkan langkahku. Turun dari atas panggung dan menuju ke sebuah kursi yang telah disediakan untuk para wisudawan dan wisudawati. Bisa kulihat semua orang sangat bahagia di ruangan ini.

Siwon sangat berkharisma memakai toganya. Donghae dan Ki Bum juga terlihat sangat tampan. Hankyung dan Eunhyuk juga terlihat keren. Dan Shindong. Ya.. meskipun pakaian toganya agak kekecilan, tapi dia terlihat tampan juga. Dan Seohyun.. sama seperti biasa, dia selalu terlihat cantik dimataku. Meskipun wajahnya mulai memucat dan tubuhnya mulai mengurus, bagiku dia tetap yeoja paling sempurna.

Sama sekali tidak terasa, ternyata sudah 3 tahun aku menghabiskan masa-masa SMAku disini. Masa yang memberiku banyak kenangan, banyak sahabat, dan juga yang membuatku menemukan cinta. Aku pasti sangat merindukan sekolah ini. Selamanya. Aku bangga menjadi bagian dari SM, dan jujur, aku tidak ingin cepat-cepat lulus dari sini. Huuhh..

Setelah prosesi wisuda selesai, Seohyun memenuhi panggilannya untuk naik ke atas panggung. Lama, sebelumnya akhirnya dia menekan tuts-tuts piano itu dengan indahnya. Suaranya, permainannya, semuanya tampak sempurna. Dia berhasil membawakannya dengan sangat baik tanpa adanya kesalahan sedikitpun.

Setelah seluruh acara wisuda selesai, aku berjalan mencari appa dan eomma. Di ujung ruangan dapat kulihat appa dan eomma sedang mengobrol dengan Leeteuk ahjussi. Ah, ada Seohyun juga. Aku mulai berjalan mendatangi mereka yang tengah asik mengobrol.

“Ah,anak eomma… aigoo.. eomma sangat bangga padamu Kyu.”, ucap eomma bangga seraya memelukku.

“Appa juga. Tidak kusangka anakku yang nakal dan pemalas ini bisa lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.”, ucap appa bangga kemudian.

“Ini semua juga karena Seohyun. Kalau bukan karena dia, aku pasti tidak akan berubah dan tetap menjadi Kyuhyun yang dulu.”

“Gomawo Seohyun ssi, karena kamu telah merubah anak ahjumma yang nakal ini.”, kata eomma sambil mengacak-acak rambutku seperti anak kecil.

“Aniyo ahjumma. Kyuhyunlah yang merubah dirinya sendiri.”, balas Seohyun malu.

“Kamu akan menepati janjimu setelah lulus kan Kyu ?”, tanya appa.

“Ne appa. Gomawoyo sudah memberiku kesempatan selama 3 tahun ini.”

“YAA, Kangin ah, jangan terlalu memaksa kemauan anakmu !”, timpal Leeteuk ahjussi.

“Leeteuk ah, dia ini sudah berjanji akan masuk ke sekolah bisnis setelah lulus SMA.”, sahut appa.

“Ne ahjussi. Lagipula siapa lagi yang akan meneruskan Cho group selain aku ?”

“Lihat sendiri kan Teuk ? aigoo.. anakku ini memang cerdas, sama seperti appanya. Hahaha..”

“Cih cerdas. Apanya..? bukannya saat SMA nilai-nilaimu sangat buruk. Ditambah lagi kau sering masuk buku hitam gara-gara sering berkelahi.”, sahut Leeteuk ahjussi.

“YAA.. Leeteuk ah, kenapa kau membeberkan aibku ? sahabat macam apa kau ?”, amuk appa. Aku, eomma, dan Seohyun hanya bisa tertawa melihat tingkah laku dua pria tua di depan kami ini. hahaha.. ^_^

“Seohyun ah, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke taman ?”, ajakku disela-sela tawa.

“Mwo..?”, tanyanya bingung.

“Aigoo.. Seohyun ah, cepat terima ajakan anak ahjumma ini !”

“Ah.. eh.. ne..”, Seohyun mengangguk.

++++++++++++

Aku dan Seohyun berjalan di sepanjang taman kota yang tak jauh dari SM. Tidak cukup ramai, karena memang hari ini bukan hari libur.

“Jagi, bagaimana kalau kita makan es krim ? hari ini kan lumayan panas.”, tawarku saat melihat kedai es krim kecil-kecilan yang mampang dibawah pohon.

“Ah, ne.”

*************

*Seohyun’s POV*

Kyuhyun mengajakku membeli es krim di sebuah kedai kecil. Dia memesan satu es krim coklat untuk dirinya sendiri, dan 1 es krim vanila untukku yang tidak suka coklat. Ahjussi penjual es krim sedang sibuk menyiapkan es krim untuk kami, dan Kyuhyun dengan seksama mengamati ahjussi itu.

Aku kelilingkan mataku memandang keadaan taman ini, sampai akhirnya aku melihat seorang anak kecil yang sedang menangis di tengah jalanan yang sangat sepi. Tanpa Kyuhyun sadari, aku telah meninggalkannya dan menghampiri anak kecil itu.

“Adik kecil, kenapa menangis ?”, tanyaku pada anak kecil itu.

“Hu..huuaa.. eomma.. noona, aku kehilangan eomma.”, kata anak kecil itu sesenggukan karena tangisnya.

“Ah, dimana eommamu ?”

“Molla. Aku tidak tahu noona. Huuaa… aku ingin bertemu eomma.”

“Kalau begitu ayo kita cari eommamu !”, ajakku dan anak itu mengangguk setuju sambil masih sesenggukan.

TIINN…TIIINN…TIINN..TIINNNN….

Terdengar klakson mobil yang sangat kencang dari arah samping kiriku. Sontak aku langsung menoleh dan melihat sebuah mobil sedang melaju ke arahku. Aku tidak tahu, ingin rasanya aku menghindar dan beranjak dari tempat itu, tapi aku tidak bisa, aku terlalu shock. Yang bisa aku lakukan hanyalah mendorong anak kecil tadi ke pinggir jalan.

*end of POV*

*************

BRAAAKKKK..

Terdengar suara tabrakan yang cukup keras. Dengan cepat kutorehkan pandanganku kearah sumber suara. Terlihat sebuah BMW gelap menabrak sebuah pohon hingga kap mobilnya ringsek dan terbuka. Dan………….

“SEOHYUN………”, pekikku saat melihat Seohyun tergeletak tak berdaya di pinggir jalan dengan darah yang membasahi sekujur tubuhnya. Dengan cepat aku berlari kearah Seohyun.

“Seohyun, Seohyun ah, bangunlah..!”, seruku saat sudah membawa kepalanya dalam pangkuanku.

“Seohyun ah….”, pekikku lagi. Tiba-tiba banyak orang datang dan mengerumuni kami. Datang juga seorang ahjumma sambil berlari dan menggendong anak kecil yang menangis di pinggir jalan itu.

Dengan emosi kudatangi mobil yang menabrak pohon tadi, dan dengan kasar membuka pintu kemudinya.

“Hei.. bangun kau !”, amukku sambil mengangkat kerah pengemudi yang wajahnya bersimpah darah itu.

“Si.. Siwon….”, betapa kagetnya aku saat melihat Siwon di kursi kemudi itu. Dengan lemah dia berusaha berbicara.

“K..Kyu..”

“Apa yang kau lakukan hah ? kenapa kamu mencelakai Seohyun ? apa kamu masih menyimpan dendam padanya karena menurutmu gara-gara dia kita kalah melawan JYP di babak penyisihan waktu itu dan k au merasa kau sudah kehilangan harga dirimu di depan TOP brengsek itu..??”, amukku semakin menjadi.

“Kyu.. aku….”

“HAH..”, tanpa basa basi kulayangkan pukulanku ke wajahnya yang sudah tidak berdaya, hingga darah yang ada bertambah banyak.

“Aku tidak akan memaafkanmu Choi Siwon kalau sampai sesuatu terjadi pada Seohyun !”, aku memukulinya lagi.

“Kyuhyun ah, hentikan !”, pekik Ki Bum yang tiba-tiba saja datang dan menghalangiku, sementara tubuh Siwon tidak berdaya di tanganku.

“Diam kau Kibummie. Ini urusanku dengannya. Lihatlah, dia telah membuat Seohyun terluka !”, hardikku mati-matian.

“Kyu, percuma saja kau memukulinya, dia sudah tidak berdaya. Lebih baik sekarang kau cepat bawa Seohyun ke rumah sakit.”, aku menghempaskan tubuh Siwon hingga dia tersandar di jok mobilnya dan berlari kearah Seohyun.

“Seohyun ah, aku mohon bertahanlah !”, dengan cepat kukemudian mobilku menuju Naran hospital.

*************

Leeteuk ahjussi, appa, dan eomma datang dengan raut wajah cemas. Aku duduk tertunduk di sebuah kursi di depan ruang emergency.

“Kyuhyun ah, bagaimana keadaan Seohyun ?”, aku tidak menjawab pertanyaan Leeteuk ahjussi dan tetap tertunduk. Aku menyesal, menyesali kebodohanku yang lalai menjaga Seohyun.

“Kyuhyun ah, bagaimana keadaan Seohyun ? bagaimana ini bisa terjadi ?”, tanya eomma kemudian.

“Mianhae. Mianhae ahjussi, aku telah lalai menjaga Seohyun. Kalau saja aku bisa menjaganya lebih baik lagi, dia pasti tidak akan terluka seperti ini.”, jawabku masih tetap menunduk. Aku takut, takut melihat wajah sedih Leeteuk ahjussi.

“Dokter, bagaimana keadaan Seohyun ?”, tanya Leeteuk ahjussi ketika dokter Yesung keluar dari ruang emergency. Aku masih tetap menunduk. Aku takut, sekali lagi takut melihat raut wajah dokter Yesung saat akan memberikan kabar buruk.

Dokter Yesung tetap diam, tidak segera menjawab pertanyaan Leeteuk ahjussi.

“Dia….”, kata-katanya menggantung. Aku mendengarnya masih dalam posisi menunduk.

“Benturan di kepalanya sangat keras, dan itu menyebabkan 85% pembuluh darah di kepalanya pecah. Dan mulai saat ini syaraf geraknya tidak bisa bekerja secara optimal. Tidak ada lagi cara untuk menolongnya. Cepat atau lambat Seohyun akan meninggal.”

JDEERR.. seperti disambar petir 1000 watt rasanya. Seo.. Seohyun akan meninggal. Andwae, ini semua salahku. Aku masih tetap menunduk, dan sekarang air mataku mulai mengalir dengan derasnya membasahi lantai rumah sakit. Dapat aku dengar Leeteuk ahjussi sedang menangis meraung-raung di pelukan appa dan eomma.

*************

Selama satu jam aku tetap berada pada posisi yang sama. Tidak berani menatap siapapun dan tidak berani menemui siapapun, termasuk melihat keadaan Seohyun.

“Kyu….”, aku tidak mengindahkan panggilan itu. Dapat kurasakan pemilik suara mulai duduk di sampingku.

“Kecelakaan itu, bukan Siwon yang sengaja melakukannya. Ini semua perbuatan TOP yang masih menyimpan dendam atas kekalahan JYP waktu itu. Dia menyuruh orang untuk merusak rem mobil Siwon, sehingga saat Siwon berusaha menghindari kecelakaan itu, rem mobilnya tidak berfungsi. Jadi jangan salahkan Siwon ya !”

“Ne hyung. Siwon hyung tidak mungkin sejahat itu ingin melukai seseorang.”, mulai kutengadahkan kepalaku menatap bocah kecil yang saat ini tengah berdiri di hadapanku.

“Onew…?”, tanyaku bingung. Kenapa adik Siwon bisa ada disini ?

“Hyung, aku dan Kibum hyung sudah menyelidiki semuanya. Jadi aku mohon jangan marah pada Siwon hyung ya ! sekarang Siwon hyung juga sedang sakit. Aku mohon temui dan tenangkanlah dia karena dia merasa sangat bersalah.”, pinta bocah kecil ini.

“Ne Kyu, sebaiknya cepat kamu temui Siwon agar kesalahpahaman ini cepat selesai, kebetulan Siwon juga ada di rumah sakit ini !”, aku menuruti keduanya.

Aku berjalan menuju bangsal tempat Siwon dirawat. Dapat kulihat Siwon tergolek lemah diatas ranjangnya dengan gips di kaki dan tangan kanannya. Tiba-tiba Siwon sadar dengan kehadiranku.

“Kyu….”, panggilnya lemah.

“Siwonnie, na…”

“Mianhae Kyu, aku sama sekali tidak bermaksud melukai Seohyun. Dia baik-baik saja kan ?”

“Aku tahu kamu tidak mungkin melakukan hal kotor seperti itu. Mianhae Siwonnie.”

“Cheonmaneyo Kyu.”, dia tersenyum menanggapi permintaan maafkan. Wajahnya sekarang babak belur karena perbuatanku. Mianhaeyo Siwon. L

*************

Sudah seminggu tapi Seohyun masih belum sadar dari tidur panjangnya. Setiap hari aku selalu mengunjungi ruangan ini, membawakan sebuket bunga krisan kesukaannya dan juga menyanyikan lagu untuknya, berharap dia bisa mendengar nyanyianku.

Terkadang aku merasa bahwa aku tidak pantas lagi untuk menemuinya, karena akulah yang telah membuatnya menderita seperti ini. Mianhae, jeongmal mianhae.

Mataku tertuju pada sebuah benda yang tidak asing lagi. Benda yang membuatku tahu derita hidup seorang Seo Joo Hyun. Kuambil buku harian itu dari atas meja disamping ranjang Seohyun. Mungkin dia akan marah karena aku lancang membukanya. Tapi aku sangat ingin tahu apa isinya. Apa yang dia tulis tentangku, aku ingin mengetahuinya.

Entah kenapa, aku langsung membuka halaman terakhir yang dia tulis di buku itu.

13 Juni 2010

Eomma… aku rasa penyakit ini sudah semakin menyiksaku. Apa aku bisa bertahan dan menggapai semua impianku ? Aku tidak ingin terlalu banyak bermimpi eomma. Aku hanya ingin menikah dengan orang yang sangat aku cintai, memiliki keluarga yang bahagia dengan suami dan anak – anak yang sangat menyayangiku. Ingin menikmati musim semi bersama mereka, bermain seluncur salju bersama-sama, melihat anak-anak kami tumbuh dewasa, mengajari mereka bernyanyi dan bermain piano. Impianku sama seperti impian seorang wanita pada umumnya, apakah itu terlalu muluk ? tapi aku sadar eomma, waktuku terlalu singkat untuk melakukan itu semua. Lagipula siapa namja yang ingin menikahi gadis penyakitan yang sebentar lagi akan mati sepertiku ? Eomma, apakah gadis rapuh sepertiku tidak pantas bahagia ? eomma, aku ingin menjadi ibu seperti eomma, dengan appa dan aku yang selalu menghiasi hari-hari eomma sebelum eomma pergi. Tapi sayang aku bukanlah eomma. Aku bukanlah gadis yang kuat seperti eomma. Eomma, aku akan sangat senang bertemu dengan eomma lagi. ^_^

Kenapa dia berkata seperti itu, seolah-olah dia memang akan pergi menyusul eommanya. Eotteokhajyo ? apa yang bisa dilakukan namja bodoh sepertiku ? ah, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku mohon bantulah aku tuhan.

*************

“Appa, eomma, ada yang ingin aku bicarakan.”, ucapku serius saat appa dan eomma sedang duduk santai di ruang tengah. Appa yang sedang membaca Koran menghentikan aktivitasnya dan menatapku tajam. Eomma yang sedang menonton tv segera menekan tombol off dan menatapku penuh tanda tanya.

“Aku… aku ingin melamar Seohyun.”, kataku mantap. Appa dan eomma tampak kaget dengan keputusanku.

“Mworago ? tapi Kyu, Seohyun kan masih koma. Bagaimana mungkin kamu bisa menikah dengan orang yang sedang koma ?”, eomma berusaha menasihati.

“Aku akan menunggunya sampai sadar. Kalau dia tidak sadar-sadar juga, aku akan tetap menikahinya.”

“Tapi Kyu, kamu tahu sendiri kan kalau Seohyun itu akan……..”, kata-kata appa terhenti.

“Ne, aku tahu appa kalau Seohyun akan meninggal. Aku tidak peduli, asalkan aku bisa mewujudkan mimpi Seohyun. Aku tidak peduli kalau aku harus menjadi seorang duda setelah Seohyun pergi. Yang penting aku bisa memberinya sebuah keluarga.”

“Kyu. Kau sudah dewasa sekarang, dan kau sendiri yang bisa menentukan jalan hidupmu. Tugas appa dan eomma untuk membimbingmu sudah selesai sekarang. Tapi ingatlah, kamu harus selalu bertanggung jawab atas keputusan yang telah kamu buat.”

“Ne appa, araseo. Kyuhyun sudah memikirkan ini baik-baik, dan Kyuhyun tidak akan menyesal. Appa, eomma, maukah kalian melamarkan Seohyun untukku ? bisakah sore ini kalian ikut denganku ke rumah sakit dan meminta restu dari Leeteuk ahjussi ?”, pintaku.

Appa dan eomma mengangguk menanggapi permintaanku.

“Gamsahamanida appa, eomma.”, aku memeluk kedua orang tuaku. Terima kasih tuhan telah memberiku keluarga seperti mereka.

Sorenya aku, appa, dan eomma pergi ke rumah sakit bersama. Nampak Leeteuk ahjussi sedang tertidur lelap di sofa ruang rawat Seohyun, sepertinya dia sangat kelelahan. Setelah menyadari kedatanganku dan orang tuaku, Leeteuk ahjussi segera bangkit dari tidurnya.

“Leeteuk ah, ada yang perlu aku bicarakan.”, aku, appa, dan eomma duduk di depan Leeteuk ahjussi.

Awalnya Leeteuk ahjussi menolak untuk menikahkan Seohyun denganku. Alasannya, sama. Leeteuk ahjussi tidak ingin membebaniku, apalagi dia tahu kalau sebentar lagi putrinya itu akan meninggal. Aku berusaha meyakinkan ahjussi, dan akhirnya aku bisa meluluhkan hatinya. Leeteuk ahjussi akhirnya mau menerimaku sebagai menantunya. ^_^

*************

Hari ini untuk pertama kalinya setelah 1 bulan tertidur, Seohyun mulai membuka kedua matanya. Aku sangat senang karena akulah orang pertama yang dia lihat saat dia sadar. Jujur aku sangat miris melihat keadaannya sekarang. Tubuhnya yang selama 1 bulan sama sekali tidak disuplay makanan dan hanya mengandalkan zat-zat dari selang infus tampak sangat kurus. Ditambah lagi rambutnya yang panjang mulai menipis dan bibirnya yang terlihat saaangat pucat. Tapi tetap, bagiku dia tetap jadi yeoja paling cantik.

“Jagi…”, panggilku saat menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya.

“Sepertinya sudah lama sekali aku tidak mendengar panggilan itu. Hehehe…”, dia berusaha tersenyum, dan aku dapat merasakan kalau sebenarnya berat sekali rasanya baginya untuk tersenyum.

“Aku juga rindu memanggilmu seperti itu. O iya, bagaimana kalau setelah ini kita jalan-jalan ke taman rumah sakit ? pasti kamu ingin menghirup udara segar kan ?”

“Hemm..”, dia mengangguk dan melahap bubur yang kuberikan.

Aku menggendongnya turun dari ranjang dan mendudukkannya di sebuah kursi roda. Bahkan sekarang kaki dan tangannya tidak bisa bergerak sama sekali. Dia hanya bisa berbicara. Dia seperti mayat hidup sekarang. Ingin sekali rasanya aku menangis, meraung-raung di hadapannya. Tapi aku tidak bisa menunjukkannya. Kalau aku tidak kuat, siapa lagi yang akan menopangnya ?

Perlahan aku mendorong kursi roda yang didudukinya melewati lorong-lorong rumah sakit menuju sebuah taman kecil di jantung rumah sakit.

“Kyu, memangnya sekarang sudah musim gugur ya ? kenapa aku baru menyadarinya ya ?”, ucapnya saat melihat daun-daun dengan tulang daun menjari berguguran dari pohon besar di pinggir taman.

“Itu karena kau terlalu lama tertidur.”

“Ooo.. selama itu ya ?”, tanyanya polos. “Tapi aku bersyukur karena aku masih bisa menikmati musim gugur tahun ini. tahun depan mungkin tidak.”, ucapnya sambil menerawang memandang langit. Aku menghentikan langkahku setelah mendengar kata-katanya. menghentikannya tepat dibawah pohon besar yang sedang menggugurkan daun-daunnya.

“Mworago ?”, tanyaku bingung. Kini aku telah duduk bersimpuh di hadapannya. “Tahun depan kita akan menikmati musim gugur lagi bersama-sama. Aku janji. Dan aku akan membawamu ketempat itu, tempat yang paling kamu sukai. Pasti pohon maple itu terlihat sangat indah saat menggugurkan daun-daunnya. Kau mau kan Seohyun pergi ke tempat itu bersamaku tahun depan ?”

Seohyun terus memandangku lekat-lekat, dan cairan bening telah menggenang tertahan di pelupuk matanya. Kemudian dia mengangguk dan tersenyum.

“Seohyun ah, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”

“Apa ?”, tanyanya lemah.

“Orae juhnbutuh nuhreul wihae junbihan
Nae sone bitnaneun banjireul badajwuh
Oneulgwa gateun maeumeuro jigeumui yaksok giuhkhalge
Would you marry me?”, sejenak aku menghentikan nyanyianku, mengamati wajahnya yang telah basah karena air mata, tapi aku tahu, dia tidak akan bisa menghapus air matanya.

“Pyuhngsaeng gyuhte isseulge….”, aku terdiam menunggu jawaban darinya, menunggunya mengatakan ‘I do’.

“An..aniyo Kyu…”, JDERRR.. dia menolakku.

“Wae ?”, tanyaku tidak terima.

“Baboya…. Dasar babo kau Kyu…”, tangisnya semakin menjadi. Aku tahu kalau saja tangannya masih bisa bergerak, dia pasti akan memukul dadaku sekeras-kerasnya.

“Seohyun ah, apa alasanmu menolakku ? bukankah ini adalah mimpimu, menikah dengan orang yang kau cintai ?”, tanyaku lembut, meyakinkannya sambil menggenggam kedua bahunya.

“Tapi sebentar lagi aku akan mati. Memangnya berapa lama aku bisa menemanimu ? aku merasa waktuku semakin dekat Kyu. Kalau kau menikahiku…… aku akan segera meninggalkanmu dan kau akan menjadi seorang duda di usiamu yang masih muda. Masa depanmu masih panjang dan cerah Kyu, tidak seharusnya kamu memberikan masa depanmu hanya pada yeoja rapuh sepertiku.”

“Aniyo. Apa saja akan aku lakukan agar kamu bahagia. Apa saja akan aku lakukan asalkan aku bisa mewujudkan mimpi-mimpimu. Ijinkanlah aku Seohyun.. ijinkanlah aku memberimu kenangan yang tidak akan pernah kamu lupakan. Ijinkahlah aku menjadi namja paling beruntung yang bisa masuk dalam kehidupanmu. Ijinkan aku menjadi mempelai priamu. Ijinkan aku……. Menemani sisa-sisa harimu sebagai seorang suami.”, tangisnya semakin pecah saat mendengar pernyataanku.

“Pyuhngsaeng gyuhte isseulge….”, aku terdiam lagi, masih menunggu jawaban darinya, menunggunya mengatakan ‘I do’. Dia terdiam cukup lama sambil memandang mataku lekat-lekat. Aku berharap dia bisa menemukan kesungguhanku.

“I do Kyu, I do..”, katanya dalam tangis. Aku langsung memeluknya erat.

“Gomawo Seohyun, gomawo. Aku berjanji aku akan menjadi suami yang baik, yang akan selalu menjagamu dan membuatmu bahagia.”, Seohyun masih terus menangis dalam pelukanku. Terima kasih tuhan, aku akan mempergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.

*************

Aku mematut bayanganku di depan sebuah cermin besar yang menampakkan seluruh bayangan diriku. Dengan mengenakan kemeja putih dan tuxedo dengan warna senada, serta sebuah dasi kupu-kupu hitam yang menghiasi kerahku, aku akan menjadi namja paling bahagia di dunia. Sebentar lagi, orang yang sangat aku cintai akan menjadi bagian dari hidupku. Sebentar lagi aku akan mempunyai tanggung jawab sebagai seorang suami yang harus menjaga seorang istri dan anak-anakku kelak. Seohyun ah, seperti apa dirimu sekarang ? pasti kau sangat cantik memakai gaun pengantin itu.

“Kyu..”, panggil sebuah gelombang suara.

“Kalian…”, Donghae, Kibum, Hankyung, Siwon, dan Shindong sedang berdiri diambang pintung dengan tuxedo mereka masing-masing.

“Kau sudah siap ?”, Tanya Siwon.

“Ne.”, jawabku mantap. “Sekarangkah waktunya ?”

“Ne. 10 menit lagi kau akan melihat mempelai wanitamu yang sangat cantik.”, jawab Donghae.

“Kau akan menjadi namja paling bahagia hari ini Cho Kyuhyun.”, tambah Siwon.

“Dan sepertinya kau juga akan memecahkan rekor dengan kategori pengantin termuda di Korea dalam usia 18 tahun.”, canda Hankyung, dan aku hanya tersenyum mendengarnya.

“Tak pernah kusangka, ternyata ada juga yeoja yang mau menikahi namja babo sepertimu. Hahaha..”, ejek Shindong.

“YAA.. Shindong ah, tolong jangan merusak hari baikku !”, amukku.

“Mian mian, aku cuma bercanda. Kajja, cepat kita ke altar, semuanya sudah menunggu !”

*************

Aku berjalan menuju altar gereja, dimana seorang pendeta telah menunggu kedatanganku. Benar-benar pesta pernikahan yang cukup sederhana. Hanya ada beberapa orang saja yang hadir disini. Hanya keluarga dekatku dan Seohyun, sahabat-sahabatku, Heechul ahjussi dan Taemin, serta songsaenim dari SM high school dan juga pelatih Changmin. Ah, ternyata ada dokter Yesung juga yang mau menyempatkan diri untuk datang. Bagiku tidak penting siapa saja tamunya, yang terpenting adalah Seohyun yang akan mendampingiku.

Aku membungkuk sopan pada pak pendeta yang telah menungguku.

KRIEEETT….

Pintu gereja terbuka lebar. Kutorehkan pandanganku kearah pintu kayu besar itu. Nampak dua orang malaikat kecil menebarkan bunga-bunga kebahagiaan mengiringi seorang yeoja. Seorang yeoja yang dengan gaun pernikahan yang sederhana perlahan menghampiriku dengan kursi roda miliknya, didampingi oleh seorang ahjussi yang sangat aku hormati. Dia sangat cantik hari ini. Aku dapat melihat wajahnya yang sangat pucat, tapi aku masih dengan jelas bisa melihat kecantikannya yang sangat alami. Mempelaiku,.. dia sangat cantik.

“Kyu, mulai saat ini kuserahkan putriku padamu. Jaga dia baik-baik ya !”, ucap Leeteuk ahjussi saat menyerahkan Seohyun padaku.

Kini aku dan Seohyun menghadap ke pendeta itu. Orang yang akan menyatukanku dan Seohyun dari dua menjadi satu.

“Cho Kyuhyun, apakah kau bersedia menerima Seohyun sebagai pendamping hidupmu dan bersedia menemaninya dalam keadaan senang maupun susah ?”

“Ne, saya bersedia.”, jawabku mantap.

“Seo Joo Hyun, apakah kau bersedia menerima Kyuhyun sebagai pendamping hidupmu dan bersedia menemaninya dalam keadaan senang maupun susah ?”

“Ne… saya bersedia.”, ucapnya dengan suara parau.

“Dengan ini kunyatakan kalian sebagai suami istri. Kyuhyun, kau boleh mencium mempelai wanitamu.”

Perlahan aku bersimpuh di depan Seohyun dan menciumnya lembut. Semuanya tampak berbahagia, dan terkecuali aku yang merasa saaaangat bahagia.

*************

Semua tamu telah pergi meninggalkan gereja tua ini. Aku dan Seohyun masih tetap disini, duduk di bangku paling depan dan menatap lurus kedepan, berdo’a pada tuhan agar kebahagiaan kami kekal selamanya.

“Jagi, kajja kita pulang !”, ajakku. Dia tidak menjawab. Matanya masih terpejam memanjatkan do’a. Tanpa dia sadari air matanya mulai jatuh. Dia terlihat sangat khusyuk, sebaiknya aku tidak mengganggu hubungannya dengan tuhan.

“Kyu..”, panggilnya tiba-tiba. “Bisakah kamu membawaku ke tempat itu lagi ? aku ingin sekali kesana.”, pintanya lembut, lemah lebih tepatnya.

“Tapi kan keadaanmu…..”

“Aku mohon. Di hari bahagia kita, aku mohon bawa aku kesana !”, pintanya lagi dan kali ini aku tidak bisa menolaknya.

Kuturuti permintaannya untuk membawanya ke tempat itu, tempat favorit kami berdua. Dengan masih menggunakan pakaian saat resepsi pernikahan, aku membawanya ke tempat itu. Ini masih siang, dan aku rasa sore hari kami sudah bisa sampai disana.

Seohyun terus tertidur sepanjang perjalanan. Wajahnya pucaaat sekali. Apa dia baik-baik saja ? Tenanglah Seohyun, sebentar lagi kita sampai.

CIITTT… aku mengerem mendadak mobilku. Tiba-tiba saja mesinnya tidak bisa menyala. Aiisshh.. padahal ini kan ada diatas bukit. Omonaa.. eotteokhajyo ?

“Kyu, gwenchanayo ?”, Tanya Seohyun saat tersadar dari tidurnya.

“Ah, molla, tiba-tiba saja mobilnya mogok.”

“Hari sudah sore Kyu, bagaimana kalau kita kemalaman disini ? Mianhae, seharusnya aku tidak mengajakmu kesini”, raut wajahnya berubah sedih dan kecewa. Aku tahu dia ingin sekali ke tempat itu.

Aku turun dari mobil dan menggendongnya di punggungku.

“Kyu, apa yang kau lakukan ?”, tanyanya kaget saat tiba-tiba aku menggendongnya.

“Kau ingin ke tempat itu kan ? tempatnya sudah tidak jauh lagi. Kita jalan kaki saja ya !”

“Tapi….”

“Sudah tenang saja, aku kuat kok menggendongmu. Mobil ini, nanti biar orang suruhan appa saja yang mengambilnya.”

Aku berjalan tertatih menyusuri jalan setapak yang semakin lama semakin menanjak itu. Aku berjalan sepelan mungkin agar dia merasa nyaman. Jujur gaun pengantin ini cukup merepotkanku, tapi aku tidak akan menyerah.

Kulirik sejenak jam tanganku yang telah menunjukkan pukul 15.30 waktu Seoul. Mungkin 30 menit lagi aku bisa sampai di tempat itu. Ya, pasti bisa. ‘Hwaiting Kyu..!!’ seruku dalam hati.

“Kyu…”, panggilnya lemah dengan kepala yang bersandar pada pundakku. “Mianhaeyo, lagi-lagi aku merepotkanmu. Aku tidak pernah membuatmu bahagia, malah aku selalu menyusahkanmu dan membuatmu lelah. Mianhae.”

“Aniyo jagi. Aku bisa bahagia karena kamu. Lagipula bukan hal yang sulit untuk menggendong istriku sendiri. Aku juga tidak pernah lelah bersamamu. Kau tahu, satu-satu hal yang bisa membuatku lelah adalah saat melihatmu kelelahan. Kalau kau masih mengantuk, kau tidur saja, nanti aku akan membangunkanmu.”

“Ani. Aku tidak mengantuk. Aku akan menemani suamiku menyusuri jalan panjang ini.”

“Gomawo.”

Semakin lama jujur aku semakin lelah berjalan di jalan menanjak seperti ini. Berjuanglah Cho Kyuhyun, sebentar lagi kamu akan tiba di tempat itu.

Setelah sekian lama berjalan akhirnya kami tiba di tempat itu. Aku mendudukkan Seohyun dibawah pohon maple yang sedang meranggas itu. Sejauh mata memandang, hanya laut biru yang kami lihat, laut yang sangat indah dengan langit yang mulai memerah. Aku duduk disampingnya dan dia menyandarkan kepalanya di bahuku.

“Kyu,.. kau tahu, aku paling suka posisi seperti ini. Saat kamu duduk disampingku dan aku bersandar padamu. Kamu tahu itu artinya apa ? artinya, aku selalu percaya padamu dan aku percaya kalau aku bisa menyandarkan hidupku padamu.”, ucapnya dengan nada lemah dan serak.

“Gomawo karena kamu telah mempercayaiku jagi.”

“Kyu… jeongmal gomawo, kamu telah membuat satu mimpiku menjadi kenyataan. Gomawo karena kamu selalu menemaniku. Gomawo karena kamu sudah bersedia mencintaiku.”

Aku tidak bisa membalas kata-katanya. Jujur aku ingin menangis sekarang juga. Tapi aku tidak boleh menangis di hari bahagiaku.

“Kyu…… suatu hari nanti kita bawa anak-anak kita kesini ya ! Kita perbaiki ring basket dan rumah kayu itu agar anak-anak kita bisa bermain di dalamnya. Kita ajari mereka bagaimana caranya main basket, main piano. Kau mau kan Kyu ?”

“Ah.. ne, tentu saja. Aku tidak akan menyembunyikan tempat seindah ini dari anak-anak kita.”, jawabku masih sambil terus menatap lurus ke depan, dan dia masih tetap menyandarkan kepalanya.

“Kyu, aku sangat lelah. Bolehkah aku tidur di bahumu lagi ?”, lagi-lagi pertanyaan ini yang dia tanyakan ? apa yang harus aku katakan ? aku takut dia… aiisshh… andwae, waktu itu kan dia baik-baik saja. Ya, kali ini dia juga pasti akan baik-baik saja.

“Ne, tidurlah jagi.”, jawabku. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, apa dia sudah tertidur ?

“Yeobeo, saranghae…”, katanya tiba-tiba. Aku terdiam sejenak, tidak membalas kata-katanya. Yeobo..?? barusan dia memanggilku yeobo..?? bukan lagi jagi tapi yeobo..?? aiisshhh… senangnyaaa… >//<

“Na..na ddo saranghae jagiya.”, jawabku. Dia terdiam lagi, tidak menjawab.

Apa ini..?? wa..wae..?? kenapa aku tidak mendengar detak jantungnya lagi ?

“Jagi…”, panggilku lembut. Tetap tidak ada balasan. Kuraih tangannya yang terkulai diatas pahanya. Dingin.. dingin sekali tangannya.

“Jagi, gwenchanayo ?”, tanyaku dengan suara parau, air mata telah menggenang di pelupuk mataku saat ini.

“Ne jagi. Tidurlah, tidurlah yang nyenyak, aku akan selalu disisimu.”, kubelai lembut rambutnya, berusaha tegar, berusaha mengajaknya berbicara, dan berusaha menganggapnya masih hidup.

“Aku janji, aku akan memperbaiki rumah kayu itu, dan suatu saat nanti kita akan mengajak anak-anak kita kesini. Kita bermain disini, kita bersenang-senang disini. Kamu janji kan jagi ?”, tanyaku dalam tangis. Tetap saja tidak ada jawaban darinya.

“Ah, aku tahu, tanpa kamu jawab aku sudah tahu jawabanmu. O iya, kamu mau kita punya anak berapa ? bagaimana kalau 2 ? satu laki-laki dan satu perempuan ? ah, anak pertama kita harus laki-laki supaya dia bisa menjaga adik perempuannya.”, aku menghentikan kata-kataku, berharap dia akan menanggapi.

“Anak laki-laki kita pasti akan tampan seperti appanya. Dan anak perempuan kita pasti akan cantik sepertimu jagi. Iya kan ?”, tanyaku lagi masih dalam tangis.

“Sepertinya kamu benar-benar lelah ya jagi. Ne, tidurlah, tidurlah yang nyenyak.”, tetap kubelai rambut panjangnya. Aku akan terus dalam posisi ini sampai dia bangun. Aku tidak ingin membangunkan tidur nyenyaknya.

“Sueobsi neomeojyeo biteuldaedo
Naneun ireohgeseo itjana
Nae mam hanabbuninde
Himdeul ddaemyeon niga ireohge himi dwaejulrae
Neoreulhyanghae yeongwonhi

Ireohge sangcheo soke seulpeumdeuleul samkinchae
Miso jitneun nae moseubeul neoege boyeo julge
Ijeneun apeuji ana
Eonjena neowa hamgge irugopeun kkum ango
Galsu eobdeon jeopyeoneseo neoreul bulreobolgge
Nae maeum dahae saranghaneun neoreul”

*************

+5 tahun kemudian+

[apakah aku terlihat lebih dewasa ? ]

Aku berjalan melewati beberapa gundukan tanah untuk mencari sebuah nisan dengan nama terindah yang terukir diatasnya. Setelah kutemukan tempat yang aku cari, kuletakkan bunga krisan kesukaannya dan sebuah boneka keroro.

“Annyeong jagi. Bagaimana kabarmu, lama kita tidak bertemu ?”, sapaku sambil mengusap-usap batu nisannya yang telah berdebu.

“Apa..?? Ahh… aku tahu, kamu pasti bahagia bersama eommamu kan disana ? tuhan pasti juga sangat menyayangimu disana, aku yakin. Maaf ya aku baru bisa mengunjungimu hari ini. Selama 5 tahun ini aku harus menyelesaikan sekolah bisnisku di Oxford. Kamu merindukanku ? aku sangat merindukanmu jagi…”, aku tersenyum-senyum sendiri melihat foto yang terpatri diatas nisannya.

“Kamu tahu ? banyak sekali yeoja cantik yang aku temui, tapi tidak ada yang secantik dirimu. Banyak sekali yeoja baik yang aku temui, tapi tidak ada yang sebaik dirimu. Banyak sekali yeoja yang hatinya berhasil aku ambil, tapi tidak ada yang bisa mengambil hatiku. Kamu tahu itu artinya apa ? itu artinya tidak akan ada yeoja yang bisa menggantikanmu.”, aku menatap nanar foto itu lekat-lekat. Aku berusaha menahan air mataku, Seohyun pasti akan marah kalau melihatku menangis.

“O iya jagi, apa Leeteuk ahjussi sudah memberitahumu ? perusahaan appa yang sekarang aku pimpin akan membuka perusahaan anggur di Chengdu, dan Leeteuk ahjussi yang akan menjalankan perusahaan itu. Kau tahu apa nama perusahaan minuman anggur itu ? namanya SeoKyu wine. Lucu sekali kan ? Appamu sendiri yang menamainya.”, sejenak aku tertawa mengingat nama itu.

“Seohyun ah, kamu lihat kan, sekarang aku berhasil jadi Cho Kyuhyun yang selalu appa dan eomma harapkan. Kamu pasti bangga padaku kan ? Ini semua berkat dirimu. Gomawo.” ^_^

*************

Aku kembali lagi ke tempat ini, tempat kenanganku bersama dua orang yang sangat berarti dalam hidupku dan kini mereka telah pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya.

Aku duduk di bangku kayu itu, menatap lurus ke depan. Pemandangan yang masih tetap sama dan tidak berubah dari 5 tahun yang lalu.

“Ahhh… sejuknyaa…”, kurentangkan tanganku dan bersandar pada punggung bangku itu. Tiba-tiba mataku tertuju pada benda itu lagi, benda yang tergeletak diatas bangku tepat disampingku. Kenapa benda ini bisa ada disini ?

Kuperhatikan benda itu lekat-lekat, masih sama seperti yang dulu, sama sekali tidak berubah. Apa dia menuliskan sesuatu lagi ya setelah terakhir kali aku baca buku ini ? kubuka halamannya satu persatu, masih sama, karena aku masih sangat mengingatnya.

“Ah, ada satu halaman baru lagi ?”, aku baca halaman itu dengan seksama.

[Tuhan, sekarang aku tahu siapa malaikat yang kau kirimkan untukku. Malaikat itu menjelma ke dalam sosok namja yang awalnya aku pikir dia sangat menyebalkan. Ya, malaikatmu hadir melalui sosok Kyuhyun kan ? terima kasih telah menghadirkan Kyuhyun dalam kehidupanku yang sangat singkat. Terima kasih telah memberiku cinta pertama dan terakhir sesempurna Kyuhyun. Terima kasih telah memberikan Kyuhyun sebagai tempat untukku berbagi kesedihan. Aku merasa sangat bersalah karena telah membawanya masuk ke dalam dunia gelapku. Aku sama sekali tidak menyangka kalau dia bisa sesabar itu.

Aku bisa melakukan apa saja asalkan ada Kyuhyun, aku bisa melawan apa saja asalkan ada Kyuhyun disisiku, termasuk melawan penyakit ini, meskipun pada akhirnya aku tidak sanggup untuk bertahan lagi. Kyuhyun hadir dalam kehidupanku dan menyelesaikan semua masalahku. Kyuhyun datang dan mengembalikan senyumku dan senyum appa.

Sekali lagi terima kasih tuhan karena engkau telah memberikan setengah tahun paling membahagiakan dalam hidupku dengan hadirnya Kyuhyun disisiku. Aku sangat mencintainya, dan aku berharap dia akan selalu bahagia. Yeobeo, jeongmal saranghaeyo.. ^_^]

THE END

P.S : Eotteokhae readers….?? berhasilkah saya membuat anda-anda sekalian termehek-mehek..?kekeke.. kayaknya gagal sih, soalnya saya sendiri gak berpengalaman sama hal yang namanya cinta..hehe..O iya, author mau ngucapin banyak terima kasih terutama untuk para readers yang udah mau baca karya saja yang  jelek ini sampe part yang terakhir…. ^_^

Dan yang paling penting lagi..jeongmal gomawo na namja, Cho Kyuhyun. Cintaku padamu dan suara merdumulah yang membuatku terinspirasi membuat ff ini. Mian ya oppa, kalo mungkin oppa tersinggung sama tokoh yang aku buat. Hehehe….

Mian ya readers semua kalau selama ini ada yang tersinggung dengan ff karya saya. Kalau ada salah-salah kata saya juga minta maaf. ^_^

Readers semua, tolong bantu saya jadi author yang lebih baik lagi ya dengan cara ninggalin masukan-masukan kalian..!! Kalau sebelumnya jadi pasif reader, pleaseeee… untuk part terakhir ini tolong kasih komen kalian ya ! Author pengen tahu gimana kesan kalian setelah membaca ff ini dari awal sampai ending. Dimohon dengan sangat ya pastisipasinya..!!

O ya, sekalian minta do’anya chingudeul, karena tahun depan saya akan menjalani hal yang bernama unas dan snmptn,dan berencana ikut usm STAN. do’akan saya berhasil ya chingu ! hehe :p  *dasar author banyak minta,banyak cingcong..husshh husshh.. sana pergi..!!*

Ya sudah sekian, annyeong,..mungkn kita tidak akan bertemu lagi dalam waktu yang lama chingu. Mungkin saya juga bakal jarang ngarang ff.. Semoga kalian bahagia. ANNYEONG… ^_^
*hug hug readers* T.T


56 thoughts on “KYUHYUN’S LOVE DIARY part 13 [end]

      1. heheh sebenarnya dulu silent reader…
        *mian udh jadi silent reader* heheheh
        tapi tiba-tiba pengen berkomunikasi jd deh … hehehehe 😀

        lajutkan y onnie.. 😀
        aku menunggumu *ffnya maksudnya* hehehehe 🙂

        Like

  1. whahahhaha gag da bosennya aq ma nie crita…

    gag terasa udah hrus tamat ,, pdahal prasaan aq kmrin-kmrin baru baca yang part 1 ,, ehh trnyata skarang udah part 13,,,

    huh,,sedih n romantis ..
    mantap onnie ,, onie bukan mmbuat aq bekaca-kaca lagi v ampe nangis ..
    bagaimana yaa law nc crita d filmkan ,,

    wah makin menjadi tangis aq ,,( HAHHAHAH LEBAY + GAJE mode on )..

    Like

  2. sedih bgt endingnya,, hoaaa
    TOP deh ffnya
    klw aku pnya 10 jempol aku ksh smuany hahaha..
    bkin nangis… mataku brkaca-kaca..
    ayo eonnie smoga brhasil!!
    hwaiiting!!
    bkin ff/ os lgi ya eonnie… 😀

    Like

    1. gomawooo.. ^_^
      waduh,saya ga butuh jempol kok, jempolku masih utuh..kaka :p

      waaa…jangan bilangin aku ke ortumu ya kalo aku bikin km nangis.. :p
      ne,gomawo do’anya..
      pasti bikin lagi kok,kalo nganggur ya..hehe

      Like

  3. onnie!!
    ini ff terbagus yg pernah aku baca..
    aku nangis onnie,mpe sembab..bgus eonn!kalo dibuat film bakal baguus banget pasti!pp
    buat lagi yah onn!

    Like

    1. waaaaa….bisa bgt nih bikin author GR…hehehe
      terharu bgt smpe bilang terbagus? enggak kok biasa aja, mngkin msh kurang byak baca ff kali jadi mikirnya ini yg plg bgus..nanti kalo udah baca bnyak ff pasti nemu yg lbh bagus…hehehe :p

      film..??lagi2 suruh bikin film..?? -_-”
      nee..bakal buat lagi kok kalo sempet..
      jngan bosen2 mampir ya..!! ^_^

      Like

  4. huhuhuhuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…………………………
    sdih bngd crta na onn,……….
    aku bkl rndu dg ni pasangn dlam serial nih.(lebe)
    soorrryyyy aku jrang koment coz biasa na q bka dri hp n gak bsa komen tuh….
    sorryyy………….
    n ni crta mantap da!!!!!!!!!
    aku acungin 5 empol da!!!1
    bkin ff yg romantis tpi comedy dunk onn gn seokyu lgi.
    yg lai ya………..

    Like

    1. gomawo…tapi aku udh punya jempol sendiri kok,jadi jempolnya buat kamu aja..hehehe

      neee…udah ada ide di otak ni,romance comedy,tapi msh blm ada waktu buat nulisnya..hehehe

      Like

  5. chinguu…
    pantesan…..
    pantesan… kemarin itu FF nya chingu sampe di pulo jeju ajj.
    mungkin koneksi BB ku yang error.
    hhuhuhu.
    sukses kamu buat aku nangis di warnet.
    bagus banget.
    mian yha.. huhuhu..
    *nangis dipelukan hyukpa.

    Like

  6. mian baru commet skrng
    hmm, ff nya bagus bgt =D
    aku mpe nangis bombay kekekek xD

    aku suka deh klo seokyu
    bkin ff tentang mreka lgi yaa hehehe =D

    Like

  7. chingu part 13 ini panjang banget ya,,, bagus banget.. cuma aq g pernah suka ending yang sedih. aq inget series jepang yang judulnya kamisama…… yang maen takeshi kaneshiro sm kyoko fukada.
    aq nangis berkali2 baca ini chingu,,, T.T aq stuju,, dari ff-ff yang pernah aq baca ini yang paling bikin emosi,, daebak lah, chingu bisa banget nih jadi pengarang.
    tapi,,, aq masih punya tapi ni,,, ada satu hal krusial yang tidak sesuai seleraku,, hehe,, pengennya mereka punya anak,, jadi kyu punya sesuatu dari seohyun. tapi chingu ini ffnya uda bagus banget,, ditunggu cerita2 seokyu selanjutnya ^^

    Like

    1. commentnya juga ga kalah panjang sama ffnya…hahaha
      gomawo ya semua pujiannya, tp gak bermaksud bikin nangis lho… :p
      punya anak ya ? pengennya sih gitu…atau dibuat another story aja ya ?
      menurut chingu gmana ?

      Like

  8. anyeong….aku reader baru, maaf baru bisa coment di part trakhir..krena aku bca.a lwat hp jdi gag bsa komen.
    wau….crita.a bguuuuuuuuuuuuuuuuuuuuusssss bgt. aku ampe ssenggukan bca.a, kren dc pkok.a….
    tpi sdih bgt,

    Like

  9. hua………
    Nangis beneran wkt membaca ff ni. ff yg bagus onn?
    Mataku gk brhnt meneteskan air mata. T.T (lebay mode on)
    oy, sblmnya salam kenal onn. Aku new reader.
    Nice one onn.
    Keep writing and HWAITING!!!

    Like

  10. Hi aku reader baru.. Salam kenal ya…
    Ceritanya bagus banget chingu…
    Mian ya baru comment di part terakhir abis penasaran banget sama endingnya.. hehe
    Cerita ini sukses banget bikin aku nangis…

    Like

  11. Hiks . . Hiks!
    Andweee! Seo!
    Kyu, yang sabar,ya! Tenang,masih ada aku koq! *ngimpi*
    Koq sad ending sich?! Hah! Sequel! *hehehe*
    Tapi, aku suka koq ff ini. Buat ff seokyu lagi! Tapi,happy ending! Masa tega liat aku nangis? Ya? Ya? *puppy eyes*
    Aduh,mianheyo! Setelah lama mondar-mandir jadi reader,aku baru nemu ff sebagus ini! Jadi baru komen,dech!
    Daebak!!!

    Like

  12. maaf ya.. nova baru baca…
    dan ini ff paling sedih yg pernah aku baca… gumawo.. sampai2 aku gx bisa menahan tangis…
    gumawo gumawo gumawo

    Like

Leave a comment