Noona, Please Kiss Me


by : Hana-chan^^

*Author POV*

“BRAKK !!!“ pintu didobrak dengan sangat kerasnya. Seorang pria berbadan kekar dengan dua orang temannya masuk ke dalam rumah kecil itu dan mengacak-acak isi rumah itu. Seorang wanita tua yang bersembunyi di kamarnya tiba-tiba muncul dengan wajah ketakutan.

“Kapan kau bayar utangmu hah?!” teriak seorang pria yang kurus dan tinggi.

“Hangkyung-shii… Beri waktu pada kami sedikit lagi… Saya janji akan membayarnya” ucap seorang wanita tua itu ketakutan.

“Janji terus yang kau ucapkan, kapan lunasnya hah ?!” teriak seorang pria berbadan besar seraya meraih vas bunga yang ada di dekatnya dan membantingkan kearah wanita itu.

“KYAAAA !!!”

“Umma !!!” seorang gadis yang masih berpakaian seragam sekolah tiba-tiba masuk dan memeluk wanita tua itu.

“Hey, kami ke sini bukan untuk melihat Drama Reality, kami ke sini untuk menagih utang kalian. Jadi berhentilah membuat aku MUAK !!!” teriak seorang pria lainnya yang berbadan kekar sambil memukul meja di depannya.

“Kangin-shii, beri kami waktu. Saat ini kami belum bisa melunasnya. Saya akan membayar sebagian” ujar gadis itu seraya menyerahkan beberapa lembar uang di tangannya. Kangin mengambilnya kasar lalu menghitung jumlahnya.

“Baiklah, aku beri waktu kalian 1 bulan lagi. Kalau kau tak segera melunasinya, jangan harap kau bisa tinggal di sini lagi. Mengerti ?”

“Kamsahamnida, Kangin-shii…” gadis itu membungkukan dirinya.

“Hankyung-shii, Shindong-shii, ayo kita pergi.” Kangin dan kedua temannya pergi meninggalkan rumah itu. Setelah mereka pergi, wanita tua itu mendekati gadis itu.

“Hana… Kau tak seharusnya memberikan uangmu pada mereka. Biar umma yang melunasinya. Kau tak usah ikut campur” ucap wanita tua itu.

“Umma… Berhentilah bersikap sok tegar !” teriak Hana pada umma-nya. Wanita itu sedikit kaget dan menoleh ke arah Hana.

“Sejak appa meninggal, kita tinggal hanya berdua. Berbagilah penderitaan denganku. Berhentilah menanggung semuanya sendiri !” ucap Hana dengan nada yang meninggi. Air matanya tak mampu dibendung lagi, air mata-nya mengalir membasahi pipinya.

“Hana…”

*****

*Hana POV*

“Hmmm…” gumamku saat membaca satu per satu lowongan pekerjaan di koran.

“Aish… tak adakah pekerjaan yang sesuai denganku ?” ucapku marah-marah seraya melempar koran itu.

“Hana, sedang apa di situ ? Kau tau jam berapa ini ? Apa kamu mau bolos sekolah ? Sana cepat berangkat ! Umma tak mau sampai kamu telat.”

“Baik umma…” jawabku malas-malasan.

Sepulang sekolah, aku berjalan kaki menuju rumah. Di tengah perjalanan, aku melihat seorang wanita yang memegang banyak kantung belanjaan yang berat. Tak sengaja wanita itu menjatuhkan salah satu kantung belanjaannya. Aku pun segera menghampirinya.

“Barang belanjaan anda banyak sekali, pasti sangat sulit untuk membawanya sendiri. Biar kubantu mengantarkannya sampai ke rumah” tawarku pada wanita itu. Wanita itu tersenyum.

“Kamsahamnida. Aku beruntung bertemu dengan gadis sepertimu. Oh iya, rumahku yang itu, jadi tak begitu jauh”  jawab wanita itu seraya menunjuk sebuah rumah yang berjarak 20 meter dari tempat kita berdiri

“Kamsahamnida, kau telah banyakk membantu. Kalau kau tak keberatan, silahkan masuk, aku ingin ngobrol sedikit denganmu” ucap wanita itu saat kami sampai di depan rumahnya.

*****

Dari situlah aku bertemu Bibi Lee, wanita yang kutolong membawakan belanjaannya. Bibi Lee tak pandai memasak kue, ia pun memintaku untuk mengajarinya memasak. Bibi Lee itu wanita yang baik dan perhatian, ia menawarkan untuk meminjamkan uang padaku agar aku dapat melunasi hutangku pada Kangin-shii, aku merasa tak enak hati karena itu aku menolak.

Pada suatu saat Bibi Lee bercerita tentang anaknya. Anaknya sekarang duduk di kelas 3 SMP Neul Paran. Bibi Lee menceritakan padaku kalau anaknya memiliki sedikit masalah dengan belajar. Jadi ia menawarkan pekerjaan sampingan sebagai guru privat untuk anaknya, ia membayar di muka. Aku pun menerima tawarannya.Dari situlah aku dapat melunasi hutangku.

“Berhentilah memperlakukanku seperti anak kecil…” protes pemuda itu.

“Aku hanya memperlakukanmu seperti seorang murid” bantahku

“Cih… Dasar ahjumma…”

“MWO ?!”

Dia panggil aku apa ?! Ahjumma ?! Lee Sungmin, kau benar-benar anak yang kurang ajar. Wajahnya boleh manis dan sangat imut, tapi dia sangat menyebalkan.

“Aku hanya berbeda dua tahun darimu !” protesku

“Makanya berhentilah menganggapku seperti anak kecil.”

“Itu kan salahmu sendiri kenapa wajahmu semanis itu !!!”

Refleks aku menutup mulutku yang sudah kelepasan bicara dengan kedua tangan. Aaargh.. aku bilang apa barusan?! Nanti dia Ge-eR lagi. Aduh, dasar PABO !!! Sungmin nampak sama terkejutnya, tapi kemudian ia tersenyum-senyum gak jelas sambil mengalihkan diri dengan membalik-balik buku miliknya.

“Lupakan saja yang tadi.” aku berseru cepat

“Tidak mau.” jawabnya singkat.

“Mwo?!”

*****

Yah, memang agak sulit mengatur anak yang satu ini. Tapi apa boleh buat, Bibi Lee telah begitu percaya padaku dan membantu keuangan keluargaku, bagaimanapun aku tak mau mengecewakannya. Aku akan jadi guru yang baik bagi Sungmin dan membawanya ke SMA favorit pilihan umma-nya, SMA Myongji. Aku pun bisa masuk sana karena mendapat beasiswa di sana. Berterimakasihlah pada Olimpiade Matematika yang kuikuti bersama Kyuhyun-oppa. Kalau tidak, aku pasti tidak semudah itu masuk sekolahitu. Tapi bagaimana dengan Sungmin. Kira-kira bisa tidak ya ? Ah… harus dicoba. Park Hana, FIGHTING !!! ^^

*Author POV*

“TENG TENG” bunyi lonceng menandakan waktu istirahat telah tiba. Hana mengambil bekal makanannya. Tiba-tiba seorang laki-laki datang menghampirinya.

“Hana-shii… Makan bareng yuk. Bareng aku, Eunhyuk sama Donghae juga.” ajak Kyuhyun

Hana mengangguk menerima tawarannya. Kyuhyun dan Hana berjalan beriringan menuju meja Eunhyuk dan Donghae.

“Cie… Bawa perempuan segala…” sahut Eunhyuk sambil senyum-senyum menggoda.

“Apaan sih, hyung? Kan cuma makan bareng, mang salah apa ? Daripada hyung, bawa perempuan ke rumah…” balas Kyuhyun.

“Mwo?!” Hana dan Eunhyuk sama kagetnya

“Apaan sih, Kyu ?! Jangan fitnah dong, nanti kalau sampai aku tidak laku lagi. Aku bunuh kau !” omel Eunhyuk tak terima. Kyuhyun dan Donghae hanya bisa menahan tawa.

“Lho kok hyung tidak makan ?” tanya Kyuhyun pada Donghae

“Pacarnya marah-marah kalau berat badannya naik” sahut Eunhyuk

“Jinja ? Kejam sekali pacarmu hyung” ujar Kyuhyun prihatin

“Aniyo… Maksud dia baik kok. Walau gimana pun aku dan dia adalah public figure, jadi kami harus jaga penampilan kami. Oh iya Kyu, selagi kalian semua makan, pinjami handphone-mu dong. Handphone-ku ketinggalan di rumah.” pinta Donghae. Kyuhyun lalu merogoh kantong celananya, dan menyerahkannya pada Donghae.

“Wah makananmu tampak enak sekali. Boleh aku cicipi ?” pinta Kyuhyun. Hana pun menyuapinya dengan bekal telur gulung buatan umma-nya. Tapi tiba-tiba…

“CKREK !!!”

“Wah mesra sekali. Coba saja kau artis, sudah pasti foto skandal ini akan kumasukan ke dalam cyworld-ku nih.” sahut Donghae mengamati hasil foto yang berhasil dia ambil.

“Mana ? Mana ? Biar aku lihat” suara Eunhyuk menambah ribut suasana.

“Eh iya, mesra banget. Kayak orang pacaran beneran. Aduh jadi ngiri” sahut Eunhyuk memasang wajah mupeng sambil menggigit  sendok di tangannya.

“Mana ? Sini biar aku hapus” ucap Hana agak kesal seraya berusaha meraih handphone Kyuhyun. Tapi gerakannya terhenti saat Kyuhyun memegang tangan Hana.

“Sudahlah tak apa. Sekali kali tak apa-apa kan? Sejak SMP, aku belum punya fotomu sama sekali” ujar Kyuhyun sambil tersenyum. Wajah Hana seketika menjadi merah padam. Eunhyuk dan Donghae memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil foto mesra mereka lagi.

“CKREK!!!”

Hana pun menoleh ke arah mereka dengan tatapan ingin membunuh.

“KALIAN… @#$#%%$^%^&^*&(*)*%@#%$% !!!”

*****

Saatnya pulang sekolah, Hana bergegas keluar kelas. Kyuhyun datang menghampirinya.

“Hana-shii… Aku antar pulang ya?” tawar Kyuhyun. Hana mengangguk pelan. Mereka kemudian berjalan bersama. Di tengah perjalanan, Hana menoleh ke arah Kyuhyun.

“ Kyu… aku kangen jalan bareng denganmu seperti ini. Padahal waktu SMP kau selalu mengantarku pulang. Tapi selama dua tahun kau meninggalkanku ke luar negeri” ucap Hana pelan. Kyuhyun hanya tersenyum mendengarnya. Saat sampai di pintu gerbang, tiba-tiba datang seorang laki-laki menghampiri Hana.

“Hana-shii, kau pulang lama sekali sih. Cepat bantu aku selesaikan tugasku!” Sungmin datang dengan nafas yang terengah engah.

“Ngapain kamu menyusulku ke sini ? Nanti kan aku kesana jam 3” protes Hana

“Sudah tak ada waktu, kau harus…” kata-kata Sungmin terpotong saat Sungmin melihat sosok yang berada di samping Hana

“KYUHYUN…”

“…SUNGMIN”

*****

“Jadi kalian ini sebenarnya adalah kakak adik. Hanya saja orangtua kalian bercerai sehingga kalian hidup terpisah. Unbelievable !” ucap Hana tak percaya.

“Yah memang sulit dipercaya” sahut Sungmin pelan.

“Kyuhyun-oppa, kau tak pernah cerita padaku kalau kau punya seorang adik” tanya Hana

“Kau tak pernah tanya padaku…” sahut Kyuhyun datar.

“Oh iya, aku harus segera pergi. Aku pamit dulu ya. Lain kali aku berkunjung ke rumahmu lagi, Sungmin~a. Kamsahamnida…” ujar Kyuhyun. Kyuhyun pun meninggalkan mereka berdua. Sungmin tertunduk lesu, dia menghela nafas pelan.

“Sejak aku dan Kyuhyun-shii berpisah, hubungan kami jadi agak canggung. Padahal waktu kecil, kami sangat akrab tapi juga sering berkelahi. Dari dulu aku selalu iri padanya. Dia selalu lebih dari aku. Karena itu aku berkelahi dengannya” tutur Sungmin. Hana menggangguk paham.

“Dia lebih tinggi dariku”

“…hmm…” Hana mengangguk sekali

“Dia lebih keren dan dikagumi banyak wanita”

“…betul …”

“Dia juga lebih pintar dariku”

“…benar sekali …”

“……………………………………….”

*Sungmin POV*

“KELUAR DARI KAMARKU !!!” teriakku seraya mendorong tubuh Hana keluar.

“Eh, aku salah apa ?” Hana memasang wajah pabo-nya.

“BRAK !!!” kubanting keras-keras pintu kamarku dan segera kukunci agar dia tidak masuk. Hana mengetuk-ngetuk pintu kamarku.

‘Mau ketuk sampai matipun tak akan kubukakan. Dasar PABO !!! Kenapa dia membela Kyuhyun-shii terus sih ?! Aku tau kata-katanya ada benarnya juga, tapi perhatikan perasaanku juga dong ! Jangan seperti tumpukan daging tak berotak !’ omelku dalam hati.

“Bounce to you, Bounce to you…” suara dering handphone mengagetkanku.

“Handphone siapa nih?” ucapku seraya mengambil handphone tersebut.

“Yaboseyo…” sapaku hati-hati.

“Sungmin~a, itu kamu kan ? Aku kira handphone-ku sudah lenyap.”

“Oh, Kyuhyun-hyung. Tenang saja, handphone-mu aman padaku. Kirimkan saja alamatmu. Biar besok aku yang kembalikan.” jawabku singkat.

Sebenarnya masih kesal gara-gara Hana, tapi masa aku lampiaskan pada Kyuhyun-shii? Tapi kalu dipikir-pikir karena dia juga sih… (>o<)/

Saat aku akan meletakkan handphone milik Kyuhyun, mataku tertuju pada wallpaper-nya… terpajang foto Kyuhyun dan Hana…

*****

*Author POV*

Keesokan harinya, Sungmin mendatangi apartemen Kyuhyun.

“Ini handphone-mu. Lain kali jangan taruh sembarangan” ucap Sungmin sambil cemberut

“Gomawo…” jawab Kyuhyun seraya mengambil ponselnya dari tangan Kyuhyun. Tiba-tiba suasana menjadi hening. Sungmin menghela nafas panjang.

“Hyung, mianhae… selama ini aku seperti anak kecil. Aku kesal karena hyung meninggalkanku pergi ke China. Mari kita mulai dari awal.“ ujar Sungmin sambil mengulurkan tangannya. Kyuhyun tersenyum kemudian menjabat tangannya.

“Gwaenchanha…” balas Kyuhyun tersenyum

“Satu lagi… aku tak akan menyerahkan Hana padamu…”

*****

*Hana POV*

Hari ini aku mengajar sampai larut malam soalnya besok Sungmin sudah mulai ujian, jadi aku memberikan sedikit evaluasi padanya. Biasanya Sungmin sangat rewel kalau jam belajarnya diperpanjang. Alasan ngantuklah, capeklah. Tapi hari ini Sungmin tampak sangat tenang.

“Ada apa ?” tanya Sungmin yang merasa terganggu karena dari tadi diperhatikan olehku.

“Ah… aniyo…” jawabku gugup. Aku takut Sungmin salah paham. Ternyata dia hanya memasang wajah datar dan diam. Ia tampak memikirkan sesuatu.

“Sungmin-shi…” panggilku khawatir. Aku pun mendekat ke arahnya.

Tiba-tiba Sungmin menggenggam tanganku erat. Matanya tertuju padaku. Atmosfer macam apa ini ? Aku merasa ada sengatan listrik yang mengalir dari matanya, yang menjalar lewat genggaman tangannya.

“Noona… Apakah bagimu aku hanya anak kecil? Apakah kau hanya melihatku sebagai muridmu ?” Sungmin mempererat genggamannya. Dia tak melepas genggamannya meskipun berulang kali aku mencoba melepaskan tangannya.

Sungmin memandangku, mencari jawaban. Kata-katanya yang tegas, pancaran mata-nya yang serius, dia sedang main-main. Apa yang terjadi pada Sungmin kecil-ku?

“Apa… apa maksudmu ?”

“Hana-shii, kalau aku berhasil masuk SMA Myongji. Kumohon… jadilah pacarku…”

Aku hanya bisa terpaku mendengar ucapan-nya. Salahkah selama ini aku selalu menganggapnya anak kecil sehingga aku terlalu kaget dengan sikapnya sekarang? Mungkin ini saatnya bagiku untuk memandangnya sebagai seorang pria. Sudahlah, yang terpenting sekarang adalah jawaban apa yang harus aku berikan pada Sungmin?

Kalau kujawab tidak, Sungmin pasti sangat kecewa dan yang terpenting bagaimana dengan semangat belajarnya? Bagaimana kalau ia tak berhasil masuk SMA Myongji?

Kalau kujawab iya, bagaimana kalau aku yang mempengaruhi konsentrasi belajarnya? Bagaimana aku bisa bertanggungjawab pada Bibi Lee? Mana mungkin aku mengatakan padanya kalau aku lalai menjaga anaknya malah bukan menjadi gurunya melainkan pacarnya. Aku tak mau mengecewakan semua pihak.

“Hana-shii…”

Sungmin memanggilku. Kurasa ia sedikit khawatir karena sedari tadi aku tak bicara sedikitpun. Aku menarik nafas panjang. Kutahu sulit memberikan jawaban yang tepat di saat ini. Tapi aku tak bisa membiarkannya terus menanti seperti ini.

“Uhm… Baiklah, aku akan menunggumu menepati janjimu.” jawabku sambil tersenyum.

“Jinja ?” kulihat kegembiraan terlukis dari wajah Sungmin. Kujawab pertanyaannya dengan sebuah anggukan.

“Hana-shii… Sarangheyo…” kata itu adalah kata terakhir yang aku dengar sebelum Sungmin mendekatkan bibirnya ke bibirku.

*****

Aduh, aku tak konsentrasi belajar. Aku teringat Sungmin. Anak itu… berani-beraninya dia mencuri ciuman dariku  !!!  (>///<)/

Kenapa juga saat dia menciumku, aku juga menikmatinya. PABO !!! Pake deg-deg-an segala. Dia kan hanya anak muridku, harusnya aku menolak. Bagaimanapun ini kan cinta terlarang antara guru dan siswanya. *Aduh bahasanya tinggi benar ==”* Aduh kenapa terus memikirkan Sungmin sih ? Tadinya kukira aku hanya akan membohonginya agar lebih rajin belajar, tapi… aku rasa aku menyukainya…

Apa… ?

Suka…?

Pada Sungmin…?

“TIDAK !!!” teriak-ku keluar dari alam imajinasi-ku.

“Plak !!!” satu hantaman keras mendarat di kepalaku

“Aww… sakit…” rintihku sambil memegang kepalaku.

Siapa sih yang berani memukulku sekencang ini. Aku pun mendongak dan mendapati wajah Leeteuk-sunbaenim yang siap meledak. Tentu saja aku kaget bukan kepalang.

“Park Hana !!! Sudah tidak konsentrasi belajar, pake teriak-teriak segala. Apa mau aku pukul lagi hah ?” bentaknya sambil siap melayangkan satu pukulan dengan gulungan bukunya.

“Kyaaa… Ampun ahjusshii… eh, sunbaenim…” teriakku sambil memasang tameng dengan kedua tanganku.

“APA ?! AHJUSSHI ?!?!?! ! @#$%^&@#$%^&*

*****

“Kau telat, noona.” ucap Sungmin menyapa hariku yang sial ini saat aku baru saja tiba di depan pintu rumahnya.

“Ini semua karena kamu tahu !” teriakku marah-marah. Melihat wajahnya, rasanya aku akan meledak.

“Karena aku ? Memangnya aku salah apa?” tanyanya sambil mengangkat sebelah alisnya. Memasang wajah aegyo-nya.

Argh… Mana mungkin aku bilang pada Sungmin kalau aku dihukum lari mengelilingi lapangan sebanyak 20 kali karena melamun di kelas memikirkannya. Ditambah lagi salah memanggil leeteuk-sunbaenim dengan panggilan ‘ahjusshii’. Kalau Sungmin tahu, aku pasti diketawain abis-abisan sama dia. Bisa jatuh harga diriku.

Mukaku menjadi panas dan memerah padam. Spontan aku menutup mukaku dengan tumpukan buku yang aku pegang dari tadi.

“Sudahlah, ayo cepat belajar” perintahku sambil cepat-cepat menaiki tangga menuju kamar Sungmin. Sungmin hanya memasang muka datar sambil menggumam…

“Sampe segitunya kangen sama aku…”

“MWO?!” teriakku kaget mendengar kata-kata Sungmin barusan. Aku membalikkan badan, sambil memandang Sungmin dengan tatapan yang seolah berkata Are-You-Crazy-?!

*****

*Hana POV*

Aku merasa ada perubahan dalam diri Sungmin. Sungmin sekarang jadi lebih giat belajar. Dia jadi gampang diatur juga. Nilai-nilai Sungmin yang hancur lebur perlahan tapi pasti mulai membaik. Dia membuatku senang sekaligus sangat terharu.

Enam bulan berlalu. Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu datang juga. Hari ini adalah pengumuman Penerimaan Siswa Baru di SMA Myongji. Sungmin datang mengajakku pergi ke SMA Myongji. Aku pun mendadak jadi sangat tegang. Hasil kerja kerasku berada pada papan pengumuman di SMA Myongji.

Nampaknya Sungmin merasakan kegalauan dalam hatiku. Selama di perjalanan, Sungmin mengenggamku erat. Dibanding aku dia terlihat lebih tenang.

‘Bisa-bisanya dia tenang. Apa dia lupa sama janjinya ? Bagaimana kalau dia gagal ? Segitukah perasaannya padaku?’ gerutuku dalam hati

Setelah sampai di SMA Myongji, aku melihat sekumpulan anak berdesak-desakan melihat papan pengumuman SMA Myongji. Ada yang tampak sangat bahagia karena berhasil diterima, ada juga yang menangis karena gagal masuk ke SMA bergengsi itu. Aku semakin gugup. Sungmin dan aku pun datang mendekat. Kami melihat satu per satu nama di papan itu.

SMA Myongji

Daftar Nama Siswa yang Diterima

……………………………………

259. ……………………………

250. Lee Sungmin

251. .……………………………

……………………………………

“Yaaaaaaaaa…….” Aku dan Sungmin bersorak bersamaan, spontan kita saling berpelukan. Tak diduga-duga, Sungmin pun langsung mencium bibirkuku. Aku kaget sekali. Astaga, apa Sungmin tidak sadar kalau ia menciumku di depan orang banyak?! Aduh, aku malu sekali (>///<) Tampaknya Sungmin tak memperdulikan tatapan di sekitar kami. Dasar muka tembok !!!

Aku pun protes pada Sungmin. Eh, Sungmin malah membawaku ke atap SMA Myongji. Mau apa coba ke atap ? Kurang kerjaan banget =3=”

“Chagi~a…” panggilnya sambil senyum-senyum gak jelas. Aku pun mendengus kesal.

“Jangan mendengus kayak gitu dong, kayak sapi aja” goda Sungmin

“MWO ?! SAPI?! @$#^$&%^*^&(&)*” aku mulai ngomel sambil memukulnya. Sungmin hanya bisa terkekeh pelan. Setelah aku sedikit tenang, Sungmin mendekatiku. Sungmin memelukku dari belakang dan berbisik di telingaku.

“Chagi~a…”

“Hmm…”

“Tak ada hadiahkah untukku? Aku kan telah berhasil masuk SMA Myongji, berilah penghargaan untukku…” pinta Sungmin sambil merengek padaku.

“Baiklah… Ehm ehm… ‘Selamat bagi Lee Sungmin yang telah berjuang sedemikian rupa sehingga berhasil masuk ke SMA Myongji. Saya Park Hana mengucapkan CHUKKAE HIMNIDA’ sudah puas ?” tanyaku sambil menirukan gaya MC di acara kewisudaan.

“Aniyo… Aku mau lebih…”

“Terus apa dong ?” tanyaku

“Hmm… Ayo ke rumahku selagi umma tidak ada di rumah” sahut Sungmin memasang wajah mesum

“MWO ?!?!?!”

-The End-


17 thoughts on “Noona, Please Kiss Me

  1. good good good…like like like..
    nice ff author..^_^

    hahaha,gak kebayang gege, kangin, sama shindong jd dekoleptor..hahaha
    gak kebayang jga kyu malah jd hyungnya sungmin..hahaha

    paling suka pas umin blang “Dia lebih tinggi dariku”..hhahahaahaha…ketawa sampe perut sakit…umin2 mbok yo kalo pendek i2 jngan blang2..hahaha

    ih..umin yadong… -_-“

    Like

  2. i like itt^^*
    hahahaha~
    tryta umin doyan kissu juja ,kirain mhh dy alim ,itt ngajak k rumah ngapain yy *otak mesum* ehehehe^^

    Like

  3. chingu jangan oneshoot dong nih, suka ceritanyaaa
    tolong dong lanjutin, 1 part atau 2 part lagi aja
    abisan aku mau tau mereka ngapain dirumah umin terus gimana reaksinya kyu kalo tau hana sama umin, ayolah chinguuu *memohon*

    Like

  4. maksud aku comment aku yang ini :
    chingu jangan oneshoot dong nih, suka ceritanyaaa
    tolong dong lanjutin, 1 part atau 2 part lagi aja
    abisan aku mau tau mereka ngapain dirumah umin terus gimana reaksinya kyu kalo tau hana sama umin, ayolah chinguuu *memohon*
    maaf chingu ngerepotin kalo chingu ngga mau juga ngga papa kok hehe 🙂 sekali lagi maaf

    Like

  5. Annyeong Reader Bru Nih Nice FF, Bro(?)
    AKu Kira Kyuhyun Yg Dapet Hana, Kok Jdi Sungmin ???
    Ah~ Sdh lah Yg Penting Bgus 🙂
    Nice Fighting Buat Terus FF.a 😀

    Like

Leave a comment