TWO IN ME CHAP.5



Title : Two In Me Chap.5
Author : GladizCass a.k.a Kim JingSu
Rating : PG-13
Length: Chaptered
Genre : Thriller, Mystery ====>Pengenna sih bgtu..
Cast : Krystal Jung F(X)
Other Cast : Kim JongHyun, Choi Minho (almarhum/plakk), Victoria, Sulli, Jessica, Tiffany (almarhum/plakk). Leeteuk Super Junior (new)
Chap ke-5 ini rekor tercepat yg aku tulis, cuma dua hari. Biasanya bisa sampai tiga atau lima hari, tapi baru aku publish sekarang,hehehe..Silakan dibaca dan semoga suka!

-SULLI POV-
Aku berjalan berjingkat – jingkat melewati kamar eomma, mencoba untuk tidak membuat keributan. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam lewat, namun aku tidak bisa tidur.
Jadi, aku berjalan keluar kamar menuju kamar Krystal eonni. Sesampainya di depan kamar eonni, aku mengetuk pintunya pelan.
“Eonni, jeoyo (ini aku)” Ucapku dengan suara rendah, lalu kembali mengetuk pintu pelan.
Aku menunggu hingga beberapa saat, hingga akhirnya eonni membukakan pintu kamarnya untukku. Kulihat sosok Krystal eonni yang membuka pintu. Dari celah pintu yang terbuka, dapat kusadari bahwa lampu kamar eonni mati.
“Masuklah” Ujar Krystal eonni pelan.
Aku menurut, lalu melangkah masuk melewati Krystal eonni ke dalam kamar. Benar saja, begitu aku masuk, suasana gelap gulita langsung menyambutku. Aku mengernyit, mencium bau tidak enak di udara.
“Eonni, nyalakan lampunya” Pintaku, karna saat ini aku benar – benar tidak bisa melihat apa – apa.
Tidak ada jawaban, dan lampu kamar juga tidak kunjung menyala, “Eonni nyalakan lampunya” Pintaku lagi.
Sedetik kemudian, lampu kamar menyala. Aku mengerjap – ngerjapkan mataku, hingga terbiasa dengan cahaya terang tiba – tiba di kamar eonni. Aku memutar tubuh, melihat ke sekeliling. Tampak Krystal eonni yang telah duduk di tepi tempat tidur sambil menundukkan kepalanya dalam – dalam. Membiarkan rambut panjangnya menutupi wajahnya bagaikan tirai. Ia seakan bersembunyi dalam terangnya cahaya lampu.
“Eonni..” Panggilku pelan lalu bergerak ke arahnya.
Di saat bersamaan, aku menyadari keadaan kamar eonni yang sangat kotor. Sampah berserakan dimana – mana, di setiap sudut kamar, bahkan di atas meja belajar dan meja rias. Kududukkan diriku di samping Krystal eonni yang masih menundukkan kepalanya.
“Eonni gwanchanayo?” Tanyaku.
Namun Krystal eonni tidak menjawab, bergerak pun tidak. Aku merasa sangat bingung, Krystal eonni terasa sangat berbeda, dan apa yang eonni lakukan pada kamarnya terasa lebih aneh lagi. Kamar Krystal eonni tidak pernah sekotor ini.
“Eonni..” Panggilku sambil menepuk pundak Krystal eonni pelan.
Seakan baru saja terasadar, Krystal eonni tersentak kaget, ia menoleh ke arahku,”Sulli-ya..” Ujarnya pelan.
“Eonni,gwanchanayo?”
Krystal eonni terdiam sesaat, “Gwanchana” Jawabnya tanpa ekspresi.
Aku mengamati wajah Krystal eonni yang pucat. Mantanya sendu, lingkaran hitam menghias matanya. Aku merasa iba pada eonni. Aku tidak mengeti mengapa eomma selalu memerahi Krystal eonni, apa yang sebenarnya telah Krystal eonni lakukan?
“Jangan memandangku seperti itu” Ujar Krystal eonni dingin.
Aku sedikit tersentak, “Aku tidak bisa tidur eonni” Ucapku.
“Tidurlah disini” Jawab eonni.
Kembali kualihkan pandanganku pada tempat tidur Krystal eonni yang acak – acakan. Seprai kasur tidak terpasang dengan benar, dan bantal guling juga sudah berserakan di laintai. Pandanganku lalu tertuju pada sebuah kotak putih kecil yang bertengger manis di atas meja rias.
Aku mengernyit, “Eonni apa itu?” Tanyaku sambil menunjuk lurus pada kotak putih tersebut.
“Mwoya?” Krystal eonni balik bertanya.
Kubangkitkan diriku dan berjalan menuju meja rias, lalu meraih kotak putih tersebut. Aku mengerjap takjub saat membuka kotak putih tersebut. Di dalamnya terdapat jam lumba – lumba perak yang sangat cantik.
“Eonni, ini punya eonni?” Tanyaku setelah Krystal eonni berdiri di belakangku ikut mengamati jam dalam kotak putih tersebut.
Aku menoleh memandang Krystal eonni yang mengernyit, tak menjawab pertanyaanku, “Eonni” Ujarku lagi.
“Anio. Aku tidak tahu bagaimana jam itu bisa ada di sini” Jawab Krystal eonni.
“Jam ini cantik sekali” Komentarku.
Krystal eonni diam sesaat, hingga akhirnya berkata, “Ambillah, itu untukmu”
Seketika senyumku langsung mengembang. Aku tidak menyangka eonni akan memberikan jam cantik ini padaku, “Jincayo eonni?” Tanyaku dengan gembira.
Krystal eonni mengangguk, “Simpanlah” Jawabnya sambil mengelus puncak kepalaku lembut.
“Gomawo eonni!” Sorakku lalu menghambur kepelukannya.
Braakkk!!!
Aku tersentak kaget, menyadari pintu kamar yang tiba – tiba terbuka. Dengan cepat aku melepaskan pelukanku, dan menyembunyikan kotak putih tersebut ke dalam kantung celanaku yang cukup besar.
Kualihkan pandanganku pada ambang pintu. Dan benar saja, seperti yang ku kira, eomma sudah berdiri di sana.
-END SULLI POV-
-KRYSTAL POV-
Aku baru tersadar bahwa aku belum mengunci pintu, saat pintu kamarku menjeblak terbuka. Eomma sudah berdiri di ambang pintu sambil menatapkuu marah.
“Sulli-ya, mwohaesso?” Tanya oemma dingin, lalu melangkah masuk ke dalam kamar.
Aku mundur selangkah, bergidik ngeri. Apa lagi yang akan eomma lakukan nanti? Apakah eomma akan memukulku lagi? Atau ia akan kembali melancarkan perkataan – perkataan tajamnya? Atau mungkin lebih parah? Memikirkan semua itu membuat kepalaku pening.
Eomma menarik Sulli menjauh dariku, “Apa yang kau lakukan pada adikmu, huh?” Tanya Eomma sambil menatapku tajam,
“Tidak ada. Aku tidak melakukan apa – apa” Jawabku.
“Aku bosan mendengar kebohonganmu..”
“Benar eomma, eonni tidak melakukan apa – apa. Aku yang datang sendiri kesini” Kata Sulli memotong perkataan eomma.
“Ternyata kau sudah mengajarkan adikmu cara melawan orang tua ya?” Ucap eomma sambil menatapku jijik.
“Anio, eomma” Bantahku dengan suara serak.
“Sulli-ya, kembali ke kamarmu! Tidak tahukah kamu ada berapa penyakit dan pengaruh buruk yang ada di dalam kamar ini?” Ujar eomma tanpa memperdulikan perkataanku, lalu menggiring Sulli keluar.
Sulli yang tidak berdaya hanya menatapku dengan pandangan bersalah, pandangan yang menyayat hatiku.Sebelum keluar dari kamar, eomma berhenti di ambang pintu, dan berbalik. Pandangannya tertuju lurus padaku,
“Jangan pernah, mendekati anakku lagi. Jangan pernah mendekati Sulli. Kau hanya anak pembawa sial, ingat itu!” Ucap eomma dalam.
Sesaat kemudian, eomma melangkah keluar, dan membanting pintu hingga tertutup. Aku tidak tahu harus berbuat apa, berkata apa, perkataan eomma tadi menembus dalam ke dalam diriku, terngiang berulang – ulang ditelingaku. Dadaku terasa sesak. Kakiku terasa lemas, hingga akhirnya aku merosot jatuh terduduk.
Napasku memburu, dadaku benar – benar terasa sesak dan sakit. Entah apa lagi yang harus aku lakukan. Semua ini terlalu melelahkan. Berada sendirian di dunia ini, terlalu melelahkan. Hidupku ini, terlalu melelahkan. Seandainya aku..
Bisa hidup sebagai orang lain..
Tanpa perlu mengalami semua ini..
-END KRYSTAL POV-
-VICTORIA POV-
Aku duduk di kursi teras rumahku, tenggelam dalam buku yang kubaca. Karna sejak kemarin Leeteuk ahjussi sangat sibuk, maka tidak ada waktu baginya untuk menjawab seribu satu macam pertanyaanku mengenai masalah kepribadian ganda. Karna itu, Leeteuk ahjussi malah memberiku buku yang membahas mengenai penyakit disosiasi tersebut.
Membaca buku itu, membuat bulu kudukku merinding. Membayangkan ada lebih dari satu kepribadian dalam diri seseorang, terasa sedikit atau bahkan sangat mengerikan bagiku. Dan dari buku yang kubaca tersebut, aku mengetahui bahwa apabila seseorang sudah mengalami disosiasi, maka orang tersebut dapat menciptakan banyak kepribadian hingga tak terhingga dengan sifat, jenis kelamin, dan fisik yang berbeda. Bukankah sangat aneh?
“Annyoeng haseyo”
Aku tersentak kaget, dengan segera menyingkirkan bukuku dari depan mataku, dan mendongak. Aku hampir tidak percaya dengan apa yang aku lihat, aku mengedip – ngedipkan mataku. Sesaat kemudian aku yakin aku tidak salah liat, itu Jessica. Jung Jessica, di depan pagar rumahku. Apa yang ia lakukan disini?
“Ya! Aku tidak akan memandangku terus seperti aku hantu, hingga aku jadi hantu benerankan?” Tegur Jessica tidak sabar.
Aku mengernyit, tidak begitu mengerti dengan apa yang ia katakan barusan. Dengan sedikit ragu, aku bangkit dari dudukku, berjalan mendekatinya, lalu membuka pintu pagar.
“Ada apa?” Tanyaku heran.
“Tidak menawarkan agar aku masuk dulu? Ramah sekali!” Cibir Jessica, “Ada yang ingin aku bicarakan” Lanjutnya.
“Tentang apa?” Tanyaku semakin heran.
“Krystal”

Kuletakkan segelas sirup di meja ruang tengah. Aku melirik sekilas ke arah Jessica, is tampak tengah memperhatikan sekelilingnya sambil duduk manis di atas sofa biru di ruang tengah rumahku.
“Ada apa dengan Krystal?” Tanyaku sambil mendudukkan diriku di kursi di sebrang Jessica.
Jessica tidak langsung menjawab, ia meraih gelas sirup yang kusediakan, dan menyerapnya lambat – lambat, “Terlalu manis” Komentarnya lalu meletakkan kembali gelas yang ia pegang.
Aku mendengus, ‘Dasar tidak sopan’ Gerutuku dalam hati.
“Kau tahukan tentang surat yang Minho berikan pada Krystal?” Tanya Jessica memulai pembicaraan.
Aku mengangguk, “Minho menitipkan suratnya padaku”
“Apakah kau tahu isinya”
Aku terdiam, “Aku tidak membacanya, tapi aku tahu intinya dari Krystal. Bukankah Minho mengajak Krystal untuk bertemu di taman?”
Jessica mengangguk, “Dan apakah kau tahu apa yang terjadi di taman hari itu?”
Aku tercenung, “Anio. Aku bahkan tidak tahu kalau Krystal datang. Aku pikir ia tidak mau, ia pikir surat Minho hanyalah lelucon”
“Krystal datang” Jessica mengeskan, “Ia datang ke taman. Dan surat dari Minho bukanlah lelucon tapi jebakan” Lanjut Jessica.
“Jebakan?”
Jessica kembali mengangguk, “Aku, Tiffanny, Jonghyun, dan Minho, bertaruh dengan teman – teman kami yang lain untuk membuat Krystal mau berciuman dengan Minho”
Mendengar perkataan Jessica membuatku seakan disambar petir, “Mworago?”
“Membuat Krystal mau berciuman dengan Minho. Mengertikan? Minho mencium Krystal, dan Krystal tidak menolak, lalu aku dan Jonghyun merekamnya”
“Tidak mungkin. Krystal tidak menolak? Ia berciuman dengan Minho?” Tanyaku tak percaya.
“Tentu saja. Ia wanita murahan”
“Jaga perkataanmu” Balasku sengit.
Jessica tersenyum kecil, “Bukan itu yang ingin kubahas. Dan apakah kau tahu bahwa hari Krystal dijebak adalah hari dimana Tiffany dibunuh?”
Perkataan Jessica kembali mengejutkanku, perasaan tidak enak pelan – pelan merayapiku, “Jadi?” Tanyaku pelan.
“Saat misi kami dimulai saat itu, Tiffany belum datang sampai di taman. Hingga Krystal menyadari bahwa ia dijebak, dan pergi meninggalkan taman, Tiffany masih belum sampai” Ujar Jessica.
Jessica menatapku dalam, “Beberapa menit setelah Krystal meninggalkan taman, aku menelpon Tiffany. Tiffany sempat mengangkat telponnya, dan bercakap denganku selama beberapa menit. Namun tidak lama kemudian, sambungan terputus. Aku berusaha untuk menghubunginya lagi, tersambung, namun tidak di angkat”
Aku mendengarkan penjelasan Jessica dengan seksama, “Aku berpikir, bahwa sambungan terputus terjadi saat Tiffany di tangkap dan di seret ke gang” Lanjut Jessica.
“Apa hubungannya dengan Krystal?” Tanyaku.
“Tidak kah kau berpikir sedikit saja tentang apa yang bisa ia lakukan?” Jessica balik bertanya.
Jawaban dari pertanyaan Jessica sejujurnya sudah aku pikirkan sejak ia berkata bahwa Krystal di jebak. Aku tahu apa yang Jessica pikirkan, ia berpikir bahwa Krystal lah yang membunuh Tiffany. Tapi aku tahu Krystal tidak akan melakukan hal seperti itu. Namun mengingat bagaimana ia menamparku saat terakhir kali kami bertemu, membuatku merasa…
“Krystal adalah korban dari perbuatan kurang ajar kalian” Belaku.
“Korban yang ingin balas dendam”
“Kalau pun ia ingin, tidak akan sampai membunuh” Bantahku.
Namun sesaat kemudian aku mengingat perkataan Krystal di taman. Dan sifat aneh nya itu. Mengingatnya membuatku meragukan perkataanku sendiri.
“Kau bahkan dapat mengira apa yang bisa Krystal lakukan” Tukas Jessica.
Aku memicingkan mataku, “Aku bukan mengira apa yang dapat Krystal lakukan. Aku mengira – ira apa yang bisa kau pikirkan. Kau bahkan menuduhku yang membunuh Tiffany saat itu” Tuduhku masih berusaha membela Krystal, walau dalam hati aku pun mencurigai Krystal.
Namun kalau pun benar aku mencurigai Krystal. Aku tidak akan menampakkan nya di depan yeoja yang telah memperlakukan aku dan Krystal bagaikan manusia yang tak berarti. Dan kalau pun benar, Krystal yang membunuh Tiffany, itu pun kesalahan mereka sendiri.
“Aku sters saat itu” Sangkal Jessica, “Dan kalau aku yakin benar kau yang membunuh Tiffany, aku tidak akan repot – repot ke sini”
“Kau memang tidak perlu repot – repot ke sini. Kalau kau yakin bahwa aku atau sahabatku yang membunuh sahabatmu itu, kau tinggal melaporkan kami ke polisi”
Senyum kecil kembali menghiasi wajah mungil Jessica, “Seharusnya kau bersyukur aku tidak melaporkan kalian ke polisi. Karna kalau terbukti benar salah satu atau malah kalian berdua yang membunuh sahabatku, kalian sudah di hukum gantung”
Aku mengepalkan tanganku, “Laporkan saja kami, tidak akan ada bukti. Karna kami tidak melakukannya” Tantangkuku sambil menahan emosi.
“Seandainya bisa, akan ku lakukan. Tapi aku tidak bisa”
“Wae? Kau tidak mungkinkan merasa kasihan pada kami?” Tanyaku dengan nada meremehkan.
“Tentu saja tidak” Jawab Jessica langsung.
“Jadi kenapa?”
“Aku, Minho, dan Jonghyun sudah sepakat untuk tidak mengungkit apapun yang terjadi di taman di depan polisi” Jawabnya.
Aku tertawa, “Kalian masih berusaha menjaga nama baik kalian saat salah satu sahabat kalian telah mati dibunuh? Hebat sekali!” Komentarku lalu kembali tertawa.
“Bukankah kau menyuruhku untuk menjaga perkataanku? Sepertinya kau harus memperingatan dirimu sendiri sekarang” Ujar Jessica sengit.
Aku bangkit berdiri, “Aku tidak peduli” Tukasku, “Lebih baik kau pergi sekarang, tidak ada satu pun perkataanmu yang penting”
“Tapi masuk akal kan?” Ucap Jessica sambil memasang senyum yang membuatku merasa sangat marah.
“Pergi!” Perintahku.
“Aku akan pergi, tenang saja. Aku juga sudah tidak betah disini”
Jessica bangkit berdiri dari duduknya. Melenggang melewatiku, namun baru beberapa langkah, ia kemali berhenti, dan membalik badannya menghadapku.
“Aku hampir lupa, handphone Tiffany tidak di temukan di mana pun. Aku sudah mencarinya sendiri tadi di sekitar taman dan jalan yang biasa dilalui Tiffany untuk menuju taman. Namun tetap tidak ada”
“Aku tidak peduli” Jawabku.
“Dan apakah kau juga tidak peduli tentang apa yang terakhir kali Krystal katakan sebelum meninggalkan taman?” Tanya Jessica. Aku tidak merespond.
“Aku masih ingat sekali apa yang ia katakan,” Ucap Jessica, “Aku mungkin akan kalah di kehidupan ini, tapi rasa bersalah akan menghukum mereka yang menyakitiku”
Dapat kurasakan tatapan penuh arti dari Jessica, “Ia pandai menyusun kata – kata” Komentar Jessica lalu melenggang pergi.
“Tidak. Ia tidak pandai menyusun kata – kata” Jawabku pelan.

“Aiisshh..!” Aku mendesah kesal.
Kurebahkan diriku di atas kasur. Memandang langit – langit kamarku, menerawang. Kupajemkan mataku, mengingat percakapan antara aku dan Krystal di taman tempo hari.
‘Ya, memang sudah terlambat, aku sudah membunuhnya’
Perkataan Krystal hari itu kembali terngiang di telingaku. Ingatan ku lalu beralih pada hari di mana aku mengikutinya masuk ke gudang reyot di lapangan dekat rumahnya.
‘Kau bilang apa? Boneka sampah?! Ia bukan boneka sampah! Ia temanku! Ia bernyawa! Kaulah boneka sampah!’
Aku membuka mata, lalu menegakkan diriku. Aku kembali mendengus, mengacak rambutku asal. Apa yang sebenarnya tengah terjadi? Apakah perkataan Jessica benar? Apakah Krystal mungkin melakukan hal seperti yang Jessica pikirkan? Apakah mungkin Krystal membunuh Tiffany? Tidak, sebagaimana pun sifat Krystal, ia tidak akan melakukan hal – hal seperti itu. Aku memang tidak begitu mengerti Krystal, tapi aku yakin ia tidak akan melakuka itu. Melakukan pembunuhan, Krystal tidak akan melakukannya.
Namun, apabila aku mengaitkan dengan masalah disosiasi. Hal itu bisa saja terjadi kan? Apabila di dalam tubuh Krystal ada kepribadian lain, hal itu bisa terjadi. Dan kemungkinan Krystal mengalami disosiasi, memiliki kemungkinan yang besar.
Mengingat perilaku Jessica dan kawan – kawannya, serta orang tua Krystal terhadapnya, pasti membuatnya sangat tertekan. Bagaimana ibu Krystal yang tidak pernah berpihak dan mempercayai Krystal. Jessica dan teman – temannya yang selalu mem-bully nya setiap hari. Minho yang memfitnahnya, hingga ia dikeluarkan dari sekolah. Hilangnya kesempatan banginya untuk bersekolah. Dan pelecehan yang dilakukan Minho dan lainnya padanya. Dan hal – hal lain, yang sudah lebih dari cukup untuk membuatnya tertekan dan stress hingga mengalami disosiasi.
Walau begitu, aku tidak bisa begitu saja menyimpulkan. Karna aku tidak pernah melihat Krystal menampakkan wajah tertekan, stress, atau apa. Ia selalu tampak tenang dan tidak peduli. Hanya saja, ia selalu terlihat diam.
-END VICTORIA POV-
-KRYSTAL POV-
PRANGGG!!!!!
Jantungku mencelos saat dengan tidak sengaja, aku menjatuhkan piring kaca yang kupegang hingga hancur berkeping – keping. Dengan terburu – buru aku memunguti pecahan piring kaca itu dengan tanganku.
“Eonni, ada apa?” Tanya Sulli yang segera menghampiriku.
“Jangan mendekat!” Seruku, tidak ingin Sulli terluka karna menginjak pecahan kaca.
Namun sialnya, telapak tanganku malah tertancap bagian tajam pecahan kaca tersebut, hingga berlahan – lahan telapak tanganku mengucurkan darah segar.
“Eonni!” Teriak Sulli panik saat melihat tanganku yang berdarah.
Tanpa pikir panjang, dan melihat terlebih dahulu. Sulli segera berlari, hendak menghampiriku. Belum sempat aku mencegahnya, telapak kaki Sulli tanpa sengaja menginjak pecahan kaca yang berhamburan di lantai yang belum sempat aku punguti.
“Arkh!” Pekik Sulli kesakitan.
Aku buru – buru membuang pecahan kaca di tanganku ke dalam kantung plastic yang ada di dekatku. Lalu segera mendekati Sulli.
“Sulli-ya, gwanchana?” Tanyaku khawatir sambil memeriksa telapak kaki Sulli yang sudah mengucurkan darah.
“Sakit” Jawab Sulli sambil terisak.
Sebuah pecahan kaca menancap dalam di telapak kaki kanan Sulli. Pasti sakit sekali,
“Sulli-ya, tahan sebentar” Ucapku.
Seseat kemudian, aku segera menarik keluar pecahan kaca yang menancap di telapak kaki Sulli. Reflek, Sulli berteriak cukup kencang. Darah di kaki Sulli kembali mengucur. Tepat saat aku hendak mencoba menghentikan pendarahannya, eomma muncul.
“Sulli-ya!” Pekik eomma.
Dengan segera eomma bergerak mendekati kami, dan mendorongku kuat ke belakang. Aku yang tidak dalam pertahan, terdorong ke belakang begitu saja. Aku berusaha menahan tubuhku dengan siku. Namun lengan dan siku ku malah ikut terkena pecahan kaca yang masih berhamburan di lantai. Aku meringis, menahan perih yang mulai menjalari lenganku.
“Apa yang kamu lakukan padanya, huh?” Seru eomma marah sambil sibuk membelit telapak kaki Sulli dengan perban.
Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan. Karna kali ini, aku merasa bahwa ini memang kesalahanku. Setelah eomma selesai dengan Sulli, eomma membawa Sulli ke luar dapur, dan kembali sambil menatapku dengan penuh amarah.
Eomma menarikku bangkit dengan kasar, lalu melayangkan tamparan keras hingga aku kembali terjerembab jatuh. Kurasakan tubuhku bergetar menahan rasa sakit. Sudut bibirku meneteskan darah saking kuatnya tamparan eomma.
“Anak pembawa sial! Apa yang kau lakukan pada adikmu? Jauhi dia! Jangan sakiti anak ku! Jangan buat anakku menjadi seperti mu! Dasar pembangkang! Lebih baik kau mati!” Seru eomma gusar lalu melangkah cepat meninggalkanku.
Tubuhku bergetar hebat, rasa sakit menjalari seluruh tubuhku. Dadaku kembali terasa sesak, seakan ada yang mencengkram jantungku kuat – kuat . Kurasakan diriku ingin menangis, namun aku tidak bisa. Sesuatu terasa menahanku agar tetap tegar, entah apa. Namun aku sadar aku tidak bisa. Semua yang terjadi di kehidupanku terlalu sulit bagiku. Mungkin eomma benar, sebaiknya aku mati.
Kutegakkan tubuhku, memungut sekeping kaca dengan bagian runcing di ujungnya. Aku menatap kepingan kaca itu dalam. Pikiranku tak bisa terfokus, perasaanku berkecamuk. Semua ini terlalu melelahkan.
-END KRYSTAL POV-
-VICTORIA POV-
Akhirnya, aku memutuskan untuk menemui Krystal setelah berpikir selama kurang lebih tiga jam. Sebenarnya aku juga tidak tahu apa yang akan aku katakan, mungkin aku hanya akan menanyakan kondisinya. Aku tidak tahan hanya diam di rumah, tanpa mengetahui apa yang dilakukan dan apa yang terjadi padanya. Terlebih, mengingat Jessica yang mencurigainya, aku takut ia akan melakukan hal yang buruk pada Krystal.
Langkaku terhenti saat melewati taman yang berada di dekat sekolah kami dulu. Tempat saat Krystal mengatakan bahwa Minho telah meninggal beberapa hari lalu.
Aku memicingkan mataku. Tampak seorang yoeja berambut panjang tengah mengayun – ayunkan tubuhnya pelan di ayunan taman sambil menundukkan kepala. Yeoja itu tampak familiar, ia tampak seperti Krystal.
Aku terdiam sesaat, menimbang – nimbang apakah aku perlu menghampirinya? Kalau ia bukan Krystal bagaimana? Tapi bagaimana kalau itu benar Krystal? Aku menghembuskan napas, dan akhirnya memutuskan untuk menghampiri yeoja tersebut.
“Chogiyo” Seruku, setelah berada beberapa meter di dekat yeoja itu.
Yeoja itu tidak merespond, dan di jarak sedekat ini, aku yakin bahwa yoeja itu adalah Krystal. Aku kembali melangkah mendekat.
“Krystal-ssi..” Panggilku.
Berlahan, yeoja itu mengangkat wajahnya. Disaat bersamaan aku dapat melihat wajah pucat yeoja tersebut. Benar saja, ia adalah Krystal.
“Krystal, apa yang kau..” Perkataanku terputus saat menyadari lengan dan kaki Krystal yang bercucuran darah yang mulai mongering.
Aku membelalak, lalu segera mendakatinya, dan memeriksa luka – lukanya. Kaki dan lengan Krystal yang di hiasi goresan – goresan tajam yang masih tampak baru. Pendarahannya telah terhenti, namun sisa – sisa darang kering masih menghiasi kaki dan tangannya.
“Krystal-a, gwanchanayo?” Tanyaku khawatir.
“Krystal, ia hanyalah seorang yeoja lemah” Ucap Krystal dalam.
Aku mengernyit, hendak menanyakan maksud dari perkataannya. Namun aku menyadari bahwa telapak tangan kanan Krystal masih mengucurkan darah merah segar. Dengan segera aku menarik tangan Krystal mendekat ke arahku, aku membuka telapak tangannya yang mengepal.
Aku kembali membelalak saat menyadari bahwa sedari tadi ia menggenggam erat pecahan kaya tajam di tangannya. Hingga telapak tangan Krystal terluka cukup dalam.
“Krystal..” Ucap Krystal pelan, “Ia hanya seorang gadis lemah” Lanjutnya.Sedetik kemudian, Krystal terkulai lemas. Ia jatuh ke depan, kedalam pelukanku.
“Krystal-ya!” Seruku panik sambil mengguncang tubuhnya.
-END VICTORIA POV-
-TBC-
Gomawo dah baca..
Jangan lupa comment dan kalau suka dilike ya!


16 thoughts on “TWO IN ME CHAP.5

  1. Ttep kren
    tmbah mnarik thor…
    Daebakk!!!
    Ak ga bs ngomong ap2 lg..udh perfect sii
    hahahaha

    Like

  2. Beuhh keren.. Krystal bunuh sica dongg dia udh tau tuh.. Ih eommanya Krystal jhat bnget sangat2 malah tubuhnya krystal bercucuran drah ibunya malah marahin dia jdi nngis byanginnya.. Itu Krystal knpa kok pingsan.. Update kilat #petirkaliah

    Like

    1. Sabar..sbar..tungguin aja tindakan Krytstal selanjutnya. Nanti di baca aja di chap selanjutnya ya..
      Gomawo dah baca n comment

      Like

    1. Disosiasi itu penyakit kejiwaan, jdi dalam diri seseorang itu ada dua atau lebih kepribadian yang berbeda sifat, bahkan jenis kelaminnya.Nanti id chap2 selanjutnya bkl aku lebih perjelas lagi..
      Gomawo dah baca n comment..

      Like

  3. Omoooooooo… keren keren keren… Aigoooo aku bner2 suka ama FF ini… critanya bagusssss… DAebak^^

    Haizzzzz… omma krystal jahat… ada ya omma kyk gtu..??? sebel…

    Krystal ksian banget siiii T.T #naangis bareng krystal…

    Bayangin Sulli di FF ni pasti lucu banget… ahihihi

    Di part ini gak sehoror kyk part2 sbelumnya yg bner2 buat aq bergidik.. tpi di part ini ada yg buat aku ngeri banget wktu krystal ama sulli kena pecahan kaca… hiiiii pasti sakit baget tuuuuuuu…

    Lanjuuuuuttt Auhtorrrr…^^
    Gak sabar nunggu lanjutannya…hhe

    #kasi empat jempol buat Authornya 🙂

    Like

    1. Di chap ini aku memang nggak terlalu menekankan hal – hal yang bikin ngeri, tapi di chap selanjutnya nanti mungkin bakal ada..
      Wah, di kasih empat jempol..
      Gomawo dah di baca dan di comment..
      Tunggu aja ya, chap selanjutnya..

      Like

  4. Itu kayaknya krystal bukan anak kandung ya ? Ummanya jahat bgt -_-”
    Jujur,kasian bgt sm victoria yg dilema,galau,dsb..gmna kalo akhrnya tau kalo yg mbunuh itu krystal..pst vic jd org yg plg kasian krn tau keadaan yg sebenernya..omoooo
    Lanjutan ASAP ya saeng 😉

    Like

  5. Iih thor merinding q bca.a, kesian bgt krystal T.T menurut q itu bkn salah.a krystal!! :@ itu salah.a sulli sndri dah d bilangi jgn dkat” al.a ada pecahan kca d stu eh malah lari ke situ dia gra” liat tgn.a krystal luka kena kaca ;> ih pkk.a kesal betul q am eomma.a krystal tu jhat btul!!!!!!!!! :@ ;>

    Like

Leave a comment